Anda di halaman 1dari 13

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS

VII PADA PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN


PENDEKATAN OPEN-ENDED

Jurnal

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Arlina Lili Fatimah

NIM 12301241043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 1

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII


PADA PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E DENGAN PENDEKATAN
OPEN-ENDED

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY 7TH GRADE STUDENTS IN 7E LEARNING


CYCLE WITH OPEN-ENDED APPROACH

Oleh: Arlina Lili Fatimah, Dr. Jailani


Universitas Negeri Yogyakarta
arlina27lili@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan pendekatan open-ended dalam setting
pembelajaran learning cycle 7e ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis dengan menggunakan
penelitian quasi experiment. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest post-test
nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di SMP N 2 Tempel dengan populasi seluruh
siswa kelas VII yang terdiri dari 5 kelas. Dari populasi tersebut dipilih dua kelas secara acak sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Untuk pengumpulan data digunakan tes berpikir kreatif dan lembar
observasi pembelajaran. Data penelitian dianalis deskriptif dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: 1) pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e efektif ditinjau dari kemampuan
berpikir kreatif matematis; 2) pembelajaran ekpositori efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
matematis; 3) pendekatan open-ended dalam setting learning cycle 7e lebih efektif dari pendekatan
ekspositori ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis.

Kata kunci: Open-ended, Learning Cycle 7e, Berpikir Kreatif

Abstract

The aims of this research was to describes the effectiveness open-ended approach in 7e learning cycle in
term of mathematics creative thinking using quasi experiment research. This research using pretest post-test
nonequivalent control group design. Research was conducted at SMP N 2 Tempel with all 7th grade students as
population. From that population, two class were randomly selected as as experiment class and control class. Data
in this research was collected by mathematics creative thinking test and observation sheet . The data was analysed
by descrbing data using t-test. The result of this research was: 1) open-ended approach in 7e learning cycle was
effective in term mathematics creative thinking; 2) espository learning was effective in term mathematics creative
thinking; 3) open-ended approach in 7e learning cycle was more effective than expository learning in term
mathematics creative thinking.

Keywords: Open-ended, 7e Learning Cycle, Creative Thinking

PENDAHULUAN Pengembangan kreativitas ditekankan pada


proses berpikirnya sehingga diperlukan
Pembelajaran matematika merupakan
pengembangan kemampuan berpikir kreatif.
pembelajaran yang dapat mengembangkan
Kreativitas merupakan salah satu kemampuan
kreativitas siswa sesuai tujuan pembelajaran yang
yang harus dimiliki oleh siswa. Kreativitas
tertera pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006.
membantu siswa melihat suatu masalah dari sudut
2 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
padang yang berbeda sehingga mendorong siswa pembelajaran ekspositori siswa akan menerima
untuk memunculkan ide atau gagasan yang baru. informasi yang banyak dengan waktu yang lebih
Hal tersebut penting diperhatikan untuk singkat sehingga pembelajaran ini dirasa lebih
mengembangkan sumber daya manusia sehingga efisien dengan syarat persiapan pembelajaran
nantinya akan dapat bersaing dengan negara lain. harus benar-benar disiapkan serta didukung
Kemampuan lulusan yang diharapkan suasana belajar yang nyaman bagi siswa. Hal
pemerintah tertuang dalam Permendiknas Nomor tersebut secara tidak langsung akan melatih
23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi kelancaran siswa.
Lulusan yang menjelaskan bahwa peserta didik Daryanto (2013: 57) menyebutkan
harus memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, keefektifan pembelajaran merupakan tingkat
kreatif, dan inovatif. Apabila melihat hasil rapot pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran
siswa, terutama pada matapelajaran matematika dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuan
dapat dikatakan rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan dengan melalui proses
siswa masih rendah. Hal ini didukung dengan pembelajaran yang menitikberatkan pada
data rata-rata hasil ujian nasional dari kemdikbud kegiatan aktivitas siswa. Tujuan pembelajaran
pada mata pelajaran matematika tahun 2015 matematika sebagaimana disebutkan dalam SKL
mencapai 56,4. Data rata-rata nilai tersebut masih salah satunya adalah berpikir kreatif.
rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain. Pembelajaran matematika dikatakan efektif
Hal tersebut menunjukkan SKL (Standar apabila pembelajaran matematika telah mencapai
Kompetensi Lulusan) belum terpenuhi, salah tujuan pembelajaran slah satunya adalah
satunya adalah kemampuan berpikir kreatif. kemampuan berpikir kreatif.
Salah satu pembelajaran yang dapat Pembelajaran matematika di sekolah
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif menegah pertama perlu memperhatikan
adalah dengan pemberian masalah terbuka. penggunaan pendekatan maupun model
Masalah terbuka adalah masalah yang tidak pembelajaran yang digunakan. Menurut Piaget
lengkap.Melalui pemberian masalah terbuka (Erman Suherman, 2003: 37) siswa yang berusia
siswa dapat dengan bebas menyelesaikan sekitar 11 tahun ke atas termasuk dalam kategori
permasalahan dengan caranya sendiri atau operasional formal. Pada tahap tersebut siswa
menyebutkan beberapa jawaban yang mungkin. sudah mulai diperkenalkan dengan materi yang
Pembelajaran ekspositori yang sering bersifat abstrak, namun pengenalan tersebut tidak
digunakan guru menurut Syaiful dan Aswan secara langsung tetapi bertahap. Usia 11 tahun ke
(2013: 21) adalah pembelajaran di mana guru atas adalah rata-rata usia siswa SMP di Indonesia.
lebih dominan dalam kelas. Namun, pembelajaran Oleh karena itu penggunaan pendekatan atau
sudah dipersiapkan secara rapi sebelumnya model pembelajaran matematika perlu
sehingga pada saat di kelas siswa tinggal memperhatikan karakteristik siswa pada usia
menyimak secara tertib. Suyono dan Hariyanto tersebut.
(2015: 94) mengemukakan bahwa pada
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 3
Pendekatan open-ended adalah pengetahuan siswa; 4) explain yaitu tahap
pendekatan yang menekankan pada pemahaman mengkomunikasikan atau menjelaskan kembali;
dan kreativitas siswa melalui permasalahan yang 5) elaborate yaitu tahap aplikasi pada konsep; 6)
bersifat terbuka (Pehkonen, 1997: 56). Masalah evaluate yaitu tahap evaluasi; dan 7) extend yaitu
terbuka memungkinkan siswa untuk tahap yang dilakukan untuk mempertegas dan
menyelesaikan permasalahan menggunakan memperluas pengetahuan. Model pembelajaran
berbagai strategi. Suatu penelitian yang dilakukan ini dapat meningkatkan motivasi dan keaktivan
oleh Black (2007: 21) menunjukkan peningkatan siswa, terlebih adalah hasil belajar siswa. Hal
kemampuan pemecahan masalah dari rata-rata tersebut sesuai dengan penelitian Wita Ratna
71,4% menjadi 77,2% setelah dikenai (2015) yaitu pembelajaran learning cycle 7e
pembelajaran dengan pendekatan open-ended efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa dari
Siswa diberikan kesempatan secara bebas untuk sekolah bertaraf tinggi.
mengeksplor cara menyelesaikan permasalahan Pembelajaran Learning Cycle 7E
yang akan digunakan. Siswa juga berkesempatan Learning Cycle 7E yang dipadukan dengan
untuk menemukan berbagai jawaban yang sesuai pendekatan open-ended diperkirakan efektif
dengan konteks permasalahan. ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
Momon Sudarma (2013: 232) matematis dan lebih efektif dari pada
mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif pembelajaran ekspositori.
sebagai kemampuan berpikir seseorang untuk
METODE PENELITIAN
menemukan cara yang berbeda dengan orang lain
sehingga menghasilkan produk yang baru. Penelitian yang digunakan adalah

Kemampuan berpikir kreatif merujuk pada aspek penelitian quasi experimental research atau

kelancaran, keluwesan dan kebaruan (Haylock, penelitian eksperimen semu dengan pretest post-

1997: 68) sehingga pembelajaran kelompok test nonequivalent control group design.

adalah hal utama yang perlu diterapkan. Hal ini Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tempel

dikarenakan dengan berdiskusi siswa akan saling yang beralamat di Desa Banyurejo, Tempel,

bertukar pikiran sehingga mengetahui berbagai Sleman, Yogyakarta. SMP Negeri 2 Tempel.

cara penyelesaian dalam menyelesaikan masalah. Penelitan dilakukan pada bulan Maret yaitu

Model pembelajaran learning cycle 7e tanggal 29 Maret 17 Mei 2016.

adalah salah satu model pembelajaran yang Berikut adalah tabel desain penelitian yang

memfasilitasi siswa untuk dapat berdiskusi digunakan.

kelompok. Model ini terdiri dari 7 tahap, Tabel 1. Desain Penelitian

Eisenkraft (2003: 57) menjelaskan tahap Kelompok Pretest Perlakuan Posttest


Eksperimen XE OE YE
pembelajarannya yaitu 1) eliciting prior Kontrol XK OK YK
knowledge yaitu memunculkan pemahaman awal
siswa; 2) engage yaitu tahap pembangkitan Keterangan:
minat; 3) explore yaitu tahap eksplorasi XE = Hasil pretest kelompok eksperimen
4 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
XK = Hasil pretest kelompok kontrol terdiri dari 4 soal esai dan tes untuk mengukur
OE =Pembelajaran dengan pendekatan Open- ketercapaian KD yang terdiri dari 15 soal pilihan
Ended dalam setting learning cycle 7e. ganda dan satu esai.
OK = Pebelajaran ekspositori Tes kemampuan berpikir kreatif untuk
YE = Hasil posttest kelompok eksperimen mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa
YK = Hasil posttest kelompok kontrol sedangkan tes ketercapaian Kompetensi Dasar
untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai imbas
Populasi dan Sampel Penelitian dari penelitian. Suatu penelitian dengan hasil
yang efektif juga harus berimbas pada hasil
Populasi penelitian ini adalah seluruh
belajar yang efektif pula.
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tempel tahun
pelajaran 2015/ 2016 yang terdiri dari kelas VII A
sampai dengan kelas VII E. Sampel penelitian Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian yang diperoleh
ada dua kelas yang diambil dari lima kelas yang
melalui instrumen dianalisis deskriptif dan uji-t.
ada. Satu kelas adalah kelas eksperimen, kelas
Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan hasil
yang dikenai pembelajaran dengan pendekatan
keterlaksanaan pembelajaran sedangkan uji-t
open-ended dalam setting pembelajaran learning
digunakan untuk pengujian hipotesis. Secara
cycle 7e dan satu kelas adalah kelas kontrol yang
keseluruhan, analisis dilakukan untuk mengetahui
menggunakan pembelajaran ekspositori. Teknik
keefektifan pembelajaran dengan pendekatan
pengambilan sampel menggunakan simple
open-ended dalam setting pembelajaran learning
random sampling dengan semua kelas berpeluang
cycle 7e ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
untuk menjadi sampel. Sampel penelitian terpilih
matematis siswa SMP kelas VII SMP Negeri 2
kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas
VII B sebagai kelas kontrol. Tempel.

Analisis Deskriptif
Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Analisis deskriptif dilakukan untuk
Instrumen yang digunakan dalam
mendeskripsikan hasil pretest dan post-test pada
penelitian ini adalah instrument tes dan non-tes.
kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang
Instrument tes pada penelitian ini adalah soal
meliputi rata-rata perolehan nilai, simpangan
pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif
baku, ragam, nilai maksimum, dan nilai
sedangkan instrument non-tes yang digunakan
minimum. Selain itu juga akan diseskripsikan
adalah lembar observasi keterlaksanaan
nilai rata-rata tiap aspek kemampuan berpikir
pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang
kreatif matematis.
digunakan yaitu observasi dan tes. Observasi
Selain data pretest dan posttest juga akan
dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan
diseskripsikan hasil observasi keterlaksanaan
pembelajaran baik kelas eksperimen maupun
pembelajaran. Hasil observasi keterlaksanaan
kelas kontrol. Tes tertulis yaitu tes untuk
pembelajaran adalah data yang diperoleh dari
mengukur kemampuan berpikir kreatif yang
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 5
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. pendekatan open-ended dalam pembelajaran
Analisis data dilakukan dengan menghitung learning cycle 7e dan pembelajaran ekspositori
persentase keterlaksanaan pembelajaran selama ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
penelitian apakah sudah sesuai dengan RPP menggunakan uji independent t-test.
ataukah belum sesuai.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Statistik Hasil Penelitian
Pengujian ini dilakukan untuk menjawab Penelitian pada kelas eksperimen yaitu

rumusan masalah penelitian. Pengujian dilkukan pembelajaran yang menggunakan pendekatan

dengan uji-t. Sebelum, pengujian dengan uji-t ada open-ended dalam setting model pembelajaran

beberapa persyaratan yang harus dilakukan yaitu learning cycle 7e. Hasil pengamatan

pengujian normalitas, homogenitas dan uji menunjukkan peneliti telah melaksanakan

kemampuan awal siswa. Uji normalitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang

digunakan untuk mengetahui data hasil penelitian menggunakan pendekatan open-ended yang

pretest maupun posttest berasal dari populasi dipadukan dengan model pembelajaran learning

yang berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya cycle 7e. Hal ini berdasarkan hasil analisis

dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran yang menunjukkan

apakah sampel berasal dari populasi yang pembelajaran 94,9% telah terlaksana.

homogen atau tidak. Suatu populasi dikatakan Pembelajaran pada kelas kontrol

homogen apabila variansi kedua kelas, kelas menggunakan pembelajaran ekspositori.

eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan sama. Berdasarkan hasil analisis, keterlaksanaan

Uji homogenitas pada penelitian ini pembelajaran menunjukkan pembelajaran 92%

menggunakan bantuan SPSS. Uji kemampuan telah terlaksana. Berikut adalah tabel hasil

awal digunakan untuk mengetahui kemampuan keterlaksanaan pembelajaran pada dua kelas.

awal kelas eksperimen maupun kelas kontrol Tabel 2. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
sama atau tidak
Setelah uji prasyarat dipenuhi yaitu data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pert. Keg. Keg. Keg. Keg.
berdistribusi normal dan homogen maka statistic Guru Siswa Guru Siswa
yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah 1 95,8% 95,8% 100% 100%
2 100% 100% 81,3% 81,3%
statistik parametrik. Uji yang digunakan untuk 3 87,5% 87,5% 87,5% 93,8%
mengetahui keefektifan pendekatan open-ended 4 91,7% 87,5% 93,8% 93,8%
5 91,7% 95,8% 87,5% 81,3%
dalam pembelajaran learning cycle 7e ditinjau 6 100% 100% 93,8% 93,8%
dari kemampuan berpikir kreatif matematis 7 95,8% 100% 100% 100%
x 94,6% 95,2% 92% 92%
menggunakan uji one sample t-test. Begitu pula
x total 94,9% 92%
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran Selain deskripsi keterlaksanaan
ekspositori. Uji yang digunakan untuk pembelajaran juga dideskripsikan hasil belajar
mengetahui manakah yang lebih efektif antara siswa yang diperoleh dari tes ketercapaian
6 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Kompetensi Dasar (KD). Secara ringkas, Pada akhir pertemuan diadakan posttest
deskripsi dapat dilihat pada tabel berikut. dengan hasil rata-rata seperti pada tabel 15 di
atas. Pada tabel dapat diketahui peningkatan nilai
Tabel 3. Deskripsi Hasil Tes Ketercapaian pretest yang cukup signifikan. Data hasil
Kompetensi Dasar (KD)
perolehan skor posttest dapat dilihat pada
Kelas Kelas lampiran.
Deskripsi Eksperimen Kontrol
Pre Post Pre Post Berikut disajikan deskripsi data nilai
Rata-rata 47,74 80,60 44,26 72,63 rata-rata yang diperoleh siswa dari aspek-aspek
Stand Dev 12,22 12,55 12,52 16,64
Nilai Maks 80,00 96,00 72,00 96,00 kemampuan berpikir kreatif.
Teoritik
Nilai Min 24.00 48,00 24,00 28,00
Teoritik
Berdasarkan data, ketuntasan belajar Tabel 5. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis pada Setiap
kelas eksperimen mencapai 80% dan kelas Aspek
kontrol mencapai 65,6%.
Kelas Kelas
Data hasil penelitian berupa nilai pretest Aspek Eksperimen Kontrol
dan posttest kemampuan berpikir kreatif dari Pre Post Pre Post
Kelancaran 28,31 72,04 45,88 75,34
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Secara Keluwesan 21,24 79,57 17,74 74,22
Kebaruan 49,35 77,74 60,86 60,31
ringkas data hasil tes kemampuan berpikir kreatif
Rata-rata 32,97 76,45 41,49 69,96
dapat dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan tabel di atas, ata-rata
keseluruhan skor aspek kemampuan berpikir
Tabel 4. Hasil Tes Kemampuan Berpikir kreatif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
Kreatif
kontrol dan telah mencapai kriteria ketuntasan
Kelas Kelas minimal.
Deskripsi Eksperimen Kontrol
Pre Post Pre Post Analisis Data
Rata-rata 31,48 77,64 34,37 72,09 Hasil uji normalitas skor pretest
Standar Deviasi 11,29 12,30 10,10 13,12
Nilai Maks kemampuan berpikir kreatif kelas ekperimen
Teoritik
68,97 100,00 55,17 93,10
Nilai maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang
MinTeoritik
10,34 48,27 17,24 34,48
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa berdistribusi normal dengan nilai signifikan kelas

