Disusun oleh :
Kelompok 7 Aksioma
Heri Kurniawan (211610093) Fabianus Harun (211610085)
Agustin Eudya (211610104) Fransiska Ria Erlina (211610089)
Khairul Khatami (211610040) Safitri Nuryakin (211610064)
Nong Miatik (211610097) Petronela Astari (211610057)
Rizky Ramadani (211610039) Mira Sandra (211610014)
Ratih Waryanti (211510024)
Segala puji kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-Nya terutama nikmat sehat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sebagai tugas dari salah satu kegiatan “AKSIOMA” yang
berjudul “Pembuktian di Dalam Matematika” ini dengan baik. Kami ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan rekan-
rekan semua yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah mengenai pembuktian di dalam bidang matematika ini akan
membahas mengenai seberapakah pentingnya pembuktian di dalam matematika,
metode pembuktian serta hal-hal yang mendasar dalam pembuktian di bidang
matematika. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan sebaik-baiknya.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan
makalah ini karena keterbatasan kemampuan kami. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Tim Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Matematika perlu adanya pembuktian?
2. Metode Apa saja yang diperlukan dalam pembuktian di bidang
matematika?
Bukti
𝑛(𝑛+1)
Harus dibuktikan S(n) = 1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 = 2
A. Kesimpulan
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan matematika
yang penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola,
penggeneralisasian, komunikasi matematika dan lain-lain dapat dikembangkan
secara lebih baik.
Pembuktian yang menggunakan penalaran deduktif biasanya
menggunakan kalimat implikatif yang berupa pernyataan jika …, maka ….
Kemudian, dikembangkan dengan menggunakan pola pikir yang disebut
silogisme, yaitu sebuah argumen yang terdiri atas tiga bagian. Di dalamnya
terdapat dua pernyataan yang benar (premis) yang menjadi dasar dari argument
itu, dan sebuah kesimpulan (konklusi) dari argument tersebut. Di dalam logika,
sebagai cabang (inti) matematika yang banyak membahas tentang silogisme
terdapat beberapa aturan yang menyatakan apakah silogisme itu valid (sahih) atau
tidak.
Sebagaimana disebutkan pada bagian terdahulu bahwa cara penalaran
dengan deduktif di antaranya dapat dilakukan secara aturan inferensi, bukti
langsung, bukti tidak langsung, dan induksi matematika.
B. Saran
Belajar matematika dengan cara memahami bukti tidaklah mudah.
Dibutuhkan waktu untuk memahami matematika sebagai bahasa logika. Juga,
dibutuhkan wawasan matematika yang luas untuk belajar membuktikan fakta-
fakta yang lebih rumit. Di dalam bukti termuat nilai-nilai strategis yang dapat
melatih kita berpikir secara logis. Keindahan matematika juga banyak terdapat
pada harmonisasi penalaran-penalaran dalam bukti. Dengan memahami bukti kita
dapat mengikuti alur berpikir para ahli yang pertama kali menemukannya, yang
berdampak pada kekaguman terhadap para inventor matematika dan pada
akhirnya menyenangi matematika itu sendiri. Berlatih memahami bukti
merupakan modal utama untuk dapat melakukan riset matematika.
Daftar Pustaka