Anda di halaman 1dari 8

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 59 - 66

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PENERAPAN


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMERIKSA BERPASANGAN (PAIR CHECKS)

Sutarto Hadi, Maidatina Umi Kasum

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat,


Jl. Brigjen H. HasanBasryKayutangi Banjarmasin
e-mail : shadiunlam@gmail.com, maidatina.umi.k@gmail.com

Abstrak. Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pemikiran


untuk mengingat dan mengenal kembali materi yang dipelajari. Namun pada
kenyataannya, salah satu masalah pokok dalam pembelajaran matematika adalah
masih rendahnya pemahaman konsep matematika. Hal ini disebabkan karena
sejauh ini paradigma pembelajaran matematika di sekolah masih didominasi oleh
paradigma pembelajaran konvensional. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Memeriksa Berpasangan
(Pair Checks), karena model ini memberikan banyak kesempatan kepada siswa
untuk berinteraksi dengan pasangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
(1) pemahaman konsep matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, (2) pemahaman konsep
matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan pembelajaran
konvensional, dan (3) perbedaan rata-rata pemahaman konsep matematika yang
signifikan antara siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair
Checks dan siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional. Penelitian ini
menggunakan metode quasi experiment, dengan populasi seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Martapura. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling dan random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman
konsep matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks berada pada kualifikasi amat baik,
pemahaman konsep matematika siswa SMPN 1 Martapura dengan menerapkan
pembelajaran konvensional berada pada kualifikasi baik, dan terdapat perbedaan
rata-rata pemahaman konsep matematika yang signifikan antara siswa yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dan siswa yang
menerapkan pembelajaran konvensional.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, pembelajaran


konvensional, pemahaman konsep

Matematika merupakan pelajaran yang Permendiknas RI No 22 Tahun 2006, salah


memerlukan pemusatan pemikiran untuk satu tujuan pembelajaran matematika pada
mengingat dan mengenal kembali materi pendidikan menengah adalah agar siswa
yang dipelajari sehingga siswa harus mampu memahami konsep matematika, menjelaskan
menguasai konsep materi tersebut. keterkaitan antar konsep dan mengaplikasi-
Keberhasilan penguasaan konsep awal kan konsep atau algoritma, secara luwes,
matematika pada siswa menjadi pembuka akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
jalan dalam penyampaian konsep-konsep masalah.
matematika pada materi selanjutnya. Dalam
59
Sutarto Hadi, Maidatina Umi Kasum, Konsep Matematika Siswa SMP Melalui Penerapan Model …… 60

Pemahaman konsep matematika melibatkan semua siswa agar menjadi lebih


merupakan landasan penting untuk berpikir aktif dan lebih berkonsentrasi dalam proses
dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran.
matematika maupun permasalahan sehari- Model pembelajaran kooperatif tipe
hari. Dengan pemahaman konsep Memeriksa Berpasangan (Pair Checks)
matematika yang baik, siswa akan mudah merupakan salah satu cara untuk mening-
mengingat, menggunakan, dan menyusun katkan pemahaman konsep matematika
kembali suatu konsep yang telah dipelajari siswa dan membantu siswa yang pasif dalam
serta dapat menyelesaikan berbagai variasi kegiatan kelompok. Pada model ini siswa
soal matematika. Namun pada kenyataannya, dibagi dalam pasangan-pasangan dan satu
salah satu masalah pokok dalam pasangan terdiri dari dua orang siswa.
pembelajaran matematika adalah masih Karena hanya terdiri dari dua orang,
rendahnya daya serap dan pemahaman pasangan ini akan belajar dengan lebih aktif
siswa terhadap konsep matematika. Menurut dalam memecahkan masalah sehingga siswa
Fathani dan Masykur (2007), hal ini menjadi lebih paham. Pembagian kelompok
disebabkan karena sejauh ini paradigma siswa secara berpasangan menunjukkan
pembelajaran matematika di sekolah masih pencapaian yang jauh lebih besar dalam
didominasi oleh paradigma pembelajaran bidang ilmu pengetahuan daripada kelompok
konvensional, dimana guru ceramah, yang terdiri atas empat atau lima orang
menggurui, dan otoritas tertinggi terletak pada (Slavin, 2010). Model pembelajaran
guru. kooperatif tipe Pair Checks bertujuan untuk
Berdasarkan hasil wawancara mendalami atau melatih materi yang telah
dengan salah satu guru matematika di SMPN dipelajarinya. Dalam model ini siswa bekerja
1 Martapura menunjukkan bahwa berpasangan dan menerapkan susunan
kemampuan pemahaman siswa terhadap pengecekan berpasangan sehingga di-
konsep-konsep matematika masih tergolong harapkan dapat meningkatkan pemahaman
rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan konsep dan partisipasi siswa untuk
analisis kerja UTS siswa kelas VIII SMPN 1 menyumbangkan pemikiran mereka. Model
Martapura dan kurang dari 50 persen siswa ini juga memberikan banyak kesempatan
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal kepada siswa untuk berinteraksi
(KKM). Kelemahan pemahaman konsep menyampaikan ide-idenya, merefleksikan
dalam hal ini siswa belum bisa gagasan yang diberikan temannya dan
mengembangkan syarat perlu atau syarat berdiskusi menyamakan ide dengan
cukup suatu konsep dengan tepat, serta pasangannya.
keliru dalam memahami soal sehingga tidak Adapun tujuan dalam penelitian ini
bisa mengaplikasikan konsep atau algoritma yaitu: (1) untuk mengetahui pemahaman
dalam pemecahan masalah. Selain itu, ketika konsep matematika siswa SMP Negeri 1
berdiskusi kelompok hanya siswa tertentu Martapura dengan menerapkan model
saja yang berpartisipasi lebih aktif, sementara pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks, (2)
siswa yang lain enggan berusaha untuk mengetahui pemahaman konsep matematika
mengemukakan pendapatnya. siswa SMP Negeri 1 Martapura dengan
Rendahnya pemahaman konsep menerapkan pembelajarankonvensional, dan
matematika siswa dipengaruhi oleh beberapa (3) mengetahui perbedaan rata-rata
hal, salah satunya adalah model pem- pemahaman konsep matematika yang
belajaran yang digunakan guru. Kurang signifikan antara siswa yang menerapkan
tepatnya pemilihan model pembelajaran oleh model pembelajaran kooperatif tipe Pair
guru akan mempengaruhi proses belajar Checks dan siswa yang menerapkan
siswa. Oleh karena itu, perlu pembelajaran pembelajaran konvensional.
yang dapat mempermudah siswa dalam Menurut Huda (2013), model
memahami konsep matematika, serta pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks ini
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 59 - 66 61

menerapkan pembelajaran kooperatif yang (3) Meningkatkan pemahaman atas konsep


menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dan/atau proses pembelajaran.
dalam menyelesaikan persoalan. Model ini (4) Melatih siswa berkomunikasi dengan
juga melatih tanggung jawab sosial siswa, baik dengan teman sebangkunya.
kerjasama, dan kemampuan memberi Kekurangan yang dapat muncul
penilaian. Langkah-langkah rinci penerapan dari penerapan model pembelajaran
model pembelajaran kooperatif tipe Pair kooperatif tipe Pair Checks ini pada model
Chekcs adalah sebagai berikut: pembelajaran kooperatif di kelas:
(1) Guru menjelaskan konsep. (1) Membutuhkan waktu yang benar-benar
(2) Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. memadai.
Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam (2) Membutuhkan kesiapan siswa untuk
satu tim ada 2 pasangan. Setiap menjadi pelatih dan partner yang jujur
pasangan dalam satu tim dibebani dan memahami soal dengan baik.
masing-masing satu peran yang Berbeda dengan model
berbeda yaitu pelatih dan rekan. pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks,
(3) Guru membagikan soal kepada rekan. pembelajaran konvensional merupakan
(4) Rekan menjawab soal, dan pelatih pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru
bertugas mengecek jawabannya. Rekan dalam proses belajar mengajar di kelas. Pada
yang menjawab satu soal dengan benar pola pembelajaran konvensional, kegiatan
berhak mendapat satu kupon dari proses belajar mengajar lebih sering
pelatih. diarahkan pada aliran informasi dari guru ke
(5) Pelatih dan rekan saling bertukar peran, siswa. Menurut Kunandar (2011)
pelatih menjadi rekan, dan rekan pembelajaran konvensional sifatnya berpusat
menjadi pelatih. pada guru sehingga pelaksanaannya kurang
(6) Guru membagikan soal kepada rekan. memperhatikan keseluruhan situasi belajar
(7) Rekan menjawab soal, dan pelatih dan pada umumnya tidak memperhatikan
bertugas mengecek jawabannya. Rekan ketuntasan belajar khususnya ketuntasan
yang menjawab satu soal dengan benar siswa secara individu.
berhak mendapat satu kupon dari Kegiatan mengajar dalam
pelatih. pembelajaran konvensional cenderung
(8) Setiap pasangan kembali ke tim awal diarahkan pada aliran informasi dari guru ke
dan mencocokkan jawaban satu sama siswa, serta penggunaan metode ceramah
lain. terlihat sangat dominan. Pola mengajar
(9) Guru membimbing dan memberikan kelihatan baku, yakni menjelaskan sambil
arahan atas jawaban dari berbagai soal. menulis di papan tulis serta diselingi tanya
(10) Setiap tim mengecek jawabannya. jawab, sementara itu siswa memperhatikan
(11) Tim yang paling banyak mendapat penjelasan guru sambil mencatat di buku
kupon diberi hadiah oleh guru. tulis. Siswa dipandang sebagai individu pasif
Model pembelajaran kooperatif tipe yang tugasnya hanya mendengarkan,
Pair Checks mempunyai kelebihan dan mencatat, dan menghapal. Pembelajaran
kekurangan. Menurut Huda (2013) beberapa konvensional berpusat pada gurudan tidak
kelebihan dan kekurangan dari model terjadi interaksi yang baik antara siswa
pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks dengan siswa.
sebagai berikut: Menurut Sanjaya (Harja, 2012)
Kelebihan model pembelajaran pemahaman konsep adalah kemampuan
kooperatif tipe Pair Checks bila diterapkan siswa yang berupa penguasaan sejumlah
pada model pembelajaran kooperatif, yaitu: materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar
(1) Meningkatkan kerjasama antar siswa. mengetahui atau mengingat sejumlah konsep
(2) Adanya tutor sebaya. yang dipelajari, tetapi mampu mengungkap-
kan kembali dalam bentuk lain yang mudah
Sutarto Hadi, Maidatina Umi Kasum, Konsep Matematika Siswa SMP Melalui Penerapan Model …… 62

dimengerti, memberikan interprestasi data design atau non-equivalent posttest-only


