Anda di halaman 1dari 9

PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika

Volume 8 – Nomor 1, Juni 2013, (92-100)


Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras

Model PBL dan Cooperative Learning Tipe TAI Ditinjau dari Aspek Kemampuan
Berpikir Reflektif dan Pemecahan Masalah Matematis

Nurma Angkotasan
Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Khairun Ternate. Jalan
Bandara Babullah Akehuda, Ternate Utara, Indonesia. Email: angkotasannurma@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) keefektifan, dan (2) perbandingan
keefektifan pembelajaran matematika dengan model problem-based learning dan keefektifan model
cooperative learning tipe TAI ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif matematis dan kemampuan
pemecahan masalah matematis pada siswa SMA Negeri 4 dan 5 Kota Ternate.Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu, yang terdiri atas dua kelompok eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA di SMA N 4 dan 5 Kota Ternate. Dipilih secara acak
satu kelas dari lima kelas pada masing-masing sekolah untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk
mengetahui kesamaan rerata vektor kelompok model problem based learning dan cooperative
learning tipe TAI digunakan uji manova. Setelah itu dilakukan uji statistic one sample t-test untuk
masing-masing vektor. Selanjutnya dilakukan uji Mancova untuk mengetahui perbedaan keefektifan
antara kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) model problem-based learning dan
model cooperative learning tipe TAI efektif ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif matematis dan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, (2) tidak terdapat perbedaan keefektifan antara
model problem-based learning dengan co-operative learning tipe TAI ditinjau dari kemampuan
berpikir reflektif matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematis.
Kata Kunci: problem-based learning, cooperative learning tipe TAI, kemampuan berpikir reflektif
matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis.

PBL and TAI Type Cooperative Learning Model in Terms of Reflective Thinking and
Mathematic Problem Solving Abilities

Abstract
This study aims to describe: (1) the effectiveness and (2) the comparison of the effectiveness of
mathematics instruction through the problem-based learning model and TAI type cooperative learning
in terms of mathematical and reflective thinking and mathematics problem solving abilities of the
students of SMA Negeri 4 and 5 Ternate City. This study was a quasi-experimental research and used
two experimental groups.the research population copmprised all grade XII IPA students of SMA
Negeri 4 and 5 Ternate City. To know the mean vector similarity the group problem based learning
model and TAI type cooperative learning modelused manova test. After that, done statistical tests one
sample t-test for each vector. Then mancova testing was carried out to reveal the difference of the
effectiveness between the two groups. The results of the study show that: (1) the problem based
learning model and TAI type cooperative learning model are effective in terms of the mathematic
reflective thinking abilities and mathematic problem solving abilities of the students, and (2) there is
not difference in the effectivness of the problem-based learning model and TAI type cooperative
learning model in terms of students mathematic reflective thinking abilities and mathematics problem
solving abilities.
Keywords: problem based learning model, TAI type cooperative learning, reflective thinking
mathematics abilities, mathematics problem solving abilities.

How to Cite Item: Angkotasan, N. (2013). Model PBL dan cooperative learning tipe TAI ditinjau dari aspek
kemampuan berpikir reflektif dan pemecahan masalah matematis. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan
Matematika, 8(1), 92-100. Retrieved fromhttp://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/view/8497

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 93
Nurma Angkotasan

siswa untuk menyelesaikan masalah matematika


PENDAHULUAN
berkaitan dengan kemampuan mengingat,
Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengenali hubungan antar konsep, menyadari
mengembangkan potensi siswa agar memiliki adanya hubungan sebab akibat, analog atau
kecerdasan, berakhlak mulia serta memiliki perbedaan. Dengan demikian siswa dapat
keterampilan yang diperlukan sebagai anggota melakukan kegiatan berpikir, khususnya berpikir
masyarakat dan warga negara. Salah satu cara reflektif. Berpikir reflektif merupakan suatu
yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan proses yang membutuhkan keterampilan yang
pendidikan tersebut adalah reformasi dalam secara mental memberi pengalaman dalam me-
pembelajaran matematika yang telah dicantum- mecahkan masalah, mengidentifikasi apa yang
kan dalam Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum sudah diketahui, memodifikasi pemahaman
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasar- dalam rangka memecahkan masalah, dan mene-
kan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang rapkan hasil yang diperoleh dalam situasi yang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 36 ayat lain. Dewey (Fisher, 2001, p.2) mengemukakan
1 dan 2 dijelaskan bahwa: (1) pengembangan bahwa berpikir reflektif merupakan pertimbang-
kurikulum mengacu pada standar Nasional an yang cermat secara terus menerus dan aktif
Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidik- dari suatu keyakinan atau suatu bentuk penge-
an Nasional; (20 kurikulum pada semua jenjang tahuan mengingat alasan-alasan yang mendu-
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan kungnya dan membuat kesimpulan-kesimpulan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan lebih lanjut sesuai kecenderungannya.
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Berkaitan dengan kemampuan berpikir
KTSP merupakan strategi pengembangan reflektif dan pemecahan masalah matematis,
kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang dalam lampiran Peraturan Menteri No. 22 tahun
efektif, produktif dan berprestasi. KTSP disebut 2006 tentang Standar Isi yang menjelaskan
sebagai paradigma baru pengembangan kuriku- bahwa pelajaran matematika di sekolah mene-
lum yang memberikan otonomi luas pada setiap ngah bertujuan untuk: (1) memahami konsep
satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat da- matematika, menjelaskan keterkaitan antar kon-
lam rangka mengefektifkan proses pembelajaran sep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
di sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
tidak terlepas dari kemampuan guru mengem- pemecahan masalah. (2) menggunakan penalar-
bangkan model-model pembelajaran yang ber- an pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
orientasi pada peningkatan intensitas keterlibat- matematika dalam membuat generalisasi, me-
an siswa secara efektif di dalam proses pembel- nyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
ajaran. Pengembangan model pembelajaran pernyataan matematika. (3) memecahkan masa-
yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk men- lah yang meliputi kemampuan memahami
ciptakan kondisi pembelajaran yang memung- masalah, merancang model matematika, menye-
kinkan siswa dapat belajar secara aktif dan lesaikan model dan menafsirkan solusi yang
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih diperoleh. (4) mengkomunikasikan gagasan de-
hasil belajar dan prestasi yang optimal. ngan simbol, tabel, diagram, atau media lain
Salah satu masalah yang dihadapi dunia untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5)
pendidikan adalah lemahnya proses pembel- memiliki sikap menghargai kegunaan mate-
ajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang matika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
didorong untuk mengembangkan kemampuan ingin tahu, perhatian dan minat dalam mem-
berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas pelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diarahkan kepada kemampuan anak untuk diri dalam pemecahan masalah.
menghafal informasi, anak dipaksa untuk Kemampuan pemecahan masalah mate-
mengingat dan menimbun berbagai informasi matis amat penting karena pemecahan masalah
yang diingatnya itu untuk menghubungkannya merupakan tujuan umum pengajaran matematika
dengan kehidupan sehari-hari. Menurut bahkan menurut Branca (Sugiman & Kusumah,
Djamarah (2008, p44), berpikir adalah termasuk 2010, p.44) menginterpretasikan pemecahan
aktivitas belajar. Dengan berpikir orang mem- masalah (problem solving) dalam tiga hal, yaitu:
peroleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang pemecahan masalah dipandang sebagai tujuan (a
menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu, agoal), proses (a process), dan keterampilan
karena berpikir dari taraf yang rendah sampai dasar (a basic skill). Pemecahan masalah dalam
taraf yang tinggi. Proses berpikir yang dijalani pembelajaran matematika dapat ditafsirkan

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 94
Nurma Angkotasan

sebagai: tujuan pembelajaran matematika yang Model pembelajaran kooperatif terdiri


menyangkut alasan mengapa matematika dari beberapa tipe yakni tipe jigsaw, STAD
diajarkan, proses menerapkan pengetahuan yang (Student Teams-Achievement Divisons), TGT
telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru (Team Game Turnament), GI (Group Investi-
dan tidak dikenal, dan keterampilan dasar yaitu: gation), NHT (Numbered Heads Together), dan
keterampilan minimal pada evaluasi. Dengan TAI (Team Assisted Individualization). Salah
demikian pemecahan masalah bukanlah sekedar satu tipe yang dipilih sebagai objek kajian dalam
tujuan dari belajar matematika tetapi juga meru- penelitian ini adalah TAI (Team Assisted
pakan alat utama untuk melakukan atau bekerja Individualization). Model cooperative learning
dalam matematika. tipe TAI dipilih dalam penelitian ini karena tipe
Dalam proses pemecahan masalah yang TAI mengkombinasikan keunggulan pembel-
disajikan, siswa tidak hanya terpaku di ruang ajaran kooperatif dan pembelajaran individual.
kelas, di depan buku catatan, tetapi siswa Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan
dimungkinkan untuk mencari sumber belajar di belajar siswa secara individual. Ciri khas pada
luar kelas dan membawa masalah tersebut tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual
hingga ke lingkungan masyarakat. Sebagaimana belajar materi pembelajaran yang sudah diper-
diungkapkan oleh Uden dan Beaumont (2006, siapkan oleh guru. Hasil belajar individual di
p.35) bahwa siswa dalam pembelajaran dengan bawah ke kelompok-kelompok untuk didiskusi-
belajar berbasis masalah dimungkinkan untuk kan dan saling dibahas oleh anggota kelompok,
mencari pemecahan suatu masalah sampai di dan semua anggota kelompok bertanggung ja-
luar lingkungan sekolah, mengidentifikasi apa wab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung
yang telah mereka pelajari dan bagaimana mere- jawab bersama. Widdiharto (2004, p.19) menge-
ka dapat belajar dengan baik untuk memecahkan mukakan bahwa model cooperative learning
masalah yang diberikan. Siswa perlu tahu tipe TAI merupakan model kelompok heterogen.
bagaimana mengidentifikasi informasi penting Setiap siswa belajar pada aspek khusus
yang mereka butuhkan untuk belajar, dimana pembelajaran secara individual dan semua
mendapatkan informasi itu, dan bagaimana anggota kelompok bertanggung jawab bersama.
menggunakan informasi tersebut untuk meme- Diskusi terjadi saat saling mempertanyakan
cahkan masalah. Dalam hal ini siswa benar-be- jawaban dari masalah yang dikerjakan.
nar dilatih untuk mandiri. Mereka mengidentifi- Pembelajaran dengan belajar berbasis
kasi diri sendiri seberapa paham mereka pada kooperatif (cooperative learning) tipe TAI diya-
masalah tersebut, apa yang harus mereka ketahui kini sebagai praktik pedagogis untuk mening-
agar dapat memecahkan masalah tersebut, me- katkan proses pembelajaran, gaya berpikir ting-
tode apa yang akan mereka gunakan, dan bagai- kat tinggi, perilaku sosial, sekaligus kepedulian
mana strategi memecahkan masalah tersebut. terhadap siswa-siswa yang memiliki latar bela-
Peran guru di sini hanya mengontrol dan me- kang kemampuan, penyesuaian dan kemampuan
mastikan siswa telah bekerja sesuai yang memenuhi tujuan yang berbeda-beda. Pembel-
dikehendaki, dan hanya membantu bila benar- ajaran dengan belajar berbasis kooperatif meru-
benar diperlukan. pakan strategi belajar melalui penempatan anak
Model pembelajaran dengan belajar ber- didik belajar dalam kelompok kecil yang memi-
basis masalah dapat melatih siswa untuk me- liki tingkat kemampuan yang berbeda. Pembel-
ningkatkan kemampuannya dalam pemecahan ajaran dengan belajar berbasis kooperatif mem-
masalah. Arends (2009, p.398) menyatakan bentuk adanya saling ketergantungan positif di
bahwa belajar berbasis masalah membantu siswa antara anak didik untuk mencapai tujuan
mengembangkan keterampilan berpikir dan pembelajaran. Setiap anak didik punya kesem-
keterampilan pemecahan masalah, mempelajari patan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar
peran-peran orang dewasa, dan menjadi pelajar berpusat pada anak didik dalam bentuk diskusi,
yang mandiri. Dalam hal ini belajar berbasis mengerjakan tugas bersama, saling membantu
masalah membantu siswa untuk memproses dan saling mendukung dalam memecahkan
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan masalah. Pembelajaran dengan belajar berbasis
menyusun pengetahuan mereka sendiri. Selain kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat
itu siswa juga dilatih untuk menjadi dewasa dan bekerja sama dalam kelompok.
menjadi pembelajar yang mandiri dalam Menurut Ashari, wakil dari Himpunan
kehidupannya kelak. Matematikawan Indonesia (HMI atau IndoMS),
karakteristik pembelajaran matematika saat ini

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 95
Nurma Angkotasan

lebih mengacu pada tujuan jangka pendek (lulus an berpikir reflektif matematis dan kemampuan
ujian sekolah, kabupaten/kota, atau nasional), pemecahan masalah matematis. Selain itu, perlu
materi kurang membumi, lebih fokus pada juga diketahui bagaimana keefektifitan pembel-
kemampuan prosedural, komunikasi satu arah, ajaran matematika dengan model problem based
pengaturan ruang kelas monoton, low-order learning dan model cooperative learning tipe
thinking skills, bergantung kepada buku paket, TAI ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif
lebih dominan soal rutin, dan pertanyaan tingkat matematis dan kemampuan pemecahan masalah
rendah (Shadiq, 2007, p.2). Pembelajaran seperti matematis? oleh karena itu diperlukan suatu
ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan kajian untuk mengetahui keefektifan pembel-
untuk memahami materi pelajaran matematika ajaran matematika dengan model problem based
yang abstrak. Dalam hal ini Muijs & Reynolds learning dengan model cooperative learning
(2005, p.218) mengemukakan bahwa kesulitan tipe TAI dan bagaimana keefektifan pembel-
spesifik pengetahuan matematika bagi murid ajaran matematika dengan model problem based
terletak pada sifat abstraknya. Murid sering learning dan model cooperative learning tipe
merasa kesulitan untuk mengaitkan matematika TAI ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif
dengan berbagai situasi real, dan juga meng- matematis dan kemampuan pemecahan masalah
alami kesulitan dalam menghubungkan antara matematis.
pengetahuan matematika yang sudah dimiliki Penelitian ini bertujuan untuk mendes-
sebelumnya dan apa yang dipelajari di sekolah. kripsikan keefektifan pembelajaran dengan
Sejalan dengan pendapat di atas, Suryanto model problem-based learning ditinjau dari
(2000, p.109) menjelaskan bahwa salah satu pe- kemampuan berpikir reflektif matematis dan ke-
nyebab kesulitan siswa dalam belajar matema- mampuan pemecahan masalah dan mendeskrip-
tika adalah sifat objek matematika yang abstrak. sikan pembelajaran matematika manakah yang
Objek matematika yang abstrak artinya objek lebih efektif antara model problem-based learn-
matematika berada dalam alam pikiran manusia, ing dengan model cooperative learning tipe TAI
sedangkan konkritnya dengan menggunakan ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif
benda yang berada di sekitar kita. Sifat abstrak matematis dan pemecahan masalah matematis.
ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan da-
METODE
lam belajar matematika. Oleh karena itu seorang
guru matematika pada waktu membelajarkan Jenis Penelitian
matematika di kelas guru harus berusaha Jenis penelitian ini adalah eksperimen
mengurangi sifat abstrak dari objek matematika. semu (quasi experimental). Metode eksperimen
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa semu pada dasarnya sama dengan eksperimen
dalam menangkap pelajaran di sekolah. Dengan murni, bedanya adalah dalam pengontrolan
kata lain seorang guru matematika dengan mem- variabel. Penelitian eksperimen semu dalam
pertimbangkan berpikir siswanya harus meng- penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
usahakan agar fakta, konsep, operasi ataupun membandingkan keefektifan model pembelajar-
prinsip dalam matematika terlihat konkret. an problem based learning dengan cooperative
Mengkonkritkan objek matematika merupakan learning tipe TAI ditinjau dari kemampuan
tugas penting dan berat bagi seorang guru berpikir reflektif matematis dan kemampuan
matematika, oleh karenanya seorang guru pemecahan masalah matematis.
matematika dituntut untuk melakukan usaha
yang kreatif agar dapat mengkonkritkan objek Tempat dan Waktu Penelitian
matematika yang abstrak tersebut hingga mudah Penelitian ini dilaksanakan di SMA Ne-
ditangkap atau dipahami oleh siswa. Salah satu geri 4 dan 5 Kota Ternate pada semester ganjil
tujuan mempelajari matematika dalam kuriku- tahun 2012/2013, pada bulan September sampai
lum 2006 adalah agar peserta didik memahami dengan November 2012.
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau Subjek Penelitian
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat Populasi penelitian adalah seluruh siswa
dalam pemecahan masalah. kelas XII SMA Negeri 4 dan 5 Kota Ternate,
Merupakan sesuatu yang menarik untuk semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Jum-
mengetahui perbandingan keefektifan model lah siswa kelas XII SMA Negeri 4 dan 5 Kota
problem based learning dengan model coope- Ternate masing-masing adalah 225 dan 160
rative learning tipe TAI ditinjau dari kemampu-

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 96
Nurma Angkotasan

siswa yang tersebar dalam 7 dan 5 rombongan yang harus dipenuhi dalam uji manova (Steven,
belajar belajar (kelas) paralel. 2002, p.257) (1) Observasi-observasi berasal
Sesuai dengan rancangan penelitian, dari populasi yang berdistribusi normal, (2)
peneliti memilih secara acak satu kelas dari Matriks varians kovarians homogen. Untuk uji
tujuh Kelas XII yang ada di SMA Negeri 4 Kota Mancova asumsi yang harus dipenuhi adalah (1)
Ternate dan satu kelas dari lima Kelas XII yang Observasi-observasi berasal dari populasi yang
ada di SMA Negeri 5 Kota Ternate untuk dijadi- berdistribusi normal multivariat, (2) Matriks
kan sampel penelitian yang diberi perlakuan. varians kovarians homogen (Steven, 2002,
Dari dua kelas yang terpilih sebagai sampel, di- p.257) ditambah dengan asumsi bahwa (3) terda-
undi lagi secara acak untuk menentukan kelas pat hubungan linear antara variabel dependen
yang diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan kovariat, dan (4) homogenitas regresi
dengan model problem-based learning dan kelas hyperplanes (Steven, 2002, p.354).
yang diberi perlakuan pembelajaran dengan Uji Mancova bertujuan untuk mengetahui
model cooperative learning tipe TAI. Dengan ada tidaknya perbedaan model problem based
demikian sampel dari penelitian ini adalah 36 learning dan model cooperative learning tipe
siswa kelas XII SMA Negeri 4 Kota Ternate dan TAI pada aspek kemampuan berpikir reflektif
31 siswa kelas XII SMA Negeri 5 Kota Ternate. dan pemecahan masalah matematis siswa. Uji
mancova menggunakan statistik Wilks Lambda
Prosedur
dengan mentransformasikan nilai distribusi F
Langkah-langkah yang dilakukan dalam dengan formula :
penelitan eksperimen berupa: (1) mengambil
secara acak dua kelompok dari kelompok belajar (Huberty & Olejnik,
(kelas) yang ada; (2) memberikan tes awal (pre- 2006, p.173)
test) dan pada kedua kelompok; (3) memberikan Dimana :
perlakuan dengan menerapkan model problem-
based learning dan cooperative learning tipe
TAI pada masing-masing kelompok; (4) mem-
berikan tes akhir (posttest) pada kedua kelom-
pok. Rancangan eksperimen yang digunakan
adalah pretest-posttest, non-equivalent group
design. C = banyak kovariat
J = banyak kelompok
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
v1 = p (dfh)dan
Data
adalah derajat kebebasan.
Data dalam penelitian ini adalah data hasil
tes kemampuan berpikir reflketif matematis dan HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan pemecahan masalah matematis. Hasil Penelitian
Data dikumpulkan dengan teknik pretest dan
postestt. Tujuan pretest adalah untuk Hasil tes kemampuan berpikir reflektif
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum matematis terdiri atas data tes awal dan tes
diberikan per-lakuan. Tujuan postestt adalah akhir. Tes awal diberikan kepada kedua kelom-
untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif pok sebelum diberikan perlakuan. Tes awal ber-
matematis dan pemecahan masalah matematis tujuan untuk mengetahui kemampuan awal sis-
siswa setelah diberi perlakuan. Instrumen yang wa yang berkaitan dengan kemampuan berpikir
digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen reflektif matematis pada materi prasyarat,
tes berbentuk uraian untuk mengukur sedangkan tes akhir diberikan kepada kedua
kemampuan kemampuan berpikir reflektif kelompok setelah diberikan perlakuan. Berikut
matematis dan pemecahan masalah matematis. disajikan deskripsi data hasil tes kedua variabel
dari kedua pembelajaran tersebut dalam bentuk
Teknik Analisa Data Tabel 2.
Data hasil tes kemampuan berpikir reflek-
tif matematis dan kemampuan pemecahan masa-
lah matematis matematis dianalisis dengan Ma-
nova, one sample t-test, dan mancova. Asumsi

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 97
Nurma Angkotasan

Tabel 2. Deskripsi Data Pretes dan Postest Tabel 3. Hasil Uji One Sample T-test Kelompok
Problem Based Learning dan Cooperative
Deskripsi
Simpangan
Learning Tipe TAI
Variabel Kondisi Rata-rata
Baku Kel variabel df thit ttab
PBL TAI PBL TAI KBRM 30 4,66 2,02
Pretes 55,79 45,59 20,5 19,15 PBL
KBRM KPMM 30 7,47 2,02
Postest 82,16 79,58 7,96 6,67 KBRM 35 3,76 2,03
Pretes 70,28 75,00 27,8 9,58 TAI
KPMM KPMM 35 7,41 2,03
Postest 82,95 81,94 6,30 6,03
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
Berdasarkan hasil deskripsi pada Tabel 2, bahwa model problem-based learning ditinjau
menunjukkan bahwa rata-rata hasil pretes dari kemampuan berpikir reflektif matematis
kemampuan berpikir reflektif matematis siswa (KBRM) dan kemampuan pemecahan masalah
pada kedua kelompok berbeda. Rata-rata pretes matematis (KPMM) memiliki nilai thitung
pada kelompok problem-based learning sebesar masing-masing 4,666 dan 7,474 lebih besar dari
70,28 memiliki kriteria tinggi. Kelompok coope- (t0,05,35) yaitu 2,026, sehingga dapat disimpulkan
rative learning tipe TAI memiliki rata-rata pretes bahwa pembelajaran dengan model problem
sebesar 45,59 dengan kriteria sedang. Pada post- based learning efektif ditinjau dari kemampuan
test kriteria kemampuan berpikir reflektif mate- berpikir reflektif matematis dan kemampuan
matis pada kedua kelompok meningkat yaitu pemecahan masalah matematis (KPMM). Model
pada kelompok problem-based learning memi- cooperative learning tipe TAI ditinjau dari ke-
liki kriteria sangat tinggi dengan rata-rata mampuan berpikir reflektif matematis (KBRM)
sebesar 82,16, sedangkan pada kelompok coope- dan kemampuan pemecahan masalah matematis
rative learning tipe TAI memiliki kriteria sangat (KPMM) memiliki nilai thitung masing-masing
tinggi dengan rata-ratanya sebesar 79,58.Untuk 3,765 dan 7,413 lebih besar dari (t0,05,35) yaitu
kemampuan pemecahan masalah matematis 2,030, sehingga dapat disimpulkan bahwa
siswa pada kedua kelompok berbeda. Rata-rata pembelajaran dengan model cooperative learn-
pretes pada kelompok problem-based learning ing tipe TAI efektif ditinjau dari kemampuan
sebesar 70,28 memiliki kriteria tinggi. Kelom- berpikir reflektif matematis dan kemampuan
pok cooperative learning tipe TAI memiliki rata- pemecahan masalah matematis.
rata pretest sebesar 75,00 dengan kriteria tinggi Setelah one sample t-test dilakukan dan
juga. Pada postest kriteria kemampuan berpikir hasilnya signifikan, selanjutnya dilakukan uji
reflektif matematis pada kedua kelompok Mancova. Sebelum melakukan uji mancova
meningkat dan nilainya hampir sama yaitu pada terlebih dahulu dilakukan uji asumsi mancova.
kelompok problem-based learning dan kelom- Untuk asumsi normalitas multivariat data pada
pok cooperative learning tipe TAI memiliki kelompok problem-based learning ditinjau dari
kriteria sangat tinggi dengan rata-rata masing- variabel kemampuan berpikir reflektif matema-
masing sebesar 82,95 dan 81,94. tis dan kemampuan pemecahan masalah mate-
Sebelum melakukan analisis untuk uji ke- matis. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
efektifan model problem based learning diban- bantuan SPSS 16.0 for windows diperoleh nilai F
dingkan dengan cooperative learning tipe TAI, = 0.448a, p-value 0,986 dan nilai signifikan
dilakukan uji keefektifan model problem based 0,641 sehingga > 0,05. Ini berarti Ho diterima
learning dan cooperative learning tipe TAI sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat per-
dengan one sample t-test. Uji keefektifan ini bedaan keefektifan kemampuan berpikir reflek-
berbertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya tif dan kemampuan pemecahan masalah mate-
pembelajaran dengan model problem based matis siswa kelompok problem-based learning
learning dan model cooperative learning tipe dengan kemampuan berpikir reflektif matematis
TAI ditinjau dari masing-masing aspek yaitu dan kemampuan pemecahan masalah matematis
kemampuan berpikir reflektif matematis dan siswa kelompok cooperative learning tipe TAI.
kemampuan pemecahan masalah matematis.
One sample t-test dilakukan dengan ban- Pembahasan
tuan software SPSS 16.0 for windows dengan Hasil one sample t test dalam penelitian
taraf signifikansi α= 0.05. Hasil uji One sample ini menunjukkan bahwa model problem-based
t-test disajikan pada Tabel 3 berikut. learning dan model cooperative learning tipe
TAI efektif pada kemampuan berpikir reflektif

