Oleh:
BUDI SANTOSO
NIM : 823789057
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR WULUHAN KOTA
UPBJJ-JEMBER
2013.1
ABSTRAK
Budi Santoso, 2103: “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas I SD”.
PENDAHULUAN
Pendekatan pembelajaran yang merupakan tuntutan kurikulum tingkat satuan
pendidikan belum dilaksanakan secara maksimal. Guru masih sering melaksanakan kegiatan
pembelajaran Matematika secara murni mata pelajaran dan terpisah dari mata pelajaran
lain.
Kegiatan pembelajaran mata pelajaran Matematika hanya mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan Matematika tanpa
mengaitkannya dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa
terjebak dalam rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran menjadi kurang
menarik dan motivasi belajar siswa pun rendah. Siswa juga belum terlibat secara aktif dalam
menemukan konsep yang dipelajari, karena pembelajaran lebih banyak terpusat pada guru.
Selain itu, pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah kurang
mengembangkan siswa untuk berfikir holistik karena siswa kurang mengetahui keterkaitan
konsep dari beberapa mata pelajaran, sehingga pengalaman yang diperoleh sebagai hasil
belajar menjadi kurang bermakna. Pada akhirnya berimplikasi pada rendahnya prestasi
belajar siswa.
Berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan dan seiring bergulirnya
kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran yang dikemas dan dirancang guru harus
mengoptimalkan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
digariskan. Untuk mencapai hal tersebut maka guru harus dapat menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis siswa SD kelas I.
Pada periode ini, siswa masih memandang dunia sebagai sesuatu yang terpadu dan
konkrit, sehingga pendekatan pembelajaran yang digunakan di kelas ini harus bersifat
tematis dan integratif. Dengan pembelajaran secara tematis dan integratif diharapkan dapat
memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan utuh bagi siswa, serta dapat
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal. Dan pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya prestasi belajar
Matematika.
Pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan pada awal semester genap terdapat
kesenjangan jika dibandingkan dengan tuntutan pembelajaran ideal sesuai dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menekankan penguasaan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Kesenjangan tersebut antara lain: pembelajaran yang telah dilaksanakan
selama ini belum mampu membangkitkan motivasi belajar yang tinggi, belum menunjukkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam menemukan konsep yang dipelajari, serta kurang dapat
memberikan pengalaman yang bermakna dan utuh kepada siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka mendorong penulis untuk mengeliminir
kesenjangan-kesenjangan yang menjadi permasalahan dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran tematik pada pembelajaran Matematika. Oleh karena itu pada karya tulis
ilmiah ini menulis mengenai “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas I SD”.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka secara spesifik masalahnya
maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
Matematika. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas I SD.
Dari penelitian ini penulis berharap mendapatkan teori baru tentang peningkatan
prestasi belajar Matematika melalui pembelajaran tematik pada siswa kelas I sekaligus
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Selain itu bagi intansi terkait dapat memberikan
masukan untuk merupakan masukan dalam mengambil kebijakan yang dapat menunjang
peningkatan mutu dan efektivitas pembelajaran Matematika di sekolah.
1. Hakikat Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) adalah “Penilaian hasil
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode
tertentu”.
Sedangkan menurut Winkel (1991: 60) yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
“Bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman
belajar atau mempelajari sesuatu”.
Senada dengan pendapat kedua ahli tersebut, Anton Sukarno (1994:16) menyatakan bahwa
“Prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka
mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar”.
Dari ketiga pendapat di atas, maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian
hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat
dalam rangka mengaktualisasikan dan mempotensikan diri lewat belajar.
Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu angka yang dicapai oleh
masing-masing siswa dalam periode waktu tertentu sebagai hasil dari belajarnya, yang
merupakan perwujudan dari potensi dirinya.
b. Pengertian Matematika
Menurut Djauzak Ahmad (1994: 13) “Matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam
kehidupan sehari-hari yang berguna memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang dewasa ini”.
Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust seperti dikutip Mulyono Abdurrahman
(1999: 252), “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengeskpresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir”.
Senada dengan pendapat tersebut, Kline dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 252)
mengemukakan bahwa “Matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah
penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif”.
Dari pendapat-pendapat di atas, berarti bahwa Matematika adalah salah satu ilmu dasar
dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan bahasa simbolis untuk memudahkan manusia
berfikir dengan menggunakan cara bernalar deduktif dan induktif.
C. Matematika adalah ilmu eksakta
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Matematika adalah salah satu ilmu dasar
yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
memudahkan manusia berfikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
E. Pembalajaran Matematika
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dapat memilih materi yang mampu
menumbuhkembangkan kemampuan dan membentuk pribadi siswa, sehingga mampu
mengikuti perkembangan IPTEK. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak dapat
terlepas dari ciri Matematika itu sendiri yaitu memiliki sifat abstrak dan berpola deduktif dan
konsisten.
Karenanya kegiatan belajar dan mengajar Matematika seyogyanya juga tidak
disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain, karena peserta didik yang belajar Matematika
itupun berbeda-beda kemampuannya, maka kegiatan belajar mengajar harus tetap
memperhatikan adanya perbedaaan individu dan karakteristik siswa. (Djauzak Ahmad, 1994:
13)
Selanjutnya, Djauzak Ahmad (1994: 17) menyatakan bahwa “Tujuan pembelajaran
Matematika secara umum adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan dan dasar pemikiran logis, rasional,
kritis, cermat dan efektif”. Di samping itu siswa diharapkan mampu menggunakan
Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam Kurikulum 2004 (2003: 6) juga disebutkan “Tujuan pembelajaran Matematika
adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan
konsisten. Serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam menyelesaikan
masalah”.
