Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

Siti Cholifah1), Suharno2), Matsuri3), Siti Kamsiyati4)


PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: Cholifahsiti49@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to improve concept comprehension Roman Numeral by applying Pair
Checks learning model in fourth grade students of Karangasem IV State Primary School Surakarta in the
academic year of 2015/2016. The form of this research is a Classroom Action Research (CAR). It has two
cycles. Every cycles consist of two meeting and four stages. Those stages are planning, action, observation, and
reflection. The subject of this research are teacher and the fourth grade students of Karangasem IV state Primary
School Surakarta in the academic year of 2015/2016. Amounting of 34 students, of 16 male students and 18
female students. The technique in collecting data was test, interview, observation, and documentations. Data
validity techniques is tested by using source tringulation, technique triangulaton, and the content validity. The
data analysis was using interactive analysis model, which its consists of data collection, data reduction, data
display, and conclusions. The conclusion of the research is the applying of Pair Checks teaching model can
improved concept comprehension of Roman Numerals of fourh grade students of Karangasem IV State Primary
School Surakarta in the academic year of 2015/2016.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi dengan
menggunakan model pembelajaran Pair Checks pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta Tahun
Ajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tahapan tersebut yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri
Karangasem IV Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa adalah 34 siswa, yang terdiri dari dari 16
siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan
validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan dalam penelitian ini
adalah penerapan model pembelajaran Pair Checks dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan Romawi
pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Pemahaman Konsep, Bilangan Romawi, Model Pair Checks

Matematika sebagai salah satu ilmu da- dang studi yang dianggap paling sulit oleh
sar yang memiliki ciri obyek yang abstrak, para siswa, baik yang tidak berkesulitan bela-
pola pikir deduktif dan konsisten. Matemati- jar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesu-
ka memiliki peranan penting dalam pendidik- litan belajar”. Anggapan mengenai mata pe-
an. Matematika penting dipelajari karena ber- lajaran matematika yang sulit membuat siswa
tujuan untuk membentuk kemampuan berpi- kurang minat untuk belajar matematika.
kir siswa yang tercermin melalui kemampuan Pembelajaran matematika yang ideal
berpikir kritis, logis, sistematis, memiliki si- dapat dilakukan dengan cara proses pembela-
kap yang objektif, jujur dan disiplin untuk jaran yang aktif. Semakin bertambah aktif a-
menyelesaikan masalah dalam kehidupan se- nak dalam belajar matematika membuat anak
hari-hari. semakin ingat pelajaran matematika itu. Me-
Pada kenyataannya siswa beranggapan nurut pendapat Mulyasa (2006: 101) “Suatu
matematika merupakan mata pelajaran yang pembelajaran dikatakan berhasil dan berkua-
paling sulit dibandingkan dengan mata pela- litas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
jaran lainnya sehingga kurang diminati oleh sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat
siswa. Siswa yang tidak suka dengan pelajar- secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial
an matematika menganggap matematika se- dalam proses pembelajaran”.
bagai momok yang menakutkan. Hal tersebut Pemahaman dalam pembelajaran sa-
sesuai dengan pendapat Abdurahman (2010: ngatlah penting, karena ketika pemahaman
252) “Dari berbagai bidang studi yang diajar- siswa dalam materi pelajaran rendah maka
kan di sekolah, matematika merupakan bi- hasil pembelajaran yang diperoleh juga ren-
1
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS
2) 3) 4) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
2

dah begitu pula sebaliknya ketika pemaha- dalkan interaksi antara guru dengan siswa
man siswa dalam materi pelajaran tinggi ma- dan siswa dengan siswa. Model pembelajaran
ka hasil pembelajaran yang diperoleh juga yang peneliti pilih adalah model pembela-
tinggi. Pendidikan matematika dalam tujuan jaran pair checks.
pembelajarannya harus praktis dengan tidak Model pembelajaran pair checks adalah
mengabaikan keharusan pemahaman konsep model pembelajaran yang dilakukan dengan
yang merupakan pola struktur matematika. cara berpasangan diperkenalkan oleh Spencer
Mata pelajaran matematika yang ada di Kagan pada tahun 1993 (Aqib, 2013: 34).
sekolah dasar terdapat Standar Kompetensi Menurut Huda (2013: 211) bahwa “model
yang harus diberikan kepada siswa. Salah sa- pembelajaran pair checks adalah model pem-
tu dari Standar Kompetensi tersebut tentang belajaran berkelompok antar dua orang atau
konsep bilangan Romawi. Pemahaman Kon- berpasangan yang menerapkan pembelajaran
sep bilangan Romawi hanya diajarkan sekali kooperatif yang menuntut kemandirian dan
di sekolah dasar yaitu di kelas empat pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan per-
semester dua. Dalam kehidupan sehari-hari soalan”. Siswa dalam menyelesaikan persoal-
sering dijumpai bilangan Romawi antara lain an bekerja dengan cara berpasangan. Herdian
penomoran alamat rumah, penomoran kelas, (Shoimin,2014: 119) menyataan bahwa, mo-
penomoran sekolah, membaca jam dan lain- del pair checks adalah model pembelajaran
lain. Tidak sedikit pula guru yang beranggap- di mana siswa saling berpasangan untuk me-
an bahwa konsep bilangan Romawi itu mu- mecahkan masalah yang diberikan oleh guru,
dah dan tidak perlu dipelajari siswa dengan dalam pembelajaran model pair checks guru
sungguh-sungguh, kenyataan yang ditemui di berperan sebagai motivator dan juga sebagai
lapangan berdasarkan hasil pretest sebanyak fasilitator aktivitas siswa.
64,70% siswa memperoleh nilai di bawah Secara umum, sintak pembelajaran pair
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). checks yaitu, bekerja dengan cara berpasang-
Berdasarkan hasil nilai pretest menge- an, pembagian peran partner dan pelatih, pe-
nai kemampuan pemahaman konsep bilangan latih memberi soal kemudaian partner men-
Romawi yang telah dilakukan oleh peneliti di jawab, pengecekan jawaban, bertukar peran,
SD Negeri Karangasem IV Surakarta dengan melakukan penyimpulan, evaluasi, dan dila-
Kriteria Ketuntaan Minimal sebesar 70. Nilai kukan refleksi (Huda, 2013: 211). Kelebihan
rata-rata hasil pretest pemahaman konsep bi- model pair checks menurut Huda (2013: 212)
langan Romawi pada siswa kelas IV SD Ne- yaitu, Meningkatkan kerjasama antar siswa,
geri Karangasem IV Surakarta sebesar 56,61. peer tutoring, meningkatkan atas pemahaman
Dari 34 siswa, 22 siswa atau 64,70% masih konsep dan proses pembelajaran, melatih sis-
memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan wa berkomunikasi dengan baik dengan teman
12 atau 35,30% siswa mencapai KKM. Hal sebangkunya.
ini membuktikan bahwa pembelajaran pema- Simpulan dari penjelasan di atas, yaitu
haman konsep bilangan Romawi di SD Ne- penerapan model pebelajaran pair checks da-
geri Karangasem IV Surakarta tahun ajaran pat dijadikan alternative dalam meningkatkan
2015/2016 masih kurang. Penyebab kurang- pemahaman konsep bilangan Romawi pada
nya pemahaman bilangan Romawi pada sis- siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV
wa disebabkan karena pembelajaran cende- Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
rung berpusat kepada guru
Pembelajaran matematika yang berada METODE
di sekolah dasar merupakan pelajaran yang Penelitian ini dilaksanakan di SD Ne-
mendasar bagi siswa. Oleh karena itu, harus geri Karangasem IV yang beralamatkan di ja-
ada perbaikan pada proses pembelajaran ma- lan Pepaya 01 RT 03 Karangasem, Laweyan,
tematika agar siswa lebih mudah untuk me- Surakarta. Subjek penelitian ini adalah guru
mahami materi pelajaran dan hasil pembela- dan siswa kelas IV yang berjulah 34 siswa
jaran dapat tercapai dengan maksimal. terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa
Adanya model pembelajaran yang tepat perempuan. Bentuk penelitian ini adalah Pe-
dapat mengaktifkan siswa dengan mengan- nelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data
3

dalam penelitian ini adalah guru dan siswa ta masih rendah disebabkan karena penerap-
kelas IV, silabus, RPP,serta dokumentasi. an model pembelajaran inovatif yang diterap-
Teknik pengumpulan data yang digunakan kan dalam pembelajaran masih kurang, pem-
adalah observasi, wawancara, tes, dan doku- belajaran masih berpusat pada guru (teacher
mentasi. Validitas data yang digunakan ada- centered), siswa kurang aktif dalam mengi-
lah triangulasi data, triangulasi teknik, dan kuti kegiatan pembelajaran, kurangnya moti-
validitas isi. Prosedur penelitian tindakan ke- vasi belajar pada siswa dalam pembelajaran
las ini dilaksanakan dua siklus dengan dua matematika, kualitas pembelajaran dan hasil
pertemuan setiap siklusnya. Kegiatan pokok belajar yang dicapai siswa kurang optimal, ti-
dalam penelitian ini adalah perencanaan, tin- dak adanya penghargaan bagi siswa yang bi-
dakan, observasi dan reflesi. Teknik analisis sa menjawab soal dengan benar
data yang digunakan yaitu model analisis in- Untuk memperbaiki dan meningkatkan
teraktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari pemahaman konsep bilangan Romawi siswa,
Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian maka dilaksanakan siklus I dengan menerap-
data, Penarikan Kesimpulan. kan model pembelajaran pair checks. Melalui
model pair checks dapat meningkatkan pe-
HASIL mahaman konsep bilangan Romawi siswa ke-
Berdasarkan hasil tes, observasi dan las IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta.
wawancara dengan guru dan siswa kelas IV Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I
SD Negeri Karangasem IV Surakarta tahun dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
ajaran 2015/2016 pemahaman konsep bilang-
an Romawi tergolong kurang karena belum Tabel 2.Nilai Pemahaman Konsep Siklus I
mencapai KKM 70. Hasil selengkapnya da- Interval (fi) (xi) fi xi Persentase (%)
pat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut. 45 – 53 5 49 245 14,7%
54 – 62 4 58 232 11,8%
Tabel 1.Nilai Prestest Pemahaman Konsep 63 – 71 3 67 201 8,8%
Interval (fi) (xi) fi.xi Persentase 72 – 80 7 76 537 20,5%
(%) 81 – 89 9 85 765 26,5%
30 – 39 8 34,5 276 23,5 90 – 100 6 95 570 17,7%
40 – 49 5 44,5 222,5 14,7 Jumlah 34 430 2550 100
50 – 59 3 54,5 163,5 8,8 Nilai Rata-rata Kelas = 73,67
60 – 69 6 64,5 387 17,7 Ketuntasan Klasikal = 64,70%
70 – 79 4 74,5 298 11,8 Nilai Tertinggi = 95
80 – 89 8 84,5 676 23,5 Nilai Terendah = 45
Jumlah 34 347 2023 100
Nilai Rata-rata Kelas = 56,61 Data pada Tabel 2, menunjukkan ter-
Ketuntasan Klasikal = 35,30% dapat peningkatan pemahaman konsep bi-
Nilai Tertinggi = 85
Nilai Terendah = 30
langan Romawi pada siswa kelas IV SD Ne-
geri Karangasem IV Surakarta. Dari 34 siswa
22 siswa atau 64,70% mencapai KKM. Pada
Data pada Tabel 1, menunjukkan seba-
siklus I nilai tertinggi 95, nilai terendah 45,
gian besar siswa SD Negeri Karangasem IV
dan nilai rata-rata kelas 73,67.
Surakarta belum mencapai KKM yang di
Peningkatan pada siklus I belum men-
tetapkan yaitu ≥ 70. Dari 34 siswa hanya 12
capai indikator kinerja yang sudah ditetap-
atau 35,30% siswa yang nilainya mencapai
kan yaitu 80%. Oleh karenna itu, tindakan di-
KKM dan 22 atau 64,70% siswa belum men-
lanjutkan pada siklus II. Siklus II dilaksa-
capai KKM. Pada pratindakan nilai tertinggi
nakan setelah adanya refleksi pada siklusI.
85, nilai terendah 30, dan rata-rata kelas yang
Refleksi tersebut berguna untuk memperbaiki
diperoleh adalah 56,61.
tindakan pada siklus II. Adapun hasil tindak-
Pemahaman konsep bilangan Romawi
an siklus II dapat dilihat pada tabel 3 berikut
kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakar-
ini.
4

Tabel 3.Nilai Pemahaman Konsep Siklus II rapkan model pembelajaran pair checks men-
Interval (fi) (xi) fi.xi Persentase dorong siswa untuk giat dalam belajar.
(%) Pemahaman konsep bilangan Romawi
55 – 62 5 58,5 292,5 14,7% pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem
63 – 70 2 66,5 133 5,8% IV Surakarta sudah meningkat. Hal tersebut
71 – 78 11 74,5 819.5 32,4%
79 – 86 12 82,5 990 35,5%
terlihat dari nilai rata-rata kelas dan ketun-
87 – 94 1 90,5 90,5 2,9% tasan klasikal pada setiap siklus saat sebelum
95 – 102 3 98,5 295,5 8,8 % dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksa-
Jumlah 34 471 2621 100% nakan tindakan dengan model pembelajaran
Rata-rata kelas = 77,64 pair checks. Perbandingan hasil setiap siklus
Ketuntasan Klasikal = 85,29% dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nilai Tertinggi = 100 Tabel 4.Perbandingan Sebelum Tindakan,
Nilai Terendah = 55
Siklus I, dan Siklus II
Aspek Sebelum Siklus Siklus
Data pada tabel 3, menunjukkan pema- Tindakan I II
haman konsep bilangan Romawi pada siswa Nilai Terendah 30 45 55
kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakar- Nilai Tertinggi 85 95 100
ta sudah mengalami peningkatan dibanding- Nilai Rata-Rata 56,61 73,67 77,64
kan dengan siklus I. Siklus II ketuntasan Kla- Ketuntasan
35,3 64,70 85,29
sikal 85,29% atau 29 dari 34 siswa sudah Klasikal (%)
mencapai KKM. Nilai rata-rata kelas pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 70
siklus II 77,64, nilai tertinggi 100, dan nilai Indikator Kinerja Penelitian = 80%
terendah 55.
Peningkatan pemahaman konsep bila- Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
ngan Romawi pada siswa kelas IV SD Negeri setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan si-
Karangasem Surakarta telah mencapai indi- klus II pada siswa kelas IV SD Negeri Kara-
kator dalam penelitian bahkan melebihi 80%. ngasem IV Surakarta terjadi peningkatan. Se-
Oleh karena itu, peneliti mengakhiri tindakan belum tindakan nilai terendah 30, pada siklus
pada siklus II. I naik menjadi 45, pada siklus II naik men-
jadi 55. Nilai tertinggi juga mengalami peni-
PEMBAHASAN ngkatan, sebelum tindakan nilai tertinggi 85,
Berasarkan hasil analisa setelah tindak- pada siklus I naik menjadi 95, dan pada si-
an diketahui bahwa proses pembelajaran de- klus II naik menjadi 100. Rata-rata kelas dan
ngan menerapkan model pembelajaran pair ketuntasan klasikal pada pemahaman konsep
checks dapat meningkatkan pemahaman kon- bilangan Romawi. Nilai rata-rata kelas pada
sep bilangan Romawi pada siswa kelas IV saat pratindakan dengan KKM ≥70 sebesar
SD Negeri Karangasem IV Surakarta. 56,61.
