Anda di halaman 1dari 10

PROSIDING ISBN : 978-623-94501-0-6

HOTS PADA MATERI DIMENSI TIGA SISI DATAR

Indah Pratiwi Dwi Novianti


Pendidikan Matematika UM. Purwokerto
pratiwidn24@gmail.com

Abstrak
Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang dalam
pendewasaan melalui suatu pengajaran. Dalam pengajaran pelajaran matematika
sangat penting untuk mengembangkan ilmu dan teknologi, serta pada kehidupan
sehari-hari. Matematika salah satu ilmu pelajaran yang bertujuan agar peserta didik
dapat memecahkan suatu konsep. Dalam menyelesaikan permasalahan matematika,
diharapkan siswa dapat menyelesaikan dengan berpikir tingkat tinggi atau yang sering
disebut dengan HOTS. HOTS dapat mendorong peserta didik untuk dapat berpikir
secara luas dan mendalam mengenai materi pelajaran yang diberikan. Higher Order
Thinking Skills dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu aktivitas yang
melampaui tingkat pemahaman dan penerapan berpikir rendah agar dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bernalar. Permasalahan pada
pelajaran matematika dalam materi dimensi tiga sisi datar membuat siswa harus
berpikir yang luar biasa untuk dapat menyelesaikan dengan benar. Dimensi tiga sisi
datar merupakan materi wajib yang diajarkan pada siswa SMP khususnya di kelas
VIII, pada materi tersebut terdapat standar kompetensi, yaitu dapat memahami
sifat-sifat kubus, sifat-sifat balok, sifat-sifat prisma, sifat-sifat limas dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya atau nilai yang ditanyakan pada soal.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi dimensi tiga sisi datar yang kemudian
dibahas dengan penjabaran cara menyelesaikan persoalan. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dengan memberikan soal kepada siswa. Dalam belajar matematika,
siswa diharapkan mampu menyelesaikan persoalan dengan berpikir tingkat tinggi,
agar siswa dapat terbiasa berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan yang membuat
siswa berpikir untuk menjawabnya dengan benar

Kata kunci: Pembelajaran Matematika, HOTS, Dimensi Tiga Sisi Datar

A. PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompetitif
sehingga mampu menghadapi tuntutan perkembangan jaman yang semakin maju.
Kualitas sumber daya manusia suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan
bangsa tersebut, karena pendidikan menciptakan generasi-generasi bangsa agar
memiliki kemampuan dalam mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Suryapusoitarini, 2018; Anwar 2018). Pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Depdiknas, 2005). Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana dan menggunakan
metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati
mekanisme penyelenggaraan oleh suatu komunitas suatu masyarakat (Negara),

Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika


pada tanggal 29 Agustus 2020 di Prodi Pendidikan Matematika FKIP UMP
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

melainkan lebih merupakan bagian dari kehidupan yang memang telah berjalan sejak
manusia itu ada (Nopan Omeri 2018: 464). Tujuan pendidikan nasional akan tercapai
apabila semua pihak ikut serta mendukung kemajuan pendidikan, baik oleh
pemerintah, guru sebagai pendidik maupun masyarakat (Firmansyah, 2015).
Dalam pendidikan terdapat belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk
edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Belajar
menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.
Aktiviats ini menunjukkan pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental
yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Pembelajaran dikatakan
sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
melaksanakan proses belajar. Proses pembelajaran ditandai dengan adanya interaksi
edukatif yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Inetaksi berakar dari
pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar secara pedagogis pada diri peserta didik.
Pembelajaran berproses melalui tahapan-tahapan tertentu (Aprida Pane & Muhammad
Darwis Dasopang 2017: 333-338). Dari uraian diatas dapat disimpulkan belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku seseorang tidak dibekali dengan suatu potensi,
kemudian dengan terjadinya proses belajar maka seorang anak dapat merubah tingkah
laku dan pemahamannya semakin bertambah. Sedangkan pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh dua pihak atau pelaku, yaitu guru dan siswa. Guru
mengajar dan siswa belajar. Pembelajaran yaitu kegiatan yang sudah direncanakan
untuk mengkondisikan atau merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik,
sehingga pembelajaran dapat mengacu pada kegiatan pokok, yaitu seseorang yang
melakukan suatu tindakan perubahan kegiatan belajar.
Dalam dunia pendidikan sekarang pada pembelajaran matematika sangatlah
penting untuk setiap orang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat penting. Karena matematika salah satu ilmu dasar baik dalam kehidupan
seharihari maupun tidak yang dapat melatih kita untuk berpikir kritis, sistematis dan
logis yang diajarkan dan diperoleh siswa melalui pendidikan formal di sekolah.
Matematika dipandang sebagai salah satu mata pelajaran yang berkualitas untuk aktif
dalam perkembangan IPTEK (Wihdati Martalya, Wardono, Kartono, 2018: 354).
Untuk memahami matematika, harus terlebih dahulu menguasai konsep-konsep pada
matematika, sehingga akan dapat memahami pokok bahasan dalam matematika dan
dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari yang sedang dihadapinya (Mega
Nur Prabawati, 2018: 114). Menurut Husna Nur Dinni, 2018: 170) Matematika
merupakan ilmu yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, oleh karena itu
penyajian materi matematika dalam pembelajaran sering dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari dengan tujuan agar peserta didik mampu menemukan konsep dan
mengembangkan kemampuan matematikanya berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa pelajaran matematika sangat penting untuk mengembangkan ilmu
dan teknologi serta pada kehidupan sehari-hari. Matematika salah satu ilmu pelajaran
yang bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan suatu konsep.
Peserta didik dikatakan mampu menyelesaikan suatu masalah matematika
apabila peserta didik tersebut mampu menelaah suatu permasalahan dan mampu
menggunakan pengetahuan ke dalam situasi baru. Kemampuan inilah yang biasa
dikenal sebagai High Order Thinking Skills (HOTS). High Order Thinking Skills
merupakan kemampuan untuk menghubungkan, memanipulasi dan mengubah
pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki dengan berpikir kritis, logis

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
93
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

reflektif, metakognisi dan kreatif dalam menentukan keputusan untuk menyelesaikan


masalah pada situasi baru yang merupakan tuntutan Kurikulum 2013 (Dinni, 2018;
Nopalia & Somakim, 2019; Ega, 2019). Brookhart (2010: 3) menyatakan bahwa
HOTs berkaitan dengan tiga hal yaitu: transfer, berpikir kritis, dan pemecahan
masalah. Transfer merupakan kemampuan siswa memanfaatkan apa yang telah
dipelajari dalam kehidupan. Berpikir kritis dimaksudkan sebagai berpikir rasional dan
reflektif serta difokuskan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai serta
melakukan sesuatu atau tidak. Pemecahan masalah merupakan kemampuan siswa
memanfaatkan apa yang telah dimiliki untuk memecahkan permasalahan yang
sebelumnya belum ditemukan (tidak rutin). Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa HOTS dapat mendorong peserta didik untuk dapat berpikir secara luas dan
mendalam mengenai materi pelajaran yang diberikan. Higher Order Thinking Skills
dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu aktivitas yang melampaui tingkat
pemahaman dan penerapan berpikir rendah agar dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam bernalar. HOTS dapat terjadi ketika peserta didik saling
berhubungan dan memperluas pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan mereka
masing-masing.
Peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi telah menjadi salah satu
prioritas dalam pelajaran matematika sekolah. Peserta didik tingkat SMP/MTs harus
mulai dilatih berpikir tingkat tinggi sesuai dengan usianya, hal ini sesuai dengan
BSNP (2006, p.139) yang menyatakan bahwa mata pelajaran matematika diberikan
kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Sama
halnya dengan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum dalam lampiran I Pedoman Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang menyatakan bahwa kemampuan peserta didik yang
diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif.
Selain itu, hasil Konvensi Ujian Nasional (UN) Tahun 2013 yang diselenggarakan
oleh KEMDIKBUD memutuskan bahwa pada penentuan kelulusan untuk
meningkatkan kredibilitas dan reliabialitas UN maka ke depan UN mengukur ranah
kognitif yang lebih tinggi (higher order thinking) (Budiman & Jailani, 2014). Untuk
merespon ketertinggalan peserta didik di dalam matematika, solusi yang tepat yaitu
dengan memperkuat pola ajar bernalar tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills
(HOTS). Dengan ini, diharapkan dapat mengasah otak siswa untuk mencerna
materi-materi matematika maupun mata pelajaran lain. HOTS sangat melibatkan
pembelajaran keterampilan penilaian yang sangat kompleks seperti pemikiran kritis
dan pemecahan masalah. Misalkan dalam pelajaran matematika, dengan materi-materi
yang mungkin tertinggal oleh siswa, maka siswa harus menerapkan HOTS pada
dirinya. Peningkatan
HOTS dalam matematika pada materi dimensi tiga sisi datar. Untuk menguasai
materi dimensi tiga sisi datar diperlukan kemampuan spasial dalam
memvisualisasikan permasalahan yang ada. Artinya, kemampuan spasial merupakan
tuntutan kurikulum yang harus diaplikasikan saat pembelajaran dikelas. Dimensi tiga
sisi datar merupakan materi wajib yang diajarkan pada siswa SMP khususnya di kelas
VIII, pada materi tersebut terdapat standar kompetensi, yaitu dapat memahami
sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya. Sejalan dengan itu, untuk memenuhi standar kompetensi tersebut,

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
94
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

dibutuhkan kemampuan spasial matematis siswa karena setiap indikatornya saling


berkaitan dengan standar kompetensi yang ada (Ningsih & Haerudin, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengulas soal HOTS pada
materi dimensi tiga sisi datar, yang bertujuan untuk mengetahui materi dimensi tiga
sisi datar dalam pola pikir tingkat tinggi pada contoh soalnya.

B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan analisis isi. Penelitian ini dilakukan terhadap 12 siswa SMP, materi
pembelajaran yang diuji yaitu dimensi tiga sisi datar. Analisis data yang dilakukan
dengan indikator soal-soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang terdiri dari
level analisis, evaluasi dan berkarya atau menciptakan. Langkah-langkah penelitian
yang dilakukan yaitu dengan observasi awal, penentuan subjek, pengumpulan data,
analisis data dan kesimpulan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


HOTS adalah sebuah konsep pendidikan yang didasarkan pada Taksonomi
Bloom. Taksonomi Bloom adalah kerangka yang membagi tujuan pendidikan menjadi
beberapa kelompok. HOTS atau Higher Order Thinking Skill memiliki arti
keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berpikit tinggi yang dimaksud yaitu siswa
berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan yang membuat siswa berpikir untuk
menjawabnya dengan benar. Soal-soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
merupakan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa, berpikir tingkat tinggi tersebut yaitu kemampuan berpikir yang
tidak hanya mengingat saja (recall), menyatakan kembali (restate) dan atau merujuk
tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal HOTS menguji kemampuan menganalisis
(analysis), mengevaluasi (evaluate), menciptakan (create). Dengan penjelasan yang
pertama yaitu siswa menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi informasi
terlebih dahulu apa saja yang ada di dalam soal, mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebuah soal yang rumit berdasarkan analisis informasi
yang sudah didapatkan. Kedua yaitu siswa mengevaluasi apa maksud dari soal
tersebut, memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar, membuat hipotesis. Kemudian yang
ketiga yaitu siswa menciptakan atau membuat model matematika dari soal jika soal itu
soal cerita, merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah (Betha, Wardono &
Kartono. 2018)
Berdasarkan soal HOTS yang di selesaikan oleh siswa-siswi yang digunakan
dalam menentukan level High Order Thinking Skills (HOTS) siswa, dengan
memberikan 3 soal dimensi tiga sisi datar kepada siswa SMP yang diperoleh yaitu
terdapat siswa yang memiliki HOTS tinggi, HOTS sedang dan HOTS rendah.
Terdapat siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal HOTS yang diberikan
dengan benar, berdasarkan hasil wawancara siswa yang tidak dapat menyelesaikan
soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan benar karena kesulitan dalam
menentukan ide untuk menyelesaikannya. Kesulitan siswa tersebut dapat
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas mereka yang
diberikan oleh guru, hal ini membuat hasil belajar siswa kurang memuaskan. Berikut
kita bahas ke tiga soal tersebut.

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
95
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

Pada soal pertama: Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 2cm.
Jika P titik tengah AB, Q titik tengah CG dan R terletak pada titik tengah PD. Sehingga
QR tegak lurus dengan PD, maka panjang QR adalah ....

Penyelesaian:
Diketahui : rusuk atau sisi = 2cm
P titik tengah AB
Q titik tengah CG
R titik tengah PD
Ditanya : panjang QR
Pertama gambar kubus

Trik dimensi tiga p pada balok yaitu mencari bentuk segitiga dan panjang segitiga pada
segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku maupun segitiga sembarang.

Kedua Buat titik P dan Q kemudian tarik garis menjadi sebuah segitiga.

Mencari panjang PD
PD  AD 2  AP 2
PD  2 2  12
PD  4  1
PD  5
Mencari panjang DQ
DQ  DC 2  CQ 2
DQ  2 2  12
DQ  4  1
DQ  5
Mencari panjang PQ
Cari dari PC dahulu yaitu

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
96
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

PC  PB 2  BC 2
PC  12  2 2
PC  5
Kemudian baru mencari PQ
PQ  PC 2  CQ 2
2
PQ  5  12
PQ  5  1
PQ  6
Gambar segitiga yang terbentuk

Tinggi segitiga DO
DO  DQ 2  OQ 2
2
26
DO  5 
2
6
DO  5 
4
20  6
DO 
4
14
DO 
4
Mencari panjang QR
PQ  DO
QR 
PD
14
6
QR  4
5
6  14
QR  4
5
21
QR 
5

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
97
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

21
Jadi, panjang QR adalah QR 
5
Pada soal kedua: Sebuah balok ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk AB=8cm,
AE=6cm dan BC=6cm. Jika titik P terletak ditengah AB dan Q adalah sudut antara EP
dan PG, maka nilai cos θ adalah ...
Penyelesaian:
Pertama gambar balok
Diketahui : panjang rusuk AB=8cm ; AE=6cm dan BC=6cm
Titik P terletak ditengah AB
Q sudut antara EP dan PG
Ditanya : nilai cos θ
Pertama gambar balok

Kedua menarik garis pada titik DPG

Mencari panjang PE
PE  AE 2  AP 2
PE  6 2  4 2
PE  36  16
PE  52
PE  2 13
Mencari panjang PG
Untuk mencari panjang PG, terlebih dahulu mencari panjang PC
PC  PB 2  BC 2
PC  4 2  6 2
PC  16  36
PC  52
PC  2 13
Setelah mengetahui panjang PC maka dapat mencari panjang PG

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
98
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

PG  PC 2  CG 2
2
PG  52  6 2
PG  52  36
PG  88
PG  2 22
Mencari panjang EG
EG  EF 2  FG 2
EG  82  6 2
EG  64  36
EG  100
EG  10
Mencari Cos θ
b2  c2  a2
Cos 
2bc
PE  PG 2  EG 2
2
Cos 
2  PE  PG
2 2
52  88  10 2
Cos 
2  52  88
52  88  100
Cos 
2  2 13  2 22
40
Cos 
8 13  22
5
Cos 
286
5
Jadi, nilai cos θ adalah
286
Pada soal ketiga: Diketahui balok ABCD.EFGH dengan AB=12cm, BC=18cm dan
CG=20cm. T titik tengah AD. Jika θ adalah sudut antara GT dengan ABCD, maka nilai cos θ
adalah ...
Penyelesaian:
Diketahui : panjang rusuk AB=12cm, BC=18cm dan CG=20cm
T titik tengah AD
θ adalah sudut antara GT dengan ABCD
Ditanya : nilai cos θ
Pertama gambar balok

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
99
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

Gambar segitiga yang terbentuk

Mencari panjang TC
TC  CD 2  DT 2
TC  12 2  9 2
TC  144  81
TC  225
TC  15
Mencari panjang TG
TG  TC 2  CG 2
TG  152  20 2
TG  225  400
TG  625
TG  25
Mencari Cos θ
TC
Cos 
TG
15
Cos 
25
3
Cos 
5
3
Jadi, Cos θ adalah
5
Dari pembahasan soal diatas, sebelum mengerjakan suatu persoalan siswa dapat
menentukan atau mencari ide untuk mengerjakan dengan urutan yang benar dan tepat,
telah dijelaskan dalam tiga contoh soal HOTS dimensi tiga sisi datar yang belum
semua siswa dapat mengerjakannya dengan mudah dan benar.

D. SIMPULAN
Dalam belajar matematika, siswa diharapkan mampu menyelesaikan persoalan dengan
berpikir tingkat tinggi, agar siswa dapat terbiasa berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan
yang membuat siswa berpikir untuk menjawabnya dengan benar. Dalam berpikir tingkat
tinggi pada soal matematika HOTS dapat menguji siswa untuk berkemampuan menganalisis

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
100
PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

suatu permasalahan, mengevaluasi, serta dapat menciptakan model matematikanya.


Berdasarkan hasil analisis, siswa sudah bisa menyelesaikan soal HOTS dengan baik,
walaupun masih ada siswa yang belum sempurna untuk mengerjakannya. Dalam soal yang
sudah dibahas, terdapat urutan cara untuk mencari hasil akhir yang ditanyakan dalam soal.
Adapun untuk penelitian dengan pembuktian lain dalam matematika, semoga peneliti dapat
bermanfaat dan menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Agus & Jailani, 2014. Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order
Thinking Skill (Hots) Pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII Semester
1. Vol. 1. 2014. 141
Dinni, Husna Nur. 2018. HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya Dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Vol. 2. 2018, 170.
Firmansyah, Dani 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika. Vol. 3. 2015. 35
Gradini, Ega. 2019. Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order
Thinking Skills) Dalam Pembelajaran Matematika. Vol. 6. 2019. 190.
Martalya, Wihdati, Dkk. 2018. Integrasi Keterampilan Higher Order Thinking Dalam
Perspektif Literasi Matematika. Vol. 2. 2018. 354.
Nopalia, Yastri. Somakim.2019. Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
HOTS Matematika. 2019. 101.
Omeri, Nopan. 2015. Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan. Vol. 9.
2018. 464
Pane, Aprida. Dasopang, Muhammad Darwis 2017 Belajar Dan Pembelajaran. Vol. 03.
2017 : 333-338
Prabawati, Mega Nur. 2018. Analisis Kemampuan Literasi Matematik Mahasiswa Calon
Guru Matematika. Vol. 7. 2018. 114.
S, Ningsih Irma & Haerudin. 2019. Kemampuan Spasial Matematis Siswa SMP Kelas
VIII Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Suryapuspitarini, Betha Kurnia, Wardono & Kartono. 2018. Analisis Soal-Soal
Matematika Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Kurikulum 2013
untuk mendukung Kemampuan Literasi Siswa. PRISMA 1, 2018, 879.

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FKIP UMP


Purwokerto, 29 Agustus 2020
101

Anda mungkin juga menyukai