OLEH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemampuan pemecahan masalah tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran
mengerjakan sesuai rencana (carrying out the plan); (4) melihat kembali hasil yang
hanya kemampuan untuk menyelesaikan masalah saja yang diperlukan oleh siswa,
tetapi juga diperlukan proses berpikir yang baik. Proses berpikir tersebut biasanya
akan terjadi sampai siswa berhasil memperoleh jawaban yang benar. Proses berpikir
dalam belajar matematika adalah kegiatan mental yang ada dalam pikiran siswa, maka
berpikir siswa dapat diamati melalui proses cara mengerjakan tes dan hasil yang
ditulis secara terurut. Selain itu, ditambah dengan wawancara mendalam mengenai
cara kerjanya. Berdasarkan uraian tersebut, maka mengetahui proses berpikir siswa
dalam memecahkan masalah sangat penting oleh guru. Guru harus mengetahui proses
siswa masih sangat memprihatinkan. Hal ini didasarkan dari hasil studi TIMSS
(Trends In Mathematics and Science Study) dan PISA (Program for International
Indonesia masih berada di bawah standar internasional. Hasil studi PISA 2015
menempatkan Indonesia diurutan 69 dari 76 negara (Farida, dkk, 2016). Hal yang
tidak jauh berbeda ditunjukkan dari hasil studi TIMSS 2015 yang baru dipublikasikan
Desember 2016 menunjukkan Indonesia pada urutan 45 dari 50 negara dengan skor
observasi yang telah dilakukan peneliti sebagai guru di SMAN 1 Amanuban Timur,
secara umum dialami pula oleh kebanyakan siswa di SMAN 1 Amanuban Timur. Pada
masalah konstektual yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel.
Dengan melihat hasil studi PISA dan TIMSS di atas, walaupun secara ratarata
beberapa diantaranya memiliki kemampuan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari
prestasi pelajar Indonesia yang memboyong banyak medali termasuk medali emas di
ajang India International Mathematical Competition (InIMC) pada Juli 2017 yang
2017). Hal ini menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa tidak sama karena
cara setiap siswa dalam mengolah informasi itu berbeda. Cara mengolah informasi ini
tiga variabel (SPLTV). Materi sistem persamaan linear tiga variabel biasanya
mulai diajarkan pada jenjang SMA di kelas X. Menurut Cardo A.P dkk (2020)
Standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari sistem
persamaan linear tiga variabel, yaitu menyusun SPLTV dari masalah
SPLTV itu sendiri. Menurut Patra & Pujiastuti(2020) Materi SPLTV dinilai
memiliki tingkatan yang lumayan sulit, karena rata-rata materi ini mengambil
contoh pada kehidupan sehari hari dan penyajian soal pada materi SPLTV dalam
bentuk soal cerita. Penyajian soal dalam bentuk cerita inilah yang membuat materi
sistem persamaan linear tiga variabel menjadi materi yang lumayan sulit. Berikut
contoh soal materi SPLTV. Tiga tukang cat bernama Joni, Deni, dan Ari biasanya
sebuah rumah dalam waktu 10jam kerja. Deni dan Ari pernah bersama-sama
mengecat rumah yang serupa dalam waktu 15 jam kerja. Suatu hari, ketiga tukang cat
ini bekerja mengecat rumah serupa selama 4 jam kerja. Setelah itu, Ari pergi
karena ada keperluan mendadak. Joni dan Doni memerlukan tambahan waktu 8
jam kerja lagi untuk menyelesaikan pengecatan rumah. Tentukan waktu yang
(Saputra, 2020).
kemampuan proses berpikir siswa SMAN kelas X pada SMAN 1 Amanuban Timur
pada materi SPLTV. Analisis ini bertujuan mendapatkan gambaran secara lengkap
bagaimana kemampuan proses berpikir siswa sebagai informasi untuk perbaikan dan
secara kualitatif sehingga kondisi proses berpikir siswa dapat ditelusuri secara
mendalam yang di dalamnya termasuk penguasaan konsep SPLTV hingga faktor yang
menyebabkan kondisi berpikir mereka. Siswa SMA kelas X dipilih karena pada
jenjang ini siswa sudah terlibat dalam pembelajaran materi SPLTV tingkat menengah.
Dengan demikian gambaran level proses berpikir mereka yang pada muaranya
berpikir siswa.
Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
oleh Triyani & Azhar dalam penelitiaan yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir
kreatif adalah kemampuan menemukan banyak cara atau alternatif jawaban untuk
siswa dalam menyelesaikan masalah sistem persamaan linear tiga variabel. Jenis
SMA Negeri 15 Jakarta. Subjek penelitian ini adalah kelas X IPA 3. Instrument yang
digunakan adalah berupa tes kemampuan berpikir kreatif yang berbentuk soal uraian
pada materi sistem persamaan linear tiga variabel. Hasil dari penelitian ini
adalah dari ketiga siswa yang diteliti dan diwawancarai lebih mendalam hanya ada
satu siswa yang memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif menurut silver
dan dari 22 siswa yang mengerjakan tes dan setelah diteliti hasil jawabannya ada 12
AMANUBAN TIMUR”.
B. Rumusan Masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel di SMAN 1 Amanuban
Timur ?’
C. Tujuan Penelitian
proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah konstektual yang berkaitan dengan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan jadi gambaran untuk para guru agar dapat
mengenal dengan baik proses berpikir dari para murid. Hal ini diperlukan agar
para guru lebih peduli dalam membentuk proses berpikir yang dimiliki oleh setiap
2. Bagi Siswa
pentingnya pembentukan kemampuan serta proses berpikir siswa sejak dini dan
berpikir mereka.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dalam pelaksanaan
E. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian-bagian itu sendiri serta
hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan.
2. Proses berpikir terjadi didalam otak manusia dan melibatkan dua komponen adalah
informasi yang masuk dan skema yang telah terbentuk dalam pikiran. Pada proses
berpikir, skema merupakan sebuah rangkaian proses. Skema manusia akan selalu
hidup.
masalah. Menurut Polya (1973), langkah pemecahan masalah ada empat yaitu: (1)
(Devising a plan), (3) menyelesaikan masalah sesuai rencana (Carrying out the
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada satu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
(Moleong, 2012). Data yang diperoleh seperti pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan, dan tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Hasil analisis data
berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian
naratif.
konstektual yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel kelas X di
menganalisis proses berpikir siswa dilihat dari soal-soal yang diberikan untuk
memecahkan masalah konstektual yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga
Tengah Selatan. Dengan subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA 2
SMAN 1 Amanuban Timur. Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan pada hasil tes
yang diberikan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan matematika. Yang diikuti
oleh seluruh siswa dalam kelas X IPA 2. Selanjutnya, peneliti memilih 2 orang dari
dengan baik dan dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru. Kemudian, peneliti
memberikan tes untuk mengukur level proses berpikir kepada 8 orang siswa tersebut.
Dari hasil pekerjaan 8 orang siswa tersebut, peneliti menganalisis hasil pekerjaan
lebih dalam mengenai karakteristik proses berpikir yang dimiliki oleh siswa kelas X
IPA 2 dilihat dari setiap jawaban yang diberikan oleh siswa kelas X IPA 2.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama. Hal ini karena
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data dan membuat
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian yang terdiri dari dua soal
materi persamaan linier tiga variabel yang diambil oleh peneliti di buku paket
matematika Matematika SMA Kelas X. Soal tes ini telah dilihat dan disetujui oleh
b. Pedoman Wawancara
langkah pemecahan masalah polya yang disatukan dengan yang timbul dalam
pemikiran siswa ketika melakukan proses berpikir dan kemungkinan strategi yang
digunakan oleh siswa. Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui strategi
dan tujuan pemecahan masalah matematika berdasarkan proses berpikir
c. Dokumentasi
berupa surat penelitian, foto-foto penelitian, dan dokumen tersebut akan dijadikan
1. Jenis Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi. Sedangkan yang dimaksud informasi adalah hasil dari
pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Menurut Lofland sumber
data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun data yang
a. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di
lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini
meliputi hasil tes pemecahan masalah, dan hasil wawancara terstruktur yang
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
penelitian ini yaitu berupa dokumentasi hasil tes penelitian, foto-foto subjek
pemecahan masalah matematika yaitu soal materi persamaan linier tiga variabel,
a. Tes
materi persamaan linier tiga variabel untuk mendapatkan data tentang proses
berpikir siswa dalam memecahkan soal matematika. Tes ini bertujuan untuk
berdasarkan langkah Polya. Kegiatan siswa selama proses penyelesaian soal tes
berdasarkan jawaban siswa yang memenuhi empat langkah Polya dan siswa
yang komunikatif. Selanjutnya, hasil jawaban dari siswa tersebut nantinya akan
digunakan sebagai data utama dalam menganalisis data. Adapun rubrik proses
Tabel 3.1
Rubrik Proses Berpikir Dalam Pemecahan Masalah Matematika Polya
b. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
yang hanya merupakan garisgaris besar tentang hal-hal yang akan dipertanyakan
sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, peneliti tidak hanya fokus
tujuan penelitian.
dari soal tes pemecahan masalah matematika dan dari hasil wawancara guru
c. Dokumentasi
penilaian kemampuan penalaran matematis. Penilaian untuk setiap butir soal tes
Tabel 3.2
Rubrik Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis
Indikator kemampuan
No penalaran Kriteria skor
Mengajukan kemungkinan jawaban dengan 3
benar dan lengkap
1. Mengajukan dugaan Mengajukan kemungkinan jawaban dengan 2
(conjuctures). benar tetapi tidak lengkap atau sebaliknya
Mengajukan kemungkinan jawaban yang 1
salah
Tidak menjawab 0
Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 3
prinsip dalam menyelesaikan masalah
Melakukan manipulasi dengan benar dan lengkap
2. matematika Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 2
prinsip dalam menyelesaikan masalah tetapi
ada beberapa kesalahan
Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 1
prinsip dalam menyelesaikan masalah tetapi
salah
Tidak menjawab 0
Menyusun bukti, memberikan alasan atau 3
Menarik kesimpulan, bukti terhadap beberapa solusi dengan benar
menyusun bukti, dan lengkap
memberikan alasan atau Menyusun bukti, memberikan alasan atau 2
3. bukti terhadap beberapa bukti terhadap beberapa solusi tetapi ada
solusi beberapa kesalahan
Menyusun bukti, memberikan alasan atau 1
bukti terhadap beberapa solusi tetapi salah
Tidak menjawab 0
F. ANALISIS DATA
1. Analisis Data Kualitatif
Menurut Patoon dalam Moleong, analisa data adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikan ke dalam satu pola, kata gori, dan satuan uraian dasar.
Langkah analisis data kualitatif dalam penelitian ini melalui beberapa tahap
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
pengumpulan data.
b. Penyajian Data
c. Penarikan Kesimpulan
teori.
teknik. Triangulasi teknik artinya mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik tes,
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pemberian tes penalaran matematis pada materi SPLTV. Pemberian soal tes
soal uraian. Selama proses pengerjaan tes oleh subjek, penulis bertindak
sebagai pengawas.
c. Hanya 2 subjek penelitian yang terpilih, jawaban dari kedua subjek sudah
memenuhi dan pemberian tes yang kedua ini merupakan tes uraian yang
terakhir yaitu tes penalaran matematis. Selama proses pengerjaan tes oleh
d. Melakukan wawancara
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Penarikan
simpulan/verifikasi