nilai rata-rata pretest kemampuan berpikir kreatif ekpermen 0,161 dan nilai signifikan kelas kontro

siswa kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas adalah 0,481. Hasil ujinormalitas posttest untu

eksperimen. Hasil pretest kedua kelas masih jauh kelas eksperimen nilai signifikan 0,109 dan untuk

di bawah kriteria ketuntasan minimal yang kelas kontrol 0,053.

ditetapkan. Hal ini menujukkan siswa belum Hasil uji homogenitas untuk data pretest

memahami materi yang akan diberikan dan memiliki nilai signifikan 0,389 dan untuk data

kemampuan berpikir kreatif matematis baik kelas posttest memiliki nilai signifikan 0,529 sehingga

eksperimen maupun kelas kontrol masih dapat dikatakan data pretest maupun posttest

tergolong rendah. kemampuan berpikur kreatif kelas eksperimen


Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 7
dan kelas kontrol memiliki varian yang sama t 0,05(61) 1,67022. Karena t hitung t 0,05(61) maka H0
(homogen). ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan
Uji Kemampuan awal siswa pebelajaran dengan pendekatan open-ended
menggunakan nilai pretest diperoleh thitung = - dalam setting pembelajaran learning cycle 7e
2,6575 dengan taraf signifikansi = 0,05. lebih efektif dari pada pebelajaran ekspositori
diperoleh t0,025(60)= 2,0003 sehingga thitung = - ditinjau dari kemapuan berpikir kreatif matematis
2,6575 < t0,025(v)= 2,0003 yang artinya H0 siswa.
diterima. Kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki kemampuan awal yang sama. Pembahasan

Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam


Keefektifan Pendekatan Open-Ended dalam Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E
Setting Pembelajaran Learning Cycle 7E Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif
Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Matematis Pembelajaran menggunakan pendekatan
Perhitungan menunjukkan nilai
open-ended dalam setting learning cycle 7e
t hitung 1,1995, taraf signifikan = 0,05 sehingga
dalam penelitian ini telah terlaksana sesuai
t 0,05(30) 1,6973. Karena t hitung t 0,05(30) maka H0
dengan langkah-langkah pembelajarannya. Hal
ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ini dapat dilihat dari persentase keterlaksaan
pembelajaran dengan pendekatan open-ended pembelajaran pada kelas eksperimen. Lembar
dalam setting pembelajaran learning cycle 7e keterlaksanaan pembelajaran diisi oleh observer
efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif dan diberi komentar sesuai dengan suasana dan
matematis. kondisi pembelajaran. Pembelajaran dikatakan
efektif apabila telah mencapai tujuan diadakan
Keefektifan Pembelajaran Ekspositori pembelajaran itu. Pada penelitian ini,
Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata
Perhitungan menunjukkan nilai hasil posttest siswa minimal mencapai KKM
t hitung 1,2504, taraf signifikan = 0.05 (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