Sedangkan Moch Ichsan (2003: 4) merumuskan tujuan pembelajaran Matematika, sebagai
berikut:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan )
sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan
Matematika.
3) Mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut.
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
Tujuan tersebut dianggap telah tercapai apabila siswa telah memiliki sejumlah
kemampuan di bidang Matematika. Agar tujuan pembelajaran Matematika tersebut dapat
dicapai secara optimal, guru harus dapat menerapkan pendekatan pembelajaran
Matematika secara tepat.
Moch Ichsan (2003: 8-9) mengemukakan empat macam pendekatan pembelajaran
Matematika, yaitu:
1) Pendekatan belajar aktif (Student Active Learning = SAL)
SAL adalah suatu pembelajaran yang menekankan aktivitas para siswa secara fisik,
intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang maksimal, baik ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, maka guru
harus dapat menciptakan suasana yang menggairahkan kegiatan belajar, antara lain dengan
menyajikan bahan pelajaran mengesankan dan merangsang daya kreativitas, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkesan.
2) Pendekatan terpadu
Yaitu suatu pendekatan yang mengaitkan mata pelajaran Matematika dengan mata
pelajaran lainnya. Dengan mengetahui keterkaitan konsep dari beberapa mata pelajaran,
maka akan dapat memberi pengertian kebermaknaan, sehingga siswa lebih mantap dalam
memahami suatu konsep.
3) Pendekatan konstruktivis
Yaitu merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran di kelas melalui tiga fase, yaitu: fase
eksplorasi, fase pengenalan konsep dan aplikasi konsep untuk mencapai kebermaknaan
pemahaman.
4) Pendekatan realistik (Realistic Mathematics Education = RME)
Yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi
siswa, menekankan keterampilan “process of doing mathematics”. Pada pendekatan ini
peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator, atau evaluator, sementara siswa
berfikir, mengkomunikasikan “reasoning”nya, melatih nuansa demokrasi dengan
menghargai pendapat orang lain.
Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru dianggap penting untuk
dikembangkan. Hadi Mulyono (2000: 13) memberikan pengertian pembelajaran tematik
dapat dilihat sebagai:
1) Pembelajaran yang beranjak dari satu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of
interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain yang berasal dari
bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan
anak.
3) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara
simultan.
4) Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Menurut Ujang Sukandi (2003: 108) “Pembelajaran tematis dimaksudkan sebagai
suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dengan membuat
keterpaduan materi mata pelajaran dalam satu tema”.
Sedangkan Moch Ichsan (2003: 9) menyatakan bahwa “Pembelajaran Matematika
model Webbed atau pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
mengaitkan beberapa mata pelajaran melalui suatu tema tertentu”.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Berdasarkan hakikat pembelajaran tematik, Tim Pengembang PGSD (2001: 58-59)
mengemukakan beberapa ciri atau karakteristik pembelajaran sebagai berikut:
1) Holistik
Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik
diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih
arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di hadapan mereka.
2) Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti diterangkan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa.
3) Otentik
Pembelajaran tematik juga memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan
prinsip yang ingin dipelajari. Ini karena mereka dalam belajarnya melakukan kegiatan secara
langsung. Mereka memahami dari hasil belajar sendiri, hasil dan interaksinya dengan fakta
dan peristiwa, bukan sekedar hasil pemberitahuan guru.
4) Aktif
Pembelajaran tematik pada dasarnya dikembangkan dengan berdasar kepada
pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa perlu terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasinya. Pembelajaran tematik
pada dasarnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan
siswa.
Oleh karena itu, pembelajaran tematik bukan semata-mata merancang aktivitas-aktivitas
dari masing-masing bidang studi yang ada kaitannya. Meskipun hal itu bisa saja dilakukan,
hal ini bisa tidak sesuai dengan landasan filosofis, psikologis dan praktis dari pembelajaran
tematik. Pembelajaran tematik bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati
bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari melalui pengembangan
tema tersebut.
PEMBAHASAN
D. Refleksi
Pembelajaran dengan meninggalkan pembelajaran konvensional akan dapat
menumbuhkembangkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih
menerima pengajaran yang dilakukan oleh guru karena sifatnya yang bervariasi dan konkret.
Selain itu guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar akan lebih mudah tercapai
karena motivasi siswa tinggi keaktifan siswa meningkat. Hal ini sesuai tuntutan kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang maksimal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penulisan karya imiah dengan pembelajaran tematik dalam
pembelajaran Matematika pada kelas I dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran tematik dalam pembelajaran Matematika dilakukan dengan
mengaitkan mata pelajaran Matematika dengan mata pelajaran lainnya melalui konsep-
konsep yang dapat dipadukan dalam naungan tema tertentu.
2. Dengan pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa
kelas I.
3. Dengan menerapkan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan peran aktif
(pastisipasi) siswa dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutup penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai alat peraga Matematika khususnya untuk
kelas rendah (kelas 1 dan 2), baik droping maupun swadaya sekolah, sehingga lebih
menunjang dalam penanaman konsep-konsep Matematika secara lebih nyata sekaligus
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memberdayakan model pembelajaran tematik.
2. Bagi Guru
Hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran tematik dan
fasilitas belajar yang diperlukan, karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi
pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar Matematika
siswa
DAFTAR PUSTAKA
Cara pembuatan keripik bonggol pisang tidak sama dengan pembuatan keripik singkong atau
keripik pisang, kerena jika asal-asalan hasilnya tidak mirip dengan keripik dan dapat membuat
bibir kita gatal-gatal.
Haluskan Bumbu-Bumbu:
kemiri
Bawang putih
Ketumbar
Merica
Kencur
Garam
Gula