Anda di halaman 1dari 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS, KREATIF, DAN REFLEKTIF

SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN OPEN-ENDED

Ade Rohayati, Jarnawi Afgani Dahlan, Nurjanah


Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir
reflektif, dan kemampuan berpikir kreatif siswa SMA, (2) mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended. Penelitian ini merupakan studi
eksperiment dengan desain penelitian bentuk pretest dan posttest yang dilaksanakan di Kota dan
Kabupaten Bandung, dengan subyek utama siswa SMA dari beberapa sekolah. Penelitian ini
menggunakan beberapa jenis instrumen yaitu tes tulis, observasi, angket, jurnal siswa, dan pedoman
wawancara. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa; (1) kemampuan komunikasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan open-ended lebih meningkat daripada siswa yang mengikuti
pembelajaran matematika dengan model ekspositori, (2) terdapat peningkatan kemampuan berpikir
reflektif siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan open-
ended melalui model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan hasil perhitungan, peningkatan yang
terjadi tergolong dalam kategori sedang dengan perolehan rata-rata sebesar 0,31, (3) peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan pembelajaran pemecahan masalah matematis
terbuka (open-ended) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran
ekspositori, (4) respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended
positif.
Kata kunci: open-ended, kemampuan berfikir kreatif, kemampuan berfikir reflektif, kemampuan
komunikasi matematik

ABSTRACT
The purpose of this researh are : (1) to increase mathematical commucation ability, reflective thinking
ability, and creative thinking ability of students of Senior High School, (2) to know response of
students towards mathematics learning with the open-ended approach. This study is an experiment
study with pretest and posttest group design forms of research conducted in the City and County of
Bandung, with the main subject of senior high school students from several schools. This study used
several types of instruments are written test, observation sheet, questionnaire, journal, and interview
guideline. The data is analyzed quantitatively and qualitatively. Based on research results it is
concluded that, (1) communication ability of the students who followed the teaching of mathematics
using the open-ended approach is better than communication ability of the students who followed the
teaching of mathematics with expository model, (2) there is an increase reflective thinking ability on
the students who obtained a mathematics lesson using the approach of the open-ended through
cooperative learning model. Based on calculations, the increase occurring in the medium category
pertained to the acquisition by an average of 0.31, (3) increasing the ability of creative thinking of
students who have learning mathematical problem solving is open (open-ended) better than students
who have learning expository, (4) response of students towards mathematics learning with the open-
ended approach is positive.
Keywords: open-ended, the ability of creative thinking, reflective thinking ability, mathematical
communication ability

PENDAHULUAN (KTSP) mata pelajaran matematika (BNSP,


2006), pembelajaran matematika di sekolah
Pembelajaran matematika di sekolah
bertujuan agar peserta didik:
memberikan sumbangan yang penting bagi
siswa dalam pengembangan kemampuan. 1. Memahami konsep matematika,
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

34
Ade Rohayati, Jarnawi Afgani Dahlan, Nurjanah, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, dan Reflektif Siswa
SMA Melalui Pembelajaran Open-Ended 35

mengaplikasikan konsep atau algoritma, melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan


secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dengan mengembangkan pemikiran divergen,
dalam pemecahan masalah. orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba, (3)
2. Menggunakan penalaran pada pola dan
mengembangkan kemampuan memecahkan
sifat, melakukan manipulasi matematika
masalah, dan (4) mengembangkan
dalam membuat generalisasi, menyusun
kemampuan menyampaikan informasi dan
bukti, atau menjelaskan gagasan dan
mengkomunikasikan gagasan. Dengan
pernyataan matematika.
demikian, matematika sebagai bagian dari
3. Memecahkan masalah yang meliputi kurikulum pendidikan dasar, memainkan
kemampuan memahami masalah, peranan yang sangat strategis dalam
merancang model matematika, peningkatan kualitas sumber daya manusia
menyelesaikan model dan menafsirkan Indonesia.
solusi yang diperoleh.menggunakan
Mengingat peranannya yang sangat
matematika sebagai cara bernalar yang
sentral dalam proses peningkatan kualitas
dialihgunakan pada keadaan seperti
sumber daya manusia, maka upaya
berfikir logis, kritis, sistematis, disiplin
peningkatan proses pembelajaran matematika,
dalam memandang dan menyelesaikan
khususnya pada tingkat pendidikan menengah
masalah.
perlu dilakukan. Upaya ini menjadi sangat
4. Mengomunikasikan gagasan dengan penting mengingat pendidikan matematika
simbol, tabel, diagram, atau media lain yang dianggap penting, belum
untuk memperjelas keadaan atau memperlihatkan kondisi yang memuaskan
masalah. bagi dunia pendidikan Indonesia. Berdasarkan
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan hasil tes Trends in Internastional
matematika dalam kehidupan, yaitu Mathematics and Science Study (TIMMS)
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan 2003, kemampuan matematika anak Sekolah
minat dalam mempelajari matematika Menengah Pertama (SMA) di Indonesia
serta sikap ulet dan percaya diri dalam berada di peringkat ke-35 dari 46 negara.
pemecahan masalah. Padahal berdasarkan hasil penelitian TIMMS
yang dilakukan oleh Leung pada tahun 2003,
Hal senada diungkapkan oleh jumlah jam pengajaran matematika di
Mathematics Learning Study Committee, Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan
National Research Council (NRC), Amerika Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun,
Serikat dalam buku Adding It Up: Helping siswa kelas 8 di Indonesia rerata mendapat
Children Learn Mathematics di tahun 2001 169 jam pelajaran matematika. Sementara di
yang mengatakan bahwa berfungsinya mata Malaysia hanya mendapat 120 jam dan
pelajaran matematika sebagai sarana Singapura 112 jam. Melihat keadaan seperti
pembentukan pola fikir siswa dapat diukur ini, upaya untuk meningkatkan kualitas
dari kemampuan atau kecakapan yang pembelajaran terutama dalam pengembangan
dimiliki oleh siswa dalam penguasaan materi kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa
pelajaran matematika atau dinamakan dengan menjadi penting dan mendesak.
Mathematical Proficiency atau kecakapan
matematika. Untuk menjawab permasalahan di atas,
pemerintah dalam hal ini Departemen
Ini semua menuntut siswa memiliki Pendidikan Nasional, belakangan ini
kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan melakukan renovasi kurikulum sekolah.
reflektif. Kemampuan ini dapat Perubahan dilakukan tidak saja dalam
dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran restrukturisasi substansi matematika yang
matematika karena tujuan pembelajaran dipelajari, namun yang sangat mendasar
matematika di sekolah menurut Depdiknas adalah pergeseran paradigma dari bagaimana
(2003) adalah: (1) melatih cara berfikir dan guru mengajar ke bagaimana siswa belajar.
bernalar dalam menarik kesimpulan, (2) Belajar tidak lagi dipandang sebagai proses
mengembangkan aktivitas kreatif yang transfer pengetahuan untuk kemudian
36 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17, Nomor 1, April 2012, hlm. 34-41

disimpan dalam sistem memori siswa melalui METODE


praktek yang diulang-ulang dan penguatan.
Penelitian ini adalah studi eksperimental
Siswa harus diarahkan agar mendekati setiap
dengan desain penelitian bentuk pretest dan
persoalan/tugas baru dengan pengetahuan
posttest, dengan tujuan melihat hubungan
yang telah ia miliki (prior knowledge),
sebab akibat melalui pemanipulasian yang
mengasimilasi informasi baru, dan
dilakukan terhadap variabel bebas dan
mengkonstruksi pemahaman sendiri.
menguji perubahan yang diakibatkan oleh
Menyikapi permasalahan-permasalahan pemanipulasian tadi. Terdapat dua kelompok
yang timbul dalam pendidikan matematika yaitu kelompok kontrol dan kelompok
sekolah, terutama yang berkaitan dengan eksperimen.
prestasi belajar siswa, praktek pembelajaran di
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa
kelas, pentingnya meningkatkan kemampuan
sekolah menengah di kota dan kabupaten
berfikir matematik, dan fokus kurikulum
Bandung dengan subyek penelitian adalah
KTSP, maka upaya inovatif untuk
siswa SMA/ MAN. Data dalam penelitian ini
menanggulanginya perlu dilakukan. Salah
diperoleh melalui studi dokumentasi,
satu alternatif solusi yang dapat mengentaskan
observasi kelas, pengisian angket, wawancara,
permasalahan dalam pendidikan matematika
jurnal, dan tes kemampuan kompetensi
ini adalah dengan meningkatkan kualitas
matematik. Sebelum digunakan dalam
pembelajaran melalui pendekatan Open-
penelitian, soal tes terlebih dahulu
Ended dalam pembelajaran matematika.
diujicobakan kepada kelas non sampel dengan
Fokus utama dalam upaya peningkatan
tujuan mengetahui validitas, reliabilitas, daya
kualitas pembelajaran ini adalah
pembeda, dan indeks kesukaran soal tersebut.
memposisikan peran guru sebagai perancang
dan organisator pembelajaran sehingga siswa Teknik pengolahan data dilakukan secara
mendapatkan kesempatan untuk memahami kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan
dan memaknai matematika melalui aktifitas keperluan. Analisis kualitatif dilakukan
belajar. terhadap data yang diperoleh melalui studi
dokumentasi, observasi kelas, pengisian
Open-Ended merupakan suatu
angket, wawancara, jurnal, Sedangkan analisis
pendekatan pembelajaran yang diawali
kuantitatif dilakukan untuk mengolah data
dengan memberikan masalah yang bukan
hasil tes untuk melihat peningkatan
rutin yang bersifat terbuka, maksudnya adalah
kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan
tipe soal yang diberikan mempunyai banyak
reflektif siswa.
cara penyelesaian yang benar. Untuk
menghadapi persoalan Open-Ended siswa
dituntut untuk berimprovisasi HASIL DAN PEMBAHASAN
mengembangkan metoda, cara, atau
pendekatan yang bervariasi dalam 1. Kemampuan Komunikasi Matematik
memperoleh jawaban yang benar. Pada sisi Siswa
lain, siswa tidak hanya diminta jawaban, akan Sebelum melakukan implementasi
tetapi diminta untuk menjelaskan bagai mana pembelajaran, berdasarkan hasil pengujian
proses untuk mencapai jawaban tersebut. hipotesis pada taraf signifikansi 5% diketahui
Selain itu pembelajaran Open-Ended dapat bahwa kelas eksperimen maupun kelas
membantu mengembangkan kegiatan kreatif kontrol memiliki kemampuan awal yang sama
dan pola fikir matematika serta dapat atau tidak berbeda secara signifikan.
memberikan kesempatan kepada siswa untuk Kemudian dilakukanlah proses penelitian
menginvestigasi berbagai strategi dan cara yaitu dengan memulai proses pembelajaran di
yang diyakininya sesuai dengan kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas
elaborasinya. eksperimen menggunakan pembelajaran
dengan menerapkan pembelajaran dengan
pendekatan Open-Ended melalui model
pembelajaran kooperatif sedangkan kelas
Ade Rohayati, Jarnawi Afgani Dahlan, Nurjanah, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, dan Reflektif Siswa
SMA Melalui Pembelajaran Open-Ended 37

kontrol dengan menggunakan model untuk kelas kontrol memiliki rata-rata


pembelajaran ekspositori, tetapi kedua kelas 17,0857. Kelas eksperimen memiliki variansi
diberi materi yang sama yaitu Ruang Dimensi 33,730, standar deviasi 5,80773, nilai
Tiga. Proses pembelajaran dilakukan minimum 5,00 dan nilai maksimum 27,00.
sebanyak tiga kali pertemuan, dimana setiap Sedangkan kelas kontrol memiliki variansi
pertemuan 2 jam pelajaran. 37,316, standar deviasi 6,10868, nilai
minimum 5,00 dan nilai maksimum 30,00.
Setelah seluruh proses pembelajaran
Hasil ini menunjukkan perolehan rata-rata
selesai, terlihat bahwa penerapan
nilai pretes kedua kelompok tidak jauh
pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended
berbeda.
berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan
komunikasi matematik siswa daripada Data tersebut diperkuat dari pengujian
penerapan model pembelajaran Ekspositori. statistik uji kesamaan dua rata-rata dengan
Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor menggunakan uji t (Independent Samples
rata-rata postes yang signifikan. Pengujian Test) yang menggambarkan bahwa tidak
hipotesisnya dilakukan pada taraf signifikansi terdapat perbedaan rata-rata skor pretes
5% dengan menggunakan uji satu pihak skor kemampuan berpikir kreatif matematis antara
rata-rata postes yang menunjukkan bahwa H 0 kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh
ditolak dan H1 diterima. Hasil pengujian karena itu, untuk memperlihatkan
hipotesis pada skor postes menunjukkan pembelajaran mana yang paling berpengaruh
bahwa data skor rata-rata postes yang dicapai dalam meningkatkan kemampuan berpikir
siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kreatif siswa dapat dilihat dari hasil
siswa kelas kontrol. pengolahan data postes atau indeks gain.
Meskipun kemampuan komunikasi siswa Hasil pengolahan data postes diperoleh
yang mendapat pembelajaran dengan bahwa mean atau rata-rata postes kelas
pendekatan Open-Ended lebih baik daripada eksperimen adalah 70,86 sedangkan untuk
kemampuan komunikasi siswa yang mendapat kelas kontrol 57,31. Kelas eksperimen
pembelajaran dengan model pembelajaran memiliki variansi 151,898, standar deviasi
Ekspositori, namun peningkatannya tidak 12,325, nilai minimum 46 dan nilai
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil maksimum 97. Sedangkan kelas kontrol
pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5% memiliki variansi 77,869, standar deviasi
dengan menggunakan uji satu arah terhadap 8,824, nilai minimum 36 dan nilai maksimum
skor rata-rata indeks gain memperlihatkan H 0 80. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan
diterima. rata-rata nilai postes kedua kelompok.
Jika dilihat dari hasil nilai rata-rata Namun, dari data yang diperoleh tersebut
indeks gain kelas eksperimen yaitu 0.493552 belum cukup untuk diperoleh kesimpulan.
dan rata-rata nilai indeks gain kelas kontrol Untuk itu dilakukan pengujian statistik uji
yaitu 0.3263, dapat disimpulkan juga bahwa kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan
kemampuan komunikasi matematik di kelas uji t yang menggambarkan bahwa terdapat
eksperimen lebih meningkat yaitu 49,3% perbedaan rata-rata skor postes kemampuan
daripada dikelas kontrol yang hanya mencapai berpikir kreatif matematis siswa antara kelas
32,6%, sehingga pembelajaran dengan eksperimen dan kelas kontrol.
mengunakan Open-Ended berpengaruh lebih
Untuk melihat peningkatan kualitas
baik terhadap kemampuan komunikasi
kemampuan berpikir kreatif dari dua
matematik siswa SMA daripada pembelajaran
kelompok tersebut dilihat dari indeks gain.
dengan menggunakan model Ekspositori.
Pengolahan data indeks gain kemampuan
berpikir kreatif siswa kelompok eksperimen
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dan kelompok kontrol menggambarkan bahwa
peningkatan kemampuan berpikir kreatif
Dari hasil pengolahan data pretes
siswa kelas eksperimen lebih baik daripada
diperoleh bahwa mean atau rata-rata pretes
kelas kontrol. Dengan demikian, dapat ditarik
kelas eksperimen adalah 17,7838 sedangkan
kesimpulan bahwa pembelajaran matematika
38 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17, Nomor 1, April 2012, hlm. 34-41

dengan pendekatan Open-Ended lebih baik pembelajaran kooperatif. Berdasarkan hasil


daripada pembelajaran ekspositori dalam perhitungan, rata-rata skor gain
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif ternormalisasi kelas eksperimen adalah 0,31.
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa gain kelas
eksperimen tergolong dalam kategori sedang.
3. Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa Dari pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
Pengujian data hasil pretest menunjukkan
reflektif siswa yang mendapat pembelajaran
bahwa tidak terdapat perbedaan antara
dengan pendekatan Open-Ended melalui
kemampuan awal berpikir reflektif antara
model pembelajaran kooperatif dalam
siswa yang mendapatkan pembelajaran
matematika lebih baik daripada siswa yang
dengan pendekaatan Open-Ended melalui
diberikan pembelajaran konvensional.
model pembelajaran kooperatif dengan siswa
yang mendapatkan pembelajaran
konvensional. Hal ini berdasarkan pengujian
KESIMPULAN
hipotesis terhadap dua rata-rata hasil pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji Secara umum, dari hasil penelitian dapat
statistik yang digunakan adalah uji statistik disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
parametrik, yaitu uji t dengan taraf dengan pendekatan Open-Ended lebih baik
signifikansi sebesar 0,05. Nilai daripada pembelajaran konvensional dalam
signifikansi (2-tailed) yang diperoleh adalah meningkatkan kemampuan komunikasi
0,947. Karena 0,947 lebih dari 0,05, ini berarti matematik, kemampuan berpikir reflektif, dan
bahwa kemampuan awal berpikir reflektif kemampuan berpikir kreatif. Secara lebih
antara siswa kelas eksperimen dan kelas rincinya
kontrol adalah sama. 1. Kemampuan komunikasi matematik siswa
Setelah dilakukan pembelajaran di kelas yang mengikuti pembelajaran dengan
selama tiga kali pertemuan, diketahui bahwa menggunakan pendekatan Open-Ended
kemampuan akhir berpikir reflektif siswa melalui model kooperatif lebih meningkat
yang mendapat pendekatan Open-Ended daripada siswa yang mengikuti
melalui model pembelajaran kooperatif lebih pembelajaran matematika dengan model
baik daripada kemampuan akhir berpikir Ekspositori.
reflektif siswa yang mendapat pembelajaran 2. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir
secara konvensional. Hal ini berdasarkan reflektif terhadap siswa yang memperoleh
pengujian hipotesis terhadap dua rata-rata pembelajaran matematika dengan
hasil posttest kelas eksperimen dan kelas menggunakan pendekatan Open-Ended
kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah melalui model pembelajaran kooperatif.
uji statistik nonparametrik, yaitu uji Mann- Berdasarkan hasil perhitungan,
Whitney U dengan taraf signifikansi peningkatan yang terjadi tergolong dalam
sebesar 0,05. Hal ini dikarenakan penyebaran kategori sedang dengan perolehan rata-rata
skor posttest kedua sampel tidak berdistribusi sebesar 0,31.
normal. Nilai signifikansi (Asymp. Sig) yang 3. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
diperoleh adalah 0,000. Karena 0,000 kurang siswa yang mendapatkan pembelajaran
dari 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah matematis terbuka
kedua kelas memiliki rata-rata populasi yang (Open-Ended) lebih baik secara berarti
berbeda. dibandingkan dengan siswa yang
Adapun hasil pengolahan data skor gain mendapatkan pembelajaran ekspositori.
ternormalisasi pada kelas eksperimen pun 4. Respon siswa terhadap pendekatan Open-
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan Ended yang positif.
kemampuan berpikir reflektif siswa setelah
siswa mendapatkan pembelajaran dengan Hasil penelitian ini merekomendasikan
pendekatan Open-Ended melalui model kepada para guru, bahwa penerapan
Ade Rohayati, Jarnawi Afgani Dahlan, Nurjanah, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, dan Reflektif Siswa
SMA Melalui Pembelajaran Open-Ended 39

pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran Open-Ended. Disertasi Pascasarjana


matematika dapat digunakan sebagai alternatif UPI: Tidak Diterbitkan.
dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat
Ennis, R.H. (1996). Critical Thinking. New
meningkatkan kemampuan berfikir reflektif,
Jersey: prentice Hall.
kreatif, dan kemampuan komunikasi
matematik siswa. Evans, J.R. Creative Thinking. United State of
America: prentice Hall.
Esty, W.W. & Montana, A.R. (1996)
DAFTAR PUSTAKA
Algebraic Thingking, Language, and
Ansari, B.I. (2003). Menumbuhkembangkan Word Problems. In.P.C. Elliot &
Kemampuan Pemahaman dan Kenney (Eds.). Communication in
Komunikasi Matematis Siswa SMU Mathematics, K-12 and Beyond (1996
melalui strategi TTW. Disertasi Yearbook). Virginia: NCTM.
FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan.
Firdaus, (2005). Meningkatkan Kemampuan
Andriani, E. (2007). Pengaruh Penerapan Komunikasi Matematis Siswa Melalui
Model Pembelajaran Quantum Dengan Pembelajaran dalam Kelompok Kecil
Gaya Belajar VAK Terhadap Tipe Team Assisted Individualization
Kemampuan Komunikasi Matematis. (TAI) dengan Pendekatan Berbasis
Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Masalah. Tesis pada PPs UPI Bandung
diterbitkan. : Tidak diterbitkan.
Baba, S. (2006). Berfikir Cara Reflektif. Hassoubah, Z.I. (2004). Developing Creative
[Online]. Tersedia: & Critical Thinking Skills. Bandung:
http://rakan.jkr.gov.my/ckub/a_main/q_ Nuansa Hall, Inc.
rampaisaridtl.asp?fid=97 [24 Maret
Inggridwati. (2004). Pengembangan Model
2010]
Pembelajaran untuk Meningkatkan
BNSP. (2006). Draft Final Kurikulum Tingkat kemampuan Reflektif Mahasiswa S1-
Satuan pendidikan: Standar Kompetensi PGSD pada Mata Kuliah Penelitian
Mata Pelajaran Matematika SMA dan Tindakan Kelas. Unika Atma Jaya
MTs. Jakarta: Badan Standar Nasional Jakarta.
Pendidikan.
Krulik, S. dan Rudnick J.A. 1999. Innovative
Boyd & Fales. (1983). Field Experience, Task to Improve Critical and Creative-
Ideology, and the Development of Thinking Skill. Dalam Developing
Critical Reflectivity, Journal of Mathematical Reasoning in Grade K-
Teacher Education, (May-June 1984), 12. Stiff. L.V. dan Curcio FR. Ed. Year
Vol. XXXV No.3 Book NTCM, Reston, Virginia.
Becker, J.P. dan Shimada, S. (1997). The Kurnia, I. (2006). Pengembangan Model
Open-Ended Approach: A New Pembelajaran untuk Meningkatkan
Proposal for Teaching Mathematics. Kemampuan Reflektif Mahasiswa 1-
Virginia: NCTM. PGSD pada Matakuliah Penelitian
Tindakan Kelas. Disertasi UPI
Choy, N.K. (2001). Pemikiran Reflektif oleh
Bandung: tidak diterbitkan.
Dewey. [Online]. Tersedia:
http://www.teachersrock.net/Dewey%2 Mina, E. (2006). Pengaruh Pembelajaran
0Pemikiran%20Refleksi.htm [24 Maret Matematika dengan Pendekatan Open-
2010] Ended terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa SMA Bandung. Bandung:
Dahlan, J.A.(2003). Meningkatkan
Tesis PPS UPI. Tidak diterbitkan.
Kemampuan Penalaran dan
Pemahaman Matematik Siswa SLTP Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Gonzales, E.J.,
melalui Pendekatan Pembelajaran Gregory, K.D., Garden, R.A.,
OConnor, K.M., Chrowotski, S.J. &
40 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17, Nomor 1, April 2012, hlm. 34-41

Smith, T.A. (2004). TIMSS 2003: Electronic Journal Of Research in


International Mathematics Report Educational Psychology No 10
Findings From IEAs Repeat of The [Online], Vol 4 (3), 34 Hal. Tersedia:
Third International Mathematics and http://www.investigacion-
Science Study at the Eight Grade. psicopedagogica.org/revista/articulos/1
Boston: The International Study Center 0/english/Art_10_141.pdf [21 Maret
Boston College Lynch School of 2010]
Education.
Rizkianto, L. (2005). Penerapan
Munandar. (1992). Mengembangkan Bakat Pembelajaran Matematika dengan
dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Pendekatan Open-Ended untuk
Rineka Cipta. Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Adaptif Siswa SMA. Skripsi Jurusan
National Council of Teachers of Mathematics
Pendidikan Matematika FPMIPA UPI
(NCTM). (2000). Principles and
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Standard for School Mathematics.
NCTM, Reston, Virginia. Sabandar, J. (2009). Berpikir Reflektif.
[Online]. Tersedia:
Nohda. (2000). Teaching by Open-Approach
http://math.sps.upi.edu/wp-
Method in Japanese Mathematics
content/uploads/2009/11/Berpikir-
Classroom. In. T. Nakahara & M.
Reflektif.pdf [7 Maret 2010]
Koyama (Eds.). Proceeding of the 24th
Conference of International Group Of Safitri, E. (2009). Pembelajaran Matematika
Mathematics Education, Vol 4(pp. 145- Berbasis Masalah Terbuka (Open-
152). Hirosima: Hirosima University. Ended Problem) untuk Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Deduktif Siswa
Nurdin, N. (2009). Studi Komperatif Problem
SMA. Skripsi FPMIPA UPI Bandung:
Centered Learning dengan Discovery
Tidak diterbitkan.
Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. Sarwono, (2007). Meningkatkan Kemampuan
Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak Komunikasi Matematis Siswa SMP
diterbitkan. Melalui Pembelajaran dalam kelompok
Kecil dengan Strategi Mastery
Nurhasanah, Y. (2009). Pengaruh Penerapan
Learning. Tesis FPMIPA UPI : Tidak
Model Pembelajaran Investigasi
diterbitkan.
Kelompok Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa SMA. Shigeo, K. (2000). On Teaching Mathematical
Skripsi FPMIPA UPI: Tidak Thinking. In. O. Toshio (Ed.),
diterbitkan. Mathematical Education in Japan (pp
26-28).Japan: JSME.
Phan, H.P. (2008). Achievement Goals, The
Classroom Environment, And Shimizu, N. (2000). An Analysis of Make an
Reflective Thinking: A Conceptual Organized List Strategy in Problem
Framework. Dalam Electronic Journal Solving Process. In. T. Nakahara & M.
Of Research in Educational Koyama (Eds.). Proceeding of the 24th
Psychology No 16 [Online], Vol 6 (3), Conference of International Group Of
32 Hal. Tersedia: Mathematics Education, Vol 4(pp. 145-
http://www.investigacion- 152). Hirosima: Hirosima University.
psicopedagogica.org/revista
Sullivan, P., Brouke, D., & Scott, A. (1995).
/articulos/16/english/Art_16_269.pdf
Open-Ended Tasks as Stimuli for
[21 Maret 2010]
Learning Mathematics. in P.C.
Phan, H.P. (2006). Examination Of Student Clarkson. (Ed.). eighteenth Annual
Learning Approaches, Reflective Converence of the Mathematics
Thinking, And Epitomological Belief : Education Research Group of
A Latent Variables Approach. Dalam Australasia. Darwin: Mathematics
Ade Rohayati, Jarnawi Afgani Dahlan, Nurjanah, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, dan Reflektif Siswa
SMA Melalui Pembelajaran Open-Ended 41

Education Research Group of Williams, G. (2002). Identifiying Task That


Australasia. Promote Creative Thinking in
Mathematics: A Tool. Paper Accepted
Taggart, Germaine L. and Wilson, Alfred P.
as a Research Report for the
(1998). Promoting Reflective Thinking
Mathematical Education Research
in Teacher: 44 Action Strategies.
Group of Australasia Confrence.
Thousand Oaks, California: Corwin
Aukland New Zealand.
Press, Inc.
Wulansari. (2009). Penerapan Model
Waston, G. dan Glaser, E.M. (1980). Critical
Treffinger dalam Pembelajaran
Thinking Appraisal. New York:
Matematika untuk Meningkatkan
Harcourt Brace Jovanovic, Inc.
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
Wihatma, U. (2004). Meningkatkan Skripsi FPMIPA UPI: Tidak
Kemampuan Komunikasi Matematis diterbitkan.
Siswa

Anda mungkin juga menyukai