dan mampu mengaplikasikan konsep yang design (Seniati dkk, 2011), dimana hasil tes
sesuai dengan struktur kognitif yang akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol
dimilikinya. dibandingkan. Populasi dalam penelitian ini
Skemp (Afgani, 2011) adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
membedakan dua jenis pemahaman konsep, Martapura tahun pelajaran 2013/2014
yakni pemahaman instrumental dan sebanyak 237 orang, yang terdiri dari 8 kelas.
pemahaman relasional. Pemahaman Sedangkan sampel penelitian adalah siswa
instrumental diartikan sebagai pemahaman kelas VIII A dan VIII E SMP Negeri 1
atas konsep yang saling terpisah dan hanya Martapura. Teknik sampel yang digunakan
hafal rumus perhitungan sederhana. Dalam pada penelitian ini adalah purposive
hal ini, seseorang hanya memahami urutan samplingdan Random Sampling.
pengerjaan algoritma. Sebaliknya, pemaham- Teknik pengumpulan data yang
an relasional memuat skema dan struktur digunakan dalam penelitian ini adalah
yang dapat digunakan pada penyelesaian wawancara, tes, dan dokumentasi.
masalah yang lebih luas dan bermakna. Wawancara digunakan berkaitan dengan
Menurut Van De Walle (2008), faktor-faktor studi pendahuluan dalam mengidentifikasi
yang mempengaruhi pemahaman siswa permasalahan kemampuan pemahaman
tehadap konsep matematika adalah : (1) konsep matematika siswa, permasalahan
berpikir reflektif siswa, (2) interaksi, dan (3) siswa saat kegiatan belajar mengajar
penggunaan model atau alat-alat untuk berlangsung, serta model pembelajaran yang
belajar (peraga, penggunaan simbol, selama ini digunakan oleh guru. Bentuk tes
komputer, menggambar, dan bahasa lisan). yang digunakan berupa tes essay sebanyak 7
Indikator pencapaian pemahaman soal untuk tes evaluasi akhir. Sedangkan
konsep menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen dokumentasi dilakukan untuk memperoleh
Nomor 506/C/Kep/PP/2004 adalah (1) data pelaksanaan proses pembelajaran di
menyatakan ulang sebuah konsep, (2) dalam kelas dan untuk pengumpulan data
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat yang berkaitan dengan sekolah yang menjadi
tertentu sesuai dengan konsepnya, (3) tempat penelitian.
memberi contoh dan bukan contoh dari Data yang diperoleh merupakan
konsep, (4) menyajikan konsep dalam nilai kognitif hasil pemahaman konsep
berbagai bentuk representasi matematis, (5) matematika yang berupa nilai kemampuan
mengembangkan syarat perlu atau syarat awal dan nilai evaluasi akhir program
cukup dari suatu konsep, (6) menggunakan, pembelajaran yang dianalisis dengan
memanfaatkan dan memilih prosedur atau menggunakan statistik deskriptif dan statistik
operasi tertentu, dan (7) mengaplikasikan inferensial.
konsep atau algoritma ke pemecahan Kualifikasi hasil pemahaman
masalah. konsep yang dicapai oleh siswa dapat
diketahui melalui nilai rata-rata yang
METODE dirumuskan dengan
Penelitian ini dilaksanakan dengan
metode quasi experiment dengan static group
(Sudjana, 2005)

Keterangan :
= nilai rata-rata (mean)
= jumlah hasil perkalian antara masing-masing data dengan frekuensinya
= jumlah data atau sampel
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 59 - 66 63

Selanjutnya nilai rata-rata pemahaman konsep tersebut diinterpretasikan dengan


menggunakan tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Interpretasi Nilai Rata-Rata
No. Nilai Kriteria
1. ≥ 95,00 Istimewa
2. 80,00-94,99 Amat baik
3. 65,00-79,99 Baik
4. 55,00-64,99 Cukup
5. 40,00-54,99 Kurang
6. < 40,00 Amat kurang
(Adaptasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel, 2004)
Cara perhitungan tingkat pemahaman konsep matematika yang dicapai oleh siswa pada
posttest dapat dirumuskan sebagai berikut :

dengan P sebagai persentase skor jawaban siswa.


Selanjutnya kemampuan pemahaman konsep matematika tersebut dapat
dikualifikasikan sebagai berikut :
Tabel 2 Kualifikasi Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Persentase (%) Kualifikasi Pemahaman Konsep
81-100 Sangat tinggi
61-80,99 Tinggi
41-60,99 Cukup
21-40,99 Rendah
0-20,99 Sangat rendah
(adaptasi dari Arikunto, 2013b)
Nilai pemahaman konsep dianalisis HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan uji beda, yang mana Hasil evaluasi pemahaman konsep
sebelumnya dilakukan uji pendahuluan matematika siswa pada kelas eksperimen
berupa uji normalitas dan uji homogenitas. ditunjukkan pada tabel 3 berikut yang diukur
Data yang berdistribusi normal dianalisis berdasarkan kualifikasi pemahaman konsep
menggunakan uji t, sementara itu data yang matematika siswa pada tabel 1
tidak berdistribusi normal dianalisis
menggunakan uji Mann-Whitney.
.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII A
(Kelas Eksperimen)
Nilai Frekuensi Persentase(%) Keterangan
≥ 95,00 4 12,90 Istimewa
80,00-94,99 21 67,74 Amat baik
65,00-79,99 6 19,36 Baik
55,00-64,99 0 0,00 Cukup
40,00-54,99 0 0,00 Kurang
< 40,00 0 0,00 Amat kurang
Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai pemahaman konsep matematika siswa


frekuensi pemahaman konsep matematika pada kelas eksperimen adalah 85,32% dan
siswa pada kelas eksperimen yang tertinggi termasuk dalam kualifikasi amat baik. Hal ini
berada pada kualifikasi amat baik. Rata-rata disebabkan karena dalam pelaksanaan
Sutarto Hadi, Maidatina Umi Kasum, Konsep Matematika Siswa SMP Melalui Penerapan Model …… 64

pembelajaran yang menerapkan model yang di dalamnya terdapat sintak bertukar


pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks peran untuk memecahkan permasalahan
pada pembelajaran matematika, kegiatan serta memeriksa pemecahan masalah
belajar mengajar berjalan dengan baik sesuai tersebut. Keberhasilan penerapan model
dengan tujuan yang telah direncanakan. pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks
Dimana guru dapat lebih banyak melibatkan didukung pula oleh beberapa kelebihan yang
siswa karena pembelajaran tersebut me- dimiliki model pembelajaran tersebut yaitu
nuntut keaktifan siswa dan berfokus pada dapat meningkatkan pemahaman konsep
kegiatan siswa yang bekerja secara ber- matematika siswa karena dalam proses
pasangan sesuai dengan perannya masing- belajar dipandu melalui bantuan tutor sebaya.
masing. Saat proses pembelajaran di kelas Sementara hasil evaluasi pema-
eksperimen, siswa belajar dengan lebih haman konsep matematika siswa pada kelas
leluasa untuk berpendapat serta menggali kontrol ditunjukkan pada tabel 4 berikut yang
potensinya. Hal ini dikembangkan melalui diukur berdasarkan pemahaman konsep
pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks matematika siswa pada tabel 1.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII E


(Kelas Kontrol)
Nilai Frekuensi Persentase(%) Keterangan
≥ 95,00 0 0,00 Istimewa
80,00-94,99 6 20 Amat baik
65,00-79,99 20 66,67 Baik
55,00-64,99 3 10 Cukup
40,00-54,99 1 3,33 Kurang
< 40,00 0 0,00 Amat kurang
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa kurang, sehingga dalam pembelajaran kon-


frekuensi pemahaman konsep matematika vensional sangat minim interaksi, ter-utama
siswa pada kelas kontrol yang tertinggi interaksi antar siswa. Hal ini meng-akibatkan
berada pada kualifikasi baik. Rata-rata nilai guru sukar mengetahui sampai dimana siswa
pemahaman konsep matematika siswa pada telah memahami materi yang disampaikan.
kelas kontrol adalah 72,25% dan termasuk Hasil evaluasi pemahaman konsep
dalam kualifikasi baik. Hal ini disebabkan matematika siswa untuk tiap indikator pema-
karena dalam pelaksanaan pembelajaran haman konsep pada kelas eksperimen dan
kegiatan belajar mengajar menggunakan kelas kontrol ditunjukkan pada tabel 5.
pembelajaran konvensional berjalan dengan Pemahaman konsep matematika
baik sesuai dengan rencana pelaksanaan siswa pada kelas eksperimen dan kelas
pembelajaran. Namun, guru lebih banyak kontrol dapat diketahui bahwa rata-rata dari
menjelaskan sedangkan siswa lebih banyak persentase tiap indikator pemahaman konsep
mendengarkan dan membuat catatan dari matematika siswa kelas eksperimen lebih
penjelasan yang disampaikan guru. Sehing- tinggi dari pada kelas kontrol, yaitu 81,43%
ga, peran guru dalam pembelajaran lebih dan berada pada kualifikasi sangat tinggi
banyak dan hanya beberapa orang siswa sedangkan kelas kontrol mencapai 65,51%
yang terlihat aktif dalam kegiatan pem- dan berada pada kualifikasi tinggi. Dilihat dari
belajaran. Pada saat guru menjelaskan ma- persentase pencapaian siswa dari tiap
teri, hanya sebagian siswa yang memper- indikator pemahaman konsep, ternyata
hatikan, ini disebabkan siswa malas dan persentase pencapaian semua indikator di
jenuh dengan model pembelajaran itu saja kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
tanpa ada variasi dalam pembelajaran ter- kelas kontrol.
sebut. Peran tutor sebaya juga sangat
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 59 - 66

Tabel 5 Persentase Pencapaian dari Setiap Indikator Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Indikator Pemahaman Konsep Persentase Persentase
Pencapaian Kelas Pencapaian Kelas
Eksperimen (%) Kontrol (%)
1. Menyatakan ulang sebuah konsep 93,82 84,44
2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat 95,56 93,33
tertentu sesuai dengan konsepnya
3. Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep 70,16 59,17
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk 63,71 45,83
representasi matematika
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat 84,68 53,33
cukup dari suatu konsep
6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih 87,10 73,33
prosedur atau operasi tertentu
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam 75,00 49,17
pemecahan masalah
Rata-rata 81,43 65,51

Berdasarkan hasil analisis statistik SIMPULAN DAN SARAN


menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi Simpulan
5%, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Berdasarkan hasil penelitian yang
rata-rata pemahaman konsep matematika telah dilakukan dapat diambil beberapa
yang signifikan antara siswa yang menerap- simpulan sebagai berikut:
kan model pembelajaran kooperatif tipe Pair (1) Pemahaman konsep matematika siswa
Checks dan siswa yang menerapkan SMP Negeri 1 Martapura dengan me-
pembelajaran konvensional. Hal ini disebab- nerapkan model pembelajaran koopera-
kan karena pada model pembelajaran tif tipe Pair Checksberada pada kualifi-
kooperatif tipe Pair Checks siswa memiliki kasi sangat tinggi untuk indikator me-
kebebasan dalam berekspresi, mulai dari nyatakan ulang sebuah konsep; meng-
mengemukakan pendapat kepada guru dan klasifikasi objek menurut sifat-sifat ter-
teman, mengerjakan latihan hingga mampu tentu sesuai dengan konsepnya;
bersosialisasi dalam pasangan dan timnya mengembangkan syarat perlu atau
masing-masing sehingga menimbulkan se- syarat cukup dari suatu konsep; dan
mangat lebih tinggi dalam memperhatikan menggunakan, memanfaatkan dan
dan merespon penjelasan guru dibandingkan memilih prosedur atau operasi tertentu,
dengan siswa pada pembelajaran konven- sedangkan untuk indikator lainnya
sional. Sejalan dengan pendapat Van De berada pada kualifikasi tinggi.
Walle (2008) bahwa interaksi siswa pada (2) Pemahaman konsep matematika siswa
model pembelajaran kooperatif tipe Pair SMP Negeri 1 Martapura dengan
Checks dapat mempengaruhi pemahaman menerapkan pembelajaran konvensional
konsep matematika siswa karena interaksi berada pada kualifikasi sangat tinggi
yang banyak di dalam kelas tersebut akan untuk indikatormenyatakan ulang
meningkatkan peluang terjadinya berpikir sebuah konsep dan mengklasifikasi
reflektif yang produktif. objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya, kemudian untuk
indikator menggunakan, memanfaatkan
dan memilih prosedur atau operasi
tertentu berada pada kualifikasi tinggi,
65
Sutarto Hadi, Maidatina Umi Kasum, Konsep Matematika Siswa SMP Melalui Penerapan Model …… 66