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 98
Nurma Angkotasan

matematis dan kemampuan pemecahan masalah ide-ide dan pengetahuan yang dimiliki terkait
matematis. Keefektifan kedua model ini mem- dengan masalah, siswa mengajukan pertanyaan
berikan pengaruh yang efektif dalam meningkat- atau isu-isu yang terkait dengan masalah. Siswa
kan kemampuan berpikir reflektif matematis dan diberi kesempatan untuk menanyakan kesulitan
kemampuan pemecahan masalah matematis. yang dialami. Guru berkeliling memperhatikan
Model problem-based learning efektif jalannya diskusi. Apabila diperlukan guru seba-
ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif mate- gai fasilitator dapat memberikan petunjuk. Da-
matis dan kemampuan pemecahan masalah lam diskusi kelas, isu-isu dibahas bersama, dan
matematis sejalan dengan kajian teori dan hasil siswa mengintegrasikan pengetahun baru ke da-
penelitian. Menurut Arends (2008, p.43) menya- lam konteks masalah. Guru juga mengingatkan
takan bahwa pembelajaran dengan model prob- siswa untuk melakukan refleksi terhadap apa
lem-based learning membantu siswa mengem- yang telah di capai. Apabila waktu memungkin-
bangkan keterampilan berpikir dan keterampilan kan, presentasi dari beberapa kelompok dilaku-
problem solving, mempelajari peran orang kan disertai tanya jawab.
dewasa, dan menjadi pelajar yang mandiri. Pada pembelajaran dengan model prob-
Model cooperative learning tipe TAI lem-based learning siswa diperkenalkan dengan
efektif ditinjau dari kemampuan berpikir reflek- masalah autentik sehingga siswa dibantu untuk
tif matematis dan kemampuan pemecahan melakukan investigasi. Proses investigasi yang
masalah matematika sejalan dengan kajian teori melibatkan siswa secara langsung memungkin-
dan hasil penelitian, menurut Slavin (1995, p.5) kan siswa untuk mengidentifikasi masalah, me-
pembelajaran kooperatif yaitu siswa belajar ber- mahami masalah, dan menyelesaikannya sehing-
sama, saling menyumbang pemikiran dan ber- ga pada akhirnya memperoleh pengetahuan ba-
tanggung jawab terhadap pencapaian hasil bel- ru. Hmelo dan Silver (2004, p.235) mengatakan
ajar secara individu maupun dalam kelompok. bahwa problem-based learning merupakan suatu
Roger (Kessler, 1992, p.8) mengemukakan bah- metode pembelajaran yang memfasilitasi siswa
wa pembelajaran kooperatif merupakan kelom- belajar melalui pemecahan masalah yang men-
pok kegiatan belajar yang terorganisasi sehingga jadi inti pembelajaran. Masalah yang diajukan
pembelajaran tergantung pada struktur sosial dalam problem-based learning bersifat komplek
dan pertukaran informasi antara pelajar dalam dan tidak hanya memiliki satu jawaban benar.
kelompok di mana setiap pelajar bertanggung Siswa-siswa bekerja dalam kelompok kolabo-
jawab untuk belajar sendiri dan termotivasi ratif untuk mengidentifikasi apa yang mereka
untuk meningkatkan pembelajaran lainnya. perlukan untuk menyelesaikan masalah, melibat-
Berdasarkan uji mancova (Multivariate kan siswa dalam kemandirian belajar, menerap-
Analysis of Covarians), diperoleh signifikansi kan pengetahuan yang mereka miliki pada
Wilk’s Lamda lebih dari 0,05 yakni 0,986 yang masalah, merefleksi apa yang mereka pelajari
berarti bahwa tidak terdapat perbedaan keefek- dan seberapa efektif strategi yang digunakan.
tifan kemampuan berpikir reflektif matematis Pembelajaran dengan model problem-
dan kemampuan pemecahan masalah matematis based learning tidak berbeda dengan model
siswa kelompok model problem-based learning cooperative learning tipe TAI ditinjau dari aspek
dengan kelompok cooperative learning tipe TAI. kemampuan berpikir reflektif dan kemampuan
Hal tersebut berbeda dengan apa yang dihipo- pemecahan masalah matematis karena dalam
tesiskan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran siswa dituntut untuk mengidenti-
problem-based learning lebih efektif dibanding fikasi apa yang dihadapi, menerapkan pengeta-
dengan model co-operative learning tipe TAI huan matematis yang dimiliki dalam situasi-
ditinjau dari aspek kemampuan berpikir reflektif situasi yang lain, memodifikasi pemahaman ber-
matematis dan kemampuan pemecahan masalah dasarkan informasi dan pengalaman-pengalaman
matematis siswa. baru yang meliputi menghubungkan pengetahu-
Berdasarkan karakteristik kedua pembel- an baru dengan pemahaman terdahulu, meng-
ajaran tersebut merupakan suatu hal yang wajar identifikasi bahasa yang rancu dan samar-samar,
jika tidak terdapat perbedaan hasil kemampuan memformulasikan proses penyelesaian, mengap-
yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembel- likasi prinsip-prinsip, dan mengevaluasi proses
ajaran. Model problem-based learning meng- penyelesaian. Hasil penelitian ini sejalan dengan
awali kegiatannya dengan penyajian masalah teori dari Kyeong Ha (2003, p.1) bahwa pembel-
kontekstual kepada siswa. Kemudian didiskusi- ajaran dengan belajar berbasis masalah adalah
kan secara berkelompok, siswa mengorganisasi strategi di kelas yang mengatur pembelajaran

