Anda di halaman 1dari 281

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mengalami krisis dan kesenjangan pembelajaran yang ditimbulkan

dari pandemi Covid-19 yang berlangsung selama kurun waktu 2 tahun. Hal ini

menyebabkan anak-anak di Indonesia mengalami ketertinggalan pembelajaran

(learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran sehingga kesulitan

untuk mencapai kompetensi dasar sebagai peserta didik. Upaya pemerintah untuk

memitigasi learning loss terus-menerus dilakukan dengan semakin menguatkan

pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara

lebih komprehensif. Akhirnya, pada tahun 2022 Kementerian Pendidikan,

Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi opsi

kebijakan kurikulum dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang

Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang

mengacu pada Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 yang disederhanakan dan

Kurikulum Merdeka dengan ketentuan dilaksanakan secara bertahap sesuai

dengan kesiapan sekolah masing-masing. (Kemendikbudristek, 2022, h.4-5).

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka khususnya pada jenjang pendidikan dasar

tahun pertama sudah dilaksanakan pada kelas I dan kelas IV oleh beberapa

sekolah di Indonesia. Karakteristik mata pelajaran yang awalnya diterapkan secara

terpadu pada Kurikulum 2013 berubah menjadi terpisah antara mata pelajaran

1
2

yang satu dengan yang lainnya. Salah satu mata pelajaran yang terdapat di

Kurikulum Merdeka khususnya pada kelas IV Sekolah Dasar (SD) jenjang

pendidikan dasar yaitu mata pelajaran matematika.

Berdasarkan Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor

033/H/KR/2022 menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan

tentang belajar atau berpikir logis yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup

yang mendasari perkembangan teknologi modern (Kemendikbudristek, 2022,

h.132). Matematika memiliki peran penting dalam memajukan daya pikir

manusia. Oleh karena itu, matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang

dapat mengasah dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan manusia untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan.

Konteks kehidupan di abad 21 ini, kemampuan memecahkan masalah

merupakan suatu kemampuan yang penting untuk dimiliki dan dikuasai oleh

seseorang. Hal ini dipertegas dengan National Research Council (dalam Helmon

& Sennen, 2020) yang mengemukakan bahwa “Salah satu keterampilan dasar

yang perlu dikuasai di abad 21 ini yang disebut “21st Century Skills” adalah

kemampuan memecahkan masalah” (h.52). Kemudian Helmon & Sennen (2020)

memberikan pandangan mengenai kemampuan memecahkan masalah merupakan

salah satu kemampuan dan kebutuhan esensial yang penting baik pada konteks

kehidupan personal maupun pada konteks dunia kerja yang penuh dengan

persaingan dan kompetisi yang bukan hanya dialami antar individu dalam suatu

negara namun juga keluar hingga ke lintas negara (h.52). Hal ini menunjukkan

bahwa persaingan hidup yang semakin ketat dan perkembangan zaman yang
3

semakin pesat menuntun seseorang untuk memiliki kemampuan pemecahan

masalah.

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, dunia pendidikan khususnya dalam

proses pembelajaran matematika perlu mengarahkan peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. National Council of Teachers

of Mathematics (NCTM) (dalam Helmon & Sennen, 2020) di Amerika

menegaskan bahwa pemecahan masalah dan penalaran menjadi tujuan utama di

sekolah dasar khususnya dalam program pembelajaran kompetensi matematis

(h.51). Hal ini sejalan dengan Asfar & Nur (2018) mengenai standar dan prinsip

dari National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menetapkan bahwa

peserta didik harus memiliki lima kemampuan utama dalam matematika yaitu

penalaran, komunikasi, penelusuran pola atau hubungan, representasi dan

kemampuan pemecahan masalah (h.51). Selanjutnya hal ini dipertegas dengan

Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 salah satu

tujuan matematika adalah kemampuan pemecahan masalah matematis BSKAP.

(Kemendikbudristek, 2022, h.135).

Terdapat banyak interpretasi mengenai kemampuan pemecahan masalah

dalam matematika. Menurut Hadi & Radiyatul (2014) salah satu tokoh yang

pendapatnya relevan dan banyak dijadikan sebagai acuan oleh pemerhati

matematika adalah George Polya (h.54). George Polya (dalam Roebyanto &

Harmini, 2017) memberikan 4 langkah dalam pemecahan masalah sebagai

berikut: (1) memahami masalah (understanding the problem), (2) membuat

rencana penyelesaian (devising a plan), (3) melaksanakan rencana penyelesaian


4

(carrying out the plan) dan (4) memeriksa kembali (looking back) (h.34-35).

Empat pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Polya merupakan satu

kesatuan yang sangat penting untuk digunakan dan dikembangkan dalam

kemampuan pemecahan masalah. Alasannya karena pada dasarnya langkah-

langkah pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Polya membantu peserta

didik untuk berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti sehingga

memperoleh kemampuan dalam memecahkan masalah secara rasional, lugas dan

tuntas. (Hadi & Radiyatul, 2014, h.56).

OECD & Mellone, dkk (dalam Asfar & Nur, 2018) selanjutnya menambahkan

bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat penting, tidak hanya digunakan

untuk memperdalam pengetahuan dalam mempelajari matematika, namun juga

untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami dan menyelesaikan situasi

dunia nyata atau dalam konteks kehidupan sehari-hari (h.6). Hal ini sejalan

dengan pendapat Sajadi, dkk (dalam Nugraha & Aini, 2022) yang menyatakan

bahwa salah satu unsur penting bagi peserta didik dalam menghubungkan masalah

dengan kehidupan nyata yaitu dengan adanya proses pemecahan masalah (h.718).

Suatu masalah yang berkaitan dengan konteks matematika yang berhubungan

langsung dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam

pikiran oleh peserta didik dikenal dengan istilah masalah matematis berbasis

kontekstual.

Menurut Soedjadi (dalam Rosyada & Rosyidi, 2018) masalah matematis

berbasis kontekstual adalah suatu masalah matematika yang dialami secara

langsung di kehidupan sehari-hari atau masalah yang dapat dibayangkan langsung


5

oleh peserta didik (h.301). Penggunaan masalah matematis berbasis kontekstual

menunjukkan kepada peserta didik objek dan situasi yang sudah dikenal dalam

kehidupan sehari-hari dan memberikan manfaat dalam membangun konsep

matematika yang abstrak menjadi konsep matematika dengan kondisi yang nyata

dan mudah dikenali oleh peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Rohmah

& Rosyidi (2022) yang menyatakan bahwa penggunaan masalah dengan konteks

nyata akan membantu peserta didik dalam memahami konsep matematika yang

masih terlihat abstrak (h.766). Kemudian Krulik & Rudnick (1995) menambahkan

bahwa masalah matematika hendaknya familiar dengan kehidupan dan menarik

atensi peserta didik. (Rosyada & Rosyidi, 2018, h.300).

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang dilaksanakan oleh Isharyadi

(2018) diperoleh hasil bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik yang menggunakan pendekatan kontekstual

(h.54). Setelah mengetahui adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah

matematis dengan menggunakan pendekatan kontekstual, maka diperlukan

evaluasi kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual untuk

membuktikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Keterkaitan masalah

kontekstual dinilai penting karena dapat memberikan gambaran permasalahan

yang lebih nyata, dimana istilah kontekstual tidak hanya digunakan dalam proses

pembelajaran namun juga dapat diaplikasikan langsung pada permasalahan yang

dekat dengan peserta didik sehingga dapat melatih untuk terbiasa menghadapi

permasalahan situasi dunia nyata di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

pentingnya untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis peserta


6

didik berbasis kontekstual khususnya di jenjang pendidikan formal paling dasar

yaitu Sekolah Dasar (SD). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melatih

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual

sehingga ketika memasuki jenjang pendidikan menengah atas peserta didik sudah

memiliki bekal dan mulai terbiasa dalam menghadapi permasalahan yang sama.

Kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual

dapat diukur dengan memberikan tes yang memuat langkah-langkah pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual dalam penyelesaiannya.

Salah satu materi matematika yang dapat dilakukan tes dengan

penyelesaiannya memuat langkah-langkah pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual adalah materi luas. Hal ini dipertegas dengan pendapat

Bapak Yusuf Habibi Harahap. S.Pd., selaku wali kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak yang menyatakan bahwa materi luas dalam penyelesaian soal

matematikanya menuntut peserta didik untuk mengerjakan soal dengan

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematis dan masalah yang

digunakan dalam soal mengacu kepada permasalahan yang berhubungan langsung

dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam pikiran oleh

peserta didik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan materi luas

karena dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual di sekolah.

Kenyataannya, rata-rata peserta didik tidak terbiasa mengerjakan soal yang

menuntut untuk berpikir memecahkan masalah berbasis kontekstual di sekolah.


7

Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hasil survei Programme for International

Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic

CO-operation Development (OECD) tahun 2018 yang menempatkan peringkat

matematika Indonesia menduduki posisi 10 terbawah dari 79 negara dengan

persentase kemampuan peserta didik yang diperoleh hanya 24% PSKP

Kemendikbudristek (2021, h.2). Faktor yang menjadi penyebab rendahnya

prestasi peserta didik Indonesia dalam PISA karena lemahnya kemampuan

pemecahan masalah soal berbasis kontekstual yang permasalahannya diambil dari

dunia nyata. Hasil penelitian ini kemudian sejalan dengan penelitian Rahman

(2017) yang menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika

pada soal-soal kontekstual di kelas VIII SMPN 3 Limboto masih tergolong

kategori rendah. Oleh sebab itu, perlu ada perbaikan evaluasi pembelajaran mulai

dari jenjang pendidikan formal paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD).

Fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan

pemecahan matematis peserta didik berbasis kontekstual di Sekolah Dasar (SD)

juga masih tergolong rendah. Berdasarkan refleksi awal yang dilakukan peneliti

melalui wawancara dengan Bapak Yusuf selaku wali kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak diperoleh hasil bahwa dalam penyelesaian soal matematika sebagian

besar peserta didik baru mengerti pada langkah pertama yaitu menuliskan apa

yang mereka ketahui pada soal dan untuk langkah-langkah kemampuan

pemecahan masalah berikutnya pada soal belum dimengerti dan diterapkan dalam

penyelesaian soal matematika. Bapak Yusuf juga menambahkan bahwa

pengalaman selama mengajar khususnya pada materi luas, peserta didik kurang
8

maksimal mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan

masalah matematis alasannya karena peserta didik hanya menuliskan langkah

pertama yaitu menuliskan apa yang mereka ketahui dan untuk langkah-langkah

kemampuan masalah berikutnya pada soal belum dituliskan oleh peserta didik.

Hal ini membuktikan bahwa kemampuan pemecahan masalah dengan langkah-

langkah pemecahan masalah masih tergolong rendah. Selain itu berdasarkan

wawancara yang dilakukan bersama Bapak Yusuf diperoleh hasil bahwa dalam

pembelajaran matematika khususnya pada saat pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran Bapak Yusuf sudah mengaitkan materi dan soal dengan konteks

kehidupan nyata namun pada evaluasi pembelajaran peserta didik belum

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual dengan lengkap dan benar sehingga kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual yang diharapkan dapat tercapai menjadi belum

tercapai sepenuhnya.

Menindaklanjuti tentang apa yang disampaikan oleh Bapak Yusuf, peneliti

melakukan pra riset kepada 23 peserta didik di kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak dengan mengarahkan peserta didik untuk mengerjakan tes berbentuk

soal uraian. Peneliti memilih menggunakan tes berbentuk soal uraian karena ingin

mengetahui secara subjektif gambaran awal mengenai cara peserta didik dalam

memecahkan masalah pada soal yang diberikan. Berikut merupakan soal

pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual materi luas pada

peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.


9

1. Lapangan sekolah Andi berbentuk persegi panjang dengan lebar 9 meter dan

panjang 13 meter. Berapakah luas dari lapangan sekolah Andi?

2. Tara pergi ke taman bersama dengan teman-temannya. Taman yang

dikunjungi Tara berbentuk persegi dengan panjang sisi taman adalah 15

meter. Hitunglah luas taman berbentuk persegi yang dikunjungi oleh Tara!

Berdasarkan tes yang telah dilakukan, diperoleh hasil tes yang menunjukkan

bahwa dari 23 peserta didik di kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak tidak ada

yang menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematis dengan

lengkap dan benar. Hal ini dibuktikan dengan peserta didik yang tidak menuliskan

jawaban sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematis yaitu

memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana

penyelesaian dan memeriksa kembali. Mayoritas jawaban yang dituliskan oleh

peserta didik hanya terbatas pada langkah memahami masalah dan melaksanakan

rencana penyelesaian dengan minoritas peserta didik yang membuat rencana

penyelesaian masalah dengan lengkap dan benar karena hanya menuliskan rumus

tanpa menuliskan keterangan berupa gambar dan luas bangun datar serta

bagaimana memeriksa kembali dengan hanya 1 peserta didik yang menuliskan

kesimpulan sebagai jawaban yang menandakan bahwa peserta didik sudah

menemukan hasil yang tepat dari soal yang telah dikerjakan. Selain itu, pada

langkah memahami masalah, membuat rencana penyelesaian dan melaksanakan

rencana penyelesaian ada beberapa minoritas peserta didik yang tidak menuliskan

apa yang diketahui dan ditanyakan serta kurang tepat dalam menuliskan rumus

sehingga menyebabkan peserta didik tidak tepat dalam menuliskan jawaban


10

sebagai hasil penyelesaian dari soal. Berikut merupakan salah satu dokumentasi

jawaban hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual pada kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

Gambar 1.1 Foto hasil jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik berbasis kontekstual pada kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa

adanya kesenjangan antara kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual yang akan dicapai dengan kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual yang terdapat di lapangan. Oleh karena itu, perlunya

melakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik berbasis kontekstual di sekolah dasar dengan

mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual materi luas pada kelas IV di SD Kartika XVII-1 Pontianak.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan

terperinci mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan

evaluasi pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik dengan permasalahan kontekstual yang merujuk kepada

permasalahan nyata khususnya di pembelajaran matematika.


11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah secara

umum dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD

Kartika XVII-1 Pontianak?

Secara khusus rumusan masalah tersebut dirumuskan dalam sub-sub masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual materi

luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak?

2. Bagaimana kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak?

3. Bagaimana kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak?

4. Bagaimana kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual materi

luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan secara

umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV

SD Kartika XVII-1 Pontianak. Secara khusus tujuan penelitian ini dirumuskan

dalam sub-sub sebagai berikut:


12

1. Mendeskripsikan kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual

materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

2. Mendeskripsikan kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual materi luas pada kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

3. Mendeskripsikan kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian peserta

didik berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik kelas IV SD

Kartika XVII-1 Pontianak.

4. Mendeksripsikan kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual

materi luas pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik berbasis kontekstual materi luas diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi:

1. Peserta didik

Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah dapat dijadikan sebagai soal

latihan untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematis khususnya

dalam menyelesaikan masalah matematis berbasis kontekstual serta dapat

diterapkan untuk menyelesaikan masalah pada bidang studi lain.

2. Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah dapat menjadi referensi bagi guru

untuk membuat soal yang mengukur kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual.


13

3. Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah memberikan informasi tentang

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik sehingga dapat

dijadikan sebagai rujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SD

Kartika XVII-1 Pontianak.

4. Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah dapat menambah pengalaman dan

pengetahuan mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik pada materi luas sehingga dapat dijadikan referensi peneliti sebagai calon

pendidik untuk pembelajaran di masa yang akan datang.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memberikan gambaran yang sama antara

pembaca dan peneliti dalam memahami istilah yang digunakan dan memberikan

batasan kepada peneliti mengenai ruang lingkup penelitiannya. Agar tidak terjadi

kesalahpahaman, untuk memperjelas dan memudahkan definisi yang digunakan

dalam penelitian ini, maka definisi operasional yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) deskripsi adalah

pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

Deskripsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggambaran dengan

kata-kata secara jelas dan terperinci mengenai kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik berbasis kontekstual materi luas pada kelas IV SD


14

Kartika XVII-1 Pontianak. Tujuan deksripsi ini dilakukan adalah untuk

mengetahui gambaran mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik berbasis kontekstual pada kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak

dengan memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual kemudian melakukan wawancara dengan peserta didik terpilih

berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan kriteria nilai tertinggi

dan terendah dari masing-masing kategori yang telah ditentukan oleh peneliti

untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis dalam penelitian ini adalah

kemampuan untuk mengatasi kesulitan matematika yang terkait dengan proses

penyelesaian masalah matematis dengan cara menggabungkan konsep dan

aturan matematika melalui pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan

masalah matematis dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah

pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya (dalam Roebyanto &

Harmini, 2017, h.34-35) yang memuat 4 langkah yaitu:

a. Memahami masalah

Langkah pertama pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh

Polya yaitu memahami masalah. Memahami masalah dalam penelitian ini

adalah dengan cara menentukan apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dari soal yang diberikan.


15

b. Membuat rencana penyelesaian

Langkah kedua pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh

Polya yaitu membuat rencana penyelesaian. Membuat rencana

penyelesaian dalam penelitian ini adalah peserta didik dapat menentukan

informasi yang ada pada soal seperti menggambar dan menuliskan ukuran

sisi yang diketahui kemudian menuliskan dan menyusun rumus atau model

matematika.

c. Melaksanakan rencana penyelesaian

Langkah ketiga pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh

Polya yaitu melaksanakan rencana penyelesaian. Melaksanakan rencana

penyelesaian dalam penelitian ini adalah dengan cara melaksanakan

rencana penyelesaian sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah

matematis sebelumnya. Jika langkah-langkah yang dikerjakan sudah dicek

dan terbukti kebenarannya selanjutnya peserta didik langsung

melaksanakan strategi penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan akhir

untuk memperoleh jawaban.

d. Memeriksa kembali

Langkah keempat pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh

Polya yaitu memeriksa kembali. Memeriksa kembali dalam penelitian ini

adalah dengan mengecek langkah-langkah pemecahan masalah mulai dari

memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, dan melaksanakan

rencana penyelesaian. Jika telah melakukan pemeriksaan dan dinyatakan

semua langkah-langkah yang telah dikerjakan benar maka dapat ditarik


16

sebuah kesimpulan dari jawaban yang sudah diperoleh sebagai interpretasi

hasil penyelesaian masalah.

3. Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Masalah matematis berbasis kontekstual dalam penelitian ini adalah suatu

masalah yang berkaitan dengan konteks matematika yang berhubungan

langsung dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam

pikiran oleh peserta didik. Masalah matematis berbasis kontekstual dalam

penelitian ini diwujudkan disajikan dalam bentuk soal dengan permasalahan

yang dikaitkan dengan konteks matematis yang berhubungan langsung dengan

kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam pikiran oleh

peserta didik. Penerapan permasalahan matematis berbasis kontekstual ini

diharapkan mampu mengubah persepsi peserta didik mengenai soal

matematika yang dianggap abstrak dan sulit dipahami oleh peserta didik.

4. Materi Luas

Materi luas dalam penelitian ini adalah materi luas pada mata pelajaran

matematika Volume 2 kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak. Penelitian ini

membahas tentang mendeskripsikan langkah-langkah pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual soal materi luas dari bangun datar persegi dan

mendeskripsikan langkah-langkah pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual soal materi luas dari bangun datar persegi panjang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

1. Pengertian Kemampuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kemampuan berasal dari

kata mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup) dalam melakukan sesuatu

sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Chaplin

(dalam Gosal, dkk, 2016) menyatakan bahwa kemampuan adalah tenaga (daya

kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan (h.3-4). Selanjutnya Hamalik

(dalam Gosal, dkk, 2016) membagi kemampuan menjadi dua jenis yaitu

kebutuhan intrinsik dan kebutuhan ekstrinsik. Hamalik (dalam Gosal, dkk,

2016) menambahkan bahwa makna dari kebutuhan intrinsik adalah

kemampuan situasi belajar, kebutuhan dan tujuan peserta didik sedangkan

kebutuhan ekstrinsik adalah kemampuan situasi belajar yang fungsional (h.4).

Berdasarkan uraian yang telah dinyatakan di atas maka diperoleh pengertian

kemampuan dalam penelitian ini adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu

dalam konteks pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peserta didik.

2. Pengertian Pemecahan Masalah

Menurut Chairani (2016) pengertian sederhana dari pemecahan masalah

adalah suatu proses penerimaan masalah sebagai tantangan dalam

menyelesaikan masalahnya (h.19). Hal ini sejalan dengan pendapat Cooney

(dalam Chairani, 2016) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah

proses menerima masalah dan berusaha untuk menyelesaikan masalahnya

17
18

(h.19). Selanjutnya Dahar mendefinisikan pemecahan masalah dengan

pengertian yang lebih kompleks yaitu pemecahan masalah merupakan suatu

kegiatan manusia yang menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang

telah diperoleh sebelumnya dan bukan suatu keterampilan generik yang

dimilikinya. (Harahap & Surya, 2017, h.45).

Memiliki interpretasi yang berbeda, menurut Siswono (2018) pemecahan

masalah adalah suatu proses atau upaya yang digunakan oleh individu untuk

mengatasi kendala ketika suatu jawaban belum tampak jelas (h.44). Roebyanto

& Harmini (2017) dalam bukunya yang berjudul Pemecahan Masalah

Matematika untuk PGSD menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu

proses yang menuntut seseorang untuk mengoordinasikan pengalaman,

pengetahuan, pemahaman dan intuisi yang dimiliki dalam memenuhi tuntutan

situasi yang membutuhkan penyelesaian (h.15). Kemudian Polya (dalam Asfar

& Nur, 2018) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha untuk

mencari jalan keluar guna mencapai tujuan yang tidak secara langsung dapat

dicapai (h.26). Berdasarkan pernyataan dari para ahli di atas maka diperoleh

kesimpulan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah suatu proses

penerimaan masalah sebagai tantangan untuk mencari jalan keluar dengan

mengoordinasikan pengetahuan, pemahaman dan intuisi guna mencapai tujuan

yang tidak secara langsung dapat dicapai.

3. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Pemecahan masalah di banyak negara termasuk di Indonesia secara

eksplisit menjadi tujuan pembelajaran matematika yang tertuang dalam


19

Kurikulum Merdeka. Hal ini dibuktikan dengan Keputusan Kepala BSKAP

Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 salah satu tujuan matematika

adalah kemampuan pemecahan masalah matematis BSKAP

Kemendikbudristek (2022, h.135). Keputusan Kepala BSKAP

Kemendikbudristek yang telah dikemukakan di atas sejalan dengan konteks

matematika, yang didalam proses pembelajarannya banyak permasalahan

matematis yang dapat diselesaikan secara analitis dengan menggunakan

simbol-simbol matematis yang dapat terealisasikan jika seseorang mempunyai

kemampuan pemecahan masalah matematis.

Terdapat banyak interpretasi mengenai kemampuan pemecahan masalah

matematis dalam matematika. Berdasarkan Keputusan Kepala BSKAP

Kemendikbudristek mendefinisikan pemecahan masalah matematis terkait

dengan proses penyelesaian masalah matematis dengan cara menerapkan dan

mengadaptasi berbagai strategi yang efektif mencakup konstruksi dan

rekonstruksi pemahaman matematika melalui pemecahan masalah

Kemendikbudristek (2022, h.135). Selanjutnya Hasratuddin (dalam

Simatupang, dkk, 2020) menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah

matematis adalah kemampuan untuk mengatasi kesulitan matematika dengan

menggabungkan konsep dan aturan matematika yang telah diperoleh

sebelumnya untuk mencapai tujuan pembelajaran (h.30). Berdasarkan dua

pendapat ahli di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan

pemecahan masalah matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk

mengatasi kesulitan matematika yang terkait dengan proses penyelesaian


20

masalah matematis dengan cara menggabungkan konsep dan aturan

matematika melalui pemecahan masalah.

4. Faktor-faktor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

kemampuan pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Siswono. Berikut

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah

matematis menurut Siswono (2018) yaitu:

a. Pengalaman Awal

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang pertama adalah pengalaman awal. Pengalaman awal dengan kesan

pertama yang baik dan kesan pertama yang buruk akan mempengaruhi

kemampuan pemecahan masalah matematis. Pengalaman awal ini akan

menentukan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

Apabila pengalaman awal peserta didik memberikan kesan yang baik yaitu

kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika dengan tepat dan

benar maka hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis namun sebaliknya apabila pengalaman awal peserta

didik kurang baik bahkan menimbulkan fobia atau ketakutan menghadapi

tugas-tugas matematika maka hal ini akan berdampak pada terhambatnya

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.


21

b. Latar Belakang Matematika

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang kedua adalah latar belakang matematika. Latar belakang dengan

tingkat kemampuan yang berbeda akan mempengaruhi kemampuan

pemecahan masalah matematis. Latar belakang matematika adalah

kemampuan peserta didik terhadap konsep-konsep matematika. Setiap

individu memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda sehingga dengan

adanya perbedaan pada tingkat kemampuan peserta didik menyebabkan

perbedaan pada kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.

c. Keinginan dan Motivasi

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang ketiga adalah keinginan dan motivasi. Keinginan dan motivasi yang

kuat akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis baik

itu secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, keinginan dan

motivasi secara internal misalnya dorongan dari dalam diri seperti

menumbuhkan keyakinan saya bisa maupun keinginan dan motivasi secara

eksternal misalnya diberikan soal-soal matematika yang menarik dan

menantang akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik.

d. Struktur Masalah

Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis

yang keempat adalah stuktur masalah. Struktur masalah yang beraneka

ragam akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis


22

peserta didik. Struktur masalah yang diberikan kepada peserta didik seperti

format secara verbal atau gambar, tingkat kesulitan soal (kompleksitas),

latar belakang cerita atau tema (konteks), bahasa soal, maupun pola masalah

akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik. Hubungan satu masalah dengan masalah lainnya saling berkaitan dan

berdampak sehingga perlu dipola sebagai masalah sumber dan masalah

target. Masalah sumber adalah masalah pertama dan masalah target adalah

masalah berikutnya. Masalah pertama yang dapat diselesaikan dengan baik

oleh peserta didik dapat menjadi pengalaman untuk menyelesaikan

permasalahan pada masalah berikutnya (h.44).

5. Langkah-langkah Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Menurut Polya (dalam Roebyanto & Harmini, 2017) dalam menyelesaikan

pemecahan masalah memerlukan langkah-langkah penyelesaian masalah

berikut ini:

a. Memahami masalah
b. Membuat rencana penyelesaian
c. Melaksanakan rencana penyelesaian, dan
d. Memeriksa kembali (h.34-35).
Pendapat yang diajukan oleh Polya serupa dengan Williams (dalam Roebyanto

& Harmini, 2017) yang memandang pemecahan masalah matematis sebagai

bagian dari matematika yang terdiri dari 5 langkah yaitu:

a. Memahami masalah
b. Menyelesaikan masalah
c. Mengajukan masalah baru
d. Merencanakan strategi
e. Mengecek jawaban (h.35)
Sementara itu, Muser & Shaughnessy (dalam Roebyanto & Harmini, 2017)

menyatakan 5 langkah dalam pemecahan masalah matematika yaitu:


23

a. Mencoba-coba
b. Membuat pola
c. Memecahkan masalah
d. Bekerja secara mundur
e. Bersimulasi (h.37)
Pendapat lain yang mengajukan tentang langkah-langkah pemecahan masalah

Asfar & Nur (2018) yaitu sebagai berikut:

a. Memahami masalah
b. Membentuk soal ke dalam gambar
c. Menentukan rumus yang digunakan dalam penyelesaian soal
d. Menyelesaikan soal matematis
e. Menentukan kesimpulan dari penyelesaian soal tersebut (h.101).
Berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah matematis yang telah

dikemukakan oleh para ahli diatas diperoleh informasi bahwa terdapat

persamaan langkah-langkah pemecahan masalah matematis sehingga saling

berkaitan antara pendapat ahli yang satu dengan pendapat ahli yang lainnya

misalnya langkah pertama pemecahan masalah menurut keempat pendapat ahli

adalah sama. Perbandingan langkah-langkah pemecahan masalah matematis

dari para ahli di atas dirangkum pada tabel berikut:

Tabel 2.1
Perbandingan langkah-langkah pemecahan masalah matematis
Langkah-langkah Pemecahan Masalah Matematis
Polya Williams Muser & Asfar & Nur
Shaughnessy
1. Memahami 1. Memahami 1. Mencoba- 1. Memahami
masalah masalah coba masalah
2. Membuat rencana 2. Membuat 2. Membentuk
penyelesaian pola soal ke dalam
gambar
3. Menentukan
rumus yang
digunakan
dalam
penyelesaian
soal
24

3. Menyelesaikan 2. Menyelesaikan 3. Memecahkan 4. Menyelesaikan


rencana masalah masalah soal matematis
penyelesaian
4. Memeriksa 3. Mengajukan 4. Bekerja 5. Menentukan
kembali masalah baru secara kesimpulan
4. Merencanakan mundur dari
strategi 5. Bersimulasi penyelesaian
5. Mengecek soal tersebut
jawaban
Berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah disebutkan,

maka dalam penelitian ini menggunakan empat langkah pemecahan masalah

menurut Polya karena merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk

dikembangkan dalam menyelesaikan masalah matematis. Menurut Hadi &

Radiyatul (2014) alasan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah

menurut Polya karena pada dasarnya langkah-langkah pemecahan masalah

menurut Polya membantu peserta didik untuk berpikir secara sistematis, logis,

teratur, dan teliti sehingga memperoleh kemampuan dalam memecahkan

masalah secara rasional, lugas dan tuntas (h.56). Selain itu, Aspiandi (2020)

juga mengemukakan alasannya menggunakan langkah-langkah pemecahan

masalah matematis yang dikemukakan oleh Polya karena langkah-langkahnya

sangat sederhana, kegiatan yang dilakukan pada setiap langkah

penyelesaiannya jelas serta sangat mudah dimengerti oleh peneliti.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat di atas maka dalam penelitian ini

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematis yang

dikemukakan oleh Polya dengan beberapa alasan yaitu langkah-langkah yang

dikembangkan oleh Polya banyak digunakan dalam penelitian, langkah-

langkah pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Polya relevan


25

untuk digunakan oleh peneliti saat ini, serta implementasi dari langkah-langkah

pemecahan masalah mudah dimengerti oleh peneliti karena memiliki

pengalaman dalam menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah

matematis menurut Polya di sekolah dasar.

Langkah-langkah penyelesaian masalah matematis menurut Polya (dalam

Roebyanto & Harmini, 2017, h.34-35) akan diuraikan sebagai berikut:

a. Memahami Masalah

Langkah pertama pemecahan masalah matematis menurut Polya adalah

memahami masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah jika

pertanyaan yang diberikan menunjukkan adanya sebuah tantangan yang

tidak dapat dipecahkan dengan penyelesaian soal seperti biasa namun

memerlukan langkah-langkah yang lebih relevan untuk digunakan. Berikut

ini merupakan beberapa contoh pertanyaan dari Polya untuk membantu

peserta didik menjadi pemecah masalah yang baik.

1) Pahamkah kalian dengan semua kata-katanya?

2) Bisakah kalian mengemukakan kembali masalah tersebut ke dalam

kata-kata sendiri?

3) Apakah kalian tahu apa yang diberikan/diketahui? Bagaimana

kondisinya?

4) Apakah kalian tahu tujuannya?

