Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP


MATEMATIS SISWA

M. Hasbi Ramadhan1, M. Coesamin2, Rini Asnawati2,


hasbi.ramadhan48@gmail.com
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika

ABSTRAK

This quasi-experimental research aimed to know the effectiveness of realistic


mathematics education viewed by student’s understanding of mathematical
concepts. The population of this research was all grade eight students on second
semester of SMP Negeri 8 Bandarlampung in academic year of 2014/2015. The
samples of this research were students of VIII-E and VIII-F class that were
chosen by purposive sampling. This research used posttest only control group
design. The data of student’s understanding of mathematical concepts were
obtained by essay test. Based on the result of research, it was concluded that the
implementation of realistic mathematics education was effective viewed by
student’s understanding of mathematical concepts.

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas


pendekatan matematika realistik ditinjau dari pemahaman konsep matematis
siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP
Negeri 8 Bandarlampung tahun pelajaran 2014/ 2015. Sampel penelitian ini adalah
siswa kelas VIII-E dan VIII-F yang ditentukan dengan teknik purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan posttest only control group design. Data pemahaman
konsep matematis siswa diperoleh dari tes uraian. Berdasarkan hasil penelitian,
diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan matematika realistik efektif
ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa.

Kata kunci : efektivitas, pemahaman konsep, pendekatan matematika realistik

PENDAHULUAN
Saat ini pendidikan Untuk dapat mengembangkan
merupakan aspek yang penting bagi dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
suatu bangsa. Dengan pendidikan diperlukan keefektifan pembelajaran
pemerintah dapat mengembangkan pada setiap individu. Keefektifan
potensi sumber daya manusia (SDM) pembelajaran di kelas merupakan
yang dimilikinya secara maksimal salah satu faktor pendukung untuk
untuk mencapai kesejahteraan mencapai hasil belajar yang optimal.
bangsanya. Melalui pendidikan, akan Sutikno (2005 : 7) menyatakan bahwa
terbentuk manusia yang berkualitas pembelajaran efektif merupakan
dan bertanggung jawab terhadap suatu pembelajaran yang
tugasnya. Dengan terciptanya SDM memungkinkan siswa untuk dapat
yang berkualitas, suatu bangsa dapat belajar dengan mudah,
bersaing dengan bangsa-bangsa yang menyenangkan, dan dapat mencapai
lebih maju dan berkembang. tujuan pembelajaran sesuai dengan
Pentingnya pendidikan dalam yang diharapkan.
membentuk manusia Indonesia yang Untuk dapat mencapai tujuan
berkualitas diperkuat dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, guru
pendidikan nasional. Fungsi dan hendaklah lebih selektif dalam
tujuan pendidikan nasional menurut memilih pendekatan pembelajaran.
UU Sistem Pendidikan Nasional No. Salah satu pendekatan pembelajaran
20 Tahun 2003 dalam Bab II Pasal 3 matematika yang berorientasi pada
adalah untuk mengembangkan matematisasi pengalaman sehari-hari
kemampuan, membentuk watak dan adalah pembelajaran dengan
peradaban bangsa yang bermartabat pendekatan matematika realistik.
dalam rangka mencerdaskan Pendekatan matematika realistik
kehidupan bangsa serta untuk adalah suatu konsep belajar dengan
mengembangkan potensi peserta cara guru mengaitkan situasi dunia
didik agar menjadi manusia yang nyata siswa ke dalam kelas dan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan mendorong siswa untuk membuat
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, hubungan antara pengetahuan yang
sehat, berilmu, cakap, kreatif, dimilikinya serta penerapannya. De
mandiri, dan menjadi warga negara Lange (1987) berpendapat bahwa
yang demokratis serta bertanggung pendekatan matematika realistik
jawab. adalah suatu pembelajaran
matematika dimana siswa secara capaian rata-rata peserta Indonesia
mandiri diberikan peluang untuk pada tahun 2006 adalah 393,
berkreasi mengembangkan menduduki posisi 48 dari 56 negara.
pemikirannya yang berkaitan dengan Hasil TIMSS menunjukan capaian
masalah pada kehidapan sehari-hari. rata-rata siswa Indonesia pada tahun
Menurut Hadi (2005 : 37) 2007 dan 2011 adalah 397 dan 386.
masalahmasalah nyata dari kehidupan Capaian rata-rata siswa Indonesia
seharihari digunakan sebagai titik masih berada di bawah Korea (613)
awal pembelajaran matematika untuk dan Singapura (611).
menunjukkan bahwa matematika Hasil PISA dan TIMSS
sebenarnya dekat dengan kehidupan menunjukkan bahwa kemampuan
sehari-hari. matematis siswa di Indonesia masih
Pembelajaran yang biasa rendah dibandingkan dengan
diterapkan di sekolah adalah negaranegara lain. Untuk dapat
pembelajaran konvensional. Dalam meningkatkan kemampuan
proses pembelajarannya, guru aktif matematis, maka siswa perlu
dalam menyampaikan informasi memahami konsep matematika
sedangkan siswa hanya bertugas dengan baik. Menurut Hudoyo
untuk menerima informasi, yang (2002), kemampuan pemahaman
akibatnya siswa menjadi pasif. Siswa konsep matematis merupakan salah
juga sering merasa jenuh dan satu tujuan penting dalam
perhatiannya kurang karena selama pembelajaran, memberikan
pembelajaran matematika hanya pengertian bahwa materi-materi yang
terjadi komunikasi satu arah sehingga diajarkan kepada siswa bukan hanya
mengakibatkan siswa tidak dapat sekedar sebagai hafalan, namun lebih
mengembangkan pemahaman dari itu. Dengan pemahaman, siswa
konsepnya secara optimal. dapat lebih mengerti akan konsep
Rendahnya mutu pendidikan materi pembelajaran itu sendiri.
matematika di Indonesia dapat dilihat Untuk meningkatkan
dari hasil Programme for pemahaman konsep matematis siswa,
International Student Assessment diperlukan pendekatan yang cocok
(PISA) dan The International untuk diterapkan dengan
Mathematics and Science Study menyesuaikan kondisi kelas dan
(TIMSS). Hasil PISA menunjukkan karakter siswa. Berdasarkan uraian di
atas, tujuan dilakukannya penelitian pemahaman konsep matematis siswa
ini adalah untuk mengetahui 40%.
efektivitas pendekatan matematika Penelitian ini merupakan
realistik ditinjau dari pemahaman penelitian eksperimen semu, dengan
konsep matematis siswa kelas VIII posttest only control group design.
semester genap SMP Negeri 8 Data penelitian ini adalah data
Bandarlampung. pemahaman konsep matematis siswa
yang berupa data kuantitatif yang
METODE PENELITIAN dikumpulkan melalui teknik tes.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Adapun indikator pemahaman konsep
Negeri 8 Bandarlampung pada matematis siswa pada penelitian ini
semester genap tahun ajaran 2014/ yang diadaptasi dari Sartika (2011)
2015. Populasi penelitian ini adalah yaitu (1) menyatakan ulang suatu
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri konsep; (2) mengklasifikasikan objek
8 Bandarlampung yang terdiri dari menurut sifat-sifat tertentu; (3)
dua belas kelas, yaitu kelas VIII-A memberi contoh dan non contoh dari
sampai dengan kelas VIII-L. konsep; (4) menyajikan konsep dalam
Pengambilan sampel dilakukan berbagai bentuk representasi
menggunakan teknik purposive matematika; (5) menggunakan,
sampling. Sampel diambil dari kelas memanfaatkan; dan memilih prosedur
yang diajar oleh guru yang sama, dan atau operasi tertentu; dan (6)
diperoleh dua kelas yang memiliki mengaplikasikan konsep atau
rata-rata persentase pemahaman pemecahan masalah.
konsep yang mendekati rata-rata Dalam penelitian ini,
persentase pemahaman konsep instrumen tes harus memenuhi
matematis populasi pada hasil kriteria validitas isi, reliabilitas,
ulangan harian ke-2 yaitu 39,37%. tingkat kesukaran, dan daya
Dengan demikian, didapat sampel pembeda. Hasil analisis terhadap uji
penelitian ialah siswa kelas VIII-E coba tiap soal tes pemahaman konsep
sebagai kelas eksperimen dengan matematis menyatakan bahwa
rata-rata persentase pemahaman instrumen tes valid, reliabilitas sangat
konsep matematis siswa 38,09% dan baik, tingkat kesukaran (TK) mudah,
siswa kelas VIII-F sebagai kelas sedang, dan sukar, serta daya
kontrol dengan rata-rata persentase pembeda (DP) cukup dan baik.
Artinya, semua soal tes layak untuk Untuk mengetahui ketuntasan
digunakan dalam penelitian ini. belajar siswa (mendapatkan nilai
Data pemahaman konsep lebih dari atau sama dengan 68)
matematis siswa yang mengikuti mencapai lebih dari 60 %, maka
pembelajaran dengan pendekatan dilakukan uji proporsi. Berdasarkan
matematika realistik dan hasil data pemahaman konsep
pembelajaran konvensional dianalisis matematis siswa yang mengikuti
menggunakan uji kesamaan dua rata- pembelajaran dengan pendekatan
rata dan uji proporsi. Sebelum matematika realistik, disimpulkan
melakukan analisis uji kesamaan dua bahwa pemahaman konsep matematis
rata-rata, perlu dilakukan uji siswa yang mengikuti pembelajaran
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji dengan pendekatan matematika
homogenitas varians. Setelah realistik lebih dari 60%.
