0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan6 halaman
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII melalui model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping pada materi prisma dan limas. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII melalui model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping pada materi prisma dan limas. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII melalui model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping pada materi prisma dan limas. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta windrisuci@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah pada pokok bahasan prisma dan limas melalui model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 16 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa siswa kelas VIII E SMP Negeri 16 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan objek penelitian adalah meningkatkan kemampuan memecahkan pemecahan masalah. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dan guru matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes pemecahan masalah, angket respon siswa, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data baik secara deskriptif kualitatif maupun deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII E SMP Negeri 16 Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari nilai pra siklus 51,35 (kriteria cukup) menjadi 72,63 (kriteria cukup) pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 85,95 (kriteria tinggi). Ketuntasan belajar siswa meningkat dari pra siklus sebanyak 8 siswa (23,53%), pada siklus I sebanyak 22 siswa (58,82%), dan pada siklus II sebanyak 27 siswa (79,41%).
Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan
masalah
PENDAHULUAN Bambang Warsito (2008: 288),
Matematika adalah ilmu yang pembelajaran yang efektif adalah membahas angka-angka dan suatu pembelajaran yang perhitungannya, membahas masalah- memungkinkan siswa untuk dapat masalah numerik, mengenai belajar dengan mudah, kuantitas dan besaran, mempelajari menyenangkan, dan dapat tercapai hubungan pola, bentuk dan struktur, tujuan pembelajaran sesuai harapan. sarana berpikir, kumpulan sistem, Oleh karena itu, diperlukan suatu struktur dan alat (Ali Hamzah dan model pembelajaran yang bisa Muhlisrarini, 2014: 48). Menurut membuat siswa aktif dan menarik serta memudahkan siswa dalam pembelajaran yang efektif adalah suatu memahami materi pelajaran. pembelajaran yang memungkinkan Berdasarkan hasil observasi siswa untuk dapat belajar dengan yang dilakukan di kelas VIII E SMP mudah, menyenangkan, dan dapat Negeri 16 Yogyakarta, peneliti tercapai tujuan pembelajaran sesuai menemukan beberapa hal dalam harapan. Pembelajaran yang efektif pembelajaran matematika. Model memudahkan siswa untuk menyerap pembelajaran yang diterapkan guru informasi yang diberikan sehingga hasil kurang bervariasi, hasil pekerjaan siswa belajar tercapai maksimal. masih jauh dari yang diharapkan, dan Ali Hamzah dan Muslirarini kemampuan pemecahan masalah siswa (2014: 49), menguasai matematika masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan berarti menguasai dan terampil dalam nilai hasil tes pra tindakan siswa sebesar menyelesaikan masalah dengan 51,35 kriteria kurang dengan ketuntasan menguraikan langkah-langkah 23,53% dengan kriteria rendah. penyelesaian masalah sekurang- Mind mapping adalah alat kurangnya dengan tiga langkah berpikir visual yang dapat diterapkan penyelesaian soal. Masalah yang untuk semua fungsi kognitif, terutama sudah diterjemahkan dalam model memori, belajar, kreativitas dan analisis. matematika kemudian dianalisis, Teknik ini memetakan pengalaman disintesis, dan dihitung dalam ruang menggunakan kata kunci yang asosiasi matematika sampai selesai. Menurut pemicu di otak untuk memicu ide-ide Polya (Daniel Muijs dan David lebih lanjut. Diharapkan setelah siswa membuat mind mapping maka akan Reynolds, 2008: 187), urutan yang melatih keterampilan siswa dalam dilakukan dalam menyelesaikan soal menyelesaikan soal sehingga matematika diantaranya adalah: (a) kemampuan pemecahan masalah siswa memahami dan merepresentasikan meningkat. masalahnya; (b) memilih atau Berdasarkan uraian di atas merencanakan solusinya; (c) rumusan masalah yang diajukan dalam melaksanakan rencana tersebut; (d) penelitian tindakan kelas ini adalah: mengevaluasi hasilnya. bagaimana upaya meningkatkan Ali Hamzah dan Muhlisrarini kemampuan pemecahan masalah melalui (2014: 160), pembelajaran kooperatif model pembelajaran kooperatif tipe adalah suatu strategi pembelajaran mind mapping pada siswa kelas VIII E dimana mahasiswa dikelompokkan SMP Negeri 16 Yogyakarta? dalam tim kecil dengan tingkat Penelitian ini diharapkan dapat kemampuan yang berbeda untuk memberikan manfaat baik manfaat bagi meningkatkan pemahaman tentang suatu siswa, guru, sekolah, peneliti, dan dunia pokok bahasan dimana masing-masing pendidikan. anggota kelompok bertanggung jawab untuk belajar apa yang diajarkan dan KAJIAN TEORI membantu temannya untuk belajar Hilgard (dalam Wina sehingga tercipta suatu atmosfer Sanjaya, 2008: 112) mengungkapkan prestasi. bahwa belajar adalah proses perubahan Ciri-ciri pembelajaran melalui kegiatan atau prosedur latihan kooperatif menurut Rusman (2014: baik latihan di dalam laboratorium 208-209) adalah sebagai berikut: (a) maupun dalam lingkungan alamiah. siswa bekerja dalam kelompok Sedangkan menurut Sutikno (dalam secara kooperatif untuk menuntaskan Bambang Warsito, 2008: 288), materi belajarnya; (b) kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki mapping sesuai dengan kebutuhan kemampuan tinggi, sedang, dan pelaksanaan penelitian. rendah; (c) bilamana mungkin, Penelitian relevan yang anggota kelompok berasal dan ras, digunakan peneliti yaitu penelitian budaya, suku, jenis kelamin berbeda- yang dilakukan oleh Sri Wahyuni beda; (d) penghargaan lebih tahun 2014 dengan judul berorientasi kelompok ketimbang “Meningkatkan Kemampuan individu. Pemecahan Masalah Matematika Salah satu model pembelajaran Siswa Melalui Model Pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan yaitu Mind Mapping pada Materi Sistem model pembelajaran kooperatif tipe Persamaan Linear Dua Variabel di mind mapping. Menurut Utomo Kelas VIII SMP N 2 Percut Sei Tuan Dananjaya (2012: 72-73), model mind T.A 2013/2014”. Hasil penelitian mapping adalah model yang sangat tepat yang dilakukan di SMP N 2 Percut untuk menjabarkan proses tersebut Sei Tuan ini adalah kemampuan dengan mudah dan efisien. Tujuan dari pemecahan masalah siswa dapat mind mapping ini yaitu melatih siswa meningkat dengan model berpikir sistematis, melatih siswa pembelajaran mind mapping. Hal ini memetakan pikirannya, dan melatih siswa membuat kategorisasi. Adapun dapat dilihat pada siklus I persentase langkah-langkah pembelajaran dengan jumlah siswa yang tuntas mencapai model pembelajaran kooperatif tipe 76,3% dengan rata-rata kelas78,26 mind mapping menurut Ali Hamzah dan data pada siklus II persentase dan Muhlisrarini (2014: 166) adalah jumlah siswa yang tuntas mencapai sebagai berikut: (a) guru menyampaikan 89,5% dengan rata-rata kelas 84,21. kompetensi yang ingin dicapai; (b) guru mengemukakan konsep/permasalahan METODE PENELITIAN yang akan ditanggapi oleh siswa dan Jenis penelitian ini adalah sebaiknya permasalahan yang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai alternatif jawaban; (c) dirancang untuk meningkatkan membentuk kelompok yang anggotanya kemampuan pemecahan masalah 2-3 orang; (d) tiap kelompok matematika siswa kelas VIII E SMP menginventariskan/ mencatat alternatif Negeri 16 Yogyakarta. Penelitian ini jawaban hasil diskusi; (d) tiap kelompok dilakukan pada buan Mei-Juni tahun (atau diacak tertentu) membaca hasil ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 16 diskusinya dan mencatat di papan dan Yogyakarta. Desain penelitian yang mengelompokkan sesuai kebutuhan dipilih dalam penelitian ini terdiri dari guru; (e) dari data-data di papan siswa perencanaan (planning), tindakan diminta membuat kesimpulan atau guru (acting), pengamatan (observing), dan memberi perbandingan sesuai konsep refleksi (reflecting). Penelitian ini yang disediakan guru. dilakukan dalam beberapa siklus. Siklus Langkah-langkah pembelajaran dihentikan apabila pembelajaran menggunakan model pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dalam terlaksana sesuai rencana dan hasil tes penelitian ini mengikuti langkah- pemecahan masalah siswa sudah langkah model pembelajaran kooperatif meningkat serta mencapai kriteria tinggi. yang digabungkan dengan langkah- Teknik pengumpulan data langkah pembelajaran dengan mind menggunakan metode observasi, tes pemecahan masalah, angket respon siswa, dan dokumentasi. Teknik keterlibatan siswa dalam kelompok analisis data dalam penelitian ini (respon C) membuat siswa lebih adalah dengan menelaah seluruh data bertanggung jawab atas pekerjaan yang baik secara deskriptif kualitatif diberikan guru. Pembuatan mind maupun deskriptif kuantitatif mapping siswa (respon D) telah melatih siswa dalam mencerna dan mengkategorikan soal, dan kemampuan HASIL DAN PEMBAHASAN siswa untuk memahami dan Analisis hasil angket respon memecahkan masalah (respon E) telah siswa pada aspek ketertarikan siswa terbukti dengan peningkatan nilai tes terhadap model pembelajaran mind pemecahan masalah. mapping (respon A) mencapai 75,86 Pembelajaran kooperatif tipe dengan kriteria tinggi pada siklus 2 mind mapping dapat meningkatkan ternyata membuat keterlaksanaan kemampuan pemecahan masalah pembelajaran ini semakin baik. matematika siswa kelas VIII E SMP Ketertarikan siswa terhadap model Negeri 16 Yogyakarta. Hal ini ditandai pembelajaran yang baru dengan meningkatnya kemampuan dilaksanakan membuat siswa lebih pemecahan masalah matematika siswa antusias mengikuti pelajaran. Hal ini dari nilai pra siklus 51,35 (kriteria cukup) menjadi 72,63 (kriteria cukup) dapat dilihat dari hasil observasi pada siklus I dan meningkat lagi pada keterlaksanaan pembelajaran siklus II menjadi 85,95 (kriteria tinggi). menggunakan model pembelajaran Ketuntasan belajar siswa meningkat dari kooperatif tipe mind mapping pra siklus sebanyak 8 siswa (23,53%), mengalami peningkatan untuk setiap pada siklus I sebanyak 22 siswa siklusnya. Pada siklus I hasil observasi (58,82%), dan pada siklus II sebanyak keterlaksanaan pembelajaran adalah 27 siswa (79,41%). 90,00 dengan kriteria tinggi, dan 92,50 Langkah-langkah setiap aspek dengan kriteria tinggi pada siklus II. pemecahan masalah setiap siklus dapat Adapun hasil analisis angket dilihat pada grafik berikut. respon siswa dapat dilihat dalam tabel berikut. Grafik Rata-rata Setiap Aspek Tabel Hasil Perolehan Skor Angket Pemecahan Masalah Respon Siswa 93.79 91.18 92.16 100.00 82.03 83.99 76.47 66,18 65.36 80.00 Siklus 1 Siklus 2 60.00 48,04 51.47 49.35 39,71 Respon 40.00 Nilai Kriteria Nilai Kriteria 20.00 A 74,75 Cukup 75,86 Tinggi 0.00 Memahami Merencanakan Melakukan Memeriksa B 61,40 Cukup 66,18 Cukup Masalah Pemecahan Masalah Rencana Pemecahan Kembali Pemecahan Masalah C 67,89 Cukup 72,06 Cukup D 67,28 Cukup 69,12 Cukup E 73,68 Cukup 75,15 Tinggi Dari grafik rata-rata setiap Rata- 70,63 Cukup 72,79 Cukup aspek pemecahan masalah, tampak rata bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa telah meningkat pada setiap Data hasil angket respon siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa memperkuat data bahwa usaha siswa model pembelajaran kooperatif tipe dalam mencari sumber materi (respon B) mind mapping dapat digunakan untuk telah melatih siswa untuk lebih berusaha meningkatkan kemampuan pemecahan mencari alternatif jawaban pemecahan masalah. Tanggung jawab dan masalah matematika siswa kelas VIII E meningkat menjadi 22 siswa (58,82%) SMP Negeri 16 Yogyakarta. pada siklus I kemudian meingkat lagi menjadi 27 siswa (79,41%) pada siklus KESIMPULAN II. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat REFERENSI ditarik kesimpulan bahwa proses Ali Hamzah dan Muhlisrarini. 2014. pembelajaran matematika menggunakan Perencanaan dan Strategi model pembelajaran kooperatif tipe Pembelajaran Matematika. Jakarta: mind mapping dapat meningkatkan PT RajaGrafindo Persada. kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII E SMP Anisah Basleman dan Syamsu Mappa. Negeri 16 Yogyakarta. Keterlaksanaan 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. proses pembelajaran kooperatif tipe Bandung: PT Remaja Rosdakarya. mind mapping telah mencapai kriteria tinggi pada setiap siklusnya. Bambang Warsita. 2008. Teknologi Kemampuan pemecahan masalah siswa Pembelajaran, Landasan dan kelas VIII E SMP Negeri 16 Yogyakarta Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. mengalami peningkatan dari nilai rata- Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni. 2008. rata pra siklus 51,35 (cukup), yaitu Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk aspek memahami masalah 48,04 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: (kurang), aspek merencanakan Pusat Perbukuan Departemen pemecahan masalah 66,18 (cukup), Pendidikan Nasional. aspek melakukan rencana pemecahan masalah 51,47 (cukup), dan aspek Muijs, Daniel dan David Reynolds. memeriksa kembali pemecahan 39,71 2008. Effevtive Teaching Teori dan (kurang) meningkat pada siklus I dengan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka rata-rata 72,63 (cukup), yaitu untuk Pelajar. aspek memahami masalah 93,79 (tinggi), aspek merencanakan Octa S Nirmalita. 2012. Profil pemecahan masalah 82,03 (tinggi), Kemampuan Siswa Dalam aspek melakukan rencana pemecahan Memecahkan Masalah Matematika masalah 65,36 (cukup), dan aspek Berbentuk Open-Start Pada Materi memeriksa kembali pemecahan 49,35 Bangun Datar. Skripsi. Surabaya: (kurang) meningkat lagi pada siklus II Universitas Negeri Surabaya. dengan rata-rata 85,95 (tinggi), yaitu untuk aspek memahami masalah 91,18 Rusman. 2014. Model-model (tinggi), aspek merencanakan Pembelajaran: Mengembangkan pemecahan masalah 92,16 (tinggi), Profesionalisme Guru. Jakarta: aspek melakukan rencana pemecahan Rajawali Pers. masalah 83,99 (tinggi), dan aspek Sri Wahyuni. 2014. Meningkatkan memeriksa kembali pemecahan 76,47 Kemampuan Pemecahan Masalah (tinggi). Matematika Siswa Melalui Model Pelaksanaan tahap Pembelajaran Mind Mapping pada pembelajaran kooperatif tipe mind Materi Sistem Persamaan Linear Dua mapping telah meningkatkan ketuntasan Variabel di Kelas VIII SMP N @ belajar klasikal siswa kelas VIII E SMP Percut Sei Tuan T.A. 2013/2014. Negeri 16 Yogyakarta dalam Medan: Universitas Negeri Medan. memecahkan masalah matematika pada tes pra siklus sebanyak 8 siswa (23,53%) Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
__________. 2010. Prosedur Penelitian
: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan
Supardi. 2011. Penelitiian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Utomo Dananjaya. 2013. Media
Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.