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 99
Nurma Angkotasan

matematika di sekitar kegiatan pemecahan ma- dengan model problem-based learning dan
salah dan memberikan kepada para siswa ke- model co-operative learning tipe TAI.
sempatan untuk berpikir secara kritis, meng-
Saran
ajukan ide kreatif mereka sendiri, dan meng-
komunikasikan dengan temannya secara Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh
matematis. serta memperhatikan keterbatasan penelitian,
Model cooperative learning tipe TAI juga saran yang dapat disampaikan adalah sebagai
mendorong siswa untuk belajar menurut berikut: (1) Disarankan pada guru matematika
kemampuan masing-masing. Hasil pemikiran agar menggunakan model pembelajaran yang
masing-masing siswa kemudian didiskusikan berpusat pada siswa yang memungkinkan siswa
dengan teman satu kelompok. Dalam berdiskusi untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan kelompok inilah siswa belajar mengem- matematika. Oleh karena itu, disarankan kepada
bangkan kemampuan pemecahan masalahnya Dinas Pendidikan Kota Ternate untuk meng-
dengan cara memberikan alasan, penjelasan, implementasikan pembelajaran matematika yang
keterangan atau pendapatnya sehingga dapat berpusat pada siswa khususnya model problem-
meningkatkan suatu keterampilan proses seperti based learning dan cooperative learning tipe
kemampuan siswa menyampaikan laporan, TAI melalui MGMP Matematika, (2) Disarankan
gagasan atau ide, baik secara lisan maupun pada guru matematika agar menggunakan model
tulisan, dan menyajikan hasil. problem-based learning dan co-operative learn-
Pada dasarnya antara model problem- ing tipe TAI dalam pembelajaran matematika
based learning dan model cooperative learning selain materi program linier. Oleh karena itu,
tipe TAI adalah dua pembelajaran yang hampir pembelajara dengan model problem-based
sama. Kedua pembelajaran ini sama-sama dice- learning dan cooperative learning tipe TAI
tuskan oleh John Dewey, yang selama proses hendaknya diterapkan pada materi matematika
pembelajaran siswa menyelesaikan masalah lainnya pada semua materi matematika di SMA.
dengan melakukan investigasi atau penyelidik-
DAFTAR PUSTAKA
an, membuat laporan akhir dan mempresentasi-
an laporan akhir di depan kelas. Hal inilah yang Arends, R. I. (2009). Classroom instructionand
menyebabkan pembelajaran matematika dengan management. New York: Mc Graw-Hill
model problem-based learning tidak berbeda Companies. Inc.
dengan model cooperative learning tipe TAI Depdiknas .(2003). Undang-undang RI Nomor
pada aspek kemampuan berpikir reflektif mate- 20 Tahun 2003, tentang Sistem
matis dan kemampuan pemecahan masalah Pendidikan Nasional.
matematis. Depdiknas. (2006). Peraturan menteri
SIMPULAN DAN SARAN pendidikan nasional Nomor 22 tahun
2006,tentang Standar Isi.
Simpulan
Djamarah, S. B (2008) Psikologi belajar.
Berdasarkan hasil analisis data dan pem- Jakarta: Rineka Cipta.
bahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan Duch, B.J., Groh, S.E., & Allen, D.E. (2001).
sebagai berikut: (1) Pembelajaran matematika The power of problem-based learning: A
dengan model problem-based learning efektif practical “how to” for teaching
ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif undergraduate courses in any discipline.
matematis dan kemampuan pemecahan masalah Sterling: Stylus publishing.
matematis pada siswa SMA Negeri 5 Kota
Ternate, (2) Pembelajaran matematika dengan Fisher, A. (2001). Critical thinking an
model co-operative learning tipe TAI efektif introduction. Cambridge: press syndicate
ditinjau dari kemampuan berpikir reflektif of the university Cambridge.
matematis dan kemampuan pemecahan masalah Hmelo & Silver, C. E. (2004). Problem-based
matematis pada siswa SMA Negeri 5 Kota learning: What and how do students learn.
Ternate, (3) Tidak terdapat perbedaan keefek- Educational Psychology Review, 16(3),
tifan secara signifikan pada kemampuan berpikir 235-266.
reflektif matematis dan kemampuan pemecahan Huberty, C. J & Olejnick, S. (2006). Applied
masalah matematis antara siswa yang diajarkan manova and discriminant analysis.

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538


Pythagoras, 8 (1), Juni 2013 - 100
Nurma Angkotasan

Georgia: A John Willey & Sons. Inc. Stevens, J. (2002). Applied multivariate
publicationons. statistics for the social sciences. Fourth
Muijs, D. & Reynolds, D. (2005). Effective edition. London: Lawrence Erlbaum
teaching: evidence and practice. Second Associates Publishers.
edition. London: Sage Publications. Sugiman & Kusumah (2010), Dampak
Roger.E., & Kagan. S. (1992). About pendidikan matematika realistik indonesia
cooperative learning. dalam Kessler. C terhadap peningkatan kemampuan
Cooperative language learning: A pemecahan masalah siswa SMP. Journal
teacher’s resource book. Englewood, NJ: on mathematics education, volume 1
Englewood Cliffs. No.1, 41-51.
Shadiq, F. (2007). Laporan hasil seminar dan Suryanto. (2000). Pendidikan matematika
lokakarya pembelajaran matematika realistik: Suatu inovasi pembelajaran
dengan tema “Inovasi Pembelajaran matematika. Cakrawala Pendidikan, XIX
Matematika dalam Rangka Menyongsong 3, 109-116.
Sertifikasi Guru dan Persaingan Global”, Uden, L., & Beaumont, C. (2006). Technology
yang dilaksanakan pada tanggal 15 – 16 and problem-based. Hershey, P.A: Idea
Maret 2007 di P4TK (PPPG) Matematika Group.
Yogyakarta. Widdiharto, R. (2004). Model-model pembel-
Slavin, R. E. (1995). Cooperative learning: ajaran matematika di SMP. Yogyakarta.
theory, research, practice. Boston: Allyn
and Bacon.

Copyright © 2013, Pythagoras, ISSN: 1978-4538

Anda mungkin juga menyukai