sedangkan untuk indikator lainnya 2006 tentang Standar Isi untuk


berada pada kualifikasi cukup. Satuan Pendidikan Dasar dan
(3) Terdapat perbedaan rata-rata pemaha- Menengah. Jakarta, Depdiknas.
man konsep matematika yang signifikan Fhatani, A.H. & M. Masykur.2007 .Mathe-
antara siswa yang menerapkan model matical Intelligence cara Cerdas
pembelajaran kooperatif tipe Pair Melatih Otak dan Menanggulangi
Checks dan siswa yang menerapkan Kesulitan Belajar. Ar-Ruzz Media,
pembelajaran konvensional. Jogjakarta.
Harja. 2012. Pemahaman Konsep Matematis.
Saran Prosiding Seminar Nasional FKIP
Berdasarkan simpulan yang Universitas Sriwijaya, Sriwijaya.
diperoleh dalam peneltian ini, maka disampai- Hlm: 3-4.
kan beberapa saran yaitu: Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan
(1) Pembelajaran matematika dengan Pembelajaran. Pustaka Pelajar,
model pembelajaran kooperatif tipe Pair Yogyakarta.
Checksdapat memotivasi siswa untuk Kunandar. 2011. Guru Profesional
lebih aktif sehingga dapat meningkatkan Implementasi Kurikulum Tingkat
pemahaman konsep matematika siswa Satuan Pendidikan (KTSP) dan
dan menjadikannya sebagai motivasi
Sukses dalam Sertifikasi Guru.
untuk belajar matematika.
(2) Bagi guru matematika dapat menerap- Rajawali Pers, Jakarta.
kan model pembelajaran kooperatif tipe Seniati, L, dkk. 2011. Psikologi Eksperimen.
Pair Checks sebagai alternatif dan Indeks, Jakarta.
variasi dalam pembelajaran matematika Slavin, R.E.2010. Cooperative
untuk meningkatkan pemahaman kon- Learning:Applying Contact Theory
sep siswa dan dalam upaya pening- in Desegrated Schools.Jurnal of
katan kualitas pembelajaran matematika Social Issues.Vol.41 Issue 3: 45-
di sekolah. Penggunaan model pem- 62.
belajaran kooperatif tipe Pair Checks Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito,
hendaknya memperhatikan waktu pem- Bandung.
belajaran, karena dalam penerapannya Tim Depdiknas Kalsel. 2004. Pedoman
model pembelajarankooperatif tipe Pair Penyelenggaraan Ujian Akhir
Checks membutuhkan waktu yang relatif Sekolah dan Ujian Akhir Nasional
panjang. Bagi Sekolah/Madrasah Tahun
(3) Diharapkan ada penelitian lebih lanjut pelajaran 2013/2014 Provinsi
berkenaan dengan hasil penelitian ini di Kalimantan Selatan. Dinas
tempat dan dengan pokok bahasan Pendidikan pemerintah provinsi
berbeda, mengingat berbagai keterba- Kalimantan Selatan, Banjarmasin.
tasan yang ada dalam penelitian ini. Tim Dosen Jurusan Pendidikan MIPA FKIP –
Unlam, Banjarmasin. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah.
Afgani, D.J. 2011. Analisis Kurikulum Jurusan PMIPA FKIP – Unlam,
Matematika Edisi 1. Universitas Banjarmasin.
Van de Walle, J. A. 2008. Pengembangan
Terbuka, Jakarta.
Pengajaran Sekolah Dasar dan
Arikunto, S. 2013b. Manajemen Penelitian.
Rineka Cipta, Jakarta. Menengah Matematika. Erlangga,
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Jakarta.
Pendidikan Nasional No. 22 tahun

Anda mungkin juga menyukai