Abstrak
Pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang dalam
pendewasaan melalui suatu pengajaran. Dalam pengajaran pelajaran matematika
sangat penting untuk mengembangkan ilmu dan teknologi, serta pada kehidupan
sehari-hari. Matematika salah satu ilmu pelajaran yang bertujuan agar peserta didik
dapat memecahkan suatu konsep. Dalam menyelesaikan permasalahan matematika,
diharapkan siswa dapat menyelesaikan dengan berpikir tingkat tinggi atau yang sering
disebut dengan HOTS. HOTS dapat mendorong peserta didik untuk dapat berpikir
secara luas dan mendalam mengenai materi pelajaran yang diberikan. Higher Order
Thinking Skills dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu aktivitas yang
melampaui tingkat pemahaman dan penerapan berpikir rendah agar dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bernalar. Permasalahan pada
pelajaran matematika dalam materi dimensi tiga sisi datar membuat siswa harus
berpikir yang luar biasa untuk dapat menyelesaikan dengan benar. Dimensi tiga sisi
datar merupakan materi wajib yang diajarkan pada siswa SMP khususnya di kelas
VIII, pada materi tersebut terdapat standar kompetensi, yaitu dapat memahami
sifat-sifat kubus, sifat-sifat balok, sifat-sifat prisma, sifat-sifat limas dan
bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya atau nilai yang ditanyakan pada soal.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal HOTS pada materi dimensi tiga sisi datar yang kemudian
dibahas dengan penjabaran cara menyelesaikan persoalan. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dengan memberikan soal kepada siswa. Dalam belajar matematika,
siswa diharapkan mampu menyelesaikan persoalan dengan berpikir tingkat tinggi,
agar siswa dapat terbiasa berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan yang membuat
siswa berpikir untuk menjawabnya dengan benar
A. PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompetitif
sehingga mampu menghadapi tuntutan perkembangan jaman yang semakin maju.
Kualitas sumber daya manusia suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan
bangsa tersebut, karena pendidikan menciptakan generasi-generasi bangsa agar
memiliki kemampuan dalam mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Suryapusoitarini, 2018; Anwar 2018). Pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Depdiknas, 2005). Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana dan menggunakan
metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati
mekanisme penyelenggaraan oleh suatu komunitas suatu masyarakat (Negara),
melainkan lebih merupakan bagian dari kehidupan yang memang telah berjalan sejak
manusia itu ada (Nopan Omeri 2018: 464). Tujuan pendidikan nasional akan tercapai
apabila semua pihak ikut serta mendukung kemajuan pendidikan, baik oleh
pemerintah, guru sebagai pendidik maupun masyarakat (Firmansyah, 2015).
Dalam pendidikan terdapat belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk
edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Belajar
menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.
Aktiviats ini menunjukkan pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental
yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Pembelajaran dikatakan
sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
melaksanakan proses belajar. Proses pembelajaran ditandai dengan adanya interaksi
edukatif yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Inetaksi berakar dari
pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar secara pedagogis pada diri peserta didik.
Pembelajaran berproses melalui tahapan-tahapan tertentu (Aprida Pane & Muhammad
Darwis Dasopang 2017: 333-338). Dari uraian diatas dapat disimpulkan belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku seseorang tidak dibekali dengan suatu potensi,
kemudian dengan terjadinya proses belajar maka seorang anak dapat merubah tingkah
laku dan pemahamannya semakin bertambah. Sedangkan pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh dua pihak atau pelaku, yaitu guru dan siswa. Guru
mengajar dan siswa belajar. Pembelajaran yaitu kegiatan yang sudah direncanakan
untuk mengkondisikan atau merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik,
sehingga pembelajaran dapat mengacu pada kegiatan pokok, yaitu seseorang yang
melakukan suatu tindakan perubahan kegiatan belajar.
Dalam dunia pendidikan sekarang pada pembelajaran matematika sangatlah
penting untuk setiap orang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat penting. Karena matematika salah satu ilmu dasar baik dalam kehidupan
seharihari maupun tidak yang dapat melatih kita untuk berpikir kritis, sistematis dan
logis yang diajarkan dan diperoleh siswa melalui pendidikan formal di sekolah.
Matematika dipandang sebagai salah satu mata pelajaran yang berkualitas untuk aktif
dalam perkembangan IPTEK (Wihdati Martalya, Wardono, Kartono, 2018: 354).
Untuk memahami matematika, harus terlebih dahulu menguasai konsep-konsep pada
matematika, sehingga akan dapat memahami pokok bahasan dalam matematika dan
dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari yang sedang dihadapinya (Mega
Nur Prabawati, 2018: 114). Menurut Husna Nur Dinni, 2018: 170) Matematika
merupakan ilmu yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, oleh karena itu
penyajian materi matematika dalam pembelajaran sering dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari dengan tujuan agar peserta didik mampu menemukan konsep dan
mengembangkan kemampuan matematikanya berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa pelajaran matematika sangat penting untuk mengembangkan ilmu
dan teknologi serta pada kehidupan sehari-hari. Matematika salah satu ilmu pelajaran
yang bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan suatu konsep.
Peserta didik dikatakan mampu menyelesaikan suatu masalah matematika
apabila peserta didik tersebut mampu menelaah suatu permasalahan dan mampu
menggunakan pengetahuan ke dalam situasi baru. Kemampuan inilah yang biasa
dikenal sebagai High Order Thinking Skills (HOTS). High Order Thinking Skills
merupakan kemampuan untuk menghubungkan, memanipulasi dan mengubah
pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki dengan berpikir kritis, logis
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan analisis isi. Penelitian ini dilakukan terhadap 12 siswa SMP, materi
pembelajaran yang diuji yaitu dimensi tiga sisi datar. Analisis data yang dilakukan
dengan indikator soal-soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang terdiri dari
level analisis, evaluasi dan berkarya atau menciptakan. Langkah-langkah penelitian
yang dilakukan yaitu dengan observasi awal, penentuan subjek, pengumpulan data,
analisis data dan kesimpulan.
Pada soal pertama: Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 2cm.
Jika P titik tengah AB, Q titik tengah CG dan R terletak pada titik tengah PD. Sehingga
QR tegak lurus dengan PD, maka panjang QR adalah ....
Penyelesaian:
Diketahui : rusuk atau sisi = 2cm
P titik tengah AB
Q titik tengah CG
R titik tengah PD
Ditanya : panjang QR
Pertama gambar kubus
Trik dimensi tiga p pada balok yaitu mencari bentuk segitiga dan panjang segitiga pada
segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku maupun segitiga sembarang.
Kedua Buat titik P dan Q kemudian tarik garis menjadi sebuah segitiga.
Mencari panjang PD
PD AD 2 AP 2
PD 2 2 12
PD 4 1
PD 5
Mencari panjang DQ
DQ DC 2 CQ 2
DQ 2 2 12
DQ 4 1
DQ 5
Mencari panjang PQ
Cari dari PC dahulu yaitu
PC PB 2 BC 2
PC 12 2 2
PC 5
Kemudian baru mencari PQ
PQ PC 2 CQ 2
2
PQ 5 12
PQ 5 1
PQ 6
Gambar segitiga yang terbentuk
Tinggi segitiga DO
DO DQ 2 OQ 2
2
26
DO 5
2
6
DO 5
4
20 6
DO
4
14
DO
4
Mencari panjang QR
PQ DO
QR
PD
14
6
QR 4
5
6 14
QR 4
5
21
QR
5
21
Jadi, panjang QR adalah QR
5
Pada soal kedua: Sebuah balok ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk AB=8cm,
AE=6cm dan BC=6cm. Jika titik P terletak ditengah AB dan Q adalah sudut antara EP
dan PG, maka nilai cos θ adalah ...
Penyelesaian:
Pertama gambar balok
Diketahui : panjang rusuk AB=8cm ; AE=6cm dan BC=6cm
Titik P terletak ditengah AB
Q sudut antara EP dan PG
Ditanya : nilai cos θ
Pertama gambar balok
Mencari panjang PE
PE AE 2 AP 2
PE 6 2 4 2
PE 36 16
PE 52
PE 2 13
Mencari panjang PG
Untuk mencari panjang PG, terlebih dahulu mencari panjang PC
PC PB 2 BC 2
PC 4 2 6 2
PC 16 36
PC 52
PC 2 13
Setelah mengetahui panjang PC maka dapat mencari panjang PG
PG PC 2 CG 2
2
PG 52 6 2
PG 52 36
PG 88
PG 2 22
Mencari panjang EG
EG EF 2 FG 2
EG 82 6 2
EG 64 36
EG 100
EG 10
Mencari Cos θ
b2 c2 a2
Cos
2bc
PE PG 2 EG 2
2
Cos
2 PE PG
2 2
52 88 10 2
Cos
2 52 88
52 88 100
Cos
2 2 13 2 22
40
Cos
8 13 22
5
Cos
286
5
Jadi, nilai cos θ adalah
286
Pada soal ketiga: Diketahui balok ABCD.EFGH dengan AB=12cm, BC=18cm dan
CG=20cm. T titik tengah AD. Jika θ adalah sudut antara GT dengan ABCD, maka nilai cos θ
adalah ...
Penyelesaian:
Diketahui : panjang rusuk AB=12cm, BC=18cm dan CG=20cm
T titik tengah AD
θ adalah sudut antara GT dengan ABCD
Ditanya : nilai cos θ
Pertama gambar balok
Mencari panjang TC
TC CD 2 DT 2
TC 12 2 9 2
TC 144 81
TC 225
TC 15
Mencari panjang TG
TG TC 2 CG 2
TG 152 20 2
TG 225 400
TG 625
TG 25
Mencari Cos θ
TC
Cos
TG
15
Cos
25
3
Cos
5
3
Jadi, Cos θ adalah
5
Dari pembahasan soal diatas, sebelum mengerjakan suatu persoalan siswa dapat
menentukan atau mencari ide untuk mengerjakan dengan urutan yang benar dan tepat,
telah dijelaskan dalam tiga contoh soal HOTS dimensi tiga sisi datar yang belum
semua siswa dapat mengerjakannya dengan mudah dan benar.
D. SIMPULAN
Dalam belajar matematika, siswa diharapkan mampu menyelesaikan persoalan dengan
berpikir tingkat tinggi, agar siswa dapat terbiasa berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan
yang membuat siswa berpikir untuk menjawabnya dengan benar. Dalam berpikir tingkat
tinggi pada soal matematika HOTS dapat menguji siswa untuk berkemampuan menganalisis
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Agus & Jailani, 2014. Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order
Thinking Skill (Hots) Pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII Semester
1. Vol. 1. 2014. 141
Dinni, Husna Nur. 2018. HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya Dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Vol. 2. 2018, 170.
Firmansyah, Dani 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap
Hasil Belajar Matematika. Vol. 3. 2015. 35
Gradini, Ega. 2019. Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order
Thinking Skills) Dalam Pembelajaran Matematika. Vol. 6. 2019. 190.
Martalya, Wihdati, Dkk. 2018. Integrasi Keterampilan Higher Order Thinking Dalam
Perspektif Literasi Matematika. Vol. 2. 2018. 354.
Nopalia, Yastri. Somakim.2019. Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
HOTS Matematika. 2019. 101.
Omeri, Nopan. 2015. Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan. Vol. 9.
2018. 464
Pane, Aprida. Dasopang, Muhammad Darwis 2017 Belajar Dan Pembelajaran. Vol. 03.
2017 : 333-338
Prabawati, Mega Nur. 2018. Analisis Kemampuan Literasi Matematik Mahasiswa Calon
Guru Matematika. Vol. 7. 2018. 114.
S, Ningsih Irma & Haerudin. 2019. Kemampuan Spasial Matematis Siswa SMP Kelas
VIII Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar
Suryapuspitarini, Betha Kurnia, Wardono & Kartono. 2018. Analisis Soal-Soal
Matematika Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS) pada Kurikulum 2013
untuk mendukung Kemampuan Literasi Siswa. PRISMA 1, 2018, 879.