Contoh: 5 x 4 =…… bukan masalah bagi anda, tapi mungkin jadi masalah untuk siswa kelas
1.
1. Bisa dengan 5 + 5 + 5 + 5 = 20
2. Bisa dengan 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 20
Menurut George Polya ada 4 langkah dalam proses pemecahan masalah, yaitu:
Langkah 4. Melihat/memeriksa
Bilangan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 harus digunakan untuk megisi lingkaran, setiap jumlah sisi
segitiga sama dengan 12
Secara acak kita coba-coba mengisi lingkaran dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Lalu periksa
hasilnya disetiap sisi apakah berjumlah 12
Periksa hasil penjumlahan dari angka yang ada disetiap sisi lingkaran,
4 + 2 + 6 = 12
6 + 1 + 5 = 12
5 + 3 + 4 = 12
1, 2, 4,__,__,__
Terdapat baris bilangan yaitu suku ke-1, ke-2, dan ke-3 berturut-turut 1, 2, dan 4. Harus
mencari 3 suku berurutan berikutnya
Tampak bahwa polanya adalah besarnya suatu suku sama dengan 2 kali besar suku tepat
sebelumnya
Suku ke-4 sama dengan 2 x 4 =8, suku ke-5 sama dengan 2 x 8 = 16, dan suku ke-6 sama
dengan 2 x 16 = 32. sehingga diperoleh barisan 1, 2, 4, 8, 16, 32
Periksa mungkin saja ada cara lain, dengan cara melihat selisih per suku, selisih dua suku
pertama adalah 2 – 1 = 1, selisih suku ke-3 dan ke-2 adalah 4 – 2 = 2. berarti untuk selisih
suku berikutnya berurutan, 3, 4, 5, 6, dst.
1, 2, 4, 7, 11, 16
Bisa saja terjadi suatu data memiliki lebih dari satu pola.
Kegiatan Belajar 2
8. Bekerja mundur
Berapakah banyaknya cara menukarkan uang kertas Rp 2.500 dengan uang seratusan,
limaratusan, atau seribu rupiah?
1. Memahami soal, pada soal diatas dipahami bahwa tidak ada banyaknya uang tersedia
untuk menukar uang kertas dan uang 100, 500 dan 1000 tidak perlu semua digunakan.
3. Melaksanakan rencana
Keterangan:
R = Ribuan
T = Seratusan
L = Lima ratusan
4. Memeriksa kembali
Setelah disusun secara sistematis dengan mempertimbangkan banyaknya 1000, 500,
100an dimulai dari nol.
Modul 5
Kegiatan Belajar 1
Relasi Keterbagian
A. Keterbagian
Dalam suatu pembagian seperti 12 : 3 = 4 dapat dinyatakan sebagai suatu pernyataan lain
yang maknanya sama, misalnya seperti berikut ini.
12 terbagi habis oleh 3
3 adalah pembagi dari 12
12 adalah kelipatan dari 3
3 adalah faktor dari 12
3 membagi habis 12, atau secara singkat dikatakan “3 membagi 12”.
Pernyataan pernyataan tersebut disimbolkan dengan “3 | 12” dibaca “3membagi 12”.
Simbol ini berbeda dengan 3/12 yang berarti 3: 12. Secaraumum, pengertian keterbagian
ini dinyatakan sebagai definisi berikut ini.
Definisi 5.1:
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat dan b 0 maka b membagi a ditulisb | a, jika ada
suatu bilangan bulat m sedemikian hingga a = mb.
Catatan:
1) Meskipun 0 : 0 tidak didefinisikan, tetapi 0 | 0 adalah suatu pernyataanyang benar,
sebab 0 = a . 0, untuk setiap bilangan bulat a.
2) Kalimat “5 tidak membagi 12” di simbol 5 ∤ 12, yang berarti pula 12bukan kelipatan
dari 5 atau 5 bukan faktor dari 12.
Contoh 5.1:
Benar atau salahkah pernyataan berikut ini. Jelaskan jawaban Anda!
(a) (-3)|12 (b) 0 | 3 (c) 3 | 0 (d) 8 ∤ 2
(e) Untuk setiap bilangan bulat a, 1| a
(f) Untuk setiap bilangan bulat a, (-1) | a.
Jawab:
(a) (-3)|12 adalah suatu pernyataan yang benar, sebab 12 = (-4)(-3).
(b) 0 | 3 adalah suatu pernyataan yang salah, sebab tak ada bilangan bulat c sedemikian
hingga 3 = c . 0
(c) 3 | 0 adalah suatu pernyataan yang benar, sebab 0 = 0 . 3.
(d) 8 ∤ 2 adalah suatu pernyataan yang benar, sebab memang tak adabilangan bulat c
sedemikian hingga 2 = c . 8.
(e) Untuk setiap bilangan bulat a, 1 | a adalah suatu pernyataan yang benar,sebab a = a . 1
(f) Untuk setiap bilangan bulat a, (-1)|a adalah suatu pernyataan yang benar,sebab a = (-a)
(-1).
Teorema 5.1:
Jika a, b dan d adalah bilangan-bilangan bulat, maka
(a) Apabila d | a dan d | b, maka d | (a + b)
(b) Apabila d | a dan d ∤ b, maka d ∤ (a + b)
Karena pengurangan dapat dipandang sebagai penjumlahan maka teorema tersebut juga
benar untuk pengurangan, yaitu
Teorema 5.2:
Jika a, b dan d adalah bilangan-bilangan bulat maka
(a) Apabila d | a dan d | b, maka d | (a - b)
(b) Apabila d | a dan d ∤ b, maka d ∤ (a - b)
Bukti:
(a) Karena d | a, sesuai dengan Definisi 5.1, maka a = m.d, untuk suatubilangan bulat m.
Demikian pula, karena d | b, sesuai dengan Definisi5.1, maka b = n.d, untuk suatu
bilangan bulat n. Ruas-ruas dari a = m.ddan b = n.d dijumlahkan maka diperoleha + b =
m.d – n.d = (m + n).dKarena m dan n bilangan-bilangan bulat, maka (m + n) suatu
bilanganbulat pula, misalnya m + n = k sehingga a + b = k.d.Hal ini, sesuai dengan
Definisi 5.1, dapat disimpulkan bahwa d | (a + b).
(b) Karena kesimpulannya merupakan pernyataan negatif, maka pembuktiannya cukup
dengan sebuah contoh, misalnya: 3 | 6 dan 3 ∤ 4 maka 3∤(6+4)dan 3 ∤ (6 – 4)Hasil lain
yang dapat diperoleh dari Definisi 5.1, jika d|a, maka a = m.d,untuk suatu bilangan bulat
m. Jika kedua ruas dari kesamaan ini dikalikandengan suatu bilangan bulat k maka
diperoleh ka = (km)d. Dan karena k dan m masing-masing bilangan bulat maka (km)
suatu bilangan bulat sehingga d |ka. Hal ini dinyatakan sebagai teorema berikut ini.
Teorema 5.3:
Misalkan a dan d bilangan-bilangan bulat, apabila d | a maka d | ka,untuk sebarang
bilangan bulat k.
Contoh 5.2:
Apabila a, b, dan c adalah bilangan-bilangan bulat, pernyataan berikut ini, manakah yang
salah? Selanjutnya, jika pernyataan itu salah, berilah contohkontranya, dan jika benar
buktikanlah!
(1) Jika a | (b + c), maka a | b dan a | c
(2) Jika a | bc, maka a | b atau a | c
(3) Jika a | b dan a ∤ c, maka a | bc
(4) Jika a | b dan b | c, maka a | c.
(5) Jika a | b dan a | c, maka a | bc.
Jawab:
(1) Salah, misalnya 5 | (3 + 7) benar, tetapi 5 ∤ 3 dan 5 ∤ 7.
(2) Salah, misalnya 6 | (3 · 4) benar, tetapi 6 ∤ 3 ataupun 6 ∤ 4.
(3) Benar, sesuai dengan Teorema 5.3, jika a | b, maka a | bc untuk setiap bilangan bulat
c.
(4) Benar, buktinya sebagai berikut.Karena a| b, maka b = ma, untuk suatu bilangan bulat
m. Dan karenab|c, maka c = nb, untuk suatu bilangan bulat n. Sehingga c = n(ma)
=(nm)a. Karena m dan n bilangan- bilangan bulat, maka mn suatu bilangan
bulat, sehingga dari c = (nm)a dapat disimpulkan bahwa a | c.
(5) Benar, buktinya sebagai berikut.Karena a | b, maka b = ma, untuk suatu bilangan bulat
m. Dan karenaa|c, maka c = na, untuk suatu bilangan bulat n. Jika kedua
kesamaantersebut ruas-ruasnya dikalikan, terdapat bc = (ma)(na) = (mna)a. Karena m, n
dan a bilangan-bilangan bulat, maka (mna) suatu bilanganbulat, dan karena bc = (mna)a
maka dapat disimpulkan a | bc.
Kegiatan Belajar 2
Bilangan yang habis dibagi maksudnya bilangan yang tidak memiliki sisa jika dibagi
dengan suatu bilangan.Biasanya saat kita membagi terutama yang bagi kurung, kita selalu
menuliskan hasil baginya di atas bagi kurungnya, setelah itu kita kalikan.Hasil perkalian antara
hasil dan pembagi kita taruh di bawah bilangan pokok yang dibagi.Kemudian kita kurangi.Saat
mengurangi ini, jika pengurangannya bernilai nol maka pembagi itu dikatakan bisa membagi
habis bilangan tersebut.Inilah yang disebut habis dibagi yaitu tidak bersisa.
Cara untuk menguji apakah suatu bilangan bulat n terbagi habis oleh suatu bilangan bulat
d atau tidak. Yaitu n dinyatakan sebagai jumlah atau selisih dari dua bilangan bulat yang salah
satu sukunya dipastikan terbagi oleh d. jika suku yang lain terbagi habis oleh d, maka n terbagi
habis oleh d, tetapi jika suku yang lain itu tak terbagi habis oleh d, maka n tidak habis terbagi
oleh d. tentu saja suku kedua tersebut diusahakan sekecil mungkin.
Bagaimana ciri – ciri dan karakter bilangan yang habis dibagi?.Karakter dari suatu
bilangan yang habis dibagi itu tergantung dari pembaginya. Berikut uraian beberapa bilangan
pembagi yang berpengaruh terhadap hasil bagi: