0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan7 halaman
Jurnal ini membahas penelitian eksperimen tentang penerapan pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematika untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa SD. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut mampu meningkatkan capaian belajar siswa dan kemampuan literasi matematika mereka, dengan peningkatan rata-rata sebesar 54%. Metode ini juga mendapat respon positif dari siswa karena membuat pembelaj
Jurnal ini membahas penelitian eksperimen tentang penerapan pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematika untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa SD. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut mampu meningkatkan capaian belajar siswa dan kemampuan literasi matematika mereka, dengan peningkatan rata-rata sebesar 54%. Metode ini juga mendapat respon positif dari siswa karena membuat pembelaj
Jurnal ini membahas penelitian eksperimen tentang penerapan pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematika untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa SD. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut mampu meningkatkan capaian belajar siswa dan kemampuan literasi matematika mereka, dengan peningkatan rata-rata sebesar 54%. Metode ini juga mendapat respon positif dari siswa karena membuat pembelaj
1. Judul Jurnal Efektivitas Pembelajaran Probing-Prompting Berbasis Etnomatematika Terhadap Kemampuan Literasi Matematika Tahun 2018 Penulis Himmatul Ulya , Ratri Rahayu Publikasi Jurnal Penelitian Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus file:///C:/Users/U53R/Downloads/34779-86560-1-SM %20(1).pdf Volume dan Halaman Vol.16 , Hal. 1-8 Reviewer Sasmita Latar Belakang Kemampuan matematika yang meliputi kemampuan pemecahan masalah, penalaran, komunikasi, penelusuran pola atau hubungan, dan representasi harus dimiliki peserta didik (NCTM, 2000). Kelima kemampuan matematika tersebut tercakup dalam kemampuan literasi matematika. Kemampuan literasi matematika perlu dimiliki peserta didik agar dapat menggunakan ilmu matematika untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pembelajaran matematika yang terjadi di lapangan belum mampu membuat peserta didik memahami dan mengaplikasikan konsep untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini senada dengan pendapat Hendriana (2012), yaitu peserta didik belajar matematika dengan cara menghafalkan konsep atau rumus matematika tanpa mengerti maksudnya. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru dan peserta didik SD NU Nawa Kartika diperoleh informasi bahwa peserta didik kurang tertarik dengan pelajaran matematika karena materi yang dianggap susah dan metode yang digunakan dalam pembelajaran belum membiasakan peserta didik belajar aktif. Selama pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak menjelaskan materi menggunakan metode ceramah dan pemberian contoh-contoh, sedangkan peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan guru. Di samping itu, kemampuan literasi peserta didik masih rendah. Peserta didik merasa kesulitan ketika harus menyelesaikan soal cerita dan soal yang perlu berpikir tingkat tinggi. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami cerita, mengaplikasikan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah, sampai dengan menghubungkan antarkonsep untuk memecahkan masalah. Kemampuan literasi matematika yang rendah juga disebabkan oleh kurangnya aplikasi permasalahan kontekstual dalam pembelajaran. Pembelajaran inovatif dapat dijadikan salah satu alternatif untuk memperbaiki pembelajaran matematika sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika. Pembelajaran inovatif yang dapat dilakukan salah satunya yaitu menerapkan pembelajaran kooperatif. Probingprompting adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang akan mengajarkan peserta didik berinteraksi dan terbiasamemperolehpertanyaan-pertanyaan atau soal yang dapat membantu untuk menemukan konsep matematika atau pengetahuan sendiri. Hal ini tidak lain bertujuan agar tercipta pembelajaran yang aktifdan bermakna. Supaya pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan peserta didik tertarik untuk belajar matematika, pembelajaran probing-prompting dapat dikombinasikan dengan etnomatematika. Etnomatematika yaitu pembelajaran matematika dengan mengaitkan suatu materi yang dipelajari dengan budaya lokal sehingga peserta didik lebih mudah memahami suatu materi karena berhubungan langsung dengan budayanya sendiri. Pembelajaran matematika yang dikaitkan dengan budaya dapat memberikan efek positif yaitu meningkatkan kemampuan kognitif matematika peserta didik karena pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna (Arisetyawan, et al., 2014). Hal ini terjadi karena peserta didik dapat menghubungkan konsep matematika yang abstrak dengan budaya dan permasalahan kontekstual sehingga diharapkan kemampuan literasi matematika peserta didik meningkat. Tujuan Penelitan 1) Mengetahui apakahkemampuan literasi matematika peserta didik dengan penerapan pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematikamencapai ketuntasan belajar; 2) Mengetahui apakah rata-rata kemampuan literasi matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematika lebih baik dari rata- rata kemampuan literasi matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori; dan 3) Mengetahui peningkatan kemampuan literasi matematika peserta didik yang mengikuti pembelajaran probingprompting berbasis etnomatematika. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yang mengacu pada nonequivalent control group design. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sampel. Kelompok pertama disebut sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematika, sedangkan kelompok kedua sebagai kelas kontrol mendapatkan pembelajaran ekspositori. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kemampuanliterasi matematika peserta didik meningkat setelah menerima pembelajaran probing- prompting berbasis etnomatematika. Peningkatan kemampuan literasi matematika peserta didik secara klasikal masuk dalam kategori sedang, yaitu sebesar 0,54 atau 54%. Peningkatan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Mayasari, Irwan, dan Mirna (2014) yang menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe probing-prompting dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis yang merupakan bagian dari kemampuan literasi matematika.Peningkatan tersebut lebih baik dari peserta didik yang belajar tanpapembelajaran probingprompting.Selain itu, peserta didik memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menerapkan pembelajaran probing-prompting berbasis ernomatematika. Peserta didik menjadi lebih aktif dan antusias selama mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran matematika menjadi dinamis dan mencapai hasil belajar yang optimal. Kelebihan Penelitian Hasil perolehan data disajikan dengan cukup baik. Kekurangan Penelitian Abstrak dalam jurnal penelitian ini tidak disajikan dalam Bahasa indonesia Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: (1) kemampuan literasi matematika peserta didik dengan penerapan pembelajaran probing- prompting berbasis etnomatematikamencapai ketuntasan belajar; (2) rata-rata kemampuan literasi matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematika lebih baik dari rata-rata kemampuan literasi matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori; dan (3) kemampuan literasi matematika peserta didik yang mengikuti pembelajaran probing-prompting berbasis etnomatematika mengalami peningkatan sebesar 54% dengan kategori sedang
No Poin-poin yang di review Pembahasan
2. Judul Jurnal Efektifitas Etnomatematika dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa Tahun 2018 Penulis Sarwoedi, Desi Okta Marinka, Peni Febriani, I nyoman Wirne Publikasi Jurnal Pendidikan Matematika Reflesia Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr Volume dan Halaman Vol.03 , Hal. 1-6 Reviewer Sasmita Latar Belakang Matematika adalah salah satu pelajaran yang dipelajari oleh siswa pada jenjang pendidikan formal dari mulai SD sampai dengan tingkat SMA bahkan Perguruan Tinggi. Hal ini, membuktikan bahwa matematika adalah salah satu pelajaran yang mempunyai bagian penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Walaupun Matematika bukanlah domain pengetahuan formal yang universal, tetapi merupakan kumpulan representasi dan prosedur simbolik yang terkonstruksi secara kultural dalam kelompok masyarakat tertentu. Ketika pemikiran tersebut berkembang pada peserta didik, mereka menggabungkan representasi dan prosedur ke dalam sistem kognitif mereka. Suatu proses telah terjadi dalam konteks aktivitas yang terkontruksi secara sosial. Keterampilan matematika yang dipelajari oleh peserta didik di sekolah tidak terkontruksi secara logis dan berdasarkan pada struktur kognitif abstrak, melainkan sebagai kombinasi pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya serta sebagai masukan (budaya) baru dimana aktivitas yang melibatkan bilangan, pola-pola geometri, hitungan dan sebagainya dianggap sebagai aplikasi pengetahuan matematika. Yang lebih dikenal dengan etnomatematika. Etnomatematika adalah matematika dalam suatu budaya. Budaya yang dimaksud adalah kebiasaan- kebiasaan perilaku manusia dalam lingkungannya, seperti perilaku kelompok masyarakat perkotaan atau pedesaan, kelompok kerja, kelas profesi, siswa dalam kelompok umur, masyarakat pribumi, dan kelompok- kelompok tertentu lainnya (Abrasodo, 1989). Dengan menerapakan etnomatematika, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar matematika menjadi lebih maksimal. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran siswa diberikan soal-soal atau permasalahan yang berkaitan dengan budaya mereka sehari-hari. Misalnya berhitung, mengambil data, mengolah data dan menafsirkan data Tujuan Penelitan - Metode Penelitian - Hasil Penelitian Pembelajaran matematika berbasis etnomatematika efektif dalam kemampuan pemahaman matematika siswa. Hal ini terbukti bahwa dari hasil penelitian dan beberapa indiktor kemampuan pemahaman siswa menyatakan bahwa ada pengaruh etnomatematika terhadap kemampuan pemahaman matematika siswa, yaitu dalam hal mengidentifikasi, menerjemah, menafsirkan simbol, memahamai dan menerapkann ide matametis, membuat suatu eksplorasi (perkiraan) serta menyelesaikan masalah matematika.
Kelebihan Penelitian Terdapat banyak hasil penelitian yang dilakukan
sehingga hasil dari penelitian tersebut akurat. Kekurangan Penelitian Tidak dituliskannya tujuan dan metode dalam penelitian. Kesimpulan Pembelajaran matematika berbasis etnomatematika efektif dalam kemampuan pemahaman matematika siswa.
No Poin-poin yang di review Pembahasan
3. Judul Jurnal EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKSTUAL BERBASIS ETNOMATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN SIKAP DISIPLIN Tahun 2021 Penulis Maria Fatima Mei, Stefania Baptis Seto , Stefanus Notan Tupen Publikasi Aksioma : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Flores, Ende, Indonesia Volume dan Halaman Vol.10,No.4, Hal.1-7 Reviewer Sasmita Latar Belakang Pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika merupakan pembelajaran berbasisis budaya. Dimana pembelajaran matematika dikaitkan dengan budaya yang ada. Pengintegrasian kebudayaan tempat tinggal mahasiswa sebagai unsur kontekstual dalam pembelajaran, (Hardiani, Irawati, & Maulana, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa konsep matematika dapat dikontekstualkan,, (Wondo, Mei, & Naja 2020). Marsigit et al., (2019) Etnomatematika merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk memahami bagaimana matematika dapat penyusaian terhadap lingkungan dari sebuah budaya. Demikian juga Utari, (2015) menjelaskan etnomatematika merupakan cara khusus yang dipakai dalam aktivitas matematika. Sejalan dengan pendapat Budiarto, (2018) etnomatematika merupakan representasi dinamis dan kompleks yang menggambarkan pengaruh kultural. Dalam pemahaman konsep tersebut dibutuhkan sikap disiplin pada proses pembelajaran. Disiplin adalah suatu sikap seseorang mematuhi, menerima ataupun mentaati segala norma (Yuliyanto, Fadriyah,Yeli, Wulandari, 2018). Hudaya, (2018) disiplin belajar dapat diartikan sebagai suatu pengendalian diri. Bagi orangorang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan karena mereka selalu disiplin (Ardi, 2012). Nilai sikap displin pada mahasiswa tidak terlepas dari sumber daya, (Mei, Seto, & Wondo 2020). Mawaddah & Maryanti, (2016) Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk menerangkan dan mengintegrasikan sesuatu. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar mahasiswa mengalami kendala, diantaranya ditemukan mahasiswa kurang memahami konsep geometri, menguasai materi-materi prasyarat dengan baik, dan kurang memiliki kemampuan nalar yang logis dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Tujuan Penelitan Tujuan dari penelitian ini sebagai solusi untuk mengetahui keefektifan dari model pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika terhadap kemampuan pemahaman konsep dan sikap disiplin. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil Penelitian Pemahaman Konsep memperoleh nilai signifikan 0.000 hal tersebut berarti nilai p < 0.005 dan untuk sikap disiplin 0.003 hal tersebut berarti nilai p < 0.005, sehingga dapat diambil suatu keputusan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat perbedaan pre-test dan post-test Pemahaman konsep dan sikap disiplin mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika Kelebihan Penelitian Isi jurnal ditampilkan secara lengkap, Pembahasan dalam jurnal sudah sesua dengan tujuan penelitian. Kekurangan Penelitian Spasi dalam tulisan berdekatan sehingga sulit untuk membaca. Serta ukuran tulisan juga kecil. Kesimpulan disimpulkan bahwa mahasiswa semester II sesudah menerapkan model pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika hasil pemahaman konsep dan sikap disiplin lebih baik dari pada sebelum menggunakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis etnomatematika