BAITS MAJID
PROPOSAL
0
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dasar 1945, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia ....” Sementara itu, menurut Bab
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
atas pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jalur pendidikan formal terdiri
atas tiga jenjang, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
sekolah menengah
1
2
matematika adalah ratu dari ilmu pengetahuan karena topik matematika dapat
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
3
tepat, dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
kasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Satu diantara hal penting yang harus
masalah.
lebih tinggi dan lebih kompleks dari keterampilan intelektual lainnya (Gagne,
kehidupan sehari-hari atau keadaan lain, dan membuktikan atau menciptakan atau
sebuah proses yang memerlukan pemikiran fleksibel dan dinamis (Nur & Palobo,
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan
4
diharapkan mampu menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti,
Sesuai dengan penjelasan tersebut siswa diharapkan tidak mudah menyerah dalam
masalah keyakinan pada diri siswa menjadi fokus atau tujuan dalam pembelajaran
penyelesaiaannya yaitu Materi barisan dan deretterkhusus sub bab nilai fungsi dan
bentuk fungsi. Nilai fungsi dan bentuk fungsi merupakan materi matematika wajib
informasi yang diperoleh bahwa beberapa siswa tidak mampu dalam memecahkan
Efficacy agak beragam, namun memiliki kesamaan ciri utama yaitu pandangan
atau mencapai tujuan tertentu. Menurut Schwarzer (1992), self efficacy adalah
dan melaksanakan serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu hasil yang
akan kemampuan sendiri dalam melakukan peran atau tugas tertentu. Jatisunda
ditunjang oleh aspek psikologis yang berhubungan dengan attitude siswa dalam
kemampuan afektif yaitu self efficacy (Indahsari et al., 2019). Berdasarkan uraian
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau Dari Self Eficeccy Pada Materi
Ditinjau Dari Self Eficeccy Pada Materi barisan dan deretDi Kelas X1 Smk
matematika siswa ditinjau dari self eficeccy pada Materi barisan dan deretdi kelas
sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang
profil pemecahan masalah matematika siswa ditinjau dari self eficeccy pada
dan juga kepercayaan diri mereka, sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran
ditinjau dari Self efficacy pada materi relasi dan fungsi, sehingga guru dapat
menggunakan cara-cara yang tepat agar setiap siswa dapat mengikuti pelajaran
1. Profil
gambar, sketsa grafik, atau dalam bentuk deskripsi berupa kata-kata atau tulisan
2. Masalah
3. Pemecahan masalah
kesulitan dari soal atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk
prosedur rutin.
4. Self efficeccy
Barisam dan deret adalah materi matematika kelas XI SMK yang sangat
penting peranannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta dalam kehidupan
sehari-hari. Pemahaman yang baik mengenai materi ini juga akan membantu
8
siswa secara cepat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Materi
barisan dan deret yang digunakan dalam penelitian ini adalah barisan dan deret
Victoria Neufeld profil merupakan grafik, diagram atau tulisan yang menjelaskan
suatu keadaan yang mengacu pada data seseorang atau sesuatu (Faida, 2020).
profil adalah pandangan atau gambaran yang mewakili sesuatu. Dapat dikatakan
juga bahwa profil tentang sesuatu hal yang merupakan identitas atau ciri dari hal
dalam penelitian ini adalah gambaran atau pandangan yang diungkapkan baik
dengan gambar, sketsa grafik, atau dalam bentuk deskripsi berupa kata-kata atau
2.1.2. Masalah
harus dijawab dan direspon, namun demikian, tidak semua pertanyaan secara
otomatis akan langsung menjadi masalah (Zulfah, 2017). Masalah adalah suatu
soal atau pertanyaan yang menantang untuk diselesaikan tetapi tidak dapat
diselesaikan dengan prosedur rutin yang sudah diketahui siswa dan melibatkan ide
ide matematika untuk menyelesaikannya (Hidayat dan Sadewa, 2020). Dari uraian
untuk dijawab dan direspon tetapi tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin.
