Anda di halaman 1dari 13

JURNAL RISET PENDIDIKAN MATEMATIKA

Volume 2 – Nomor 2, November 2015, (211 - 223)


Available online at JRPM Website: http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/index

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN PROBLEM SOLVING


PADA PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

Nuning Melianingsih 1), Sugiman 2)


MA Unggulan Al-Imdad Pandak Bantul 1), Universitas Negeri Yogyakarta 2)
nuningmelia@gmail.com 1), sugiman_uny@yahoo.com 2)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keefektifan dan perbandingan keefektifan dari
pendekatan open-ended dan problem solving pada pembelajaran bangun ruang sisi datar ditinjau dari
pencapaian kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan komunikasi matematis. Penelitian ini
adalah quasi experiment dengan desain pretest-posttest nonequivalent group design. Populasi peneliti-
an mencakup seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pandak, Bantul, Yogyakarta. Selanjutnya dengan
memilih secara acak dari keseluruhan kelas tersebut, terpilih kelas VIII F dan VIII G sebagai sampel
penelitian. Untuk menguji keefektifan masing-masing pendekatan pembelajaran digunakan uji one
sample t-test. Untuk menguji bahwa pendekatan open-ended lebih efektif daripada pendekatan
problem solving, data dianalisis menggunakan MANOVA yang dilanjutkan dengan uji t-Bonferroni.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua pendekatan pembelajaran efektif ditinjau dari masing-
masing aspek, dan pendekatan open-ended lebih efektif daripada pendekatan problem solving pada
pembelajaran bangun ruang sisi datar ditinjau dari pencapaian kemampuan penalaran, pemecahan
masalah, dan komunikasi matematis di SMP.
Kata Kunci: pendekatan open-ended, pendekatan problem solving, kemampuan penalaran, kemampu-
an pemecahan masalah, kemampuan komunikasi matematis

THE EFFECTIVENESS OF OPEN-ENDED AND PROBLEM SOLVING APPROACH


IN MATTER OF FLAT SIDE CONSTRUCT IN JUNIOR HIGH SCHOOL

Abstract
The aims of this research are to decide the effectiveness and the comparison of the effectiveness
of open-ended and problem solving approach toward matter of flat side construct lesson viewed from
achivement of reasoning ability, problem solving and mathematics communication. This study was a
quasi experimental study using the pretest-posttest nonequivalent group design. The research
population covered the entire VIII class students’ of SMP Negeri 1 Pandak, Bantul, Yogyakarta. From
the population, classes of VIII F and VIII G were selected randomly as the research sample. To test
the effectiveness of open-ended and problem solving approach, the one sample t-test was carried out.
Then, to test the more effectiveness of the open-ended approach than the problem solving approach,
the MANOVA was carried out and then continued by the t-Bonferroni test. The results of the study
show that open-ended and problem solving approaches are effective and open-ended approach is
more effective than problem solving approach in matter of flat side construct’ viewed from
achivement of reasoning ability, problem solving, and mathematics communication in junior high
school.
Keywords: the open-ended approach, the problem solving approach, reasoning ability, problem solv-
ing ability, mathematics communication ability

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 212
Nuning Melianingsih, Sugiman

menunjukkan pemahaman mereka tentang kon-


PENDAHULUAN
sep-konsep matematika dalam kata dan angka.
Tujuan Pendidikan Nasional menurut Setiap siswa memiliki kesempatan untuk meng-
Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional eksplorasi dan mengembangkan pemahaman
(2003, p.3) No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 adalah konseptual untuk setiap tujuan matematika.
mengembangkan potensi siswa agar menjadi Selain penalaran, NCTM (2000, p.256) menya-
manusia yang beriman dan bertakwa kepada takan bahwa “through problem solving, student
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, can experience the power and utility of mathe-
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi matics”. Maksudnya melalui pemecahan masa-
warga negara yang demokratis serta tanggung lah, siswa dapat mengetahui kekuatan dan
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini kegunaan matematika. Selain kedua kemampuan
sejalan dengan peraturan menteri pendidikan tersebut terdapat satu kemampuan lagi yaitu
nasional (permendiknas) nomor 22 tahun 2006 kemampuan komunikasi matematis. Menurut
tentang tujuan pembelajaran matematika adalah Ontario Ministry of Education (dalam CBS,
untuk mencapai kemampuan penalaran, peme- 2010, p.1).
cahan masalah, dan komunikasi matematis. Di-
mathematical communication is an essential
perkuat lagi dalam peraturan menteri pendidikan
process for learning mathematics because
dan kebudayaan (Permendikbud) Nomor 64
through communication, students reflect
tahun 2013 bahwa standar isi pendidikan dasar
upon, clarify and expand their ideas and
dan menengah mata pelajaran matematika antara
understanding of mathematical relationships
lain: memiliki kemampuan mengkomunikasikan
and mathematical arguments.
gagasan matematika dengan jelas; Mengidentifi-
kasi pola dan menggunakannya untuk menduga Maksudnya adalah komunikasi matema-
perumuman/aturan umum dan memberikan tika merupakan proses penting untuk belajar
prediksi. matematika karena melalui komunikasi, siswa
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran merenungkan, memperjelas dan memperluas
matematika di sekolah menengah perlu mengop- ide-ide dan pemahaman mereka tentang hubung-
timalkan kemampuan penalaran, pemecahan an matematika dan argumen matematika.
masalah, dan komunikasi matematis siswa yang Akan tetapi, tidak sejalan dengan fakta-
mampu mengkonsolidasi berpikir matematika nya. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil
dan mengeksplorasi ide-idenya. Hal ini didu- Trends in Mathematics and Science Study
kung dengan pendapat Haylock (2010, p.19) (TIMSS) tahun 2011 untuk bidang matematika
yang mengatakan bahwa; kelas VIII, Indonesia berada di peringkat ke-36
dengan skor 386 dari 42 negara. Skor Indonesia
Three areas of skills to be developed in
turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Sehing-
teaching children to use and apply mathe-
ga siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011, masih
matics are: (a) problem solving strategies;
pada kemampuan menghafal dalam pembelajar-
(b) reasoning mathematically; and (c)
an sains dan matematika. Selanjutnya, masalah
communicating with mathematics.
itu pun, bukan hanya terjadi dalam ruang ling-
Maksudnya adalah tiga keterampilan yang kup yang besar, melainkan terjadi dalam ruang
akan dikembangkan dalam mengajar anak-anak lingkup yang lebih kecil, seperti di SMP Negeri
untuk menggunakan dan mengaplikasikan mate- 1 Pandak, Bantul, Yogyakarta.
matika adalah: (a) strategi pemecahan masalah; Berdasarkan hasil observasi peneliti terha-
(b) penalaran matematis; dan (c) komunikasi dap guru dan siswa SMP Negeri 1 Pandak,
matematis. Menurut Schwanke (2008, p.1). Bantul, Yogyakarta juga menunjukan bahwa
By using a reasoning and proof journal, ketika guru memberikan masalah kepada siswa,
students are able to demonstrate their siswa akan menjawab sesuai dengan cara yang
understanding of mathematical concepts in digunakan oleh guru. Siswa tidak menggunakan
words and numbers. Each student has the pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
opportunity to explore and develop a sebelumnya untuk menyelesaikan masalah,
conceptual understanding for each math sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa
objective. hanya bertahan sementara karena siswa tidak
melakukan manipulasi mate-matika, melainkan
Artinya dengan menggunakan penalaran hanya sekedar menghafal dan mencontoh guru.
dan pembuktian karya ilmiah, siswa dapat
Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 213
Nuning Melianingsih, Sugiman

Dari hasil jawaban siswa pada ulangan harian, kurang tepat sehingga jawaban akhir salah.
terlihat bahwa siswa masih menjawab tanpa Selain itu, berikut daya serap siswa SMP Negeri
menggunakan langkah-langkah yang menyebab- 1 Pandak, Bantul, Yogyakarta pada UAN tahun
kan ada beberapa proses penye-lesaian yang 2011, 2012, dan 2013.
Tabel 1. Daya Serap Siswa SMP Negeri 1 Pandak, Bantul pada UAN 2011-2013
Daya Serap (%)
Kompetensi yang diujikan
2011 2012 2013
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan bangun ruang 57,94 72,92 70,83
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang 84,11 83,34 76,39
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kerangka atau jaring-jaring bangun
95,33 98,15 86,57
ruang
Menentukan unsur-unsur bangun ruang - 88,20 98,61
Rata-rata 79,13 85,65 83,10

Berdasarkan daya serap SMP N 1 Pandak, agar mereka memiliki kebebasan individu untuk
Bantul dari tahun 2011-2013 materi bangun mengembangkan kemampuan penalaran, peme-
ruang sisi datar mengalami perubahan yang cahan masalah, dan komunikasi matematis
fluktuatif. Salah satu penyebabnya adalah berdasarkan kemampuan yang dimiliki masing-
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masing siswa. Menurut Inprashita (2006, p.3)
kurang variatif sehingga pengembangan potensi
This approach started with having students
siswa kurang optimal. Selama ini materi yang
engaging in open-ended problems which are
disampaikan cenderung masih abstrak dan
formulated to have multiple correct answers
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
“incomplete” or “open-ended”. In terms of
pada jenjang sekolah menengah masih meng-
teaching methodone “open-ended” problem
gunakan metode ceramah termasuk yang terjadi
is posed to the students first, then, proceeds
di SMP Negeri 1 Pandak, Bantul sehingga mem-
by using many correct answer to the given
buat aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang
problem to provide experience in finding
menarik. Salah satu pembelajaran yang mendu-
something new during the problem-solving
kung siswa dalam kemampuan penalaran, peme-
process.
cahan masalah, dan komunikasi matematis siswa
adalah pembelajaran yang mengaitkan materi Maksudnya yaitu pendekatan open-ended
dengan penerapannya serta mencari solusi terha- dimulai dengan memberikan soal yang tidak
dap masalah matematika. Peneliti tertarik untuk lengkap atau terbuka kepada siswa. Kemudian
mengetahui keefektifan penggunaan pendekatan dengan hasil jawaban yang beranekaragam
pembelajaran yaitu pendekatan open-ended dan memberikan pengalaman kepada siswa dalam
problem solving. Pembelajaran matematika de- menemukan sesuatu yang baru selama proses
ngan menggunakan pendekatan open-ended dan pemecahan masalah.
problem solving yaitu suatu pendekatan pembel- Sawada (1997, p.23) menyatakan bahwa
ajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan dalam pendekatan open-ended guru memberikan
memberi suatu masalah kepada siswa. Masalah suatu situasi masalah pada siswa dimana solusi
matematika yang dialami oleh setiap siswa akan atau jawaban dapat diperoleh dengan berbagai
berbeda-beda sehingga perlu dibentuk kelompok cara. Guru kemudian menggunakan perbedaan-
belajar agar setiap siswa dapat saling tukar perbedaan cara yang digunakan siswa untuk
pengalaman yang mereka jumpai dalam memberikan pengalaman kepada siswa dalam
kehidupan. menemukan sesuatu yang baru dengan meng-
Menurut Shimada (1997, pp.1-2) pende- gabungkannya pada pengetahuan, keterampilan,
katan open-ended adalah suatu pendekatan dan metode matematika yang telah dipelajari-
pembelajaran yang berawal dari pandangan nya. Pada pendekatan open-ended tujuan pem-
bagaimana mengevaluasi kemampuan siswa berian masalah bukan untuk menemukan jawab-
secara objektif dalam berpikir matematis tingkat an akan tetapi menemukan strategi, cara, dan
tinggi. Pembelajaran open-ended menyediakan pendekatan yang berbeda untuk sampai pada
kesempatan yang seluas-luasnya agar aktivitas jawaban dari masalah yang diberikan.
dan pemikiran matematis siswa dapat berkem- Shimada & Becker (1997, p.5) mengata-
bang. Hal ini sangat diperlukan bagi setiap siswa kan bahwa dalam pembelajaran dengan pende-

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 214
Nuning Melianingsih, Sugiman

katan open-ended, guru harus berhati-hati dalam mampuan penalaran matematika sehingga dapat
mengalokasikan dan mengatur waktu karena menyelesaikan permasalahan tersebut. Pembel-
mungkin saja siswa menanggapi dengan banyak ajaran matematika menggunakan pendekatan
respon, baik yang sesuai harapan maupun yang problem solving menjadi penting karena mate-
tidak, dan semua itu harus didiskusikan dan matika merupakan pengetahuan yang logis,
disimpulkan. Karena itu disarankan pembelajar- sistematis, berpola, artifisial, abstrak, dan yang
an ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap perta- tak kalah penting menghendaki justifikasi atau
ma: mengorganisasi siswa kedalam kelompok pembuktian. Sejalan dengan pendapat O’Shea
yang beranggotakan 4 siswa, lalu siswa bekerja (2010, p.1)
secara individual dalam menyelesaikan masalah
The pre-requisites to success in problem
yang diberikan guru. Kemudian mereka mendis-
solving may lie in grasping the basic
kusikan hasil pekerjaan individunya dan perwa-
computational skills but mathematical
kilan kelompok menuliskan hasil diskusi. Tahap
problem solving must be seen as one of the
kedua: hasil dari masing-masing kelompok
ultimate goals of mathematics teaching. The
dipresentasikan dan didiskusikan, kemudian
revised curriculum suggests that the child
hasilnya disimpulkan. Penerapan pendekatan
will construct new mathematical knowledge
open-ended dalam pembelajaran dapat dikem-
through continued exploration utilising
bangkan guru sesuai dengan kebutuhan pembel-
mathematical problem solving.
ajaran. Berdasarkan uraian tentang pembelajaran
dengan pendekatan open-ended, maka garis be- Artinya adalah prasyarat untuk sukses
sar langkah pembelajarannya meliputi kegiatan dalam memecahkan masalah mungkin terletak
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan dalam menangkap keterampilan komputasi dasar
inti mencakup memberikan masalah, merekam tetapi pemecahan masalah matematika harus
respon yang diharapkan dari siswa, pembahasan dilihat sebagai salah satu tujuan utama pembel-
respon siswa, dan meringkas atas apa yang telah ajaran matematika. Kurikulum direvisi menun-
dipelajari. jukkan bahwa anak akan mengkonstruksi penge-
Pendekatan problem solving hampir sama tahuan baru melalui eksplorasi lanjutan yang
dengan pendekatan open-ended, karena pembel- memanfaatkan pemecahan masalah matematika.
ajaran dimulai dengan pemberian masalah. Jika Pendekatan problem solving dan pende-
pada pendekatan problem solving masalah yang katan open-ended mampu mendorong siswa
digunakan sudah lengkap artinya siswa sudah membuat hubungan antara pengetahuan yang
mengetahui apa yang mereka cari. Sedangkan dimilikinya dengan penerapannya dalam kehi-
pada pendekatan open-ended, masalah yang dupan mereka sebagai anggota keluarga dan
dibahas mencakup masalah tertutup dengan masyarakat. Dalam pembelajaran tersebut guru
solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi akan berperan sebagai pengaruh dan pembim-
tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara bing untuk membantu siswa mencapai tujuan
penyelesaian.adalah pendekatan problem pembelajaran. Sesuatu yang baru akan diperoleh
solving. Problem solving sebagai pendekatan dari pengalaman masing-masing siswa bukan
pembelajaran diperkenalkan oleh John Dewey dari apa kata guru. Selanjutnya siswa akan me-
(Orlich et al, 2007, p.309). John Dewey nentukan solusi dari masalah matematika yang
mengembangkan pendekatan problem solving mereka temukan. Dengan konsep pembelajaran
menyerupai metode inquiry, perencanaan yang tersebut, hasil pembelajaran diharapkan akan
cermat (careful planning) dan skill building lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
yang sistematik. Sehingga pendekatan problem berlangsung alamiah dalam bentuk siswa beker-
solving fokus pada concept of experience. ja dan mengalami, menemukan masalah dan
Haylock & Thangata (2007, pp.145-146) membuat solusinya, sehingga proses pembel-
menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah ajaran tidak lagi sebagai proses mentransfer
situasi dimana siswa menggunakan pengetahuan pengetahuan dari guru ke siswa.
dan penalaran matematika untuk menyelesaikan Berkaitan dengan tahapan dalam peme-
permasalahan. Hal ini menunjukkan bahwa pe- cahan masalah Kirkley (2003, p.3) mengemu-
mecahan masalah juga penting untuk mening- kakan bahwa terdapat lima tahap dalam
katkan kemampuan penalaran matematika kare- pemecahan masalah sebagai berikut:
na dalam memecahkan masalah matematika One example of this general problem-solving
siswa sangat memerlukan pengetahuan dan ke- model is Bransford’s IDEAL model:

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 215
Nuning Melianingsih, Sugiman

1. Identify the problem nentukan keefektifan pendekatan pembelajaran


2. Define the problem through thinking about (open-ended dan problem solving) dan keefektif-
it and sorting out the relevant information. an pendekatan open-ended dibandingkan dengan
3. Explore solutions through looking at pendekatan problem solving pada pembelajaran
alternatives, brainstorming, and checking bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII di SMP
out different points of view Negeri 1 Pandak Bantul ditinjau dari kemam-
4. Act on the strategies puan penalaran, pemecahan masalah, dan komu-
5. Look back and evaluate the effects of your nikasi matematis. Dan diharapkan dengan ada-
activity. nya penelitian ini akan mampu memberikan
sumbangan dalam pembelajaran matematika,
Pendapat Kirkley menjelaskan tentang
terutama yang berkaitan dengan pendekatan
tahapan pemecahan masalah menurut model
open-ended, pendekatan problem solving, dan
Bransford yang terdiri dari lima tahap yaitu
bagaimana keefektifan kedua pendekatan terse-
mengidentifikasi masalah, mendefinisikan masa-
but pada pembelajaran bangun ruang sisi datar
lah dengan mengumpulkan informasi yang rele-
siswa kelas VIII di SMPN 1 Pandak Bantul
van, mengeksplorasikan alternatif solusi,
ditinjau dari kemampuan penalaran, pemecahan
melakukan strategi penyelesaian, dan memeriksa
masalah, dan komunikasi matematis.
dan mengevaluasi kembali.
Menurut Polya yang dikutip Posamentier, METODE
Smith & Stepelman, (2010, p.108), penyajian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen
teknik untuk pemecahan masalah tidak hanya
semu (quasi experiment) dengan desain pretest-
untuk memecahkan masalah tetapi juga dimak-
posttest nonequivalent comparison-group
sudkan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip
design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri
belajar dalam matematika akan mentransfer
1 Pandak, Bantul, Yogyakarta dari bulan Mei
seluas mungkin kemampuan yang dimiliki
sampai dengan Juni tahun 2014. Adapun popu-
siswa. Tekniknya disebut heuristik yaitu strategi
lasinya adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP
yang membantu dalam memecahkan masalah.
Negeri 1 Pandak Bantul Tahun Pelajaran 2013/
Berikut adalah heuristik menurut Polya: (1) me-
2014 yang terdiri dari 8 kelas. Dengan memilih
mahami masalah. Apa yang diketahui? Buatlah
secara acak dari keseluruhan siswa kedelapan
gambar, untuk memudahkan penyelesaian. Dan
kelas tersebut, maka dipilih siswa dari dua kelas
memisahkan berbagai bagian dari kondisi terse-
saja yang menjadi sampel penelitian, yaitu siswa
but; (2) menyusun rencana. Cari hubungan anta-
kelas VIIIF dan siswa VIIIG.
ra data. Pernahkah Anda melihatnya sebelum-
Variabel bebas dalam penelitian ini ada-
nya? Apakah Anda tahu masalah yang terkait?;
lah pendekatan pembelajaran (open-ended dan
(3) melaksanakan rencana tersebut. Periksa
problem solving) dan variabel terikatnya adalah
setiap langkah. Dapatkah Anda melihat bahwa
kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan
setiap langkah yang benar? Bisakah Anda
komunikasi matematis. Instrumen yang diguna-
membuktikan bahwa itu benar?; dan (4) Melihat
kan untuk mengukur kemampuan penalaran,
ke belakang. Periksa hasil yang diperoleh.
pemecahan masalah, dan komunikasi matematis
Dapatkah Anda memeriksa argumen? Dapatkah
adalah tes kemampuan penalaran, pemecahan
Anda memperoleh hasil yang berbeda? Bisakah
masalah, dan komunikasi matematis yang terdiri
Anda melihatnya sekilas? Anda dapat meng-
atas 9 soal uraian yang terdiri dari 3 soal uraian
gunakan hasil, atau metode, untuk beberapa
untuk mengukur kemampuan penalaran, 3 soal
masalah lain?.
uraian untuk mengukur kemampuan pemecahan
Berdasarkan beberapa teori tersebut, ma-
masalah, dan 3 soal uraian untuk mengukur
ka pendekatan problem solving dalam penelitian
kemampuan komunikasi matematis.
ini akan dilakukan dengan membagi siswa-siswa
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pene-
ke dalam beberapa kelompok pada saat meme-
litian ini adalah menyusun instrumen penelitian
cahkan masalah. Adapun langkah-langkah pem-
(silabus, RPP, lembar kerja siswa, soal pretest
belajaran dengan menggunakan pendekatan
dan posttest untuk masing-masing variabel, serta
problem solving adalah sebagai berikut: guru
rubrik penskoran sesuai dengan variabel yang
memberikan masalah, menyusun rencana dan
akan diteliti); memvalidasi instrumen penelitian
menyelesaikannya, diskusi hasil, dan refleksi.
dilakukan dengan judgment ahli; uji coba instru-
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka
men penelitian; melakukan prasurvey dan per-
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah me-

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 216
Nuning Melianingsih, Sugiman

izinan ke sekolah; memberikan pretest pada Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika
sampel penelitian; melakukan penelitian; mem- Pengujian dilakukan mengguna-
berikan posttest pada sampel penelitian; dan kan bantuan SPSS 16 for windows.
analisis data. Teknik analisis data pada peneli-
tian ini dilakukan dengan mendeskripsikan data Untuk data sebelum perlakuan dilakukan
yang diperoleh. Deskripsi data dilakukan dengan uji MANOVA untuk melihat apakah terdapat
mencari nilai rata-rata, nilai maksimal, nilai perbedaan kemampuan awal antara dua kelas
minimal, standar deviasi dan ketuntasan dari sampel dengan menggunakan formula sebagai
data yang diperoleh, baik untuk data sebelum berikut:
perlakuan, maupun untuk data setelah perlakuan. ̅ ̅ ̅ ̅ (2)
Sebelum melakukan analisis, terlebih da-
hulu dilakukan uji asumsi terhadap ketiga ke- dengan:
lompok, baik sebelum maupun setelah perlaku- T2 = Hotelling’s Trace
an. Uji normalitas multivariat dilakukan dengan n1 = banyak anggota sampel I
menggunakan jarak Mahalanobis . Adapun n2 = banyak anggota sampel II
kriteria keputusan yang digunakan adalah asum- ̅ - ̅ = mean vektor
si normalitas multivariat terpenuhi jika sekitar S-1 = invers matriks kovariansi.
50% data mempunyai nilai . Sedangkan Setelah memperoleh nilai T2 Hotteling’s,
uji normalitas univariat dilakukan dengan meng- selanjutnya nilai tersebut ditransformasikan
gunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Keputusan untuk memperoleh nilai distribusi F dengan
uji dan kesimpulan diambil pada taraf signifi- formula sebagai berikut:
kansi 0,05 dengan kriteria keputusan yang
digunakan adalah asumsi normalitas terpenuhi (3)
jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.
Untuk mengetahui homogenitas matriks varian (Stevens, 2009, p.151) dengan:
kovarian dilakukan uji Box’s M, sedangkan p = banyaknya variabel terikat.
untuk mengetahui homogenitas varian dilakukan Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika Fhit
uji homogenitas menggunakan Levene Test. Ke- ≥ F( ; p; n1 + n2 – p – 1).
putusan uji dan kesimpulan terhadap uji Setelah diketahui bahwa tidak terdapat
hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. perbedaan kemampuan awal antara kedua kelas
Adapun kriteria keputusan yang digunakan sampel, maka untuk data tes setelah perlakuan
adalah data dikatakan telah memenuhi uji pun dilakukan uji untuk melihat apakah terdapat
asumsi homogenitas matriks varian kovarian dan perbedaan keefektifan pendekatan pembelajaran
homogenitas varian jika nilai signifikansinya (open-ended dan problem solving) dengan
lebih besar dari 0,05. menggunakan rumus MANOVA (2) dan (3).
Untuk menguji apakah pendekatan Setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan ke-
pembelajaran (open-ended dan problem solving) efektifan, maka terhadap data tersebut dilakukan
pada pembelajaran bangun ruang sisi datar siswa uji t-Bonferroni untuk melihat apakah pende-
kelas VIII di SMP Negeri 1 Pandak Bantul katan open-ended lebih efektif daripada pende-
ditinjau dari kemampuan penalaran, pemecahan katan problem solving dengan menggunakan
masalah, dan komunikasi matematis efektif formula sebagai berikut:
maka digunakan uji one sample t-test dengan ̅ ̅
(4)
formula sebagai berikut: √
̅ ( )
(1)
√ (Stevens, 2009, p.147) dengan:
(Tatsuoka, 1971, p.77) dengan: ̅ = nilai rata-rata sampel I
̅ = nilai rata-rata yang diperoleh ̅ = nilai rata-rata sampel II
= nilai yang dihipotesiskan (75 untuk aspek = varians sampel I
kemampuan penalaran, pemecahan = varians sampel II
masalah, dan komunikasi matematis) n1 = banyak anggota sampel I
= standar deviasi sampel n2 = banyak anggota sampel II.
= banyak anggota sampel. Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika
≥ t( ; n1+n2-2).

