Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakathu, perkenalkan nama saya Sukmawati Ali di kelas A2

pendidikan matematika 2017. Akan memaparkan tentang Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII pada
Materi Perbanding Senilai dan Berbalik Nilai dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT di SMP
Negeri 1 Wangi-Wangi .

Bab 1 Pendahuluan, Latar belakang soal cerita matematika berperan penting dalam kehidupan sehari-
hari . Soal cerita matematika bertujuan agar siswa berlatih dan berpikir secara deduktif dapat melihat
hubungan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menguasai keterampilan
matematika serta memperkuat penguasaan konsep matematika. Soal cerita yang dimaksud adalah soal
cerita pada materi Perbandingan senilai dan berbalik nilai. Namun hasil observasi yang saya dapatkan
terhadap salah seorang siswa SMP menunjukkan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi Perbandingan senilai dan berbalik nilai dimana factor utama
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita Perbandingan senilai dan berbalik nilai adalah
kurangnya penguasaan siswa terhadap konsep pada materi Perbandingan senilai dan berbalik nilai
sehingga salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal
cerita pada materi Perbandingan senilai dan berbalik nilai yaitu penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Dengan pembelajaran ini siswa diharapkan mampu memahami konsep pada materi
Perbandingan senilai dan berbalik nilai karena model pembelajaran ini adalah menekankan pada
penguasaan konsep dan atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif oleh
karena sebab itu saya melakukan penelitian dengan judul

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATERI PERBANDINGAN SENILAI DAN BERBALIK
NILAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DI SMP NEGERI 1 WANGI – WANGI

Selanjutnya yaitu pembatasan masalah penelitian ini dibatasi permasalahan seputar kesulitan belajar
siswa kelas vii pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe nht

pada materi Perbandingan senilai dan berbalik nilai pengetahuan siswa terhadap pengoperasian
matematika

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini

Pertama, Apa bentuk kesulitan belajar siswa kelas vii pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe nht

Kedua, Apa yang menyebabkan munculnya kesulitan belajar siswa kelas vii pada materi perbandingan
senilai dan berbalik nilai dengan model pembelajaran kooperatif tipe nht

Selanjutnya yaitu tujuan penelitian


Tujuan yang ingin saya capai dari penelitian yang dilakukan yakni mendeskripsikan kesulitan belajar yang
muncul dan penyebab munculnya kesulitan belajar siswa kelas vii smp negeri 1 wangi – wangi pada
materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan model pembelajaran kooperatif tipe nht

Adapun manfaat penelitian yaitu pertama manfaat bagi peneliti dan manfaat sekolah

Selanjutnya itu bab 2

Kajian teori

1. Pengertian analisis

Analisis adalah suatu kegiatan atau proses memahami informasi dari suatu hasil pengamatan pada suatu
permasalahan dilapangan dalam menggunakan suatu metode tersendiri.

Selanjutnya belajar dan pembelajaran

2. Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan manusia untuk membangun suatu
pemahaman dari apa yang dialaminya selama hidup. Penunjang tercapainya belajar tersebutlah
yang disebut pembelajaran , sehingga belajar dan pembelajaran dapat dikatakan sebagai satu
kesatuan yang saling berkaitan satu sama lain.
Selanjutnya yaitu kesulitan belajar,
3. Kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mana anak didik tidak belajar sebagaimana mestinya
karena ada gangguan tertentu. Ketika kesulitan belajar terjadi tentu hambatan hadir dalam
kegiatan belajar mata pelajaran sehingga berakibat hasil belajar anak didik rendah. Selanjutnya
yaitu,
4. Kesulitan belajar matematika
Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkuliah. Istilah diskalkuliah memiliki konotasi
medis yang memandang adanya keterkaitan dan gangguan system saraf pusa. Menurut
Soedjono terdapat kesulitan khusus dalam belajar matematika seperti kesulitan dalam
menggunakan konsep, kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip, kesulitan
memecahkan soal berbentuk verbal. Selanjutnya yaitu, model pembelajaran langsung atau
model direcinstruction atau biasa disebut dengan direcilearning, dimana salah satu model
pembelajaran kategori model system perilaku selain itu model ini juga efektif untuk diterapkan
baik pada siswa dengan tingkat prestasi hasil belajar yang tinggi maupun rendah karena kunci
keberhasilan dari mode ini adalah tingkat kejelasan guru dalam menyampaikan materi adanya
fase latihan terbimbing dirasa mampu membantu siswa yang memiliki prestasi hasil belajar
dalam memahami materi dalam penerapannya model ini memiliki 5 sintaks yaitu yang pertama
fase menyiapkan pembelajaran yang kedua fase mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan yang ketiga fase latihan terbimbing , yang ke-empat memeriksa pemahaman siswa
dan memberikan umpan baik dan yang kelima latihan mandiri selanjutnya yaitu.
SPLDV
5. Model pembelajaran langsung
6. SPLDV
SPLDV adalah suatu system persamaan yang terdiri atas dua persamaan linear setiap persamaan
memiliki dua variabel . Penyelesaiannya yaitu mencari nilai x dan y yang memnuhi kedua
persamaan tersebut dengan beberapa cara yang pertama substitusi, yang kedua eliminasi, dan
yang ketiga metode gabungan eliminasi dan substitusi. Selanjutnya yaitu penelitian yang relevan
7. Penelitian yang relevan
Untuk menunjang penelitian lebih lanjut terkait proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran langsung, peneliti menggunakan beberapa jurnal sebagaid asar kajian pada
penelitian yang relevan , salah satu diantaranya seperti penelitian yang dilakukan oleh rosmi
tahun 2017 , tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut untuk memperoleh deskripsi tentang
penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas 3 SD negeri 3 Pulau jambu. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian
tindakan kelas atau PTK sebagai subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 yang berjumlah 20
orang dalam pembahasan dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dapat
meningkatkan nilai hasil belajar matematika siswa kelas 3 hal ini ditunjang dengan data dengan
hasil hipotesis diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika dengan model pembelajaran langsung meningkatd ari sebelumnya.
Selanjutnya yaitu kerangka berpikir
8. Kerangka berpikir
Kesulitan belajar yang dialami siswa kelas vii smp ngeri 1 wangi-wangi dalam pembelajaran
matematika pada materi perbandingan senilai dan berbalik nilai menjadi permasalahan yang
ingin digali lebih dalam untuk dicari factor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami
kesulitan belajar saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Untuk meninjau permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian
dengan melakukan pengamatan atau observasi pembelajaran dikelas. Tahap terakhir peneliti
melakukan analisis dari hasil observasi . Keseluruhan hasil analisis dapat dibuat kesimpulan
terkait apa yang menyebabkan siswa kelas vii smp negeri 1 wangi-wangi mengalami kesulitan
dalam pembelajaran matematika materi perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT . Selanjutnya yaitu
BAB III Metode peneltiian
Jenis penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan cara melakukan
observasi proses pembelajaran dan aktifitas siswa dikelas, memberikan angket kepada siswa dan
guru serta melakukan wawancara guru dan siswa.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas vii di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi
Objek penelitian
Objek yang menjadi penelitian adalah model pembelajaran langsung dan kesulitan belajar siswa
pada materi SPLDV
Bentuk data yang disajikan adalah kuantitatif dan kualitatif data kuantatitatif berupa hasil
lembar observasi proses pembelajaran, aktifitas siswa dikelas, hasil angket siswa dan angket
guru. Data kualitatif berupa hasil wawancara guru dan siswa . Untuk teknik pengumpulan data ,
dilakukan dengan melakukan observasi proses pembelajaran dan aktifitas siswa di kelas ,
penyebaran angket diakhir pembelajaran untuk guru dan siswa serta wawancara guru dan siswa.
Instrumen penelitian, instrument penelitian yang dipersiapkan oleh penulis berupa lembar
observasi proses pembelajaran dan aktifitas siswa di kelas, lembar angket untuk guru dan siswa
serta lembar wawancara guru dan siswa.
Untuk teknik analisis data akan dilakukan secara bertahap yakni melakukan observasi proses
belajar dan aktifitas siswa dikelas, memberikan angket kepada guru dan siswa dan melakukan
wawancara guru dan siswa . selanjtunya yaitu
Prosedur pelaksanaan penelitian , penelitian ini dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan
prosedur pelaksanaan penelitian . Adapun tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut, yang
pertama tahap perencanaan, yang kedua pelaksanaan , yang ketiga tahap penyelesaian. Sekian
dari pemaparan saya kurang lebihnya mohon dimaafkan wasalam mualaikum waeahmatullahi
wabarakhatu.
Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII pada Materi SPLDV dengan Model Pembelajaran
Langsung di SMP Negeri 21 Makassar.

Strategi pembelajaran Numbered Head Together terdiri atas empat tahap, yaitu penomoran,

pengajuan pertanyaan, berpikir bersama, dan pemberian jawaban (Trianto, 2007). Menurut

Zuhdi (2010) adapun kelebihan NHT adalah setiap siswa menjadi siap semua, dapat melakukan

diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran telah

banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa penerapan model pembelajaran Numbered

Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Setyaningsih, 2008; Sholikah,

2012). Namun, bagaimana setiap orang memiliki karakteristik dalam belajar sehingga dalam

kemampuan memahami dan menyerap pembelajaran juga berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai