Pendahuluan
rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2002). Di samping
matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi: (1) tujuan yang bersifat
formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan
pribadi anak, dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada
Namun, sampai saat ini masih banyak keluhan, baik dari orang tua
1
siswa dalam aplikasi matematika, khususnya penerapan di dalam kehidupan
sehari-hari.
menyangkut dasar kemampuan yang bisa meningkatkan pola fikir yang dari
setiap siswa dan menjadi syarat wajib untuk bisa menjalani pelajaran-pelajaran
pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi. Berfikir adalah syarat yang harus
Dalam makalah ini, selain tentang berfikir logis dan berfikir induktif,
2
jalankan dalam rangka meningkatkan keyakinan peserta didik terhadap konsep
sebagai proses berpikir untuk menarik suatu kesimpulan dari hal-hal khusus
ke hal yang umum (Sumarmo, 1987). Hal-hal khusus tersebut dapat berupa
beberapa premis, sedangkan hal yang umum merupakan satu kesimpulan atau
dari beberapa premis untuk memperoleh suatu persepsi tentang pola atau
proposisi umum, yaitu tingkat kebenarannya dijamin untuk semua elemen dari
tentunya diperlukan suatu metode yang efektif dan tidak cenderung untuk
mengecek kebenaran proposisi pada setiap elemen himpunan tersebut. Hal ini
3
seperti aritmatik, aljabar, dan geometri. Kebanyakan buku teks untuk pelajaran
proposisi yang berkaitan dengan teori bilangan, semisal rumus untuk jumlah
suatu deret, bergantung dari seberapa lihai kita melihat celah untuk
matematika sangat bervariasi dan tidak kaku. Tiap-tiap metode memiliki tipe
metode dalam induksi matematika ini, induksi menjadi salah satu metode yang
geometri.
artinya kita menerima kebenaran dari prinsip tersebut tanpa meminta buktinya,
sebagai salah satu dasar aksioma dalam beberapa teori matematika yang
4
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
ini adalah
pembuktian induksi
1. Berpikir Logis
5
berbeda bagi setiap orang, sehingga kegiatan proses berpikir juga
tidak sesuai dengan pengambilan keputusan (tidak masuk akal) dari suatu
persoalan. Hal ini berarti bahwa dalam kata logis tersebut termuat suatu
aturan tertentu yang harus dipenuhi. Menurut Mukhayat (2004), kata logis
berpikir adalah berbicara dalam hati, atau Gieles dalam Mukhayat (2004)
meneliti sesuatu jalan pikiran, dan mencari bagaimana berbagai hal itu
berpikir logis akan taat pada aturan logika. Logika berasal dari kata
Yunani, yaitu Logos yang berarti ucapan, kata, dan pengertian. Logika
6
sering juga disebut penalaran. Dalam logika dibutuhkan aturan-aturan atau
esensial yang perlu dimiliki oleh dan dikembangkan pada siswa yang
berfikir logis mempunyai cakupan yang lebih luas dari bernalar logis.
Longeot. Tes ini terdiri dari 26 butir tes yang meliputi komponen logik
7
formal, kombinasi formal, dan proporsi formal. Dalam tes Longeot, sub tes
matematik.
(1992), yang menyatakan agar seseorang sampai pada berpikir logis, dia
8
harus memahami dalil logika yang terdiri dari tiga bagian dan
berpikir logis memiliki cakupan yang lebih luas dari pada penalaran logis.
faktor antara lain ditinjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan
9
menerima apa adanya, tidak memiliki sikap kritis. Untuk dapat lebih
setiap kegiatan belajarnya. Oleh karena itu, kepada guru diharapkan secara
berpikir logis.
dipikirkan adalah realitas, yaitu hukum realitas yang selaras dengan aturan
berpikir. Dari dasar realitas yang jelas dan dengan menggunakan hukum-
10
1.2. Contoh – contoh soal berfikir logis antara lain seb agai berikut :
Contoh 1 :
Dari kain-kain bekas pabrik pakaian. Pak Tito dalam sehari mampu
suatu hari ada dua orang memesan keset masing-masing 18 buah dan 10
buah.
tersebut?
b. Jika diketahui pada hari itu pak Tito memiliki 2 kg kain bekas,
Tito?
