p-ISSN: 2549-8231
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan performance assesment dalam
pembelajaran matematika pada model pembelajaran berbasis masalah dan untuk mengetahui
perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa yang belajar menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran
konvensional. Desain penelitian menggunakan the non-equivalent control group design, dengan
populasi kelas VII yang berada di SMPN 1, 2, dan 3 Majalengka. Sampel diambil dua kelas untuk
dipilih menjadi kelas yang melaksanakan PBM dan kelas yang melaksanakan pembelajaran
konvensional. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan teknik pengumpulan
data tes kemampuan pemahaman matematik dan instrumen untuk mengukur kinerja siswa.
Pelaksanaan performance assesment dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung. Guru
mengobservasi siswa sehingga terlihat kinerja siswa dalam belajar matematika. Hasil menunjukan
bahwa kinerja siswa meningkat selama pembelajaran dilaksanakan dari mulai pertemuan pertama
sampai dengan pertemuan kedelapan. Selain itu, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
pemahaman matematik siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Kata kunci: performance assesment, pembelajaran berbasis masalah, kemampuan pemahaman
matematik.
ABSTRACT
The objective of this study is to know the increase of performance assessment in mathematics
learning on Problem Based Learning (PBL) models and to find out the improvement of student’s
mathematical understanding skills between problem based learning class and conventional learning
class. The research design uses the non-equivalent control group design. The population is 7th grade
students in SMP N 1, 2, and 3 Majalengka. The Samples are two classes which are being selected
as PBL and conventional learning. The study uses a quasi-experimental method. The data has been
collected using mathematical understanding abilities test and students’ performance instruments.
The implementation of performance assessment is carried out in the learning process. The teacher
observes students so that students’ performance in learning mathematics can be analyzed. The study
shows that student performance assessment increased from the first meeting to the eighth meeting.
Furthermore, the improvement of students mathematical understanding ability between problem
based learning class and conventional learning class is significantly different.
Keywords: performance assessment, problem based learning, mathematical understanding ability.
How to Cite: Santoso, E. & Sunendar, A. (2019). Performance Assesment dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Siswa SMP. Journal of Medives :
Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, 3(1), 21-31.
22 | Erik Santoso, Aep Sunendar - Performance Assesment dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan ....
berbasis masalah; dan 2) menelaah dari sekolah dasar sehingga bisa benar-
perbedaan peningkatan kemampuan benar mengetahui pengaruh akibat
pemahaman matematik siswa yang perlakuan yang diberikan. Melalui
belajar menggunakan model pembelajar- random sampling didapat dua sampel
an berbasis masalah dengan siswa yang masing-masing kelas yaitu kelas VII B
belajar menggunakan pembelajaran dan C SMPN 1 Majalengka, VII G dan I
konvensional. SMPN 2 Majalengka serta VII C dan D
SMPN 3 Majalengka.
METODE PENELITIAN Dalam dalam penelitian diambil
Penelitian ini termasuk jenis melalui pretest dan posttest kemampuan
penelitian quasi eksperimen dengan pemahaman matematik dan dilanjutkan
desain kelompok kontrol tidak ekuivalen dengan performance assesment siswa
(the non-equivalent control group dalam pemebelajaran berbasis masalah.
design). Ruseffendi (2005) menyatakan Analisis kemampuan pemahaman mate-
bahwa penelitian kuasi eksperimen ini matik dilakukan menggunakan gain
subjek tidak dikelompokkan secara acak, ternormalisasi. Setelah dilakukan
tetapi peneliti menerima keadaan subjek analisis peningkatannya kemudian diuji
seadanya. Penelitian ini menggunakan menggunakan uji statistik yang sesuai
jenis desain penelitian tersebut karena yaitu uji t independent jika sebaran data
sekolah yang menjadi tempat penelitian berdistribusi normal dan uji mann
memberikan keluluasaan kepada peneliti whitney u jika sebaran data tidak ber-
tetapi tidak mengubah kelas yang sudah distribusi normal.
ada. Desain penelitiannya dapat dilihat
pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan pada bagian
ini difokuskan pada pembahasan
mengenai tujuan penelitian yang telah
Gambar 1. Desain Penelitian
diuraikan. Tujuan dari penelitian ini
yaitu menelaah penerapan asesmen
Pada Gambar 1, O pertama adalah kinerja dalam pembelajaran berbasis dan
pretest atau tes awal yang dilakukan oleh membandingkan peningkatan kemampu-
penelitian, X adalah perlakuan yaitu an pemahaman siswa antara kelas yang
penerapan pembelajaran berbasis masa- melaksanakan pembelajaran berbasis
lah dan O yang kedua adalah posttest masalah dan siswa yang melaksanakan
setelah pelaksanaan pembelajaran pembelajaran konvensional. Hasil dari
dilaksanakan. Populasi dalam penelitian pretest dan posttest kemampuan
ini adalah siswa kelas VII SMP di pemahaman matematik antara kedua
Kabupaten Majalengka yaitu SMPN 1, kelas tersaji dalam Tabel 1.
SMPN 2, dan SMPN 3 Majalengka.
Kelas VII dipilih menjadi sampel karena
siswa di kelas VII merupakan peralihan
26 | Erik Santoso, Aep Sunendar - Performance Assesment dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan ....
Gambar 3. Perbandingan Jawaban Siswa antara Kelas PBM (kiri) dan Konvensional (kanan)
pada Soal Instrumental
28 | Erik Santoso, Aep Sunendar - Performance Assesment dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan ....
sudah cukup baik tetapi kebingungan terutama pada soal tes pemahaman
dalam menentukan sumbu simetri ini matematik dengan kategori relasional
menunjukan bahwa PBM memberikan siswa pada kelas PBM jauh lebih baik
pengaruh yang cukup signifikan dalam dari siswa pada kelas kontrol. Soal yang
memahami konsep yang sedang dijawab oleh siswa: Dian membuat suatu
dipelajari oleh siswa. hiasan untuk mading di sekolahnya.
Hal lain yang menjadi perhatian Hiasan tersebut berbentuk belah ketupat
peneliti dalam melaksanakan pem- yang panjang diagonal-diagonalnya ber-
belajaran dengan menggunakan pem- turut-turut adalah 15 cm dan (3x + 2) cm.
belajaran berbasis masalah adalah Jika luas belah ketupat itu 150 cm2.
adanya diskusi dalam pembelajaran di Maka hitunglah: nilai x dan panjang
kelas. Diskusi merupakan kunci utama diagonal yang kedua.
agar siswa dapat belajar dengan baik Berdasarkan jawaban pada
pada kelompoknya masing-masing. The Gambar 3 terlihat bahwa siswa pada
Steps Of Problem Based Learning ... kelas PBM lebih menguasai konsep dan
Subsequent Group Meetings: Report and dapat mengaitkan konsep yang dimiliki
evaluate on self-directed learning. dengan aljabar sebagai tambahan dalam
Refine learning issues and define further menjawab soal tersebut. Berbeda dengan
action ... (Padmavathy & Mareesh, kelas konvensional, jawaban siswa
2013). Siswa dapat berdiskusi dengan terhenti ketika sudah mensubstitusi apa
baik karena mendapatkan arahan yang yang diketahui dalam soal tetapi
baik dari guru dalam melaksanakan kesulitan dalam menyelesaikan langkah
pembelajaran berbasis masalah. Guru terutama pada langkah sebelah kanan
selalu memberikan penguatan bahwa yang mana 15/2 harus dikalikan dengan
ketua kelompok harus mampu mem- (3x + 2) sehingga siswa tersebut belum
bimbing siswa yang lainnya sehingga mampu menjawab dengan baik.
siswa yang kemampuannya kurang dapat Hal lain yang menjadi menarik
terbantu karena ketua kelompok dalam penelitian ini adanya performance
memberikan penjelasan yang baik assesment yang dilaksanakan di kelas
terhadap anggotanya. Langkah diskusi PBM di SMPN 3 Majalengka. Indikator
ini dapat dikatakan baik karena performance assesment dalam penelitian
pemahaman siswa setelah pembelajaran ini adalah aktivitas persentasi tugas
Gambar 3. Perbandingan Jawaban Siswa antara Kelas PBM (kiri) dan Konvensional (kanan)
pada Soal Relasional
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Volume 3, No. 1, 2019, pp. 21-31 | 29
Kriteria Persentase
Pertemuan
Kurang Cukup Baik SB Kurang Cukup Baik SB
Pertemuan 1 32 0 0 0 100 0 0 0
Pertemuan 2 32 0 0 0 100 0 0 0
Pertemuan 3 25 7 0 0 78,13 21,88 0 0
Pertemuan 4 18 13 1 0 56,25 40,63 3,13 0
Pertemuan 5 8 15 8 0 25,81 48,39 25,81 0
Pertemuan 6 4 13 14 1 12,5 40,63 43,75 3,13
Pertemuan 7 0 10 20 2 0 31,25 62,50 6,25
Pertemuan 8 0 8 18 5 0 25,81 58,06 16,13
to reveal what they are capable of doing. kinerja pemecahan masalah setelah
Performance assessment is, therefore, a mengontrol kemampuan awal matema-
clear departure from the traditional test tika siswa.
items because, in performance assess-
ment, students are required to perform a PENUTUP
task rather than select an answer from a Berdasarkan pengolahan dan ana-
ready–made list; it offers students the lisis data yang telah dilakukan, peneliti
opportunity to apply their knowledge dapat menyimpulkan hasil penelitian ini
and skills from several areas to sebagai berikut. 1) Pelaksanaan perfor-
demonstrate that they are capable of mance assesment dilakukan pada proses
reaching a learning target and coming pembelajaran berlangsung. Guru meng-
up with their own solution. Berdasarkan observasi siswa sehingga terlihat kinerja
pendapat tersebut bahwa penilaian siswa dalam belajar matematika. Hasil
kinerja lebih efektif jika dibandingkan menunjukan bahwa kinerja siswa
dengan penilaian tradisional pada meningkat selama pembelajaran dilaksa-
penilaian kinerja siswa menunjukan apa nakan dari mulai pertemuan pertama
yang telah mereka lakukan melalui sampai dengan pertemuan kedelapan. 2)
aktivitas pembelajaran. Melalui kegiatan Terdapat perbedaan peningkatan ke-
itu siswa menjadi termotivasi karena mampuan pemahaman matematik siswa
guru berperan aktif dalam proses yang belajar menggunakan model
bagaimana siswa berani dalam pembelajaran berbasis masalah dengan
mengemukakan pendapatnya dalam siswa yang belajar menggunakan
setiap aktivitas yang dilakukannya. Ini pembelajaran konvensional
baik sebagai proses tukar informasi
antara siswa yang satu dengan siswa DAFTAR PUSTAKA
yang lainnya. Amir, M. T. (2009). Inovasi pendidikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Melalui Problem Based Learning.
penelitian Najoan (2011). Hasil peneliti- Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
an menyebutkan Pada kelompok siswa
yang diberi asesmen pemecahan Arhin, A. K. (2015). The Effect of
masalah, hasil belajar matematika siswa Performance Assessment-Driven
yang belajar dengan model pembelajaran Instruction on the Attitude and
TAI lebih tinggi dibandingkan dengan Achievement of Senior High School
kelompok siswa yang belajar dengan Students in Mathematics in Cape
Coast Metropolis, Ghana. Journal of
model pembelajaran klasikal setelah
Education and Practice, 6(2), 109–
mengontrol kemampuan awal matema- 116.
tika. Untuk kelompok siswa yang belajar
melalui model pembelajaran klasikal, Barmby, P., Harries, T., Higgins, S., &
hasil belajar matematika kelompok Suggate, J. (2007). How can we
siswa yang diberi asesmen kinerja assess mathematical understanding.
In Proceedings of the 31st Conference
pengajuan masalah lebih tinggi dari
of the International Group for the
kelompok siswa yang diberi asesmen
Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Volume 3, No. 1, 2019, pp. 21-31 | 31