Anda di halaman 1dari 28

KETERBAGIAN

2.1 Definisi Keterbagian

Keterbagian (divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan,


sehingga konsep-konsep keterbagian akan banyak digunakan di dalam sebagian
besar uraian atau penjelasan matematis tentang pembuktian suatu teorema.

Definisi: Bilangan bulat b terbagi oleh a, jika terdapat bilangan bulat x


sedemikian sehingga b = ax dan dinotasikan a|b, dibaca “a membagi b”, atau “b
terbagi habis oleh a” atau “ b kelipatan dari a”. Jika a tidak membagi b, ditulis a |
b.

Apabila a dan b bilangan bulat dan , maka a dikatakan pembagi dari b


dan ditulis “a|b” jika dan hanya jika terdapat suatu bilangan c sedemikian,
sehingga b = a.c , c dikatakan hasil bagi dari b oleh bilangan a.

1. 4|20, karena 20 = 4 x 5
2. 2|-30, karena -30 = 2 x -15
3. -9|72, karena 72 = - 9 x - 8

2.2 Sifat-Sifat Keterbagian

1. Apabila a, b dan c bilangan bulat, a 0, a|b dan b|c maka a|c, b 0


Bukti ;
a|b maka b = a . m (m = bilangan bulat)
b|c maka c = b . n (n = bilangan bulat)
sehingga, c = b . n
= (a . m) . n
= a (m . n)
2. Karena (m . n) merupakan bilangan bulat maka a|c.
Bukti : a|b artinya ada bilangan bulat m sehingga b = a . m
b|c artinya ada bilangan bulat n sehingga c = b . n
dari 2 persamaan tersebut diperoleh:
c=b.n
= (a . m) . n
= a (m . n)
Jadi, a|c
Contoh: 3|6, 6|24 maka 3|24
3. Apabila a , b dan c bilangan bulat a 0 , a|b dan a|c .maka a|(b +
c), b 0. Bukti;
a|b maka b = a . m (m = bilangan bulat)
a|c maka c = a . n (n = bilangan bulat)
sehingga, b+c = (a . m) + (a . n) = a (m + n).
4. Karena (m +n) merupakan bilangan bulat maka a|b+c.
Bukti:
a | b berarti terdapat bilangan bulat m sehingga b = am
a | c berarti terdapat bilangan bulat n sehingga c = an
kemudian,
b + c = am + an
= a ( m + n)
Misalkan ( m + n ) adalah bilangan bulat n, dengan n Z
Sehingga,
b + c = a(n)
dan menurut definisi keterbagian, b + c = a(n) berarti a|(b+c)
Contoh : 5|10 , 5|25 maka 5|(10+25)
5. Apabila a , b dan c bilangan bulat a 0, a|b dan a|c maka a|(b-c), b 0 .
Bukti:
a|b maka b = a . m (m = bilangan bulat)
a|c maka c = a . n (n = bilangan bulat)
sehingga, b – c = (a . m) – (a . n)
= a (m – n )
Maka, a | (b – c)
6. Karena (m-n) merupakan bilangan bulat maka a|(b – c)
Bukti:
a|b maka b = a . m (m = bilangan bulat)
a|c maka c = a . n (n = bilangan bulat)
sehingga, b – c = (a . m) – (a . n)
= a (m – n )
Contoh :
2|6 maka 6 = 2 x 3
2|14 maka 14 = 2 x 7
sehingga 6 - 14 = (2 . 3) – (2 . 7)
= 2 (3 -7)
= 2 (-4)
2|(6 -14).
7. Apabila a, b dan c bilangan bulat a 0, a|b maka a|cb untuk sembarang
bilangan bulat c.
Bukti:
a | b artinya ada bilangan bulat m, sehingga
b = am
untuk setiap bilangan bulat c, berlaku:
bc = (am)c

2
bc = a (mc), mc bilangan bulat
dengan demikian a|bc untuk suatu bilangan bulat c.
8. Apabila a, b dan c bilangan bulat a ,
a|b dan a|c maka a|(bm + cn), b 0 untuk sembarang m dan n bilangan
bulat.
Bukti :
a | b berarti terdapat bilangan bulat k sehingga b = ak
a | c berarti terdapat bilangan bulat l sehingga c = al
untuk setiap m bilangan bulat, berlaku: bm = a(km)
untuk setiap n bilangan bulat, berlaku: cn = a(ln)
Kemudian,
bm + cn = akm + aln
= a(km + ln)
Sehingga a | (bm + cn) untuk sembarang m dan n.
9. Apabila a , b dan c bilangan bulat a ,a|b dan b|a maka a = b atau a = -
b
Bukti :
a|b , maka m sehingga b = a . m a = (am)n
b|a ,maka n sehingga a = b . n a = a(mn)
10. Apabila a, b dan c bilangan bulat a , a|b dengan a dan b bilangan bulat
positif maka a
Bukti :
a|b ,dan k sehingga b = ak
Karena a> 0, b > 0 maka k > 0
Untuk k = 1, maka b = a, a = b
Sehingga a b
Untuk k > 1, maka, b > a, a < b
11. Pada persamaan a + b = c dengan d|a dan d|b maka d|c
Contoh 1:
3x + 81y +6z +36 = w
]ika x , y, z dan w bilangan bulat, maka apakah 3|w ?
Jawab :
3|3x, 3|81y, 3|6z, 3|36
3 membagi habis semua ruas kiri, maka 3 juga habis dibagi ruas kanan,
yaitu 3|w
Contoh 2:
Jika 15m + 8n = 10 , m dan n bilangan bulat. Apakah 5|8n dan 2|15m ?
Jawab:
5|5m dimana 5|10, maka 5|8

2.3 Bilangan-Bilangan yang Habis Dibagi


1. Bilangan yang habis dibagi 2

3
Setiap bilangan genap habis dibagi 2.

2. Bilangan yang habi dibagi 2n


Untuk n = 1 maka suatu bilangan yang habis dibagi 2 jika satu angka
terakhir dari bilangan tersebut habis dibagi 2.
Untuk n = 2 maka suatu bilangan yang habis dibagi 4 jika dua angka
terakhir dari bilangan tersebut habis dibagi 4
Contoh:
 62814 dua angka terakhirnya adalah 14 dan 14 tidak habis
dibagi 4 maka 62814 tidak habis dibagi 4
 11348 dua angka terakhir adalah 48 dan 48 habis dibagi 4
maka 113348 habis dibagi 4

3. Bilangan yang habis dibagi 3


Bilangan yang habis dibagi 3 bila jumlah silang angka-angkanya habis
dibagi 3.
Contoh:
 2331 = 2 + 3 + 3 + 1 = 9 habis dibagi 3 maka 2331 juga habis
dibagi 3.

4. Bilangan yang habis dibagi 5


Setiap bilangan yang habis dibagi 5 adalah setiap bilangan majemuk
yang berakhiran 5 dan 0.

5. Bilangan yang habis dibagi 6


Bilangan yang habis dibagi 6 syaratnya adalah sama dengan
keterbagian 3 tetapi bilangan tersebut haruslah bilangan genap.
Contoh:
7311 = 7 + 3 + 1 + 1 = 12 habis dibagi 3 namun 7311 bukan bilangan
genap maka 7311 tidak habis dibagi 6.

6. Bilangan yang habis dibagi 7


Bilangan yang habis dibagi 7 bila bagian satuan dari bilangan tersebut
dikalikan 2 dan menjadi pengurang dari bilangan yang tersisa, bila
habis dibagi 7 maka bilangan tersebut keterbagian 7.
Contoh:
 5236
6 sebagai satuan dikalikan 2 dan sebagai pengurang bilangan yang
tersisa, menjadi: 523 -2 . 6 = 511
51 – 2. 1 = 49 habis dibagi 7 maka 5236 habis dibagi 7
7. Bilangan yang habis dibagi 9

4
Bilangan yang habis dibagi 9 bila jumlah silang angka-angkanya habis
dibagi 9.
Contoh:
271107 = 2+7+1+1+0+7=18 habis dibagi 9 maka bilangan 271107
habis dibagi 9

8. Bilangan yang habis dibagi 11


Bilangan yang habis dibagi 11 bila jumlah silang terbalik tanda
berganti habis dibagi 11.
Contoh:
25256 = 6 – 5 + 2 – 5 + 2 = 0 habis dibagi 11 maka 25256 habis dibagi
11

9. Bilangan yang habis dibagi 13


Bilangan yang habis dibagi 13 tidak terlepas dari keterbagian bersama
7, 11 dan 13. Bilangan yang menjadi kunci adalah 1001 = 7 x 11 x 13
(PENTING DIlNGAT)
Contoh:
113112 = {1(1001000) - 1(1000)} + {113(1001) -113} + 112
= {1(1001000) + 113(1001)} + (112 – 113 – 1(1001)}
= {1(1001000) + 113(1001) – 1(1001)} + {112 – 113}
Besaran di dalam kurung pertama habis dibagi 7, jadi bilangan 113112
habis dibagi 7 juga oleh 11 dan 13.

10. Bilangan yang habis dibagi 19 , 29, 39, ...


Bilangan yang habis dibagi 19 bila bagian satuan dari bilangan tersebut
dikalikan 2 dan menjadi tambahan dari bilangan yang tersisa, bila
habis dibagi 19 maka bilangan tersebut keterbagian 19.
Contoh:
1919, 191+ 2 . 9 = 209
20 + 2 . 9 = 38
3 + 2 . 8 = 19, termasuk kelipatan 19 maka habis dibagi 19

1919 = 10 (191) + 9, oleh karenanya suatu bilangan dapat ditulis


2(10a+b) – (a+2b) = 19a

Dengan cara yang sama keterbagian oleh 29 dapat ditulis sebagai


berikut:

3 (10a + b) – (a+3b) = 29b

Dengan demikian didapatkan:

4(10a + b) – (a + 4b) = 39b

5
5(10a + b) – (a + 5b) = 49b
6(10a + b) – (a + 6b) = 59b
7(10a + b) – (a + 7b) = 69b

Dan seterusnya, cara ini ditemukan oleh Ahmed Saik seorang siswa

dari Woodhurst Secondary School, Afrika Selatan.

11. Bilangan yang habis dibagi 37


Bilangan yang habis dibagi 37 tidak terlepas dari keterbagian bersama
3, 9, 27 dan 37.
Contoh :
1207791
 Pilih dan pecah tiga-tiga menjadi 001 207 791
 Kemudian jumlahkan 001 + 207 + 791 = 999
 999 = 3 x 3 x 3 x 37
 ]adi, 1207791 merupakan kelipatan 37, kelipatan 9 dan kelipatan 3.

12. Bilangan yang habis dibagi 101


Bilangan yang habis dibagi 101 bila jumlah silang dua digit pada
posisi ganjil dikurangi jumlah silang dua digit pada posisi genap habis
dibagi 101.
Contoh: 48369304
 Pecah menjadi dua-dua 48 36 93 04
 Digit posisi ganjil adalah 48 dan 93
 Digit posisi genap adalah 36 dan 04
 Digit posisi ganjil dikurangi digit posisi genap (93 + 48) – (04
+ 36) = 101
 Karena 101 habis dibagi 101 maka 48369304 habis dibagi 101

13. Bilangan yang habis dibagi 1001


Bilangan yang habis dibagi 1001 adalah bilangan yang juga harus
habis dibagi 7, 11 dan 13 karena mengingat bilangan kunci yaitu 99,
99 dan 1001.
99 = 3 x 3 x 11
999 = 3 x 3 x 3 x 37
1001 = 7 x 11 x 13

6
2.4 Definisi Faktor/Pembagi Persekutuan Terbesar (FPB/PPB)
Apabila suatu bilangan bulat positif d adalah pembagi dari dua bilangan
bulat a dan b, maka dapat dikatakan bahwa d adalah pembagi/faktor
persekutuan dari a dan b.
(a,b) = d
d|a dan d|b

Misalkan, tentukan faktor persekutuan dari 18 dan 42!


Faktor positif dari:
A = {1,2,3,6,9,18}
B = {1,2,3,6,7,14,21,42}
Maka, faktor persekutuan 18 dan 42 (dapat ditulis A B) = {1,2,3,6}
{1,2,3,6} adalah pembagi persekutuan/pembagi bersama dari 18 dan 42.

Dengan definisi tersebut, terdapat beberapa kemungkinan:


1. Jika a dan b keduanya bilangan bulat yang tidak sama dengan 0,
maka himpunan faktor persekutuannya terbatas, yaitu tidak akan
lebih besar dari bilangan yang terbesar diantara a dan b.
2. Jika a dan b sama dengan 0, maka himpunan semua faktor
persekutuannya tidak terbatas.
3. 1 adalah faktor persekutuan dua bilangan bulat sembarang a dan b,
karena 1 membagi habis setiap bilangan.

2.5 Metode untuk Menentukan Faktor/Pembagi Persekutuan Terbesar


(FPB/PPB)

1. Metode Irisan Himpunan


Di dalam metode irisan himpunan, pertama tentukan himpunan
faktor – faktor dari bilangan pertama dan bilangan kedua. Kemudian
tentukan himpunan persekutuan dari bilangan-bilangan tersebut, lalu
tentukanlah anggotanya yang terbesar. Itulah yang selanjutnya akan
disebut Faktor Persekutuan Terbesar (FPB).

7
1) Jika a dan b adalah bilangan bulat yang tidak nol, maka d adalah faktor
persekutuan terbesar dari a dan b, ditulis

(a,b) = d

Jika c faktor persekutuan dari a dan b, maka c d.

Dengan singkat ditulis:

d = (a,b), dimana d|a dan d|b

c = (a,b), dimana c|a dan c|b, maka c d

dengan syarat:

1. c adalah faktor persekutuan dari a dan b


2. d adalah faktor persekutuan terbesar

Contoh soal:

1. Tentukan FPB dari 18 dan 42!


A = {1,2,3,6,9,18}
B = {1,2,3,6,7,14,21,42}
Faktor Persekutuan 18 dan 42 (dapat ditulis A B) = {1,2,3,6}
Dari himpunan faktor persekutuan tersebut, 6 adalah anggotanya yang
terbesar, maka 6 dinamakan Pembagi/Faktor Persekutuan Terbesar
(PPB/FPB) dari 18 dan 42. Atau dapat ditulis dalam notasi: (18,42) = 6

2. Tentukan FPB dari 30 dan 25!


X = {1,2,3,5,6,10,15,30}
Y = {1,5,25}
Faktor Persekutuannya (X Y) = (1, 5}
Maka, (30,25) = 5

3. Tentukan FPB dari 7 dan 13!


7 = {1,7}
13 = {1,13}

8
Faktor persekutuannya = {1}
Maka, (7,13) = 1
Karena FPB dari dua bilangan tersebut adalah 1, maka dapat dikatakan
bahwa keduanya saling prima.

2. Faktorisasi Prima (Pohon Faktor)

Menentukan faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan atau


lebih dengan faktorisasi prima, diperoleh dari hasil kali faktor sekutu yang
pangkatnya terkecil dari faktor prima dua atau lebih bilangan tersebut.

Contoh soal:

F Faktorisasi Prima 150 = 2 x 3 x 52


1. Tentukan FPB dari 150 dan 675!
Faktorisasi Prima 675 = 33 x 52
2. Tentukan FPB dari 105 dan 200!
Maka, FPB dari 150 dan 675 adalah =
Jawab: Nomor 1 3 x 52 = 75

150 675

2 75 3 225

3 25 3 75
5 5 3 25
5 5
200 105

2 100 3 35

2 50 5 7

Faktorisasi Prima 200 = 23 x 52


Faktorisasi Prima 105 = 3 x 5 x 7
Maka, FPB dari 105 dan 200
adalah 5

9
3. Algoritma Euclide (Algoritma Pembagian)
Untuk menentukan FPB dari 2 bilangan yang besar, kadang-kadang
sulit dilakukan dengan menguraikan faktor persekutuan/pembagi bersama
ataupun juga dengan mengalikan faktor-faktor prima yang sama dari
bilangan-bilangan tersebut. Untuk itu, digunakanlah suatu cara yang
berdasarkan kepada sifat :
Apabila a|b dan a|c maka a|(b-c)

Cara ini dikenal dengan cara EUCLIDES (Euclideau algorithms).


Algoritma euclid sering disebut juga dengan algoritma pembagian.

Teorema 2.2 (Teorema Algoritma Pembagian):

Jika a > 0 dan a,b , maka ada bilangan-bilangan q, r yang masing-


masing tunggal, sehingga b = q . a + r, dengan 0 r < a.

Jika r = 0, maka b = q . a sehingga a|b.

Jika r > 0, maka b = q . a + r, sehinga r adalah sisa dari a|b

Bukti:

Perhatikan barisan bilangan ..... (b – 3a), (b – a), b, (b + a), (b + 2a), (b +


3a) yang dapat diperluas pada kedua arah. Pada barisan ini dipilih bilangan
tidak negatif terkecil dan diberi lambang r, jadi r , maka r memenuhi b
– qa karena r suku dari barisan di atas. Jadi :

r = b – qa dengan r , atau b = qa + r dengan r .

Sekarang harus ditunjukkan r < a

Andaikan r , maka r = a + k dengan k .

Jadi, k = r – a. Karena r = b – qa, maka k = (b – qa) – a atau k = b – (q + 1)a

Ini menunjukkan bahwa k adalah suatu suku dalam barisan diatas dan 0
k = r – a < r. Hal ini tidak mungkin karena r adalah bilamgan tak negatif

10
terkecil dalam barisan di atas. Oleh karena itu pengandaian r r tidak
benar, jadi r < a.

Jadi terbukti ada q dan r sehingga b = aq + r dengan 0 r < a.

Sekarang dibuktikan ketunggalan r dan q.

Misalkan ada r1 dan q1 dengan q q1 dan r r1 sedemikian sehingga b =


aq1 + r1 dengan 0 r < a.

b = aq + r dengan 0 r < a...(1)

b = aq1 + r1 dengan 0 r1 < a...(2)

eliminasi bagian (1) dan (2)

menjadi 0 = (q - q1)a + (r – r1).... (*)

-(r – r1) = (q - q1)a

Sehingga a | ((q - q1)a

Karena 0 r < a dan 0 r1 < a, maka -a < (r – r1) < a dan a | (r – r1)
berarti r – r1 adalah kelipatan dari a. Ini hanya mungkin bila r – r1 = 0
berarti r = r1

Selanjutnya dari persamaan (*) yaitu (q - q1)a + (r – r1) = 0, berarti (q -


q1)a = 0. Karena a , maka q - q1 = 0 atau q = q1. Ini terbukti bahwa b =
aq + r, dengan 0 r < a dengan q dan r tunggal.

Teorema 2.3
Apabila g adalah faktor persekutuan terbesar dari a dan b, maka
ada bilangan bulat x0 dan y0 sedemikian sehingga (a,b) = g = ax0 + by0.
Dengan kata lain bahwa FPB dari a dan b merupakan kombinasi linier
dari a dan b dengan perkalian bilangan bulat.

11
Bukti:

 Andaikan p | a maka ada bilangan bulat q dan r sehingga a = qp + r


dengan 0 < r < p sehingga didapat :

r = a – qp

r = a – q (ax0 + by0)

r = a (1 – qx0) + qby0

ini berarti r anggota dari himpunan ax + by. Hal ini tidak mungkin sebab p
anggota positif terkecil, sedang r < p. Jadi, pengandaian diingkar, maka p |
a.

 Selanjutnya, andaikan p | b, maka ada bilangan bulat q dan r,


sehingga b = qp + r dengan 0 < r < p, sehingga didapat:
r = b – qp
r = b – q(ax0 + by0)
r = b (1-qy0) - qax0

Ini berarti r anggota dari himpunan ax + by. Hal ini tidak mungkin, sebab
p anggota positif terkecil, sengan r < p. Jadi pengandaian diingkar, p | b.

Karena g = (a,b), maka dapat ditulis a = gA dan b =Gb

dari p = ax0 + by0

p = gAx0 + gBy0

p = g (Ax0 + By0)

Ini berarti g | p dengan kata lain q p. g > p tidak mungkin sebab g


adalah faktor persekutuan terbesar dari a dan b, dengan demikian g = p =
ax0 + by0.

12
Teorema 2.4

g adalah faktor persekutuan terbesar dari a dan b, dimana dapat


dibagi oleh setiap faktor persekutuan dari a dan b. Dengan kata lain
d|a dan d|b, maka d g dan d|g

Bukti:

Untuk d < g, ambil faktor persekutuan dari a dan b, maka d | a dan d | b, g


= (a,b) maka g | a dan g | b.

Jika d | a dan d | b maka d | ax + by untuk x dan y bilangan bulat dan tidak


mungkin sama dengan g = ax0 + by0 sebab d (a,b) = g dan d < g. Jadi
yang mungkin d | g.

Untuk d = g, pastilah d | g

Dalam keadaan khusus ax + by = 1 untuk setiap bilangan bulat x,y maka


(a,b) = 1

Teorema 2.5
Jika b = q . a + r, maka (a,b) = (a,r)

Bukti:

Misalkan: (a, b) = g dan (a, r) = d, maka untuk suatu bilangan bulat x, y

g = ax + by

= ax + (aq + r)y

= ax + agy + ry

= a(x+gy) + ry

Didefinisikan x + qy = x1, maka g = ax1 + ry

Jadi, g adalah faktor persekutuan dari a dan r atau g|d .... (1)

Bila (a, r) = d, maka d|a dan d|r

13
Sekarang b = aq + r atau r = b – qa, dan karena d|a dan d|r, maka d|b.

Selanjutnya, d|a, d|b, dan g = (a, b), maka d|g.......(2)

Dari (1) dan (2) diperoleh g|d dan d|g, maka g = d

Jadi terbukti bila b = aq + r, maka (a , b) = (a, r)

Teorema 2.6
Bila c | ab dan (b, c) = 1, maka c | a

Bukti:

(ab, ac) = a (b, c) = a, sebab kita ketahui (b, c) = 1

c | ab dan c | ac, maka c | ab + ac

c | a ( b + c)

karena (b, c) = 1, berarti c tidak habis membagi b, akibatnya c | a terbukti.

Teorema 2.7

Diberikan bilangan bulat a,b > 0, digunakan pemakaian algoritma


pembagian yaitu:

b = aq1 + r1 dengan 0 r1 < a

a = r1q2 + r2 dengan 0 r2 < r1

r1 = r2q3 + r3 dengan 0 r3 < r2

...............................................................

rj-2 = rj-1qj + rj dengan 0 r1 < rj-1

rj-1 = rjqj+1 + rj+1

Maka (a,b) = rj yaitu sisa tidak nol terakhir dalam pembagian. Nilai x0 dan
y0 dalam (a,b) = ax0 + by0.

14
Bukti :

Rantai persamaan akan diperoleh dengan membagi b dengan a yang


sisanya r1, a dibagi r1 dengan sisa r2, r1 dibagi dengan r2 dengan sisa r3, dan
seterusnya sehingga sisa terakhir yang tidak nol, yaitu rj. Proses berhenti
apabila sisa pembaian adalah nol.

(a, b) = ( b – aq) = (r1, a)

= (r1, a – r1q2) = (r1, r2)

= (r1 – r2q3, r2) = (r3, r2)

................................................

= (rj-1, r1)

= rj

Untuk mendaptkan x0 dan y0 dari (a,b) = ax0 + by0 dengan mengeliminasi


rj-1, rj-2,...,r2, r1 dari persamaan di atas, maka akan didapat rj = ax0 + by0.

Contoh Soal:

1. Tentukan PPB dari 1256 dan 1448!


2. Tentukan PPB dari 4453 dan 5767!
3. Carilah salah satu bilangan m dan n dari 126m + 65n = 1!

Jawaban: Nomor 1: b = q . a + r, maka (b,a) = (a,r)

1448 = 1 . 1256 + 192, maka PPB (1448,1256) = PPB (1256, 192)


1256 = 6 . 192 + 104, maka PPB (1256, 192) = PPB (192, 104)
192 = 1 . 104 + 88 , maka PPB (192, 104) = PPB (104, 88)
104 = 1 . 88 + 16 , maka PPB (104, 88) = PPB (88, 16)
88 = 5 . 16 + 8 , maka PPB (88,16) = PPB (16, 8)
16 = 2 . 8 + 0 , maka PPB (16, 8) = PPB (8)

15
Nomor 2: b = q . a + r, maka (b,a) = (a,r)

5767 = 1 .4453 + 1314, maka PPB (5767, 4453) = PPB (4453, 1314)
4453 = 3 . 1314 + 511, maka PPB (4453, 1314) = PPB (1314, 511)
1314 = 2 . 511 + 292, maka PPB (1314, 511) = PPB (511, 292)
511 = 1 . 292 + 219, maka PPB (511, 292) = PPB (292, 219)
292 = 1 . 219 + 73, maka PPB (292, 219) = PPB (219, 73)
219= 3 . 73 + 0, maka PPB (219, 73) = PPB (73)

Nomor 3: 126 = 1 x 65 + 61
65 = 1 x 61 + 4
61 = 15 x 4 = 1
4=4.1+0
Maka, 1 = 61 – (15 x 4)
= 61 – (15 (65 – 61))
= 16 x 61 – 15 x 65
= 16 (126 – 65) – 15 x 65
= 16 x 126 – 31 x 65
Jai, salah satu nilai dari m dan n adalah 16 dan -31.

2.6 Definisi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Definisi 2.4
i. a1, a2, a3, . . ,an bilangan-bilangan bulat yang tidak nol, maka memiliki
kelipatan persekutuan b, jika ai | b untuk setiap i = 1, 2, 3, . . .,n
ii. jika a1, a2, a3, . . .,an bilangan-bilangan bulat yang tidak nol, maka
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan-bilangan itu adalah
bilangan positif terkecil diantara kelipatan-kelipatan persekutuan
bilangan-bilangan itu.
Dengan kata lain, kelipatan persekutuan adalah himpunan irisan dari
himpunan-himpunan kelipatan. Misalnya dari himpunan kelipatan persekutuan
2 dan 4 adalah {4, 8, 12,……} dari himpunan itu anggota terkecilnya adalah 4,

16
maka kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah anggota terkecil dari
anggota himpunan kelipatan persekutuan.
Jadi, Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah hasil perkalian dari
sebuah faktor-faktor (prima) yang berbeda dengan mengambil pangkat
tertinggi. Dari definisi ini dapat diambil kesimpulan bahwa kelipatan suatu
bilangan asli selalu lebih besar dari bilangan itu sendiri.

2.7 Beberapa Metode untuk Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil


(KPK)

Teorema 2.8

Jika x, y Z, x 0, dan y 0 , maka m = [x, y] x│m, y│m, m > 0


dan sembarang kelipatan persekutuan n dari x dan y berlaku m │ n.

Bukti:

a) bukti ( )

Ambil m = [x,y], maka menurut definisi, jelas bahwa x│m, y│m, dan m
> 0.

Misalkan n adalah sembarang kelipatan persekutuan dari x dan y, maka


x│n dan y│n. Harus ditunjukkan bahwa m │ n.

Karena m adalah kelipatan persekutuan terkecil dari x dan y, dan n adalah


sembarang kelipatan persekutuan dari x dan y, maka m ≤ n.

Menurut algoritma pembagian, jika m ≤ n, maka tentu ada q, r Z


sehingga:

n = qm + r, 0 ≤ r < m

Untuk membuktikan m │ n, harus ditunjukkan bahwa n = qm, atau harus


ditunjukkan r = 0.

17
Perhatikan n = qm + r, maka r = n - qm

x │m dan y│ m → x│qm dan y│qm

x │n dan x│ qm → x│n – qm

y│n dan y│ qm → y │ n - qm

x │n- qm dan y │n-qm, berarti (n - qm) adalah kelipatan persekutuan dari


x dan y.

Karena r = n - qm, x │n - qm dan y│ n - qm, maka x │r dan y│r, berarti r


adalah kelipatan persekutuan dari x dan y . r dan m adalah kelipatan
persekutuan dari x dan y, dan m adalah kelipatan yang terkecil, sedangkan
0 ≤ r < m, maka pastilah r = 0, sehingga n = qm atau m│n.

b) bukti (←)

Ambil m > 0, x│m, dan y│ m dan untuk sembarang n kelipatan


persekutuan dari x dan y, m│ n. Ini berarti bahwa m adalah suatu kelipatan
persekutuan dari x dan y yang membagi semua kelipatan persekutuan dari
x dan y yang lain. Jadi: m = [x, yl

Perhatikan Contoh :

[2, 3] = 6 dan [6, 9] = 18 atau [3.2 , 3.3] = 3 . 6

[2, 5] = 10 dan [8, 20] = 40 atau [4.2 , 4.5] = 4.10

Teorema 2.9

Untuk m > 0 berlaku [mx, my] = m [x, yl

Bukti:

Ambil K = [mx,my], K adalah kelipatan persekutuan terkecil dari mx dan


my, berarti mx│K dan my │ K. Selanjutnya ambil k = [x, y,] ,k adalah
kelipatan persekutuan terkecil dari x dan y, berarti x│k dan y│ k.

x│k → mx │ mk

18
y│k → my │ mk
mx│mk dan my│mk, berarti mk adalah kelipatan persekutuan dari mx dan
my. K adalah kelipatan persekutuan terkecil dari mx dan my, dan mk
adalah kelipatan persekutuan dari mx dan my, maka K | mk atau

[mx, my] │ m[x, yl............... (*)

mx │K→K = amx, a Z→ = ax → x │

my │K→K = bmy, b Z→ = by → y│

x│ dan y│ , maka adalah kelipatan persekutuan dari x dan y sesuai

dengan teorema 2.8

maka [x, y] │

m [x, y] │m

m [x,y] │ atau m [x,y] │ [mx,my] ...........................(**)

Dari (*) dan (**) terbuki bahwa m [x, y] = [mx, my]

Hubungan antara FPB dan KPK dari dua bilangan a dan b. Misalkan a dan
b dua bilangan bulat positif yang saling prima, yaitu (a,b) = 1, maka [a,b]
= ab. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut.

[a b] adalah kelipatan dari a, misalkan [ab] = ka. Jika [a,b] = ka, maka b│
ka. Karena (a,b) = 1 maka menurut teorema 2.6 b│k, karena a positif
berarti

b ≤ k sehingga ab ≤ ak. Tetapi ab < ak tidak mungkin sebab ak merupakan


KPK dari a dan b, sehingga yang mungkin adalah ab = ak atau ab = [a,b].

Jadi, jika (a,b) = 1, maka [a,b] = ab.

Perhatikan Contoh: (2,3) = 1, [2, 3] = 6, dan 2.3 = 6

19
(2, 5) = 1, [2,5] = 10, dan 2.5 = 10

(3,4) = 1, [3,4] = 12, dan 3.4 = 12

(8, 15) = 1, [8 15] = 120, dan 8.15 = 120

Teorema 2.10

Jika a dan b adalah sebarang dua bilangan bulat positif dan (a, b) = 1,
maka (a, b) [a, b] = a.b

Bukti:

(a, b) = 1, maka ada x, y Z sehingga

ax+ by = 1

[a, b] ax + [a, b] by = [a, b]

[a, b] adalah kelipatan persekutuan terkecil dari a dan b, maka a │ [a, b]


dan b│[a, b].

a│[a, b] → ab│[a,b] b → ab │ [a, b] by

b│ [a, b] → ab│a [a, b] → ab [a, b] ax

ab│ [a, b] by dan ab │ [a, b] ax, maka ab│[a, b] ax + [a, b] by,


karena [a, b] ax + [a, b] by = [a, b], maka ab│[a, b]...............(*)

Sesuai dengan teorema 2.8, karena [a, b] adalah kelipatan persekutuan


terkecil dari a dan b, dan ab adalah kelipatan persekutuan dari a dan b,
maka [a, b] │ab ..................(**)

Dari (*) dan (**) diperoleh bahwa ab = [a, b].

Karena (a, b) = 1 dan ab = [a, b], maka (a, b). ab = (a, b) [a, b]

ab = (a, b) [a, b]

Jadi (a, b) [a, b] = ab.

20
Teorema 2.11

Jika b suatu kelipatan persekutuan dari a1, a2, a3, ... an,

maka [a1,a2,a3,...an. Harus dibuktikan h│b.

Bukti:

Misalkan h b maka ada bilangan q dan r sedemikian sehingga b = qh + r


dengan 0 < r < h, karena b suatu kelipatan dari a1, a2, a3, ... an, maka ai │b
untuk setiap i = 1,2,3, .n

h = [a1, a2, a3, ... an ] maka ai │ h untuk setiap i = 1,2,3,...,n. Dari b = qh +


r dengan 0 < r < h, karena ai│h dan ai │ b, maka ai │ r. Jadi, r kelipatan
persekutuan dari a1, a2, a3, ... an.. Hal ini tidak mungkin sebab r < h dan h
adalah kelipatan persekutuan terkecil dari a1, a2, a3, ... an, maka
pengandaian harus diingkar berarti h│b yaitu [a1, a2, a3, ... an ] │ b.

Teorema 2.12

Jika x, y Z, maka (x, y) [x, y] = xy

Bukti:

Ambil d = (x,y), maka ( ) = 1 (sesuai bukti teorema 2.10 untuk x, y Z

dan d = (x,y), maka ( ) = 1)

Sesuai teorema 2.10, jika ( )=1, maka : [ ]= . Akibatnya,

( )[ ]=1[ ]=

Contoh:
d ( 2
)[ ]=d 2

(24, 16) = 8, maka 8 [24, 16] =


24 . 16, sehingga [24, 16] = .
d( )d[ ]= xy
24 . 16 = 48

( )[ ] = xy

21
(x,y) [x,y] = xy

1. Metode Irisan Himpunan


Di dalam metode irisan himpunan, pertama kita tentukan himpunan
kelipatan-kelipatan positif dari bilangan pertama dan bilangan kedua.
Kemudian kita tentukan himpunan persekutuan kelipatan dari bilangan-
bilangan itu dan akhirnya kita pilih bilangan terkecil dari himpunan itu.
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari p dan q, dengan p,q anggota
himpunan bilangan asli adalah bilangan terkecil anggota himpunan bilangan
asli yang habis dibagi oleh p dan q.

Contoh 1 :

Tentukan KPK dari 8 dan 12 !


Jawab :

K8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72 ………


K12 = 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, 108 ……
Himpunan kelipatan persekutuannya adalah :
K8 = K12 = 24, 48, 72 …..
Karena bilangan terkecil dari K8 C K12 adalah 24, KPK dari 8 dan 12 adalah 24,
ditulis KPK (8,12) = 24.

2. Metode Pembagian dengan Bilangan Prima (Tabel)

Metode lain untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari


beberapa bilangan asli adalah menggunnakan pembagian dengan bilangan prima.
Metode ini mulai dengan bilangan prima terkecil yang dapat membagi paling
sedikit satu dari bilangan yang diberikan, kemudian proses pembagian ini
dilanjutkan sampai baris dimana jawabannya berisi bilangan-bilangan 1.
Contoh:
Tentukan KPK (12 , 75 , 120)

Jawab:

Untuk menyelesaikan masalah ini, kita mulai dengan bilangan prima


terkecil yang dapat membagi paling sedikit satu dari bilangan yang diberikan dan
membaginya,sebagai.berikut:

12 75 120
2 6 75 60

22
Karena 2 tidak habis membagi 75, tulis kembali 75 di bawah. Untuk
memperoleh KPK dengan menggunakan prosedur ini, kita teruskan pembagian ini
sampai baris dimana jawabannya berisi bilangan-bilangan 1.

12 75 120
2 6 75 60
2 3 75 30
2 3 75 15
3 1 25 15
5 1 5 1
5 1 1 1

Dengan demikian, KPK (12, 75, 120) = 2 x 2 x 2 x 3 x 5 x 5 = 23 x 3 x 52 = 600.

3. Faktorisasi Prima (Pohon Faktor)


Hal yang perlu dilakukan dalam mencari KPK memakai cara faktorisasi
prima yaitu bisa mengalikan semua bilangan faktor dan jika ada yang sama
ambillah nilai yang paling terbesar, jika keduanya sama maka ambil salah satunya.

Contoh
18 = 2 x 32
Tentukan KPK dari 18 dan 30
30 = 2 x 3 x 5
18 30
KPK dari 18 dan 30 = 2 x 32 x5
2 9 2 15 = 90

23
DAFTAR PUSTAKA

Mailizar. Anggi A., dan Lin Mas E. 2017. Teori Bilangan. Jakarta: Unindra Press.

Parwati M.Pd, Dr. Ni Nyoman. 2014. Teori Bilangan. Singaraja: Graha Ilmu.

Darhim, dkk. 1996. Pendidikan Matematika 2. Universitas Terbuka.

http://datafilecom.blogspot.com/2011/06/kpk-kelipatan-persekutuan-terkecil.html
https://rumus.co.id/cara-mencari-kpk/

24
NAMA :

KELAS/NPM :

SOAL

1. Tentukan apakah a | b, Jika : a = 3, b = 10!


Jika : a = 19, b = 95!
Jika : a = 3, b = -15!
2. Jika 3 | 6 dan 3 | 15, Apakah 3 | 6 + 15?
3. Tentukan FPB dari 15, 20, dan 30 menggunakan metode irisan
himpunan!
4. Tentukan FPB dari 60, 80, dan 140 menggunakan faktorisasi prima!
5. Tentukan FPB (357, 629)! (menggunakan algoritma euclid)
6. Carilah bilangan bulat x dan y, sehingga FPB (90,78) = 90x + 78y!
7. Carilah PPB dari 6409 dan 42823! (menggunakan algoritma euclid)
8. Tentukan KPK dari 40, 60, dan 80 menggunakan metode irisan
himpunan!
9. Tentukan KPK dari 16 dan 40 menggunakan tabel!
10. Tentukan KPK dari 90 dan 168 menggunakan faktorisasi prima!

25
Jawaban

1). Tentukan apakah a | b, Jika : a = 3, b = 10

Jika : a = 19, b = 95

Jika : a = 3, b = - 15

Jawab:

1. 3 | 10, karena tidak ada bilangan bulat x, sehingga 10 = 3x (3 bukan faktor


dari 10, atau 10 tidak habis dibagi 3).
2. 19 | 95, karena ada bilangan bulat 5, sehingga 95 = 19 x 5.
3. 3 | -15, karena ada bilangan bulat -5, sehingga -15 = 3 x (-5)

2). Jika 3 | 6 dan 3 | 15, Apakah 3 | 6 + 15?

Jawab: Ya. 3 | 6 + 15, karena,

Menurut teorema 2.4, jika p, q Z, p | q dan p | r, maka p | q + r

3 | 6, karena ada bilangan bulat 2, maka 6 = 3 x 2


3 | 15, karena ada bilangan bulat 5, maka 15 = 3 x 5
3 | 21, karena ada bilangan bulat 7, maka 21 = 3 x 7

3). Tentukan FPB dari 15, 20, dan 30 menggunakan metode irisan
himpunan!

Jawab:

15 : {1,3,5,15}

20 : {1,2,4,5,10,20}

30: {1,2,3,5,6,10,15,30}

Maka Faktor Persekutuan 15, 20, dan 30 = {1,5}

FPB dari 15, 20, dan 30 adalah = {5}

4). Tentukan FPB dari 60, 80, dan 140 menggunakan faktorisasi prima!

26
60 80 140

Faktorisasi Prima 60 = 22 x 3 x 5

Faktorisasi Prima 80 = 24 x 5

Faktorisasi Prima 140 = 22 x 5 x 7

Maka, FPB dari 60, 80. dan 140 adalah = 22 x 5 = 20

5). Tentukan (357, 629)! (menggunakan algoritma euclid)

629 = 1 . 357 + 272, maka PPB (629, 357) = PPB (357, 272)
357 = 1 . 272 + 85, maka PPB (357, 272) = PPB (272, 85)
272 = 3 . 85 + 17 , maka PPB (272, 85) = PPB (85, 17)
85 = 5. 17 + 0, maka PPB (85, 17) = PPB (17)
Jadi, (357, 629) = 17

6). Carilah bilangan bulat x dan y, sehingga fpb(90,78) = 90x + 78y!

Jawab: FPB (90, 78) = 78 – 6 . 12

90 = 1. 78 + 12 = 78 – 6 . (90 – 1 . 78)

78 = 6 . 12 + 6 = 7 . 78 – 6 . 90

12 = 2 . 6 + 0 = 90 (-6) + 78 (7)

FPB (90,78) = 6 Jadi, nilai x = -6 dan y = 7

7). Carilah FPB dari 6409 dan 42823! (menggunakan algoritma euclid)

42823 = 6 . 6409 + 4369 , maka PPB (42823, 6409) = PPB (6409, 4369)
6409 = 1 . 4369 + 2040, maka PPB (6409, 4369) = PPB (4369, 2040)
4369 = 2 . 2040 + 289 , maka PPB (4369, 2040) = PPB (2040, 289)
2040 = 7 . 289 + 17 , maka PPB (2040, 289) = PPB (289, 17)

27
289 = 17 . 17 + 0 , maka PPB (289, 17) = PPB (17)
Jadi, PPB dari 6409 dan 42823 adalah 17.

8). Tentukan KPK dari 40, 60, dan 80 menggunakan metode irisan
himpunan!

Jawab:
K40 = 40, 80, 120, 160, 200, 240, 280, 320, 360, 400, 440, 480,…
K60 = 60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480,…
K80 = 80, 160, 240, 320, 400, 480,…
Himpunan kelipatan persekutuannya adalah
{ }
Karena bilangan terkecil dari K40 C K60 C K80 adalah 240, KPK dari 40, 60 dan
80 adalah 240 dan ditulis KPK (40, 60, 80) = 24

9). Tentukan KPK dari 16 dan 40 menggunakan tabel!

Jawab:
16 40 Maka KPK dari 16 dan 40 adalah
2 8 20 2x2x2x2x5 = 24 x 5= 80
2 4 10
2 2 5
2 1 5
5 1 1

10). Tentukan KPK dari 90 dan 168 menggunakan pohon faktor!


Jawab:
90 168 90 = 2.32.5
/\ /\
2 45 2 84 168 = 23.3.7
/\ /\
3 15 2 42 KPK = 23.32.5.7 = 2.520
/\ /\
3 5 2 21
/\
3 7

28

Anda mungkin juga menyukai