Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

BERDASARKAN TEORI APOS BAGI KELAS VIII SMP AL-ISLAM

PEHNANGKA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

NARITA PUTRI AMBARWATI

NIM 19041012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MODERN NGAWI
2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang wajib ada disetiap

jenjang pendidikan. Menurut Suyitno (2017) banyak definisi yang

dirumuskan oleh para matematikawan dan tidak ada definisi yang dapat

disepakati oleh semua ahli. Sebagai bahasa, matematika dapat menjembatani

antara manusia dan alam, antara dunia batin dan dunia lahir. Matematika juga

merupakan alat pikiran, bahasa ilmu, tata cara pengetahuan, dan penarikan

kesimpulan secara deduktif. Bahkan ada ahli matematika yang mengatakan

bahwa matematika itu seni.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan

kepada siswa mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah.

Matematika memiliki peranan yang sangat penting karena matematika adalah

ilmu dasar yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak masalah

di kehidupan sehari-hari yang dalam penyelesaiannya harus menggunakan

ilmu matematika misalnya seperti mengukur, menghitung dan lain-lain.

Dengan mempelajari matematika diharapkan siswa dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif dalam memecahkan

suatu masalah.Salah satu program pendidikan yang dapat mengembangkan


kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif adalah matematika

(Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.5

September 2017).

Tujuan pertama pembelajaran matematika menurut Depdiknas

(Permendiknas no. 22 tahun 2006) mencakup pentingnya pemahaman dalam

konsep matematika, yaitu memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan algoritma atau konsep secara

akurat, luwes, tepat, dan efisien dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan

tujuan dalam pembelajaran matematika yang disebutkan, dalam proses

pembelajarannya peserta didik diharapkan mampu memahami konsep dalam

matematika agar kelak dapat menggunakan kemampuan tersebut untuk

membantu memecahkan masalah terkait matematika.

Pemahaman konsep matematika dapat membantu siswa dalam belajar

matematika. Hasil dari proses pemahaman konsep dapat membina ingatan

siswa dalam jangka panjang tentang sesuatu konsep melalui keterlibatan aktif

dalam mengaitkan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang

dimiliki untuk membina pengetahuan baru (Waluya, 2012). Kenyataan yang

ada di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan peserta didik tidak

memiliki kesiapan individu dalam memahami konsep secara mendalam

karena mereka terbiasa menerima berbagai macam rumus. Apalagi jika guru

hanya menyediakan “siap pakai” kepada peserta didik tanpa diberikan cara

atau proses penurunan tersebut (Suhito, 2012).


Pemahaman konsep adalah salah satu kecakapan atau kemampuan untuk

memahami dan menjelaskan suatu situasi, kategori, dan tindakan suatu kelas

yang memiliki sifat-sifat umum yang diketahuinya dalam matematika

(Rahayu, 2012). Dalam proses pembelajaran matematik, pemahaman konsep

sangat penting, karena kemampuan pemahaman konsep siswa pada topik

tertentu dipengaruhi oleh pemahaman konsep siswa pada topik sebelumnya

(Ningsih, 2017). Pemahaman terhadap suatu konsep matematika merupakan

hasil konstruksi atau rekonstruksi terhadap objek-objek matematika.

Konstruksi atau rekonstruksi tersebut dilakukan melalui aktivitas berupa

aksiaksi matematika, proses-proses, objek-objek yang diorganisasikan dalam

suatu skema untuk memecahkan suatu permasalahan.

Proses terbentuknya pemahaman dan pengetahuan baru (khususnya

dalam matematika) diyakini sebagai hasil dari suatu rangkaian proses yang

diperkenalkan Dubinsky sebagai Action-Process-Object-Schema (APOS)

(Hanifah, 2016). Teori APOS (Action, Process, Object, Scheme) adalah teori

kontruktivis tentang bagaimana belajar konsep matematika yang mungkin

terjadi. Teori APOS merupakan elaborasi dari kontruksi aksi, proses, objek,

dan skema (Lestari, 2018)

Teori APOS telah digunakan dalam beberapa penelitian mengenai

pemahaman siswa maupun mahasiswa tentang berbagai topik matematika.

Penelitian yang dilakukan oleh Jumriati (2017), menggunakan teori APOS

untuk menganalisis tingkat pemahaman konsep materi SPLDV. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, kemampuan memahami siswa dapat dijadikan acuan


dalam memilih dan mengembangkan model pembelajaran matematika untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa khususnya pada materi

SPLDV. Dari analisis tersebut ternyata teori APOS dapat digunakan untuk

mengembangkan pemahaman konsep matematika secara umum.

Berdasarkan hal diatas, peneliti bermaksud untuk meneliti atau

menganalisis dari kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP

AL-ISLAM PEHNANGKA terhadap pemecahan masalah pada materi

SPLDV. Sehingga tujuan diadakannya penelitian ini untuk memperoleh

deskripsi dan analisis dari kemampuan pemahaman konsep sistematis siswa

terhadap materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

B. Batasan Masalah

Berdasarkan penjabaran diatas, penelitian ini dibatasi oleh :

1. Peserta didik kelas VIII Penelitian ini terbatas pada pemahaman konsep

siswa, dengan indikator yang terdiri dari Teori APOS yaitu, Action

(Aksi), Process (Proses), Object (Objek), Scheme (Skema)

2. Penelitian ini dilaksanakan kelas VIII di SMP AL-ISLAM

PEHNANGKA

3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah pada penelitian ini

adalah bagaimana Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis


Siswa SMP AL-ISLAM PEHNANGKA Terhadap Pemecahan Masalah pada

Materi SPLDV Berdasarkan Teori APOS.


D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dijabarkan penelitian ini bertujuan

Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP AL-

ISLAM PEHNANGKA Terhadap Pemecahan Masalah pada Materi SPLDV

Berdasarkan Teori APOS.

E. Kegunaan Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan penelitian ini

dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep siswa.

2. Bagi Siswa

Bagi siswa diharapkan dapat menjadi acuan untuk menemukan metode

belajar yang tepat bagi mereka.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga dan sebagai

kontribusi pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan dalam membuat sesuatu

kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

matematika disekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang logika mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

dengan jumlah yang banyak. Matematika adalah ilmu yang mampu memasuki

seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana hingga yang paling

kompleks. Metode yang digunakan dalam matematika adalah metode mencari

kebenaran melalui pembuktian secara deduktif. Matematika juga mempelajari

ilmu yang terstruktur dan memiliki pola keteraturan yang terorganisir. Kedudukan

matematika adalah sebagai sumber ilmu dari ilmu yang lain, matematika tumbuh

dan berkembang sebagai suatu ilmu dan juga untuk melayani kebutuhan ilmu

pengetahuan dalam pengembangan dan operasional(Ramdani, 2006).

Pemahaman konsep merupakan kemampuan seorang siswa untuk menjelaskan

kembali hal yang diperoleh. Pemahaman konsep tersebut merupakan tingkat

kemahiran seseorang yang diharapkan untuk dapat tercapai dalam pembelajaran

matematika. Dengan adanya pemahaman ini dapat memudahkan seseorang untuk

menyelesaikan persoalan matematis dengan lebih luas dan terstruktur. Seorang

siswa yang mampu memahami konsep akan mempunyai kemampuan untuk

menyelesaikan setiap masalah dengan benar(Kesumawati, 2008).


Pemahaman konsep merupakan aspek dasar yang dibutuhkan dalam

pembelajaran matematika. Kemampuan konsep membuat siswa lebih mudah

dalam menyelesaikan permasalahan karena siswa mampu mengaitkan dan

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan konsep yang telah

dipahaminya. Dampak utama dari pembelajaran untuk mencapai sebuah konsep

adalah siswa memperoleh penguasaan akademik atau materi pembelajaran. Siswa

dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik karena terdapat proses

pengontrasan dalam kegiatan belajar mengajar. Dampak lain dari pembelajaran

pencapaian konsep tergantung dari bagaimana proses pembelajaran dilakukan.

Kemampuan pendekatan pemahaman konsep bukanlah suatu hal yang mudah

terlebih pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika. Upaya untuk

mengatasi hal tersebut adalah diperlukan pemahaman matematis dalam

pengerjaannya(Oktoviani et al., 2019).

Pemahaman konsep sangat penting untuk dimiliki oleh siswa, dengan

memahami konsep tersebut siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang

diterimanya. Selain itu, siswa akan lebih mudah untuk menerima konsep baru.

Memahami konsep bukan berarti menghafal melainkan mempelajari contoh-

contoh konkret sehingga siswa mampu untuk mendefinisikan sendiri informasi

yang di dapatkannya. Pemahaman konsep adalah suatu proses dalam memperoleh

pengetahuan seseorang secara mendalam terhadap informasi suatu objek melalui

pengalaman yang di peroleh(Sujadi & Kholidah, 2018).


Teori APOS merupakan teori yang muncul sebagai upaya untuk mempelajari

hal-hal yang berhubungan dengan konsep matematika. Teori ini mengemukakan

konsep matematika melalui empat tahapan yaitu: aksi, proses, objek dan skema.

Teori ini dapat digunakan sebagai alat untuk analisis dalam mendeskripsikan

perkembangan skema seseorang pada suatu topik matematika yang merupakan

totalitas dari pengetahuan yang terkait terhadap objek tersebut(Jurusan et al.,

2011)

Namun berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, hasil observasi

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum maksimal dalam memahami

konsep matematika. Mayoritas siswa masih banyak yang hanya memahami

konsep berupa teori, akan tetapi siswa masih kesulitan dalam memberikan contoh

dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. Oleh karena itu, pemahaman konsep

matematika sangat perlu ditekankan dan dipahami secara maksimal terutama

dalam menyelesaikan persoalan matematika.

Berdasarkan uraian yang tertera diatas, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah untuk menganalisis kemampuan pemahaman konsep matematis pada

materi sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan teori APOS bagi kelas

VIII SMP AL-ISLAM PEHNANGKA.


B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoritis dan asumsi

logika dalam menjelaskan atau memuncukan variabel-variabel yang diteliti serta

bagaimana kaitan diantara variabel-variabel tersebut. Dalam penyusunan kerangka

berpikir, teori yang dimasukan hanyalan teori yang kuat dan relevan yang

digunakan sebagai pendukung(Prastiawati et al., 2019).

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan pemahaman konsep

matematis pada materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP

AL-ISLAM PEHNANGKA dan setelah ini dilakukan optimalisasi dengan

menerapkan teori APOS yaitu aksi, proses, objek dan skema untuk

mengoptimalkan pemahaman konsep matematika bagi kelas VIII SMP AL-

ISLAM.

Peningkatan pemahaman konsep ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika. Dengan adanya teori APOS

diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa kelas VIII di SMP AL-

ISLAM PEHNANGKA dalam menyelesaikan persoalan matematika dan

memberikan kemudahan dalam memahami konsep baru dalam pembelajaran

lainnya. Berikut merupakan kerangka berpikir dalam upaya peningkatan

pemahaman konsep matematis di SMP AL-ISLAM PEHNANGKA.


Siswa kelas VIIISMP AL-ISLAM
PEHNANGKA

Penurunan kemampuan
pemahaman konsep matematis pada
materi SPLDV

Penggunaan metode teori APOS


dalam meningkatkan pemahaman
konsep matematis siswa kelas VII Optimalisasi
untuk memecahkan permasalahan
SPLDV

1. Aksi
2. Proses
3. Objek
4. Skema
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan pernyataan spekulatif tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih yang digunakan dalam studi penelitian kuantitatif.
Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang ditulis secara jelas dan sederhana
untuk memberikan gambaran awal terkait variabel yan diteliti. Penulisan hipotesis
harus terarah dan sesuai dengan pernyataan hubungan antara dua variabel atau
lebih(Yam & Taufik, 2021).

Pada penelitian ini didapatkan pemahaman konsep matematis pada materi


SPLDV masih tergolong rendah. Dari 30 siswa yang dilakukan pengujian
pemahaman hanya 10 siswa yang mampu memberikan pemahaman lebih terkait
konsep pemahaman matematis dalam penyelesaian persoalan SPLDV.
Berdasarkan hal tersebut pengujian untuk menggunakan metode teori APOS dapat
dilakukan dengan melakukan pendekatan secara bertahap kepada siswa untuk
lebih interaktif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar agar materi yang
disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Setelah itu barulah diberikan
pemahaman terkait penggunaan teori APOS untuk memperdalam penguasaan
materi melalui aksi, proses, objek dan skema yang sesuai, sehingga output dari
penggunaan metode teori APOS dapat sesuai dengan yang diharapkan. Jika
dirumuskan menjadi: siswa kelas VIII SMP AL-ISLAM PEHNANGKA yang
mampu memahami konsep matematis
pada materi SPLDV menerapkan teori APOS dalam memahami dan memecahkan
persoalan matematika dibandingkan siswa yang tidak menerapkan teori APOS.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penenlitian ini dilaksanakan di SMP AL-ISLAM PEHNANGKA yang
berlokasi di Kecamatan Peron Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan pada
hari senin tanggal 16 Januari 2023. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis
tingkat pemahaman matematis pada materi SPLDV berdasarkan teori APOS bagi
siswa kelas VIII di SMP AL-ISLAM PEHNANGKA. Penggunaan teori APOS
diterapkan sebagai optimalisasi pengujian data untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan sesuai dengan kaidah yang benar. Pemilihan sekolah SMP AL-
ISLAM PEHNANGKA untuk dijadikan objek penelitian didasarkan untuk
meningkatkan taraf Pendidikan di sekolah tersebut dan siswa kelas VIII
digunakan sebagai objek penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika agar siswa kelas VIII lebih siap dan matang untuk menghadapi
pemahaman konsep di kelas IX nantinya.

B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang dilakukan menggunakan metode analisis
faktor. Model analisi faktor yang dirancang dalam penelitian ini terdiri dari tiga
tahapan yang terdiri dari variabel faktor-faktor komitmen organisasional, variabel
komitmen organisasional dan variabel kinerja. Penyusunan pola hubungan
diantara variabel yang ditetapkan, disusun berdasarkan pertimbangan teori yang
disusun oleh peneliti. Pertimbangan adalah sebagai berikut:
1. Kinerja, komitmen organisasional dan faktor-faktornya dalam penelitian
ini dipahami dari sudut pandang teori perilaku organisasi. Teori perilaku
organisasi memandang komitmen organisasional sebagai sebuah sikap dan
perilaku, sedangkan kinerja adalah sebuah perilaku. Sikap dapat
mempengaruhi perilaku dan begitupun sebaliknya perilaku dapat
mendorong munculnya perilaku lain.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam komitmen organisasional dapat
berpengaruh terhadap kinerja. Diantara faktor-faktor tersebut adalah faktor
kontrak psikologis, supervise, lingkungan, hubungan/interaksi social,
keamanan kerja, tantangan kerja, dan orientasi kerja. Dimana hubungan
dari hal tersebur merupakan satu keterkaitan yang berhubungan dari satu
variabel dengan variabel lainnya.

3. Analisis lain yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan model


penelitian ini adalah penggunaan teori APOS dalam melakukan analisis
data dan menguji teori atau data dalam mengolah sampel. Model analisi
faktor ini disusun berdasarkan variabel yang saling berkaitan dalam
penelitian sebelumnya. Sebagai teknik prediksi, teori APOS
mengasumsikan bahwa semua varian dianggap sebagai kombinasi linear
dari indikator dan menghindarkan masalah ketidakpastian.

Teori APOS merupakan teori pembelajaran matematika yang didefinisikan

dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Teori ini

dicetuskam sebagai perkembangan dari teori konstruktivisme piaget yan dapat

mengkonstruksikan suatu konsep matematika melalui struktur mental aksi-proses-

objek dan skema. Manfaat dari penggunaan teori APOS dalam pembelajaran

adalah meningkatkan kemampuan analisis dalam memahami dan menyelesaikan

persoalan matematika dengan kaidah yang benar.


C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria

tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Populasi dapat diartikan

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan sesuai dengan

data yang diperoleh(Lestari, 2013).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa SMP AL-ISLAM PEHNANGKA yang dijadikan

sebagai objek dalam penelitian untuk menganalisi kemampuan

pemahaman konsep pada materi sistem persamaan linier dua variabel

berdasarkan teori APOS bagi siswa kelas VIII di SMP AL-ISLAM

PEHNANGKA.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti dari keseluruhan

objek yang dilakukan penelitian. Sampel ini dianggap sebagai

representative atau perwakilan sebagai gambaran yang sesuai dengan

populasi. Dengan adanya sampel ini dapat digunakan sebagai gambaran


umum awal peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait data

yang diperoleh(Abadiyah, 2016).

Berdasarkan keterangan tersebut, sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP AL-ISLAM PEHNANGKA

yang berjumlah 30 siswa. Melalui sampel tersebut peneliti mengolah data

sesuai dengan data yang diperoleh dari 30 siswa tersebut terkait

pemahaman konsep matematis pada materi sistem persamaam linier dua

variabel berdasarkan teori APOS bagi siswa kelas VIII di SMP AL-

ISLAM PEHNANGKA.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah simple random sampling yaitu teknik yang berasas dimana peneliti

dalam melakukan pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan

memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota sampel untuk

ditetapkan sebagai anggota sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk

memberikan kesempatan pada setiap anggota untuk berpartisipasi dalam

kegiatan penelitian(Yogi Prasanjaya & Ramantha, 2013).

Berdasarkan pengertian tersebut, teknik pengambilan data sampel

pada penelitian ini memberikan kebebasan kepada siswa kelas VIII di

SMP AL-ISLAM PEHNANGKA untuk berpartisipasi dalam kegiatan


penelitian. Tiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk ikut menjadi

anggota sampel penelitian sehingga data yang diperoleh akan lebih akurat

apabila dilakukan tanpa melakukan paksaan pada anggota sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai data awal penelitian, serta

digunakan untuk mengetahui respons siswa terkait pemahaman konsep

matematis pada materi sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan

teori APOS bagi siswa kelas VIII di SMP AL-ISLAM PEHNANGKA

untuk mengetahui lebih dalam terkait pemahaman konsep yang dimiliki

oleh tiap-tiap siswa kelas VIII di SMP AL-ISLAM PEHNANGKA.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interview bebas

terpimpin, artinya dalam melakukan kegiatan wawancara teknik yang

digunakan peneliti adalah dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan

dengan pemahaman konsep matematis pada materi sistem persamaan linier

dua variabel berdasarkan teori APOS. Hasil dari wawancara ini digunakan

untuk mempertegas dari potensi dan permasalahan yang terjadi di SMP

AL-ISLAM PEHNANGKA.

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan serangkaian pertanyaan yang diperuntukkan

untuk siswa kelas VIII untuk dijawab sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Setelah dilakukan pemberian soal maka lembar kuisioner akan diberikan

kepada siswa. Untuk mengetahui respons dan pemahaman konsep

matematis. Pertanyaan ini bersifat tertutup dan mengarah langsung kepada

siswa kelas VIII di SMP AL-ISLAM PEHNANGKA.

Skala penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur pendapat, persepsi

seseorang atau kelompok dan sikap tentang kehidupan social. Jawaban

yang dipakai skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif hingga

sangat negatif yang dapat berupa kata-kata, antara lain : Sangat Baik (SB),

Baik (B), Kurang (K) dan Sangat Kurang (SK). Kuisioner digunakan

sebagai bahan evaluasi untuk digunakan peneliti untuk mengembangkan

penelitiannya.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan kepada siswa kelas VIII serta

penyebaran kuisioner kepada siswa kelas VIII yang disusun untuk

mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis pada materi

sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan teori APOS yang

berfungsi dan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep matematis pada siswa kelas VIII dalam memahami pembelajaran

baik matematika maupun memahami pembelajaran lainnya.


A. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan bentuk kegiatan dalam

mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang

dibutuhkan oleh peneliti. Sebelum menerapkan teori APOS

dalam pembelajaran, perlu dilakukan identifikasi

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hal

ini dilakukan untuk melakukan evaluasi pada siswa kelas

VIII untuk dikembangkan nantinya. Kebutuhan siswa

diperoleh berdasarkan wawancara dan hasil pengisian

kuisioner kepada siswa kelas VIII.

B. Validasi Ahli

Ahli materi, instrument ini berbentuk kuisioner validasi

terkait pemahaman konsep matematis pada materi sistem

persamaan linier dua variabel berdasarkan teori APOS bagi

siswa kelas VIII di SMP AL-ISLAM PEHNANGKA.

C. Uji Coba Produk

Uji coba produk berupa kuisioner yang hasilnya nanti

berupa penilaian dengan kategori pemahaman konsep

matematis oleh tiap-tiap siswa. Kuisioner berisi beberapa


pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui respons dan

daya tarik dari siswa tersebut.

1. Uji Coba Kelompok Kecil

Pada tahap ini, akan dilakukan uji coba untuk

mengetahui respon siswa kelas VIII dan bisa

memberikan pemahamannya terhadap konsep

matematis pada sistem persamaan linier dua variabel.

Uji coba dilakukan pada 15 responden yang bisa

mewakili populasi untuk dilakukan uji coba kelompok

kecil sebagai sampel.

2. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan merupakan tahap terakhir dari

evaluasi formatif yang perlu dilakukan. Setelah

melakukan uji coba tahap pertama dari penelitian ini

didapatkan bahwa pemahaman konsep matematis belum

merata. Pada uji coba lapangan sekitar 30 responden

yang digunakan sebagai responden dalam uji coba

lapangan sebagai populasi lapangan.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif

yang memberikan hasil dari pemahaman konsep matematis pada siswa kelas VIII

di SMP AL-ISLAM PEHANGKA. Data yang diperoleh melalui instrumen uji

coba dilakukan analisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif

kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan kualitas data pada tiap-

tiap variabel.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan empat pernyataan, sehingga

untuk menghitung skor penilaian total dihitung menggunakan rumus.


n

∑ xi
x= i=1
n

Dengan :

jumlah skor
Xi = x4
skor maks

Keterangan : x = rata-rata akhir

Xi = nilai uji operasional kuisioner siswa

n = banyaknya siswa yang mengisi kuisioner

1. Analisis Data Validasi ahli

Kuisioner yang dinilai oleh validasi ahli berupa kelayakan isi, pemahaman

konsep matematis dan penggunaan teori APOS dalam meningkatkan

pemahaman konsep matematis. Terdapat empat penilaian skor dalam

setiap pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 1 Pedoman skor penilaian


Kriteria Skor

Sangat Baik (SB) 4

Baik (B) 3

Kurang (K) 2

Sangat Kurang (SK) 1


Hasil skor penilaian oleh ahli materi tersebut kemudia dilakukan
penghitungan rata-rata dan diubah kedalam bentuk pernyataan untuk
menentukan kevalidan dan kemampuan pemahaman konsep matematis
pada materi sistem persamaan linier dua variabel dengan teori APOS.
Tabel 2 Kriteria Validasi

Rata-rata skor Kriteria kesimpulan


3,26 < x ≤ 4,00 valid Paham
2,51 < x ≤ 3,26 Cukup valid Cukup paham
1,76 < x ≤ 2,51 Kurang valid Kurang paham
1,00 < x ≤ 1,76 Tidak valid Tidak paham

2. Analisis Data Kuisioner Siswa


Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai empat skor
dalam setiap pertanyaannya. Tiap pertanyaan memiliki skor penilaian yang
digunakan untuk mengukur kepahaman konsep matematis pada siswa
kelas VIII. Skor masing-masing pilihan dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 3 Pedoman Skor Kuisioner Siswa

Kategori skor
Pernyataan Pernyataan
positif negatf
Sangat Baik (SB) 4 1

Baik (B) 3 2

Kurang (K) 2 3
Sangat Kurang (SK) 1 4

F. Pada penelitian tahun


2019 yang telah
G. dilakukan oleh Ayu
Putri Fajar mengemukakan
H. bahwa pemahaman
konsep matematis siswa
I. salah satu SMP di Kota
Kendari dianggap masih
J. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
K. berpikir bahwa soal-soal
matematika itu sangat
L. susah sehingga
membuat mereka menjadi
M. kurang semangat
dalam memahami soal
N. matematika dan
bingung dalam
memodelkan
O. atau mempresentasikan
sistem persamaan
P. linear dua variabel
yang berbentuk soal
cerita
Q. (Fajar, Kodirun, Suhar,
& Arapu, 2019).
R. Pada penelitian tahun
2019 yang telah
S. dilakukan oleh Ayu
Putri Fajar mengemukakan
T. bahwa pemahaman
konsep matematis siswa
U. salah satu SMP di Kota
Kendari dianggap masih
V. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
W. berpikir bahwa soal-soal
matematika itu sangat
X. susah sehingga
membuat mereka menjadi
Y. kurang semangat
dalam memahami soal
Z. matematika dan
bingung dalam
memodelkan
AA. atau
mempresentasikan sistem
persamaan
BB.linear dua variabel
yang berbentuk soal
cerita
CC.(Fajar, Kodirun, Suhar,
& Arapu, 2019).
DD. Pada penelitian
tahun 2019 yang telah
EE. dilakukan oleh Ayu
Putri Fajar mengemukakan
FF. bahwa pemahaman
konsep matematis siswa
GG. salah satu SMP di
Kota Kendari dianggap
masih
HH. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
II. berpikir bahwa soal-soal
matematika itu sangat
JJ. susah sehingga
membuat mereka menjadi
KK. kurang semangat
dalam memahami soal
LL. matematika dan
bingung dalam
memodelkan
MM. atau
mempresentasikan sistem
persamaan
NN. linear dua variabel
yang berbentuk soal
cerita
OO. (Fajar, Kodirun,
Suhar, & Arapu, 2019).
PP. Pada penelitian tahun
2019 yang telah
QQ. dilakukan oleh Ayu
Putri Fajar mengemukakan
RR.bahwa pemahaman
konsep matematis siswa
SS. salah satu SMP di Kota
Kendari dianggap masih
TT. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
UU. berpikir bahwa soal-
soal matematika itu sangat
VV. susah sehingga
membuat mereka menjadi
WW. kurang semangat
dalam memahami soal
XX. matematika dan
bingung dalam
memodelkan
YY. atau
mempresentasikan sistem
persamaan
ZZ. linear dua variabel
yang berbentuk soal
cerita
AAA. (Fajar, Kodirun,
Suhar, & Arapu, 2019).
BBB. Pada penelitian
tahun 2019 yang telah
CCC. dilakukan oleh Ayu
Putri Fajar mengemukakan
DDD. bahwa pemahaman
konsep matematis siswa
EEE. salah satu SMP di
Kota Kendari dianggap
masih
FFF. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
GGG. berpikir bahwa soal-
soal matematika itu sangat
HHH. susah sehingga
membuat mereka menjadi
III. kurang semangat
dalam memahami soal
JJJ. matematika dan
bingung dalam
memodelkan
KKK. atau
mempresentasikan sistem
persamaan
LLL. linear dua variabel
yang berbentuk soal
cerita
MMM. (Fajar, Kodirun,
Suhar, & Arapu, 2019).
NNN. Pada penelitian
tahun 2019 yang telah
OOO. dilakukan oleh Ayu
Putri Fajar mengemukakan
PPP. bahwa pemahaman
konsep matematis siswa
QQQ. salah satu SMP di
Kota Kendari dianggap
masih
RRR. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
SSS. berpikir bahwa soal-
soal matematika itu sangat
TTT. susah sehingga
membuat mereka menjadi
UUU. kurang semangat
dalam memahami soal
VVV. matematika dan
bingung dalam
memodelkan
WWW. atau
mempresentasikan sistem
persamaan
XXX. linear dua variabel
yang berbentuk soal
cerita
YYY. (Fajar, Kodirun,
Suhar, & Arapu, 2019).
ZZZ. Pada penelitian
tahun 2019 yang telah
AAAA. dilakukan oleh
Ayu Putri Fajar
mengemukakan
BBBB. bahwa
pemahaman konsep
matematis siswa
CCCC. salah satu SMP di
Kota Kendari dianggap
masih
DDDD. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
EEEE.berpikir bahwa soal-
soal matematika itu sangat
FFFF. susah sehingga
membuat mereka menjadi
GGGG. kurang semangat
dalam memahami soal
HHHH. matematika dan
bingung dalam
memodelkan
IIII.atau mempresentasikan
sistem persamaan
JJJJ. linear dua variabel
yang berbentuk soal
cerita
KKKK. (Fajar, Kodirun,
Suhar, & Arapu, 2019).
LLLL.Pada penelitian
tahun 2019 yang telah
MMMM.dilakukan oleh
Ayu Putri Fajar
mengemukakan
NNNN. bahwa
pemahaman konsep
matematis siswa
OOOO. salah satu SMP di
Kota Kendari dianggap
masih
PPPP. terbilang kurang,
dikarenakan siswa masih
QQQQ. berpikir bahwa
soal-soal matematika itu
sangat
RRRR. susah sehingga
membuat mereka menjadi
SSSS. kurang semangat
dalam memahami soal
TTTT.matematika dan
bingung dalam
memodelkan
UUUU. atau
mempresentasikan sistem
persamaan
VVVV. linear dua
variabel yang berbentuk
soal cerita
WWWW. (Fajar, Kodirun,
Suhar, & Arapu, 2019).
XXXX. b
Berdasarkan hal di atas,
peneliti bermaksud
untuk meneliti atau
menganalisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis
siswa SMP terhadap
pemecahan masalah pada
materi SPLDV. Sehingga,
tujuan diadakannya
penelitian ini yaitu untuk
memperoleh deskripsi
dan analisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa
terhadap materi
SPLDV (Sistem Persamaan
Linear Dua
Variabel).
Berdasarkan hal di atas,
peneliti bermaksud
untuk meneliti atau
menganalisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis
siswa SMP terhadap
pemecahan masalah pada
materi SPLDV. Sehingga,
tujuan diadakannya
penelitian ini yaitu untuk
memperoleh deskripsi
dan analisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa
terhadap materi
SPLDV (Sistem Persamaan
Linear Dua
Variabel).
Berdasarkan hal di atas,
peneliti bermaksud
untuk meneliti atau
menganalisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis
siswa SMP terhadap
pemecahan masalah pada
materi SPLDV. Sehingga,
tujuan diadakannya
penelitian ini yaitu untuk
memperoleh deskripsi
dan analisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa
terhadap materi
SPLDV (Sistem Persamaan
Linear Dua
Variabel).
Berdasarkan hal di atas,
peneliti bermaksud
untuk meneliti atau
menganalisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis
siswa SMP terhadap
pemecahan masalah pada
materi SPLDV. Sehingga,
tujuan diadakannya
penelitian ini yaitu untuk
memperoleh deskripsi
dan analisis dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa
terhadap materi
SPLDV (Sistem Persamaan
Linear Dua
Variabel)

Anda mungkin juga menyukai