8
9
soal atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk diselesaikan, namun tidak
oleh siswa, karena dalam proses belajar ada masalah yang harus dipecahkan.
matematika yaitu :
juga langkah pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Krulik dan Rudnick
10
lain:
1. Recognition (pengenalan)
2. Definition (pendefenisian)
3. Formulation (perumusan)
4. Test (mencoba)
5. Evaluation (evaluasi)
yang dikemukakan Polya, Krulik & Rudnick dan John Dewey yang memiliki
beberapa kesamaan makna. Beberapa langkah yang sama dari ketiga pendapat
masalah Polya memiliki makna yang sama dengan langkah 1 pemecahan masalah
Krulik & Rudnick serta memiliki makna yang sama dengan langkah 1 dan 2 dari
masalah Polya memiliki makna yang sama dengan langkah 2 & 3 dari pemecahan
masalah Krulik & Rudnick serta memiliki makna yang sama dengan langkah 3
memiliki makna yang sama dengan langkah 4 dari pemecahan masalah Krulik &
Rudnick serta memiliki makna yang sama dengan langkah 4 dari pemecahan
makna yang sama dengan langkah 5 dari pemecahan masalah Krulik & Rudnick
12
serta memiliki makna yang sama dengan langkah 5 pemecahan masalah John
Dewey.
pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya sangat mudah dimengerti dan
sangat sederhana serta kegiatan yang dilakukan setiap langkah jelas dan secara
eksplisit mencakup semua langkah pemecahan masalah dari pendapat ahli lain.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini langkah-langkah pemecahan masalah yang
oleh Polya.
Pemecahan
Langkah Poin-poin Indikator
Masalah
I Memahami 1. Cara peserta didik 1. Peserta didik
masalah dalam menerima dapat menentukan
informasi yang ada syarat cukup (hal-
pada soal (baik secara hal yang perlu
fisik, maupun yag diketahui) dan
terjadi dalam proses syarat perlu (hal-
berpikirnya). hal yang
2. Cara peserta didik ditanyakan).
dalam memilah 2. Peserta didik
informasi penting dan dapat
tidak penting. menceritakan
3. Cara peserta didik kembali masalah
dalam mengetahui (soal) dengan
kaitan antar informasi bahsanya sendiri.
yang ada.
4. Cara peserta didi dalam
menemukan informasi
terpenting yang akan
menjadi kunci dalam
menyelesaikan
13
masalah.
5. Cara peserta didik
dalam menyimpan
informasi penting yang
telah didapatkan
6. Cara peserta didik
dalam menceritakan
kembali informasi yang
telah didapatkan
Membuat 1. Cara peserta didik 1. Rencana
rencana dalam merencanakan pemecahan
pemecahan pemecahan masalah. masalah peserta
masalah 2. Cara peserta didik didik dapat
dalam menganalisis digunakan sebagai
kecukupan data untuk pedoman dalam
II
menyelesaikan soal. menyelesaikan
3. Cara peserta didik masalah
dalam memeriksa
apakah semua
informasi penting telah
digunakan
Melaksana 1. Cara peserta didik 1. Peserta didik
kan dalam membuat meggunakan
rencana langkah-langkah langkah-langkah
pemecahan penyelesaian secara secara benar.
masalah benar. 2. Peserta didik
2. Cara peserta didik terampil dalam
dalam memeriksa algoritma dan
III setiap langkah ketepatan
penyelesaian. mejawab soal.
3. Cara peserta didik
dalam memeriksa
apakah setiap data
sudah digunakan, dan
apakah setiap masalah
sudah terjawab.
IV Memeriksa 1. Cara pesera didik untuk 1. Peserta didik
kembali menggali kembali melakukan
jawaban informasi penting, agar pemeriksaan hasil
dapat digunakan untk jawaban soal
merencanakan terhadap soal.
penyelesaian secara
berbeda.
2. Cara peserta didik
dalam menggunakan
informasi untuk
14
mengerjakan kembali
soal dengan cara yang
berbeda
pelajaran adalah keyakinan diri (self efficacy). Self efficacy dapat diartikan
dalam menyelesaikan tugas yang spesifik. Bandura dalam Amir dan Risnawati
berkelanjutan, sulit diubah dan membudaya pada diri individu. Satu jenis
individu adalah kemampuan diri (self efficacy). Istilah self efficacy melukiskan
perilaku yang disertai dengan kedisiplinan dan upaya melakukan tindakan yang
lebih bijak dan cerdas. Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh beberapa pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa self efficacy adalah pandangan atau penilaian
tindakan yang diperlukan dalam menghadapi situasi yang terjadi untuk mencapai
melakukan tindakan.
2) Ekspektasi hasil, adalah perkiraan diri bahwa tingkah laku yang dilakukan
pelajaran dan tugas; b) Seberapa besar minat terhadap pelajaran dan tugas; c)
indikatornya meliputi:
yang besar dan merupakan hasil perjuangannya sendiri, maka hal itu akan
mengerjakan tugas yang sama. Efikasi diri tersebut didapat melalui social
models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan
modeling. Namun, efikasi diri yang didapat tidak akan terlalu berpengaruh
bila model yang diamati tidak memiliki kemiripan atau berbeda dengan
model.
emotional states), Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang
kondisi yang tidak diwarnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya
keluhan atau gangguan somatik lainnya. Efikasi diri biasanya ditandai oleh
rendahnya tingkat stres dan kecemasan, sebaliknya efikasi diri yang rendah
Pemahaman yang baik mengenai materi ini juga akan membantu siswa
barisan dan deret mengajak siswa untuk memahami barisan dan deret
tersebut disebut dengan suku. Jika aturan suatu barisan telah diketahui,
maka suku berikutnya pun dapat ditentukan. Deret adalah jumlah dari suku
Barisan aritmetika adalah barisan yang mempunyai selisih dua suku yang
berikut u1 ,u 2 , u3 , u4 , … , un .
Setiap dua suku yang berurutan pada barisan aritmetika memiliki beda yang sama,
maka diperoleh
u1=a
u2=u 1+1. b
un . =u1 +(n−1)b
un . =a+(n−1)b
2 s n = n (2a + (n – 1)b)
1
sn= n(2 a+(n−1)b)
2
sn=u1+ u2+ u3+ …+u( n−1) +un . merupakan jumlah suku pertama sampai suku ke-n
n n
barisan aritmetika, sn= ( 2 a+ ( n−1 ) b )= (u1 +un )
2 2
Barisan geometri adalah barisan yang nilai pembanding (rasio) antara dua
u2 u3 u 4 un
perbandingan dua suku berurutan.:r = = = =…=
u1 u2 u3 u n−1
u1 ,=a dan r adalah rasio, maka suku ke-n dinyatakan un =ar n−1, n adalah
bilangan asli.
22
Contoh: 2, 4, 8, 16, 32, … adalah barisan geometri dimana antar suku mempunyai
geometri. Bentuk umum: sn=u1+ u2+ u3+ …+un . atau sn=a+ar + ar 2 +…+ ar n−1
geometri
Jika suatu deret geometri suku pertama adalah u1 = a, dan rasio = r, maka
memecahkan masalah.
yang dilakukan oleh Kamilina, Ilma. dan Amin, S. (2019), tentang profil
yang terdapat pada permasalahan yaitu apa yang diketahui dan apa yang
sendiri sama seperti siswa ber-self efficacy tinggi. Kemudian siswa ber-
self efficacy rendah menyebutkan informasi apa saja yang diketahui pada
masalah, siswa berself efficacy rendah kurang baik dalam menentukan apa
materi barisan dan deret dengan langkah langkah menurut Polya. Hasil
matematika. Hal ini didukung oleh Bell (1978) hasil-hasil penelitian menunjukkan
matematis dapat membantu para siswa meningkatkan daya analitis mereka dan
diberikan kepada siswa untuk diselesaikan, namun tidak dapat langsung diperoleh
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Strategi yang dikemukaan oleh
Polya.
informasi yang diperoleh bahwa beberapa siswa tidak mampu dalam memecahkan
masalah matematika pada Materi barisan dan deret, siswa tidak mampu
masalah matematika adalah aspek dalam diri siswa. Walle (dalam Danoebroto,
2011) mengatakan bahwa aspek dalam diri siswa yang menunjang kemampuan
pemecahan masalah matematika antara lain: (1) proses metakognisi, (2) strategi
pemecahan masalah, (3) keyakinan dan perilaku siswa terhadap matematika. Dari
ketiga aspek tersebut, keyakinan diri atau self efficacy menjadi aspek penting
dalam memecahkan masalah, karena self efficacy adalah sikap mental yang
26
dimiliki siswa terhadap manfaat matematika bagi dirinya dan keyakinan akan
akan kemampuan yang dimilikinya, siswa tidak dapat memilih strategi yang tepat
dalam memecahkan masalah matematika. Hal ini sesuai pendapat Bandura (1993)
masalah matematika. Maka dari itu subjek dalam penelitian ini yaitu 1 siswa yang
memiliki gaya belajar visual, 1 siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, dan
satu siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik yang pemilihannya dilakukan
siswa. Kemampuan pemecahan masalah siswa ditinjau dari gaya belajarnya perlu
di profilkan agar guru dapat menggunakan cara-cara yang tepat dalam proses
pembalajaran sehingga setiap siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan
akan mudah memahami apa yang mereka pelajari. Adapun alur kerangka
Siswa kelas XI
METODE PENELITIAN
lisan dari objek yang diamati. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu self efficacy tinggi dan self efficacy
rendah, maka subjek penelitian ini adalah 2 siswa dari kelas XI SMK
27
1 siswa yang memiliki self efficacy rendah, dan 1 siswa yang memiliki
28
28
berdasarkan hasil angket self efficacy siswa paling banyak memilih sangat setuju
dan setuju memili self efficacy tinggi, sedangkan siswa yang lebih banyak
memilih tidan setuju dan sangat tidak setuju memiliki self efficacy rendah.
Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan hasil angket self efficacy siswa. Adapun
angket self efficacy yang akan digunakan peneliti adalah angket self efficacy yang
rendah, dan tinggi. Pemilihan subjek penelitian dilihat dari siswa yang
memperoleh skor terbanyak berdasarkan jawaban dari angket self efficacy yang
memiliki skor yang sama banyaknya maka peneliti akan memilih siswa
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa
self efficacy rendah, sedang, dan tinggi dalam menyelesaikan soal Materi
pada penelitian ini adalah sumber data primer yang didapatkan oleh
peneliti dari angket self efficacy, tugas tertulis , wawancara dan observasi.
29
dimana setiap pertanyaan itu mempunyai 4 pilihan yaitu sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jika seorang siswa paling banyak memilih
sangat setuju dan setuju, maka self efficacy yang ia miliki adalah tinggi. Jika
seorang siswa paling banyak memilih setuju dan tidak setuju maka self
efficacynya sedang, dan jika siswa paling banyak memilih tidak setuju dan sangat
2) Tugas tertulis
Bentuk tugas tertulis dalam penelitian ini yaitu tugas uraian berupa soal
pemecahan masalah. Hasil tugas tertulis ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
3) Wawancara
4) Observasi
melihat aktifitas tingkah laku subjek saat diberikan tugas tertulis dan wawancara
1) Instrumen Utama
Dalam hal ini peneliti berperan langsung sebagai pengumpul data selama
proses penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat (Sugiyono, 2013) yang
2) Instrumen Pendukung
31
a. Angket gaya belajar, angket ini digunakan untuk mengetahui self efficacy
yang dimiliki oleh siswa. Angket self efficacy yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket self efficacy yang dikembangkan oleh Melawati
(2020).
b. Tugas tertulis dalam penelitian ini adalah tugas yang berisi soal materi barisan
dan deret berbenuk uraian, tugas ini digunakan untuk mengetahui pemecahan
masalah matematika siswa dalam meyelesaikan soal barisan dan deret. soal
uraian barisan dan deret ini selanjutnya akan di validasi oleh validator.
Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada analisis data kualitatif
menurut Miles dkk, (2014) yaitu data condesation, data display, dan conclusion
drawing/verifications.
mengubah data yang memiliki makna jika dikaitkan dengan masalah penelitian.
Dengan kondensasi, data yang diperoleh akan lebih kuat. Kondensasi data dalam
mendorong sikap yang lebih inventif, sadar diri, dan berulang terhadap generasi
yaitu dengan menyajikan data dalam bentuk grafik atau bagan. Adapun data yang
disajikan dalam penelitian ini dalam bentuk narasi, yaitu data pemecahan masalah
mengarah pada hasil kesimpulan ini tentunya berdasarkan dari data-data yang
dikumpulkan berupa hasil angket gaya belajar, hasil tugas tertulis pemecahan
dan hasil transkip wawancara antara peneliti dan subjek penelitian. Data yang
kesimpulannya.
33
data. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan dilakukan uji keabsahan
data agar data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagi sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan dernikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Pada penelitian ini peneliti
kredibilitas data dengan cara memperoleh data dari sumber yang sama dalam
waktu yang berbeda. Apabila terdapat perbedaan informasi atau jawaban yang
diberikan oleh subjek maka akan diberikan tugas kembali. Jika jawaban dari
subjek telah konsisten, maka data kredibel dan proses pengumpulan data selesai,
jika jawaban tidak konsisten maka subjek akan di ganti. Pada penelitian ini
berbeda, selanjutnya, membandingkan data data I dan data III untuk mengetahui
apakah data konvergen ke makna yang sama. Jika hasil triangulasi telah kredibel,
maka data tugas tertulis dan wawancara ditetapkan sebagai data yang kredibel.
Namun sebaliknya, jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka