Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

KONSTEKTUAL YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM PERSAMAAN

LINIER TIGA VARIABEL DI SMAN 1 AMANUBAN TIMUR

OLEH

YOSUA SAPENRI TAFULY


2001030008

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemampuan pemecahan masalah tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran

matematika karena salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satu bentuk

pengorganisasian pemecahan masalah matematika sebagaimana dikemukakan Polya

(1973) meliputi 4 langkah, yakni: (1) memahami masalah (understanding the

problem); (2) menentukan rencana pemecahan masalah (devising a plan); (3)

mengerjakan sesuai rencana (carrying out the plan); (4) melihat kembali hasil yang

diperoleh (looking back).

Widyastuti (2012) menyatakan dalam pemecahan masalah matematika, tidak

hanya kemampuan untuk menyelesaikan masalah saja yang diperlukan oleh siswa,

tetapi juga diperlukan proses berpikir yang baik. Proses berpikir tersebut biasanya

akan terjadi sampai siswa berhasil memperoleh jawaban yang benar. Proses berpikir

dalam belajar matematika adalah kegiatan mental yang ada dalam pikiran siswa, maka

Herbert (Herawati, 1994) menyatakan bahwa untuk mengetahui bagaiamana proses

berpikir siswa dapat diamati melalui proses cara mengerjakan tes dan hasil yang

ditulis secara terurut. Selain itu, ditambah dengan wawancara mendalam mengenai

cara kerjanya. Berdasarkan uraian tersebut, maka mengetahui proses berpikir siswa

dalam memecahkan masalah sangat penting oleh guru. Guru harus mengetahui proses

berpikir siswa dalam memecahkan masalah agar pembelajaran yang direncanakan

dapat berhasil dan meraih hasil maksimal.

Berbagai strategi telah dilaksanakan oleh pendidik dalam mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah siswa. Namun, kemampuan pemecahan masalah

siswa masih sangat memprihatinkan. Hal ini didasarkan dari hasil studi TIMSS
(Trends In Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International

Student Assesment) yang menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di

Indonesia masih berada di bawah standar internasional. Hasil studi PISA 2015

menempatkan Indonesia diurutan 69 dari 76 negara (Farida, dkk, 2016). Hal yang

tidak jauh berbeda ditunjukkan dari hasil studi TIMSS 2015 yang baru dipublikasikan

Desember 2016 menunjukkan Indonesia pada urutan 45 dari 50 negara dengan skor

397 (Puspendik, 2016).

Berdasarkan dengan pernyataan di atas dan berdasarkan pengalaman dan

observasi yang telah dilakukan peneliti sebagai guru di SMAN 1 Amanuban Timur,

secara umum dialami pula oleh kebanyakan siswa di SMAN 1 Amanuban Timur. Pada

umumnya mereka kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika khususnya

masalah konstektual yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel.

Dengan melihat hasil studi PISA dan TIMSS di atas, walaupun secara ratarata

menunjukkan kemampuan matematika siswa di Indonesia masih rendah, namun

beberapa diantaranya memiliki kemampuan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari

prestasi pelajar Indonesia yang memboyong banyak medali termasuk medali emas di

ajang India International Mathematical Competition (InIMC) pada Juli 2017 yang

diselenggarakan di City Montessori School, RDSO Campus, Lucknow, India (Tempo,

2017). Hal ini menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa tidak sama karena

cara setiap siswa dalam mengolah informasi itu berbeda. Cara mengolah informasi ini

adalah bagian proses berpikir siswa.

Salah satu materi dalam matematika adalah sistem persamaan linear

tiga variabel (SPLTV). Materi sistem persamaan linear tiga variabel biasanya

mulai diajarkan pada jenjang SMA di kelas X. Menurut Cardo A.P dkk (2020)

Standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari sistem
persamaan linear tiga variabel, yaitu menyusun SPLTV dari masalah

kontekstual dan menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan

SPLTV. Pembelajaran SPLTV diawali dengan mengenali bentuk umum dari

SPLTV itu sendiri. Menurut Patra & Pujiastuti(2020) Materi SPLTV dinilai

memiliki tingkatan yang lumayan sulit, karena rata-rata materi ini mengambil

contoh pada kehidupan sehari hari dan penyajian soal pada materi SPLTV dalam

bentuk soal cerita. Penyajian soal dalam bentuk cerita inilah yang membuat materi

sistem persamaan linear tiga variabel menjadi materi yang lumayan sulit. Berikut

contoh soal materi SPLTV. Tiga tukang cat bernama Joni, Deni, dan Ari biasanya

bekerja secara bersama-sama. Mereka dapat mengecat bagian luar (eksterior)

sebuah rumah dalam waktu 10jam kerja. Deni dan Ari pernah bersama-sama

mengecat rumah yang serupa dalam waktu 15 jam kerja. Suatu hari, ketiga tukang cat

ini bekerja mengecat rumah serupa selama 4 jam kerja. Setelah itu, Ari pergi

karena ada keperluan mendadak. Joni dan Doni memerlukan tambahan waktu 8

jam kerja lagi untuk menyelesaikan pengecatan rumah. Tentukan waktu yang

dibutuhkan masing-masing tukang cat jika masing-masing bekerja sendirian

(Saputra, 2020).

Pentingnya proses berpikir mendorong peneliti untuk mengeksplorasi

kemampuan proses berpikir siswa SMAN kelas X pada SMAN 1 Amanuban Timur

pada materi SPLTV. Analisis ini bertujuan mendapatkan gambaran secara lengkap

bagaimana kemampuan proses berpikir siswa sebagai informasi untuk perbaikan dan

pengembangan kemampuan ini dalam proses pembelajaran. Eksplorasi dilakukan

secara kualitatif sehingga kondisi proses berpikir siswa dapat ditelusuri secara

mendalam yang di dalamnya termasuk penguasaan konsep SPLTV hingga faktor yang

menyebabkan kondisi berpikir mereka. Siswa SMA kelas X dipilih karena pada
jenjang ini siswa sudah terlibat dalam pembelajaran materi SPLTV tingkat menengah.

Dengan demikian gambaran level proses berpikir mereka yang pada muaranya

menjadi rujukan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan proses

berpikir siswa.

Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

oleh Triyani & Azhar dalam penelitiaan yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Sistem Persamaan Linear

Tiga Variabel”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Kemampuan berpikir

kreatif adalah kemampuan menemukan banyak cara atau alternatif jawaban untuk

menyelesaikan suatu permasalahan.Indikator kemampuan berpikir kreatif yang

digunakan adalah kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linear tiga variabel. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di

SMA Negeri 15 Jakarta. Subjek penelitian ini adalah kelas X IPA 3. Instrument yang

digunakan adalah berupa tes kemampuan berpikir kreatif yang berbentuk soal uraian

pada materi sistem persamaan linear tiga variabel. Hasil dari penelitian ini

adalah dari ketiga siswa yang diteliti dan diwawancarai lebih mendalam hanya ada

satu siswa yang memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif menurut silver

dan dari 22 siswa yang mengerjakan tes dan setelah diteliti hasil jawabannya ada 12

orang yang memiliki kemampuanberpikir kreatif rendah. Maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa tergolong rendah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti berniat untuk melakukan

penelitian tentang: “ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM

MEMECAHKAN MASALAH KONSTEKTUAL YANG BERKAITAN


DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL DI SMAN 1

AMANUBAN TIMUR”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut ‘bagaimanakah proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah konstektual

yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel di SMAN 1 Amanuban

Timur ?’

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memetakan karakteristik

proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah konstektual yang berkaitan dengan

sistem persamaan linier tiga variabel di SMAN 1 Amanuban Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan jadi gambaran untuk para guru agar dapat

mengenal dengan baik proses berpikir dari para murid. Hal ini diperlukan agar

para guru lebih peduli dalam membentuk proses berpikir yang dimiliki oleh setiap

siswa terkhususnya dalam hal berpikir pada materi SPLTV.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman akan

pentingnya pembentukan kemampuan serta proses berpikir siswa sejak dini dan

membantu para siswa untuk lebih termotivasi dalam meningkatkan proses

berpikir mereka.

3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menganalisis proses berpikir siswa, serta sebagai bahan

acuan untuk melengkapi penelitian selanjutnya yang berkaitan.

E. Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah

penjelasan istilah-istilah berikut:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Analisis adalah penguraian suatu

pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian-bagian itu sendiri serta

hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman

arti keseluruhan.

2. Proses berpikir terjadi didalam otak manusia dan melibatkan dua komponen adalah

informasi yang masuk dan skema yang telah terbentuk dalam pikiran. Pada proses

berpikir, skema merupakan sebuah rangkaian proses. Skema manusia akan selalu

mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dipenuhi oleh pengalaman dan

pengetahuan yang diperoleh. Pembentukkan skema seseorang dilakukan selama dia

hidup.

3. Pemecahan Masalah Matematika adalah suatu upaya untuk mengatasi kesenjangan

masalah matematika dengan pengetahuan yang dimiliki, sehingga memerlukan

proses untuk menentukan aturan-aturan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah. Menurut Polya (1973), langkah pemecahan masalah ada empat yaitu: (1)

memahami masalah (Understand the problem), (2) merencanakan pemecahan

(Devising a plan), (3) menyelesaikan masalah sesuai rencana (Carrying out the

plan), dan (4) memeriksa kembali (Looking back).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada satu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2012). Data yang diperoleh seperti pengamatan, hasil wawancara, hasil

pemotretan, dan tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Hasil analisis data

berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian

naratif.

Penelitian ini dengan metode deskriptif karena peneliti harus mengungkapkan

gambaran tentang karakteristik proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah

konstektual yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel kelas X di

SMAN 1 Amanuban Timur. Gambaran tersebut diungkapkan dengan cara peneliti

menganalisis proses berpikir siswa dilihat dari soal-soal yang diberikan untuk

dikerjakan lalu dianalisis hasil pekerjaannya. Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengungkapkan fenomena tentang karakteristik proses berpikir siswa kelas X dalam

memecahkan masalah konstektual yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga

variabel di SMAN 1 Amanuban Timur.

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Amanuban Timur, Kabupatan Timor

Tengah Selatan. Dengan subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA 2

SMAN 1 Amanuban Timur. Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan pada hasil tes

yang diberikan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan matematika. Yang diikuti
oleh seluruh siswa dalam kelas X IPA 2. Selanjutnya, peneliti memilih 2 orang dari

masing-masing tingkatan hasil tes kemampuan matematika yang dapat berkomunikasi

dengan baik dan dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru. Kemudian, peneliti

memberikan tes untuk mengukur level proses berpikir kepada 8 orang siswa tersebut.

Dari hasil pekerjaan 8 orang siswa tersebut, peneliti menganalisis hasil pekerjaan

siswa-siswa tersebut berdasarkan kategori level proses berpikir. Kemudian, peneliti

melakukan wawancara terhadap 8 orang siswa tersebut untuk mengetahui informasi

lebih dalam mengenai karakteristik proses berpikir yang dimiliki oleh siswa kelas X

IPA 2 dilihat dari setiap jawaban yang diberikan oleh siswa kelas X IPA 2.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama. Hal ini karena

peneliti berperan dalam menentukan fokus penelitian, memilih subjek penelitian,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data dan membuat

kesimpulan hasil penelitian. Sedangkan instrumen pendukung dalam penelitian ini

dijelaskan sebagai berikut:

a. Tes Pemecahan Masalah Matematika

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian yang terdiri dari dua soal

materi persamaan linier tiga variabel yang diambil oleh peneliti di buku paket

matematika Matematika SMA Kelas X. Soal tes ini telah dilihat dan disetujui oleh

dosen pembimbing sebelum digunakan di lokasi penelitian.

b. Pedoman Wawancara

Instrumen pedoman wawancara disusun dengan mengacu pada langkah-

langkah pemecahan masalah polya yang disatukan dengan yang timbul dalam

pemikiran siswa ketika melakukan proses berpikir dan kemungkinan strategi yang

digunakan oleh siswa. Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui strategi
dan tujuan pemecahan masalah matematika berdasarkan proses berpikir

menggunakan langkah polya. Pada saat wawancara peneliti dilengkapi dengan

perekaman audio untuk merekam hasil wawancara.

c. Dokumentasi

Penelitian ini, melakukan studi dokumen untuk mengumpulkan data sekunder

berupa surat penelitian, foto-foto penelitian, dan dokumen tersebut akan dijadikan

sebagai data pelengkap.

D. Data Dan Tehnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi. Sedangkan yang dimaksud informasi adalah hasil dari

pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Menurut Lofland sumber

data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua yaitu:

a. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di

lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini

meliputi hasil tes pemecahan masalah, dan hasil wawancara terstruktur yang

diberikan kepada subjek penelitian.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder mengenai data yang dibutuhkan. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini yaitu berupa dokumentasi hasil tes penelitian, foto-foto subjek

saat melakukan penelitian dan dokumen-dokumen sekolah yang sekiranya

mendukung, seperti kondisi sekolah, data prestasi dan lain-lain.

2. Teknik Pengumpulan Data


Peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan pemberian soal tes

pemecahan masalah matematika yaitu soal materi persamaan linier tiga variabel,

kemudian melakukan wawancara dengan guru metematika dan siswa, serta

dokumentasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tes

Semua siswa kelas X diberikan soal tes pemecahan masalah matematika

materi persamaan linier tiga variabel untuk mendapatkan data tentang proses

berpikir siswa dalam memecahkan soal matematika. Tes ini bertujuan untuk

melihat proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika

berdasarkan langkah Polya. Kegiatan siswa selama proses penyelesaian soal tes

pemecahan masalah matematika kemudian direkam dan difoto sebagai data

pendukung. Setelah mengerjakan soal, siswa dipilih berjumlah 2 orang

berdasarkan jawaban siswa yang memenuhi empat langkah Polya dan siswa

yang komunikatif. Selanjutnya, hasil jawaban dari siswa tersebut nantinya akan

digunakan sebagai data utama dalam menganalisis data. Adapun rubrik proses

berpikir dalam pemecahan masalah matematika polya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1
Rubrik Proses Berpikir Dalam Pemecahan Masalah Matematika Polya

Langkahla Asimilasi Akomodasi Abstraksi


ngkah
pemecahan
masalah
polya
Memahami  Siswa dapat menjelaska  Siswa tidak  Siswa dapat
masalah n hal yang diketahui dapat secara merepresenta
dan hal yang langsung atau sikan apa yang
ditanyakan pada siswa diketahui dan
masalah. memerlukan apa yang
 Siswa dapat menentuka suatu proses ditanya dalam
n apakah hal yang (seperti bentuk simbol.
diketahui sudah cukup membaca
untuk bisa menjawab berulangulang
apa yang ditanyakan masalah yang
pada masalah. ada atau lain
sebagainya)
untuk bisa
menuliskan apa
yang diketahui
dan apa yang
ditanyakan pada
masalah.
Merencana  Siswa dapat langsung  Siswa tidak  Siswa
kan menyebutkan strategi, dapat secara mengidentifi
pemecahan konsep dan menyusun langsung atau kasi dan
masalah rencana penyelesaian memerlukan mengoprasikan
dari masalah yang suatu proses simbol dalam
diberikan berdasarkan untuk bisa membuat
hal yang diketahui membuat rencana
dengan lancar dan rencana pemecahan
benar. penyelesaian masalah.
dari masalah
yang diberikan
sesuai dengan
apa yang
diketahui dari
soal
Melaksanak  Siswa dapat langsung  Siswa tidak  Siswa
an rencana menyelesai kan dapat secara menemukan
masalah sesuai dengan langsung penyelesaian
perencanaan yang telah menyelesaikan masalah
dibuat dengan benar. masalah yang dengan
ada, atau siswa mengoprasikan
menyelesaikan simbol
masalah yang
berbeda dengan
rencana
penyelesaian
masalah yang
telah dibuat dari
awal.
Memriksa  Siswa dapat memeriksa  Siswa tidak  Siswa
kembali kembali penyelesaia yakin dengan membuktikan
nnya dengan mampu kebenaran dari kebenaran
membuktikan hasil yang telah dengan
jawabannya benar. diperoleh serta mencocokan
mampu jawaban
membuat dengan apa
pemecahan yang diketahui
masalah yang dan bisa
baru, atau siswa menjawab
melakukan pertanyaan dari
suatu proses peneliti dengan
seperti tepat.
membaca
berulangulang
masalah yang
ada, dan lain
sebagainya
untuk
menentukan
cara dalam
memeriksa
kembali hasil
yang diperoleh.

b. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

semi terstruktur. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman

yang hanya merupakan garisgaris besar tentang hal-hal yang akan dipertanyakan

sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, peneliti tidak hanya fokus

kepada pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, tetapi dapat

mengajukan beberapa pertanyaan lain yang mendukung dan relevan dengan

tujuan penelitian.

Wawancara dilakukan kepada siswa kelas X yang dipilih berdasarkan hasil

dari soal tes pemecahan masalah matematika dan dari hasil wawancara guru

untuk mecari siswa yang komunikatif. Kegiatan wawancara dilakukan setelah

siswa selesai melakukan tes pemecahan masalah matematika. Kegiatan siswa

selama proses wawancara kemudian direkam dan difoto sebagai data

pendukung. Adapun informasi yang diperoleh dari kegiatan wawancara ini

adalah mengenai proses berpikir siswa dalam pemecahan masalah matematika

berdasarkan langkah-langkah Polya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,


laporan kegiatan, foto-foto, data-data yang relevan dalam penelitian.

Dokumentasi dilakukan sebagai bukti bahwa telah melakukan kegiatan tersebut.

E. Indikator dan Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah

Untuk menganalisis kemampuan penalaran matematika dibutuhkan lembar

penilaian kemampuan penalaran matematis. Penilaian untuk setiap butir soal tes

kemampuan penalaran matematika mengacu pada setiap indikator. Adapun rubrik

penilaian kemampuan penalaran matematis berdasarkan rubrik penilaian tiap indikator

yang telah dibuat oleh peneliti sebagai berikut :

Tabel 3.2
Rubrik Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis

Indikator kemampuan
No penalaran Kriteria skor
Mengajukan kemungkinan jawaban dengan 3
benar dan lengkap
1. Mengajukan dugaan Mengajukan kemungkinan jawaban dengan 2
(conjuctures). benar tetapi tidak lengkap atau sebaliknya
Mengajukan kemungkinan jawaban yang 1
salah
Tidak menjawab 0
Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 3
prinsip dalam menyelesaikan masalah
Melakukan manipulasi dengan benar dan lengkap
2. matematika Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 2
prinsip dalam menyelesaikan masalah tetapi
ada beberapa kesalahan
Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 1
prinsip dalam menyelesaikan masalah tetapi
salah
Tidak menjawab 0
Menyusun bukti, memberikan alasan atau 3
Menarik kesimpulan, bukti terhadap beberapa solusi dengan benar
menyusun bukti, dan lengkap
memberikan alasan atau Menyusun bukti, memberikan alasan atau 2
3. bukti terhadap beberapa bukti terhadap beberapa solusi tetapi ada
solusi beberapa kesalahan
Menyusun bukti, memberikan alasan atau 1
bukti terhadap beberapa solusi tetapi salah
Tidak menjawab 0

Menarik kesimpulan dari pernyataan dengan 3


benar dan lengkap
4. Menarik kesimpulan dari Menarik kesimpulan dari pernyataan tetapi 2
pernyataan ada beberapa kesalahan
Menarik kesimpulan dari pernyataan tetapi 1
salah
Tidak menjawab 0
Menyelidiki kebenaran dengan 3
menyebutkan 2 pernyataan yang ada dengan
5. Memeriksa kesahihan benar dan lengkap
suatu argumen Menyelidiki kebenaran dengan 2
menyebutkan 2 pernyataan yang ada dengan
benar tetapi ada beberapa kesalahan
Menyelidiki kebenaran dengan 1
menyebutkan 1 pernyataan yang ada dengan
benar
Tidak menjawab 0
Menentukan pola atau cara dari suatu 3
pernyataan dan dapat menarik kesimpulan
bersifat umum dengan benar dan lengkap
Menentukan pola atau Menentukan pola atau cara dari suatu 2
6. sifat dari gejala matematis pernyataan dan dapat menarik kesimpulan
untuk membuat bersifat umum tetapi ada beberapa
generalisasi. kesalahan
Menentukan pola atau cara dari suatu 1
pernyataan dan dapat menarik kesimpulan
bersifat umum tetapi salah
Tidak menjawab 0
jumlah skor yang diperoleh
Keterangan : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = x 100
jumlah skor maksimal

F. ANALISIS DATA
1. Analisis Data Kualitatif

Menurut Patoon dalam Moleong, analisa data adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikan ke dalam satu pola, kata gori, dan satuan uraian dasar.

Langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini melalui beberapa tahap

sebagai berikut:
a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuat hal-hal tidak penting,

menggolongkan data, dan mengatur data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses pengorganisasian informasi berupa

kalimat yang disusun secara logis dan sistematis.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan disarankan dari sajian data dengan tujuan

memperoleh kesimpulan tentang proses berpikir siswa dalam memecahkan

masalah matematika berdasarkan langkahlangkah Polya.

2. Pengujian Keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi digunakan sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan

teori.

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

teknik. Triangulasi teknik artinya mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik tes,

wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data langkah-langkah strategi

pemecahan masalah matematika siswa.

G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menentukan sekolah tempat penelitian yaitu SMAN 1 Amanuban Timur

b. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian sekolah yang dituju.

c. Pembuatan kesepakatan dengan kepala sekolah dan guru bidang studi

matematika pada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, meliputi:

1) Kelas yang akan digunakan dalam penelitian

2) Waktu yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian

3) Materi yang akan digunakan dalam penelitian

d. Penyusunan instrument penelitian yang meliputi :

1) Lembar soal tes

2) Lembar pedoman wawancara

e. Mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan dalam tahap pelaksanaan meliputi:

a. Pemberian tes penalaran matematis pada materi SPLTV. Pemberian soal tes

kemampuan matematika yang terkait dengan SPLTV diberikan sebanyak 2

soal uraian. Selama proses pengerjaan tes oleh subjek, penulis bertindak

sebagai pengawas.

b. Memilih 2 subjek penelitian berdasarkan kemampuan tingkat penalaran dan

diskusi dengan guru kelas, kemudian diberikan tes kemampuan penalaran

matematis pada materi SPLTV

c. Hanya 2 subjek penelitian yang terpilih, jawaban dari kedua subjek sudah

memenuhi dan pemberian tes yang kedua ini merupakan tes uraian yang
terakhir yaitu tes penalaran matematis. Selama proses pengerjaan tes oleh

subjek, penulis bertindak sebagai pengawas.

d. Melakukan wawancara

Selama wawancara, penulis menelusuri langkah-langkah siswa dalam

menyelesaikan masalah SPLTV serta penalaran matematisnya. Peneliti

menggunakan alat perekam untuk menyimpan data hasil wawancara.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah

dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ada pada BAB I.

4. Bagan Penelitian Kualitatif

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan
simpulan/verifikasi

Bagan 3.1 Penelitian Kualitatif

Anda mungkin juga menyukai