Disusun Oleh:
Nur’aini (160103069)
MATARAM
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
bukan hanya dari dunia persekolahan akan tetapi pendidikan juga bisa di
sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
1
Redja Mudyahardjo, Pengantar pendidikan (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2014) h.
sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
2
Depertemen Agama RI Direktoral Jendral Pendidikan Islam, Undang-Undang No 20 Tahun
2003(Jakarta: Depertemen Agama, 2007)
3
Redja Mudyahardjo, Pengantar pendidikan (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2014) h.
Pembelajaran matematika khususya di dunia pendidikan sering
tersebut dapat dilihat dari tingkat pemahaman materi dan prestasi belajar
siswa. Semakin tinggi pemahaman materi dan prestasi belajar siswa, maka
4
Rohmatuh mahmuda, ‘Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa padajenjang sekolah
menengah atas materi peluang menggunakan metode pemecahan masalah’, Jurnal Tadris
Matematika
institute agama islam negeri (IAIN)Tulungagung.v vol.3 no.2
yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Hal yang seperti ini
dikemukakan oleh Sulkardi dalam jurnal Nurul Fazilah dan teguh Wibowo
“assimilate” dan suatu skema yang cocok. Skema diartikan oleh Skemp
konsep dibentuk dari abstraksi sifat-sifat invarian dari input sensor motor
5
Nurul Fadzillah, Teguh Wibowo, ‘Analisis Kesulitan Pemahaman KonsepMatematika Siswa
Kelas VII SMP’, Jurnal Pendidkan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, vol.20
no.2
(2016), h. 140. ejournal.umpwr.ac.id/indekx.php/ekuivalen/article/view/2888
6
Nurul Fadzillah, Teguh Wibowo, ‘Analisis Kesulitan Pemahaman KonsepMatematika Siswa
Kelas VII SMP’, h. 141. ejournal.umpwr.ac.id/indekx.php/ekuivalen/article/view/2888
Pada penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan
soal, juga kebiasaan guru dalam belajar matematika hanya dengan cara
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
7
Nurul Fadzillah, Teguh Wibowo, ‘Analisis Kesulitan Pemahaman KonsepMatematika Siswa
Kelas VII SMP’, h. 141. ejournal.umpwr.ac.id/indekx.php/ekuivalen/article/view/2888
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Peneliti
E. Definisi Operasional
1. Kesulitan belajar
F. Kajiaan Teori
1. Kajian Pustaka
a. Hakikat Belajar
8
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. II; Jakarta:Kencana Pradana Medis
Group, 2009),h.229
9
Winkel, Psikologi Pengajran (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h.56
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai
anak didik.10
2. Kesulitan Belajar
belajarnya.13
10
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Cet. V; Jakarta: Rineka
Cipta,2010), h.1-2
11
Mohamad Syarif Sumantri , Strategi Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 2
12
Abu Ahmad & Supriyono, Psikologis Belajar (Cet. II; Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004),
h77
13
Siti Mardiyati, penelitian Hasil Belajar (Surakarta: UNS, 2008), h.4-5
Kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
yang nakal
14
Erlina Sari Candraningrum, “Kajian Kesulitan Siswa dalam Mempelajari Geometri Dimensi
Tiga Kelas X MAN Yogyakarta 1”, Skripsi (Yogyakarta: Universitas Negeri Yoyakarta, 2010),
h.21
15
Sitti Faika dan Sumiati Side, Ánalisis Kesulitan Mahasiswa dalam Perkuliahan dan
Praktikum Kimia Dasar diJurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar”, Jurnal Chemica
12,
vol.12 no.2 (2011): h.19 http://ojs.unm.ac.id/index.php/chemica/article/view/497
c. Sekolah: kondisi letak gedung sekolah buruk, lingkungan
a. Hakikat Matematika
manusia.
16
Ulfiani Rahman, Nuansa Baru Psikologi Belajar (Cet.I Makassar: Alauddin University
Press, 2013), h. 174-176
pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang satu atau lebih
17
St. Hasmiah Mustamin, Psikologi Pembelajaran Matematika,(Cet. I; Makassar: Alauddin
University Press, 2013), h. 2
wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, pecahan dan
statistika.
tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berpikir, suatu
18
St. Hasmiah Mustamin, Psikologi Pembelajaran Matematika, (Cet. I; Makassar: Alauddin
University Press, 2013), h. 3-5
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
berkesulitan belajar.
apapun.
matematika
matematika.
menyelesaikan soal
menyelesaikan soal
tersebut.
maka soal dan jawaban yang akan diberikan oleh peneliti kepada mahasiswa
berikut :
1 1
”Ibu membeli 40 4 kg gula pasir. Sebanyak 2 8 gula tersebut Ibu
1
dibungkus plastic yang masing - masing beratnya 4 kg. Berapa kantong
indikator
untuk mengubah
pecahan tersebut
mahasiswa
menjawab pecahan
1 44
dari 40 3 menjadi 4
2 20
dan pecahan 2 8 = 8
sehingga
pengurangan
pecahannya pada
40 10 30
− = dan
4 4 4
kemudian dibagi
1 1
1 30 4 40 4 − 2 4 =
diperoleh ×1
4 4
(40 − 2) −
- Kesulitan konsep
1 1
(4 − 4) = 38 − 0 =
dalam
mengurangkan 38
1 38 4
pecahan biasa yang 38:4 = ×1=
1
ketika mahasiswa
kesulitan dalam
konsep tersebut,
maka mahasiswa
Untuk menjawab ini kita
161
menjawab −
4
menggunakan permisalan
18 143
=− tanpa
8 4 atau contoh. Misalkan kita
disamakan penyebutnya.
jawaban mahasiswa
yaitu karena
penyebutnya yang
disamakan terlebih
dahulu.
prinsip 1
dengan , dalam hal ini
4
1 4
membalikkan menjadi ,
4 1
mengurangkan terlebih
1
dahulu dengan 2 4 sehingga
161 1 161
diperoleh ×4= ×
4 4
4
= 161
1
5. Penelitian Terdahulu/Relevan
Kajian terdahulu merupakan kajian yang menjadi acuan dalam
tinjauan
representasi
matematik siswa
dengan bantuan
pendekatan
Reciprocal
Teaching. Pokok
bahasannya adalah
lengkung. Penelitian
dilakukan di MTs
Al-Musyahada
Cimahi pada kelas
15 orang. Teknik
pengambilan data.
19
Djam’an dan Aan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011),
h.22
ingin melukiskan kondisi atau keadaan apa yang ada dalam
b. Kehadiran Peneliti
c. Lokasi Penelitian
d. Sumber Data
20
St. Nuaim ,op.cit. hal 22
Sumber data penelitian yang peneliti gunakan
konsep pecahan.
pewawancara.
diteliti.
4. Apa yang harus anda kerjakan terlebih dahulu saat mengubah pecahan
1
6. Bagaimana cara anda membagi pecahan 38 dengan 4 ? (S2)
1
10. Berapa hasil dari 38:4 ? (S3)
1
11. Tanpa mengurangi terlebih dahulu 2 4 ? (S3)
1 2
12. mengapa 40 4 dikurangi 2 8 ? (S3)
1 1
13. mengapa 40 4 tidak dikurangi ? (S3)
4
14. apakah sulit mengurangkan pecahan biasa yang penyebutnya tidak sama ?
(S1)
9
19. darimana anda mendapatkan hasil dari 4 ?
9
20. apakah 4 bisa di sederhanakan lagi ?
1
21. mengapa 4 bisa menjadi ? (S1)
4
1 4
22. apakah sama hasilnya dengan ? (S2)
4 1
2 18
23. begitupun dengan 2 8 mengapa bisa menjadi ? (S2)
8
2 1 1
24. − 3 + 4 apakah ini termasuk soal pecahan atau tidak ? (S1)
3
18 9
29. Mengapa bisa menjadi 4 ? (S4)
8
161 9
30. Mengapa penulisan pengurangan pecahan harus − 4 ? (S1)
4
38 4 4
35. Apakah hasil dari × 1 sama dengan hasil 38× 1 ?
1
1 1
36. Mengapa 40 4 − 2 4 hasilnya adalah 38 ?
608
37. Bagaimana anda mendapatkan hasil ?
4
608
38. Apakah hasil bisa disederhanakan lagi ?
4
152?
161 322
43. Apakah bisa menjadi ?
4 8
322
47. Hasil didapatkan dari operasi yang mana ?
8
50. Dapatkah anda memberikan jawaban yang logis dari jawaban yang anda
berikan ?
BAB II
PAPARAN DATA
Pada bab ini akan dibahas tentang penyajian data yang diperoleh dari tes
dan wawancara dengan menggunakan tehnik Think Aloud Method. Think Aloud
Method adalah suatu teknik dalam pengumpula data dimana mahasiswa diminta
teknik Think Aloud Method adalah mahasiswa diberikan tes berbentuk soal cerita
pada materi pecahan secara verbal dan tertulis, kemudian peneliti memberikan
subjek sebagai pemberi informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tes
dilakukan sebanyak dua kali, tes pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2019
dan tes kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2019. Adapun hasil tes dan
Triangulasi 1.1
Indikator Subjek A
Tes I Tes II
Kesulitan dalam Ada satu jawaban yang Pada Tes II, subjek
penyebut dengan
mencari kpknya.
1 1 1
40 4 − 2 8 − 4
161 17 1
− − −
4 8 4
322 − 17 − 2
=
8
308
= 8
7
= 37 8 = 37,8
Dalam wawancara
subjek menjelaskan
tidak bisa
mennggunakan cara
lain
Kesulitan dalam Subjek menjawab Pada Tes II, subjek
kantong plastik.
Dalam wawancara
subjek menjelaskan
mengapa ia harus
menyamakan penyebut
menyamakan penyebut
kita mudah
penyebut dengan
subjek mengatakan
menyamakan penyebut
dengan mengalikan
kpknya.
menjawab suatu
pertanyaan yaitu
dengan mengalikan
penyebut dengan
pembilang dan
menyamakan penyebut
dengan mencari
kpknya
Triangulasi 1.2
Indikator Subjek B
Tes I Tes II
Kesulitan dalam Ada satu jawaban yang Pada Tes II, subjek
langsung menyamakan
penyebut dengan
mencari kpknya.
1 1
40 −2
40 8
1
4
10 − 0,25
= = 40 − 1
0,25
= 39
Dalam wawancara
subjek menjelaskan
tidak bisa
Subjek menjawab
pertanyaan dengn
pertanyaaan ia
menggunakan cara
dengan mengalikan
penyebut dengan
pembilang sehingga
penyelesaian masalah.
menyelesaikan spal
desimal mampu
mengembangkan atau
memperluas
jawabannya. Karna
wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 24 dan 26 Mei 2019 subjek NH,
masalah matematika dengan benar pada saat diberikan tes berupa soal cerita
terkait materi pecahan tetapi subjek belum mampu mengembangkan dan berbagai
cara dalam mengerjakan soal tersebut. Sedangkan subjek FR, peneliti dapat
dengan benar pada saat diberikan tes berupa soal cerita terkait materi pecahan
yang tinggi, subjek FR ini mampu menyelesaikan masalah matematika dengan
benar pada saat diberikan tes berupa soal cerita terkait materi pecahan akan tetapi