5) Adakah informasi yang diberikan?

6) Adakah informasi tambahannya?

7) Apakah masalah ini serupa masalah lain yang pernah dipecahkan?


26

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang sudah Polya sebutkan,

dapat ditarik inti dari langkah pertama pemecahan masalah matematis

yaitu memahami masalah dengan cara menentukan apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan dari soal yang diberikan.

Contoh

Lapangan sekolah Andi berbentuk persegi panjang dengan lebar 9

meter dan panjang 13 meter. Berapakah luas dari lapangan sekolah

Andi?

Berdasarkan soal di atas, peserta didik dapat menyelesaikan soal

dengan langkah pemecahan masalah masalah matematis yaitu pertama

dengan memahami masalah pada soal. Peserta didik dapat

menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal

yang diberikan.

Diketahui: Panjang (p) = 13 m

Lebar (l) = 9 m

Ditanya: Berapa luas dari lapangan sekolah Andi?

b. Membuat Rencana Penyelesaian

Langkah kedua pemecahan masalah matematis menurut Polya adalah

membuat rencana penyelesaian. Ketika membuat rencana penyelesaian

seseorang diperkenankan untuk menggunakan kecerdikannya

mengembangkan sendiri rencana penyelesaian dari soal yang diberikan.

Setiap orang diberikan kebebasan dalam memecahkan masalah

menggunakan strategi yang berbeda-beda dengan tujuan akhir yang sama.


27

Berikut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan membantu dalam

membuat rencana penyelesaian untuk pemecahan masalah matematis.

1) Apakah kalian pernah menjumpai permasalahan seperti ini

sebelumnya?

2) Apakah kalian melihat masalah yang sama dalam suatu format yang

sedikit berbeda?

3) Apakah kalian mengetahui suatu teorema yang dapat dimanfaatkan?

4) Apabila adanya suatu masalah yang berhubungan dengan yang telah

dipecahkan sebelumnya? Apakah kalian dapat menggunakannnya?

Apakah kalian tahu kesimpulannya? Apakah kalian dapat menggunakan

metodenya?

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang telah disebutkan dapat

ditarik inti dari langkah kedua pemecahan masalah matematis yaitu

membuat rencana penyelesaian dengan cara menentukan informasi yang

ada pada soal seperti menggambar dan menuliskan ukuran sisi yang

diketahui. Setelah itu membuat rencana penyelesaian dari soal dengan

menuliskan dan menyusun rumus atau model matematika.

Contoh

Berdasarkan soal yang terdapat di halaman 26, langkah membuat rencana

penyelesaian dalam pemecahan masalah matematis adalah dengan

menerjemahkan masalah yang diketahui dalam bentuk bangun datar

lengkap dengan ukurang panjang dan lebar yang tertera pada bangun datar

yang ditanyakan serta menuliskan rumus atau model matematika.


28

Gambar lapangan berbentuk persegi panjang lapangan sekolah Andi.

13 m

9m

Luas persegi panjang = p x l

c. Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Langkah ketiga pemecahan masalah matematis menurut Polya adalah

melaksanakan rencana penyelesaian. Peserta didik akan melaksanakan

rencana penyelesaian dengan memprosesnya untuk memperoleh solusi.

Langkah melaksanakan rencana penyelesaian dapat terealisasi jika rencana

pada langkah membuat rencana sudah benar. Peserta didik menentukan

cara menyelesaikan masalah matematika dengan algoritma atau prosedur

perhitungan guna menemukan solusi dari permasalah soal yang diberikan.

Beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai acuan pada langkah

melaksanakan rencana penyelesaian untuk pemecahan masalah matematis

adalah sebagai berikut:

1) Dalam menyelesaikan permasalahan, cek setiap langkah-langkahnya.

2) Dapatkah kalian membetulkan apabila ada langkah yang salah?

3) Dapatkah kalian membuktikan bahwa itu benar?

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang telah disebutkan dapat

ditarik inti dari langkah ketiga melaksanakan pemecahan masalah

matematis yaitu dengan cara melaksanakan rencana penyelesaian sesuai

dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematis sebelumnya. Jika


29

langkah-langkah yang dikerjakan sudah dicek dan terbukti kebenarannya

selanjutnya peserta didik langsung melaksanakan strategi penyelesaian

masalah sesuai dengan tujuan akhir untuk memperoleh jawaban.

Contoh

Berdasarkan soal yang terdapat di halaman 26 langkah menyelesaikan

rencana penyelesaian dalam pemecahan masalah matematis dapat

dilaksanakan dengan menerjemahkan ukuran panjang dan lebar dalam

persegi panjang ke dalam simbol matematika kemudian menghitung luas

dari bangun datar persegi panjang tersebut.

Luas persegi panjang = p x l

= 13 m x 9 m

= 117 m2

d. Memeriksa Kembali

Langkah keempat pemecahan masalah matematis menurut Polya

adalah memeriksa kembali. Langkah memeriksa kembali menurut Polya

menekankan pada bagaimana cara memeriksa kebenaran jawaban yang

telah diperoleh. Beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai acuan pada

langkah memeriksa kembali untuk pemecahan masalah matematis adalah

sebagai berikut:

1) Dapatkan diperiksa kebenaran dari penyelesaian dengan memberikan

sebuah sanggahan?

2) Dapatkah jawaban tersebut dicari dengan cara lain?

3) Dapatkah Anda melihat kebenaran dan penyelesaian walaupun


30

hanya dilihat sekilas saja dan tidak detail?

4) Dapatkah cara atau jawaban tersebut digunakan untuk soal-soal lain?

Berdasarkan beberapa contoh pertanyaan yang telah disebutkan, dapat

ditarik inti dari langkah keempat pemecahan masalah matematis yaitu

memeriksa kembali yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan kebenaran

dari soal yang telah dikerjakan kemudian menarik kesimpulan dari

jawaban yang sudah diperoleh sebagai interpretasi hasil penyelesaian

masalah.

Contoh

Berdasarkan soal yang terdapat di halaman 20 langkah memeriksa kembali

dalam pemecahan masalah matematis dapat dilakukan dengan mengecek

langkah-langkah pemecahan masalah mulai dari memahami masalah,

nembuat rencana penyelesaian, dan melaksanakan rencana penyelesaian.

Jika telah melakukan pemeriksaan dan dinyatakan semua langkah-langkah

yang telah dikerjakan benar maka dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Luas persegi panjang = p x l

= 13 m x 9 m

= 117 m2 (benar)

Jadi, luas dari lapangan sekolah Andi adalah 117 m2.

6. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Setelah mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah matematis, untuk

mengetahui dan mengukur ketercapaian kemampuan pemecahan masalah

matematis dibutuhkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis.


31

Lestari & Yudhanegara (2017) dalam bukunya yang berjudul Penelitian

Pendidikan Matematika menyebutkan indikator kemampuan pemecahan

masalah matematis yaitu:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan


kecukupan unsur yang diperlukan
b. Merumuskan masalah matematis atau menyusun model matematis
c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
d. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil penyelesaian masalah
(h.85).
Hal ini sejalan dengan pendapat NCTM (dalam Mauleto, 2019) juga

menyatakan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang serupa

yaitu:

a. Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang


ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan
b. Peserta didik dapat merumuskan masalah matematik atau menyusun
model matematik
c. Peserta didik dapat menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
masalah dalam atau diluar matematika
d. Peserta didik dapat menjelaskan hasil sesuai permasalahan asal, dan
e. Peserta didik dapat menggunakan matematika secara bermakna (h.127-
128).
Selanjutnya Hendriana & Soemarmo (2019) juga menyatakan indikator

kemampuan pemecahan masalah matematis sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk


pemecahan masalah
b. Mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh
c. Menyelesaikan model matematika beserta alasan
d. Memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh (h.77).
Berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang

telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dalam penelitian ini

menggunakan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang

dikemukakan oleh Lestari & Yudhanegara. Alasan peneliti menggunakan

indikator yang dikemukakan oleh Lestari & Yudhanegara karena indikator


32

kemampuan pemecahan masalah matematis yang dikemukakan sesuai dengan

pembelajaran matematika. Selanjutnya, berdasarkan pra riset yang telah

dilakukan di sekolah Peneliti menemukan fakta bahwa indikator kemampuan

pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Lestari & Yudhanegara

dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik di jenjang pendidikan dasar. Selain itu,

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh

Lestari & Yudhanegara memiliki kesinambungan dengan aktivitas pada

langkah-langkah pemecahan masalah matematis yang dikemukakan oleh Polya

sehingga dinilai sangat relevan untuk digunakan oleh peneliti. Berikut tabel

hubungan langkah-langkah pemecahan masalah matematis dengan indikator

kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan dalam penelitian

ini.

Tabel 2.2
Langkah-langkah pemecahan masalah matematis dan indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis
Langkah-langkah Pemecahan Indikator Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis menurut Masalah Matematis menurut
Polya Lestari & Yudhanegara
Memahami masalah Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui, ditanyakan dan kecukupan
unsur yang diperlukan
Membuat rencana penyelesaian Merumuskan masalah matematis atau
menyusun model matematis
Melaksanakan rencana Menerapkan strategi untuk
penyelesaian menyelesaikan masalah
Memeriksa kembali Menjelaskan atau menginterpretasikan
hasil penyelesaian masalah
33

B. Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

1. Pengertian Masalah

Masalah bagi seseorang bersifat pribadi atau individual. Menurut Siswono

(2018) masalah adalah situasi atau pertanyaan yang dihadapi oleh individu

ketika tidak mempunyai aturan, algoritma atau prosedur tertentu yang segera

dapat digunakan untuk menentukan jawaban (h.43). Hal ini sejalan dengan

pendapat Walle, dkk (dalam Mairing, 2018) masalah adalah tugas dimana

peserta didik tidak memiliki rumus, metode dan persepsi untuk

menyelesaikannya dengan cara yang benar (h.17). Kemudian hal ini sejalan

juga dengan pendapat Bistari (2015) yang menyatakan bahwa masalah adalah

suatu konflik yang menjadi hambatan bagi peserta didik dalam menyelesaikan

tugas belajarnya di dalam kelas (h.124). Selanjutnya Notoadmojo (dalam

Wahyudi & Anugraheni, 2017) mendefinisikan masalah sebagai suatu

kesenjangan antara apa yang terjadi dan apa yang tidak terjadi atau

kesenjangan antara kenyataan dan harapan (h.2). Sesuatu dikatakan sebagai

masalah menurut Roebyanto & Harmini (2017) pada umumnya apabila

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Situasi tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan


kenyataan
b. Situasi tersebut membangkitkan motivasi bagi orang tersebut untuk
berupaya menemukan jalan keluarnya
c. Tidak tersedia secara instan alat yang dapat digunakan untuk
menemukan jalan keluarnya (h.3).
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, diperoleh kesimpulan bahwa

masalah dalam penelitian ini adalah situasi yang menunjukkan kesenjangan

antara apa yang terjadi dan tidak terjadi, kesenjangan antara harapan dan
34

kenyataan sehingga menjadi hambatan yang memerlukan tindakan namun tidak

dengan cara instan segera menemukan solusinya.

2. Pengertian Masalah Matematis

Matematika adalah mata pelajaran yang sering menghadapkan peserta didik

dengan berbagai masalah. Rosyada & Rosyidi (2018) mendefinisikan bahwa

masalah matematika adalah pertanyaan atau soal yang mengandung ide-ide

matematika yang harus diselesaikan oleh peserta didik namun tidak dapat

dikerjakan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui oleh

peserta didik (h.301). Selanjutnya Wahyudi & Anugraheni (2021)

mendefinisikan masalah matematika sebagai situasi yang memuat konsep

matematika yang disadari oleh peserta didik dan menjadi tantangan yang tidak

dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur rutin (h.2-3). Menurut Rizki

(2018) masalah matematika mempunyai empat elemen yaitu:

a. Situasi yang melibatkan pernyataan yang diketahui dan pernyataan


yang diharapkan
b. Situasi yang melibatkan matematika
c. Seseorang harus menginginkan penyelesaiannya
d. Terdapat rintangan antara pernyataan yang diberikan dengan yang
diharapkan (h.278).
Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan mengenai masalah

matematis dalam penelitian ini adalah masalah yang memuat konsep dan ide-

ide matematika dengan penyelesaian menggunakan prosedur tidak rutin

sehingga menjadi tantangan karena terdapat kontradiktif antara pernyataan

yang diberikan dengan apa yang diharapkan.


35

3. Pengertian Masalah Kontekstual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata kontekstual

adalah berhubungan dengan konteks yang merupakan bagian suatu uraian atau

kalimat yang dapat mendukung atau menambah suatu kejelasan makna dengan

situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian sehingga seseorang itu

harus dilihat sebagai manusia yang utuh dalam kehidupan pribadi dan

masyarakatnya. Hal ini sejalan dengan istilah kontekstual menurut Kamus

Besar Bahasa Inggris yang mendefinisikan kata kontekstual (contextual)

artinya hubungan, konteks, suasana dan keadaan. Berdasarkan uraian di atas

dapat diperoleh kesimpulan bahwa kontekstual merupakan konteks yang

berhubungan dengan suatu kejadian sebagai bentuk pengalaman seseorang dan

memiliki makna dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

Kata kontekstual dalam dunia pendidikan tercantum dalam teori

perkembangan peserta didik menurut Piaget dan tertuang dalam prinsip

pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan. Istilah

kontekstual di dalam teori perkembangan peserta didik menurut Piaget

menyatakan bahwa peserta didik tingkat Sekolah Dasar berada pada tahap

operasional konkret. Perkembangan peserta didik pada tahap ini akan

berkembang sesuai dengan pengalaman langsung yang telah dilaluinya.

Selanjutnya, istilah kontekstual yang tertuang dalam prinsip pengembangan

Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan dengan deskripsi yang

menunjukkan kekhasan atau sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan,

konteks sosial budaya dan lingkungan (h.21). Implementasi dari prinsip


36

pengembangan kurikulum di sekolah adalah materi pelajaran yang disampaikan

kepada peserta didik yang memuat materi pelajaran berbasis kontekstual. Hal

ini dibuktikan salah satunya pada mata pelajaran matematika dengan materi

pembelajaran yang merujuk langsung kepada pengalaman peserta didik di

kehidupan sehari-hari.

Gambar 2.1 Materi kontekstual dengan karakteristik lingkungan di sekolah


peserta didik.
(Tosho, 2021, h.6)
Berdasarkan gambar materi pelajaran dari Buku Siswa Matematika Kelas

IV Kurikulum Merdeka di atas dapat diperoleh informasi bahwa kontekstual

memiliki nilai yang penting dalam proses pembelajaran. Adapun, untuk

mengetahui ketercapaian pembelajaran peserta didik dalam mempelajari materi

berbasis kontekstual maka diperlukan permasalahan pembelajaran yang

kontekstual. Permasalahan yang menyajikan konteks situasi dunia nyata di

kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah masalah kontekstual.

Menurut Rizki (2018) masalah kontekstual adalah masalah yang sesuai

dengan situasi yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dan dekat dengan

peserta didik (h.275). Soedjadi (dalam Rizki, 2018) juga mendefinisikan

masalah kontekstual sebagai masalah nyata atau konkrit yang dekat dengan

kehidupan peserta didik (h.278). Berdasarkan pendapat dari dua ahli di atas
37

dapat diperoleh kesimpulan bahwa masalah kontekstual dalam penelitian ini

adalah masalah yang sesuai dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari dan

sebagai masalah yang nyata sehingga relevan dan dekat dengan kehidupan

peserta didik.

4. Pengertian Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Rendahnya mutu pelajaran yang ditandai dengan ketidakmampuan

sebagian peserta didik dalam menghubungkan apa yang telah dipelajari dengan

cara pemanfaatan pengetahuan di kehidupan saat ini maupun di kehidupan

pada kemudian hari menuntun pembelajaran yang mampu mengaitkan antara

materi yang dipelajari dengan konsep kehidupan nyata melalui penerapan

pembelajaran kontekstual. Komalasari (2013) dalam bukunya yang berjudul

Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi menyatakan bahwa

pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan

antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata peserta didik baik dalam

lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan

untuk menemukan makna materi bagi kehidupan (h.7). Salah satu teori yang

mendukung perkembangan pembelajaran kontekstual adalah teori Free

Discovery Learning yang dikemukakan oleh Bruner.

Bruner (dalam Komalasari, 2013) dengan teorinya Free Discovery

Learning menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan

kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menemukan sebuah konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-

contoh yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari (h.21). Kemudian


38

Bruner (dalam Komalasari, 2013) menambahkan bahwa perkembangan

kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan dengan caranya

melihat lingkungan yang terdiri atas tiga tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik

dan tahap simbolik (h.21). Penjelasan dari tiga tahap yang dikemukakan oleh

Bruner (dalam Komalasari, 2013) adalah sebagai berikut:

a. Tahap enaktif adalah tahap dimana anak memahami dunia sekitarnya


dengan menggunakan pengetahuan motorik (aktivitas).
b. Tahap ikonik adalah tahap dimana anak memahami objek atau
dunianya melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi).
c. Tahap simbolik adalah tahap dimana anak telah mampu memiliki ide
atau gagasan abstrak yang dipengaruhi oleh kemampuan logika dan
berbahasa (h.21).
Berdasarkan tiga tahap Bruner dalam perkembangan kognitif peserta didik

yang telah dikemukakan di atas dapat diperoleh informasi bahwa peserta didik

dalam penguasan konsep dan materi yang dipelajari memerlukan suatu konsep

yang memiliki keterhubungan langsung dan situasi dan konteks dalam

kehidupan nyata. Melalui contoh yang diberikan dan memiliki keterkaitan

dengan kehidupan nyata diharapkan mampu membantu peserta didik dalam

memahami isi dari mata pelajaran yang masih bersifat abstrak dan sulit untuk

dipahami terutama dalam mempelajari mata pelajaran matematika yang

menyajikan materi hanya berupa rumus berupa angka dan simbol-simbol yang

sulit untuk dipahami dan dimengerti sehingga membuat peserta didik menjadi

cenderung tidak tertarik dan sulit untuk mengerti dalam mempelajari

matematika. Oleh karena itu, untuk membantu peserta didik memahami


39

persoalan dalam mempelajari matematika diperlukan kriteria masalah yang

menggunakan pendekatan kontekstual dengan permasalahan yang lebih kepada

persoalan yang terjadi dan dekat dengan kehidupan peserta didik atau yang

dikenal dengan istilah masalah kontekstual.

Masalah kontekstual memberikan kontribusi dengan persoalan yang lebih

bermakna sehingga peserta didik lebih mudah untuk mengerti dan memahami

suatu konsep yang bersifat abstrak. Masalah yang sering dihadapi oleh peserta

didik dan memberikan persoalan yang bersifat abstrak adalah masalah

matematika. Berdasarkan pernyataan di atas maka perlu untuk mengaitkan

antara masalah matematika dengan masalah kontekstual untuk memberikan

permasalahan yang lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik.

Keterkaitan antara masalah matematika dengan masalah kontekstual dalam

penelitian ini dikenal dengan istilah masalah matematis berbasis kontekstual.

Ekayana, dkk (2020) memberikan definisi tentang masalah matematis

berbasis kontekstual yaitu persoalan atau pertanyaan dalam matematika yang

berhubungan langsung dengan kehidupan dunia nyata atau berkaitan dengan

objek dalam pikiran dan tidak diselesaikan dengan prosedur yang biasa peserta

didik gunakan (h.167). Selanjutnya Ekayana, dkk (2020) merinci lebih dalam

mengenai definisi masalah matematis berbasis kontekstual yakni sebagai

masalah yang berkaitan dengan konteks yang berupa objek nyata atau objek

abstrak seperti fakta, konsep atau prinsip matematika (h.167). Menurut

Soedjadi (Rosyada & Rosyidi, 2018) masalah matematis berbasis kontekstual

adalah suatu masalah matematika yang dialami secara langsung di kehidupan


40

sehari-hari atau masalah yang dapat dibayangkan langsung oleh peserta didik

(h.301). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka diperoleh

kesimpulan definisi masalah matematis berbasis kontekstual dalam penelitian

ini adalah suatu masalah yang berkaitan dengan konteks matematika yang

berhubungan langsung dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan

objek dalam pikiran oleh peserta didik.

5. Urgensi Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Maulana (2021) menyatakan bahwa guru diharapkan dalam setiap

kesempatan kegiatan pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata (h.7). Selanjutnya Maulana

(2021) menambahkan dengan mengajukan berbagai masalah kontekstual dalam

pembelajaran matematika, peserta didik dibimbing secara bertahap untuk

menguasai konsep matematika yang masih bersifat abstrak (h.7). Sifat abstrak

inilah yang menyebabkan banyak peserta didik yang mengalami kesulitan

dalam mempelajari dan memahami matematika sehingga peserta didik

mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan pengetahuan matematika

yang dimiliki ke dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penggunaan

masalah kontekstual, diharapkan dapat membantu peserta didik untuk

mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dari dunia nyata

melalui penerapan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain

itu, dengan menggunakan masalah kontekstual dalam pembelajaran

matematika memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengonstruksikan ilmu yang dimiliki yang tidak hanya terfokus pada rumus
41

kemudian diterjemahkan dalam bentuk soal namun juga pemikiran yang lebih

terbuka dan bermakna karena aplikasi matematika yang langsung merujuk pada

permasalahan matematika di kehidupan nyata. Selanjutnya dengan

menggunakan masalah kontekstual dapat mengurangi persepsi terhadap mata

pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami dan

dipelajari sehingga dapat mengembangkan wawasan tentang penerapan dan

penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata. (Jayanti, dkk, 2018, 672).

Ketika peserta didik menyelesaikan masalah matematis berbasis

kontekstual, peserta didik menghubungkan masalah yang dihadapi dengan

pengalaman mereka sehingga dalam penyelesaian masalahnya peserta didik

tidak hanya menggunakan prosedur secara formal yang dipelajari di sekolah

namun juga dengan menggunakan prosedur informal. Peran pengalaman

sehari-hari tidak hanya mengacu kepada cara penyelesaian masalah informal

namun juga membantu peserta didik dalam memahami konsep matematika

sehingga dapat membantu mengembangkan pemahaman matematis pada

peserta didik. Carraher & Schieman (dalam Jayanti, dkk, 2018) masalah

kontekstual tidak secara langsung membuat matematika menjadi lebih mudah

namun memerlukan proses sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta

didik dalam mempelajari matematika (h.672). Hal ini sejalan dengan pendapat

Widjaja (2013) dalam kesimpulannya yang menggunakan masalah kontekstual

dalam pembelajaran matematika yaitu masalah matematis berbasis kontekstual

dapat membuat peserta didik memiliki motivasi dan menjadi lebih aktif dalam

proses pembelajaran (h.158). Oleh karena itu, pentingnya untuk menggunakan


42

masalah matematis berbasis kontekstual dalam evaluasi pembelajaran untuk

membantu meningkatkan motivasi peserta didik dan menjadi lebih

bersemangat dalam mempelajari matematika.

C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual

Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan untuk

mengatasi kesulitan matematika yang terkait dengan proses penyelesaian masalah

matematis dengan cara menggabungkan konsep dan aturan matematika melalui

pemecahan masalah. Proses penyelesaian masalah yang dilakukan tidak hanya

tertuju kepada permasalahan matematis yang terbatas pada penggunaan rumus dan

diimplementasikan dalam penyelesaian soal, namun juga pada permasalahan yang

berhubungan langsung dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan

objek dalam pikiran oleh peserta didik atau yang dikenal dengan istilah masalah

matematis berbasis kontekstual. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas

maka keterkaitan antara kemampuan pemecahan masalah matematis dengan

masalah matematis berbasis kontekstual dalam desain peneleitian ini dikenal

dengan istilah kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual adalah

kemampuan untuk mengatasi kesulitan matematika yang terkait dengan proses

penyelesaian masalah matematis dengan cara menggabungkan konsep dan aturan

matematika melalui pemecahan masalah dengan permasalahan yang berhubungan

langsung dengan kehidupan nyata atau dapat dibayangkan dengan objek dalam

pikiran oleh peserta didik. Penerapan kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual diharapkan dapat mengurangi persepsi peserta didik


43

mengenai matematika sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan

dipahami. Melalui permasalahan berbasis kontekstual peserta didik dapat

mengembangkan pengetahuan tentang implikasi matematika menyelesaikan

masalah dalam kehidupan nyata.

D. Materi Luas

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

(Kemendikbudristek) dalam upaya pemulihan pembelajaran menginisiasi opsi

kebijakan kurikulum dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan,

Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang

Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran yang

mengacu pada Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 yang disederhanakan dan

Kurikulum Merdeka dengan ketentuan dilaksanakan secara bertahap sesuai

dengan kesiapan sekolah masing-masing (Kemendikbudristek, 2022 h.4-5). Saat

ini beberapa Sekolah Dasar (SD) pada jenjang Pendidikan Dasar sudah

mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan pelaksanaan tahun pertama

dilaksanakan bagi peserta didik kelas I dan kelas IV. Menurut Nurani, dkk (2022)

dalam bukunya yang berjudul Edisi Serba-Serbi Kurikulum Merdeka Kekhasan

Sekolah Dasar menyatakan bahwa satuan pendidikan SD/MI dapat

mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata

pelajaran atau tematik (h.8). Muatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan

mata pelajaran membawa perubahan pada mata pelajaran yang terintegrasi

menjadi beberapa mata pelajaran salah satunya mata pelajaran matematika.


44

Mata pelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar diorganisasikan dalam

lingkup lima elemen konten. Elemen konten yang dipelajari dalam matematika

terkait dengan pandangan matematika sebagai materi pembelajaran yang harus

dipahami peserta didik Kemendikbudristek (2022, h.134). Lima elemen konten

yang dipelajari oleh peserta didik kelas IV Sekolah Dasar (SD) yaitu elemen

bilangan, elemen aljabar, elemen pengukuran, elemen geometri serta elemen

analisis data dan peluang. Adapun, elemen mata pelajaran matematika yang

digunakan dalam penelitian ini adalah elemen pengukuran.

Elemen pengukuran dalam Keputusan Kepala BSKAP Nomor

008/H/KR/2022 dideskripsikan sebagai bidang kajian yang membahas tentang

pengukuran, cara mengukur besaran tertentu, dan membuktikan prinsip teorema

terkait besaran tertentu dalam subelemen pengukuran besaran geometris dan non-

geometris (Kemendikbudristek, 2022, h,135). Bidang kajian pengukuran yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bidang kajian yang membahas tentang cara

mengukur besaran tertentu. Salah satu materi bidang kajian yang membahas

tentang cara mengukur besaran tertentu dalam elemen pengukuran adalah materi

luas.

Materi luas merupakan materi yang terdapat pada kelas IV Sekolah Dasar.

Salah satu capaian pembelajaran dalam elemen pengukuran yang terdapat di

Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022 adalah

pada akhir fase B peserta didik dapat mengukur luas menggunakan satuan baku

menggunakan bilangan cacah Kemendikbudristek (2022, h.139). Berdasarkan

Tosho (2021) dalam buku Belajar Bersama Temanmu Matematika untuk Sekolah
45

Dasar Kelas IV Volume 2 materi luas yang dipelajari oleh peserta didik pada

akhir fase B adalah materi luas persegi dan persegi panjang (h.22-23). Selanjutnya

Tosho (2021) menyatakan bahwa ukuran adalah kuantitas dari daerah yang

dikelilingi oleh garis yang dinyatakan sebagai satu bilangan yang disebut luas

(h.19). Pengukuran luas dapat dinyatakan dengan menggunakan berbagai macam

satuan misalnya cm2, m2, mm2 dan lain sebagainya. Berikut uraian materi luas

persegi dan persegi panjang berdasarkan Tosho (2021).

1. Luas persegi
Persegi merupakan bangun datar yang memiliki ukuran 4 sisi yang sama
panjang. Adapun dengan menggunakan sisi, luas bangun datar persegi
dinyatakan sebagai berikut:

Sisi (s)

Luas persegi = sisi x sisi


=sxs
2. Luas persegi panjang
Persegi panjang merupakan bangun datar yang memiliki dua pasang sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar yang dikenal dengan istilah panjang dan
lebar. Adapun dengan menggunakan panjang dan lebar, luas persegi panjang
dinyatakan sebagai berikut:

Lebar (l)

Panjang (p)
Luas persegi panjang = panjang x lebar
=pxl
46

E. Penelitian Relevan

Penelitian relevan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian

terdahulu yang memiliki kesesuaian baik dari aspek judul, variabel maupun topik

yang dibahas. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian Husna (2019) yang berjudul “Kemampuan Menyelesaikan Soal

Cerita Materi Bangun Datar Segi Empat Berdasarkan Tingkat Kemampuan

Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 9 Pontianak”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita materi

bangun datar segi empat berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik di

kelas VIII SMP Negeri 9 Pontianak. Subjek dari penelitian ini adalah

seluruh peserta didik kelas VII B SMP Negeri 9 Pontianak yang telah

mempelajari materi bangun datar segi empat. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan cara tes dan

wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu kemampuan

menyelesaikan soal cerita materi bangun datar segi empat peserta didik

SMP Negeri 9 Pontianak tergolong sedang dengan persentase keseluruhan

71,42%. Persamaan penelitian Husna (2019) dengan penelitian ini terletak

pada metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik dengan langkah-langkah

pemecahan masalah yang digunakan yaitu langkah-langkah pemecahan

masalah menurut Polya. Adapun, letak perbedaan pada penelitian yaitu

permasalahan pada soal yang digunakan yang berkaitan dengan masalah


47

kontekstual yang dimana peserta didik dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematis dan wawasan tentang penerapan matematika

untuk menyelesaikan masalah kehidupan nyata atau objek dapat

dibayangkan langsung oleh peserta didik, materi serta jenjang pendidikan

yang menjadi tempat penelitian.

2. Penelitian Meylia Dwi Jayanti, Edy Bambang Irawan, dan Santi Irawati

(2018) yang berjudul “Kemampuan Pemecahan Masalah Kontekstual Siswa

SMA pada Materi Barisan dan Deret” dengan kemampuan pemecahan

masalah menggunakan kemampuan pemecahan masalah menurut Polya.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan

masalah kontekstual peserta didik SMA. Responden dalam penelitian ini

terdiri atas 30 peserta didik yang telah ditentukan oleh guru. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data

dilakukan dengan tes dan wawancara kepada peserta didik. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini yaitu 8% peserta didik mampu memahami

masalah dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan,

43% peserta didik mampu menyusun rencana penyelesaian, 33% peserta

didik mampu menyelesaikan rencana penyelesaian dan 16% peserta didik

mampu melakukan pengecekan jawaban. Persamaan penelitian Meylia Dwi

Jayanti, Edy Bambang Irawan, dan Santi Irawati dengan penelitian ini

terletak pada metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, kemampuan

pemecahan masalah peserta didik dengan langkah-langkah kemampuan

pemecahan masalah yang digunakan yaitu langkah-langkah pemecahan


48

masalah menurut Polya dan masalah yang digunakan adalah masalah

kontekstual. Adapun, letak perbedaan pada penelitian adalah pendekatan

penelitian yang digunakan, materi serta jenjang pendidikan yang menjadi

tempat penelitian.

3. Penelitian Siti Zakiyah, Kartin Usman, dan Adelia Pratiwi Gobel (2021)

yang berjudul “Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Melalui Pembelajaran Daring pada Materi Persamaan Kuadrat” dengan

kemampuan pemecahan masalah menggunakan kemampuan pemecahan

masalah menurut Polya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada materi persamaan

kuadrat melalui pembelajaran daring. Responden dalam penelitian ini terdiri

atas 21 peserta didik dengan dengan sampel penelitian menggunakan teknik

purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Pengambilan data dilakukan dengan tes dan wawancara dengan data yang

diproleh dianalisis dalam bentuk persentase kemudian dikategorikan

berdasarkan kriteria penilaian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik termasuk dalam

kategori rendah yang ditunjukkan dengan persentase skor yang dicapai oleh

peserta didik adalah sebesar 60,89%. Persamaan penelitian Siti Zakiyah,

Kartin Usman, dan Adelia Pratiwi Gobel dengan penelitian ini terletak pada

metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, kemampuan pemecahan

masalah peserta didik dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang

digunakan yaitu langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya serta


49

teknik pemilihan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling.

Adapun, letak perbedaan pada penelitian yaitu permasalahan pada soal yang

digunakan yang berkaitan dengan masalah kontekstual yang dimana peserta

didik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan

wawasan tentang penerapan matematika untuk menyelesaikan masalah

kehidupan nyata atau objek dapat dibayangkan langsung oleh peserta didik,

materi, serta jenjang pendidikan yang menjadi tempat penelitian.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Setiap penelitian memerlukan suatu metode untuk mencapai tujuan,

sebaliknya tanpa metode yang jelas penelitian tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya. Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka metode

penelitian yang sesuai untuk digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

Menurut Sudaryono (2017) penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap

masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan

penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun

prosedur dengan peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan

perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian karena semua pihak dan

kegiatan berjalan sebagaimana mestinya (h.82). Hal ini sejalan dengan pendapat

Cooper (dalam Sudaryono, 2017) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel secara mandiri,

baik suatu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkannnya dengan variabel lain. Kemudian hal ini dipertegas dengan

pendapat Creswell (dalam Sudaryono, 2017) yang menyatakan bahwa metode

penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha untuk

menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa adanya (h.82). Adapun,

tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis

fakta yang apa adanya dengan karakteristik dari objek yang diteliti secara tepat

(Sudaryono, 2017, h.82).

50
51

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian gabungan (mixed method). Menurut Creswell (2013) pendekatan mixed

method merupakan pendekatan penelitan yang menggabungkan data kuantitatif

dan data kualitatif (h.5). Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual materi luas yang diberikan

kepada peserta didik. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara yang

dilakukan oleh peneliti dengan peserta didik yang dipilih berdasarkan kategori

yang telah ditetapkan oleh peneliti.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di SD Kartika XVII-1 Pontianak

yang beralamat di Jalan Gusti Hamzah, Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak

Kota, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Menurut Amirin (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017) subjek penelitian

adalah seseorang atau orang yang ingin diperoleh keterangan mengenai latar

penelitian yang digunakan untuk memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi mengenai latar penelitian (h.152). Selanjutnya Fitrah & Luthfiyah

menambahkan tentang peran subjek penelitian sangat strategis karena pada

dasarnya subjek penelitian digunakan sebagai data mengenai variabel

penelitian yang akan diamati (h.152). Adapun, subjek penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 6 peserta didik yang terdiri dari
52

kategori tinggi, sedang dan rendah dengan masing-masing kategori terdiri

atas 2 orang peserta didik dengan kriteria nilai tertinggi dan terendah.

2. Objek Penelitian

Menurut Fitrah & Luthfiyah (2017) objek penelitian adalah apa yang

diselidiki selama kegiatan penelitian (h.154). Objek penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah

matematis peserta didik berbasis kontekstual materi luas.

D. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak. Partisipan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu populasi dan

sampel. Menurut Fitrah & Lutfiyah (2017) populasi merupakan manusia, hewan,

tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya yang

keseluruhan individunya digeneralisasikan (h.157). Hal ini sejalan dengan

pendapat Sugiyono (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (h.157). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka

diperoleh pengertian populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan

individu berupa manusia yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti sebagai subjek penelitian. Adapun partisipan yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah 23 peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1

Pontianak.
53

Selanjutnya, untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan terperinci

peneliti menggunakan sampel. Menurut Sukmadinata (dalam Fitrah & Luthfiyah,

2017) sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata dan dapat ditarik sebuah

kesimpulan (h.157). Kemudian Hadi (dalam Fitrah & Luthfiyah, 2017)

menyatakan bahwa sampel adalah sejumlah individu yang diperoleh dari sebuah

populasi untuk mewakilinya (h.157). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas

maka pengertian sampel dalam penelitian ini adalah sekelompok kecil individu

yang diperoleh dari populasi dan ditarik sebuah kesimpulan.

Creswell (dalam Adlin, 2013) menyatakan bahwa konsep penarikan sampling

bertujuan untuk menyeleksi individu berdasarkan posisinya dalam penelitian

dengan mempertimbangkan bahwa individu tersebut memiliki informasi yang

dibutuhkan dan merupakan pusat fenomena dalam penelitian (h.52). Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling non

probability sampling. Adlin (2013) menyatakan bahwa teknik sampling non

probability sampling merupakan teknik sampling yang tepat digunakan dalam

penelitian kualitatif (h.52). Hal ini dipertegas dengan pendapat Berg (dalam

Adlin, 2013) yang menyatakan bahwa teknik non probability sampling merupakan

teknik yang cenderung digunakan dan menjadi ketentuan yang harus digunakan

dalam penelitian kualitatif (h.52). Kemudian, sejalan dengan pendapat Miles dan

Huberman (dalam Adlin, 2013) yang setuju bahwa sampel kualitatif lebih

cenderung menggunakan teknik purposive sampling dengan ketentuan hanya

memilih informan tertentu (h.52). Selanjutnya Adlin (2013) menambahkan bahwa

hal ini disebabkan karena peneliti kualitatif biasanya memfokuskan diri meneliti
54

sekelompok kecil orang yang terlibat dalam fenomena permasalahan dan

melakukan studi mendalam terhadap mereka (h.52). Berdasarkan uraian di atas,

maka dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2022) teknik purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu misalnya

informan yang paling mengetahui apa yang kita harapkan dalam penelitian (h.95-

96). Hal ini sejalan dengan pendapat Fitrah & Luthfiyah (2017) yang menyatakan

bahwa teknik purposive sampling digunakan jika peneliti memiliki pertimbangan

tertentu dalam pengambilan kriteria sampelnya (h.161). Berdasarkan pendapat

dari para ahli di atas maka teknik purposive sampling dalam penelitian ini adalah

teknik pengambilan sampel dari sebuah populasi dengan pertimbangan tertentu

sesuai dengan kebutuhan kriteria informan yang dibutuhkan dalam memberikan

data yang diharapkan dalam penelitian. Adapun, teknik purposive sampling yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pertimbangan berdasarkan hasil tes

yang diperoleh peserta didik dengan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan

masing-masing kategori terdiri atas 2 orang peserta didik dengan kriteria nilai

tertinggi dan terendah dari setiap kategori yang telah ditetapkan sehingga sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang peserta didik.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan

kegiatan penelitian di sekolah. Adapun, langkah-langkah dalam penelitian ini

terdiri atas tiga tahap yaitu sebagai berikut:


55

1. Tahap Persiapan

a) Melakukan pra riset di SD Kartika XVII-1 Pontianak.

b) Penyusunan instrumen penelitian berupa kisi-kisi tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual, soal tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual,

kunci jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual, pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual dan pedoman wawancara

berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada peserta

didik.

c) Melakukan uji validitas instrumen penelitian.

d) Melakukan revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil uji validasi.

e) Melakukan uji coba soal di SD Kartika XVII-1 Pontianak.

f) Menganalisis hasil uji coba untuk melihat reliabilitas instrumen tes

yang akan digunakan.

g) Melakukan revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba soal.

h) Mengurus perizinan untuk melaksanakan penelitian di SD Kartika

XVII-1 Pontianak.

i) Menentukan waktu penelitian dengan guru mata pelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Memberikan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis

kepada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.


56

b) Menganalisis jawaban peserta didik pada setiap nomor soal

menggunakan pedoman penskoran.

c) Menggolongkan peserta didik dalam tingkat kemampuan tinggi,

sedang dan rendah berdasarkan kategori penilaian.

d) Memilih peserta didik untuk menjadi sampel penelitian menggunakan

tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan kriteria

nilai tertinggi dan terendah dari masing-masing kategori.

e) Melakukan wawancara kepada peserta didik yang sudah terpilih.

f) Mengolah data yang telah diperoleh.

g) Melakukan analisis data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan dengan peserta didik.

3. Tahap Akhir

a) Mendeskripsikan analisis kuantitatif tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis peserta didik.

b) Mendeskripsikan analisis kualitatif wawancara kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang dilakukan

bersama peserta didik dari masing-masing kategori berdasarkan

kriteria yang telah ditentukan.

c) Melakukan pembahasan berdasarkan analisis data kualitatif.

d) Membuat kesimpulan sebagai jawaban dari masalah dalam penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Ketika akan mengumpulkan data penelitian diperlukan suatu cara atau teknik

yang tepat sehingga data yang diperoleh merupakan data yang valid, reliabel dan
57

objektif. Menurut Sugiyono (2022) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling utama dari penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data (h.104). Adapun, teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pengukuran dan wawancara.

1. Pengukuran

Menurut Nawawi (dalam Teuf, dkk, 2015) pengukuran adalah cara

pengumpulan data untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu sebagai

satuan ukur yang relevan (h.8). Selanjutnya Misbahun & Hasan (2021)

mendefinisikan bahwa pengukuran dalam penelitian adalah usaha untuk

memberikan nilai pada benda atau peristiwa menurut suatu aturan tertentu

(h.15). Kemudian Misbahun & Hasan (2021) menambahkan bahwa

pengukuran pada dasarnya merupakan penggambaran dari suatu hubungan

(h.15). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka definisi pengukuran

yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara pengumpulan data untuk

memberikan nilai pada benda berupa instrumen pengumpulan data untuk

mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu sehingga memperoleh

penggambaran dari objek yang diteliti. Pengukuran dalam penelitian

menggunakan tes sebagai instrumen pengumpulan data. Tes yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah tes yang digunakan untuk memperoleh data

kuantitatif sebagai instrumen untuk mengetahui gambaran mengenai

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.


58

2. Wawancara

Menurut Yusuf (2021) wawancara merupakan suatu kejadian atau proses

interaksi antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai sebagai

sumber informasi melalui komunikasi langsung (h.372). Selanjutnya Estenberg

(dalam Sugiyono, 2021) juga mendefinisikan wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide yang dilakukan melalui

tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan sebuah makna dalam suatu topik

tertentu (h.265). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka diperoleh

definisi wawancara adalah pertemuan dua orang antara pewawancara dan

orang yang diwawancari untuk bertukar informasi melalui komunikasi

langsung sehingga dapat memperoleh makna atau informasi yang diperlukan

dalam topik tertentu. Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

untuk memperoleh data kualitatif sebagai instrumen untuk memperkuat

jawaban peserta didik serta untuk mengetahui informasi dari peserta didik

sebagai subjek dalam penelitian ini.

Menurut Estenberg (dalam Sugiyono, 2021) beberapa macam wawancara

yaitu wawancara terstruktur, wawancara semistruktur dan wawancara tidak

terstruktur (h.266). Adapun, dalam penelitian ini menggunakan wawancara tak

terstruktur. Menurut Sugiyono (2021) wawancara tak terstruktur adalah

wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara lengkap dan sistematis untuk pengumpulan datanya (h.267). Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang


59

akan ditanyakan kepada orang yang diwawancarai (narasumber). (Sugiyono,

2021, h.267).

G. Instrumen Pengumpulan Data

Suharsimi (dalam Sudaryono, 2017) mendefinisikan instrumen pengumpulan

data sebagai alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menjadi sistematis dan lebih

mudah (h.206). Berdasarkan pengertian teknik pengumpulan data di atas maka

instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tes

Tes merupakan instrumen penelitian dengan teknik pengumpulan data

pengukuran. Menurut Sudijono (dalam Sudaryono, 2021) tes adalah alat ukur

yang dipergunakan dalam rangka untuk melakukan pengukuran dan penilaian

(h.218). Menurut Sudaryono (2017) mengartikan tes secara umum sebagai alat

yang digunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan objek ukur

terhadap seperangkat konten atau materi tertentu (h.218). Selanjutnya

Sudaryono (2017) menyatakan bahwa tes sebagai instrumen pengumpulan data

merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok (h.218). Adapun tes dalam penelitian ini

adalah alat ukur dengan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk

mengukur kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang
60

diberikan digunakan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik terhadap materi yang sudah dipelajari.

Tipe tes yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes subjektif

yaitu tes yang berbentuk uraian. Ketika menjawab tes uraian peserta didik

dituntut untuk memahami konsep materi sehingga dengan memberikan tes

uraian peneliti dapat mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual pada peserta didik. Adapun beberapa

pertimbangan peneliti menggunakan tes uraian yaitu: 1) peneliti ingin melihat

proses kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada

peserta didik, dan 2) peneliti ingin mengetahui gambaran kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta didik

sehingga peneliti mengetahui letak kesalahan dan kesulitan peserta didik dalam

mengerjakan soal pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Tes uraian kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang akan digunakan sebagai intrumen penelitian dalam penelitian ini

merupakan tes yang disusun oleh peneliti dengan mempertimbangkan arahan

dari guru kelas IV di SD Kartika XVII-1 Pontianak. Namun, sebelum soal

diberikan kepada peserta didik, terlebih dahulu peneliti menguji coba soal. Uji

coba soal dalam penelitian ini terdiri atas uji validitas, uji reliabilitas, indeks

kesukaran dan daya pembeda masing-masing butir soal yang akan

diujicobakan. Adapun, prosedur penyusunan tes adalah sebagai berikut:


61

a. Penyusunan Kisi-Kisi Soal

Sebelum membuat soal yang harus dilakukan terlebih dahulu oleh

peneliti adalah membuat kisi-kisi soal. Penyusunan kisi-kisi soal dilakukan

oleh peneliti sendiri. Penyusunan kisi-kisi soal dilampirkan pada bagian

Lampiran A2.

b. Penyusunan Butir Soal

Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis soal

dengan tes tertulis berupa uraian. Penyusunan butir soal dibuat berdasarkan

penyusunan kisi-kisi soal yang telah dikerjakan oleh peneliti sebelumnya.

Adapun, soal yang akan diberikan kepada peserta didik terdiri atas 7 soal.

Penyusunan butir soal dilampirkan pada bagian Lampiran A3.

c. Menyusun Kunci Jawaban

Setelah menulis butir soal, maka langkah selanjutnya adalah menyusun

kunci jawaban. Kunci jawaban digunakan untuk membantu peneliti dalam

mengoreksi tes yang sudah dikerjakan oleh peserta didik sehingga

memudahkan dalam proses pemeriksaan tes. Kunci jawaban yang digunakan

peneliti memuat langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual yang terdiri dari memahami masalah,

membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan

memeriksa kembali. Adapun, penyusunan kunci jawaban dilampirkan pada

bagian Lampiran A4.


62

d. Menentukan Kriteria Penskoran

Setelah menulis butir soal dan kunci jawaban, selanjutnya untuk

memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

dilakukan penskoran terhadap jawaban untuk tiap butir soal. Adapun,

pemberian skor pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual dengan

jumlah soal yang direncanakan dalam pemberian tes berjumlah 7 soal.

Adapun, penyusunan pedoman penskorang dilampirkan pada bagian

Lampiran A5. Berikut rujukan kriteria penskoran dalam mengukur

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang

mengacu kepada kriteria penskoran yang dimodifikasi dari Mawaddah &

Anisah (2015) yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1
Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Indikator Keterangan Skor
Memahami masalah Tidak menuliskan yang diketahui dan 0
ditanya
Menuliskan apa yang diketahui tanpa 1
menuliskan apa yang ditanya atau
sebaliknya
Menuliskan apa yang diketahui dan 2
ditanyakan namun kurang tepat
Menuliskan yang diketahui dan 3
ditanyakan dengan tepat
Membuat rencana Tidak membuat rencana penyelesaian 0
penyelesaian Membuat rencana penyelesaian 1
masalah dengan membuat gambar dan
menuliskan rumus bangun datar
namun belum tepat
Membuat rencana penyelesaian 2
masalah dengan membuat gambar dan
menuliskan rumus bangun datar
dengan tepat
63

Melaksanakan rencana Tidak menuliskan penyelesaian 0


penyelesaian masalah
Melaksanakan rencana penyelesaian 1
dengan menuliskan rumus namun
dalam mensubstitusikan angka kurang
tepat
Melaksanakan rencana penyelesaian 2
dengan menuliskan rumus dan tepat
dalam mensubstitusikan angka namun
jawaban kurang tepat
Melaksanakan rencana penyelesaian 3
dengan menuliskan rumus dan tepat
dalam mensubstitusikan angka serta
jawaban lengkap dan benar
Memeriksa kembali Tidak membuat kesimpulan 0
Memeriksa kembali jawaban dengan 1
membuat kesimpulan hasil
perhitungan tetapi kurang tepat
Memeriksa kembali jawaban dengan 2
membuat kesimpulan hasil
perhitungan dengan tepat
Sumber: Mawaddah & Anisah, 2015, h.170
e. Uji Validitas Isi

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat dengan tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Definisi tersebut seseuai dengan pendapat Gronlund

(dalam Sani, dkk, 2020) yang menyatakan bahwa validitas adalah

kemampuan suatu tes dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (h.288).

Selanjutnya Sani, dkk (2020) mendefinisikan bahwa validitas tes adalah

kadar ketelitian tes yang berfungsi untuk menggambarkan keadaan yang

diukur dengan tepat dan teliti (h.288). Berdasarkan definisi dari para ahli di

atas maka validitas adalah kadar kemampuan tes dalam mengukur apa yang

seharusnya diukur sehingga dapat berfungsi untuk menggambarkan keadaan

yang diukur dengan tepat dan teliti. Adapun, dalam penelitian ini

menggunakan uji validitas isi dan uji validitas butir. Setelah menulis butir
64

soal maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah uji validitas

isi.

Menurut Sani, dkk (2020) validitas isi adalah instrumen untuk mengukur

ketepatan instrumen ditinjau dari isi alat ukur (h.289). Selanjutnya Sani, dkk

(2020) menambahkan bahwa suatu instrumen tes dikatakan memiliki

validitas isi jika setiap butir instrumen dapat mewakili materi yang

diberikan (h.289). Oleh karena itu, sebuah instrumen tes harus disesuaikan

dengan kurikulum yang sedang berlaku pada saat penelitian dilakukan.

Cara memvaliditas validitas isi adalah dengan memberikan instrumen

tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang sudah dirancang

kepada dosen pembimbing untuk dikonsultasikan terlebih dahulu. Setelah

mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing maka langkah selanjutnya

adalah mendapatkan penilaian validitas isi soal oleh validator yaitu para ahli

dalam bidang studi dan bidang pengukuran. Semua validator diberikan

seperangkat instrumen untuk melakukan analisis dengan cara

membandingkan butir instrumen dengan bahan-bahan dalam penyusunan

alat ukur yaitu kisi-kisi instrumen. Semua validator diminta untuk

memeriksa setiap butir soal apakah valid atau tidak dan memberikan

komentar dan saran. Suatu instrumen tes dikatakan telah teruji validitas isi,

apabila 2 validator sudah memberikan validasi. Penelitian ini menggunakan

validator ahli dari 1) Dosen Pendidikan Matematika MIPA FKIP UNTAN

yaitu Bapak DF dan 2) Kepala SD Negeri 10 Sadaniang yang mengikuti

program Guru Penggerak yaitu Bapak IK. Adapun, hasil validasi dari
65

validator ahli 1 dan 2 dilampirkan pada bagian Lampiran A6 dan

Lampiran A7.

Berdasarkan hasil validasi dari dosen bapak DF, diperoleh hasil bahwa

dari 7 soal yang divalidasi semua soal dinyatakan layak untuk digunakan.

Saran dari bapak DF sebagai validator soal yang akan diujicobakan

sebaiknya hanya 5 soal karena mempertimbangkan subjek penelitian yaitu

peserta didik jenjang Sekolah Dasar dan jenis soal yang diberikan. Setelah

didiskusikan dengan dosen pembimbing, saran dari bapak DF diterima

dengan soal yang diujicobakan 5 soal yang terpilih yaitu soal nomor 1, 2, 4,

5 dan 7. Selanjutnya berdasarkan hasil validasi dari bapak IK diperoleh hasil

bahwa dari 7 soal yang divalidasi semua soal dinyatakan layak untuk

digunakan. Saran dari bapak IK sebagai validator yaitu memperbaiki

penggunaan kata-kata yang kurang efisien untuk dibaca oleh peserta didik

jenjang Sekolah Dasar. Selain itu, bapak IK juga memberikan saran terkait

dengan penggunaan nama dalam soal sebaiknya menggunakan nama-nama

yang sudah dikenal oleh peserta didik misalnya Udin, Lani, Beni dan lain

sebagainya. Setelah didiskusikan dengan dosen pembimbing saran dari

bapak IK diterima dengan perbaikan beberapa kata dalam soal yang sudah

diarahkan untuk direvisi dan perbaikan nama pada soal. Berdasarkan hasil

validasi validator instrumen penelitian kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual dan setelah melakukan diskusi bersama

dosen pembimbing diperoleh kesimpulan bahwa semua soal dinyatakan

layak untuk digunakan dengan ketentuan soal yang akan diujicobakan


66

adalah 5 soal. Adapun, hasil revisi instrumen dari kedua validator ahli

dilampirkan pada bagian Lampiran A8.

f. Uji Coba

Instrumen penelitian tes kemampuan pemecahan masalah matematis

yang telah valid secara isi dan bahasa maka selanjutnya tes akan

diujicobakan kepada peserta didik kelas IV SD Negeri 12 Pontianak Kota.

Tujuan uji coba adalah untuk memperoleh instrumen penelitian yang valid.

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 12

Pontianak Kota dengan jumlah peserta didik yang mengikuti uji coba soal

yaitu 19 peserta didik diperoleh hasil uji coba yang dilampirkan pada bagian

Lampiran A9.

g. Uji Validitas Butir

Setelah memberikan soal uji coba kepada peserta didik selanjutnya

melakukan uji validitas butir. Menurut Sani, dkk (2020) untuk menghitung

validitas butir tes berupa uraian (politomi) dapat digunakan rumus korelasi

product moment (Pearson) sebagai berikut:

rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)


√(n∑xi2-(∑xi)2)(n∑xt2-(∑ xt)2)
Keterangan:
rit = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total
n = banyaknya data
∑ xi = jumlah skor subjek pada butir nomor i
∑ xt = jumlah skor subjek
∑ xi xt = jumlah hasil skor subjek pada butir soal nomor i dengan skor total
subjek
67

∑ xi2 = jumlah kuadrat skor pada soal nomor i


∑ xt2 = jumlah kuadrat skor total subjek (h. 299).
Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi (r it) maka selanjutnya adalah

menafsirkan nilai koefisien korelasi menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kriteria nilai koefisien korelasi validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,60 Sedang
0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah
Sumber: Sani, 2020, h.300
Berdasarkan hasil uji validitas melalui perhitungan dengan yang telah

ditentukan pada Lampiran A10, maka diperoleh kesimpulan bahwa semua

soal dinyatakan valid dengan 3 soal kriteria validitas sangat tinggi dan 2

soal dengan kriteria validitas sedang. Berikut ini adalah hasil validasi uji

coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Tabel 3.4
Hasil validitas uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Butir Soal r hitung Keterangan Validitas
1 0,836 Sangat Tinggi
2 0,461 Sedang
3 0,867 Sangat Tinggi
4 0,898 Sangat Tinggi
5 0,583 Sedang
Sumber: Penyajian Data Lampiran A10

h. Reliabilitas

Menurut Sani, dkk (2020) reliabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan konsistensi hasil walaupun digunakan untuk mengukur

beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama (h.307). Hal ini
68

sejalan dengan pendapat Lestari & Yudhanegara (2017) yang

mendefinisikan reliabilitas merupakan keajegan atau kekonsistenan suatu

instrumen apabila diberikan pada subjek yang sama meskipun pada orang,

waktu atau tempat yang berbeda (h.206). Berdasarkan pendapat dari para

ahli di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa reliabilitas adalah ukuran

kekonsistenan instrumen untuk mengukur walaupun digunakan beberapa

kali dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Tinggi rendahnya derajat reliabilitas suatu instrumen ditentukan oleh

nilai koefisien korelasi yang dinotasikan dengan r. Lestari & Yudhanegara

(2017) menyatakan bahwa untuk mencari nilai koefisien korelasi instrumen

tes tipe subjektif dalam penelitian pendidikan dapat menggunakan rumus

Alpha Cronbach sebagai berikut:

𝑛 ∑𝑠𝑡2
𝑟 = (𝑛−1) (1 − )
𝑠𝑡2

Keterangan:
r = koefisien reliabilitas
n = banyak butir soal
∑si2 = jumlah variansi skor butir soal ke-i
st2 = variansi skor total (h.206).
Jumlah variansi skor dari tiap-tiap soal (∑si2) dapat diperoleh dengan

menjumlahkan varian dari soal ke-1 sampai ke-n dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

∑si2 = si2 + si2 + si2 … + sn2


Setelah mendapatkan jumlah varians skor dari tiap-tiap soal maka

selanjutnya adalah menghitung varians yang digunakan untuk menghitung

reliabilitas. Lestari & Yudhanegara (2017) menyatakan bahwa rumus


69

varians yang digunakan untuk menghitung reliabilitas untuk subjek n ≤ 30

adalah sebagai berikut:

𝛴𝑥𝑖 2
𝛴𝑥𝑖2 −( 𝑛 )
𝑠𝑖2 =
𝑛−1
Keterangan:
si2 = varians
(∑xi)2 = kuadrat jumlah skor yang diperoleh peserta didik
∑xi2 = jumlah kuadrat skor yang diperoleh peserta didik
n = jumlah subjek (h.207).
Adapun, tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan derajat

reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford

(dalam Lestari & Yudhanegara, 2017) sebagai berikut:

Tabel 3.3
Kriteria nilai korelasi reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat baik
0,70 ≤ r < 0,90 Baik
0,40 ≤ r < 0,70 Cukup baik
0,20 ≤ r < 0,40 Buruk
r < 0,20 Sangat buruk
Sumber: Lestari & Yudhanegara, 2017, h. 206
Berdasarkan hasil uji reliabilitas melalui perhitungan dengan rumus yang

telah ditentukan pada Lampiran A11, maka diperoleh kesimpulan bahwa

instrumen tes dinyatakan reliabel dengan kriteria baik. Berikut ini adalah

hasil reliabilitas uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual.

Tabel 3.5
Hasil reliabilitas uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Koefisien reliabilitas Keterangan Interpretasi Reliabilitas
0,7903 Baik
Sumber: Penyajian Data Lampiran A11
70

i. Indeks Kesukaran

Menurut Lestari & Yudhanegara (2017) indeks kesukaran adalah

pernyataan derajat kesukaran suatu butir soal (h.223). Suatu butir soal

dikatakan memiliki indeks kesukaran yang baik apabila butir soal tersebut

tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Lestari & Yudhanegara (2017)

menyatakan bahwa untuk menentukan indeks kesukaran instrumen tes

berupa uraian dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑋̅
IK=
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
IK = indeks kesukaran butir soal
𝑋̅ = rata-rata skor jawaban pada suatu butir soal
SMI = Skor maksimum ideal yaitu skor maksimum yang akan
diperoleh jika menjawab butir soal dengan tepat (sempurna) (h.224).
Adapun, tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks

kesukaran instrumen ditentukan berdasarkan kriteria menurut Lestari &

Yudhanegara (2017) sebagai berikut:

Tabel 3.6
Kriteria indeks kesukaran instrumen
IK Interpretasi Indeks Kesukaran
IK= 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
Sumber: Lestari & Yudhanegara, 2017, h. 224
Berdasarkan hasil uji indeks kesukaran melalui perhitungan dengan rumus

yang telah ditentukan pada Lampiran A12, maka diperoleh kesimpulan

bahwa instrumen tes 4 soal indeks kesukaran dinyatakan dengan kriteria


71

sedang dan 1 soal indeks kesukaran dinyatakan dengan kriteria terlalu sukar.

Berikut ini adalah hasil indeks kesukaran uji coba tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Tabel 3.7
Hasil indeks kesukaran uji coba tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual
Butir Soal IK Keterangan Indeks Kesukaran
1 0,53 Sedang
2 0,69 Sedang
3 0,56 Sedang
4 0,52 Sedang
5 0,073 Terlalu Sukar
Sumber: Penyajian Data Lampiran A12

j. Daya Pembeda

Menurut Lestari & Yudhanegara (2017) daya pembeda soal adalah

kemampuan butir soal dalam membedakan peserta didik yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang dan rendah (h.217). Daya pembeda soal

menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal dalam membedakan antara

peserta didik yang mampu menjawab soal dengan tepat dan peserta didik

yang tidak mampu dalam menjawab soal dengan tepat. Tinggi atau

rendahnya daya pembeda dinyatakan dengan indeks daya pembeda (DP).

Lestari & Yudhanegara (2017) menyatakan bahwa rumus yang digunakan

untuk menentukan indeks daya pembeda (DP) instrumen tes adalah sebagai

berikut:

𝑥̅ 𝐴 −𝑥̅ 𝐵
DP =
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
DP = indeks daya pembeda butir soal
Xa = rata-rata skor jawaban peserta didik kelompok atas
72

Xb = rata-rata skor jawaban peserta didik kelompok bawah


SMI = skor maksimum ideal yaitu skor maksimum yang diperoleh peserta
didik jika menjawab soal dengan tepat (h.217-218).
Adapun, untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda (DP)

menggunakan kriteria menurut Lestari & Yudhanegara (2017) sebagai

berikut:

Tabel 3.8
Kriteria daya pembeda instrumen
Nilai Interpretasi Daya Pembeda
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk
DP ≤ 0,00 Sangat buruk
Sumber: Lestari & Yudhanegara, 2017, h. 217
Berdasarkan hasil uji daya pembeda melalui perhitungan dengan rumus

yang telah ditentukan pada Lampiran A13, maka diperoleh kesimpulan

bahwa instrumen tes 2 soal daya pembeda dinyatakan dengan kriteria

sedang dan 3 soal daya pembeda dinyatakan dengan kriteria buruk. Berikut

ini adalah hasil daya pembeda uji coba tes kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual.