sehingga t 0,05(31) 1,6955 . Karena Keefektifan pendekatan open-ended dalam setting


pembelajaran learning cycle 7e dapat dilihat pada
t hitung t 0,05(30) maka H0 ditolak. Oleh karena itu
hasil analisis data. Analisis data yang digunakan
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
meliputi deskripsi dan analisis data.
pendekatan ekspositori efektif ditinjau dari
Data hasil perolehan skor pretest diolah
kemampuan berpikir kreatif matematis.
menggunakan SPSS dengan hasil kedua kelas
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
Perbandingan Keefektifan Pendekatan Open-
Ended dalam Setting Pembelajaran Learning berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Cycle 7E dan Pembelajaran Ekspositori dan memiliki varian yang sama (homogen).
Perhitungan menunjukkan nilai
Selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata (uji-t)
t hitung 1,7309, taraf signifikan = 0.05 sehingga
untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
8 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
skor pretest. Berdasarkan hasil uji kemampuan analisis data. Data hasil perolehan skor pretest
awal, dapat disimpulkan kemampuan awal siswa diolah menggunakan SPSS dengan hasil kedua
kelas eksperimen dan kelan kontrol dianggap kelas baik kelas eksperimen maupun kelas
sama. kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi
Data hasil perolehan posttest juga normal dan memiliki varian yang sama
dianalisis dengan hasil kelas eksperimen maupun (homogen). Selanjutnya dilakukan uji beda rata-
kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi rata (uji-t) untuk mengetahui kemampuan awal
normal dan memiliki varian yang sama siswa pada skor pretest. Berdasarkan hasil uji
(homogen). Selanjutnya dilakukan uji keefektifan kemampuan awal, dapat disimpulkan kemampuan
menggunakan uji beda rata-rata (uji-t). Hasil awal siswa kelas eksperimen dan kelan kontrol
pengujian menunjukkan bahwa pendekatan open- dianggap sama.
ended dalam setting pembelajaran learning cycle Data hasil perolehan posttest juga
7e efektif ditinjau dari kemampuan berpikir dianalisis dengan hasil kelas eksperimen maupun
kreatif matematis siswa. Hal ini didukung oleh kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi
penelitian Agus Setiawan (2015) dengan hasil normal dan memiliki varian yang sama
penelitian pembelajaran learning cycle 7e (homogen). Selanjutnya dilakukan uji keefektifan
meningkatkan prestasi siswa yang memiliki menggunakan uji beda rata-rata (uji-t). Hasil
kemapuan kreativitas tinggi. pengujian menunjukkan bahwa pendekatan
ekspositori efektif ditinjau dari kemampuan
Keefektifan Pembelajaran Ekspositori
berpikir kreatif matematis siswa. Suyono dan
Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Hariyanto (2015: 80) yang menyatakan bahwa
Pendekatan ekspositori pada penelitian
dengan pembelajaran ekspositori siswa secara
ini menggunakan metode ceramah dan tanya
langsung mendapatkan informasi sebanyak-
jawab. Sehingga guru tidak selalu menerangkan
banyaknya melalui penjelasan dari guru dan
materi tetapi juga diselingi dengan pertanyaan-
dalam waktu yang lebih singkat sehingga siswa
pertanyaan untuk memberikan kesempatan pada
akan langsung paham terhadap materi.
siswa. Pembelajaran menggunakan pendekatan
Pembelajaran ekspositori akan efektif apabila
ekspositori telah terlaksana sesuai dengan
didukung oleh situasi pembelajaran yang
langkah-langkah pembelajarannya. Hal ini dapat
kondusif.
dilihat dari persentase keterlaksaan pembelajaran
pada kelas kontrol. Lembar keterlaksanaan Perbandingan Keefektifan Pendekatan Open-
Ended dalam Setting Pembelajaran Learning
pembelajaran diisi oleh observer dan diberi
Cycle 7E dan Pembelajaran Ekspositori
komentar sesuai dengan suasana dan kondisi Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
pembelajaran.
Pendekatan open-ended dalam setting
Keefektifan pendekatan ekspositori
pembelajaran learning cycle 7e dan pembelajaran
dapat dilihat pada hasil analisis data. Analisis
dengan pendekatan ekspositori efektif apabila
data yang digunakan meliputi deskripsi dan
ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 9
matematis siswa. Oleh karena itu dilakukan uji pendapat sehingga siswa akan mendapatkan
beda rata-rata (uji-t) untuk mengetahui perlakuan berbagai macam jawaban dan berbagaimacam
mana yang lebih efektif. Berdasarkan hasil uji cara dalam penyelesaian suatu masalah. 4)
beda rata-rata (uji-t) kelas eksperimen yang explain yaitu menjelaskan, setelah melakukan
menggunakan pendekatan open-ended dalam kegiatan pada LKS siswa diminta untuk
setting pembelajaran learning cycle 7e lebih mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan
efektif dibandingkan pembelajaran dengan kelas. Siswa menjelaskan bagaimana mereka
menggunakan pendekatan ekspositori. mendapatkan suatu konsep dan bagaiman
Pendekatan open-ended dapat menyelesaikan masalah terbuka yang disediakan.
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif 5) elaborate yaitu mengaplikasikan konsep yang
matematis siswa hal ini seperti penelitian Tri baru saja mereka temukan pada soal yang
Rokhimah (2015) yang menyatakan bahwa berbentuk pemecahan masalah. Siswa bekerja
pendekatan saintifik berbasis masalah open ended bersama kelompok untuk dapat mmecahkan
efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif masalah yang disediakan. 6) evaluate yaitu
siswa. Selain itu, model pembelajaran learning evaluasi di setiap pertemuan untuk mengukur
cycle 7e memberikan wadah bagi siswa untuk sejauh mana siswa menguasai materi dan sejauh
belajar mandiri, berdiskusi, mengutarakan mana keberhasilan metode yang diterapkan guru.
pendapat, dan memberikan komentar. Langkah- 7) extend yaitu mempertegas pengetahuan dan
langkah yang dialui siswa 1) eliciting prior memperluas dengan mengaitkan topik dengan
knowledge yaitu pemunculan pemahaman awal permaslahan lain. Siswa diberikan tugas yang
siswa terhadap materi sehingga siswa dapat berkaitan dengan materi yang akan mereka terima
mengaitkan materi yang akan ia pelajari dengan pada pertemuan berikutnya. Tahap ini menuntun
apa yang telah mereka ketahui 2) engage yaitu siswa untuk menghubungkan materi yang baru
membangkitkan minat siswa terhadap materi. dipelajari dengan materi yang akan dipelajari
Pada tahap ini, materi dikaitkan pada kehidupan berikutnya.
sehari-hari atau maslah nyata yang ada di sekitar Berdasarkan langkah-langkah pada
siswa sehingga siswa termotiivasi untuk pembelajaran kelas eksperimen, siswa akan lebih
mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini aktif dan termotivasi dalam belajar. Keaktifan
juga dibubuhkan masalah terbuka sehingga siswa siswa yang dominan terjadi saat siswa berdiskusi
terpancing untuk mengikuti pelajaran. 3) Explore berkelompok. Masalah yang disuguhkan dalam
yaitu melakukan eksplorasi terhadap materi yang LKS bersifat masalah terbuka atau masalah tidak
akan dipelajari. Pada tahap ini, siswa dibentuk lengkap sehingga akan membantu siswa
kelompok kecil, dan setiap siswa mendapatkan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
LKS. Siswa melakukan eksplorasi dengan siswa.
memahami maslah yang ada pada LKS kemudian Langkah-langkah pembelajaran
mendiskusikanya bersama teman satu kelompok, ekspositori pada kelas kontrol lebih menekankan
saling mengomunikasikan dan saling bertukar pembelajaran secara individual. Pembelajaran
10 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
ekspositori bisa menjadi efektif tergantung situasi yaitu pendekatan open-ended dalam setting
dan kondisi kelas. Penyampaian materi secara pembelajaran learning cycle 7e dapat menjadi
ceramah dan diselingi tanya-jawab, kegiatan alternatif bagi guru untuk mengembangkan
siswa adalah memperhatikan dan mencatat apa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
yang guru sampaikan. Kemudian siswa diberikan SMP kelas VII dengan siswa yang memiliki
contoh pengerjaan soal serta latihan soal. Siswa karakteristik yang sama dengan siswa SMP
tidak berinteraksi dengan beberapa siswa, hanya Negeri 2 Tempel. Karena tahap yang dilalui
dengan teman sebangku saja. Hal tersebut dalam pembelajaran ini cukup panjang maka
membuat pemikiran siswa kurang berkembang hendaknya ada manajemen waktu yang bagus
karena tidak banyak masukan yang ia dapatkan. sehingga pembelajaran selesai tepat waktu dan
oleh karena itu siswa terpaku pada suatu cara siswa dapat mengembangkan kemampuan
saja. berpikir kreatif secara maksimal.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut
SIMPULAN DAN SARAN
mengenai pendekatan open-ended dalam setting
Simpulan pembelajaran learning cycle 7e pada karakteristik
Berdasarkan hasil penelitian dan siswa yang berbeda dengan siswa kelas VII SMP
pembahasan tentang efektivitas pendekatan open- Negeri 2 Tempel serta dengan pendekatan atau
ended dalam setting pembelajaran learning cycle metode pembelajaran dan materi yang berbeda.
7e ditinjau dari kemampuanberpikir kreatif
matematis siswa SMP kelas VII dapat
disimpulkan : DAFTAR PUSTAKA
1. Pendekatan open-ended dalam setting
Black, Charles dan Greenberg. (2007). Applying
pembelajaran learning cycle 7e efektif the Open-Ended Approach to Improve
apabila ditinjau dari kemampuan berpikir Performance in Middle School Math. Jurnal.
ProQuest.
kreatif matematis siswa SMP kelas VII.
2. Pembelajaran ekspositori efektif apabila Daryanto. (2013). Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa SMP kelas VII. Eisenkraft, Arthur. (2003). Effect of Learning
Environmental Education Using The 7E
3. Pendekatan open-ended dalam setting Learning Cycle. NTSA.
pembelajaran learning cycle 7e lebih efektif
Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi
dibandingkan dengan pembelajaran Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA.
ekspositori apabila ditinjau dari kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa SMP kelas Haylock, Derek. (1997). Recognising
Mathematical Creativity in Schoolchildren.
VII.
Diakses dari http://www.emis.de/journals/-
Saran ZDM/zdm973a2.pdf. pada tanggal 02
Desember 2015, Jam 10.43 WIB.
Berdsarkan kesimpulan penelitian di atas
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
Kemampuan Berpikir Kreatif .... (Arlina Lili Fatimah) 11
Momon Sudarma. (2013). Mengembangkan Suyono dan Hariyanto. (2015). Implementasi
Ketrampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Rajawali Pers. Remaja Rosdakarya.

Pehkonen, Erkki. (1997). Open-Ended Problem: Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2013). Strategi
A Method for an Educational Change. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Diakses tanggal 2 Desember 2015 dari
http://www.clab.edc.uoc.gr/aestit/4th/PDF/ - Wita Ratna P. (2015). Perbandingan Keefektifan
56.pdf. Model Learning Cycle 5E dan 7E dalam
Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Standar Ditinjau dari Prestasi belajar, Kemampuan
Isi. Diakses tanggal 25 Mei 2015 dari Berpikir Kreatif, dan Self-Efficacy Siswa
http://www.wordpress. com. Sekolah Menengah Pertama.Tesis.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006. Standar
Kompetensi Lulusan. Diakses dari
http://www.unm.ac.id pada 25 Mei 2015,
Jam 04.44 WIB.

Anda mungkin juga menyukai