Anda di halaman 1dari 44

PENGANTAR DASAR

MATEMATIKA
Lambertus
Ld Ahmad Jazuli
Pendahuluan
Bila dilihat sejarahnya, definisi tentang
matematika telah berkembang jauh, seiring
perkembangan penggunaan matematika
dalam peradaban manusia. Diantaranya:
- matematika adalah ”ilmu tentang
bilangan”,
- Matematika adalah ilmu tentang
pengukuran,
- matematika adalah ”ilmu yang mempelajari
tentang tentang bangun-bangun abstrak”
 Bila ditinjau secara filsafat, matematika
memiliki cabang filsafat tersediri yang
berbeda dengan filsafat ilmu. Oleh karena
itu banyak yang tidak setuju bahwa
matematika dimasukkan dalam kategori
”ilmu”. Akibatnya, kata ”ilmu matematika”
tidak pernah kita jumpai. Namanya cukup
”matematika” tanpa didahului dengan kata
”ilmu”.
Pengertian Matematika
 Kurikulum 2006:“Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika
di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan diskrit.
Untuk mengusai dan menciptakan teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.”

 Johnson dan Rising (1972):“Matematika adalah pola


berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik,
matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide daripada mengenai bunyi.”
Pengertian Matematika
 Suherman (2003):“Matematika adalah disiplin
ilmu tentang tata cara berfikir dan mengolah logika,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.”
 Abdurrahman (2002) :“Matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan
keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
memudahkan berfikir.”
 Andi Hakim Nasution:
“Matematika adalah ilmu struktur, urutan (order),
dan hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan,
pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.”
Pengertian Matematika
 H.W Fowler (The Liang Gie, 1999), ”Mathematics
is the abstract science of space and number”,
 Marshaal Walker “Mathematics may be defined as
the study of abstract structures and their
interrelations”.
 Dienes (Herman Hudoyo, 1988), matematika
sebagai studi tentang struktur, pengklasifikasian
struktur, dan pengkategorisasian hubungan-
hubungan diantara struktur
 The Liang Gie berhasil mengumpulkan lebih dari
127 definisi berbeda tentang matematika, tetapi
tidak ada satu definisipun yang bisa disepakati oleh
semua pihak.
Berdasarkan definisi-definisi yang ada, Soedjadi
dan Masriyah (1994) menarik empat ciri pokok:
1) matematika memiliki objek kajian yang
abstrak,
2) matematika mendasarkan diri pada
kesepakatan-kesepakatan,
3) matematika sepenuhnya menggunakan pola
pikir deduktif, dan
4) matematika dijiwai dengan kebenaran
konsisten yaitu kebenaran yang didahului
oleh kebenaran-kebenaran sebelumnya.
Misalnya “bilangan dua”.
Mata kita dua,
Telinga kita dua,
Roda sepeda kita dua,
Lalu, apakah bilangan dua itu?
Jelas, bilangan dua adalah objek abstrak dan
”2” disepakati merupakan lambang atau
simbol dari “dua”.
Apakah “titik” itu?
Titik tidak bisa didefinisikan, titik juga objek
abstrak dalam matematika/geometri.
Hall dan Stevens (1919) “A point is a position.
It has no size, length, width, or thickness, and it
is infinitely small.” Jadi titik tidak bisa
digambar (sebab: point is infinitely small)
 Perhatikan lambang atau simbol-simbol
berikut: ”=”, ”2”, “”, atau ”Δ”. Simbol-
simbol tersebut merupakan kesepakatan-
kesepakatan dalam matematika.
 Jika suatu definisi sudah diterima, maka
definisi tersebut merupakan kesepakatan
yang akan diterima.
 Matematika, berpola pikir deduktif. Artinya,
pola pikir matematika berangkat dari hal
yang umum, menuju ke hal-hal yang khusus.
 Sistem deduktif dalam matematika, dikenal 2
istilah penting, yaitu istilah ”PENGERTIAN”
dan istilah ”PERNYATAAN.
 Pengertian dibedakan atas 2 hal, yaitu
Pengertian Pangkal dan Pengertian Bukan
Pangkal.
 Pengertian pangkal adalah unsur atau
elemen dalam matematika yang harus kita
terima sebagai fakta tanpa harus
didefinisikan (undefined terms).
 Contoh pengertian pangkal adalah:
pengertian bilangan DUA, pengertian
TITIK, pengertian GARIS, pengertian
BIDANG, dan sebagainya. Jadi, TITIK
cukup digambar dan tidak perlu
didefinisikan.
 Dapatkah kita mendefinisikan TITIK
sebagai: ”Titik adalah sesuatu yang tidak
punya panjang, tidak punya lebar, tidak
punya ketebalan, dan kecil tak berhingga”?
 Lalu, jika definisi itu kita terima, pastilah
akan muncul pertanyaan baru lagi. Apakah
SESUATU itu?
 Bagaimana menggambar titik jika tidak
memiliki panjang, lebar, maupun ketebalan?
 TITIK memang objek abstrak dalam
matematika sehingga seharusnya memang
tidak bisa digambar.
 Jadi, konsep tentang titik, garis, atau bidang
haruslah kita terima sebagai sebuah fakta
dalam matematika.
 Pengertian pangkal amat diperlukan agar
tidak terjadi ”berputar-putar dalam dalam
pendefinisian”.
Contoh dari lingkaran definisi misalnya :
1. Titik adalah perpotongan dua garis
Garis adalah penghubung dua titik
2. Sudut siku-siku adalah sudut yang tidak
lancip
Sudut lancip adalah sudut yang tidak siku-
siku
Definisi
Pengertian bukan Pangkal dalam matematika,
dikenal sebagai definisi.
 Definisi adalah ungkapan yang diperlukan
untuk membatasi suatu konsep.
 Contoh definisi: Trapesium adalah segiempat
yang mempunyai tepat sepasang sisi sejajar.
 Jadi trapesium merupakan salah satu
term/istilah dalam matematika yang perlu
dan dapat didefinisikan (defined terms).
 Definisi dalam matematika amat dibutuhkan,
untuk menghindari dari peristiwa ”berputar-
putar dalam pembuktian”.
Definisi dibedakan atas 3 jenis:
1) Definisi Analitik, yaitu definisi yang
menyebutkan genus proksimum dan
diferensia spesifika.
Contoh:`
 Persegipanjang adalah jajarjenjang yang salah
satu sudutnya 90°.
 Genus proksimum (keluarga terdekat):
Jajargenjang. Diferensia spesifika (perbedaan
yang spesifik): Salah satu sudutnya 90°.
2) Definisi Genetik, yaitu definisi yang
menunjukkan/mengungkapkan cara terjadinya
atau terbentuknya konsep yang didefinisikan.
Contoh:
 layang-layang ialah bangun segiempat yang terjadi
jika dua segitiga samakaki dengan alas kongruen
diimpitkan alasnya
 Jaring-jaring limas adalah bangun yg terjadi bila
suatu limas dipotong menurut rusuk-rusuk
tegaknya dan bidang-bidang sisi tegaknya
direbahkan ke arah luar sampai ke bidang yang
memuat bidang alasnya.
3) Definisi dalam bentuk rumus,
dinyatakan dalam notasi-notasi
matematika.

Contoh:
Definisi n faktorial yang langsung ditulis:
n! = n(n – 1)! dilengkapi dengan 0! = 1! = 1.
Unsur-unsur Definisi
Unsur-unsur definisi adalah
(1) latar belakang, (2) genus, (3) istilah (konsep
yang didefinisikan), dan (4) atribut.
Contoh:
 Segitiga samasisi adalah bangun datar
berbentuk segitiga yang ketiga sisinya sama
panjang.
Latar belakangnya: bangun datar, genusnya:
segitiga, konsep yang didefinisikan: segitiga
samasisi, atributnya: ketiga sisinya sama panjang.
Contoh definisi
Jajargenjang dapat didefinisikan sebagai berikut:
(1) jajargenjang ialah segiempat yang dua pasang sisi
yang berhadapan sejajar;
(2) jajargenjang ialah segiempat yang dua pasang sisi
yang berhadapan sama panjang; dan
(3) jajargenjang ialah segiempat yang sepasang sisi
yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
Ketiga definisi jajargenjang di atas adalah sama, dan
menurut Soedjadi (2000) ketiga definisi itu
mempunyai ekstensi (jangkauan) yang sama, dan dua
atau lebih definisi yang memiliki ekstensi sama
disebut definisi yang ekuivalen
definisi
Suatu definisi harus dapat dinyatakan dalam bentuk
kalimat yang memuat “bila dan hanya bila” atau
“reversible” (dapat dibalik).
Misalnya : Suatu segitiga samasisi adalah suatu segitiga
yang ketiga sisinya sama panjang.
Ini harus berarti :
Jika suatu segitiga samasisi, maka ketiga sisinya sama
panjang.
Jika suatu segitiga sisinya sama panjang, maka segitiga itu
samasisi.
Sehingga dapat dikatakan :
Suatu segitiga disebut samasisi bila dan hanya bila ketiga
sisinya sama panjang.
Pernyataan
 Pernyataan Pangkal disebut juga dengan
AKSIOMA, yakni pernyataan yang
kebenarannya tanpa bukti.
 Kebenarannya, langsung kita terima saja.
Contoh aksioma adalah:
Melalui 2 buah titik hanya dapat dibuat tepat
sebuah garis.
Aksioma dibedakan atas 2 jenis, yaitu:
1. Pernyataan benar yang diterima sebagai
kebenaran tanpa bukti (self evident truth).
Contoh:
 Melalui dua buah titik dapat dibuat tepat
sebuah garis.

2. Pernyataan yang disepakati kebenarannya


dan dapat menghasilkan pernyataan-
pernyatan lain yang benar secara logik (non
self evident truth).
Contoh:
Suatu himpunan tak kosong G dengan operasi
biner “ ” disebut Grup jika dan hanya jika
memenuhi aksioma-aksioma berikut ini.
1) Tertutup, ( a, b G)( ! c G) a b = c.
2) Asosiatif, ( a, b, c G) (a b) c = a (b c).
3) Ada elemen identitas (ditulis dengan e),
( e G) ( a G) e a = a e = a.
1) Tiap elemen G memiliki invers dalam G,
( a G)( a¯¹ G) a¯¹ a = a a¯¹ = e.
Sebagai suatu sistem, kumpulan aksioma
harus:
1) Konsisten,
2) Independen,
3) Lengkap,
4) Ekonomis,
 Suatu sistem aksioma dikatakan "konsisten" bila
pernyataan-pernyataan dalam kumpulan aksioma itu tidak
kontradiktif. Non-kontradiktif itu bukan hanya dalam makna
pernyataannya saja, tetapi juga dalam hal istilah serta simbol
yang digunakan.
Contoh: Perhatikan contoh berikut ini.
 Aksioma 1: 2 * 6 = 4
 Aksioma 2: 4 * 1 = 1
 Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan menghasilkan
sesuatu yang sama
 Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 5
Keempat aksioma tersebut tidak konsisten, sebab berdasarkan
aksioma 1, 2, dan 3 didapat: (2 * 6) * (4 * 1) = 4 * 1 = 1 yang
bertentangan dengan aksioma 4.
 Suatu sistem aksioma dikatakan “independen” bila
masing-masing pernyataan dalam kumpulan aksioma
itu tidak saling bergantung, artinya pernyataan atau
aksioma yang satu harus tidak diturunkan atau
diperoleh dari aksioma-aksioma yang lain.
Contoh
Aksioma 1: Jumlah dua bilangan genap adalah bilangan
genap.
Aksioma 2: Jumlah dua bilangan gasal adalah bilangan
genap.
Aksioma 3: 1 + 7 = 8

Sistem aksioma tersebut tidak “independen”, sebab


aksioma 3 dapat diturunkan dari aksioma 2.
 Suatu sistem aksioma dikatakan "lengkap"
bila setiap pernyataan yang diturunkan dari
sistem itu dapat dibuktikan kebenaran atau
kesalahannya.
 Bila aksioma dalam suatu sistem aksiomatik
tidak lengkap, maka tidak dapat diperoleh
teorema-teorema.
Misal salah satu aksioma dalam geometri
Euclides dihilangkan, maka tidak akan diperoleh
teorema-teorema dalam sistem tersebut.
 Suatu sistem aksioma dikatakan “ekonomis" bila
simbol-simbol atau istilah-istilah yang digunakan tidak
berlebihan (tidak redundan). selain itu juga pernyataan
dalam kumpulan aksioma itu tidak ada yang memiliki
makna sama.
Contoh
Aksioma 1: 2 * 6 = 4
Aksioma 2: 4 * 1 = 1
Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan menghasilkan
sesuatu yang sama.
Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 1
Keempat aksioma tersebut bersifat redundan atau tidak
ekonomis sebab (2 * 6) * (4 * 1) = 4 * 1 = 1
Diskusi Perlukah aksioma 4?
 Aksioma diperlukan dalam suatu struktur
matematika agar dapat dihindarkan
“berputar-putar dalam pembuktian" atau
“circulus in probando".
 Sedangkan pengertian pangkal (unsur
primitif) dalam suatu struktur matematika
perlu untuk menghindarkan “berputar-
putar dalam pendefinisian" atau “circulus
in definiendo".
Pernyataan Bukan Pangkal
 Disebut juga teorema, dalil, rumus,
atau sifat.
 Kebenaran sebuah teorema atau sebuah
sifat, haruslah dibuktikan.
 Selain teorema, dalam pernyatan bukan
pangkal ini juga dikenal dengan istilah
Lema (lemma), dan Teorema Akibat
(corollary)
 Ciri matematika yang lainnya adalah matematika
dijiwai dengan kebenaran konsisten yaitu
kebenaran yang didahului oleh kebenaran-
kebenaran sebelumnya.
 Dengan ciri ini, maka bukti deduktif dalam
matematika harus urut.
 Teorema 3 harus dibuktikan dengan menggunakan
teorema-teorema atau aksioma-aksioma, atau
definisi sebelumnya.
 Berarti, untuk membuktikan Teorema 3, tidak
boleh menggunakan Teorema 4 atau 5.
 Ketika membuktikan Teorema 3, kebenaran
Teorema 1 dan 2 harus sudah terbukti.
 Lema: adalah teorema yang
pemakaiannya amat terbatas. Biasanya
dimunculkan hanya untuk keperluan
terbatas, yakni untuk membuktikan suatu
teorema tertentu.
Contoh: Handshaking Lemma
 In a graph, the sum of the degrees of the
vertices is twice the number of edges.
Corollari: suatu teorema yang muncul
sebagai akibat dari teorema sebelumnya.

Contoh:
In a graph, the number of vertices of odd
degree is even.
Objek Matematika
 Objek matematika ada dua, yaitu objek
langsung dan objek tak langsung.
 Objek langsung (objek dasar
matematika): fakta, konsep, prinsip, dan
algoritma.
Objek Matematika
 Fakta, adalah segala sesuatu yang telah disepakati,
dia dapat berupa simbol atau lambang dan dapat
pula berupa kata-kata. Misalnya: 2, =, >, +, dan
sebagainya.
 Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan
untuk mengadakan klasifikasi/penggolongan
terhadap objek.
 Prinsip merupakan hubungan fungsional dari
konsep-konsep. Salah satu wujud prinsip, adalah
teorema.
 Algoritma merupakan prosedur yang mesti
dijalankan, guna menyelesaikan suatu masalah/
persoalan matematika
 Suatu konsep dapat dibentuk melalui suatu
abstraksi.
 Sebagai contoh sederhana dalam kehidupan
sehari-hari kita dapat mengatakan bahwa
sepeda, kereta api, mobil, becak adalah
kendaraan. Tetapi rumah, pohon, batu bukan
kendaraan. Ini berarti “kendaraan" adalah
suatu konsep.
 Konsep kendaraan itu dapat saja dipandang
sebagai suatu abstraksi dari beberapa
kendaraan khusus tertentu.
Pembentukan suatu konsep bisa melalui :
(1) abstraksi, misalnya : pembentukan
bilangan melalui dua kali abstraksi,
(2) Idelisasi, misalnya : “kerataan" suatu
bidang dan "kelurusan" suatu garis,
(3) abstraksi dan idealisasi, misalnya :
“kubus", “kerucut", dan
(4) penambahan syarat pada konsep
terdahulu, misalnya: “belahketupat" dari
“jajargenjang"
Objek Matematika
Objek tak langsung matematika
(1) kemampuan membuktikan teorema (theorem proving),
(2) kemampuan memecahkan masalah (problem solving),
(3) kemampuan untuk menularkan cara belajar
matematika yang dapat ditranfer ke pelajaran yang
lain (transfer of learning),
(4) kemampuan untuk mengembangkan intelektual
melalui belajar matematika (intellectual development),
(5) kemampuan bekerja secara individu (working
individually),
(6) kemampuan bekerja dalam kelompok (working in
group),
(7) memiliki sikap positif (positive attitudes).
Dalam penyajian objek matematika, digunakan:
 Relasi merupakan suatu aturan untuk
mengawankan anggota suatu himpunan
dengan anggota himpunan lain, yang dapat
sama dengan himpuan semula.
 Operasi adalah aturan untuk mendapatkan
elemen tunggal dari satu atau lebih elemen
yang diketahui. Elemen yang diketahui
disebut elemen yang dioperasikan.
Operasi
 Jika suatu operasi memerlukan 2 buah
elemen untuk pemberlakuannya, operasi
tersebut dinamakan operasi biner.
 Suatu operasi yang hanya memerlukan
satu elemen untuk memberlakukannya
disebut operasi uner,
POLA PIKIR DALAM
MATEMATIKA
 Matematika disusun berdasarkan pola
berpikir deduktif, tetapi matematika
terbentuk atau berkembang dari pola pikir
induktif atau deduktif.
 Artinya, sifat-sifat dalam matematika ada
yang diketemukan berdasarkan kenyataan
di lapangan, ada pula yang diketemukan
berdasar pola pikir manusia.
Sifat abstrak dalam Matematika
 "bilangan" adalah abstrak, sedang yang kita
tulis adalah lambangnya atau simbolnya.
 Lambang-Iambang yang digunakan termasuk
dalam "fakta".
 “Garis lurus" adalah abstrak. Sebenarnya
tidak pernah dijumpai garis lurus seperti
yang dibicarakan dalam matematika.Yang
digambar dengan penggaris, misalnya, adalah
gambaran garis lurus.
 Karena sifat matematika yang abstrak itulah,
maka diperlukan peragaan-peragaan untuk
mempermudah mempelajarinya

Anda mungkin juga menyukai