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 217
Nuning Melianingsih, Sugiman

HASIL DAN PEMBAHASAN khusus untuk pelaksanaan pendekatan open-


ended, siswa masih mengalami kesulitan menye-
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran
lesaikan masalah terbuka karena hal tersebut
(open-ended dan problem solving) pada peneli-
adalah hal baru untuk mereka. Akan tetapi, pada
tian ini sudah berjalan sesuai dengan kegiatan
pertemuan selanjutnya masalah tersebut tidak
pembelajaran yang sudah ditetapkan. Meskipun
terlihat muncul dikarenakan siswa sudah mulai
semua kegiatan pembelajaran tersebut sudah
terbiasa belajar dengan menggunakan pendekat-
dilaksanakan tetapi ditemukan beberapa keter-
an open-ended dan problem solving.
batasan yang menjadi kendala pada pelaksanaan
Deskripsi data kemampuan penalaran,
penelitian ini, terutama pada pertemuan-perte-
baik untuk kelas open-ended (PO), maupun un-
muan awal, seperti: alokasi waktu antarkegiatan
tuk kelas problem solving (PS) bisa dilihat pada
pembelajaran kurang diperhatikan, siswa cende-
Tabel 2.
rung takut dalam memberikan tanggapan pada
saat kegiatan presentasi kelas dilaksanakan, dan
Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan Penalaran
OE PS
Deskripsi
Pretes Postes Pretes Postes
Rata-rata 51,74 85,74 50,42 80,42
Standar deviasi 6,92 8,46 6,99 6,72
Skor tertinggi 63 100 63 93
Skor terendah 40 70 43 70
Skor maksimum teoritik 100 100 100 100
Skor minimum teoritik 0 0 0 0

Berdasarkan data pada Tabel 2, terlihat problem solving peningkatan skor yang terjadi
bahwa pada kondisi akhir setelah perlakuan, sebesar 30,96 yaitu dari skor awal 30,00 menjadi
terjadi peningkatan kemampuan penalaran baik 80,42.
di kelompok open-ended maupun kelompok Deskripsi data kemampuan pemecahan
problem solving dengan rentang peningkatan masalah, baik untuk kelas open-ended (PO),
yang berbeda. Pada kelompok open-ended rata- maupun untuk kelas problem solving (PS) bisa
rata skor meningkat 34,00 yaitu dari skor awal dilihat pada Tabel 3.
51,74 menjadi 85,74. Sedangkan pada kelompok
Tabel 3. Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah
OE PS
Deskripsi
Pretes Postes Pretes Postes
Rata-rata 52,41 85,44 54,19 80,26
Standar deviasi 5,28 7,83 6,03 8,67
Skor tertinggi 58 97 69 97
Skor terendah 44 72 44 67
Skor maksimum teoritik 100 100 100 100
Skor minimum teoritik 0 0 0 0

Berdasarkan data pada Tabel 3, terlihat kelompok problem solving peningkatan skor
bahwa pada kondisi akhir setelah perlakuan, yang terjadi sebesar 26,07 yaitu dari skor awal
terjadi peningkatan kemampuan pemecahan 54,19 menjadi 80,26.
masalah baik di kelompok open-ended maupun Deskripsi data kemampuan komunikasi
kelompok problem solving dengan rentang pe- matematis, baik untuk kelas open-ended (PO),
ningkatan yang berbeda. Pada kelompok open- maupun untuk kelas problem solving (PS) bisa
ended rata-rata skor meningkat 33,03 yaitu dari dilihat pada Tabel 4.
skor awal 52,41 menjadi 85,44. Sedangkan pada
Tabel 4. Deskripsi Data Kemampuan Komunikasi Matematis
OE PS
Deskripsi
Pretes Postes Pretes Postes
Rata-rata 52,07 82,48 53,04 77,58

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 218
Nuning Melianingsih, Sugiman

Standar deviasi 4,77 9,28 6,57 9,06


Skor tertinggi 62 100 71 100
Skor terendah 48 67 43 67
Skor maksimum teoritik 100 100 100 100
Skor minimum teoritik 0 0 0 0

Berdasarkan data pada Tabel 4, terlihat secara berturut-turut bisa dilihat pada Tabel 5
bahwa pada kondisi akhir setelah perlakuan, dan Tabel 6.
terjadi peningkatan komunikasi matematis baik
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Multivariat
di kelompok open-ended maupun kelompok
problem solving dengan rentang peningkatan Kelas Pretes Postes
yang berbeda. Pada kelompok open-ended rata- Open-ended 44,44% 48,14%
rata skor meningkat 30,41 yaitu dari skor awal Problem solving 57,69% 53,84%
52,07 menjadi 82,48. Sedangkan pada kelompok Tabel 5 memperlihatkan bahwa sekitar
problem solving peningkatan skor yang terjadi 50% data mempunyai nilai . Atau
sebesar 24,54 yaitu dari skor awal 53,04 menjadi
77,58. dengan kata lain, data kemampuan penalaran,
Selanjutnya uji normalitas multivariat dan pemecahan masalah, dan komunikasi matematis
univariat data kemampuan penalaran, pemecah- pada pemebalajaran bangun ruang sisi datar di
an masalah, dan komunikasi matematis pada SMP pretes dan postes, baik untuk kelas open-
pembelajaran bangun ruang sisi datar di SMP ended, maupun untuk kelas problem solving
untuk pretes dan postes, baik untuk kelas open- sudah memenuhi asumsi normalitas.
ended, maupun untuk kelas problem solving
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Univariat
Sig Pretes Sig Postes
Kelas
KP KPM KKM KP KPM KKM
OE 0,092 0,110 0,072 0,869 0,476 0,089
PS 0,247 0,113 0,151 0,655 0,894 0,075

Berdasarkan Tabel 6, diperoleh informasi


Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Multivariat
bahwa asumsi normalitas univariat terpenuhi
untuk semua data (kemampuan penalaran, pe- Pretes Postes
mecahan masalah, dan komunikasi matematis), Box’s M 12,130 5,535
baik untuk kelas open-ended, maupun untuk F 1,892 0,863
kelas problem solving dan baik untuk pretes, Sig. 0,078 0,521
maupun postes. Hal ini disebabkan karena nilai Berdasarkan Tabel 7, diperoleh informasi
signifikansi yang diperoleh untuk keseluruhan bahwa nilai signifikansi F lebih besar dari 0,05.
data tersebut lebih besar dari 0,05. Atau dengan kata lain, data kemampuan penalar-
Seperti halnya dengan uji normalitas, uji an, pemecahan masalah, dan komunikasi mate-
homogenitas yang dilakukan terhadap semua matis pada pembelajaran bangun ruang sisi datar
data yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi di SMP untuk pretes dan postes, baik untuk
menjadi dua, yaitu uji homogenitas multivariat kelas open-ended, maupun untuk kelas problem
(menggunakan uji Box’s M) dan uji homogeni- solving sudah memenuhi asumsi homogenitas.
tas univariat (menggunakan uji Lavene Selanjutnya, ringkasan uji homogenitas univariat
Statistic). Secara ringkas, uji homogenitas multi- dapat dilihar pada Tabel 8.
variat dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Univariat
KP KPM KKM
Pre Pos Pre Pos Pre Pos
F (Lavene Statistics) 0,195 0,818 0,001 0,133 1,733 0,878
Sig. 0,660 0,370 0,970 0,717 0,194 0,353

Berdasarkan Tabel 8, diperoleh informasi Lavene lebih besar dari 0,05. Hal ini mengindi-
bahwa nilai signifikansi menggunakan uji kasikan bahwa asumsi homogenitas univariat

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 219
Nuning Melianingsih, Sugiman

terpenuhi untuk semua data (kemampuan pena- solving) pada pembelajaran bangun ruang sisi
laran, pemecahan masalah, dan komunikasi datar ditinjau dari aspek kemampuan penalaran,
matematis), baik untuk data pretes, maupun pemecahan masalah, dan komunikasi matematis
untuk data postes. di SMP kemudian bisa dilihat pada Tabel 9.
Hasil uji mengenai keefektifan pendekat-
an pembelajaran (open-ended dan problem
Tabel 9. Hasil Uji One Sample t-test
thit ttab
Aspek
KOE KPS KOE KPS
Kemampuan penalaran 44,188 44,116 12,051 12,055
Kemampuan Pemecahan Masalah 56,925 53,099 12,051 12,055
Kemampuan Komunikasi Matematis 46,596 40,983 12,051 12,055

Oleh karena pada Tabel 9 nilai thit ttab, lems) adalah masalah atau soal yang mempunyai
maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan banyak solusi atau strategi penyelesaian, sehing-
pembelajaran (open-ended dan problem solving) ga siswa menggunakan berbagai cara yang
pada pembelajaran bangun ruang sisi datar berbeda dalam menemukan solusi atau strategi
efektif ditinjau dari kemampuan penalaran, penyelesaian. Pembelajaran dalam situasi demi-
pemecahan masalah, dan komunikasi matematis. kian, siswa akan memungkinkan untuk bertukar
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian ide dan menjelaskan ide-ide mereka sehingga
uji hipotesis, diperoleh informasi bahwa nilai proses komunikasi akan terjadi dengan baik. Da-
one sample t-test untuk hipotesis keefektifan lam konteks demikian, penggunaan masalah
pendekatan open-ended ditinjau dari aspek terbuka (open-ended problem) menjadi sangat
pencapaian kemampuan penalaran sebesar 6,596 relevan dalam pembelajaran matematika dengan
dengan signifikansi sebesar 0,000. Atau dengan maksud untuk membantu siswa dalam mengasah
kata lain, pendekatan open-ended efektif ditinjau pikirannya sehingga akan memahami matema-
dari aspek pencapaian kemampuan penalaran. tika lebih baik. Proses komunikasi juga mem-
Hal ini kemudian sejalan dengan kajian teori bantu siswa mengembangkan bahasanya sendiri
yang mengungkapkan bahwa pendekatan open- untuk mengekspresikan ide-ide matematika, dan
ended diharapkan efektif ditinjau dari aspek membantu membangun pengertian dan keaku-
pencapaian kemampuan penalaran siswa. Hal ini ratan ide serta membuatnya dapat disampaikan
disebabkan karena pada pendekatan open-ended, kepada orang lain.
selalu menghadirkan masalah terbuka di awal Selanjutnya, pada pendekatan problem
pembelajaran (yang tertuang dalam LKS open- solving efektif ditinjau dari aspek pencapaian
ended) yang lebih menekankan kegiatan dalam kemampuan penalaran siswa. Hal ini disebabkan
dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari karena pada pendekatan problem solving, siswa
hasil observasi. dilatih untuk memahami masalah, merencanakan
Pendekatan open-ended efektif ditinjau cara penyelesaian, melaksanakan rencana, mau-
dari aspek pencapaian kemampuan pemecahan pun mengecek hasilnya. Pembelajaran dengan
masalah siswa. Hal ini disebabkan karena pada pendekatan problem solving mengkondisikan
pendekatan open-ended, aspek kemampuan siswa untuk belajar memecahkan dan menemu-
pemecahan masalah diukur melalui menuliskan kan, sehingga siswa terbiasa melakukan penyeli-
unsur yang diketahui dan unsur yang ditanya, dikan dan menemukan solusi dari masalah yang
aspek merencanakan pemecahan diukur melalui dihadapi.
menuliskan teori atau metode yang dapat digu- Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian
nakan dalam masalah. Masalah yang digunakan uji hipotesis, diperoleh informasi bahwa nilai
dalam pendekatan open-ended memiliki banyak one sample t-test untuk hipotesis keefektifan
cara sehingga kemampuan pemecahan masalah pendekatan problem solving ditinjau dari aspek
siswa semakin terlatih. pencapaian kemampuan pemecahan masalah
Pendekatan open-ended efektif ditinjau sebesar 3,099 dengan signifikansi sebesar 0,005.
dari aspek pencapaian komunikasi matematis Atau dengan kata lain, pendekatan ini efektif
siswa. Hal ini disebabkan karena pada pendekat- ditinjau dari aspek pencapaian kemampuan pe-
an open-ended, masalah yang disajikan pada mecahan masalah. Hal ini disebabkan karena
LKS adalah masalah terbuka (open-ended prob- pada pendekatan problem solving, setelah me-

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 220
Nuning Melianingsih, Sugiman

mahami konsep pada materi terkait, siswa problem solving) pada pembelajaran bangun
diberikan contoh soal rutin dan tidak rutin. De- ruang sisi datar efektif ditinjau dari kemampuan
ngan demikian siswa memperoleh kesempatan penalaran, pemecahan masalah, dan komunikasi
yang lebih banyak dalam menghadapi berbagai matematis.
masalah matematika, sehingga siswa terbiasa Selanjutnya, menguji apakah terdapat per-
untuk menggunakan pengetahuan yang telah bedaan kemampuan awal antara kedua kelas
dmiliki untuk mengembangkan pengetahuan sampel sebelum diberikan perlakuan (pretes)
yang baru mereka peroleh. Selain itu, dalam dan menguji apakah terdapat perbedaan keefek-
proses penyelesaian masalah, siswa diberikan tifan pendekatan pembelajaran (open-ended dan
tahapan-tahapan dalam menyelesaikan masalah problem solving) pada pembelajaran bangun
yang tersedia. ruang sisi datar ditinjau dari kemampuan
Berhubungan dengan komunikasi mate- penalaran, pemecahan masalah, dan komuniaksi
matis siswa, hasil uji hipotesis dalam penelitian matematis di SMP bisa dilihat pada Tabel 10.
ini pun mengungkapkan bahwa nilai one sample
Tabel 10. Hasil MANOVA
t-test untuk aspek kemampuan komunikasi
Data Pretest dan Posttest
matematis sebesar 0,983 dengan signifikansi
0,335. Atau dengan kata lain, pendekatan prob- F Sig
lem solving tidak efektif ditinjau dari aspek Pretes 2,223 0,097
pencapaian kemampuan komunikasi matematis Postes 3,939 0,014
siswa. Hal ini disebabkan karena pada pende- Berdasarkan Tabel 10, diperoleh infor-
katan problem solving, siswa kurang terlibat masi bahwa nilai signifikansi F lebih besar dari
langsung dalam pembelajaran, mulai dari siswa 0,05 untuk data pretes dan lebih kecil dari 0,05
memahami masalah, sampai dengan siswa me- untuk data postes. Artinya, untuk pretes, tidak
nemukan konsep yang terkandung dalam masa- terdapat perbedaan kemampuan awal antara ke-
lah tersebut. Siswa masih cenderung menger- las open-ended dengan problem solving ditinjau
jakan LKS secara individu. Hal tersebut yang dari kemampuan penalaran, pemecahan masa-
dianggap menyebabkan komunikasi antar siswa lah, dan komunikasi matematis. Dan untuk post-
masih belum optimal. Selain itu, permasalahan test, kedua kelas tersebut memiliki perbedaan
yang diberikan masih belum banyak artinya untuk ketiga aspek yang diukur. Atau dengan
siswa masih memerlukan banyak latihan soal, kata lain, terdapat perbedaan keefektifan pende-
sehingga kemampuan komunikasi matematis katan pembelajaran (open-ended dengan prob-
siswa belum berkembang dengan baik. Siswa lem solving) ditinjau dari kemampuan penalaran,
tampaknya kesulitan mengartikulasikan alasan pemecahan masalah, dan komunikasi matematis.
dalam memahami suatu bacaan. Ketika diminta Selanjutnya, setelah diketahui bahwa ter-
mengemukakan alasan logis tentang pemaham- dapat perbedaan antara kedua pendekatan terse-
annya, siswa kadang-kadang hanya tertuju pada but, maka akan dilakukan uji hipotesis mengenai
bagian kecil dari teks dan menyatakan bahwa pendekatan mana yang lebih efektif ditinjau dari
bagian ini (permasalahan yang memuat simbol- kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan
simbol) tidak mengerti, tetapi tidak memberikan komunikasi matematis. Setelah dilakukan
alasan atas pernyataannya tersebut. Mayoritas perhitungan dengan menggunakan microsoft
dari siswa tidak menuliskan solusi masalah office excel diperoleh nilai t-Bonferroni seperti
dengan menggunakan bahasa matematis yang pada Tabel 11.
benar. Masih banyaknya siswa yang tidak menu-
liskan solusi tersebut menjadikan komunikasi Tabel 11. Hasil Uji t-Bonferroni
intrapersonal (pemrosesan simbol pesan-pesan) Aspek t-Bonferroni
dan interpersonal (proses penyampaian pesan) KP 2,528 2,187
penting dalam menginterpretasikan istilah untuk KPM 2,281 2,187
memecahkan masalah matematika. KKM 2,291 2,187
Selain sejalan dengan kajian teori, hasil
Berdasarkan Tabel 11, diperoleh infor-
penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang
masi bahwa H0 ditolak. Atau dengan kata lain,
dilakukan oleh Junaidi (2012, p.103); Zahman
pendekatan open-ended lebih efektif daripada
(2012, p.134); Al-Absi (2012, p.7); Capcaro
pendekatan problem solving terhadap materi
(2007, p.10) yang mengungkapkan bahwa
bangun ruang sisi datar ditinjau dari kemampuan
pendekatan pembelajaran (open-ended dan

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 221
Nuning Melianingsih, Sugiman

penalaran, pemecahan masalah, dan komunikasi hal ini dihubungkan dengan kajian teori yang
matematis. berkaitan dengan bagaimana cara mengembang-
Dari hasil uji t-Bonferroni terhadap aspek kan komunikasi siswa, maka alasannya adalah
kemampuan penalaran diperoleh nilai t sebesar masalah yang disajikan pada LKS pendekatan
2,528 dengan keputusan H0 ditolak. Atau open-ended adalah masalah terbuka (open-ended
dengan kata lain, pendekatan open-ended lebih problems), sehingga siswa menggunakan berba-
efektif daripada pendekatan problem solving gai cara yang berbeda dalam menemukan solusi
ditinjau dari aspek pencapaian kemampuan pe- atau strategi penyelesaian. Dalam situasi demi-
nalaran. Jika merujuk pada kajian teori, seperti kian, siswa akan memungkinkan untuk bertukar
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ke- ide dan menjelaskan ide-ide mereka sehingga
mampuan penalaran salah satunya dapat dikem- proses komunikasi akan terjadi dengan baik.
bangkan dengan pemberian soal yang mengasah Proses komunikasi juga membantu siswa me-
kemampuan siswa dalam bernalar. Pada LKS ngembangkan bahasanya sendiri untuk meng-
pendekatan open-ended menghadirkan masalah ekspresikan ide-ide matematika, dan membantu
terbuka di awal pembelajaran yang lebih mene- membangun pengertian dan keakuratan ide serta
kankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), membuatnya dapat disampaikan kepada orang
bukan menekankan dari hasil observasi. Materi lain. Hal ini juga sejalan dengan Mahmudi
matematika dipahami melalui penalaran, dan (2009, p.9) yang mengatakan bahwa peng-
penalaran dipahami dan dilatihkan melalui bel- gunaan masalah terbuka akan berpotensi baik
ajar matematika. Daya nalar siswa akan semakin terhadap peningkatan kemampuan komunikasi
terasah dengan memberikan masalah yang matematis siswa untuk mengembangkan ide-ide
terbuka dan berkaitan dengan konteks yang akan dan membangun pengetahuan matematikanya.
dipelajari pada setiap awal pembelajaran. Sema-
SIMPULAN DAN SARAN
kin banyak strategi penyelesaian dan solusi yang
diperoleh, maka semakin terasah pula kemam- Simpulan
puan penalaran siswa dalam menyelesaikan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis-
masalah. nya dapat disimpulkan bahwa: pendekatan open-
Berhubungan dengan aspek kemampuan ended pada pembelajaran matematika efektif
pemecahan masalah, pendekatan open-ended ditinjau dari pencapaian kemampuan penalaran,
pun lebih efektif dibandingkan dengan pende- pemecahan masalah, dan komunikasi matematis
katan problem solving. Hal ini terlihat dari nilai siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pandak Bantul;
t-Bonferroni untuk aspek ini adalah sebesar pendekatan problem solving pada pembelajaran
2,281 dengan kriteria keputusan H0 ditolak. Me- matematika efektif ditinjau dari pencapaian
rujuk pada kajian teori, disebutkan sebelumnya kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan
bahwa diukur melalui menuliskan unsur yang komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP
diketahui dan unsur yang ditanya, aspek meren- Negeri 1 Pandak Bantul; dan pendekatan open-
canakan pemecahan diukur melalui menuliskan ended lebih efektif dibandingkan pendekatan
teori atau metode yang dapat digunakan dalam problem solving pada pembelajaran matematika
masalah. Selain itu, masalah yang digunakan ditinjau dari pencapaian kemampuan penalaran,
dalam pendekatan open-ended memiliki banyak pemecahan masalah, dan komunikasi matematis
solusi dan jawaban sehingga kemampuan peme- siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pandak Bantul.
cahan masalah siswa semakin terlatih. Sedang-
kan pada pendekatan problem solving hanya Saran
menghadirkan soal rutin dan tidak rutin sehing- Meskipun hasil penelitian ini sudah seja-
ga kemampuan pemecahan masalahnya kurang lan dengan kajian teori dan penelitian yang
optimal dibandingkan dengan pendekatan open- relevan tetapi seperti yang sudah dijelaskan
ended. sebelumnya bahwa terdapat beberapa keterba-
Berkaitan dengan aspek komunikasi mate- tasan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan
matis, hasil uji hipotesis memperlihatkan nilai t- penelitian ini. Berdasarkan atas hal tersebut,
Bonferroni sebesar 2,291 dengan kriteria kepu- maka ada beberapa hal yang disarankan, antara
tusan H0 ditolak. Atau dengan kata lain, pende- lain: pembelajaran matematika dengan pende-
katan open-ended lebih efektif daripada pende- katan open-ended dan problem solving efektif
katan problem solving ditinjau dari aspek ditinjau dari pencapaian kemampuan penalaran,
pencapaian komunikasi matematis siswa. Jika pemecahan masalah, dan komunikasi matematis,

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 222
Nuning Melianingsih, Sugiman

sehingga disarankan agar menerapkannya dalam pringgarata lombok tengah tahun ajaran
pembelajaran matematika; pembelajaran mate- 2011/2012. Tesis Magister, tidak
matika dengan menggunakan pendekatan open- diterbitkan, Universitas Negeri
ended lebih efektif dibandingkan pendekatan Yogyakarta, Yogyakarta.
problem solving, karena itu disarankan agar para
Kemendiknas. (2006). Peraturan Menteri
guru hendaknya menerapkan pendekatan open-
Pendidikan Nasional Nomor 22, Tahun
ended untuk mencapai hasil yang optimal;
2006, tentang Standar Isi.
peneliti berikutnya disarankan agar memperluas
materi yang digunakan dalam penelitian Kemendiknas. (2013). Peraturan Menteri
sehingga memungkinkan generalisasi yang lebih Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64,
luas; penelitian dilakukan pada dua sekolah Tahun 2013, tentang Standar Isi
berbeda, misal antara sekolah negeri dan swasta Pendidikan Dasar dan Menengah.
atau antara SMP dan MTs. Kirkley, J. (2003). Principles for teaching
DAFTAR PUSTAKA problem solving. The Technical Paper,
No. 4, 1-14. Plato learning.
Al-Absi, Muhammad. (2012). The effect of
open-ended tasks-as an assessment tool- Mahmudi, A. (2009). Komunikasi dalam
on fourth graders’ mathematics Pembelajaran Matematika. Makalah
achievement, and assessing students’ termuat pada Jurnal MIPMIPA UNHALU
perspectives about it. Jordan Journal of Volume 8, Nomor 1.
Educational Sciences Vol. 9 No. 3, pp NCTM. (2000). Principles and Standards for
345-351. School Mathematics. United States:
Capcaro, M. M., Robert M. C., & Victor V. National Council of Teachers of
Cifarelli. (2007). What are students mathematics, Inc.
thinking as they solve open-ended Orlich, D. C. (2004). Teaching strategies: a
mathematics problems?. Presented at the guide to effective instruction. Belmount,
annual conference of School Science and CA: Wadsworth Cengage Learning.
Mathematics, Missoula, MT.
O’Shea, J. (2010). Teaching mathematical
CBS (Capacity Building Series). (2010). problem solving in the primary school.
Communication in the mathematics Resource & Research Guides Vol. 2 No.
classroom. Diambil tanggal 08 Juli 2013, 5. Limerick: National centre for
dari excellence in mathematics and science
http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynu and learning.
meracy/inspire/research/CBS_Communic
ation_Mathematics.pdf. Posamentier, A. S., Smith, B. S., & Stepelman,
J. (2010). Teaching secondary
Haylock, D. (2010). Mathematics explained for mathematics techniques and enrichment
primary teachers. Thousand Oaks: SAGE units (eight ed). Boston, MA: Perason
Publication. Education, Inc.
Haylock, D., & Thangata, F. (2007). Key Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang RI
concepts in teaching primary Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem
mathematics. Thousand Oaks: SAGE Pendidikan Nasional.
Publication.
Sawada, T. (1997). Developing lesson plans.
Inprasitha, M. (2006). Open-ended Approach Dalam J. P. Becker dan S. Shimada (ed).
and Teacher Education. Tsukuba Journal The Open-ended Approach: A New
of Educational Study in Mathematic. Vol. Proposal for Teaching Mathematics.
25, pp 169-177. Reston, VA: NCTM.
Junaidi. (2012). Perbandingan pembelajaran Schwanke, B. (2008). Reasoning and Proof
matematika dengan pendekatan open (RAP) Journals: I Am Here. Action
ended dan problem solving ditinjau dari Research Project Report. Lincoln:
sikap siswa terhadap proses pembelajaran Department of Mathematics University of
matematika dan kemampuan pemecahan Nebraska-Lincoln.
masalah matematika di kelas x sman 1
Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 223
Nuning Melianingsih, Sugiman

Shimada, S., & Becker, J. (1997). The psychological research. New York: John
Significance of an open-ended approach. Wiley & Sons, Inc.
Dalam J. P. Becker dan S. Shimada (ed)
Zahman, A. (2012). Keefektifan Pendekatan
The Open-ended Approach: A New
Kontekstual dan Pendekatan Pemecahan
Proposal for Teaching Mathematics.
Masalah pada Pembelajaran Matematika
Reston, VA: NCTM.
pada Pembelajaran Matematika ditinjau
Stevens, J. (2009). Applied multivariat statistic dari Pencapaian Kompetensi Dasar,
for the social sciences. London: Lawrence Kemampuan Penalaran, dan Komunikasi
Erlbaum Associates Publisher. Matematika. Tesis, Yogyakarta: Program
Pascasarjana, Universitas Negeri
Tatsuoka, M. M. (1971). Multivariate analysis:
Yogyakarta.
Techniques for educational and

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503

Anda mungkin juga menyukai