Anda di halaman 1dari 30

KARAKTERISTIK MATEMATIKA &

HAKEKAT PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Bahasan:
A. Karakteristik Matematika

B. Hakekat Matematika

C. Hakekat Pembelajaran dalam


Matematika
A. Karakteristik Matematika

1. Memiliki objek kajian yang abstrak


2. Bertumpu pada kesepakatan
3. Berpola pikir deduktif
4. Konsisten dalam sistemnya
5. Matematika adalah bahasa simbol
6. Memiliki simbol yang kosong dari arti
7. Memperhatikan semesta pembicaraan
8. Matematika sebagai ilmu terstruktur
9. Matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu
10. Matematika Adalah Ilmu Tentang Pola dan Hubungan
1. Memiliki Qbjek Kajian yang Abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat
abstrak, walaupun tidak setiap objek abstrak adalah
matematika. Sementara beberapa matematikawan menganggap
objek matematika itu “konkret” dalam pikiran mereka, maka
dapat dikatakan bahwa objek matematika secara lebih tepat
sebagai objek mental atau pikiran. Ada empat objek kajian
matematika yaitu
a. Fakta
b. Operasi dan relasi
c. Konsep
d. prinsip
a. Fakta
Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam
matematika yang biasanya diungkapkan lewat simbol tertentu.
Contoh:
• Simbol “2” secara umum telah dipahami sebagai simbol
untuk bilangan 2. sebaliknya bila kita menghendaki bilangan
dua, cukup dengan menggunakan simbol “2”.
• Simbol “∆” menunjukkan “segitiga”.
• Simbol (a, b) yang dipahami sebagai “pasang berurutan”
b. Operasi dan relasi
Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan
pengerjaan metamtika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan antara
dua atau lebih elemen.

Contoh Operasi Contoh Relasi


1) Penjumlahan 1) Sama dengan
2) Pengurangan 2) Tidak sama dengan
3) Perkalian 3) Lebih kecil
4) Pembagian, dll 4) Lebih besar, dll

Pada dasarnya operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu


relasi khusus, karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen
tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Semesta dari elemen-
elemen yang dioperasikan dengan elemen yang diperoleh dari operasi
tersebut bisa sama bisa pula berbeda. Elemen yang dihasilkan dari suatu
operasi disebut “hasil operasi”.
c. Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan
Contoh:
• “Segitiga” adalah nama suatu konsep. Dengan konsep itu dapat
dibedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan aman yang
bukan contoh segitiga.
• “Bilangan prima” adalah suatu konsep di mana dengan konsep
itu dapat dibedakan mana yang merupakan bilangan prima dan
mana yang bukan
Konsep berhubungan dengan definisi yang merupakan
ungkapan yang membatasi konsep. Dengan adanya definisi dapat
dibuat ilustrasi, gambar, skema, atau simbol dari konsep yang
didefiniskan.
d. Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang komplek, yang
terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan
oleh suatu relasi atau pun operasi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai
objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa “aksioma”,
“teorema” atau “dalil”.
Contoh:
Teotema Phytagoras yang menyebutkan bahwa dalam segitiga
siku-siku panjang sisi miringnya adalah akar dari kudrat masing-
masing sisi yang laiinnya.
2. Bertumpu pada Kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika
merupakan kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan
simbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika maka
pembahasan selanjutnya akan menjadi lebih mudah dilakukan dan
dikomunikasikan.
Dalam matematika, kesepakatan atau konvensi merupakan
tumpuan yang amat penting. Kesepakatan yang amat mendasar
adalah aksioma (postulat, pernyataan pangkal yang tidak perlu
pembuktian) dan konsep primitive (pengertian pangkal yang tidak
perlu didefinisikan). Aksioma yang diperlukan untuk menghindari
berputar-putar dalam pembuktian. Sedangkan konsep primitive
diperlukan untuk menghindari berputar-putar dalam pendefinisian.
 Beberapa aksioma dapat membentuk suatu system
aksioma, yang selanjutnya dapat menurunkan beberapa
teorema. Dari satu atau lebih konsep primitive dapat
dibentuk konsep baru melalui pendefinisian.
 Contoh pengertian pangkal dan aksioma
titik, garis, dan bidang merupakan usur-unsur
primitive atau pengertian pangkal dalam geometri Euclid.
Sementara salah satu aksioma di dalamnya adalah : “melalui
dua buah titik ada tepat satu garis lurus yang dapat dibuat”.
3. Berpola Pikir Deduktif
Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan
pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau
diarahkan kepada hal yang bersifat khusus.
Pola pikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat
sederhana tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang tidak
sederhana.
 Contoh:
Teorema Pythagoras dalam matematika “ditemukan”
melalui pengamatan atau percobaan. Bila hasil pengamatan tersebut
ingin dimasukkan ke dalam struktur matematika maka hasil tersebut
harus dibuktikan secara deduktif untuk menjadi suatu teorema, tentu
saja dengan menggunakan teorema dan definisi terdahulu yang telah
diterima kebenarannya.
4. Konsisten dalam Sistemnya
Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk
dari beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada sistem-sistem
yang berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu
dengan lainnya. Sistem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat
dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam sistem aljabar terdapat pula
beberapa sistem lain yang lebih “kecil” yang berkaitan satu dengan lainnya.
Demikian pula di dalam sistem geometri.
 Contoh:
Di dalam aljabar terdapat sistem aksioma dalam grup,
sistem aksioma dalam ring, sistem aksioma dalam lapangan, dan lain-lain.
Di dalam geometri terdapat sistem geometri netral, sistem geometri
insidensi, sistem geometri Euclides, sistem geometri Lobachevcki, dan lain-
lain.
 Di dalam masing-masing sistem berlaku ketaatazasan atau konsistensi. Artinya
bahwa dalam setiap sistem tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema atau
pun definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai
kebenarannya.
 Ada sistem atau struktur yang satu dengan sistem atau struktur yang lain tidak
mustahil terdapat pernyataan yang saling kontradiksi.
Contoh :
Di dalam sistem geometri Euclid (geometri datar, yaitu geometri yang biasa dipelajari di
sekolah) dikenal teorema berikut ini “Jumlah besar sudut-sudut sebuah segitiga adalah
seratus delapan puluh derajat”. Sementara di dalam sistem geometri Riemann (geometri
lengkung bola, salah satu sistem geometri non-euclide), salah satu teorema berbunyi
“Jumlah besar sudut-sudut sebuah segitiga lebih (besar) dari seratus delapan puluh
derajat”.
5. Matematika adalah Bahasa Simbol

Matematika yang terdiri dari simbol-simbol yang


sangat padat arti dan bersifat internasional. Padat arti
berarti simbol-simbol matematika ditulis dengan cara singkat
tetapi mempunyai arti yang luas.
 Contoh: 3! = 1 x 2 x 3
log 100 = 2
2+3=5
6. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti
Di dalam matematika terdapat simbol berupa huruf Latin, huruf Yunani,
maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbol-simbol tersebut membentuk
kalimat dalam matematika yang biasanya disebut model matematika. Model
matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu
ada pula model matematika berupa gambar seperti bangun-bangun geometrik,
grafik, maupun diagram.
 Contoh simbol yang kosong dari arti:
Model matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x, y, dan
z berarti bilangan. Secara sederhana, bilangan-bilangan yang biasa digunakan
dalam pembelajaran pun bebas dari arti atau makna real. Bilangan tersebut
dapat berarti panjang, jumlah barang, volume, nilai uang, dan lain-lain
tergantung pada konteks di mana bilangan itu diterapkan. Bahkan tanda “+”
tidak selalu berarti operasi tambah untuk dua bilangan, bisa jadi operasi untuk
vector, matriks, dan lain-lain.
 Secara umum, model/simbol matematika sesungguhnya
kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila kita
mengkaitkannya dengan konteks tertentu. Hal ini pula
yang membedakan simbol matematika dengan simbol
bukan matematika. Kosongnya arti model-model
matematika itu merupakan “kekuatan” matematika, yang
dengan sifat tersebut ia bisa masuk pada berbagai macam
bidang kehidupan, dari masalah teknis, ekonomis, hingga
ke bidang psikologis.
7. Memperhatikan Semesta Pembicaraan
 Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol
matematika, maka bila kita menggunakannya kita seharusnya
memperhatikan pula lingkup pembicaraannya. Lingkup atau
sering disebut semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas.
Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan, maka simbol-
simbol tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pula. Begitu
pula bila kita berbicara tentang tranformasi geometris (seperti
translasi, rotasi, dan lain-lain) maka simbol-simbol
matematikanya menunjukkan suatu transformasi pula.
 Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaian suatu soal atau
masalah, juga ditentukan oleh semesta pembicaraan yang
digunakan.
 Contoh penggunaan lingkup pembicaraan:
dalam semesta himpunan bilangan bulat, terdapat
model 2x = 3. adakah penyelesaiannya? Bila diselesaikan
seperti biasa, tanpa menghiraukan semesta pembicaraannya,
maka diperoleh x = 1,5. tetapi 1,5 bukan bilangan bulat. Jadi
dalam hal ini dikatakan bahwa model tersebut tiidak
memiliki penyelesaian dalam semesta pembicaraan bilangan
bulat. Atau sering dikatakan penyelesaiannya adalah
“himpunan kosong”.
8. Matematika sebagai Ilmu Terstruktur
 Matematika merupakan ilmu terstruktur yang terorganisasikan. Hal ini
karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan,
kemudian unsur yang didefinisikan ke aksioma / postulat dan akhirnya
pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis,
terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling
sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Oleh karena itu
untuk mempelajari matematika, konsep sebelumnya yang menjadi
prasyarat, harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami topik
atau konsep selanjutnya.
 Contoh:
Seorang siswa yang akan mempelajari sebuah volume kerucut
haruslah mempelajari mulai dari lingkaran, luas lingkaran, bangun ruang
dan akhirnya volume kerucut. Untuk dapat mempelajari topik volume
balok, maka siswa harus mempelajari rusuk / garis, titik sudut, sudut,
bidang datar persegi dan persegi panjang, luas persegi dan persegi
panjang, dan akhirnya volume balok.
9. Matematika sebagai Ratu dan
Pelayan Ilmu
 Matematika sebagai ratu ilmu artinya matematika sebagai alat
dan pelayan ilmu yang lain. Matematika sebagai suatu ilmu yang
berfungsi melayani ilmu pengetahuan. Matematika tumbuh dan
berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga
untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam
pengembangan dan operasionalnya.
 Matematika sebagai ratu ilmu dimaksudkan bahwa matematika
adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Banyak sekali
cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan teori-teorinya
didasarkan pada pengembangan konsep matematika.
 Dari kedudukan matematika sebagai pelayan ilmu pengetahuan,
tersirat bahwa matematika sebagai suatu ilmu yang berfungsi
pula untuk melayani ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa
matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri
sebagai suatu ilmu dan sebagai penyedia jasa layanan untuk
pengembangan ilmu-ilmu yang lain pula. (Erman Suherman,
dkk, 2001:29)
 Sebagai contoh, banyak teori-teori dan cabang-cabang dari
fisika dan kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan
melalui konsep kalkulus, khususnya tentang persamaan
differensial. Contoh lain, teori ekonomi mengenai permintaan
dan penawaran yang dikembangkan melalui konsep fungsi dan
kalkulus tentang differensial dan integral.
10. Matematika adalah Ilmu tentang
Pola dan Hubungan
 Matematika disebut sebagai ilmu tentang pola karena pada
matematika sering dicari keseragaman seperti
keterurutan, keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-
konsep tertentu atau model yang merupakan
representasinya untuk membuat generalisasi.
 Contoh:
Antara persegi panjang dengan balok, antara persegi
dengan kubus, antara kerucut dengan lingkaran, antara 5 x 4
= 20 dengan 20 : 5 = 4, terdapat hubungan karena konsep
matematika satu dengan lainnya saling berhubungan.
B. Hakekat Matematika
Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin
mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani
mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu
mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan
atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama,
yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar
(berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan
matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir (bernalar).
Beberapa definisi Matematika menurut ahli
1. Russefendi (1988 : 23)
Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak
didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana
dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena
itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
2. Hudoyo
Mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenan dengan ide-
ide, struktur- struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut
urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep-konsep
yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika
dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka simbol- simbol
formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang
beroperasi di dalam struktur-struktur.
3. James dan James (1976)
Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar,
analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa
matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar,
geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan
statistika.
4. Nasution (1980)
Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein dan
mathenem yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat
hubungannya dengan kata sansekerta, medha atau widya yang artinya
kepandaian, ketahuan atau intelegensi.
 Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam
dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu
diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis
dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga
sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya
konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah
dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara
tepat, maka digunakan bahasa matematika atua notasi
matematika yang bernilai global (universal). Konsep
matematika didapat karena proses berpikir, karena itu
logika adalah dasar terbentuknya matematika.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur
yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini
berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya
adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari
hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas
matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui
oleh guru sehingga mereka dapat membelajarkan
matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep
sederhana sampai yang kompleks.
Hakekat Pembelajaran dalam
Matematika
 Menurut Dienes, belajar matematika melibatkan suatu
struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi
yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk
sebelumnya. Sehingga dari pendapat ini Dienes
menyatakan bahwa seorang siswa tidak mungkin dapat
mengerjakan konsep-konsep pada tingkatan lebih tinggi,
tanpa ia memahami konsep prasyarat yang dipelajari
sebelumnya.
Dalam upaya untuk mewujudkan keberhasilan dan kelancaran dalam kegiatan
proses belajar matematika, adanya system pembelajaran yang terkonsep juga
sangat mendukung keberhasilan tersebut. Berikut ini adalah pemaparan
pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.
 Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran suatu
konsep baru matematika, ketika peserta didik belum pernah mempelajari
konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan
jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif peserta
didik yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak.
 Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep,
yang bertujuan agar peserta didik lebih memahami suatu konsep matematika.
 Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan agar peserta didik lebih terampil dalam menggunakan berbagai
konsep matematika.
 Kesimpulan
Proses belajar matematika itu dilakukan secara berkelanjutan, dimulai
dengan penanaman konsep dan diikuti dengan pemahaman konsep
matematika pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Matematika sekolah
adalah pelajaran matematika yang diberikan di jenjang pendidikan
menengah ke bawah, bukan diberikan di jenjang pendidikan tinggi.
Matematika sekolah terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih
guna menumbuh kembangkan kemampuan dan membentuk pribadi serta
berpadu pada perkembangan IPTEK.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai