Anda di halaman 1dari 10

JPPM Vol. 10 No.

2 (2017)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN


KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA
SMA MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING
BERBANTUAN AUTOGRAPH

Rahmi Ramadhani
Universitas Potensi Utama

rahmiramadhani3@gmail.com

ABSTRACT
This paper reports some result of a research attempted to analyze: the increase in student’s UMC and MPS
using guided discovery learning assisted Autograph; and to look is there an interaction between students’
PMK (high, medium, low) and learning to increase student’s UMC and MPS. This type of research is a
quasi experimental. The population of this research is all students in SMA YPK Medan. Then 23 students
is chosen as the experimental class and 16 students in other class is chosen as a control class by using
purposive sampling technique. The data in this study were analyzed using Two Ways ANOVA. The result
of this research are: (1) The increasing of student’s UMC ability and IL using guided discovery learning
assisted Autograph is higher than conventional learning; (2) There is no interaction between students’
PMK and learning on student’s UMC ability and MPS.
.
Keywords: Autogrpah, Discovery Learning, Mathematical Concept, Problem Solving.

ABSTRAK
Penelitian ini memaparkan hasil penelitian yang bertujuan untuk menganalisis: apakah terdapat peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematika (KPKM) dan kemampuan pemecahan masalah matematika
(KPMM) siswa kelas XII SMA YPK Medan yang diajarkan dengan guided discovery learning berbantuan
Autograph; serta untuk melihat apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan KAM siswa terhadap
KPKM dan KPMM siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh siswa SMA YPK Medan. Sampel pada penelitian ini adalah 23 siswa sebagai kelas eksperimen
dan 16 siswa sebagai kelas kontrol melalui metode purposive sampling. Data dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan dengan ANAVA 2 Jalur. Hasil penelitian diperoleh: (1) Peningkatan KPKM dan KPMM
siswa yang memperoleh guided discovery learning berbantuan Autograph lebih tinggi daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional; (2)Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan KAM siswa
terhadap peningkatan KPKM dan KPMM siswa.

Kata kunci: Autograph, Discovery Learning, Kemandirian Belajar, Pemahaman Konsep.

A. PENDAHULUAN
Kemampuan pemecahan masalah kemampuan matematika, yakni pemahaman
berperan penting dalam proses pembelajaran konsep, kelancaran prosedur, kompetensi
matematika. An Agenda for Action (NCTM, pemecahan masalah, penalaran, serta sikap
1980) menyatakan bahwa kemampuan dan rasa percaya terhadap matematika.
pemecahan masalah seharusnya dijadikan Pentingnya kemampuan pemahaman konsep
fokus utama dalam pembelajaran matematika siswa juga dikemukaan oleh
matematika di sekolah. Pada tahun 2001, Nirmala (Purwosusilo, 2014: 32), bahwa
National Research Council (Kilpatrick, membangun pemahaman pada setiap
J.,Swafford, J.& Findell, B. 2001) kegiatan belajar matematika akan
menegaskan kembali pentingnya mengembangkan pengetahuan matematika
kemampuan pemecahan masalah dengan yang dimiliki oleh seseorang. Artinya,
mengidentifikasi lima dari standar semakin luas pemahaman tentang ide atau
72
Rahmi Ramadhani

gagasan matematika yang dimiliki oleh yang akan dipelajari. Pada proses
seorang siswa, maka akan semakin pembelajaran matematika, siswa memang
bermanfaat dalam menyelesaikan suatu memiliki kemampuan awal yang berbeda-
permasalahan yang dihadapinya. Sehingga beda, namun siswa memulai proses
dengan pemahaman diharapkan tumbuh memahami pembelajaran hingga
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematika dari start
mengkomunikasikan konsep yang telah yang sama. Artinya, tidak ada siswa yang
dipahami dengan baik dan benar setiap kali memahami konsep materi yang akan
ia menghadapi permasalahan dalam diajarkan terlebih dahulu. Dari paparan di
pembelajaran matematika. Kemampuan atas, dapat disimpulkan bahwa, kemampuan
pemahaman matematika siswa adalah awal matematika hanya berperan untuk
kemampuan yang dimiliki siswa dalam memetakan kemampuan siswa dalam
memahami konsep, memahami rumus dan bermatematika, sehingga dalam proses
mampu menggunakan konsep dan rumus pembentukan kelompok belajar siswa tidak
tersebut dalam perhitungan, serta terjadi penumpukan kelompok Kemampuan
pemahaman siswa tentang skema atau Awal Matematika (KAM) yang tinggi.
struktur yang dapat digunakan pada Interaksi antara kemampuan awal
penyelesaian masalah yang lebih luas dan matematika terhadap peningkatan
sifat pemakaiannya lebih bermakna kemampuan matematis siswa diharapkan
(Purwosusilo, 2014: 34). Kemampuan tidak berdampak signifikan. Peneliti
pemecahan masalah ini erat kaitannya berasumsi hal tersebut terjadi dikarenakan
dengan komponen pemahaman siswa adanya perlakukan pembelajaran terhadap
dalam bermatematika. Polya (Fauziah, kelompok siswa. Perlakuan pembelajaran
2010: 2) menyatakan bahwa tahapan pertama memberikan efek terhadap peningkatan
dalam memecahkan masalah matematika kemampuan matematis, khususnya
adalah memahami masalah matematika itu kemampuan pemahaman konsep dan
sendiri. Kaitan antara kemampuan kemampuan pemecahan masalah
pemahaman dengan pemecahan masalah matematika.
dapat dipertegas bahwa, jika seseorang telah Namun, jika dilihat lebih lanjut, fakta
memiliki kemampuan pemahaman terhadap yang terjadi di lapangan mengenai
konsep-konsep matematika, maka ia kemampuan matematis siswa menunjukkan
mampu menggunakannya untuk bahwa kemampuan pemecahan masalah
memecahkan masalah. Sebaliknya, jika matematika siswa sekolah menengah masih
seseorang dapat memecahkan suatu rendah. Herman memaparkan sebuah
masalah, maka orang tersebut harus memiliki laporan dari Trends International
kemampuan pemahaman terhadap konsep- Mathematics and Science Study (TIMSS)
konsep matematika yang telah dipelajari tahun 1999 (Fauziah, 2010: 2)
sebelumnya. menunjukkan kemampuan pemecahan
Dalam pembelajaran matematika juga masalah siswa sekolah menengah relatif
harus memperhatikan salah satu faktor lebih baik dalam menyelesaikan soal-soal
internal dari siswa yaitu kemampuan awal. tentang prosedur, tetapi sangat lemah dalam
Kemampuan awal siswa adalah kemampuan menyelesaikan soal-soal tidak rutin dan
yang dimiliki siswa sebelum proses belajar- pemecahan masalah. Hasil survei yang
mengajar. Namun, pembelajaran tidak akan dilakukan oleh Indonesia Mathematics and
dipengaruhi oleh kemampuan awal siswa. Science Teacher Education Project
Hal itu dikarenakan kemampuan awal siswa (IMSTEP) bekerja sama dengan Japan
hanya berdasar pada kemampuan matematis International Coooperation Agency (JICA)
siswa, dan tidak ada kaitannya dengan pada tahun 1999 di kota Bandung juga
kemampuan pemecahan masalah serta menyatakan bahwa salah satu penyebab
pemahaman konsep siswa terhadap materi rendahnya kualitas pemahaman

73
Kemampuan Pemahaman Konsep
Rahmi Ramadhani
dan Kemampuan Pemecahan Masalah

matematika siswa di sekolah menengah. Hal masalah dengan menggunakan guided


itu dikarenakan proses pembelajaran discovery learning jauh lebih baik
matematika umumnya berkonsentrasi pada dibandingkan dengan menggunakan
latihan soal yang bersifat prosedural dan pengajaran ekspositori (Udo, 2011). Begitu
mekanistik daripada pengertian. Dalam juga penelitian yang dilakukan oleh Akhmad
kegiatan pembelajaran, guru biasanya (2012) yang mana hasil penelitian
menjelaskan konsep secara informatif, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
memberikan contoh soal, dan memberikan guided discovery learning lebih baik rata-
soal-soal latihan. rata hasil belajar siswa yang menggunakan
Dari penjabaran di atas, maka salah metode pembelajaran konvensional. Hal ini
satu solusi yang dapat diberikan oleh peneliti berarti penggunaan metode pembelajaran
adalah dengan memberikan perlakuan guided discovery learning lebih efektif
pembelajaran yang dapat meningkatkan daripada metode pembelajaran konvensional
kemampuan pemahaman konsep dan terhadap hasil belajar siswa.
pemecahan masalah matematika. Guided Pembelajaran guided discovery
discovery learning adalah salah satu solusi learning yang diterapkan dibantu dengan
perlakuan pembelajaran yang ditawarkan penggunaan media pembelajaran. Media
oleh peneliti. Menurut Dewey dan Piaget pembelajaran yang digunakan pada
(Qoriah, 2011), discovery learning meliputi penelitian ini menggunakan salah satu
suatu strategi dan model pembelajaran yang teknologi yang dapat digunakan dalam dunia
memusatkan pada peluang belajar aktif pendidikan. Autograph adalah salah satu
langsung untuk para siswa. Menurut teknologi perangkat lunak yang dinamis
Muhibbin (Qoriah, 2011), tahap-tahap yang digunakan dalam pembelajaran
penerapan dalam discovery learning adalah kalkulus, aljabar, dan geometri koordinat. Di
sebagai berikut: (1) stimulus (pemberian kelas matematika, penggunaan perangkat
rangsangan); (2) problem statement lunak matematika (software) memungkinkan
(mengidentifikasi masalah); (3) data siswa melihat dan mengetahui banyak
collection (pengumpulan data); (4) data fenomena matematika. Mengajar dan
processing (pengolahan data); (5) verifikasi; menerapkan Autograph diharapkan dapat
dan (6) generalisasi. Guided discovery meningkatkan efektivitas dan kualitas
learning sebagai salah satu teknik pengajaran. Sebagai kelas matematika
pembelajaran yang dapat membantu siswa dibutuhkan banyak banyak interaksi,
untuk meningkatkan kemampuan penalaran, pengamatan tampilan yang
pemecahan masalah dimana dalam proses dipaparkan di atas dengan jelas menunjukkan
berfikir matematika siswa dilibatkan dalam perangkat lunak interaktif seperti Autograph
berfikir matematika pada saat manipulasi, dapat bermanfaat dalam pengajaran dan
eksperimen dan menyelesaikan masalah. Hal pembelajaran matematika secara efektif
tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang (Tarmizi et.al, 2008: 73). Dari penjelasan dan
dilakukan oleh State Secondary Education paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk
Board, SSEB tahun akademik 2010-2011, melakukan penelitian yang terkait dalam
yang terdiri dari dua kelompok meningkatkan kemampuan pemahaman
eksperimental. Hasil penelitian konsep dan pemecahan masalah matematika
menunjukkan secara signifikan bahwa secara menggunakan guided discovery learning
berturut-turut kemampuan pemecahan berbantuan Autograph.

B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen learning berbantuan Autogrpah dan
semu (quasi experiment). Variabel-variabel pembelajaran konvensional sebagai variabel
dalam penelitian ini adalah discovery bebas (independent variable). Variabel
74
Rahmi Ramadhani

terikat (dependent variable) adalah pemahaman konsep matematika (KPKM)


kemampuan pemahaman konsep dan dan tes kemampuan pemecahan masalah
kemampuan pemecahan masalah matematika (KPMM), data kemampuan awal
matematika setelah diberi perlakuan. matematika (KAM). Observasi pada proses
Sedangkan yang menjadi variabel kontrol pembelajaran dan respon siswa terhadap
dalam penelitian ini adalah KAM siswa yang pembelajaran merupakan data kualitatif. Tes
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: KPKM terdiri dari 2 item soal dan tes
tinggi, sedang, dan rendah. Desain yang KPMM terdiri dari 3 item soal, yang terdiri
digunakan dalam penelitian ini adalah desain dari soal sedang dan soal sulit. Indikator tes
kelompok pre test – post test kontrol (pre test KPKM adalah menyatakan ulang sebuah
post test control group design). Dalam desain konsep, memberi contoh dan non contoh dari
ini terdapat dua kelompok yang dipilih konsep, menyajikan konsep dalam berbagai
secara random yang dijadikan sebagai kelas bentuk representasi matematik, serta
eksperimen dan kelas kontrol. menggunakan, memanfaatkan dan memilih
Populasi penelitian ini adalah seluruh prosedur tertentu. Sedangkan indikator tes
siswa SMA YPK Medan. Sampel penelitian KPMM diantaranya memahami masalah,
ini adalah 23 orang siswa kelas XII MIPA 1 merencanakan penyelesaian, melaksanakan
sebagai sampel kelas eksperimen, dan 16 rencana penyelesaian dan memeriksa
orang siswa kelas XII MIPA 2 sebagai kembali. Sebelum instrumen penelitian
sampel kelas kontrol. Pengambilan sampel digunakan, dilakukan tahap validasi
dilakukan dengan teknik purposive instrumen. Setelah dinyatakan valid,
sampling. Seluruh kelas sampel penelitian instrumen penelitian dapat digunakan. Hasil
diberikan materi pembelajaran yang sama data yang diperoleh dianalisis menggunakan
yakni luas daerah (aplikasi integral tentu). uji statistik ANAVA dua jalur.
Materi luas dearah merupakan materi ajar Data penelitian dianalisis dengan
yang masuk dalam materi pembelajaran menggunakan uji statistik Uji-T, ANAVA
matematika wajib kelas XII MIPA yang Satu Jalur dan ANAVA Dua Jalur. Seluruh
sesuai dengan kurikulum 2013. uji statistik menggunakan nilai signifikan
Instrumen pada penelitian ada dua dibawah 0,05. Software yang digunakan
yakni kuantitaif dan kualitatif. Data untuk seluruh test yakni SPSS versi 17 dan
kuantitatif diantaranya tes kemampuan Microsoft Excel.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada awal penelitian di kelas matematika. Masing-masing kelas diberikan
eksperimen dan di kelas kontrol, peneliti pembelajaran sebanyak 4 kali pertemuan
memberikan siswa tes awal (pre test). yang membahas mengenai materi luas
Selanjutnya, setelah diberikan tes awal (pre daerah. Pada akhir pertemuan proses
test), siswa juga diberikan lembar kerja pembelajaran, siswa di kelas eksperimen
siswa (LKS) yang disusun berdasarkan maupun di kelas kontrol kembali diberikan
sintaks model guided discovery learning tes akhir (post test) yang berisi tentang soal-
berbantuan autograph serta soal yang soal kemampuan pemahaman konsep serta
disajikan pada LKS juga berisi indikator- kemampuan pemecahan masalah
indikator kemampuan pemahaman konsep matematika. Berikut disajikan salah satu
dan kemampuan pemecahan masalah hasil tes akhir siswa di kelas eskperimen.

75
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Gambar 1. Hasil Tes KPKM dan KPPM siswa kelas eksperimen pada materi
luas daerah dengan bantuan Autograph

Setelah mendapatkan data tes awal sesuai dengan katagori KAM siswa,
dan tes akhir, peneliti melakukan analisis kelompok eksperimen (perlakuan
data mulai dari menganalisis homegenitas menggunakan guided discovery learning
data, normalitas data hingga menganalisis berbantuan autograph) mendapatkan hasil
apakah terdapat peningkatan kemampuan yang lebih baik daripada kelompok kontrol
pemahaman konsep maupun kemampuan (perlakuan menggunakan pembelajaran
pemecahan masalah matematika melalui konvensional). Dari hasil olah data
teknik uji statistik ANAVA dua jalur. menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov dan
Tabel 1 menyajikan informasi umum Uji Leneve menunjukkan bahwa sampel
tentang KPKM siswa sesuai dengan faktor- yang diambil dari populasi yang terdistribusi
faktor yang terlibat. Secara keseluruhan atau normal dan memiliki varians yang homogen.
Tabel 1. Deskripsi KPKM
N Min Max Mean SD Variance
Pretes_ Eksperimen 23 4.0 10.0 6.61 1.64 2.70
Posttes _Eksperimen 23 10.0 17.0 13.00 1.91 3.64
Pretes_ Kontrol 16 3.0 11.0 6.56 2.56 6.53
Posttes_ Kontrol 16 8.0 15.0 11.38 1.96 3.85

76
Rahmi Ramadhani

Tabel 2 Menyajikan deskripsi data kelompok pembelajaran.


KPKM berdasarkan skor N-Gain dilihat dari
Tabel 2. Deskripsi KPKM Berdasarkan N-Gain Setiap Pembelajaran
Data skor N-Gain
Kelompok
̅ SD Kategori
Eksperimen 0,28 0.700 0,453 0,106 Sedang
Kontrol 0,20 0,615 0,331 0,101 Sedang

Setelah dilakukan pre test dan post test pada kelas eksperimen sebesar 0,453 dan
kepada siswa, diperoleh N-Gain masing- pada kelas kontrol sebesar 0,331. Hasil
masing kelas untuk melihat apakah terdapat perhitungan uji ANAVA 2 Jalur, N-Gain
peningkatan KPKM antara siswa yang diberi KPMM kelompok eksperimen dan kontrol
guided discovery learning berbantuan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3
autograph dan yang diberi pembelajaran berikut:
konvensional. Rata-rata N-Gain KPMM
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis KPKM Menggunakan ANAVA 2 Jalur
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Corrected Model .162a 5 .032 2.858 .030
Intercept 4.985 1 4.985 440.504 .000
Pembelajaran .078 1 .078 6.922 .013
KAM .022 2 .011 .970 .390
Pembelajaran * .021 2 .011 .942 .400
KAM
Error .373 33 .011
Total 6.635 39
Corrected Total .535 38
a. R Squared = .302 (Adjusted R Squared = .196)

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa untuk faktor pembelajaran, diperoleh nilai F hitung
sebesar 6,922 dan nilai signifikan sebesar 0,013. Karena nilai signifikan lebih kecil dari nilai taraf
signifikan 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan KPKM siswa yang memperoleh guided discovery learning berbantuan autograph
lebih tinggi daripada KPMM siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Dari tabel 3 juga terlihat bahwa untuk faktor pembelajaran dan KAM, diperoleh nilai F
hitung sebesar 0,942 dan nilai signifikan sebesar 0,400. Karena nilai signifikan lebih besar dari
nilai taraf signikan 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat interaksi yang signifikan antara pembelajaran dengan KAM terhadap
peningkatan KPKM siswa dapat diterima. Ini menunjukkan bahwa gain rata-rata KPKM siswa
dengan KAM (tinggi, sedang, rendah) siswa yang diajar dengan guided discovery learning
berbantuan autograph tidak berbeda secara signifikan dengan siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional.
Gambar 2 di bawah ini menunjukkan peningkatan KPKM siswa berdasarkan indikator
KPMM dan kelompok pembelajaran siswa.

77
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Gambar 2. Peningkatan KPKM Berdasarkan Indikator KPMM

Dari grafik di atas terlihat bahwa siswa memanfaatkan prosedur tertentu yaitu
yang mendapat guided discovery learning (0,351).
berbantuan autograph memperoleh Tabel 4 menyajikan informasi umum
peningkatan KPKM yang lebih tinggi pada tentang KPMM siswa sesuai dengan faktor-
indikator menyatakan ulang sebuah konsep faktor yang terlibat. Secara keseluruhan atau
(0,696) daripada pembelajaran konvensional sesuai dengan katagori KAM siswa,
(0,411). Sedangkan pada kelas kontrol, kelompok eksperimen (perlakuan
peningkatan yang paling besar juga terjadi menggunakan guided discovery learning
pada indikator memberikan contoh dan non berbantuan autograph) mendapatkan hasil
contoh dari konsep sebesar (0,421). Guided yang lebih baik daripada kelompok kontrol
discovery learning berbantuan autograph (perlakuan menggunakan pembelajaran
yang mengalami peningkatan terkecil konvensional). Dari hasil olah data
terdapat pada indikator memberikan contoh menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov dan
dan non contoh dari konsep (0,413), Uji Leneve menunjukkan bahwa sampel
sedangkan dalam pembelajaran yang diambil dari populasi yang terdistribusi
konvensional, peningkatan terkecil juga normal dan memiliki varians yang homogen.
terdapat pada indikator menggunakan,
Tabel 4. Deskripsi KPMM
N Min Max Mean SD Variance
Pretes_ Eksperimen 23 2.0 9.0 4.70 1.61 2.59
Posttes _Eksperimen 23 6.0 10.0 8.30 1.36 1.86
Pretes_ Kontrol 16 1.0 8.0 4.38 1.89 3.58
Posttes_ Kontrol 16 6.0 10.0 8.19 1.28 1.63

Tabel 5 menyajikan deskripsi data kelompok pembelajaran.


KPMM berdasarkan skor N-Gain dilihat dari
Tabel 5. Deskripsi KPMM Berdasarkan N-Gain Setiap Pembelajaran
Data skor N-Gain
Kelompok
̅ SD Kategori
Eksperimen 0,29 0.75 0,469 0,122 Sedang
Kontrol 0,25 0,63 0,387 0,109 Sedang
78
Rahmi Ramadhani

Setelah dilakukan pre test dan post test pada kelas eksperimen sebesar 0,47 dan pada
kepada siswa, diperoleh N-Gain masing- kelas kontrol sebesar 0,39. Hasil perhitungan
masing kelas untuk melihat apakah terdapat uji ANAVA 2 Jalur, N-Gain KPMM
peningkatan KPMM antara siswa yang diberi kelompok eksperimen dan kontrol
guided discovery learning berbantuan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6
autograph dan yang diberi pembelajaran berikut:
konvensional. Rata-rata N-Gain KPMM
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis KPMM Menggunakan ANAVA 2 Jalur
Type III Sum Mean
Source df F Sig.
of Squares Square
Corrected Model .101a 5 .020 1.412 .245
Intercept 5.858 1 5.858 411.225 .000
Pembelajaran .069 1 .069 4.812 .035
KAM .036 2 .018 1.248 .300
Pembelajaran * .001 2 .000 .033 .968
KAM
Error .470 33 .014
Total 7.974 39
Corrected Total .571 38
a. R Squared = ,176 (Adjusted R Squared = ,051)

Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa 0,05, maka H1 ditolak dan H0 diterima.


untuk faktor pembelajaran, diperoleh nilai F Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
hitung sebesar 4,812 dan nilai signifikan tidak terdapat interaksi yang signifikan
sebesar 0,035. Karena nilai signifikan lebih antara pembelajaran dengan KAM terhadap
kecil dari nilai taraf signifikan 0,05, maka H0 peningkatan KPMM siswa dapat diterima.
ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, Ini menunjukkan bahwa gain rata-rata
dapat disimpulkan bahwa peningkatan KPMM siswa dengan KAM (tinggi, sedang,
KPMM siswa yang memperoleh guided rendah) siswa yang diajar dengan guided
discovery learning berbantuan autograph discovery learning berbantuan autograph
lebih tinggi daripada KPMM siswa yang tidak berbeda secara signifikan dengan siswa
memperoleh pembelajaran konvensional. yang diajar dengan pembelajaran
Dari tabel 3 juga terlihat bahwa untuk konvensional.
faktor pembelajaran dan KAM, diperoleh Gambar 3 di bawah ini menunjukkan
nilai F hitung sebesar 0,033 dan nilai peningkatan KPMM siswa berdasarkan
signifikan sebesar 0,968. Karena nilai indikator KPMM dan kelompok
signifikan lebih besar dari nilai taraf signikan pembelajaran siswa.

