Anda di halaman 1dari 9

Modul 4

Proses Pemecahan Masalah

Pemecahan Masalah merupakan proses  dan strategi memecahkan/menyelesaikan suatu


masalah dan bukan pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran.

Contoh: 5 x 4 =…… bukan masalah bagi anda, tapi mungkin jadi masalah untuk siswa kelas
1.

Proses atau strategi menyelesaikan contoh diatas:

1. Bisa dengan 5 + 5 + 5 + 5 = 20

2. Bisa dengan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 20

3. Langsung dikalikan, dengan hasil 20

Menurut George Polya ada 4 langkah dalam proses pemecahan masalah, yaitu:

Langkah 1. Memahami masalah

Langkah 2. Menyusun perencanaan

Langkah 3. Melaksanakan rencana

Langkah 4. Melihat/memeriksa

Contoh soal 4.1

Tempatkan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dalam lingkaran. Jumlah tiga bilangan pada


setiap sisi segitiga sama dengan 12 

Langkah 1. Memahami masalah

Bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 harus digunakan untuk megisi lingkaran, setiap jumlah sisi
segitiga sama dengan 12

Langkah 2. Merencanakan pemecahan 

Secara acak kita coba-coba mengisi lingkaran dengan angka 1, 2, 3, 4, 5,  dan 6. Lalu periksa
hasilnya disetiap sisi apakah berjumlah 12

Langkah 3. Melaksanakan rencana


Mengisikan angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada lingkaran. Serta memeriksanya, sehingga
diperoleh jumlah setiap sisi adalah 12.

Langkah 4. Melihat/memeriksa kembali

Periksa hasil penjumlahan dari angka yang ada disetiap sisi lingkaran,

4 + 2 + 6 = 12

6 + 1 + 5 = 12

5 + 3 + 4 = 12

Contoh soal 4.2

Tentukan tiga suku berikutnya untuk melengkapi polanya

1, 2, 4,__,__,__

Langkah 1. Memahami masalah

Terdapat baris bilangan yaitu suku ke-1, ke-2, dan ke-3 berturut-turut 1, 2, dan 4. Harus
mencari 3 suku berurutan berikutnya 

Langkah 2. Merencanakan pemecahan 

Tampak bahwa polanya adalah besarnya suatu suku sama dengan 2 kali besar suku tepat
sebelumnya

Langkah 3. Melaksanakan rencana

Suku ke-4 sama dengan 2 x 4 =8, suku ke-5 sama dengan 2 x 8 = 16, dan suku ke-6 sama
dengan 2 x 16 = 32. sehingga diperoleh barisan 1, 2, 4, 8, 16, 32

Langkah 4. Melihat/memeriksa kembali

Periksa mungkin saja ada cara lain, dengan cara melihat selisih per suku, selisih dua suku
pertama adalah 2 – 1 = 1, selisih suku ke-3 dan ke-2 adalah 4 – 2 = 2. berarti untuk selisih
suku berikutnya berurutan, 3, 4, 5, 6, dst. 

Sehingga barisannya berikut ini:

1, 2, 4, 7, 11, 16

Bisa saja terjadi suatu data memiliki lebih dari satu pola. 
Kegiatan Belajar 2

Strategi Pemecahan Masalah

1. Mencari pola dari ketentuan dalam soal

2. Membuat dugaan jawaban soal dan mengecek kebenarannya

3. Membuat gambar/diagram/tabel untuk memperoleh jawaban soal

4. Menggunakan variabel dan membentuk model matematika

5. Membuat daftar yang terorganisasi dari ketentuan dalam soal

6. Memilih dan menerapkan rumus yang sesuai

7. Menyelesaikan soaldengan menggunakan penalaran langsung

8. Bekerja mundur

Contoh 4.9 (Strategi penggunaan Tabel/daftar yang terorganisir)

Berapakah banyaknya cara menukarkan uang kertas Rp 2.500 dengan uang seratusan,
limaratusan, atau seribu rupiah?

1. Memahami soal, pada soal diatas dipahami bahwa tidak ada banyaknya uang tersedia
untuk menukar uang kertas dan uang 100, 500 dan 1000 tidak perlu semua digunakan.

2. Menyusun perencanaan, pada soal diatas penukaran uang dapat mempertimbangkan:

 Tanpa uang seribu 


 Satu uang seratus
 Dan dua uang seribuan

3. Melaksanakan rencana

Keterangan:

R = Ribuan

T = Seratusan

L = Lima ratusan

4. Memeriksa kembali 
Setelah disusun secara sistematis dengan mempertimbangkan banyaknya 1000, 500,
100an dimulai dari nol.

Modul 5

Kegiatan Belajar 1

Relasi Keterbagian

A. Keterbagian
Dalam suatu pembagian seperti 12 : 3 = 4 dapat dinyatakan sebagai suatu pernyataan lain
yang maknanya sama, misalnya seperti berikut ini.
12 terbagi habis oleh 3
3 adalah pembagi dari 12
12 adalah kelipatan dari 3
3 adalah faktor dari 12
3 membagi habis 12, atau secara singkat dikatakan “3 membagi 12”.
Pernyataan pernyataan tersebut disimbolkan dengan “3 | 12” dibaca “3membagi 12”.
Simbol ini berbeda dengan 3/12 yang berarti 3: 12. Secaraumum, pengertian keterbagian
ini dinyatakan sebagai definisi berikut ini.
Definisi 5.1:
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan b  0 maka b membagi a ditulisb | a, jika ada
suatu bilangan bulat m sedemikian hingga a = mb.

Catatan:
1) Meskipun 0 : 0 tidak didefinisikan, tetapi 0 | 0 adalah suatu pernyataanyang benar,
sebab 0 = a . 0, untuk setiap bilangan bulat a.
2) Kalimat “5 tidak membagi 12” di simbol 5 ∤ 12, yang berarti pula 12bukan kelipatan
dari 5 atau 5 bukan faktor dari 12.

