Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 1 GOSONO MELALUI PENDEKATAN REALISTIK

Proposal ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu : Dr. Riyadi, S.Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:
Lutfi Nur
Hidayanto
K7120156

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS

SEBELAS MARET

2023
DAFTAR ISI5
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 5
C. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................................ 5
D. MANFAAT PENELITIAN .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ......................................... 7
A. KAJIAN PUSTAKA............................................................................................... 7
B. KERANGKA BERPIKIR....................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 11
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN............................................................... 11
B. PENDEKATAN PENELITIAN ............................................................................. 11
C. DATA DAN SUMBER PENELITIAN.................................................................. 11
D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL................................................................... 12
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................................................................... 12
F. TEKNIK UJI VALIDITAS..................................................................................... 13
G. TEKNIK ANALISIS DATA .................................................................................. 13
H. PROSEDUR PENELITIAN ................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan yang dimuat dalam kurikulum baik di Indonesia
dan dunia adalah untuk menciptakan individu yang memiliki kemampuan berpikir
kritis dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehari-hari.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menyelesaikan
permasalahan perlu ditanamkan semenjak sekolah dasar. Salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan bisa
diajarkan melalui mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Pembelajaran
matematika di sekolah dasar tidak hanya berfokus mengenai operasi hitung dan
penerapan rumus-rumus saja. Melalui pembelajaran matematika siswa juga
akan dilatih untuk memecahkan setiap permasalahan. Sebagaimana pernyataan
yang disampaikan oleh akbar dan chotimah (2018) bahwa setiap peserta didik
perlu berlatih pemecahan masalah untuk dapat mengembangkan setiap potensi
yang ada dalam diri mereka. Hal itu sesuai dengan permendiknas RI. No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1
No.14 menyebutkan bahwa pelajaran matematika bertujuan untuk membantu
memahami konsep, menjelaskan hubungan antarkonsep, dan penerapan konsep
atau algoritma dalam memecahkan masalah (Bernard & senjayawati, 2019).
Matematika juga bertujuan untuk melatih pola pikir siswa dalam bernalar, melakukan
manipulasi dalam membuat pernyataan umum, menjelaskan suatu gagasan dan
pernyataan yang bersifat matematis (Fajriyah,2019). Pelajaran matematika juga
berguna untuk mealatih siswa dalam mengkomunikasikan setiap ide aatau gagasan
dalam bentuk simbol atau bentuk lainnya dan digunakan dalam memperjelas setiap
permasalahan atau keadaan (Bernard, Wiliawanto, 2019).
Kemampuan pemecahan masalah secara sistematis diharapkan mampu
dikuasai oleh setiap siswa sekolah dasar karena itu merupakan inti dari
pembelajaran matematika. Menurut Permatawati & Karyati (2019), kemampuan
pemecahan masalah pada pembelajaran matematika merupakan kemampuan siswa
untuk terlibat secara menyeluruh dalam memanfaatkan pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
usaha untuk menghadapi berbagai macam situasi dan permasalahan pada

3
pembelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah secara sistematis
oleh siswa berkaitan dengan

4
pemahaman terhadap tahapan dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Menurut Polya (1973: 6), tahap pemecahan masalah matematika meliputi:
(1) memahami masalah, (2) membuat rencana penyelesaian, (3) melaksanakan
rencana, dan (4) melihat kembali. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dimaksudkan supaya siswa
lebih terampil dalam menyelesaikan masalah matematika, menjalankan setiap
prosedur dengan baik dan cermat Yuwono (2010: 40). Menurut Saad & Ghani (2008:
121) tahap pemecahan masalah menurut Polya juga digunakan secara luas di
kurikulum matematika di dunia dan merupakan tahap pemecahan masalah yang jelas.
Pelajaran matematika sekolah dasar haruslah sesuai dengan
karakteritik perkembangan diri peserta didik sekolah dasar. Pelajaran matematika
sekolah dasar tidak bisa langsung dilaksanakan dengan cara penyajian konsep secara
abstrak. Hal itu didukung oleh pernyataan Puspitasari (2019) yang mengatakan bahwa
penyajian bahan ajar yang tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan
berpikir siswa akan mengakibatkan siswa menjadi lebih susah dalam memahami
konsep yang diajarkan karena cenderung melakukan hafalan konsep dari mencari
penyelesaian. Menurut Hadi
& Radiyatul (2014 dalam Putra, 2018:83) dan Nurianti, Halini, & Ijudin (2015 dalam
Putra, 2018:83) bahwa siswa cenderung menghafal rumus tanpa memahami konsep
dan mengerjakan masalah matematika dengan ceroboh. Siswa lebih senang
menggunakan cara yang singkat tanpa memperhatikan proses penyelesaian dengan
benar. Apabila siswa menguasai konsep berarti mereka dapat memahami penggunaan
konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah. Pelajaran matematika kepada
siswa sekolah dasar haruslah disajikan dalam bentuk konkret. Pemahaman siswa
terhadapa pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah jika disajikan dalam
bentuk konkret daripada bentuk abstrak.
Pelajaran matematika menuntut siswa untuk memahami setiap konsep
yang menjadi dasar dari materi yang diajarkan. Hal itu dapat dibuktikan ketika siswa
mampu menjelaskan kembali materi pelajaran matematika sesuai dengan bahasa
mereka sendiri. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu adalah dengan
menggunakan pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika sekolah
dasar (Fitriani & Maulana, 2016). Pendekatan realistik berpandangan bahwa
matematika adalah kegiatan manusia, meliputi eksplorasi ide, konsep, masalah
nyata merupakan aktifitas kelas matematika (Soviawati, 2011). Suryadi, D., &
4
Syahputra, E. (2018) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
melalui Pendekatan Realistik pada

4
Siswa Sekolah Dasar. Melalui pendidikan realistik siswa mampu memahami konsep
dengan secara lebih mendalam dan menerapkan dalam dunia nyata sesuai
dengan karakteristik peserta didik sekolah dasar.
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti bertujuan untuk
menganalisis kemampuan pemecahan masalah pelajaran matematika oleh siswa
sekolah dasar di SD Negeri 1 Gosono. Maka dari itu, peneliti mencetuskan judul
dalam penelitian yaitu “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gosono Melalui Pendekatan
Realistik”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah model pembelajaran matematika siswa kelas IV di SD Negeri
1
Gosono?
2. Bagaimanakah deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas
IV dalam konteks pendekatan realistik di SD Negeri 1 Gosono?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui model pembelajaran matematika siswa kelas IV di SD Negeri 1
Gosono
2. Untuk mengetahui deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa kelas IV dalam konteks pendekatan realistik di SD Negeri 1 Gosono.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi tambahan terhadap analisis kemampuan pemecahan masalah
matematika serta mengenai pendekatan realistik di sekolah dasar. Hasil penelitian
diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan di sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
sekolah mengenai proses pembelajaran matematika yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah agar lebih optimal dalam
memberikan dukungan terhadap jalannya proses pembelajaran.
b. Bagi Guru

5
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan pengetahuan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan mengenai kemampuan siswa dalam

6
pemecahan masalah matematika terutama dalam menggunakan pendekatan
realistik. Guru juga diharapkan mampu mengetahui kebutuhan siswa dan
mengarahkan siswa agar lebih baik dalam proses pembelajarannya.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan
penulis mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika dengan
pendekatan realistik di sekolah dasar dan juga sebagai pemenuhan tugas
akhir studi S1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7
BAB II KAJIAN

PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran Matematika
Salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai siswa adalah
pelajaran matematika (Afriansyah, dkk., 2019). Salah satu tolak ukur untuk
menggambarkan baik tidaknya suatu kualitas pendidikan adalah dengan melihat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, sains, dan membaca
serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (Johar, 2011). Hal itu sesuai
dengan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa
matematika merupakan ilmu yang berguna bagi kehidupan manusia, menjadi dasar
berkembangnya teknologi modern, serta berpengaruh terhadap kemajuan pola pikir
manusia.
Pembelajaran matematika merupakan fondasi dasar dalam membangun
pengetahuan matematika bagi peserta didik (Lidinillah, dkk, 2015). Dahlia,
Pranata,
& Suryana (2020) mengemukakan pendapat mengenai pembelajaran matematika
bahwasanya beberapa hal terkait matematika yang perlu diberikan kepada peserta
didik sebagai bekal meliputi kemampuan untuk berpikir secara logis, analitis,
sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerja sama. matematika adalah suatu
sarana atau cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi
manusia; suatu cara menggunakan informasi, manggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang
paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri untuk melihat
dan menggunakan hubungan-hubungan dari berbagai tahap (Timutius, 2018).
Matematika ditingkat sekolah dasar mencakup pemahaman mengenai konsep-
konsep dasar diantaranya seperti operasi bilangan dan geometri dasar. (Sidik
& Wakih, 2020) menyatakan materi operasi hitung bilangan bulat merupakan
salah satu materi yang sulit bagi siswa Sekolah Dasar. Penyampaian materi yang
sulit seperti itu agar mudah dipahami siswa harus disampaikan dengan
menggunakan media yang kreatif, inovatif, dan realistik. Pembelajaran matematika
sekolah dasar akan lebih efektif apabila disajikan dalam bentuk konkret daripada

8
penyampaian konsep secara abstrak karena karakteristik sekolah dasar masih
berada di tahap operasional konkret.

9
Tujuan utama pendidikan matematika bagi siswa sekolah dasar adalah
agar membantu proses perkembangan penalaran otak manusia. Kemendikbud
juga menyatakan bahwa pembelajaran matematika bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kemampuan menyelesaikan masalah, hasil
belajar tinggi, melatih berkomunikasi, dan mengembangkan karakter siswa.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


Menurut Branca (1980 dalam Putra, 2018 :60) pemecahan masalah matematis
merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa karena
dianggap sebagai jantungnya matematika dan menjadi inti utama dalam
kurikulum matematika. Selanjutnya Ruseffendi (2006) mengemukakan bahwa
kemampuan pemecahan masalah sangat penting dimiliki bagi mereka yang akan
mempelajari matematika yang akan menerapkannya dalam bidang studi
lain dan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut peraturan pemerintah yang dikeluarkan dalam Permendiknas No. 22
Tahun 2006 disebutkan bahwasanya kemampuan pemecahan masalah matematika
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh adalah
salah satu dari tujuan mata pelajaran matematika.
Sumarmo (2013:5) menyatakan mengenai indikator-indikator dalam
pemecahan masalah matematika meliputi :
a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang diperlukan.
b. Merumuskan maslah matematika atau menyusun model matematika
c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam
atau diluar matematika
d. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal
e. Menggunakan matematika secara bermakna

Dalam melakukan pemecahan masalah ada langkah-langkah yang


harus dilakukan oleh siswa menurut (Soemarmo dan Hendriana, 2014:23).
Adapun langkah-langkah itu meliputi :

a. Mengerti permasalahan
b. Menentukan strategi pemecahan masalah

10
c. Melakukan pemecahan masalah atau membuat perhitungan
d. Mengevaluasi kebenaran hasil
3. Pendekatan Realistik
Salah satu pendekatan yang efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika
adalah pendekatan realistik. Pendekatan Realistik berawal dari permasalahan yang
terjadi secara langsung didunia nyata kemudian diolah menggunakan matematisasi
bertingkat yang disajikan dalam bentuk pembelajaran formal yang menyenangkan
(Sulastri, 2017). Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran matematika
selama ini yang cenderung berorientasi kepada pemberian informasi dan
menggunakan matematika yang siap pakai untuk menyelesaikan masalah-masalah
(Widyastuti et al., 2014). Melalui pendekatan matematika realistik siswa tidak
hanya diberikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
juga siswa harus menyelesaikan masalah tersebut. Dengan kata lain pendekatan
matematika realistik, akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan dan mengkonstruksi kembali konsep matematika sehingga siswa
mempunyai konsep pengertian yang kuat.
Menurut Traffers dalam setiani (2015) menyebutkan bahwa ada beberapa
karakteristik dalam pendekatan realistik ini diantaranya yaitu
menggunakan konteks dunia nyata, menggunakan berbagai model, menggunakan
produksi dan konstruksi, interaktif, dan menggunakan keterkaitan.
Pendekatan matematika realistik ini sesuai dengan tahap berpikir siswa yang
operasional konkret karena guru dapat menghadirkan pembelajaran yang dekat
dengan kehidupan sehari-hari siswa, serta guru dapat menghadirkan benda-
benda konkret sesuai pengalaman siswa.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang didesain
untuk melatih pikiran manusia agar memiliki kemampuan bernalar yang baik.
Kemampuan bernalar yang baik dapat membantu peserta didik tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pembelajaran matematika di
sekolah dasar merupakan fondasi awal dalam meningkatkan kemampuan bernalar
atau pemecahan masalah siswa. Pmbelajaran matematika di sekolah dasar masih
berada di tahap operasional konkret artinya siswa masih perlu menggunakan media
konkret dalam pembelajaran.

11
Pendekatan realistik dirasa merupakan pendekatan yang paling cocok
digunakan dalam pembelajaran matematika. Pendekatan Realistik membantu
siswa
memahami setiap konsep matematis secara nyata dan menyenangkan.

Gaya belajar
matematika Pendekatan Realistik

Pembelajaran
Matematika

Kemampuan
pemecahan masalah

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Gosono yang beralamatkan di Jl.
Karanggede-Guwo KM5, Gosono,Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Peneliti memilih
sekolah tersebut dengan alasan bahwa sekolah memiliki akreditasi yang baik dan nilai
peserta didik dalam ujian matematika memiliki rata-rata tinggi. Penelitian ini
akan dilaksanakan selama dua bulan di SD Negeri 1 Gosono yaitu pada bulan
September dan Oktober 2023. Kegiatan penelitian meliputi kegiatan observasi,
wawancara, dan dokumentasi mengenai kemampuan pemecahan masalah pelajaran
matematika di SD Negri 1 Gosono.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam
Moleong (2000: 3), pendekatan kualitatif merupakan suatu tahapan penelitian
yang menghasilkan data dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis atau lisan dari
orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif berfokus
terhadap pemahaman mendalam mengenai fenomena yang terjadi melalui
interpretasi dan deskripsi berdasarkan hasil data penelitian. Peneliti harus memiliki
bekal pemahaman teori dan pengetahuan yang mendalam untuk keperluan
pengambilan data, mengolah data, dan menyajikan data.
C. Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu primer dan sekunder. Data
primer dalam penelitian ini yaitu data yang didapatkan pada saat melakukan penelitian
terhadap subjek yang sudah ditetapkan sebelumnya. Data primer dalam hal ini yaitu
observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengamati
kegiatan pembelajaran matematika dan berfokus terhadap kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah melalui pendekatan realistik. Wawancara
dilakukan kepada para guru matematika kelas IV SD Negeri 1 Gosono.
Sementara itu, data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung
dan sudah ada tersedia dalam bentuk catatan, buku, atau dokumentasi lainnya yang
digunakan untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan
penelitian.

13
D. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara tidak acak yaitu
Purposive Sampling. purposive sampling menurut Sugiyono (2018:138) yaitu teknik
menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri atau kriteria tertentu
yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Teknik ini digunakan dengan mengambil beberapa
sampel diantara populasi sesuai dengan keinginan dari peneliti. Sampel
diharapkan mampu mewakili karakteristik dari populasi penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran matematika
terkait dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di SD Negeri 1
Gosono. Observasi bertujuan untuk mengamati model pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran matematika. Observasi adalah proses pengamatan
sistematis yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang fenomena yang diamati. Pengamatan ini mencakup pencatatan
dan dokumentasi terhadap perilaku, interaksi, atau kejadian yang relevan
(Patton,2014).
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung
terhadap pengajar matematika di SD Negeri 1 Gosono. Wawancara
berfokus untuk mengetahui proses belajar matematika siswa, kemampuan
pemecahan masalah matematika, dan juga hasil belajar siswa. Bogdan dan Biklen
(2018) menyatakan bahwa wawancara adalah metode penelitian yang
melibatkan interaksi langsung antara peneliti dan responden, di mana peneliti
mengajukan serangkaian pertanyaan untuk memperoleh pemahaman yang lebih
dalam tentang pengalaman, persepsi, dan pandangan responden terhadap suatu
topik tertentu.
3. Dokumentasi
Salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian yang melibatkan
pencatatan, pengarsipan, atau dokumentasi berbagai jenis materi yang relevan
dengan topik penelitian. Dokumentasi dapat mencakup berbagai bentuk data
seperti teks, gambar, audio, video, atau dokumen tertulis lainnya. Dalam

14
hal ini dokumentasi dilakukan dengan mengambil data berupa catatan hasil belajar
siswa.

15
F. Teknik Uji Validitas Data
Tahap selanjutnya setelah proses pengumpulan data adalah melakukan uji
validitas data. Menurut Sugiyono (2017) uji validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan uji validitas data dengan
menggunakan metode triangulasi data. Teknik triangulasi adalah suatu metode
yang digunakan dalam penelitian agar memperoleh validitas data atau keabsahan data
dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber yang berbeda atau
menggunakan metode yang berbeda. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik triangulasi metode. Teknik triangulasi metode adalah suatu teknik
dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang berbeda agar
dapat melihat fenomena dari sudut pandang. Teknik ini digunakan karena biasanya
dalam penelitian kualitatif bertumpu pada triangulasi data yang diperoleh dari tiga
metode yaitu interview, participant observation, dan document record (Fadli,
2021). Dalam penelitian ini, data akan divalidasi yaitu dengan membandingkan
temuan dari sumber data observasi dengan sumber data hasil dari wawancara
dengan guru pengajar matematika. Metode triangulasi dalam hal ini
menggunakan beberapa sumber data yang berbeda.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data oleh Miles dan Huberman yang meliputi 4 komponen proses analisis.
Adapun proses analisis adalah sebagai berikut: 1) Pengumpulan data, peneliti
melakukan pengumpulan data yang berupa hasil observasi dan wawancara di
lapangan secara objektif. 2) Reduksi, peneliti mereduksi data dengan fokus memilih
hal-hal penting. 3) Penyajian data, peneliti menyusun sekumpulan data atau
informasi dan dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
ataupun pengambilan tindakan. 4) Penarikan kesimpulan, peneliti melakukan
verifikasi atau usaha untuk mencari atau menguji kembali. Kesimpulan yang diambil
berupa deskripsi yang belum jelas dan menjadi jelas setelah dilakukannya penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam lima tahapan, yaitu pertama tahap wawancara
dan observasi, mencari nilai setiap objek, melakukan triangulasi, menganalisis data,
dan menarik kesimpulan data. Tahap pertama yaitu wawancara yang dilakukan kepada