79
Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Gambar 3. Peningkatan KPMM Berdasarkan Indikator KPMM

Dari grafik di atas terlihat bahwa siswa pada indikator memahami masalah sebesar
yang mendapat guided discovery learning (0,516). Guided discovery learning
berbantuan autograph memperoleh berbantuan autograph yang mengalami
peningkatan KPMM yang lebih tinggi pada peningkatan terkecil terdapat pada indikator
indikator memahami masalah (0,696) memeriksa kembali (0,42), sedangkan dalam
daripada pembelajaran konvensional pembelajaran konvensional, peningkatan
(0,516). Sedangkan pada kelas kontrol, terkecil juga terdapat pada indikator
peningkatan yang paling besar juga terjadi memeriksa kembali yaitu (0,364).

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Untuk meningkatkan kemampuan masalah matematika, khususnya luas daerah.
pemahaman konsep dan kemampuan Kolaborasi antara siswa, guru serta model
pemecahan masalah matematika siswa pembelajaran yang sesuai dapat
dalam proses pembelajaran di sekolah menciptakan suasa belajar yang kondusif
membutuhkan komitmen yang tinggi antara hingga dapat meningkatkan kemampuan
siswa dan guru. Hal lain yang sangat penting matematis siswa yakni kemampuan
dalam peningkatan kemampuan pemahaman pemahaman konsep dan kemampuan
konsep dan kemampuan pemecahan masalah pemecahan masalah metamtika siswa.
matematika siswa adalah penerapan model Penggunaan teknologi perangkat lunak,
pembelajaran yang menerapkan kontribusi salah satunya adalah Autogpraph dapat
langsung siswa dalam proses pembelajaran. membantu guru dalam membelajarkan luas
Kontribusi siswa dapat berlangsung melalui daerah secara visualisasi dan grafik, serta
kegiatan penemuan terbimbing. Penemuan dapat membantu siswa dalam menemukan
terbimbing bertujuan agar siswa dapat konsep luas daerah.
menemukan konsep hingga memecahkan

80
Rahmi Ramadhani

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Efendi. (2015). Efektivitas Siswa SMK Melalui Strategi


Penggunaan Metode Guided Pembelajaran REACT. Jurnal
Discovery Learning terhadap Pendidikan dan Keguruan, 1 (2)
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK
Diponegoro Yogyakarta. Qori’ah. (2011). Penggunaan Metode
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Guided Discovery Learning untuk
Yogyakarta Meningkatkan Pemahaman
Konsep pada Pokok Bahasan
Fauziah, Anna. (2010). Peningkatan Bangun Ruang Sisi Lengkung.
Kemampuan Pemahaman dan Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Pemecahan Masalah Matematika
Siswa SMP Melalui Strategi Tarmizi, Rohani Ahmad, et.al. (2008).
REACT. Forum Kependidikan, 30 Learning Mathematics Through
(1) Utilization of Technology: Use of
Autograph Technology VS
Kilpatrick, J.,Swafford, J.& Findell B. (Eds.) Handheld Graphing Calculator.
(2001). Adding it up: Helping Proceedings of The 7th Wseas
Children Learn Mathematics. International Conference on
Washington, D.C.: National Education and Educational
Academy Press Technology

National Council of Teachers of Udo, Mfon Effiong. (2011). Effect of Guided


Mathematics. (1980). An Agenda Discovery Student Centre
for Action: Recommendation for Demonstration and the Expository
School Mathematics of the 1980s. Instructional Strategies on
Reston: Pearson Student’s Performance in
Chemistry. An International Multi-
Purwosusilo. (2014). Peningkatan Disciplinary Journal, Ethiopia, 4
Kemampuan Pemahaman dan (4)
Pemecahan Masalah Matematika

81

Anda mungkin juga menyukai