Contoh 5.1:
Benar atau salahkah pernyataan berikut ini. Jelaskan jawaban Anda!
(a) (-3)|12 (b) 0 | 3 (c) 3 | 0 (d) 8 ∤ 2
(e) Untuk setiap bilangan bulat a, 1| a
(f) Untuk setiap bilangan bulat a, (-1) | a.
Jawab:
(a) (-3)|12 adalah suatu pernyataan yang benar, sebab 12 = (-4)(-3).
(b) 0 | 3 adalah suatu pernyataan yang salah, sebab tak ada bilangan bulat c sedemikian
hingga 3 = c . 0
(c) 3 | 0 adalah suatu pernyataan yang benar, sebab 0 = 0 . 3.
(d) 8 ∤ 2 adalah suatu pernyataan yang benar, sebab memang tak adabilangan bulat c
sedemikian hingga 2 = c . 8.
(e) Untuk setiap bilangan bulat a, 1 | a adalah suatu pernyataan yang benar,sebab a = a . 1
(f) Untuk setiap bilangan bulat a, (-1)|a adalah suatu pernyataan yang benar,sebab a = (-a)
(-1).
Teorema 5.1:
Jika a, b dan d adalah bilangan-bilangan bulat, maka
(a) Apabila d | a dan d | b, maka d | (a + b)
(b) Apabila d | a dan d ∤ b, maka d ∤ (a + b)
Karena pengurangan dapat dipandang sebagai penjumlahan maka teorema tersebut juga
benar untuk pengurangan, yaitu
Teorema 5.2:
Jika a, b dan d adalah bilangan-bilangan bulat maka
(a) Apabila d | a dan d | b, maka d | (a - b)
(b) Apabila d | a dan d ∤ b, maka d ∤ (a - b)
Bukti:
(a) Karena d | a, sesuai dengan Definisi 5.1, maka a = m.d, untuk suatubilangan bulat m.
Demikian pula, karena d | b, sesuai dengan Definisi5.1, maka b = n.d, untuk suatu
bilangan bulat n. Ruas-ruas dari a = m.ddan b = n.d dijumlahkan maka diperoleha + b =
m.d – n.d = (m + n).dKarena m dan n bilangan-bilangan bulat, maka (m + n) suatu
bilanganbulat pula, misalnya m + n = k sehingga a + b = k.d.Hal ini, sesuai dengan
Definisi 5.1, dapat disimpulkan bahwa d | (a + b).
(b) Karena kesimpulannya merupakan pernyataan negatif, maka pembuktiannya cukup
dengan sebuah contoh, misalnya: 3 | 6 dan 3 ∤ 4 maka 3∤(6+4)dan 3 ∤ (6 – 4)Hasil lain
yang dapat diperoleh dari Definisi 5.1, jika d|a, maka a = m.d,untuk suatu bilangan bulat
m. Jika kedua ruas dari kesamaan ini dikalikandengan suatu bilangan bulat k maka
diperoleh ka = (km)d. Dan karena k dan m masing-masing bilangan bulat maka (km)
suatu bilangan bulat sehingga d |ka. Hal ini dinyatakan sebagai teorema berikut ini.
Teorema 5.3:
Misalkan a dan d bilangan-bilangan bulat, apabila d | a maka d | ka,untuk sebarang
bilangan bulat k.
Contoh 5.2:
Apabila a, b, dan c adalah bilangan-bilangan bulat, pernyataan berikut ini, manakah yang
salah? Selanjutnya, jika pernyataan itu salah, berilah contohkontranya, dan jika benar
buktikanlah!
(1) Jika a | (b + c), maka a | b dan a | c
(2) Jika a | bc, maka a | b atau a | c
(3) Jika a | b dan a ∤ c, maka a | bc
(4) Jika a | b dan b | c, maka a | c.
(5) Jika a | b dan a | c, maka a | bc.
Jawab:
(1) Salah, misalnya 5 | (3 + 7) benar, tetapi 5 ∤ 3 dan 5 ∤ 7.
(2) Salah, misalnya 6 | (3 · 4) benar, tetapi 6 ∤ 3 ataupun 6 ∤ 4.
(3) Benar, sesuai dengan Teorema 5.3, jika a | b, maka a | bc untuk setiap bilangan bulat
c.
(4) Benar, buktinya sebagai berikut.Karena a| b, maka b = ma, untuk suatu bilangan bulat
m. Dan karenab|c, maka c = nb, untuk suatu bilangan bulat n. Sehingga c = n(ma)
=(nm)a. Karena m dan n bilangan- bilangan bulat, maka mn suatu bilangan
bulat, sehingga dari c = (nm)a dapat disimpulkan bahwa a | c.
(5) Benar, buktinya sebagai berikut.Karena a | b, maka b = ma, untuk suatu bilangan bulat
m. Dan karenaa|c, maka c = na, untuk suatu bilangan bulat n. Jika kedua
kesamaantersebut ruas-ruasnya dikalikan, terdapat bc = (ma)(na) = (mna)a. Karena m, n
dan a bilangan-bilangan bulat, maka (mna) suatu bilanganbulat, dan karena bc = (mna)a
maka dapat disimpulkan a | bc.
Kegiatan Belajar 2

Ciri Bilangan Terbagi Habis

Bilangan yang habis dibagi maksudnya bilangan yang tidak memiliki sisa jika dibagi
dengan suatu bilangan.Biasanya saat kita membagi terutama yang bagi kurung, kita selalu
menuliskan hasil baginya di atas bagi kurungnya, setelah itu kita kalikan.Hasil perkalian antara
hasil dan pembagi kita taruh di bawah bilangan pokok yang dibagi.Kemudian kita kurangi.Saat
mengurangi ini, jika pengurangannya bernilai nol maka pembagi itu dikatakan bisa membagi
habis bilangan tersebut.Inilah yang disebut habis dibagi yaitu tidak bersisa.

Cara untuk menguji apakah suatu bilangan bulat n terbagi habis oleh suatu bilangan bulat
d atau tidak. Yaitu n dinyatakan sebagai jumlah atau selisih dari dua bilangan bulat yang salah
satu sukunya dipastikan terbagi oleh d. jika suku yang lain terbagi habis oleh d, maka n terbagi
habis oleh d, tetapi jika suku yang lain itu tak terbagi habis oleh d, maka n tidak habis terbagi
oleh d. tentu saja suku kedua tersebut diusahakan sekecil mungkin.

Bagaimana ciri – ciri dan karakter bilangan yang habis dibagi?.Karakter dari suatu
bilangan yang habis dibagi itu tergantung dari pembaginya. Berikut uraian beberapa bilangan
pembagi yang berpengaruh terhadap hasil bagi:

1. Ciri terbagi habis oleh 2


Suatu bilangan bulat terbagi oleh 2, jika angka satuannya terbagi habis oleh 2.
2. Ciri terbagi habis oleh 5
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 5, jika angka satuannya terbagi habis oleh 5,
yaitu jika angka satuannya 0 atau 5.
3. Ciri terbagi habis oleh 10
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 2, jika angka satuannya terbagi habis oleh 2,
yaitu jika angka satuannya 0.
4. Ciri terbagi habis oleh 4
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 4, jika dua angka terakhir dari bilangan itu
menyatakan suatu bilangan yang terbagi oleh 4.
5. Ciri terbagi habis oleh 8
Suatu bilangan bulat terbagi oleh 8, jika tiga angka terakhir dari bilangan itu
menyatakan suatu bilangan yang terbagi habis oleh 8.
Contoh:
Apakah 83.026 terbagi habis oleh 2, oleh 4, oleh 8?.
2 | 83.026, sebab 2 | 8 yaitu 2 membagi habis angka terakhirnya.
4 ł 83.026, sebab 4 ł 26 yaitu 4 tidak membagi habis bilangan dua angka terakhirnya.
8 ł 83.026, sebab 8 ł 26 yaitu 8 tidak membagi habis bilangan tiga angka terakhirnya.
6. Ciri terbagi habis oleh 3
Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 3, jika jumlah angka-angkanya terbagi
habis oleh 3.
7. Ciri terbagi habis oleh 9
Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 9, jika jumlah angka-angkanya terbagi
habis oleh 9.
Contoh:
Apakah bilangan-bilangan bulat berikut terbagi habis oleh 3 dan oleh 9?
a. 425.112
Karena 4 + 2 + 5 + 1 + 1 + 2 = 15 dan 3 |15, maka 3 | 425.112.tetapi karena 9 ł 15,
maka 9 ł 425.112.
b. 436.545
Karena 4 + 3 + 6 + 5 + 4 + 5 = 27 dan 9 | 436.545.Selanjutnya, karena 3 | 9 dan 9 |
436.545, maka 3 | 436.545.
8. Ciri terbagi habis oleh 7
Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 7, jika bilangan bulat tersebut tanpa angka
satuan dikurangi dua kali angka satuan itu, hasilnya terbagi habis oleh 7.
Contoh:
Apakah 97.538 terbagi habis oleh 7?.Ambil dan pisahkan angka terakhir dari 97.538,
yaitu 8, untuk dikalikan 2, yaitu 8 x 2 = 16.Hasil 16 ini untuk mengurangi 9.753, yaitu
9753 – 16 = 9.737. Selanjutnya, ambil dan pisahkan angka terakhir dari 9.737, yaitu 7,
untuk dikalikan 2, yaitu 7 x 2 = 14, hasil 14 ini untuk mengurangi 973, yaitu 973 – 14 =
959. Selanjutnya 9 x 2 = 18, lalu 95 – 18 = 77.Oleh karena 7 | 77 maka 7 | 97.538.

9. Ciri terbagi habis oleh 11


Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 11, jika jumlah angka-angka pada tempat
gasal (dari belakang) dikurangi dengan jumlah angka-angka pada tempat genap (dari
belakang) terbagi habis oleh 11.
Contoh:
Apakah 97.454.357 terbagi habis oleh 11?.Jumlah angka-angka pada tempat gasal (ingat
mulai dari angka satuan) adalah 7 + 3 + 5 + 7 = 22.Jumlah angka-angka pada tempat
genap adalah 5 + 4 + 4 + 9 = 22. Jumlah angka-angka pada tempat gasal dikurangi
dengan jumlah angka-angka pada tempat genap = 22 – 22 = 0. Karena 11 | 0, maka 11 |
97.454.357.
10. Ciri terbagi habis oleh 13
Suatu bilangan bulat terbagi habis oleh 13, jika bilangan bulat tersebut tanpa
angka satuan dikurangi sembilan kali angka satuan itu, hasilnya terbagi habis oleh 13.

Anda mungkin juga menyukai