Dalam penelitian dengan menggunakan Pada siklus I nilai rata-rata kelas
model pembelajaran pair checks ini ditemu- meningkat menjadi 73,67 dan siklus II me-
kan bahwa siswa lebih aktif dan lebih termo- ningkat menjadi 77,64. Ketuntasan siswa
tivasi dalam pembelajaran. Siswa semakin secara klasikal mengalami peningkatan. Dari
aktif dalam kegiatan tanya jawab, serta mere- pratindakan persentase ketuntasan 35,30%
ka juga mampu untuk bekerja sama dengan atau 12 dari 34 siswa, siklus I meningkat
pasangannya dengan bertindak sebagai pe- menjadi 64,70% atau 22 dari 34 siswa, siklus
latih dan sebagai partner. Model pembelajar- II meningkat menjadi 85,29 atau 29 dari 34
an pair checks memudahkan siswa memaha- siswa. Peningkatan rata-rata kelas dari pra-
mi bilangan Romawi karena dalam pembela- tindakan ke siklus I sebesar 17,06. Peningka-
jaran siswa dapat melakukan tutor teman se- tan rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II
baya. Selain itu, siswa dapat bekerja secara sebesar 3,97. Persentase ketuntasan dari pra-
berpasangan dan siswa dapat menjadikan pa- tindakan ke siklus I sebesar 29.4%. Persen-
sangannya sebagai pelatihnya. Dengan dite- tase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus
II sebesar 20,59%.
5

Pada siklus I sebanyak 12 siswa belum nyatakan bahwa, model pembelajaran pair
tuntas karena belum terbiasa menggunakan checks dapat meningkatkan pemahaan kon-
model pembelajaran pair checks. Selain itu, sep bilangan Romawi. Hal itu disebabkan ka-
siswa masih kurang percaya diri dalam dis- rena adanya tutor teman sebaya yang mem-
kusi dan masih malu saat melakukan tutor te- bantu siswa jika belum bisa memahami kon-
man sebaya. Siswa kurang memperhatikan sep bilangan Romawi. Pembelajaran menjadi
penjelasan konsep bilangan Romawi yang di- lebih efektif karena pembelajaran berpusat
sampaikan oleh guru. Oleh karena itu, pene- pada siswa. Penelitian ini didukung dengan
liti bersama guru berdiskusi untuk tetap me- salah satu penelitian yang relevan dengan pe-
lanjutkan pada siklus II agar indikator ki- nelitian dari Niken Puspita Ambarsari (2015)
nerja dapat tercapai dan adanya peningkatan yang menggunakan model pembelajaran pair
dari berbagai aspek melalui kegiatan refleksi. checks untuk meningkatkan kemampuan me-
Pada siklus II masih ada 5 siswa yang belum nyelesaikan soal cerita bilangan desimal pada
tuntas. Hal itu dikarenakan kelima siswa itu siswa kelas IV SD Negeri Ngadirejan. Pada
sering mendapatkan jam tambahan intensif penelitian untuk meningkatkan kemampuan
karena kemampuan menyerap pelajaran ya- menyelesaikan soal cerita bilangan desimal
ng dimiliki di bawah rata-rata. Bahkan 2 dari matematika dengan menerapkan model pem-
5 siswa tersebut merupakan siswa yang ting- belajaran pair checks memperoleh hasil yang
gal kelas pada jenjang kelas sebelumnya hampir maksimal, sedangkan untuk mening-
Peningkatan pemahaman konsep pada katkan pemahaman konsep bilangan Romawi
setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan juga memperoleh hasil yang cukup maksimal
model pembelajaran pair checks dapat me- Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
ningkatkan pemahaman konsep bilangan Ro- disimpulkan bahwa salah satu upaya yang
mawi pada siswa kelas IV SD Negeri Kara- dapat digunakan untuk meningkatkan pema-
ngasem IV Surkarta. Hal ini sejalan dengan haman konsep bilangan Romawi pada siswa
pendapat Shoimin (2014: 119) yang menya- kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakar-
takan bahwa pair checks bertujuan untuk me- ta adalah dengan menggunkan model pem-
ningkatkan kemampuan siswa dan menuang- belajaran pair checks. Hal tersebut terjadi ka-
kan ide, pikiran, pengalaman, dan pendapat- rena dengan menggunakan model pair checks
nya dengan benar. dapat meningkatkan aktivitas siswa, motivasi
Pembelajaran dengan menerapkan mo- siswa, dan juga psikomotorik siswa. Sehing-
del pair checks dapat membantu siswa untuk ga pembelajaran tidak berpusat kepada guru,
saling berdiskusi dengan siswa yang lainnya tetapi pembelajaran berpusat pada siswa
dalam memecahkan masalah. Selain pening-
katan pemahaman konsep, peningkatan akti- SIMPULAN
vitas siswa juga terjadi selama tindakan da- Berdasarkan hasil penelitian yang telah
lam setiap siklus. Keaktifan dapat dilihat saat dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri
melakukan diskusi dalam kelompok dan me- Karangasem IV Surakarta yang dimulai dari
lakukan tutor teman sebaya kepada siswa prasiklus hingga siklus I dan siklus II dapat
yang belum bisa. Berkaitan dengan simpulan disimpulkan bahwa penerapan model pem-
penelitian Nusantari (Lestari dan Linuwih, belajaran pair checks dapat meningkatkan
2012) menyatakan bahwa, kooperatif tipe pa- pemahaman konsep bilangan Romawi pada
ir checks dapat meningkatkan kerjasama sis- siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV
wa dalam memecahkan masalah dan menga- Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
jarkan kepada siswa untuk saling menghargai Dari penelitian tindakan kelas dipero-
dan membantu siswa yang kurang aktif. De- leh data peningkatan nilai pemahaman kon-
ngan keaktifan tutor sebaya, dapat membantu sep bilangan Romawi pada setiap siklusnya.
siswa untuk memahami konsep bilangan Ro- Saat prasiklus nilai rata-rata pemahaman
mawi. konsep bilangan Romawi siswa adalah 56,61,
Dari hasil wawancara dengan guru ke- siklus I nilai rata-rata kemampuan pemaha-
las setelah melaksanaan pembelajaran de- man konsep bilangan Romawi sebesar 74,48,
ngan menggunakan model pair checks me- siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep
6

bilangan Romawi pada siswa sebesar 82,79. kan adanya peningkatan pada nilai pemaha-
Tingkat ketuntasan siswa pada pemahaman man konsep bilangan Romawi dengan mene-
konsep bilangan Romawi saat prasiklus yang rapkan model pembelajaran pair checks se-
tuntas sebanyak 12 dari 34 siswa (35,30%), cara klasikan dari prasiklus hingga siklus II
siklus I yang tuntas sebanyak 22 dari 34 sis- dan telah mencapai indikator ketuntasan be-
wa (64,70%), siklus II yang tuntas sebanyak lajar yang ditargetkan.
29 siswa (85,29%). Hal tersebut menunjuk-

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aqib, Zainal. (2013). Model-model, Media, Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya.
Ambarsari, P. (2015). Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Bilangan
Desimal Matematika Melalui Model Pembelajaran Pair Checks Pada Siswa Kelas
IV SDN Ngadirejan Tahun Ajaran 2014/205. Surakarta: UNS.
Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
Linuwih,S dan Lestari, R. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair
Checks Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Skill Siswa. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia , 191.
Mulyasa. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogjakarta: Ar-
Ruzz Media

Anda mungkin juga menyukai