Anda di halaman 1dari 20

Karakteristiktik Matematika

dan Hakekat Pembelajaran


Matematika_2
Karakteristik Pembelajaran
Matematika
Karakteristik Matematika

1. Memiliki Kajian Objek Abstrak.


2. Bertumpu Pada Kesepakatan.
3. Berpola pikir Deduktif
4. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti.
5. Memperhatikan Semesta Pembicaraan
6. Konsisten Dalam Sistemnya.
1. Memiliki Kajian Objek Abstrak

 Di dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering juga disebut
sebagai objek mental. Di mana objek-objek tersebut merupakan objek pikiran yang
meliputi fakta, konsep, operasi ataupun relasi, dan prinsip. Dari objek-objek dasar tersebut
disusun suatu pola struktur matematika. Adapun objek-objek tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Fakta
2. Konsep
3. Operasi
4. Prinsip
2. Bertumpu pada Kesepakatan

 Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan yang amat penting. Kesepakatan


yang amat mendasar adalah aksioma dan konsep primitif. Aksioma diperlukan untuk
menghindarkan berputar-putar dalam pembuktian. Sedangkan konsep primitif diperlukan
untuk menghindarkan berputar-putar dalam pendefinisian. Aksioma juga disebut sebagai
postulat (sekarang) ataupun pernyataan pangkal (yang sering dinyatakan tidak perlu
dibuktikan). Beberapa aksioma dapat membentuk suatu sistem aksioma, yang selanjutnya
dapat menurunkan berbagai teorema. Dalam aksioma tentu terdapat konsep primitif
tertentu. Dari satu atau lebih konsep primitif dapat dibentuk konsep baru melalui
pendefinisian.
3. Berpola Pikir Deduktif

 Dalam matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif
secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum
diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus”. Pola pikir deduktif ini dapat
terwujud dalam bentuk yang amat sederhana tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang
tidak sederhana.
4. Memiliki Simbol yang Kosong Dari Arti

 Dalam matematika jelas terlihat banyak sekali simbol yang digunakan, baik berupa huruf
ataupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu
model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun
geometri tertentu, dsb. Huruf-huruf yang digunakan dalam model persamaan, misalnya x +
y = z belum tentu bermakna atau berarti bilangan, demikian juga tanda + belum tentu
berarti operasi tambah untuk dua bilangan. Makna huruf dan tanda itu tergantung dari
permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu. Jadi secara umum huruf dan
tanda dalam model x + y = z masih kosong dari arti, terserah kepada yang akan
memanfaatkan model itu. Kosongnya arti itu memungkinkan matematika memasuki medan
garapan dari ilmu bahasa (linguistik)
5. Memperhatikan Semesta Pembicaraan

 Sehubungan dengan penjelasan tentang kosongnya arti dari simbol-simbol dan tanda-tanda
dalam matematika diatas, menunjukkan dengan jelas bahwa dalam memggunakan
matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu dipakai. Bila lingkup
pembicaraanya adalah bilangan, maka simbol-simbol diartikan bilangan. Bila lingkup
pembicaraanya transformasi, maka simbol-simbol itu diartikan suatu transformasi.
Lingkup pembicaraan itulah yang disebut dengan semesta pembicaraan. Benar atau
salahnya ataupun ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika sangat ditentukan
oleh semesta pembicaraannya
6. Konsisten dalam Sistemnya

 Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan satu sama
lain, tetapi juga ada sistem yang dapat dipandang terlepas satu sama lain. Misal sistem-
sistem aljabar, sistem-sistem geometri. Sistem aljabar dan sistem geometri tersebut dapat
dipandang terlepas satu sama lain, tetapi dalam sistem aljabar sendiri terdapat beberapa
sistem yang lebih “kecil” yang terkait satu sama lain. Demikian juga dalam sistem
geometri, terdapat beberapa sistem yang “kecil” yang berkaitan satu sama lain.
 Suatu teorema ataupun suatu definisi harus menggunakan istilah atau konsedp yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai
kebenarannya. Kalau telah ditetapkan atau disepakati bahwa a + b = x dan x + y = p, maka
a + b + y haruslah sama dengan p.
Hakekat Matematika
Hakekat Matematika

 Menurut Hudoyo (1979:96), hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide struktur- struktur dan
hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan
konsep-konsep yang abstrak. Jika matematika dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan
maka simbol-simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi
di dalam struktur-struktur. Beberapa hakekat atau definisi dari matematika adalah sebagai berikut:
a. Matematika sebagai cabang ilmu pengetahuan eksak atau struktur yang teroganisir secara
sistematik
b. Matematika sebagai alat ( tool )
c. Matematika sebagai pola pikir deduktif
d. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking)
e. Matematika sebagai bahasa artifisial.
f. Matematika sebagai seni yang kreatif
Matematika sebagai Cabang Ilmu Pengetahuan
Eksak atau Struktur yang Teroganisir Secara
Sistematik

 Agak berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan
struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen,
yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema (termasuk
di dalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat)
Matematika Sebagai Alat ( Tool )

 Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
 Contoh :
Siswa menyelesaikan soal-soal matematika dan memecahkan masalahnya
sehingga siswa di tuntut untuk berfikir kreatif dan logis, seperti menjelaskan sifat
matematika, berbicara persoalan matematika, membaca dan menulis matematika dan
lain-lain. Menggunakan berbagai alat peraga/media pendidikan matematika seperti
jangka, kalkulator, dan sebagainya.
Matematika Sebagai Pola Pikir Deduktif

 Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu teori
atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan
secara deduktif (umum).
 Contoh :
Kegiatan pembelajaran dapat dimulai dengan menyajikan beberapa contoh atau
fakta yang teramati, membuat daftar sifat-sifat yang muncul, memperkirakan hasil yang
mungkin, dan kemudian siswa dapat diarahkan menyusun generalisasi secara deduktif.
Selanjutnya, jika memungkinkan siswa dapat diminta membuktikan generalisi yang
diperolehnya secara deduktif
Matematika Sebagai Cara Bernalar (The
Way of Thinking)
 Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal,
seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan
yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
 Contoh :
Matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau
aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis
Matematika Sebagai Bahasa Artifisial

 Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika
adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada
suatu konteks.
 Contoh :
Jika kita mempelajari kecepatan berjalan dari sebuah benda, maka objek
“kecepatan gerak benda” dapat kita lambangkan dengan x. Dalam hal ini, x hanya
mempunyai arti “kecepatan gerak benda”. Di samping itu, lambing x tidak memiliki arti
majemuk lainnya. Jika kita ingin menghubungkan “kecepatan gerak benda” dengan
“jarak yang di tempuh benda” (dalam hal ini dilambangkan dengan ‘y’), maka kita
dapat melambangkan hubungan tersebut dengan lambang x = y/z di mana z
melambangkan “waktu yang ditempuh”.
Matematika Sebagai Seni yang Kreatif

 Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka
matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni berpikir yang kreatif.
 Contoh :
Keindahan matematika berdasarkan pola yg dituangkan dalam angka :
1x8+1=9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321
Hakekat Pembelajaran
Matematika
Pengertian Belajar Matematika

 Belajar matematika adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang
berkaitan dengan matematika. Bila kita tahu konsep matematika yang sebelumnya tidak
tahu maka dalam benak kita akan terjadi perubahan dan hal ini akan berguna untuk
mempelajari materi selanjutnya. Dalam pembelajaran matematika perlu diketahui
karekteristik matematika. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, aksiomatik dan
deduktif (Herman Hudoyo, 1990: 3). Proses berpikir matematika disebut proses berpikir
aksiomatik karena pada dasarnya landasan berpikir matematika adalah kesepakatan-
kesepakatan yang disebut aksioma. Matematika dikatakan bersifat deduktif, karena
matematika disajikan secara aksiomatik menggunakan logika deduktif.
 Di dalam matematika, suatu soal atau pertanyaan akan merupakan masalah apabila tidak
terdapat aturan atau hukum tertentu yang akan segera dapat dipergunakan untuk menjawab
atau menyelesaikannya. (Herman Hudoyo, 1990: 84). Hal ini berarti suatu soal matematika
akan menjadi suatu masalah apabila soal itu tidak langsung memberikan penyelesaian.
Hakekat Pembelajaran Matematika

 Secara umum Hakekat Pembelajaran Matematika sebagai berikut:


1. Matematika pelajaran tentang suatu pola/ susunan dan hubungan
2. Matematika adalah cara berfikir
3. Matematika adalah bahasa
4. Matematika adalah suatu alat
5. Matematika adalah suatu seni

Anda mungkin juga menyukai