dilakukan uji normalitas dan uji Rata-rata persentase
homogenitas varians diperoleh pencapaian indikator pemahaman
kesimpulan bahwa sampel berasal konsep matematis siswa yang
dari populasi yang berdistribusi mengikuti pembelajaran dengan
normal dan homogen. Karena sampel pendekatan matematika realistik lebih
berdistribusi normal dan homogen tinggi daripada siswa yang mengikuti
maka dapat dilakukan analisis uji pembelajaran konvensional. Ratarata
kesamaan dua rata-rata menggunakan pencapaian indikator pemahaman
uji parametrik, yaitu uji-t. konsep matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN pendekatan matematika realistik
Dari hasil uji-t didapat bahwa adalah 74%, sedangkan rata-rata
rata-rata skor pemahaman konsep pencapaian indikator pemahaman
matematis siswa yang mengikuti konsep matematis siswa yang
pembelajaran dengan mengikuti pembelajaran
pendekatan matematika realistik lebih konvensional adalah 54%.
tinggi daripada rata-rata skor Pada indikator ke-6 yaitu
pemahaman konsep matematis siswa mengaplikasikan konsep pada
yang mengikuti pembelajaran pemecahan masalah, terdapat
konvensional. perbedaan yang cukup signifikan
antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen, menjadi falsafah matematika realistik
persentase pencapaian indikator yaitu konteks nyata digunakan
mengaplikasikan konsep pada sebagai titik pangkal permulaan
pemecahan masalah adalah 38%, dalam pengembangan konsep dan
sedangkan pada kelas konvensional gagasan matematika.
adalah 3%. Hal tersebut terjadi Tahap selanjutnya membentuk
karena pada kelas eksperimen, beberapa kelompok yang terdiri dari
siswa dibimbing untuk menemukan 4-5 siswa untuk merancang
konsep melalui bantuan LKK. pembelajaran yang dapat membuat
Sedangkan pada kelas kontrol, siswa aktif berinteraksi dengan siswa
siswa hanya memperhatikan lain. Hal ini sesuai dengan pendapat
penjelasan guru. Suherman (2003 : 163) bahwa diskusi
Pemahaman konsep memungkinkan siswa untuk saling
matematis siswa pada kelas yang berbagi informasi dan pengalaman
mengikuti pembelajaran dengan dalam memecahkan masalah,
pendekatan matematika realistik lebih meningkatkan keterlibatan dalam
tinggi daripada siswa yang mengikuti perencanaan dan pengambilan
pembelajaran konvensional. Hal keputusan, mengembangkan
tersebut dikarenakan pada tahapan- kemampuan berfikir dan
tahapan pembelajarannya yaitu pada berkomunikasi, serta membina
tahap awal siswa diberi gambaran kerjasama yang sehat. Siswa yang
bahwa pembelajaran matematika memiliki kemampuan rendah juga
dengan pendekatan matematika dapat dibantu oleh siswa yang
realistik berkaitan dengan dunia memiliki kemampuan tinggi karena
nyata. Secara umum, siswa tidak bekerja dalam kelompok tidak hanya
mengalami kesulitan dalam mementingkan diri sendiri untuk
menggunakan konteks nyata karena mendapatkan nilai tinggi, tetapi harus
mereka sering menjumpai dalam mementingkan anggota ke-lompok
kehidupan sehari-hari, artinya siswa untuk dapat menyelesaikan persoalan.
dapat menggunakan konteks nyata Tahap berikutnya siswa
dalam pembelajaran matematika. dibimbing untuk menemukan konsep
Menurut Suherman (2003 : 129) melalui bantuan LKK dengan
konteks nyata dalam proses bimbingan guru. Hal tersebut
pembelajaran matematika sudah dilakukan untuk menggali
pemahaman konsep matematis siswa yaitu kondisi kelas kurang kondusif
dalam menemukan sebuah konsep. pada saat diskusi kelompok untuk
Hal ini sesuai dengan pendapat mengerjakan LKK yang diberikan
Semiawan (2002 : 4) yang guru. Hal ini dikarenakan beberapa
menyatakan bahwa pengetahuan itu siswa mengalami perbedaan pendapat
diciptakan kembali dan dibangun ketika menyelesaikan kegiatan pada
dalam diri seseorang melalui LKK. Kendala lainnya adalah
pengalaman, pengamatan, dan pengaturan waktu yang kurang
pemahaman sehingga dapat lebih optimal. Pada kelas eksperimen,
membekas tajam dalam ingatan. siswa diharuskan untuk menemukan
Setelah diskusi dalam kelompok suatu konsep sehingga membutuhkan
selesai, siswa ditunjuk secara acak waktu yang lebih lama. Solusi yang
untuk mempresentasikan hasil ditawarkan adalah guru selalu
diskusinya didepan kelas. Penunjukan mengingatkan siswa dalam
secara acak bertujuan agar siswa menggunakan waktu untuk berdiskusi
tidak hanya mengandalkan siswa dan persentasi, sehingga waktu yang
yang memiliki kemampuan tinggi digunakan tidak melebihi waktu yang
saja untuk maju ke depan, tetapi telah direncanakan.
semua siswa memiliki kesempatan
yang sama. SIMPULAN

Pada pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian dan

konvensional, siswa hanya pembahasan disimpulkan bahwa

mendengarkan penjelaskan apa yang penerapan pendekatan matematika

disampaikan guru. Siswa tidak realistik efektif ditinjau dari

dituntut untuk menemukan suatu pemahaman konsep matematis siswa

konsep, melainkan hanya menerima pada kelas VIII semester genap SMP

konsep yang siap digunakan untuk Negeri 8 Bandarlampung tahun

menyelesaikan persoalan. pelajaran 2014/ 2015, dengan

Pada saat proses pelaksanaan ketuntasan belajar siswa

pembelajaran dengan pendekatan ma (mendapatkan nilai lebih dari atau

tematika realistik, terdapat beberapa sama dengan 68) pada kelas yang

kendala yang ditemukan pada saat menggunakan pendekatan

pembelajaran. Kendala yang matematika realistik mencapai lebih

ditemukan pada saat pembelajaran dari 60%. Pendekatan matematika


realistik juga lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional ditinjau dari
pemahaman konsep matematis siswa
pada kelas VIII semester genap SMP
Negeri 8 Bandarlampung tahun
pelajaran 2014/ 2015.

DAFTAR PUSTAKA
De Lange, J. 1987. Mathematics
Insight and Meaning.
Utrecht: OW & CO.

Hadi, S. 2005. Pendekatan


Matematika Realistik.
Banjarmasin: Tulip.

Hudoyo, H. 2002. Peta Konsep.


Jakarta : Pusat Pembukuan
Depdiknas.

Sartika, D. 2011. Efektivitas


Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT untuk
Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa.
Skirpsi. Bandarlampung:
Unila.

Semiawan, C. R. 2002. Belajar dan


Pembelajaran dalam Taraf
Usia Dini. Jakarta:
Prehalindo.

Suherman, E. 2003. Individual Text


Book; EvaluasiPembelajaran
Matematika. Bandung: JICA.

Sutikno, M. S. 2005. Pembelajaran


Efektif Apa dan Bagaimana
mengupayakannya. Mataram:
NTP Press.

Anda mungkin juga menyukai