Anda di halaman 1dari 8

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 68 - 75

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA


PADA MATERI SPLDV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK-PAIR-SHARE DI KELAS VIII SMP

Noor Fajriah, Desnalia Sari

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat,


Jl. Brigjen H. Hasan Basri Kayutangi Banjarmasin
e-mail : n.fajriah@yahoo.co.id

Abstrak. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa
mempunyai kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan pemahaman
konsep matematis siswa dan (2) mengetahui aktivitas belajar siswa pada pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) melalui model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share di kelas VIIID SMP Negeri 19
Banjarmasin tahun pelajaran 2015-2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
VIIID SMP Negeri 19 Banjarmasin tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 36
orang dan objek penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa per
indikator pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. Pemahaman
konsep pada penelitian ini terdiri dari (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2)
mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya),
(3) memberi contoh dan non-contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup suatu konsep, (6) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur
atau operasi tertentu, dan (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I terdiri dari lima pertemuan dan siklus II
terdiri dari tiga pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes,
observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif dan statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman
konsep matematis siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel
melalui model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share di kelas VIIID SMP
Negeri 19 Banjarmasin tahun pelajaran 2015-2016 meningkat dan aktivitas belajar
siswa selama siklus I dan siklus II untuk berdiskusi dengan kelompok termasuk
dalam kriteria tinggi, maju ke depan kelas menyampaikan hasil diskusi atau
menjawab soal termasuk dalam kriteria rendah, memberikan tanggapan termasuk
dalam kriteria tinggi, mengajukan pertanyaan dan membuat kesimpulan termasuk
dalam kriteria sangat rendah.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share, pemahaman


konsep matematis, sistem persamaan linear dua variabel

Kompetensi yang perlu dikuasai setiap siswa aljabar meliputi: bentuk aljabar dan unsur-
berbeda-beda untuk setiap jenjang unsurnya, persamaan dan pertidaksamaan
pendidikan. Kompetensi dasar tingkat sekolah linear serta penyelesaiannya, himpunan dan
menengah pertama untuk mata pelajaran operasinya, relasi, fungsi dan grafiknya,
matematika adalah memahami konsep sistem persamaan linear dan
68
Noor Fajriah, Desnalia Sari, Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Materi …… 69

penyelesaiannya, serta menggunakannya positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan


dalam pemecahan masalah (Depdiknas, diperoleh kecakapan melakukan kegiatan
2007). tertentu. Jadi, apabila pemahaman konsep
Pemahaman konsep merupakan siswa rendah maka akan berpengaruh
kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam terhadap hasil belajar siswa.
memahami konsep dan dalam melakukan Adapun indikator yang
prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, menunjukkan kemampuan pemahaman
efisien, dan tepat. Pemahaman terhadap konsep antara lain adalah (1) menyatakan
suatu konsep sangat penting karena apabila ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasi
siswa menguasai konsep materi prasyarat objek-objek menurut sifat-sifat tertentu
maka siswa akan mudah untuk memahami (sesuai dengan konsepnya), (3) memberi
konsep materi selanjutnya. Oleh karena itu, contoh dan non-contoh dari konsep, (4)
pemahaman siswa terhadap suatu konsep menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
perlu ditanamkan sejak dini. representasi matematis, (5) mengembangkan
Berdasarkan hasil wawancara syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep,
dengan salah satu guru matematika di SMP (6) menggunakan, memanfaatkan, dan
Negeri 19 Banjarmasin, Ibu Erina Sri memilih prosedur atau operasi tertentu, dan
Wahyuningtyas, S.Pd menunjukkan bahwa (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma
hasil belajar siswa kelas VIIID masih rendah. pemecahan masalah
Hal itu dapat dilihat dari rendahnya hasil Salah satu usaha yang dapat
ulangan tengah semester ganjil (UTS) tahun dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
pelajaran 2015-2016. Kurang dari 50% siswa pemahaman konsep matematis siswa adalah
kelas VIIID belum memenuhi batas Kriteria menerapkan suatu model pembelajaran yang
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. memberikan fasilitas kepada siswa agar
Rendahnya hasil belajar siswa mereka dapat memahami konsep matematika
kelas VIIID salah satunya dipengaruhi oleh dengan baik. Salah satu model pembelajaran
pemahaman konsep siswa, karena yang dapat memberikan fasilitas tersebut
pemahaman konsep merupakan aspek yang adalah model pembelajaran kooperatif.
penting dalam hasil belajar. Menurut Menurut Rusman (2010) dalam
departemen pendidikan nasional (2007) hasil model pembelajaran kooperatif guru lebih
belajar yang dinilai dalam mata pelajaran berperan sebagai fasilitator yang berfungsi
matematika ada tiga aspek, yakni sebagai jembatan penghubung ke arah
pemahaman konsep, penalaran dan pemahaman yang lebih tinggi, dengan
komunikasi, serta pemecahan masalah. catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya
Sumiati dan Asra (2012) juga menyatakan memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi
banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai juga harus membangun pengetahuan dalam
hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan
pemahaman tentang konsep, kemampuan untuk mendapatkan pengalaman langsung
menerapkan konsep, kemampuan dalam menerapkan ide-ide mereka, ini
menjabarkan dan menarik kesimpulan serta merupakan kesempatan bagi siswa untuk
menilai kemanfaatan suatu konsep, menemukan dan menerapkan ide-ide mereka
menyenangi dan memberi respons yang sendiri.
Berikut adalah tabel yang menjelaskan mengenai langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif.
Tabel 1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
TAHAP TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan
Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi dicapai pada kegiatan pelajaran dan
Siswa menekankan pentingnya topik yang akan
dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 68 -75 70

Tahap 2 Guru menyajikan informasi atau meteri kepada


Menyajikan Informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui
bahan bacaan.
Tahap 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasikan Siswa ke dalam caranya membentuk kelompok belajar dan
Kelompok-kelompok Belajar membimbing setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efektif dan efisien.
Tahap 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Tahap 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
Memberikan Penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
(Rusman, 2010)

Salah satu model pembelajaran pemahaman mereka sendiri dan dapat


kooperatif (Saefuddin & Berdiati, 2014) meningkatkan pemahaman konsep
adalah think-pair-share. Pembelajaran matematis siswa. Hal ini sesuai dengan hasil
kooperatif tipe think-pair-share ini penelitian yang dilaksanakan oleh Fristady
dikembangkan oleh Frank Lyman pada tahun (2014) yang menunjukkan bahwa model
1985 (Aqib, 2015). Seperti namanya pembelajaran kooperatif tipe think pair share
“Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan dapat meningkatkan pemahaman konsep
guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait matematis siswa kelas X SMA Negeri 1
dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran
Guru memberikan kesempatan kepada siswa semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
memikirkan jawabannya. Selanjutnya
“Pairing”, pada tahap ini guru meminta siswa Pada proses aktivitas
berpasang-pasangan. Beri kesempatan pembelajaran harus melibatkan seluruh
kepada pasangan-pasangan itu untuk aspek psikofisis peserta didik baik jasmani
berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat maupun rohani, sehingga akselerasi
memperdalam makna dari jawaban yang perubahan perilakunya dapat terjadi secara
telah dipikirkannya melalui intersubjektif cepat, tepat, mudah, dan benar, baik
dengan pasangannya. Hasil diskusi berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan
intersubjektif di tiap-tiap pasangan hendaknya psikomotor. Aktivitas dalam belajar dapat
dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. memberikan nilai tambah (added value) bagi
Tahap ini dikenal dengan “Sharing”. Dalam peserta didik (Suhana, 2014) antara lain:
kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab (1) Siswa memiliki kesadaran (awareness)
yang mendorong pada pengkonstruksian untuk belajar sebagai wujud adanya
pengetahuan secara integratif. Siswa dapat motivasi internal atau driving force untuk
menemukan struktur dari pengetahuan yang belajar sejati.
dipelajarinya (Suprijono, 2009). (2) Siswa mencari pengalaman dan
Think-pair-share memiliki prosedur langsung mengalami sendiri, yang dapat
yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberikan dampak terhadap
memberi siswa waktu lebih banyak untuk pembentukan pribadi yang integral.
berpikir, menjawab dan saling membantu satu (3) Siswa akan belajar dengan menurut
sama lain (Slavin, 2008). Melalui model minat dan kemampuannya.
pembelajaran ini siswa diberikan banyak
waktu agar dapat mengkonstruksi
Noor Fajriah, Desnalia Sari, Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Materi …… 71

(4) Menumbuhkembangkan sikap disiplin (8) Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu


dan suasana belajar yang demokratis di minat, membedakan, berani, tenang,
kalangan siswa. dan lain-lain.
(5) Pembelajaran dilaksanakan secara
konkrit sehingga dapat
menumbuhkembangkan pemahaman METODE
dan berpikir kritis serta menghindarkan Penelitian ini dilaksanakan dengan
terjadinya verbalisme. menggunakan penelitian tindakan kelas.
(6) Menumbuhkembangkan sikap kooperatif Dimana keberhasilan penelitian dilihat dari
di kalangan siswa, sehingga sekolah terjadinya peningkatan rata-rata persentase
menjadi hidup, sejalan, serasi dengan pemahaman konsep matematis siswa per
kehidupan masyarakat di sekitarnya. indikator dari siklus I ke siklus II.
Dierich (Suhana, 2014) Penelitian tindakan kelas
menyatakan bahwa aktivitas belajar dibagi ke dilaksanakan di SMP Negeri 19 Banjarmasin
dalam delapan kelompok, yaitu: pada semester ganjil tahun pelajaran 2015-
(1) Kegiatan-kegiatan visual, yaitu 2016 yang beralamat di Jalan AMD XII No. 39
membaca, melihat gambar-gambar, RT. 14 Pemurus Dalam Banjarmasin.
mengamati eksperimen, demontrasi, Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
pameran, mengamati orang lain bekerja November sampai dengan bulan Desember
atau bermain. 2015.
(2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu Subjek penelitian ini adalah siswa
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, kelas VIIID SMP Negeri 19 Banjarmasin
menghubungkan suatu kejadian, tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah
mengajukan pertanyaan, memberi 36 orang. Objek penelitian ini adalah
saran, mengemukakan pendapat, pemahaman konsep matematis siswa per
berwawancara, diskusi, dan interupsi. indikator pada pokok bahasan sistem
(3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu persamaan linear dua variabel. Instrumen
mendengarkan penyajian bahan, dalam penelitian ini meliputi soal tes dan
mendengarkan percakapan atau diskusi lembar observasi.
kelompok, mendengarkan suatu Teknik pengumpulan data yang
permainan, dan mendengarkan radio. digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Tes,
(4) Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu tes ini diberikan untuk mengetahui
menulis cerita, menulis laporan, pemahaman konsep matematis siswa yang
memeriksa karangan, bahan-bahan diberikan pada setiap akhir siklus. (2)
copy, membuat outline atau rangkuman, Observasi, aktivitas belajar siswa di kelas
mengerjakan tes, dan mengisi angket. dapat diketahui dengan menggunakan lembar
(5) Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu observasi aktivitas belajar siswa. (3)
menggambar, membuat grafik, chart, Dokumentasi, dokumentasi digunakan untuk
diagram, peta, dan pola. mengetahui informasi tentang kemampuan
(6) Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu awal siswa kelas VIIID SMP Negeri 19
melakukan percobaan, memilih alat-alat, Banjarmasin dengan mengambil data nilai
melaksanakan pameran, membuat ulangan tengah semester ganjil tahun
model, menyelenggarakan permainan, pelajaran 2015-2016.
menari, dan berkebun. Adapun teknik analisis data yang
(7) Kegiatan-kegiatan mental, yaitu digunakan adalah sebagai berikut:
merenungkan, mengingat, memecahkan (1) Deskriptif Kuantitatif
masalah, menganalisis faktor-faktor, Penilaian pemahaman konsep
melihat hubungan-hubungan, dan matematis siswa digunakan dengan rumus
membuat keputusan. (Usman & Setiawati, 2001):
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 68 -75 72

skor yang diperoleh


N= × 100
skor maksimal
Keterangan: N = nilai akhir
Perhitungan pemahaman konsep matematis dan aktivitas belajar siswa menggunakan
rumus persentase dari Sudijono (2005):
𝑓
𝑝 = × 100%
𝑁
Keterangan:
𝑝 = angka persentase
𝑓 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
𝑁 = banyaknya individu
Tabel 5 Kualifikasi aktivitas belajar siswa
Rentang Nilai Kriteria
28,50 – 46,49 Sangat Rendah
46,50 – 64,49 Rendah
64,50 – 82,49 Tinggi
82,50 – 100,00 Sangat Tinggi
(Adaptasi dari Enjah, 2008)
(2) Statistika Deskriptif
Hasil penelitian ini juga dijelaskan menggunakan mean (rata-rata). Mean merupakan
teknik penjelasan yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata ini didapat
dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah
individu yang ada pada kelompok tersebut, hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Sudjana,
2008):
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖
Keterangan:
𝑥̅ = nilai rata-rata (mean)
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 = jumlah hasil perkalian antara masing-masing data dengan frekuensinya
∑ 𝑓𝑖 = jumlah data atau sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut adalah tabel yang menyajikan aktivitas belajar siswa selama siklus I dan siklus II
yang mengalami peningkatan.

Tabel 1 Aktivitas belajar siswa selama siklus I dan siklus II


No Aspek yang diamati Persentase (%) pertemuan ke - Rata- Kriteria
1 2 3 4 5 6 rata
1. Berdiskusi dengan 61,11 72,22 80,56 86,11 91,67 94,44 81,02 Tinggi
kelompok
2. Maju ke depan kelas 50,00 63,89 72,22 77,78 58,33 63,89 64,35 Rendah
menyampaikan hasil
diskusi kelompok atau
menjawab soal
3. Memberikan tanggapan 47,22 63,89 75,00 83,33 88,89 94,44 75,46 Tinggi
4. Mengajukan pertanyaan 25,00 27,78 33,33 36,11 38,89 44,44 34,26 Sangat
Rendah
5. Membuat kesimpulan 22,22 27,78 30,56 36,11 38,89 41,67 32,87 Sangat
Rendah
Noor Fajriah, Desnalia Sari, Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Materi …… 73

Rata-rata persentase pemahaman konsep matematis siswa per indikator selama siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 1 Grafik peningkatan pemahaman konsep matematis siswa

Tabel 2 Peningkatan rata-rata persentase pemahaman konsep matematis siswa per indikator
siklus I ke siklus II

No Indikator Pemahaman Konsep Rata-rata Persentase Peningkatan Rata-


Matematis Siswa Pencapaian Pemahaman rata Persentase
Konsep Matematis Siswa Pemahaman Konsep
(%) Matematis Siswa
Siklus I Siklus II pada Siklus I ke
Siklus II (%)
1 Menyatakan ulang sebuah konsep 70,14 88,89 18,75
2 Mengklasifikasi objek-objek 61,11 93,06 31,95
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya)

3 Memberi contoh dan non-contoh 61,11 95,37 34,26


dari konsep
4 Menyajikan konsep dalam berbagai 71,88 93,40 21,52
bentuk representasi matematis

5 Mengembangkan syarat perlu atau 59,26 92,59 33,33


syarat cukup suatu konsep
6 Menggunakan, memanfaatkan, dan 62,50 82,29 19,79
memilih prosedur atau operasi
tertentu

7 Mengaplikasikan konsep atau 54,17 62,50 8,33


algoritma pemecahan masalah
rata-rata persentase pemahaman konsep
Berdasarkan uraian tersebut dapat matematis siswa per indikator dari siklus I ke
disimpukan bahwa terjadinya peningkatan siklus II.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 68 -75 74

DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN Adinawan, C & Sugijono. 2006. Matematika
Simpulan untuk SMP Kelas VIII 2A Semester
Berdasarkan penelitian yang telah 1. Erlangga, Jakarta.
dilaksanakan pada siswa kelas VIIID SMP Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindak-
Negeri 19 Banjarmasin tahun pelajaran 2015- an. Aditya Media, Yogyakarta.
2016 pada pokok bahasan sistem persamaan Aqib, Zainal. 2015. Model-model, Media, dan
linear dua variabel dapat diambil kesimpulan Strategi Pembelajaran Kontekstual
bahwa: (Inovatif). CV Yrama Widya, Ban-
(1) Pemahaman konsep matematis siswa dung.
pada pokok bahasan sistem persamaan Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Rineka
linear dua variabel melalui model Cipta, Jakarta.
pembelajaran kooperatif tipe think-pair- Enjah, T. R. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
share di kelas VIIID SMP Negeri 19 PT Genesindo, Bandung.
Banjarmasin tahun pelajaran 2015-2016 Fathurrohman, P & Sutikno, S. 2010. Strategi
meningkat. Belajar Mengajar Melalui
(2) Aktivitas belajar siswa selama siklus I Penanaman Konsep Umum dan
dan siklus II untuk berdiskusi dengan Konsep Islami. PT Refika Aditama,
kelompok termasuk dalam kriteria tinggi, Bandung.
maju ke depan kelas menyampaikan Fristady, Restu. 2014. Efektivitas Model Pem-
hasil diskusi kelompok atau menjawab belajaran Kooperatif Tipe Think
soal termasuk dalam kriteria rendah, Pair Share Terhadap Pemahaman
memberikan tanggapan termasuk dalam Konsep Matematis Siswa (Studi
kriteria tinggi, mengajukan pertanyaan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1
termasuk dalam kriteria sangat rendah, Gedongtataan Kabupaten Pesa-
dan membuat kesimpulan termasuk waran Semester Genap Tahun
dalam kriteria sangat rendah. Pelajaran 2013/2014). Skripsi Sar-
jana. Universitas Lampung, Bandar
Saran Lampung. Tidak Dipublikasikan.
Berdasarkan kesimpulan yang Gunawan, R. P. 2013. Model Pembelajaran
diperoleh dalam penelitian ini, maka Kooperatif Tipe Think Pair Share
disampaikan beberapa saran, yaitu: (TPS). Diakses melalui http://pro-
(1) Pembelajaran matematika dengan posalmatematika23.blogspot.co.id/
model pembelajaran kooperatif tipe 2013/05/model-pembelajaran-
think-pair-share dapat dijadikan sebagai kooperatif-tipe.html pada tanggal
salah satu alternatif yang dapat 15 Januari 2016.
digunakan guru agar proses belajar Harja. 2012. Pemahaman Konsep Matematis.
mengajar tetap menyenangkan Prosiding Seminar Nasional FKIP
sehingga pemahaman konsep Universitas Sriwijaya, Sriwijaya.
matematis siswa dapat meningkat. Huda, M. 2011. Cooperatif Learning; Metode,
(2) Diharapkan adanya suatu penelitian Teknik, Struktur dan Model
lanjutan mengenai model pembelajaran Penerapan. Pustaka Pelajar,
kooperatif tipe think-pair-share ini Yogyakarta.
dengan menggunakan metode Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep
penelitian tindakan kelas tetapi dengan Matematik dalam Pembelajaran
tempat yang berbeda. Matematika. Prosiding Seminar
Nasional FKIP Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas
PGRI Palembang, Palembang.
Noor Fajriah, Desnalia Sari, Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Materi …… 75

Kulsum, U. 2011. Implementasi Pendidikan Sudjana, N. 2008. Tuntunan Penyusunan


Karakter Berbasis Paikem. Gena Karya Ilmiah. Sinar Baru
Pratama Pustaka, Surabaya. Algesindo, Bandung.
Rochman, Yudhi. 2006. Super Matematika Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi
untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Pembelajaran. PT Refika Aditama,
Erlangga, Jakarta. Bandung.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Sumiati & Asra. 2012. Metode Pembelajaran.
Mengembangkan Profesionalisme CV Wacana Prima, Bandung.
Guru. Rajawali Pers, Jakarta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning
Saefuddin, A & Berdiati, I. 2014. (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Pustaka
Pembelajaran Efektif. PT Remaja Pelajar, Yogyakarta.
Rosdakarya, Bandung. Tim Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Simangunsong, W & Sukino. 2001. Materi Pelatihan Terintegrasi
Matematika SLTP 2B Kelas 2 Matematika. Depdiknas, Jakarta.
Caturwulan Kedua. Erlangga, Tim Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
Jakarta. Kurikulum Tingkat Satuan
Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning. Pendidikan untuk Sekolah
Nusa Media, Bandung. Menengah Pertama dan Madrasah
Sari, N. A. 2014. Model Penemuan Tsanawiyah. PT Binatama Raya,
Terbimbing dengan Teknik mind Jakarta.
mapping untuk Meningkatkan Tim Dosen PMIPA. 2013. Petunjuk Penulisan
Kemampuan Pemahaman Konsep Karya Ilmiah Edisi V. Jurusan
Matematis Siswa SMP. Skripsi Pendidikan MIPA-FKIP-UNLAM,
Sarjana. Universitas Lambung Banjarmasin.
Mangkurat, Banjarmasin. Tidak Usman & Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi
Dipublikasikan. Kegiatan Belajar Mengajar. PT
Sudarmanta, Eddy. 2013. Siaga Ujian Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nasional Matematika untuk Van de Walle, J. A. 2008. Pengembangan
SMP/MTs. CV Grafika Dua Tujuh, Pengajaran Sekolah Dasar dan
Klaten. Menengah Matematika. Erlangga,
Sudijono, A. 2005. Pengantar Statistik Jakarta.
Pendidikan. Raja Grafindo Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip
Persada, Jakarta. Desain Pembelajaran. Kencana,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai