Anda di halaman 1dari 6

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING


PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 16 YOGYAKARTA

Windri Suci Setiawati


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
windrisuci@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan


masalah pada pokok bahasan prisma dan limas melalui model pembelajaran
kooperatif tipe mind mapping pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 16
Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah siswa siswa kelas VIII E SMP Negeri 16 Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 dan objek penelitian adalah meningkatkan kemampuan memecahkan
pemecahan masalah. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti
dan guru matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes
pemecahan masalah, angket respon siswa, dan dokumentasi. Teknik analisis data
dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data baik secara deskriptif
kualitatif maupun deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII E
SMP Negeri 16 Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa dari nilai pra siklus 51,35 (kriteria cukup)
menjadi 72,63 (kriteria cukup) pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 85,95 (kriteria tinggi). Ketuntasan belajar siswa meningkat dari pra siklus
sebanyak 8 siswa (23,53%), pada siklus I sebanyak 22 siswa (58,82%), dan pada
siklus II sebanyak 27 siswa (79,41%).

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan


masalah

PENDAHULUAN Bambang Warsito (2008: 288),


Matematika adalah ilmu yang pembelajaran yang efektif adalah
membahas angka-angka dan suatu pembelajaran yang
perhitungannya, membahas masalah- memungkinkan siswa untuk dapat
masalah numerik, mengenai belajar dengan mudah,
kuantitas dan besaran, mempelajari menyenangkan, dan dapat tercapai
hubungan pola, bentuk dan struktur, tujuan pembelajaran sesuai harapan.
sarana berpikir, kumpulan sistem, Oleh karena itu, diperlukan suatu
struktur dan alat (Ali Hamzah dan model pembelajaran yang bisa
Muhlisrarini, 2014: 48). Menurut membuat siswa aktif dan menarik
serta memudahkan siswa dalam pembelajaran yang efektif adalah suatu
memahami materi pelajaran. pembelajaran yang memungkinkan
Berdasarkan hasil observasi siswa untuk dapat belajar dengan
yang dilakukan di kelas VIII E SMP mudah, menyenangkan, dan dapat
Negeri 16 Yogyakarta, peneliti tercapai tujuan pembelajaran sesuai
menemukan beberapa hal dalam harapan. Pembelajaran yang efektif
pembelajaran matematika. Model memudahkan siswa untuk menyerap
pembelajaran yang diterapkan guru informasi yang diberikan sehingga hasil
kurang bervariasi, hasil pekerjaan siswa belajar tercapai maksimal.
masih jauh dari yang diharapkan, dan Ali Hamzah dan Muslirarini
kemampuan pemecahan masalah siswa (2014: 49), menguasai matematika
masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan berarti menguasai dan terampil dalam
nilai hasil tes pra tindakan siswa sebesar menyelesaikan masalah dengan
51,35 kriteria kurang dengan ketuntasan menguraikan langkah-langkah
23,53% dengan kriteria rendah. penyelesaian masalah sekurang-
Mind mapping adalah alat kurangnya dengan tiga langkah
berpikir visual yang dapat diterapkan penyelesaian soal. Masalah yang
untuk semua fungsi kognitif, terutama sudah diterjemahkan dalam model
memori, belajar, kreativitas dan analisis. matematika kemudian dianalisis,
Teknik ini memetakan pengalaman disintesis, dan dihitung dalam ruang
menggunakan kata kunci yang asosiasi matematika sampai selesai. Menurut
pemicu di otak untuk memicu ide-ide
Polya (Daniel Muijs dan David
lebih lanjut. Diharapkan setelah siswa
membuat mind mapping maka akan Reynolds, 2008: 187), urutan yang
melatih keterampilan siswa dalam dilakukan dalam menyelesaikan soal
menyelesaikan soal sehingga matematika diantaranya adalah: (a)
kemampuan pemecahan masalah siswa memahami dan merepresentasikan
meningkat. masalahnya; (b) memilih atau
Berdasarkan uraian di atas merencanakan solusinya; (c)
rumusan masalah yang diajukan dalam melaksanakan rencana tersebut; (d)
penelitian tindakan kelas ini adalah: mengevaluasi hasilnya.
bagaimana upaya meningkatkan Ali Hamzah dan Muhlisrarini
kemampuan pemecahan masalah melalui (2014: 160), pembelajaran kooperatif
model pembelajaran kooperatif tipe adalah suatu strategi pembelajaran
mind mapping pada siswa kelas VIII E dimana mahasiswa dikelompokkan
SMP Negeri 16 Yogyakarta? dalam tim kecil dengan tingkat
Penelitian ini diharapkan dapat kemampuan yang berbeda untuk
memberikan manfaat baik manfaat bagi meningkatkan pemahaman tentang suatu
siswa, guru, sekolah, peneliti, dan dunia pokok bahasan dimana masing-masing
pendidikan. anggota kelompok bertanggung jawab
untuk belajar apa yang diajarkan dan
KAJIAN TEORI membantu temannya untuk belajar
Hilgard (dalam Wina sehingga tercipta suatu atmosfer
Sanjaya, 2008: 112) mengungkapkan prestasi.
bahwa belajar adalah proses perubahan Ciri-ciri pembelajaran
melalui kegiatan atau prosedur latihan kooperatif menurut Rusman (2014:
baik latihan di dalam laboratorium 208-209) adalah sebagai berikut: (a)
maupun dalam lingkungan alamiah. siswa bekerja dalam kelompok
Sedangkan menurut Sutikno (dalam secara kooperatif untuk menuntaskan
Bambang Warsito, 2008: 288), materi belajarnya; (b) kelompok
dibentuk dan siswa yang memiliki mapping sesuai dengan kebutuhan
kemampuan tinggi, sedang, dan pelaksanaan penelitian.
rendah; (c) bilamana mungkin, Penelitian relevan yang
anggota kelompok berasal dan ras, digunakan peneliti yaitu penelitian
budaya, suku, jenis kelamin berbeda- yang dilakukan oleh Sri Wahyuni
beda; (d) penghargaan lebih tahun 2014 dengan judul
berorientasi kelompok ketimbang “Meningkatkan Kemampuan
individu. Pemecahan Masalah Matematika
Salah satu model pembelajaran Siswa Melalui Model Pembelajaran
kooperatif yang bisa digunakan yaitu Mind Mapping pada Materi Sistem
model pembelajaran kooperatif tipe Persamaan Linear Dua Variabel di
mind mapping. Menurut Utomo Kelas VIII SMP N 2 Percut Sei Tuan
Dananjaya (2012: 72-73), model mind T.A 2013/2014”. Hasil penelitian
mapping adalah model yang sangat tepat yang dilakukan di SMP N 2 Percut
untuk menjabarkan proses tersebut Sei Tuan ini adalah kemampuan
dengan mudah dan efisien. Tujuan dari pemecahan masalah siswa dapat
mind mapping ini yaitu melatih siswa meningkat dengan model
berpikir sistematis, melatih siswa
pembelajaran mind mapping. Hal ini
memetakan pikirannya, dan melatih
siswa membuat kategorisasi. Adapun dapat dilihat pada siklus I persentase
langkah-langkah pembelajaran dengan jumlah siswa yang tuntas mencapai
model pembelajaran kooperatif tipe 76,3% dengan rata-rata kelas78,26
mind mapping menurut Ali Hamzah dan data pada siklus II persentase
dan Muhlisrarini (2014: 166) adalah jumlah siswa yang tuntas mencapai
sebagai berikut: (a) guru menyampaikan 89,5% dengan rata-rata kelas 84,21.
kompetensi yang ingin dicapai; (b) guru
mengemukakan konsep/permasalahan METODE PENELITIAN
yang akan ditanggapi oleh siswa dan Jenis penelitian ini adalah
sebaiknya permasalahan yang Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mempunyai alternatif jawaban; (c) dirancang untuk meningkatkan
membentuk kelompok yang anggotanya kemampuan pemecahan masalah
2-3 orang; (d) tiap kelompok matematika siswa kelas VIII E SMP
menginventariskan/ mencatat alternatif Negeri 16 Yogyakarta. Penelitian ini
jawaban hasil diskusi; (d) tiap kelompok dilakukan pada buan Mei-Juni tahun
(atau diacak tertentu) membaca hasil ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 16
diskusinya dan mencatat di papan dan Yogyakarta. Desain penelitian yang
mengelompokkan sesuai kebutuhan dipilih dalam penelitian ini terdiri dari
guru; (e) dari data-data di papan siswa perencanaan (planning), tindakan
diminta membuat kesimpulan atau guru (acting), pengamatan (observing), dan
memberi perbandingan sesuai konsep refleksi (reflecting). Penelitian ini
yang disediakan guru. dilakukan dalam beberapa siklus. Siklus
Langkah-langkah pembelajaran dihentikan apabila pembelajaran
menggunakan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe mind mapping dalam terlaksana sesuai rencana dan hasil tes
penelitian ini mengikuti langkah- pemecahan masalah siswa sudah
langkah model pembelajaran kooperatif meningkat serta mencapai kriteria tinggi.
yang digabungkan dengan langkah- Teknik pengumpulan data
langkah pembelajaran dengan mind menggunakan metode observasi, tes
pemecahan masalah, angket respon
siswa, dan dokumentasi. Teknik keterlibatan siswa dalam kelompok
analisis data dalam penelitian ini (respon C) membuat siswa lebih
adalah dengan menelaah seluruh data bertanggung jawab atas pekerjaan yang
baik secara deskriptif kualitatif diberikan guru. Pembuatan mind
maupun deskriptif kuantitatif mapping siswa (respon D) telah melatih
siswa dalam mencerna dan
mengkategorikan soal, dan kemampuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa untuk memahami dan
Analisis hasil angket respon
memecahkan masalah (respon E) telah
siswa pada aspek ketertarikan siswa terbukti dengan peningkatan nilai tes
terhadap model pembelajaran mind pemecahan masalah.
mapping (respon A) mencapai 75,86 Pembelajaran kooperatif tipe
dengan kriteria tinggi pada siklus 2 mind mapping dapat meningkatkan
ternyata membuat keterlaksanaan kemampuan pemecahan masalah
pembelajaran ini semakin baik. matematika siswa kelas VIII E SMP
Ketertarikan siswa terhadap model Negeri 16 Yogyakarta. Hal ini ditandai
pembelajaran yang baru dengan meningkatnya kemampuan
dilaksanakan membuat siswa lebih pemecahan masalah matematika siswa
antusias mengikuti pelajaran. Hal ini dari nilai pra siklus 51,35 (kriteria
cukup) menjadi 72,63 (kriteria cukup)
dapat dilihat dari hasil observasi
pada siklus I dan meningkat lagi pada
keterlaksanaan pembelajaran
siklus II menjadi 85,95 (kriteria tinggi).
menggunakan model pembelajaran
Ketuntasan belajar siswa meningkat dari
kooperatif tipe mind mapping
pra siklus sebanyak 8 siswa (23,53%),
mengalami peningkatan untuk setiap
pada siklus I sebanyak 22 siswa
siklusnya. Pada siklus I hasil observasi
(58,82%), dan pada siklus II sebanyak
keterlaksanaan pembelajaran adalah
27 siswa (79,41%).
90,00 dengan kriteria tinggi, dan 92,50
Langkah-langkah setiap aspek
dengan kriteria tinggi pada siklus II.
pemecahan masalah setiap siklus dapat
Adapun hasil analisis angket
dilihat pada grafik berikut.
respon siswa dapat dilihat dalam tabel
berikut. Grafik Rata-rata Setiap Aspek
Tabel Hasil Perolehan Skor Angket Pemecahan Masalah
Respon Siswa 93.79
91.18 92.16
100.00 82.03 83.99 76.47
66,18 65.36
80.00
Siklus 1 Siklus 2 60.00 48,04 51.47 49.35
39,71
Respon 40.00
Nilai Kriteria Nilai Kriteria 20.00
A 74,75 Cukup 75,86 Tinggi 0.00
Memahami Merencanakan Melakukan Memeriksa
B 61,40 Cukup 66,18 Cukup Masalah Pemecahan
Masalah
Rencana
Pemecahan
Kembali
Pemecahan
Masalah
C 67,89 Cukup 72,06 Cukup
D 67,28 Cukup 69,12 Cukup
E 73,68 Cukup 75,15 Tinggi
Dari grafik rata-rata setiap
Rata-
70,63 Cukup 72,79 Cukup aspek pemecahan masalah, tampak
rata
bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa telah meningkat pada setiap
Data hasil angket respon
siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa
memperkuat data bahwa usaha siswa model pembelajaran kooperatif tipe
dalam mencari sumber materi (respon B) mind mapping dapat digunakan untuk
telah melatih siswa untuk lebih berusaha
meningkatkan kemampuan pemecahan
mencari alternatif jawaban pemecahan
masalah. Tanggung jawab dan
masalah matematika siswa kelas VIII E meningkat menjadi 22 siswa (58,82%)
SMP Negeri 16 Yogyakarta. pada siklus I kemudian meingkat lagi
menjadi 27 siswa (79,41%) pada siklus
KESIMPULAN II.
Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dapat REFERENSI
ditarik kesimpulan bahwa proses Ali Hamzah dan Muhlisrarini. 2014.
pembelajaran matematika menggunakan Perencanaan dan Strategi
model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Matematika. Jakarta:
mind mapping dapat meningkatkan PT RajaGrafindo Persada.
kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII E SMP Anisah Basleman dan Syamsu Mappa.
Negeri 16 Yogyakarta. Keterlaksanaan 2011. Teori Belajar Orang Dewasa.
proses pembelajaran kooperatif tipe Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
mind mapping telah mencapai kriteria
tinggi pada setiap siklusnya. Bambang Warsita. 2008. Teknologi
Kemampuan pemecahan masalah siswa Pembelajaran, Landasan dan
kelas VIII E SMP Negeri 16 Yogyakarta Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
mengalami peningkatan dari nilai rata- Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008.
rata pra siklus 51,35 (cukup), yaitu Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk aspek memahami masalah 48,04 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
(kurang), aspek merencanakan Pusat Perbukuan Departemen
pemecahan masalah 66,18 (cukup), Pendidikan Nasional.
aspek melakukan rencana pemecahan
masalah 51,47 (cukup), dan aspek Muijs, Daniel dan David Reynolds.
memeriksa kembali pemecahan 39,71 2008. Effevtive Teaching Teori dan
(kurang) meningkat pada siklus I dengan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
rata-rata 72,63 (cukup), yaitu untuk Pelajar.
aspek memahami masalah 93,79
(tinggi), aspek merencanakan Octa S Nirmalita. 2012. Profil
pemecahan masalah 82,03 (tinggi), Kemampuan Siswa Dalam
aspek melakukan rencana pemecahan Memecahkan Masalah Matematika
masalah 65,36 (cukup), dan aspek Berbentuk Open-Start Pada Materi
memeriksa kembali pemecahan 49,35 Bangun Datar. Skripsi. Surabaya:
(kurang) meningkat lagi pada siklus II Universitas Negeri Surabaya.
dengan rata-rata 85,95 (tinggi), yaitu
untuk aspek memahami masalah 91,18 Rusman. 2014. Model-model
(tinggi), aspek merencanakan Pembelajaran: Mengembangkan
pemecahan masalah 92,16 (tinggi), Profesionalisme Guru. Jakarta:
aspek melakukan rencana pemecahan Rajawali Pers.
masalah 83,99 (tinggi), dan aspek
Sri Wahyuni. 2014. Meningkatkan
memeriksa kembali pemecahan 76,47
Kemampuan Pemecahan Masalah
(tinggi).
Matematika Siswa Melalui Model
Pelaksanaan tahap
Pembelajaran Mind Mapping pada
pembelajaran kooperatif tipe mind
Materi Sistem Persamaan Linear Dua
mapping telah meningkatkan ketuntasan
Variabel di Kelas VIII SMP N @
belajar klasikal siswa kelas VIII E SMP
Percut Sei Tuan T.A. 2013/2014.
Negeri 16 Yogyakarta dalam
Medan: Universitas Negeri Medan.
memecahkan masalah matematika pada
tes pra siklus sebanyak 8 siswa (23,53%)
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-Dasar


Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

__________. 2010. Prosedur Penelitian


: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan


Supardi. 2011. Penelitiian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Utomo Dananjaya. 2013. Media


Pembelajaran Aktif. Bandung:
Nuansa Cendekia.

Wina Sanjaya. 2008. Strategi


Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai