OLEH :
SINDI PRATIWI
105361101819
MATEMATIKA 19 A
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya setiap individu tidak terlepas dari berbagai macam masalah,
baik masalah yang berhubungan dengan matematika maupun masalah kehidupan
sehari-hari. Dalam pelajaran matematika siswa sering menghadapi masalah berupa
soal yang berkaitan dengan materi. Siswa kesulitan dalam memecahkan masalah
tersebut karena kurang terbiasa mengerjakan soal kemampuan pemecahan masalah
(Windari, Dwina, & Suherman, 2014). Kondisi ini menyebabkan rendahnya
kemampuan pemecahan masalah siswa (Mawaddah & Anisah, 2015; Widodo &
Kartikasari, 2017).
Siswa terkadang merasa malas memecahkan masalah disebabkan kurangnya
pengetahuan yang mereka miliki untuk menyelesaikannya. Menurut Hadi & Radiyatul
(2014) dan Nurianti, Halini, & Ijudin (2015) bahwa siswa cenderung menghafal
rumus tanpa memahami konsep dan mengerjakan masalah matematika dengan
ceroboh. Siswa lebih senang menggunakan cara yang singkat tanpa memperhatikan
proses penyelesaian dengan benar.
Suasana pembelajaran juga mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah
siswa. Menurut pendapat Ulvah (2016) siswa yang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik daripada
siswa yang tidak terlibat dalam pembelajaran. Melalui aktivitas pembelajaran yang
baik, siswa tidak akan jenuh belajar sehingga kemampuan pemecahan masalah
mereka dapat berkembang.
Pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan dasar yang
harus dikuasai siswa karena dianggap sebagai jantungnya matematika (Branca, 1980).
Melalui pemecahan masalah diharapkan siswa dapat menemukan konsep matematika
yang dipelajari (Hendriana & Sumarmo, 2014). Apabila siswa dapat menemukan
konsep berarti mereka dapat memahami penggunaan konsep tersebut dalam
menyelesaikan masalah. Menurut Winarni & Harmini (2015) salah satu tujuan belajar
matematika itu adalah untuk melatih kemampuan pemecahan masalah siswa.
Polya (1973) mengemukakan langkah- langkah pemecahan masalah
matematis yaitu memahami masalah, menentukan rencana strategi pemecahan
masalah, menyelesaikan masalah, dan memeriksa kembali jawaban. Melalui langkah-
langkah ini diharapkan siswa dapat menyelesaikan permasalahan matematika yang
dihadapi. Namun, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan ketika
mengerjakan soal matematika. Newman (1977) mengklasifikasi jenis-jenis
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, yaitu
kesalahan membaca (reading error), kesalahan pemahaman
(comprehension error), kesalahan transformasi (transformation error),
kesalahan keterampilan proses (process skill error), dan kesalahan penyimpulan
(encoding error). Newman (1977) menjelaskan bahwa kesalahan membaca terjadi
ketika siswa tidak dapat memahami kata kunci atau simbol yang terdapat dalam
masalah, kesalahan pemahaman terjadi ketika siswa mampu membaca informasi
pada masalah tetapi tidak dapat memahami maksud dari pertanyaan, kesalahan
transformasi terjadi ketika siswa telah memahami masalah tetapi tidak dapat
mengidentifikasi strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, kesalahan
keterampilan proses terjadi ketika siswa sudah dapat mengidentifikasi strategi yang
digunakan tetapi tidak memahami cara menggunakan strategi tersebut, kesalahan
penyimpulan terjadi ketika siswa tidak dapat mengidentifikasi masalah dan
mengumpulkan semua informasi untuk menyelesaikan masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan siswa SMPN 8
Kepulauan Selayar dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis dilihat
dari tahap pemahaman, transformasi, keterampilan proses, dan penyimpulan. Masing-
masing tahapan saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 8 Kepulauan Selayar Pada Materi Bangun
Ruang”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu : ‘Bagaimana kemampuan pemecahan masalah
dalam menyelesaikan soal bangun ruang siswa kelas VIII UPT SMPN 8 Kepulauan
Selayar ?”
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
sebagai berikut :
1. Bagi guru
masalah dalam menyelesaikan soal bangun ruang kelas VIII UPT SMPN 8
Siswa dapat mengetahui seberapa besar kesulitan dalam menyelesaikan soal pada
matematika dan sebagai referensi untuk melakukan penelitian serupa serta dapat
4. Bagi Sekolah
Penelitian ini sebagai bahan masukan sehingga dapat menunjang tercapainya hasil
E. BATASAN ISTILAH
1. Analisis yaitu upaya atau usaha yang dilakukan untuk menyelidiki atau mengurai
data kualitatif tentang kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Kemampuan pemecahan masalah yaitu kemampuan untuk mendapatkan jalan
keluar atau jawaban dari masalah. Dalam penelitian ini kemampuan pemecahan
masalah yang akan diukur melalui kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah menurut
Polya yaitu: (1) memahami masalah, (2) menyusun rencana pemecahan masalah,
(3) melaksanakan rencana penyelesaikan masalah, dan (4) melakukan pengecekan
kembali.
3. Materi bangun ruang adalah sebutan untuk bangun-bangun yang berbentuk tiga
dimensi atau bangun yang memiliki ruang yang di batasi dengan sisi-sisi nya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia); 2013 pengertian analisis
adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan. Menurut Hanjoyo Bono Nimpuno (2014) analisis adalah
keadaan yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya, dsb); penguraian suatu
pokok atau berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.
Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2014) analisis adalah suatu usaha
untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bgin (decomposition)
sehingga susunan/tatanan bentuk sesuai yang diurai itu tampak dengan jelas dan
karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti
duduk perkaranya.
suatu proses yang dimulai dengan siswa menghadapi masalah sampai suatu jawaban
(answer) diperoleh, dan siswa telah menguji penyelesaiannya (solution), sedangkan
menurut Cooney, dkk. (Roebyanto dan Sri Harmini, 2017) suatu pernyataan akan
menjadi masalah hanya jika pernyataan itu menunjukkan adanya suatu tantangan
(challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure)
yang sudah diketahui si pelaku. Proses pemecahan masalah menjadi bagian penting
satu dari lima standar proses matematika sekolah dan merupakan salah satu tujuan
yang tidak harus urut, terutama dalam menyelesaikan masalah yang sulit. Dalam
Kemampuan dasar yang menjadi sebuah keharusan untuk dimliki seorang siswa ialah
Problem solving. Kemampuan tersebut dijadikan sebagai salah satu kompetensi dalam
MASALAH
Tes yang diujikan berkenaan dengan materi bangun ruang. Jawaban siswa
diana- lisis melalui empat tahap, yaitu pemahaman, transformasi, keterampilan
proses, dan pe- nyimpulan. Keempat tahap ini saling ber- kaitan antara satu dengan
yang lain. Apabila siswa dapat mengerjakan tahap pertama, siswa akan dapat
melanjutkan mengerjakan tahap kedua, ketiga, dan keempat. Berikut ini dijelaskan
mengenai tahapan yang akan dila- kukan siswa dalam menyelesaikan soal pe-
mecahan masalah.
1. Tahap pemahaman. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami masalah ketika merubah informasi pada soal ke dalam
modelmatematika untuk menentukan nilai x.
2. Tahap transformasi. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mensubstitusikan nilai x ke persamaan matematika untuk menentukan
nilai panjang dan lebar.
3. Tahap keterampilan proses. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mencari tinggi balok dengan mengkonstruksi
gambar balok terlebih dahulu.
4. Tahap penyimpulan. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengidentifikasi masalah, mengumpulkan semua informasi, dan
menyimpulkan solusi dari masalah. Siswa diharapkan dapat menentukan
volume balok dari informasi yang diperoleh pada tahap pertama, kedua, dan
ketiga.
Kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk persegi dan
Ciri-ciri balok:
a. Jumlah bidang sisi pada balok ada 6, 4 sisi berbentuk persegi
panjang dan 2 sisi berbentuk kotak dan sejajar
b. Mempunyai 12 rusuk, 8 pasang rusuk merupakan sama panjang
c. Total jumlah sudut ada 8
d. Mempunyai 12 garis diagonal bidang/sisi dan 4 garis diagonal
ruang
e. Mempunyai 6 bidang diagonal
3) Bangun Ruang Tabung
Bangun ruang tabung adalah sebuah bangun dari ruang tiga dimensi dan
mempunyai tutup serta alas, bentuknya sendiri adalah sebuah lingkaran
yang memiliki ukuran yang sama seperti yang diselimuti persegi panjang.
Ciri-ciri Tabung:
a. Mempunyai 2 rusuk
b. Mempunyai 3 sisi, ada alas, selimut atau selubung, dan tutup
c. Tinggi tabung adalah jarak antara alas dengan tutup tabung
d. Sisi alas serta tutupnya berbentuk lingkaran dan sama besar
Ciri-ciri Prisma :
a. Mempunyai 3 sisi yakni alas, tutup, dan selimut atau selubung
b. Mempunyai selimut berbentuk bidang datar (kotak atau persegi
panjang)
c. Sudutnya berjumlah 2 kali segi alasnya
d. Rusuknya 3 kali segi alasnya
5) Bangun Ruang Limas
Bangun ruang limas memiliki 2 bentuk yakni limas segitiga dan limas segi
empat. Adapun ciri-ciri dari keduanya yang membedakan adalah alasnya.
Ciri-ciri kerucut:
a. Mempunyai 2 sisi berbentuk lingkaran dan melengkung.
b. Sisi lingkaran merupakan alas, dan sisi melengkung sebagai
selimut
c. Mempunyai 1 rusuk berbentuk bulat
d. Mempunyai 1 sudut di ujung kerucut
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif
kepentingan yang secara sistematis dan tepat serta dapat diukur. Melalui metode ini
masalah materi bangun ruang siswa kelas VIII UPT SMPN 8 Kepulauan Selayar.
B. Lokasi Penelitian
Jl. Ontosapo No. 147, Onto, Kec. Bontomatene, Kab. Kepulauan Selayar, Sulawesi
Selatan 92854
C. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini akan melibatkan satu kelas dari 2 kelas VIII UPT
D. Fokus Penelitian
dapat mencurahkan perhatiab secara jelas apa yang semestinya diteliti agar tujuan dari
penelitian dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan penelitian dengan baik, maka
E. Instrumen Penelitian
berikut :
a. Angket/ kuesioner
b. Lembar tes
c. Pedoman wawancara
Adapun cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang akurat dan
1. Pemberian Angket
2. Tes
3. Wawancara
Tehnik analisis data yang digunakan yaitu model Miles dan Huberman (1992).
kumpulan data atau informasi yang sudah tersusun dan terkategori, sehingga
kesimpulan yaitu menyimpulkan data yang telah diperoleh dari proses reduksi
H. Prosedur penelitian
1. Tahap persiapan
sebagai berikut:
b. Meminta izin kepada kepala Sekolah UPT SMPN 8 Kepulauan Selayar untuk
Kepulauan Selayar terkait kelas yang akan dijadikan tempat untuk melakukan
penelitian.
d. Membuat dan menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari angket, tes tertulis
2. Tahap pelaksanaan
b. Memberikan angket gaya belajar kepada siswa di kelas VIII UPT SMPN 8
Kepulauan Selayar
e. Peneliti akan memeriksa jawaban dari masing-masing hasil lembar kerja siswa
f. Peneliti memilih subjek yang akan menjadi fokus penelitian berdasarkan hasil
3. Tahap analisis
wawancara.
I. Keabsahan Data
Dengan pengujian keabsahan data, peneliti akan lebih yakin bahwa data yang
diperoleh benar-benar valid. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ada
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi pada