13
guru matematika kelas IV SD Negeri 1 Gosono karena berkaitan dengan
kemampuan

14
pemecahan masalah matematika siswa. Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan
pencarian nilai atau makna setiap objek penelitian. Tahap selanjutnya
adalah melakukan uji validitas data dengan metode triangulasi. Kemudian, dilanjutkan
dengan tahapan analisis data yang didapatkan dari hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Terakhir dalam tahapan penelitian adalah
melakukan penarikan kesimpulan data berdasarkan data hasil penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

Afsari, S., Safitri, I., Harahap, S.K. and Munthe, L.S., 2021. Systematic Literature Review:
Efektivitas Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Pada
Pembelajaran Matematika. Indonesian Journal of Intellectual Publication, 1(3),
pp.189-197.

Jeheman, A.A., Gunur, B. and Jelatu, S., 2019. Pengaruh pendekatan matematika
realistik terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 8(2), pp.191-202.

Andani, M., Pranata, O.H. and Hamdu, G., 2021. Systematic literature review: model problem
based learning pada pembelajaran matematika sekolah dasar.
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(2), pp.404-417.

Astawayasa, K.G., Widana, I.W. and Adi, I.N.R., 2022. Pengembangan asesment HOTS mata
pelajaran matematika sekolah dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1),
pp.129-
140.

Mekarisce, A. A. (2020). Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif


di bidang kesehatan masyarakat. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat: Media
Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 12(3), 145-151.

Jeheman, A. A., Gunur, B., & Jelatu, S. (2019). Pengaruh pendekatan matematika realistik
terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 8(2), 191-202.

Murni, D., Mudjiran, M. and Mirna, M., 2023. Analisis Terhadap Kreativitas dan Inovasi
Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jurnal
Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2), pp.1118-1128.
15
Astawayasa, K.G., Widana, I.W. and Adi, I.N.R., 2022. Pengembangan asesment HOTS mata
pelajaran matematika sekolah dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1),
pp.129-
140.

Riani, I., 2020. ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


SISWA SD DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED DITINJAU
DARI GAYA KOGNITIF SECARA KONSEPTUAL TEMPO: Penelitian Deskriptif
Kuantitatif Terhadap Siswa Kelas IV (Doctoral dissertation, Universitas
Pendidikan Indonesia).

Afsari, S., Safitri, I., Harahap, S.K. and Munthe, L.S., 2021. Systematic Literature Review:
Efektivitas Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Pada
Pembelajaran Matematika. Indonesian Journal of Intellectual Publication, 1(3),
pp.189-197.

Amaliah, F., Sutirna, S. and Zulkarnaen, R., 2021. Analisis kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi segiempat dan segitiga. AKSIOMA: Jurnal Matematika
dan Pendidikan Matematika, 12(1), pp.10-20.

Meilani, M. and Maspupah, A., 2019. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah SD


Pada
Materi KPK dan FPB. Journal On Education, 2(1), pp.25-35.

Suryani, M., Jufri, L.H. and Putri, T.A., 2020. Analisis kemampuan pemecahan masalah
siswa berdasarkan kemampuan awal matematika. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika,
9(1), pp.119-130.

Rachman, A.F. and Purwasih, R., 2021. Analisis Kesalahan Siswa SMA Negeri di Kota
Cimahi dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada Materi Trigonometri. JPMI
(Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 4(3), pp.739-748.

Rami, D.R., 2021. ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


SISWA SMP DITINJAU DARI SELF DIRECTED LEARNING
(Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

16

Anda mungkin juga menyukai