( Soal Proporsi )
Diketahui :
Jawab
Jadi pak Tito akan membuat keset pesenan tersebut dalam 3.5 hari.
berapakah jumlah (kg) kain bekas tambahan yang dibutuhkan pak Tito?
Jawab
11
𝑗𝑙ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 28
= 𝑗𝑙ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 1 𝑘𝑔 𝑘𝑎𝑖𝑛 = =7
4
Contoh 2 :
(Jika pada bulan tersebut tidak ada kemungkinan harga saham tetap)?
Jawab
Jika pada bulan tersebut tidak ada kemungkinan harga saham tetap
maka :
A 10 90 100
B 15 85 100
12
90
𝑛 18
𝑃(𝐴𝑡𝑢𝑟𝑢𝑛 ) = = ( 200 ) =
𝑁 175 35
200
Contoh 3 :
Matematika
Tinggi Sedang Rendah Total
B.Inggris
Rendah 0 0 4 4
Sedang 0 27 0 27
Tinggi 4 2 0 6
Total 4 29 4 37
Apakah terdapat korelasi antara kemampuan matematika siswa dengan
(Soal Korelasi)
Jawab:
c. Dan tidak terdapat siswa pada saat matematika tinggi dan bahasav
13
Contoh 4 :
Dikelas dua SMA akan dibentuk panitia yang terdiri dari 1 orang ketua,
kepanitiaan tersebut.
lebih besar untuk menjadi ketua? Tuliskan aturan atau rumus yang
digunakan.
susunan anggota yang dapat di bentuk? Konsep dan rumus apa yang
a). Diketahui:
laki-laki = 6 orang
Perempuan = 4 orang
𝑃(𝑛) 6 3
P(Lk) = = =5
𝑃(𝑠) 10
𝑃(𝑛) 4 2
P(Pr) = = =
𝑃(𝑠) 10 5
14
Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa laki-laki lebih berpeluang untuk
3
menjadi ketua dengan peluang sebesar 5
b). Diketahui:
Jawab
7! 7! 5𝑥6𝑥7 210
Banyaknya cara = 𝐶73 = (7−3)!3! = 4!3! = 1𝑥2𝑥3 = 6
= 35
sebanyak 35 cara.
Contoh 5 :
kupon B. Kupon A hanya dapat ditukar dengan nasi dan satu macam
sayur, satu macam lauk kering dan satu macam buah-buahan. Kupon B
dapat ditukar dengan nasi, dua macam lauk (sayur atau kering) dan satu
(Berfikir Kombinatorik)
Diketahui:
15
Tersedia 4 sayur, 3 lauk kering dan 3 buah-buahan
Jawab
7! 42
Paket B = 𝐶72 x 𝐶31 = (7−2)!2!x3 = x3 = 21x3 = 63
2
Dengan demikian, ragam paket yang lebih banyak untuk dipilih pada
Contoh 6 :
Dari 100 orang warga yang akan membuat KTP di suatu Kecamatan,
b. Dari 100 orang warga, diambil secara acak seorang warga. Manakah
Jawab
16
Sekolah Sekolah Perguruan
No JK Jumlah
Dasar Menengah Tinggi
1 Laki-laki 10 20 28 58
2 Perempuan 12 20 10 42
Jumlah 22 40 38 100
b). Diambil secara acak seorang warga. Manakah yang peluang lebih
berpendidikan SM?
Diketahui :
40 2
P (Wr SM) = 100 = 5
Contoh 7 :
buah jeruk dalam sebuah keranjang. Setelah 3 hari sebanyak 15% jeruk
17
secara acak dalam keranjang. Manakah yang lebih besar peluangnya
terambil dua jeruk segar atau sebuah jeruk yang sudah rusak? Berikan
penjelasan!.
Jawab
Diketahui:
Ada 15% jeruk yang rusak yang berarti ada 85 buah jeruk yang masih
segar.
Jawab
𝐶2 3570
P(2Js) = 𝐶 285 = 4950 = 0.721
100
𝐶1 15 3
P(1Jr) = 𝐶 115 = 100 = 20 = 0.15
100
untuk menarik suatu kesimpulan dari hal-hal khusus ke hal yang umum
18
khusus dari beberapa premis untuk memperoleh suatu persepsi tentang
seseorang.
19
menjelaskan properti atau relasi tipe berdasarkan sebuah
bulat.
Contoh 1:
bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n + 1)/2”. Buktikan bahwa p(n)
benar.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita
menunjukkan bahwa:
2. untuk semua bilangan bulat positif n 1, jika p(n) benar maka p(n
+ 1) juga benar.
20
i. Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2
iii. Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka
bulat positif n.
Contoh 2.
Penyelesaian:
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
21
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … +
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
2. untuk semua bilangan bulat n n0, jika p(n) benar maka p(n+1)
juga benar.
22
Contoh 3 :
Penyelesaian:
kita peroleh:
20 = 20+1 - 1.
= 21 - 1
=2-1
=1
tidak-negatif n,
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 - 1
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1
= (2n+1 - 1) + 2n+1
(hipotesis induksi)
23
= (2n+1 + 2n+1) - 1
= (2 . 2n+1) - 1
= 2n+2 - 1
= 2(n+1) + 1 - 1
+ … + 2n = 2n+1 - 1
Contoh 4:
induksi matematik.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
24
Contoh 5:
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat
Penyelesaian:
kemungkinan nilai n + 1:
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
25
yang dalam hal ini, 2 a b n. Menurut hipotesis induksi, a dan b
dapat dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini
karena n + 1 = ab.
Contoh 6:
a0.
maka
an . an
a n 1
a n 1
1 1
(dari hipotesis induksi)
1
=1
26
Penyelesaian: Kesalahan terjadi pada langkah induksi, karena untuk n =
a 0 . a 0 1 1
a 0 1
a 1 ?
Relasi biner "<" pada himpunan X dikatakan terurut dengan baik (atau
properti berikut:
Misalkan X terurut dengan baik oleh "<", dan p(x) adalah pernyataan
menunjukkan bahwa:
1. p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah elemen terkecil di dalam
X, dan
27
2. untuk semua x > x0 di dalam X, jika p(y) benar untuk semua y < x,
Contoh 7:
0 jika m 0 dan n 0
S m,n S m 1, n 1 jika n 0
S
m , n 1 1 jika n 0
Sebagai contoh,
Penyelesaian:
X bahwa jika Sm',n' = m' + n' benar untuk semua (m', n') < (m, n) maka
28
semua (m’, n’) < (m,n). Ini adalah hipotesis induksi. Kita perlu
C. Kesimpulan
1. Berfikir Logis
berpikir logis, dia harus memahami dalil logika yang terdiri dari tiga
untuk menarik suatu kesimpulan dari hal-hal khusus ke hal yang umum.
merupakan latihan yang baik untuk berpikir kreatif, intuitif, dan reflektif
seseorang.
29
Secara umum pembuktian dengan induksi matematika dapat dibagi
langkah induksi.
c. Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita
positif.
30
DAFTAR PUSTAKA
Ball DL, Bass H (2003). Making mathematics reasonable in school. In: Kilpatrick
Eli, J.A., & Schroeder, M.J. (2009, April). An exploratory study of prospective
NCTM. 2000. Principle and Standard for school Mthematics. Reston: The
31
Steen, LA (1999). Twenty questions about mathematical reasoning. In: Stiff LV
Puskur. (2002). Kurikulum dan Hasil Belajar: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Depdiknas.
32