Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

SISWA KELAS X SMAN 1 LEWOLEMA DALAM PEMECAHAN MASALAH


TRIGONOMETRI

OLEH
MARIA ANJELINA KEWA PIRAN
2001030042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

yang diberikan dari satu orang ke orang yang lain. UU No. 20 tahun 2003 mengatakan

pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan

pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri,

bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan prioritas utama dalam upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa sehingga diperlukan manusia yang utuh, yaitu manusia yang tidak

hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan akan tetapi mempunyai kemampuan

untuk berfikir. Sifat ini menjadi motivasi bagi seseorang untuk terus menambah

pengetahuan.

Dalam pendidikan formal, salah satu mata pelajaran yang selalu dijumpai dalam

setiap jenjang adalah matematika, ini membuktikan bahwa matematika merupakan

elemen penting dalam pendidikan. Matematika merupakan dasar untuk melatih

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model,

dan menafsirkan solusi yang diperoleh (Permendiknas No.22 Tahun 2006).

Sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika berdasarkan KTSP 2006, melalui

Kurikulum 2013 pemerintah juga menyatakan pentingnya kemampuan penalaran seperti

yang dijabarkan dalam Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 (Kemendikbud, 2013)

mengenai Standar Isi yang diatur bagi kelas X, XI, dan XII SMA atau sederajat,
disebutkan dalam salah satu keterampilan yang harus dikuasai yaitu menalar dalam

ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

NCTM (2000) menyebutkan bahwa ada lima standar proses pembelajaran matematika

yaitu belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving), belajar untuk

bernalar dan pembuktian (mathematical reasoning and proof), belajar untuk

berkomunikasi (mathematical communication), belajar untuk mengaitkan ide

(mathematical connections), dan belajar untuk mempresentasikan (mathematical

representation).

Hal demekian menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis merupakan

kemampuan yang peenting dalam pembelajaran matematika.

Penalaran matematis (mathematical reasoning) merupakan suatu proses berpikir

yang dilakukan untuk menarik kesimpulan. Penalaran matematis sangat diperlukan

dalam memahami matematika melalui penggunaan pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan, dan pernyataan matematika sehingga belajar matematika menjadi lebih

bermakna.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006),

kemampuan penalaran dan komunikasi matematis dalam belajar matematika harus

dikuasai siswa. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa

guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal

dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses

berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. (Anas,2014) Materi dan penalaran

matematika tidak dapat dipisahkan, karena materi matematika dipahami melalui

penalaran dan penalaran dipahami melalui belajar matematika. Sehingga pembelajaran

dan evaluasi matematika harus menekankan pada penalaran sehingga siswa didorong

untuk berpikir kritis serta membuat jastifikasi berdasarkan pada proses berpikir dan

estimasi.

Menurut tim Balai Pustaka (Dahlan, 2004), kata “Penalaran” mempunyai tiga arti,

yaitu :1) berfikir logis 2) pengembangan dan pengendalian sesuatu diperlukan nalar dan

bukan perasaan atau pengalaman. 3) Proses mental dalam mengembangkan atau

mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Menurut Sumarmo (1987)

penalaran matematis diartikan sebagai suatu proses pembuatan kesimpulan dari suatu

konsep matematis. Siswa berpikir tentang suatu masalah atau suatu pemecahan masalah

disitulah kempuan bernalar siswa berlangsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan

pendapat Ball, Lewis & Thamel 7 (dalam Wdjaya, 2010) bahwa penalaran matematika

merupakan fondasi untuk mendapatkan pengetahuan peserta didik. Sedangkan pendapat

Brodie ( Dahlan 2004), penalaran matematik merupakan penalaran mengenai dan objek

matematika. Fakta-fakta matematis berusaha dihubungkan melalui berpikir matematis

(Sukirman,2008). Pendapat senada dari Nurahman (2011) dan Suriasumantri (2005),

penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa

pengetahuan. Sementara itu penalaran matematis menurut Shurter dan Pierce

(Suriasumantri, 2005) mendefinisikan istilah penalaran sebagai terjemahan dari

reasoning sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber

yang relevan. Menurut Sumarno (dalam Lestari, 2017) indikator penalaran matematis
ialah : 1) menarik kesimpulan logis, 2) memberikan penjelasan dengan model, fakta,

sifat-sifat, dan hubungan, 3) memperkirakan jawaban dan proses solusi, 4) menyusun

argument yang valid

Menurut Tukaryanto (2018) pentingnya kemampuan penalaran matemtis

sangatlah berpengaruh dengan proses pembelajaran matematika yang mereka ikuti.

Karena siswa yang mempunyai kemampuan penalaran yang baik akan mudah

memahami materi matematika dan sebaliknya siswa yang kemampuan penalaran

matematikanya rendah akan sulit memahami materi matematika. Kemampuan penalaran

matematis merupakan kemampuan yang sangat penting dan harus dimiliki siswa dalam

memecahkan masalah-masalah matematika (Hidayat dan Widodo, 2015). Hal tersebut

dikarenakan bahwa setiap permasalahan matematika harus diselesaikan dengan proses

bernalar, dan bernalar dapat dipahami serta dilatih memecahkan masalah matematika.

Menurut Setiadi (2012) menyatakan bahwa penalaran dapat secara langsung

meningkatkan hasil belajar peserta didik, yaitu jika peserta didik diberi kesempatan

untuk menggunakan keterampilan bernalarnya dalam melakukan pendugaan-pendugaan

beerdasarkan pengalaman sendiri, sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami

konsep. Menurut Agustin (2016) penalaran matematika tidak hanya penting untuk

melakukan pembuktian atau pemeriksaan program, tetapi juga unttuk referensi dalam

suatu sistem kecerdasan buatan. Pada dasarnya setiap penyelesaian soal matematika

memerlukan kemampuan penalaran. Melalui penalaran, mahasiswa dapat diharapkan

melihat bahwa matematika merupakan kajian yang masuk akal atau logis. Dengan

demikian mahasiswa merasa yakin bahwa matematika dapat dipahami , dipikirkan,

dibuktikan, dan dapat dievaluasi. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumya,
maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematika mahasiswa adalah

rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa, salah satunya disebabkan oleh

pembelajaran matematika yang kurang melibatkan siswa. Apabila dilihat dari kenyataan

dilapangan, metode mengajar yang digunakan oleh guru secara umum cenderung guru

yang lebih aktif dan siswa pasif menerima informasi yang telah disampaikan oleh guru.

Penelitian ini bertujuan untuk: menelaah kualitas kemampuan penalaran matematis

siswa pada materi trigonometri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tarigan (2012) kemampuan

penalaran peserta didik yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda juga dalam

pemecahan masalah. Perbedaan tersebut dapat terlihat pada saat peserta didik

memahami masalah dalam menentukan syarat cukup dan syarat perlu serta pada saat

merencanakan pemecahan masalah. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh

Salahuddin, Irwan, dan Ilham (2017) terdapat pengaruh kemampuan penalaran

matematis terhadap pemecahan masalah matematika seperti halnya dalam

merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali.

Peserta didik yang memiliki kemampuan penalaran matematis rendah mengalami

kesulitan dalam langkah-langkah tersebut.

Kemampuan penalaran perlu dikuasai oleh setiap peserta didik karena merupakan

bentuk kegiatan menarik kesimpulan dan pemecahan masalah. Penalaran juga

diperlukan peserta didik baik dalam memahami matematika maupun dalam kehidupan

sehari-hari, namun dalam pembelajaran matematika kemampuan penalaran berperan

penting dalam memecahan masalah. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ario (2016) yang menyatakan bahwa pemahaman konsep harus menjadi
prioritas dalam pembelajaran karena menjadi modal utama untuk memiliki ataupun

menguasai kemampuan penalaran matematis. Proses memecahan masalah matematis

bukanlah suatu proses berpikir yang sederhana, di dalamnya memerlukan berbagai jenis

kemampuan kognitif yang beragam dan merupakan aktivitas kognitif yang kompleks.

Masalah matematika membuat peserta didik jadi penasaran dan berusaha untuk

memecahkan masalah matematika. Hal ini berarti pemecahan masalah merupakan suatu

usaha menemukan cara untuk keluar dari kesulitan, dimana cara tersebut masih

dikelilingi sejumlah hambatan, suatu usaha mencapai tujuan yang tidak segera dapat

dicapai. Materi trigonometri khususnya di kelas x sekolah menengah akhir (SMA)

merupakan materi yang memanfaatkan prosedur matematika, maka dalam penelitian ini

menggunakan masalah matematika materi trigonometri. Materi trigonometri merupakan

salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh peserta didik. Selain itu,

merupakan materi yang berkaitan dengan indikator penalaran matematis salah satunya

yaitu menyususn bukti dalam materi trigonometri terdapat pembuktian yang harus

dikuasai oleh peserta didik dan juga biasanya dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-

hari.

Dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

berjudul ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS X

SMAN 1 LEWOLEMA DALAM PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI” .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka fokus dalam

penelitian ini adalah bagaimana kemampuan penalaran matematis siswa kelas X SMAN 1

Lewolema dalam pemecahan masalah trigonometri?


C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa kelas X SMAN 1

Lewolema dalam pemecahan masalah trigonometri.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar untuk menemukan pengetahuan

daan mengembangkan wawasan dan siswa terbantu untuk mengembangkan

kemampuan penalaran matematis dalam pemecahan masalah trigonometri.

2. Bagi guru, diharapkan guru memperoleh informasi tentang kemampuan penalaran

matematis peserta didik dalam memecahkan masalah trigonometri.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki kekurangan

dari praktik-praktik pembelajaran guru supaya menjadi lebih efektif dan efisien

sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik meningkat

4. Bagi peneliti, dapat menjadi wadah pengembangan diri untuk menuangkan ide,

gagasan maupun karya dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran yaitu menganalisis kemampuan penalaran matematis peserta

didik dalam pemecahan masalah trigonometri. Sehingga kedepannya, ketika peneliti

menjadi pendidik dan pengajar akan mengupayakan untuk menciptakan ide-ide

kreatif dalam memecahkan masalah trigonometri.


E. Defenisi Operasional

Memperjelas permasahan yang ditulis, berikut ini dikemukakan satu persatu

maksud atau makna yang terjabar dalam penelitian ini

1. Penalaran matematis

Penalaran matematis adalah suatu kegiatan atau proses berpikir matematis

mengenai permasalahan-permasalahan matematika secara logis untuk menarik

suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru (argumen logis)

berdasarkan pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta yang telah diketahui

sebelumnya, kemampuan untuk memilah apa yang penting dan tidak penting

dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dan untuk menjelaskan atau

memberikan alasan atas sebuah penyelesaian.

2. Kemampuan penalaran matematis

Kemampuan penalaran matematis merupakan salah satu proses berpikir

yang dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan dimana kesimpulan

tersebut merupakan kesimpulan yang sudah valid atau dapat

dipertanggungjawabkan. Kemampuan penalaran matematis dibagi menjadi dua

yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif adalah

penarikan kesimpulan yang prosesnya melibatkan teori atau rumus matematika

lainnya yang sebelumnya sudah dibuktikan kebenarannya. Indikator penalaran

deduktif yang digunakan yaitu, (1) Menyusun bukti terhadap kebenaran solusi, (2)
Mampu memeriksa kesahihan suatu argument, (3) Mampu menarik kesimpulan

dari pernyataan matematika dalam soal matematika. Penalaran induktif

merupakan suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu

pernyataan baru yang bersifat umum berdasarkan pada beberapa pernyataan

khusus yang diketahui benar. Indikator penalaran induktif yang digunakan yaitu,

(1) Mampu mengajukan dugaan, (2) Mampu melakukan manipulasi matematika,

(3) Mampu menemukan sifat atau pola untuk menganalisis situasi matematika.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

deskriptif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang perolehannya tanpa melalui

proses kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk lainnya yang menggunakan ukuran

angka. Prinsip pada penelitian kualitatif adalah untuk memahami obyek yang diteliti

secara mendalam dan sarana penelitiannya menekankan pada bahasa atau linguistik.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menghasilkan data yang bersifat deskriptif.

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek

penelitian dan perilaku subjek pada suatu saat tertentu. Adapun dalam penelitian ini

peneliti mendiskripsikan kemampuan penalaran matematis siswa dalam pemecahan

masalah trigonometri.

B. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Lewolema.

Pemilihan subjek berdasarkan hasil tes awal kemampuan penalaran matematis siswa yaitu

dua siswa yang memilki kemampuan penalaran matematis tinggi, dua siswa dengan
kemampuan penalaran matematis kategori sedang, dan dua siswa dengan kemampuan

penalaran matematis kategori rendah. Adapun alasan pemilihan dua subjek dalam setiap

kategori kemampuan penalaran matematis adalah sebagai bahan perbandingan dari tiap

kategori kemampuan penalaran yang sama. Setelah mengkategorikan siswa ke dalam

kategori kemampuan penalaran matematis tinggi, sedang dan rendah, maka peneliti akan

memilih dua siswa dalam setiap kategori kemampuan penalaran matematis dengan

didasari pertimbangan dari guru yaitu memilih siswa-siswa yang komunikatif dan

bersedia bekerjasama untuk membantu mencapai tujuan penelitian.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu instrumen

utama dan instrumen pendukung.

1. Instrumen Utama

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, sehingga

peneliti terlihat langsung dalam merencanakan, mengumpulkan data, menafsirkan

data, menyimpulkan dan membuat laporan hasil penelitian. Peneliti di dalam

penelitian kualitatif adalah sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus

penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menilai kualitas data, menafsirkan

data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Rancangan penelitian masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Jadi

peneliti sebagai instrumen utama dalam menangkap seluruh situasi yang tidak dapat

ditangkap oleh instrumen lain.

2. Instrumen pendukung

a. Soal tes kemampuan penalaran matematis


Tes kemampuan penalaran matematis berfungsi untuk mengukur

kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan masalah

matematika. Pada penelitian ini, soal dibuat sendiri oleh penulis. Soal tes

dilakukan bertujuan untuk mengetahui jawaban siswa secara tertulis. Untuk

menghasilkan soal yang valid, peneliti melakukan prosedur sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi soal tes kemampuan penalaran matematis pada

materi trigonometri untuk mengetahui kemampuan penalaran.

2) Sebelum soal tes diujikan, terlebih dahulu dilakukan validasi terhadap

soal tes kemampuan penalaran matematika tersebut. Validasi dilakukan

dengan cara meminta penilaian, tanggapan, saran dan komentar dari

para ahli bidang pendidikan matematika yang selanjutnya disebut

sebagai validator. Validator itu meliputi aspek-aspek berikut:

a) Aspek petunjuk, yaitu apakah petunjuk sudah dinyatakan dengan

jelas.

b) Aspek isi, yaitu apakah isi sesuai dengan indikator kemampuan

penalaran matematika dan materi trigonometri

c) Aspek bahasa, yaitu apakah bahasa yang digunakan dalam soal

menggunakan kaidah bahasa Indonesia, tidak menimbulkan

makna ganda dan bisa dipahami oleh siswa.

d) Aspek waktu, yaitu apakah waktu yang disediakan cukup untuk

menjawab soal yang disediakan.

3) Setelah dilakukan validasi dan dinyatakan valid, maka soal tersebut

merupakan soal yang layak digunakan.


b. Lembar pedoman wawancara

Dalam penelitian kualitatif, sering digabungkan antara teknik observasi

partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi,

peneliti juga melakukan wawancara kepada orang-orang yang ada di dalamnya.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

semiterstruktur. Dalam pelaksaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-idenya.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang

sudah disusun sebelumnya yang berisi tentang garis besar pokok permasalahan

penelitian untuk mendapatkan data yang diinginkan. Wawancara ini dilakukan

terhadap siswa selama dan setelah berlangsungnya penelitian pada masing-

masing subjek.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh selama

observasi. Dokumentasi berupa dokumen tugas siswa, dokumen berupa foto-

foto dan aktivitas siswa saat proses penelitian.

D. Data dan Teknik Pengumpulan data

1. Jenis Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun

suatu informasi. Sedangkan yang dimaksud informasi adalah hasil dari pengolahan data

yang dipakai untuk suatu keperluan. Menurut Lofland sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada

dua yaitu:

a. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di

lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini

meliputi hasil tes gaya kognitif, hasil tes kemampuan penalaran, dan hasil

wawancara terstruktur yang diberikan kepada subjek penelitian.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder mengenai data yang dibutuhkan. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini yaitu berupa dokumentasi hasil tes penelitian, foto-foto subjek

saat melakukan penelitian dan dokumen-dokumen sekolah yang sekiranya

mendukung, seperti kondisi sekolah, data prestasi dan lain-lain.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang

menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada empat teknik

pengumpulan data yang digunakan, hal ini bertujuan untuk memperoleh data berupa

langkah-langkah prosedural secara tertulis yang dilakukan oleh siswa dalam

menyelesaikan soal, serta penjabaran dari siswa secara langsung mengenai prosedur

yang digunakan tersebut, yang kemudian akan didukung oleh hasil observasi yang

dilakukan peneliti. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Observasi
Observasi merupakan pengamatan, yang meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan seluruh alat indera. Observasi

merupakan teknik pengumpulan data yang banyak digunakan untuk mengukur

tingkah laku atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik

dalam situasi sebenarnya maupun buatan. Dalam penelitian ini observasi

dilakukan untuk mengamati secara langsung aktivitas siswa dalam

menyelesaikan tes kemampuan penalaran matematis pada materi trigonometri.

Disamping itu dengan observasi dapat dicermati secara langsung gejala-gejala

yang muncul dalam proses pengerjaan soal yang dilakukan siswa, misalnya

mengenai kendala yang dialami dalam memahami soal, kesulitan mencari

solusi, serta untuk menggali informasi-informasi penting yang perlu dicatat dan

dicermati, sehingga mendapat informasi yang terarah demi keperluan analisis

data sesuai dengan fokus penelitian.

2) Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok.Tes dalam penelitian ini yakni

dengan memberikan soal-soal kepada siswa untuk memperoleh sistematika

cara mengerjakan soal dalam memperoleh jawaban, yang kemudian

dibandingkan dengan hasil siswa-siswa lainnya. Selanjutnya subjek yang telah

terpilih akan diberikan tes kemampuan penalaran dalam pemecahan masalah

matematika pada materi trigonometri sebanyak 3 butir soal, dimana bentuk

soalnya berupa uraian (essay). Dipilih tes berbentuk uraian dengan tujuan agar
hasil tes dapat dengan mudah di identifikasi sesuai permasalahan dalam fokus

penelitian. Dari hasil tes kemampuan penalaran akan diperoleh data berupa

proses atau sistematika jawaban siswa dan nilai dari tes tersebut, kemudian

dengan data tersebut peneliti akan menganalisis dan mendeskripsikan

kemampuan penalaran matematika yang dimiliki siswa kelas X SMAN 1

Lewolema.

3) Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara dilakukan peneliti

setelah pelaksanaan tes. Tujuan dilakukannya wawancara ialah agar data yang

diperoleh dari hasil tes benar-benar valid, dengan wawancara subjek akan

menjelaskan bagaimana ia menyelesaikan soal yang telah diberikan oleh

peneliti, sehingga peneliti akan benar-benar mengetahui kemampuan subjek.

4) Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya.

Dalam dokumentasi ini diharapkan diperoleh data berupa prestasi/keadaan

siswa serta peraturan sekolah, yang dapat peneliti kumpulkan dari dokumen

atau laporan tertulis mengenai semua peristiwa yang berkaitan dengan fokus

penelitian. Dokumen yang dimaksud bisa berupa foto-foto, dokumen sekolah,

transkrip wawancara, dan dokumen tentang sejarah sekolah dan


perkembangannya. Dokumentasi ini digunakan sebagai sumber data

pendukung, serta untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi,

tes, dan wawancara. Selain itu data hasil dokumentasi yang telah dikumpulkan

akan di analisis untuk kelengkapan data penelitian.

E. Indikator dan Kriteria Kemampuan Penalaran Matematis

Untuk menganalisis kemampuan penalaran matematika dibutuhkan lembar

penilaian kemampuan penalaran matematis. Penilaian untuk setiap butir soal tes

kemampuan penalaran matematika mengacu pada setiap indikator. Adapun rubrik

penilaian kemampuan penalaran matematis berdasarkan rubrik penilaian tiap indikator

yang telah dibuat oleh peneliti

Tabel Rubrik Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis

Indikator kemampuan
No penalaran Kriteria skor
Mengajukan kemungkinan jawaban dengan benar 3
dan lengkap
1. Mengajukan dugaan Mengajukan kemungkinan jawaban dengan benar 2
(conjuctures). tetapi tidak lengkap atau sebaliknya
Mengajukan kemungkinan jawaban yang salah 1
Tidak menjawab 0
Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 3
prinsip dalam menyelesaikan masalah dengan
Melakukan manipulasi benar dan lengkap
2. matematika Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 2
prinsip dalam menyelesaikan masalah tetapi ada
beberapa kesalahan
Menemukan hubungan antara fakta, konsep, 1
prinsip dalam menyelesaikan masalah tetapi salah
Tidak menjawab 0
Menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti 3
Menarik kesimpulan, terhadap beberapa solusi dengan benar dan lengkap
menyusun bukti, Menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti 2
memberikan alasan atau terhadap beberapa solusi tetapi ada beberapa
3. bukti terhadap beberapa kesalahan
solusi Menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti 1
terhadap beberapa solusi tetapi salah
Tidak menjawab 0

Menarik kesimpulan dari pernyataan dengan benar 3


dan lengkap
4. Menarik kesimpulan dari Menarik kesimpulan dari pernyataan tetapi ada 2
pernyataan beberapa kesalahan
Menarik kesimpulan dari pernyataan tetapi salah 1
Tidak menjawab 0
Menyelidiki kebenaran dengan menyebutkan 2 3
pernyataan yang ada dengan benar dan lengkap
5. Memeriksa kesahihan suatu Menyelidiki kebenaran dengan menyebutkan 2 2
argumen pernyataan yang ada dengan benar tetapi ada
beberapa kesalahan
Menyelidiki kebenaran dengan menyebutkan 1 1
pernyataan yang ada dengan benar
Tidak menjawab 0
Menentukan pola atau cara dari suatu pernyataan 3
dan dapat menarik kesimpulan bersifat umum
dengan benar dan lengkap
Menentukan pola atau sifat Menentukan pola atau cara dari suatu pernyataan 2
6. dari gejala matematis untuk dan dapat menarik kesimpulan bersifat umum
membuat generalisasi. tetapi ada beberapa kesalahan
Menentukan pola atau cara dari suatu pernyataan 1
dan dapat menarik kesimpulan bersifat umum
tetapi salah
Tidak menjawab 0
jumlah skor yang diperoleh
Keterangan : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = x 100
jumlah skor maksimal

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan


sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan dalam periode tertentu. Dalam penelitian

ini digunakan teknik analisis data model Miller dan Huberman yang terdiri dari tiga

tahap, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi memiliki makna mengurangi atau memotong, mereduksi data berarti

melakukan pengurangan terhadap data yang diperoleh, dapat dikatakan pula

merangkum atau memilah hal-hal yang pokok dan penting, serta membuang data yang

tidak diperlukan. Setelah data direduksi maka akan diperoleh gambaran yang lebih

jelas, sehingga mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya yang

diperlukan. Reduksi data dalam penelitian ini yakni reduksi data dari soal tes

trigonometri yang telah dikerjakan oleh siswa, dengan pertimbangan hasil jawaban

telah memenuhi indikator, hal ini bertujuan untuk memilih dan menetapkan subjek

yang akan diberi tes penalaran matematis.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis

dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian dan pengambilan

tindakan. Dalam penelitian biasanya diperoleh data yang banyak. Semua data yang

diperoleh tersebut tidak mungkin dipaparkan secara keseluruhan. Oleh karena itu

dalam penyajian data dilakukan analisis dan penyusunan data secara sistematis,

sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan dan menjawab masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh disajikan dalam bentuk gambar, tabel dan

penjelasan secara runtut, sehingga sajian data tersusun secara sistematis dan

memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan bagaimana kemampuan penalaran

matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika tingkat SMA yang belajar di

SMAN I Lewolema

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data

yang telah terorganisir dalam bentuk gambar, diagram, maupun pernyataan kalimat

secara singkat, padat, dan jelas, serta mengandung pengertian yang luas. Dalam

penelitian ini, dilakukan penarikan kesimpulan secara bertahap. Tahap pertama,

penarikan kesimpulan terhadap hasil tes trigonometri dan wawancara dalam pemilihan

subjek penelitian, dengan pertimbangan kesesuaian hasil tes. Tahap kedua,

pengklasifikasian hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa berdasarkan

indikator kemampuan penalaran matematis, kemudian dilakukan penarikan

kesimpulan akhir setelah menganalisis kesesuaian hasil tes dengan hasil wawancara.

Hasil kesimpulan akhir inilah yang menjadi kesimpulan dalam penelitian, sehingga

dapat disusun laporan penelitian kemampuan penalaran siswa kelas X SMAN

Lewolema.

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menentukan sekolah tempat penelitian yaitu SMAN 1 Lewolema.


b. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian sekolah yang dituju.

c. Pembuatan kesepakatan dengan kepala sekolah dan guru bidang studi

matematika pada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, meliputi:

1) Kelas yang akan digunakan dalam penelitian

2) Waktu yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian

3) Materi yang akan digunakan dalam penelitian

d. Penyusunan instrument penelitian yang meliputi :

1) Lembar soal tes

2) Lembar pedoman wawancara

e. Mengkonsultasikan instrumen kepada dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan dalam tahap pelaksanaan meliputi:

a. Pemberian tes penalaran matematis pada materi trigonometri.

Pemberian soal tes kemampuan matematika yang terkait dengan trigonometri

diberikan sebanyak 1 soal uraian. Selama proses pengerjaan tes oleh subjek,

penulis bertindak sebagai pengawas.

b. Memilih 3 subjek penelitian berdasarkan kemampuan tingkat penalaran dan

diskusi dengan guru kelas, kemudian diberikan tes kemampuan penalaran

matematis pada materi trigonometri.

c. Hanya 2 subjek penelitian yang terpilih, jawaban dari kedua subjek sudah

memenuhi dan pemberian tes yang kedua ini merupakan tes uraian yang

terakhir yaitu tes penalaran matematis. Selama proses pengerjaan tes oleh

subjek, penulis bertindak sebagai pengawas.


d. Melakukan wawancara

Selama wawancara, penulis menelusuri langkah-langkah siswa dalam

menyelesaikan masalah trigonometri serta penalaran matematisnya. Peneliti

menggunakan alat perekam untuk menyimpan data hasil wawancara.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah

dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ada pada BAB I.

Anda mungkin juga menyukai