Abstrak
Membaca pada hakikatnya adalah proses yang rumit yang melibatkan banyak hal,
tidak hanya sekedar menghafal tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Pengembangan keterampilan membaca matematik akan mendukung pengembangan
kemampuan berpikir matematik, daya matematik (pemahaman, pemecahan masalah,
komunikasi, penalaran, dan koneksi matematika), dan disposisi matematik yang tinggi pada
siswa memberi peluang untuk mengembangkan rasa percaya diri, motif berprestasi,
menghargai keindahan keteraturan matematik, dan menghargai pendapat yang berbeda
sepanjang disertai dengan alasan rasional. Membaca matematika merupakan proses
pemahaman siswa terhadap gagasan matematika yang dikomunikasikan oleh gurunya. Apa
yang dibaca seseorang dalam matematika antara lain adalah gagasan (konsep dan prinsip)
dari objek-objek matematika yang terdiri dari fakta, konsep, operasi dan prinsip serta
problem solving. Membaca matematika digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu tingkat rendah
dan tingkat tinggi. Dalam membaca matematika para siswa harus belajar memahami makna
dari simbol-simbol pendek dan belajar menangkap makna dari rumus, grafik dan diagram
serta memerlukan tindakan membaca secara seksama dan pembacaan ulang untuk
memahami dan menginterpretasikan berbagai kata dan frasa teknis serta hubungan antara
konsep-konsep yang dihadirkannya. Para guru hendaknya memberikan instruksi langsung
dengan kata dan frasa yang bermakna spesifik dalam matematika. Dalam kasus
pembelajaran simbol dan rumus, para guru dapat menerapkan taktik-taktik seperti yang
digunakan untuk pengolahan kosakata. Para siswa hendaknya diberi arahan untuk
membedakan mana yang pantas diingat untuk jangka waktu pendek dan mana yang
merupakan informasi mendasar dan sering kali diperlukan untuk membaca matematika,
serta mana ide-ide yang hendaknya selalu diingat.
Kata Kunci: pembelajaran, membaca matematika, konsep, simbol
A. Pendahuluan
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diberikan setiap jenjang
pendidikan. Hampir semua kegiatan manusia sehari-hari berkaitan dengan matematika.
Mengingat begitu penting matematika, maka diperlukan cara-cara yang efektif dan
efisien, agar siswa memahami materi yang akan dipelajarinya.
Matematika merupakan salah satu alat yang efektif karena memberi kekuatan
pada seorang murid untuk membuat keputusan yang tepat dalam meningkatkan proses
pembelajaran dan pemikiran. Proses membaca merupakan proses kognitif yang dialami
secara individu. Proses kognitif ini penting untuk membantu meningkatkan daya baca.
Membaca pada hakikatnya adalah proses yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya sekedar menghafal tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Pengembangan keterampilan membaca matematik akan mendukung
pengembangan kemampuan berpikir matematik, daya matematik (pemahaman,
pemecahan masalah, komunikasi, penalaran, dan koneksi matematika), dan disposisi
matematik yang tinggi pada siswa memberi peluang untuk mengembangkan rasa percaya
diri, motif berprestasi, menghargai keindahan keteraturan matematik, dan menghargai
pendapat yang berbeda sepanjang disertai dengan alasan rasional (Utari : 2006). Karena
proses membaca matematika merupakan proses yang aktif, dinamik, dan generatif, serta
memuat aktivitas yang kompleks yang melibatkan respons fisikal (sensasi dan persepsi),
mental (simbol abstrak dan makna), intelektual (critical thingking), dan emosi, maka
guru hendaknya menggunakan beragam pendekatan atau memilih jenis pendekatan yang
sesuai dengan kesiapan siswa.
B. Kajian Teori
2. Perkara kedua timbul dari fakta bahwa dalam pelajaran matematika para siswa
harus belajar memahami makna dari simbol-simbol pendek (misalnya, +, -, x, :)
dan belajar menangkap makna dari rumus, grafik dan diagram. Dalam kasus
pembelajaran simbol dan rumus, para guru dapat menerapkan taktik-taktik seperti
yang digunakan untuk pengolahan kosakata. Pembelajaran interpretasi grafik dan
diagram sebaiknya diselenggarakan dengan memberi para siswa contoh-contoh
tampilan data informasi yang bermakna secara personal bagi mereka, dan juga
dengan memberi mereka kesempatan membuat grafik dan diagram mereka sendiri.
3. Yang patut diperhatikan yaitu bahwa membaca materi matematika sering kali
menuntut para siswa untuk mengingat banyak konsep dan keterampilan yang telah
dipelajari waktu sebelumnya. Jika siswa tak dapat mengingat informasi yang
diperlukan, maka dia tak akan dapat memahami materi baru. Dengan demikian,
para siswa harus diberi arahan untuk membedakan mana yang pantas diingat untuk
jangka waktu pendek dan mana yang merupakan informasi mendasar dan sering
kali diperlukan, serta mana ide-ide yang hendaknya selalu diingat.
D. Simpulan
Dari kajian teoretis yang telah dianalisis dan berdasarkan hasil pembahasan di
atas dapat disimpulkan bahwa: