Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

JURNAL DIMENSI MATEMATIKA


Volume 3 Nomor 1, Januari – Juni 2020, halaman 164 – 171
Tersedia Daring padahttps://ejurnalunsam.id/index.php/JDM

PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERSEPSI


MATEMATIKA

a
Angxy W Padakari, b Maria Gracia Manoe Gawa, c Meryani Lakapu
a
Universitas Katolik Widya Mandira, angxyp@gmail.com,
b
Universitas Katolik Widya Mandira, gracia.gawa@gmail.com,
c
Universitas Katolik Widya Mandira, meryanilakapu@gmail.com,
ABSTRAK

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman konsep siswa smp berdasarkan
persepsi matematika. Tijuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman konsep siswa smp
berdasarkan persepsi matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data dilakukan dengan member instrumen persepsi, tugas pemecahan masalah (TPM) kepada siswa
dan pedoman wawancara. Setelah mengetahui persepsi masing-masing pada siswa tersebut, yaitu persepsi positif
dan persepsi negative. Masing-masing siswa mengerjakan tugas pemecahan masalah (TPM) kemudian langsung
dilakukan wawancara mengenai hasil pekerjaan siswa tersebut. Dalam penelitian ini, dipilih dua siswa laki-laki
dengan persepsi yang berbeda.Penilaian pemahaman konsep siswa didasarkan pada tiga indikator yaitu
penerjemahan (translation), penafsiran (interpretation), dan ekstrapolasi (extrapolation). Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pemahaman konsep siswa tipe dua persepsi positif dan negatif memiliki tingkat kemampuan
yang sama., tetapi mereka mengerjakan TPM tersebut sedikit berbeda sesuai dengan daya tangkap masing-
masing siswa tersebut dengan durasi waktu yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan guru
sebaiknya juga meperhatikan persepsi siswa agar lebih cepat tangkap informasi dan pelajaran.
Kata Kunci : pemahaman konsep, persepsi positif, persepsi negatif,

Cara Sitasi: Padakari, Gawa & Lakapu. (2020). Profil Pemahaman Konsep Siswa SMP Ditinjau Berdasarkan
Persepsi Matematika. Jurnal Dimensi Matematika: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, 3(1), 164-
171-1.

Jurnal Dimensi Matematika 164


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

Pendahuluan
Metematika berperan cukup penting
dalam berbagai aspek kehidupan misalnya
dalam perhitungan sederhana seperti
menghitung luas bangunan, menghitung
keuntungan dan kerugian, dan lain-lain.
Matematika merupakan salah satu komponen
dari serangkaian mata pelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam
pendidikan, dan bidang studi yang
mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Sundayana,
2014).
Konsep atau materi dalam matematika
bersifat terurut, bertingkat dan berkelanjutan.
Dalam hal ini, konsep atau materi yang
diberikan merupakan materi-materi atau
konsep-konsep dasar yang merupakan
prasyarat untuk materi-materi atau konsep-
konsep selanjutnya. Siswa yang berhasil
memahami suatu konsep matematika akan
sangat membantunya dalam proses
pemahaman konsep-konsep selanjutnya. Hal

Jurnal Dimensi Matematika 1


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

ini akan berdampak baik baginya saat lebih mudah dalam mempelajari
menyelesaikan masalah matematika. Jika matematika.
siswa memahami konsep dengan baik maka (Kemendikbud, 2013) menyatakan
siswa dapat menyelesaikan berbagai variasi bahwa penguasaan siswa terhadap konsep
soal, baik itu soal rutin maupun non rutin. matematika sekarang ini, menunjukkan
Dalam menyelesaiakan masalah matematika, bahwa penguasaan siswa terhadap materi
siswa dituntut untuk berpikir kreatif dan matematika saat ini masih sangat lemah
kritis. Pembelajaran fungsi sebagai sarana bahkan dipahami dengan keliru. Selain itu,
untuk mengembangkan kemampuan berpikir (Ruseffendi, 2006) juga mengutarakan
kritislogis, kreatif, komunikatif, kerja sama, bahwa setelah kegiatan belajar mengajar,
serta pemahaman konsep yang diperlukan masih banyak peserta didik yang tidak
siswa dalam kehidupan modern ini (Daswa, mampu memahami konsep, bahkan bagian
2013). yang paling sederhana sekalipun. Dalam
(Turmudi, 2008) menyatakan bahwa memahami materi matematika diperlukan
dalam pembelajaran matematika telah kemampuan untuk menggeneralisasi dan
ditemukan masih banyak siswa yang tidak kemampuan abstraksi yang tinggi. Hal ini
menyukai mata pelajaran matematika mendorong siswa agar harus bisa memahami
meskipun bertahun-tahun telah diupayakan materi atau konsep dalam pembelajaran
oleh ahli pendidikan matematika untuk matematika
membantu siswa memahami dengan baik. Salah satu materi yang sulit dipahami
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh siswa adalah materi geometri khususnya
oleh (Pradanita, Hudiono & Astuti, 2015), geometri bangun datar. Kebanyakan siswa
dapat diketahui bahwa pemahaman salam pembelajaran matematika khususnya
konseptual siswa masih sangat rendah. Hal pada materi geometri hanya mengandalkan
ini menunjukkan bahwa siswa masih belum hafalan sehingga terkadang melakukan
menguasai konsep-konsep yang berhubungan kesalahan dalam memecahkan masalah.
dengan materi matematika, sehingga siswa Dalam penelitiannya, (Susanti, 2017)
masih belum mampu menjawab menyatakan bahwa dalam mempelajari
permasalahan yang diberikan dengan geometri terdapat beberapa kesalahan dan
argumen-argumen yang tepat. Dalam proses kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu sulit
pembelajaran di kelas, siswa diharapkan membedakan beberapa jenis bangun persegi
tidak hanya mendengar, mencatat, menghafal yang mempunyai hubungan dan sifat-sifat
materi maupun rumus-rumus yang diberikan yang sama.
guru, melainkan siswa dituntut berperan aktif Salah satu cara untuk mengetahui
dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa kemampuan pemahaman konsep siswa
mampu memahami konsep dan bisa dalam pembelajaran matematika khususnya
memecahkan berbagai persoalan materi persegi panjang adalah memberikan
matematika. (Kilpatrick, Swafford & tes pengajuan soal. (Silver, Leung &
Findell, 2011) menyebutkan bahwa dalam Kenney, 2000) menyatakan bahwa
pembelajaran matematika, salah satu dari pengajuan soal sebagai inti terpenting dalam
lima kecakapan matematika (mathematical disiplin matematika dan merupakan sifat
proficiency) yang seharusnya dicapai oleh pemikiran penalaran matematika.
mahasiswa adalah pemahaman konsep. Persepsi matematika merupakan proses
Pemahaman siswa terhadap suatu konsep perlakuan terhadap informasi tentang suatu
atau materi matematika sangatlah penting, objek yang masuk pada dirinya melalui
karena dengan menguasai konsep siswa akan pengamatan dengan menggunakan panca

Jurnal Dimensi Matematika 165


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

indera yang dimilikinya, dan penilaian bacaan, kemampuan menafsirkan


seseorang terhadap suatu objek tergantung berbagai jenis data, dan kemampuan
kepada bagaimana seseorang itu menafsirkan makna yang ada di dalam
menginterpretasikan atau mengadakan simbol serta kemampuan untuk
penilaian terhadap informasi yang menemukan konsep-konsep yang tepat
diterimanya melalui penginderaannya untuk digunakan dalam menyelesaikan
terhadap objek tertentu sampai menimbulkan soal.
pengertian dan merasakan kegunaannya serta 3. Ekstrapolasi, merupakan kemampuan
dapat memberi perhatian untuk siswa dalam menerapkan konsep dalam
menyikapinya. (Slameto, 2003) mengatakan perhitungan matematis, kemampuan
bahwa, persepsi adalah proses yang unutk melihat kecenderungan atau arah
menyangkut masuknya pesan atau informasi atau kelanjutan dari suatu temuan, dan
yang penting bagi seseorang. Melalui kemampuan menyimpulkan sesuatu yang
persepsi seseorang terus-menerus yang telah diketahuinya.
mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan Metode Penelitian
lewat inderanya, yaitu indera penglihat, Penelitian ini merupakan penelitian
pendengar, peraba, perasa dan pencium. deskriptif kualitatif, yaitu bertujuan untuk
(Rahkmat, 1992) mengungkapkan bahwa mendeskripsikan pemahaman konsep siswa
“persepsi adalah pengalaman tentang objek, SMP dalam menyelesaikan masalah
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang matematika materi bangun datar persegi
diperoleh dengan menyimpulkan informasi panjang ditinjau berdasarkan persepsi
dan menafsirkan pesan”. (Robbins & matematika. Pemilihan subjek dilakukan
Timothy, 2015) juga menyatakan bahwa dengan menggunakan instrumen persepsi
persepsi adalah sebuah proses individu yang terdiri dari 11 item pernyataan dengan
mengorganisasikan dan menginterpretasikan 8 item berisikan pernyataan positif dan 3
kesan sensoris untuk memberikan pengertian item berisikan pernyataan negatif. Subjek
pada lingkungannya”. yang dipilih memiliki persepsi positif tinggi
Berdasarkan uraian diatas makan yang nilai P+ berkisar dari 32-40 dan P-
konsentrasi peneliti lebih terarah pada berkisar 3-6. Sedangkan subjek yang
gambaran mengenai pemahaman konsep memiliki persepsi negatif tinggi adalah siswa
siswa SMP ditinjau berdasarkan persepsi yang nilai P+ berkisar 8-19 dan P- 12-15 
matematika. Setelah diperoleh kedua siswa tersebut,
Indikator yang digunakan dalam peneliti memberi tugas pemecahan masalah
penelitian ini adalah indikator yang diadopsi (TPM) pada setiap subjek, kemudian
dari Bloom, yakni: dilakukan wawancara berdasarkan hasil dari
1. Penerjemahan, merupakan kemampuan pekerjaan TPM dan wawancara.
yang berkaitan dengan kemampuan siswa Dalam penelitian ini, tugas yang
untuk menerjemahkan kalimat dalam dilakukan peneliti adalah mengumpulkan,
soal matematika menjadi bentuk menganalisis dan menginterpretasikan data.
matematika. Misalnya menyebutkan Pengumpulan data dalam penelitian ini
variabel-variabel yang diketahui dan menggunakan instrumen persepsi, TPM dan
ditanyakan menggunakan bahasanya pedoman wawancara. Instrumen persepsi
sendiri digunakan untuk memilih subjek, sedangkan
2. Penafsiran, merupakan kemampuan TPM dan pedoman wawancara digunakan
untuk memahami dari suatu bahan untuk mengumpulkan data pemahaman

Jurnal Dimensi Matematika 166


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

konsep. Proses perolehan data pemahaman


konsep yakni pemberian TPM 1 dan TPM 2
diikuti dengan wawancara di setiap akhir
pemberian TPM. Proses tersebut dilakukan
agar dapat diuji keabsahannya. Setelah data
dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah
analisis data. Aktivitas dalam analisis data
terdiri dari tiga alur, yakni reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan

Hasil dan Pembahasan


Berikut ini adalah soal yang
digunakan sebagai instrumen pengumpulan
data, hasil analisis serta pembahasan hasil
analisis data dalam peneitian ini:
TPM 1
Diketahui keliling sebuah persegi panjang
adalah 800 cm, dan panjangnya 260 cm.
Hitunglah lebar persegi panjang tersebut!
TPM 2
Diketahui keliling sebuah persegi panjang
adalah 100 cm, dan panjangnya 15 cm.
Hitunglah lebar persegi panjang tersebut!
1. Subjek dengan Persepsi Positif

Berikut ini adalah hasil kerja subjek dengan


persepsi positif

Gambar 1. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif


TPM 1

Jurnal Dimensi Matematika 167


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

b. Indikator Penafsiran

Gambar 5. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif


TPM 1 (bagian b)

Gambar 2. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif


TPM 2

Uraian di bawah ini merupakan hasil analisis


berdasarkan wawancara dan hasil kerja siswa
pada gambar 1 dan 2
a. Indikator Penerjemahan

Gambar 6. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif


TPM 2 (bagian b)

Pada TPM 1 dan 2, subjek yang memiliki


Gambar 3. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif persepsi positif tinggi mampu menemukan
TPM 1 (bagian a) rumus yang tepat dan mampu menerapkan
rumus tersebut untuk menyelesaikan soal dan
mampu menyatakan dengan kalimat sendiri

c. Indikator Ekstrapolasi

Gambar 4. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif


TPM 2 (bagian a)

Pada TPM 1 dan 2, subjek yang memiliki


persepsi positif tinggi mampu Gambar 7. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif
mengungkapkan apa yang diketahui serta TPM 1 (bagian c)
yang ditanyakan dalam soal serta subjek
mampu menyatakan dengan kalimat sendiri

Gambar 8. Hasil Kerja Siswa Persepsi Positif


TPM 2 (bagian c)

Jurnal Dimensi Matematika 168


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

TPM 2
Pada TPM 1 dan 2, subjek yang memiliki
persepsi positif tinggi mampu melakukan
perhitungan dari penerjemahan simbol soal a. Indikator Penerjemahan
dan menyimpulkan hasil pekerjaan

2. Subjek dengan Persepsi Negatif

Berikut ini adalah hasil kerja subjek dengan


persepsi negatif Gambar 11. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif
TPM 1 (bagian a)

Gambar 12. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif


TPM 2 (bagian a)

Pada TPM 1 dan 2, subjek yang memiliki


persepsi negatif tinggi mampu
mengungkapkan apa yang diketahui serta
yang ditanyakan dalam soal dan mampu
menyatakan dengan kalimat sendiri

b. Indikator Penafsiran

Gambar 9. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif


TPM 1

Gambar 15. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif


TPM 1 (bagian b)

Gambar 10. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif

Jurnal Dimensi Matematika 169


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

Berdasarkan hasil analisis pada kedua


subjek tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua subjek memiliki kemampuan
yang sama dalam memahami konsep
matematika berdasarkan persepsi, karena
kedua subjek tersebut mampu menuntaskan
ketiga indikator pemahaman konsep
matematika. Perbedaan dari kedua subjek
yaitu dari cara mengerjakan TPM tersebut
sedikit berbeda sesuai daya tangkap masing-
masing dan dengan durasi waktu yang
berbeda. Siswa dengan persepsi positif lebih
cepat menyelesaikan TPM 1 dan 2, jika
dibandingkan dengan siswa dengan persepsi
negatif tinggi.
Gambar 16. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif Siswa dengan persepsi positif dan persepsi
TPM 2 (bagian b) negatif tidak mengalami kesulitan pada tahap
memahami isi dari soal karena siswa dapat
Pada TPM 1 dan 2, subjek yang memiliki menentukan apa yang diketahui serta
persepsi negatif tinggi mampu menemukan ditanyakan pada soal baik secara lisan
rumus yang tepat dan mampu menerapkan maupun tulisan dan mampu mengungkapkan
rumus tersebut untuk menyelesaikan soal dan dengan kalimat sendiri, siswa tidak
mampu menyatakan dengan kalimat sendiri menuliskannya karena ingin cepat
menyelesaikan soal tersebut. Selanjutnya
c. Indikator Ekstrapolasi siswa dengan kemampuan persepsi negatif
juga tidak mengalami kesulitan pada tahap
memahami isi soal karena dapat menentukan
apa yang diketahui dan apa yang ditanya
pada soal dan mampu mengungkapkan
dengan kalimat sendiri walaupun pada
Gambar 13. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif jawaban tertulis bahwa siswa tidak
TPM 1 (bagian c) menuliskannya karena siswa terbiasa dalam
menyelesaikan soal tidak menuliskan apa
yang diketahui dan ditanya.

Penerjemahan
Gambar 14. Hasil Kerja Siswa Persepsi Negatif Pada tahap penerjemahan, siswa yang
TPM 2 (bagian c) memiliki persepsi positif tidak mengalami
kesulitan pada tahap penerjemahan karena
dapat mengungkapkan apa yang diketahui
Pada TPM 1 dan 2, subjek yang memiliki serta ditanyakan dalam soal dan mampu
persepsi negatif tinggi mampu melakukan mengungkapkan dengan kalimat sendiri.
perhitungan dari penerjemahan simbol pada Siswa dengan persepsi negatif juga tidak
soal dan mampu menyimpulkan hasil mengalami kesulitan pada tahap
pekerjaan penerjemahan kerena mampu
mengungkapkan apa yang diketahui serta

Jurnal Dimensi Matematika 170


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

ditanyakan dalam soal dan mampu membuat kesimpulan akhir dari penyelesaian
mengungkapkan dengan kalimat sendiri. soal yang dikerjakan yaitu dengan
mengembalikan jawaban yang diperoleh ke
Penafsiran dalam konteks serta siswa tidak membuat
Pada tahap penafisiran, siswa yang memiliki kesimpulan pada tes tertulis. Siswa dengan
kemampuan persepsi positif tidak mengalami persepsi negatif tidak mengalami kesimpulan
kesulitan pada tahap penafsiran karena dapat akhir. Persamaan dari kedua siswa tersebut
menemukan rumus yang tepat serta mampu adalah sama-sama mengalami kesulitan pada
menyelesaikan soal baik secara lisan maupun tahap penerjemahan.
tulisan dan mampu mengungkapkan dengan
kalimat sendiri. Siswa dengan kemampuan Kesimpulan
persepsi negatif juga tidak mengalami Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa
kesulitan karena dapat menemukan rumus yang memiliki tingkat kemampuan yang
yang tepat serta mampu menyelesaikan soal sama, tidak mengalami perbedaan dalam
baik secara lisan maupun tulisan dan juga menyelesaiakan soal pada TPM 1 dan TPM
mampu mengungkapkan dengan kalimat 2, hanya saja cara mereka mengerjakan TPM
sendiri. tersebut sedikit berbeda sesuai dengan daya
tangkap masing-masing siswa tersebut dan
Ekstrapolasi/kesimpulan durasi waktu yang berbeda. Kedua subjek
Pada tahap membuat kesimpulan akhir, mampu menuntaskan ketiga indikator
siswa yang memiliki persepsi positif sulit pemahaman konsep yaitu mampu
membuat kesimpulan akhir karena pada saat menerjemahkan soal TPM 1 dan TPM 2
wawancara siswa siswa tidak dapat dengan kalimat sendiri, mampu menafsirkan
soal TPM dengan logis dan mampu
menjelaskan dan menyimpulkan hasil Pradanita, Hudiono & Astuti. (2015).
pekerjaan dengan kalimat sendiri. Pemahaman Konseptual Siswa
ditinjau dari Tingkat Kemampuan
Matematika Materi Aljabar di SMP.
Daftar Pustaka
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 1-12.
Daswa. (2013). Penerapan Model
Pembelajaran Sinektik untuk Rahkmat. (1992). Psikologi Komunikasi.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Bandung: Rosdakarya.
Kreatif dan Komunikasi Matematis
Siswa Madrasah Tsanawiyah. Tesis Silver, Leung & Kenney. (2000). Posing
UPI. Mathematical Problems: An
exploratory Study. Journal for
Kemendikbud. (2013). Kerangka Dasar Research in Mathematics Education
Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Volume 27 N. 3, 293-309.
Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Kilpatrick, Swafford & Findell. (2011). Rineka Cipta.
Adding it Up: Helping Children
Learn Mathematics. Washingto, DC:
National Academy Press.

Jurnal Dimensi Matematika 171


p-ISSN: 2720- 9903, e-ISSN: 2720- 9903

Sundayana. (2014). Media dan Alat Peraga dan Keguruan, Universitas Islam
dalam Pembelajaran Matematika. Negeri Maulana Ibrahim Malang.
Bandung: Alfabeta.
Turmudi. (2008). Landasan Filsafat Dan
Susanti. (2017). Analisis Kesalahan Teori Pembelajaran Matematika.
Pemahaman Konsep Bangun Datar Jakarta: PT Leunseur Cita Nusa.
Pada Siiswa Kelas V MIN Sukosewu
Gandusari Blitar. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah

Jurnal Dimensi Matematika 172


Robbins & Timothy. (2015). Pelaku
Organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.

Ruseffendi. (2006). Pengantar Kepada


Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai