Oleh
Azizah Saswandila 19029075
4. Bayangan titik 𝐴(3, −2) oleh dilatasi dengan pusat 𝑄(5,1) dan Menyelesaikan
faktor skala −3 adalah 𝐴’. Bayangan titik 𝐵(1,4) oleh dilatasi masalah sesuai
dengan pusat 𝑃(−3,0) faktor skala 3/2 adalah 𝐵’. Tentukan
koordinat 𝐴’ dan 𝐵’. rencana
No Soal Indikator
Pemecahan
Masalah
1. Seorang pendaki sedang berada pada posisi koordinat (𝑎, −𝑏), Memahami
kemudian ia bergerak ke arah kiri sebanyak 2𝑎 langkah dan ke masalah
bawah 𝑏 + 3 langkah kemudian dilanjutkan kembali bergerak ke
kanan 3𝑎 langkah dan ke atas 2 + 𝑏 langkah. Jika 𝑎 dan 𝑏
merupakan bilangan bulat. tentukan koordinat posisi pendaki
tersebut berhenti.
Pembahasan:
Diketahui:
𝑎, 𝑏 ∈ 𝒁
(𝑥, 𝑦) = (𝑎, −𝑏)
𝑇1 = (−2𝑎, 0)
𝑇2 = (0, −(𝑏 + 3)) = (0, −𝑏 − 3)
𝑇3 = (3𝑎, 0)
𝑇4 = (0,2 + 𝑏)
Ditanya:
Koordinat posisi pendaki tersebut berhenti misalkan (𝑥 𝐼𝑉 , 𝑦 𝐼𝑉 )
Jawab:
𝑥 𝑇1 𝑥′ 𝑇2 𝑥" 𝑇3 𝑥′′′ 𝑇4 𝑥 𝐼𝑉
(𝑦) → ( ) → ( ) → ( ) → ( 𝐼𝑉 )
𝑦′ 𝑦" 𝑦′′′ 𝑦
−2𝑎 0 3𝑎
𝑎 ( 0 ) −𝑎 (−𝑏−3) −𝑎 ( )
0 2𝑎
( )→ ( )→ ( )→ ( )
−𝑏 −𝑏 −2𝑏 − 3 −2𝑏 − 3
0
( )
2+𝑏 2𝑎
→ ( )
−𝑏 − 1
Alternatif Pembahasan
Diketahui:
𝑎, 𝑏 ∈ 𝒁
(𝑥, 𝑦) = (𝑎, −𝑏)
𝑇1 = (−2𝑎, −𝑏 − 3)
𝑇2 = (3𝑎, 2 + 𝑏)
Ditanya:
Koordinat posisi pendaki tersebut berhenti misalkan (𝑥", 𝑦").
Pembahasan:
Diketahui:
Misalkan posisi orang pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima
adalah 𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷, 𝑑𝑎𝑛 𝐸.
1
𝐴=( )
1
3
𝐵=( )
2
6
𝐶=( )
3
−2
𝐷=( )
2
−4
𝐸=( )
4
Cermin adalah sumbu horizontal, 𝐶𝑥 .
Ditanya:
Posisi masing-masing orang hasil pencerminan, 𝐴′ , 𝐵′ , 𝐶 ′ , 𝐷′ , 𝑑𝑎𝑛 𝐸 ′
berdasarkan gambar, rumus, dan matriks.
Jawab:
a. Hasil pencerminan titik terhadap sumbu x adalah sebuah titik lain
yang jika keduanya dihubungkan akan memotong sumbu x tegak
lurus dan dibagi dua oleh sumbu x tersebut.
Diketahui:
∆𝐴𝐵𝐶 pada soal dirotasikan 90° searah jarum jam, dilanjutkan
rotasinya sebesar 180° juga searah jarum jam dengan pusat rotasi
𝑂.
𝑅1 = −90°, 𝑃1 (0,0)
𝑅2 = −180°, 𝑃2 (0,0)
Ditanya:
Apakah ∆𝐴”𝐵”𝐶” merupakan bayangan akhir dari ∆𝐴𝐵𝐶?
Jawab:
Jika ∆𝐴”𝐵”𝐶” bukan merupakan bayangan akhir rotasi ∆𝐴𝐵𝐶, maka
minimal terdapat satu titik pada ∆𝐴”𝐵”𝐶” yang bukan bayangan
dari rotasi ∆𝐴𝐵𝐶.
Karena 𝐴" hasil perhitungan tidak sama dengan 𝐴" pada gambar, maka
∆𝐴”𝐵”𝐶” merupakan bayangan akhir dari ∆𝐴𝐵𝐶 salah. ∎
Alternatif Pembahasan:
Jika menguji salah satu titik lain, sehingga diperoleh pernyataan tersebut
juga salah,
4. Bayangan titik 𝐴(3, −2) oleh dilatasi dengan pusat 𝑄(5,1) dan Menyelesaikan
faktor skala −3 adalah 𝐴’. Bayangan titik 𝐵(1,4) oleh dilatasi masalah sesuai
dengan pusat 𝑃(−3,0) faktor skala 3/2 adalah 𝐵’. Tentukan
rencana
koordinat 𝐴’ dan 𝐵’.
Pembahasan:
Diketahui:
Bayangan 𝐴(3, −2) 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑡𝑎𝑠𝑖 pusat 𝑄(5,1) dan faktor skala
−3 adalah 𝐴’.
Bayangan titik 𝐵 (1,4) oleh dilatasi dengan pusat 𝑃(−3,0) faktor
3
skala 2 adalah 𝐵’
Ditanya:
Koordinat 𝐴′ dan 𝐵′.
Bayangan titik (𝑥, 𝑦) hasil dilatasi faktor skala k dan pusat (𝑎, 𝑏)
adalah
𝑥′ − 𝑎 𝑘 0 𝑥−𝑎
( )=( )( )
𝑦′ − 𝑏 0 𝑘 𝑦−𝑏
Sehingga
𝑥′ − 5 6
( ′ )=( )
𝑦 −1 9
′
𝑥 11
𝐴′ = ( ′ ) = ( )
𝑦 10
𝑥 ′ − (−3) 6
( )=( )
𝑦′ − 0 6
′
𝑥 3
𝐵′ = ( ′) = ( )
𝑦 6
6 3
Jadi, koordinat ittik 𝐴′ dan 𝐵′ adalah ( )dan ( ) . ∎
9 6
Setelah dilakukan tes, ternyata hanya terdapat 2 orang peserta didik kelas XI MIPA 2
yang mengerjakan tes, dengan hasil dan pembahasan sebagai berikut.
Soal 1
Indikator yang diperhatikan pada soal no. 1 adalah indikator memahami masalah.
Dari dua orang peserta didik, hanya A2 yang menjawab, sedangkan A1 tidak
menjawab.
Dari jawaban ini terlihat bahwa A2 tidak menuliskan diketahui dan ditanya. Namun,
A2 memahami bahwa yang ditanya adalah hasil transformasi dari titik awal setelah
ditransformasi dua kali. Hal ini terlihat dari alur operasi yang dilakukan A2 sebenarnya
adalah penjumlahan yang mengarah kepada jawaban yang diminta soal. Sehingga, A2
memperoleh skor 1. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Hasna,
Handayani, dan Hima (2022) yang menemukan bahwa kemampuan memahami
masalah peserta didik sudah pada tahap baik.
Soal 2
Soal 3
Indikator yang diperhatikan pada soal no. 3 adalah indikator melakukan
pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Berikut
jawaban peserta didik A1.
Dari jawaban A1, terlihat bahwa A1 tidak melakukan pengecekan kembali yang
ditandai dengan tidak memberikan kesimpulan. Hal ini mungkin dikarenakan A1
menganggap bahwa jawabannya sudah jelas salah. Meskipun perencanaan dan
langkah pengerjaan sudah hamper tepat, tetapi kesimpulannya tidak ada, sehingga
skor indikator ini untuk A1 adalah 0.
Dari jawaban A2, terlihat bahwa A2 melakukan pengecekan kembali yang ditandai
dengan memberikan kesimpulan yang tepat. Hal ini juga dijabarkan dengan
penjelasan yang logis. Skor untuk A2 pada indikator ini adalah 1. Hasil ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang membahas indikator ini bahwa level
kemampuan peserta didik perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki (Davita &
Pujiastuti, 2020).
Soal 4
Indikator yang diperhatikan pada soal no. 4 adalah indikator menyelesaikan masalah
sesuai rencana. Berikut jawaban peserta didik A1.
Dari jawaban A1, terlihat bahwa A1 menyelesaikan masalah sesuai rencana. Skor
untuk A1 adalah 3.
Dari jawaban A2, terlihat bahwa A2 menyelesaikan masalah sesuai rencana, namun
kurang tepat di akhir, sehingga skor untuk A2 adalah 2. Hal ini tidak sesuai dengan
penelitian Davita dan Puiastuti (2020) bahwa skor indikator ini perempuan lebih
tinggi dari pada laki-laki. Hal ini mungkin dikarenakan oleh subjek penelitian yang
lebih banyak sehingga biasnya juga semakin sedikit. Untuk penelitian selanjutkan
diharapkan menggunakan subjek yang lebih banyak.
REFERENSI
Akbar, P., Hamid, A., Bernard, M., & Sugandi, A. I. (2018). Analisis kemampuan pemecahan
masalah dan disposisi matematik siswa kelas xi sma putra juang dalam materi
peluang. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 144-153.
Alabdulaziz, M. S. (2022). The effect of using PDEODE teaching strategy supported by the e-
learning environment in teaching mathematics for developing the conceptual
understanding and problem-solving skills among primary stage students. Eurasia Journal
of Mathematics, Science and Technology Education, 18(5), em2109.
Angkotasan, N. (2013). Model PBL dan Cooperative Learning Tipe TAI Ditinjau dari Aspek
Kemampuan Berpikir Reflektif Dan Pemecahan Masalah Matematis. PYTHAGORAS:
Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 92–100
Davita, P. W. C., & Pujiastuti, H. (2020). Anallisis kemampuan pemecahan masalah matematika
ditinjau dari gender. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 11(1), 110-117.
Hamka, J. P. D. PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
PESERTA DIDIK DENGAN STRATEGI REACT.
Hasna, Q. A. A., Handayani, A. D., & Hima, L. R. H. (2022, July). Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Polya Pada Materi Transformasi Geometri. In Prosiding SEMDIKJAR
(Seminar Nasional Pendidikan dan Pembelajaran) (Vol. 5, pp. 338-345).
Mahlaba, S.C., & Mudaly, V. (2022). Exploring the relationship between commognition and the
Van Hiele theory for studying problem-solving discourse in Euclidean geometry education.
Pythagoras, 43(1), a659. https://doi. org/10.4102/pythagoras. v43i1.659
NCTM. 2000. Principle and Standards for School Mathematics. USA: NCTM
Nora, M., & Dwina, F. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Kelas IX SMPN 2 Lubuk
Alung. Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika, 8(4), 35-39.
Nugraha, A., & Zanthy, L. S. (2019). Analisis kemampuan pemecahan masalah siswa SMA pada
materi sistem persamaan linear. Journal on Education, 1(2), 179-187.
Polya G. 1973. How To Solve It. United States Of America: Princeton University Press.
Son, A.L., Darhim, & Fatimah, S. (2020). Students’ Mathematical Problem-Solving Ability based
on Teaching Models Intervention and Cognitive Style. Journal on Mathematics Education,
11(2), 209-222. http://doi.org/10.22342/jme.11.2.10744.209-222.
Syafrinaldo, A., & Sri, E. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik dalam
Menyelesaikan Soal Tipe Open-Ended pada Kelas XI MIPA SMAN 1 Kota Solok. Jurnal
Edukasi dan Penelitian Matematika, 8(4), 147-151.