Tabel 3.9
Hasil daya pembeda uji coba tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual
Butir Soal DP Keterangan Indeks Kesukaran
1 0,18 Buruk
2 0,10 Buruk
3 0,27 Cukup
4 0,27 Cukup
5 0,14 Buruk
Sumber: Penyajian Data Lampiran A13

Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya

pembeda pada butir soal maka rekapitulasi hasil analisis butir soal untuk
73

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta

didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 3.10
Hasil rekapitulasi uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
Butir Validitas Reliabilitas Tingkat Daya Keterangan
Soal Kesukaran Pembeda
1 Sangat Baik Sedang Buruk Tidak
tinggi digunakan
2 Sedang Sedang Buruk Digunakan
dan direvisi
3 Sangat Sedang Cukup Digunakan
tinggi dan direvisi
4 Sangat Sedang Cukup Tidak
tinggi digunakan
5 Sedang Sedang Buruk Tidak
digunakan
Berdasarkan hasil rekapitulasi analisis uji coba tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual materi luas pada peserta didik SD

Negeri 12 Pontianak Kota, maka setelah didiskusikan bersama dosen

pembimbing diperoleh kesimpulan bahwa ada 2 soal yang akan digunakan dan

direvisi untuk dijadikan sebagai soal dalam instrumen penelitian tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual materi luas

pada peserta didik SD Kartika XVII-1 Pontianak. Adapun, tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang digunakan sebagai

instrumen penelitian dilampirkan pada bagian Lampiran A14.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini merupakan kegiatan lanjutan setelah

memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual kepada peserta didik. Wawancara yang akan dilakukan bertujuan


74

untuk memperkuat jawaban yang telah dituliskan oleh peserta didik sehingga

dapat menghindari bias pada hasil penelitian. Wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara tak

terstruktur hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan sebagai

pedoman wawancara yang akan diajukan kepada peserta didik. Pedoman

wawancara ini memuat garis besar pertanyaan mengenai kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang dimiliki oleh peserta

didik. Melalui pedoman wawancara yang tidak terstruktur peneliti dapat

memperoleh informasi secara jelas dan terperinci serta dapat mengetahui

alasan mengenai jawaban yang dituliskan oleh peserta didik saat mengerjakan

tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual. Adapun,

penyajian pedoman wawancara tak terstruktur yang digunakan dalam desain

penelitian ini dilampirkan pada bagian Lampiran A15.

Wawancara dilakukan kepada 6 peserta didik terpilih yang telah mengikuti

tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual. Peserta

didik yang terpilih merupakan peserta didik yang mewakili tiap tingkatan

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berdasarkan

kategori tinggi, sedang dan rendah. Ketentuan pemilihan peserta didik yang

terpilih untuk mengikuti wawancara dari setiap kategori tinggi, sedang dan

rendah berdasarkan kriteria nilai tertinggi dan terendah dari setiap kategori.

Adapun, untuk mencegah kecemasan dan keraguan peserta didik yang

diwawancara, sebelum melakukan wawancara peneliti menjelaskan bahwa

hasil wawancara yang digunakan ini tidak mempengaruhi penilaian peserta


75

didik di sekolah sehingga diharapkan dapat meyakinkan peserta didik agar

bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan dan penjelasan yang

sesungguhnya dan apa adanya sesuai dengan apa yang dipikirkan.

3. Alat Perekam

Alat perekam merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

merekam wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian.

Alat perekam berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan

yang dilakukan oleh peneliti dengan peserta didik sehingga memudahkan

peneliti untuk mendeskripsikan hasil wawancara dengan lebih jelas dan

mendapatkan hasil yang lebih valid. Alat perekam yang digunakan dalam

penelitian ini adalah alat perekam berupa handphone.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan mixed method digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Menurut Lestari & Yudhanegara

(2017) teknik analisis data deskriptif mixed method dilakukan dengan cara

mendeskripsikan makna yang terkandung dari perolehan nilai-nilai tersebut

(h.242). Penelitian ini menggunakan teknik analisis mixed method dengan sumber

data kuantitatif yaitu penyajian data hasil tes yang diperoleh dan sumber data

kualitatif yaitu deskripsi hasil tes yang disajikan dengan triangulasi hasil

wawancara yang dilakukan dengan subjek wawancara terpilih sehingga

memperoleh data valid yang kemudian diperoleh kesimpulan untuk menjawab

rumusan masalah. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas 2 tahap
76

yaitu analisis tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

dan analisis pedoman wawancara kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual dan alat perekam. Berdasarkan teknik analisis yang telah

disebutkan maka teknik analisis data dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai

berikut:

1. Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis

Kontekstual

Setelah pelaksanaan tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual selesai, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh

peneliti adalah mengoreksi jawaban peserta didik. Acuan yang digunakan

untuk mengoreksi jawaban yaitu menggunakan pedoman penskoran dengan

skor yang diberikan untuk setiap soal pada tes dapat dilihat pada rubrik

penskoran yang terdapat di dalam tabel pedoman penskoran. Kemudian dari

hasil tes yang sudah dikoreksi, maka selanjutnya dilakukan analisis data

berdasarkan tujuan penelitian yang diidentifikasi dengan cara khusus yaitu

untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses

analisis data tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik

berbasis kontekstual adalah sebagai berikut:

a. Pemberian skor pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual dianalisis berdasarkan pedoman penskoran.

Adapun, hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik berbasis kontekstual dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:


77

Tabel 3.11
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual
Nama Peserta Butir Butir Total
No Nilai
Didik Soal 1 Soal 2 Skor

b. Menyatakan skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik berbasis kontekstual dalam bentuk nilai untuk masing-

masing peserta didik dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = Skor yang diperoleh x 100


Skor maksimum
c. Menentukan rata-rata (mean) dan standar deviasi hasil tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual. Adapun, untuk

mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi menggunakan

rumus sebagai berikut:

1) Nilai rata-rata (mean)

𝛴𝑥𝑖
𝑥̅ =
𝑛
Keterangan:
𝑥̅ = rata-rata
𝛴𝑥𝑖 = jumlah keseluruhan nilai
𝑛 = banyak data
2) Standar deviasi

𝛴(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎=√
𝑛

Keterangan:
𝜎 = standar deviasi
𝑥 I = nilai
𝑛 = banyak data
78

d. Setelah diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasinya maka

selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan kategori

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis

kontekstual. Kategori kemampuan pemecahan masalah matematis

peserta didik berbasis kontekstual yang digunakan terdiri atas kategori

tinggi, kategori sedang dan kategori rendah. Adapun penentuan

kategori kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual dilakukan menggunakan acuan seperti tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.12
Kategori kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual
Kategori Interval
Tinggi nilai ≥ x̅ + 1 SD
Sedang x̅ – 1 SD ≤ nilai < x̅ + 1 SD
Rendah nilai ≤ x̅ - 1 SD
Sumber : Rini, dkk, 2021, h. 899-900
Keterangan
𝑥̅ = Rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual
SD = Standar deviasi
e. Setelah menentukan kategori menggunakan acuan yang telah

ditentukan, selanjutnya adalah merekap hasil pengkategorian

kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis

kontekstual dengan catatan untuk menentukan kriteria nilai tertinggi

dan nilai terendah dari masing-masing kategori. Hasil kategori dengan

kriteria yang sudah ditentukan akan digunakan untuk menentukan

peserta didik yang akan menjadi subjek wawancara kemampuan


79

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual. Adapun, rekap

hasil pengkategorian tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.13
Rekap hasil pengkategorian tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual
No. Nama Nilai Kategori Kemampuan Catatan
Peserta Pemecahan Masalah
Didik Matematis Berbasis
Kontekstual

f. Setelah merekap hasil pengkategorian tes, selanjutnya peneliti

menyajikan hasil skor yang diperoleh oleh peserta didik berdasarkan

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstuak. Adapun, hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual berdasarkan indikator akan disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.14
Rekap hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual berdasarkan indikator
Skor Kemampuan Pemecahan
Nama Masalah Matematis Berbasis Total
No Peserta Kontekstual Nilai
Skor
Didik
A B C D

Keterangan:
A = memahami masalah
B = membuat rencana penyelesaian
C = melaksanakan rencana penyelesaian
D = memeriksa kembali
80

g. Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual kemudian akan disajikan dalam bentuk hasil skor tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

berdasarkan indikator. Penyajian data hasil skor tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berbasis

kontekstual adalah sebagai berikut.

Tabel 3.15
Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual berdasarkan indikator
Nama Peserta Kategori
No Skor Nilai
Didik Kemampuan

h. Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual kemudian akan disajikan dalam bentuk deskripsi hasil

skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual berdasarkan indikator. Penyajian data hasil deskripsi

jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual berdasarkan indikator adalah sebagai berikut.

Tabel 3.16
Hasil deskripsi jawaban tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual berdasarkan indikator
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
81

2. Analisis Pedoman Wawancara Kemampuan Pemecahan Masalah

Berbasis Kontekstual dan Alat Perekam

Wawancara dilakukan kepada 6 orang peserta didik yang dipilih

berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah dengan kriteria nilai tertinggi

dan terendah dari setiap kategori yaitu 2 peserta didik kategori tinggi dengan

kriteria nilai tertinggi dan terendah, 2 peserta didik kategori sedang dengan

kriteria nilai tertinggi dan terendah dan 2 peserta didik kategori rendah

dengan kriteria nilai tertinggi dan terendah sehingga diperoleh data hasil

wawancara yang telah direkam menggunakan handphone. Selanjutnya hasil

rekaman yang telah diperoleh ditranskipkan dalam bentuk tulisan yang lebih

baku untuk mempermudah pengolahan data dan kemudian dikodekan sesuai

dengan huruf awal dari nama lengkap peserta didik. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk memudahkan peneliti dalam menempatkan data dalam kerangka

pembahasan hasil penelitian. Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes yang diperoleh oleh peserta

didik dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik mengenai

jawaban yang dituliskan pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis

data adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan Data

Tahap mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti terlebih

dahulu mengkonfirmasikan kepada peserta didik yang akan diwawancarai.

Adapun, kategori peserta didik ini terdiri dari 2 peserta didik dengan
82

kategori tinggi, 2 kategori peserta didik dengan kategori sedang dan 2

kategori peserta didik dengan kategori rendah. Semua kategori peserta

didik ditanya kesediaannya untuk melakukan wawancara. Setelah peserta

didik sudah bersedia untuk melakukan wawancara, maka selanjutnya

peneliti akan melakukan wawancara kepada peserta didik. Wawancara

yang dilakukan dengan peserta didik direkam menggunakan alat perekam

berupa handphone. Hasil wawancara kemudian ditranskipkan dalam

bentuk tulisan sehingga diperoleh data yang lebih baku dan mempermudah

peneliti dalam melakukan langkah penelitian selanjutnya.

b. Reduksi Data

Setelah peneliti mengumpulkan data dalam bentuk tulisan, maka

selanjutnya data yang telah dikumpulkan direduksi dengan cara

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting serta membuang data yang tidak diperlukan. Data yang direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan relevan dengan data yang

diperlukan dalam penelitian. Selain itu, data yang telah direduksi juga

dapat membantu peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencari apabila diperlukan.

c. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyajian

data dalam bentuk pengklarifikasian identifikasi data berdasarkan

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang dipenuhi peserta didik dalam menyelesaikan soal. Jika peserta didik
83

menuliskan jawaban maka selanjutnya akan diklasifikasikan kembali

apakah peserta didik memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual berdasarkan respon peserta didik pada saat

melakukan wawancara dengan yang dituliskan pada lembar jawaban. Jika

peserta didik menuliskan jawaban dengan benar tetapi berdasarkan respon

pada saat wawancara tidak demikian maka peserta didik tidak memenuhi

indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

d. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian

data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat kesimpulan

yang dikemukakan beserta dengan bukti-bukti yang valid, sehingga

kesimpulan yang dikemukakan merupakan temuan baru dan dapat

dijadikan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.

Adapun, penarikan kesimpulan pada penelitian ini adalah dengan

menganalisis hasil tes dan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta

didik sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.


84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah dan wawancara yang telah dilakukan

oleh peneliti di sekolah, maka selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data

kemudian data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian ini. Berikut adalah sub yang akan dibahas

dalam penelitian ini terdiri atas hasil penelitian dan pembahasan.

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis

Kontekstual

Setelah memperoleh hasil tes yang sudah diujicobakan di SD Negeri 12

Pontianak Kota, selanjutnya peneliti akan memberikan instrumen penelitian tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual kepada

peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak. Instrumen tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual terdiri atas 2

soal uraian yang sudah direvisi sebelumnya. Pelaksanaan penelitian dimulai

pada Rabu, 13 April 2023 dengan jadwal penelitian yaitu memberikan

instrumen tes kepada peserta didik. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti

menjelaskan kepada peserta didik bahwa tes yang dikerjakan merupakan tes

yang digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data penelitian

sehingga nilai yang diperoleh tidak mempengaruhi penilaian kognitif peserta

didik di sekolah. Setelah memberikan penjelasan kepada peserta didik,


85

selanjutnya peneliti memberikan instrumen tes kepada peserta didik. Peserta

didik yang menjadi subjek dalam penelitian ini terdiri atas 19 peserta didik

dengan waktu yang diberikan kepada peserta didik untuk mengerjakan

instrumen tes yaitu 1x60 menit dengan tambahan waktu 1x60 menit karena

peserta didik belum banyak yang menyelesaikan soal yang diberikan oleh

peneliti. Setelah selesai mengerjakan tes yang diberikan, selanjutnya peserta

didik mengumpulkan tes kepada peneliti. Berikut ini adalah hasil tes

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta

didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

Tabel 4.1
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual
pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
Butir Soal Butir Soal Total
No Nama Peserta Didik 1 2 Skor Nilai
1 MAA 10 10 20 100
2 DSA 10 7 17 85
3 NMU 8 8 16 80
4 MFSE 8 8 16 80
5 TVI 9 7 16 80
6 ONT 8 7 15 75
7 AS 8 7 15 75
8 AA 8 6 14 70
9 MA 7 2 9 45
10 MA 7 1 8 40
11 KA 4 2 6 30
12 MRA 6 0 6 30
13 NMZ 5 0 5 25
14 MR 4 1 5 25
15 RGD 4 0 4 20
16 A 2 1 3 15
17 MQSM 0 1 1 5
18 ANA 1 0 1 5
19 AHS 0 0 0 0
86

Berdasarkan data skor hasil tes yang telah diperoleh oleh peserta didik,

diperoleh informasi bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis peserta

didik pada masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual, maka diperoleh rata-rata dan standar

deviasi dengan hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.2
Hasil perhitungan rata-rata (𝑥̅ ) dan standar deviasi (SD) tes kemampuan
pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual
Kriteria Hasil Perhitungan
x̅ 46,5789
SD 31,3743
x̅ +1 SD 77,9532
x̅ -1 SD 15,2046
Sumber: Penyajian Data Lampiran A16

Setelah diketahui rata-rata (x̅) dan standar deviasi (SD) tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual, maka berikut ini hasil dari

kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual.

Tabel 4.3
Kategori nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis
kontekstual
Kategori Hasil Perhitungan
Tinggi nilai ≥ 77,9
Sedang 15,2 ≤ nilai < 77,9
Rendah nilai ≤ 15,2

Setelah memperoleh kategori nilai tes kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual, selanjutnya berikut akan disajikan rekapitulasi

hasil pengkategorian tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual.
87

Tabel 4.4
Rekapitulasi hasil pengkategorian tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual
Kategori Kemampuan
Nama
Pemecahan Masalah
No Peserta Nilai Catatan
Matematis Berbasis
Didik
Kontekstual
1 MAA 100 Tinggi Kriteria nilai tertinggi
2 DSA 85 Tinggi
3 MFSE 80 Tinggi
4 NMU 80 Tinggi
5 TVI 80 Tinggi Kriteria nilai terendah
6 ONT 75 Sedang Kriteria nilai tertinggi
7 AS 75 Sedang
8 AA 70 Sedang
9 MA 50 Sedang
10 MA 40 Sedang
11 KAB 35 Sedang
12 MRA 30 Sedang
13 NMZ 25 Sedang
14 MR 25 Sedang
15 RGD 20 Sedang Kriteria nilai terendah
16 A 15 Rendah Kriteria nilai tertinggi
17 ANA 5 Rendah
18 MQSM 5 Rendah
19 AHS 0 Rendah Kriteria nilai terendah

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, berikut ini dipaparkan diagram batang hasil

pengkategorian kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak


88

Kategori Kemampuan Hasil Tes Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematis Berbasis Kontekstual
12
10
Jumlah Peserta Didik

10

6 5
4
4

0
Tinggi Sedang Rendah
Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.1 Kategori hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis


berbasis kontekstual peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.

2. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan

Indikator

Setelah mengetahui kategori kemampuan hasil tes, selanjutnya berikut ini

disajikan data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual berdasarkan indikator yaitu memahami masalah, membuat rencana

penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali.

Tabel 4.5
Hasil skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual
berdasarkan indikator
Skor Kemampuan Pemecahan
Nama Peserta Masalah Matematis Berbasis Total
No Kontekstual Nilai
Didik Skor
A B C D
1 MAA 6 4 6 4 20 100
2 DSA 6 3 5 3 17 85
3 NMU 6 4 4 2 16 80
4 MFSE 6 4 4 2 16 80
5 TVI 5 4 4 3 16 80
6 ONT 5 4 4 2 15 75
89

7 AS 5 4 4 2 15 75
8 AA 5 3 4 2 14 70
9 MA 5 1 3 0 9 45
10 MA 3 3 2 0 8 40
11 KAB 2 2 0 2 6 30
12 MRA 3 1 2 0 6 30
13 NMZ 1 1 2 1 5 25
14 MR 3 2 0 0 5 25
15 RGD 1 1 1 1 4 20
16 A 0 2 1 0 3 15
17 MQSM 0 0 0 1 1 5
18 ANA 0 1 0 0 1 5
19 AHS 0 0 0 0 0 0
Jumlah 62 44 46 25 177 885
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, berikut ini disajikan data diagram batang hasil

tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

berdasarkan indikator.

Hasil Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator
70 62
Jumlah Peserta Didik

60
50 44 46
40
30 25
20
10
0
Memahami Membuat Rencana Melaksanakan Memeriksa
Masalah Penyelesaian Rencana Kembali
Penyelesaian
Hasil Skor Berdasarkan Indikator Kemampuan

Gambar 4.2 Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis


kontekstual berdasarkan indikator pada peserta didik kelas IV SD Kartika
XVII-1 Pontianak.
90

Selanjutnya, pada bagian ini akan disajikan data hasil pengkategorian peserta

didik pada masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual, yaitu sebagai berikut:

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang pertama dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil pengkategorian skor tes

yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami

masalah berbasis kontesktual.

Tabel 4.6
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan memahami masalah matematis
berbasis kontekstual
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 6 100 Tinggi
2 DSA 6 100 Tinggi
3 NMU 6 100 Tinggi
4 MFSE 6 100 Tinggi
5 AS 5 83,3 Sedang
6 TVI 5 83,3 Sedang
7 ONT 5 83,3 Sedang
8 AA 5 83,3 Sedang
9 MA 5 83,3 Sedang
10 MA 3 50 Sedang
11 MRA 3 50 Sedang
12 MR 3 50 Sedang
13 KA 2 33,3 Sedang
14 NMZ 1 16,7 Sedang
15 RGD 1 16,7 Sedang
16 A 0 0 Rendah
17 MQSM 0 0 Rendah
18 ANA 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah
91

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk

diagram batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual.

Kategori Kemampuan Memahami Masalah


Berbasis Kontekstual
12 11
Jumlah Peserta Didik

10

6
4 4
4

0
Tinggi Sedang Rendah
Tingkatan Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.3 Kategori kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual


peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang kedua dalam penelitian ini adalah kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil

pengkategorian skor tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.7
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan membuat rencana penyelesaian
berbasis kontekstual.
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 4 100 Tinggi
2 NMU 4 100 Tinggi
3 MFSE 4 100 Tinggi
4 TVI 4 100 Tinggi
92

5 ONT 4 100 Tinggi


6 AS 4 100 Tinggi
7 DSA 3 75 Sedang
8 AA 3 75 Sedang
9 MA 3 75 Sedang
10 KA 2 50 Sedang
11 MR 2 50 Sedang
12 A 2 50 Sedang
13 MA 1 25 Sedang
14 MRA 1 25 Sedang
15 NMZ 1 25 Sedang
16 RGD 1 25 Sedang
17 ANA 1 25 Sedang
18 MQSM 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk

diagram batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual.

Kategori Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian


Berbasis Kontekstual
12 11
Jumlah Peserta Didik

10

8
6
6

4
2
2

0
Tinggi Sedang Rendah
Tingkatan Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.4 Kategori kemampuan membuat rencana berbasis kontekstual


peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
93

c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang ketiga dalam penelitian ini adalah kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil

pengkategorian tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.8
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual.
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 6 100 Tinggi
2 DSA 5 83,3 Tinggi
3 NMU 4 66,7 Sedang
4 MFSE 4 66,7 Sedang
5 TVI 4 66,7 Sedang
6 ONT 4 66,7 Sedang
7 AS 4 66,7 Sedang
8 AA 4 66,7 Sedang
9 MA 3 50 Sedang
10 MA 2 33,3 Sedang
11 MRA 2 33,3 Sedang
12 NMZ 2 33,3 Sedang
13 RGD 1 16,7 Sedang
14 A 1 16,7 Sedang
15 KA 0 0 Rendah
16 MR 0 0 Rendah
17 MQSM 0 0 Rendah
18 ANA 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk

diagram batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual.


94

Kategori Kemampuan Melaksanakan Rencana


Penyelesaian Berbasis Kontekstual
14
12
Jumlah Peserta Didik
12
10
8
6 5
4
2
2
0
Tinggi Sedang Rendah
Tingkatan Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.5 Kategori kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian


berbasis kontekstual peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang keempat dalam penelitian ini adalah kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil pengkstegorian skor tes

yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontesktual.

Tabel 4.9
Hasil pengkategorian skor tes kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual.
No Nama Peserta Didik Skor Nilai Kategori Kemampuan
1 MAA 4 100 Tinggi
2 DSA 3 75 Tinggi
3 TVI 3 75 Tinggi
4 NMU 2 50 Sedang
5 MFSE 2 50 Sedang
6 ONT 2 50 Sedang
7 AS 2 50 Sedang
8 AA 2 50 Sedang
9 KA 2 50 Sedang
95

10 NMZ 1 25 Sedang
11 RGD 1 25 Sedang
12 MQSM 1 25 Sedang
13 MA 0 0 Rendah
14 MA 0 0 Rendah
15 MRA 0 0 Rendah
16 MR 0 0 Rendah
17 A 0 0 Rendah
18 ANA 0 0 Rendah
19 AHS 0 0 Rendah
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, berikut ini disajikan data dalam bentuk

diagram batang kategori kemampuan peserta didik berdasarkan indikator

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual.

Kategori Kemampuan Memeriksa Kembali


Berbasis Kontekstual
10 9
Jumlah Peserta Didik

9
8 7
7
6
5
4 3
3
2
1
0
Tinggi Sedang Rendah
Kategori Kemampuan Peserta Didik

Gambar 4.6 Kategori kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual


peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak.
3. Hasil Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator

Berdasarkan hasil analisis jawaban peserta ddik, diperoleh informasi bahwa

terdapat jawaban yang memiliki tingkat penilaian yang berbeda-beda. Oleh

karena itu berikut ini akan disajikan data hasil jawaban tes kemampuan
96

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berdasarkan indikator

memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana

penyelesaian dan memeriksa kembali.

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang pertama dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban tes yang

diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami masalah

berbasis kontesktual.

Tabel 4.10
Hasil deskripsi jawaban tes kemampuan memahami masalah berbasis
kontekstual.
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
Nomor MAA, DSA, Diketahui: Panjang sisi uang kertas= 3
1 NMU, MFSE, 19 cm dan lebar sisi uang kertas= 8
AS, TVI, ONT, cm
AA, MA, MA, Ditanya: Berapa luas uang kertas
MRA, MR. tersebut?

KA Diketahui: Panjang sisi uang kertas= 2


19 cm dan lebar sisi uang kertas= 8
cm.
Berapa luas uang kertas tersebut?
NMZ, RGD Diketahui: Panjang sisi uang kertas= 1
19 cm dan lebar sisi uang kertas- 8
cm
- Ditanya: Berapa luas uang kertas
tersebut?
A, MQSM, AHS Menuliskan jawaban tapi tidak sesuai 0
ANA Tidak menuliskan jawaban
Nomor MAA, DSA, Diketahui: Ukuran sisi ubin 3
2 NMU, MFSE. lantai=35cm
Ditanya: Berapa luas ubin lantai
tersebut?
97

AS, TVI, ONT, Diketahui: Ukuran ubin 2


AA, MA. lantai/panjang/luas=35cm
Ditanya: Berapa luas ubin lantai
tersebut?
- Diketahui: Ukuran sisi ubin 1
lantai=35cm
- Ditanya: Berapa luas ubin lantai
tersebut?
MA, MR, KAB, Menuliskan jawaban tapi salah 0
A, MQSM.
MRA, NMA, Tidak menuliskan jawaban
RGD, ANA,
AHS.

b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang kedua dalam penelitian ini adalah kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban

tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.11
Hasil deskripsi jawaban tes indikator kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual.

Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor


Soal Didik
Nomor MAA, NMU, Uang yang diukur Edo berbentuk 2
1 MFSE, TVI, bangun datar persegi panjang.
ONT, AS, DSA, Gambar ukuran bangun datar persegi
AA, MA. panjang tersebut adalah sebagai
berikut.

8 cm

19 cm
Luas persegi panjang = panjang x
lebar
98

KA, MR, A, Uang yang diukur Edo berbentuk 1


NMZ, RGD, bangun datar persegi panjang.
ANA. Gambar ukuran bangun datar persegi
panjang tersebut adalah sebagai
berikut.

8 cm

19 cm
MA, MRA. Luas persegi panjang = panjang x
lebar
MQSM, AHS. Menuliskan jawaban tapi salah 0
- Tidak menuliskan jawaban
Nomor MAA, NMU, Ubin lantai yang diukur Lani 2
2 MFSE, TVI, berbentuk bangun datar persegi.
ONT, AS. Gambar ukuran bangun datar persegi
tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

Luas persegi panjang = sisi x sisi


MA, KA, MR. Ubin lantai yang diukur Lani 1
berbentuk bangun datar persegi.
Gambar ukuran bangun datar persegi
tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

DSA, AA, A. Luas persegi panjang = sisi x sisi


MQSM, AHS. Tidak menuliskan jawaban 0
MA, MRA, Tidak menuliskan jawaban
NMZ, RGD,
ANA
99

c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang ketiga dalam penelitian ini adalah kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban

tes yang diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontesktual.

Tabel 4.12
Hasil deskripsi jawaban tes kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual.
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
Nomor MAA, DSA dan Luas uang berbentuk persegi 3
1 MA. panjang= panjang x lebar
= 19 x 8
= 152 cm2
NMU, MFSE, Luas uang berbentuk persegi 2
TVI, ONT, AS, panjang= panjang x lebar
AA = 19 x 8
= 152 cm
MA, MRA, NMZ Luas uang berbentuk persegi
panjang= panjang x lebar
= 19 x 8
Luas uang berbentuk persegi
panjang= panjang x lebar
= 152 cm2
A Luas uang berbentuk persegi 1
panjang= panjang x lebar
RGD Luas uang berbentuk persegi
panjang= 19 x 8
KAB, MR, Menuliskan jawaban namun salah 0
AHS Menuliskan jawaban tapi salah
MQSM, ANA. Tidak menuliskan jawaban
100

Nomor MAA Luas ubin berbentuk persegi 3


2 = sisi x sisi
= 35 x 35
= 1225cm2
MFSE, TVI, Luas ubin berbentuk persegi 2
ONT. = sisi x sisi
= 35 x 35
= 1225cm
AS, AA. Luas ubin berbentuk persegi
= sisi x sisi
= 35 x 35
= 1225
DSA Luas ubin berbentuk persegi
= sisi x sisi
= 35 x 35
NMU Luas ubin berbentuk persegi
= sisi x sisi
= 1225 cm2
- Luas ubin berbentuk persegi 1
= sisi x sisi
- Luas ubin berbentuk persegi
= 35 x 35
MA, MA, A, Menuliskan jawaban namun salah 0
KAB, MR,
MQSM, AHS.
MRA, NMZ, Tidak menuliskan jawaban
RGD, ANA.

d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual

yang keempat dalam penelitian ini adalah kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual. Berikut ini disajikan data hasil jawaban tes yang

diperoleh oleh peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontesktual.
101

Tabel 4.13
Hasil deskripsi jawaban tes kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual.
Butir Nama Peserta Deskripsi Jawaban Skor
Soal Didik
Nomor MAA, DSA, Iya, sudah benar. 2
1 TVI. Jadi luas uang yang diukur Edo
adalah 152 cm2.

MFSE, AS Iya, sudah benar. 1


Jadi luas uang yang diukur Edo
adalah 152 cm.
KAB, NMZ, Iya, sudah benar
RGD.
NMU, ONT, AA Jadi luas uang yang diukur Edo
adalah 152 cm2.
MQSM, MA, A, Menuliskan jawaban namun salah 0
AHS.
MA, MRA, MR, Tidak menuliskan jawaban
ANA.
Nomor MAA Iya, sudah benar. 2
2 Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225 cm2.
- Iya, sudah benar. 1
Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225 cm.
TVI, MFSE, AS, Iya, sudah benar.
AA. Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225.
DSA, KAB, Iya, sudah benar.
MQSM
NMU, ONT. Jadi luas ubin yang diukur Lani
adalah 1225 cm2.
MA, MR, A, Menuliskan jawaban namun salah 0
AHS.
NMZ, RGD, Tidak menuliskan jawaban
MA, MRA, ANA
102

4. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematisyang sudah

disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor tes kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual yang diperoleh peserta

didik.

Tabel 4.14
Skor tes kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual
peserta didik.
No Nama Peserta Didik Butir Soal 1 Butir Soal 2 Rata-rata
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 70 85
3 NMU 80 80 80
4 MFSE 80 80 80
5 TVI 90 70 80
6 ONT 80 70 75
7 AS 80 70 75
8 AA 80 60 70
9 MA 70 20 45
10 MA 70 10 40
11 KA 40 20 30
12 MRA 60 0 30
13 NMZ 50 0 25
14 MR 40 10 25
15 RGD 40 0 20
16 A 20 10 15
17 MQSM 0 10 5
18 ANA 10 0 5
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan pada tabel 4.14, dapat dilihat

peserta didik yang memiliki kemampuan pemecahan masalah berbasis

kontekstual dengan kategori tertentu dari soal pemecahan masalah yang


103

diperoleh oleh peserta didik. Berikut akan disajikan data tingkatan kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual peserta didik.

Tabel 4.15
Tingkatan kemampuan pemecahan masalah berbasis kontekstual peserta didik.
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Kategori Skala Peserta 1 2 Rata-rata
Didik
Tinggi Nilai ≥ 77,9 5 8 3 5,5
Sedang 15,2 ≤ nilai < 77,9 10 8 7 7,5
Rendah Nilai ≤ 15,2 4 3 9 6

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan pemecahan

masalah berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa tingkat

kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dengan

jumlah peserta didik yaitu 10 orang kemudian pada kategori tinggi dengan

jumlah peserta didik sama yaitu 5 orang dan kategori rendah dengan jumlah

peserta didik sama yaitu 4 orang. Selanjutnya, pada kemampuan pemecahan

masalah berbasis kontekstual berdasarkan butir soal yaitu skor yang diperoleh

oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh informasi bahwa tingkat

kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dengan rata-

rata skor yang diperoleh yaitu 7,5 kemudian kategori rendah dengan rata-rata

skor yang diperoleh yaitu 6 dan kategori tinggi dengan rata-rata skor yang

diperoleh yaitu 5,5.

5. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual


104

yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor yang

diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami berbasis

kontekstual.

Tabel 4.16
Skor peserta didik pada indikator kemampuan memahami masalah berbasis
kontekstual.
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 100 100
3 NMU 100 100 100
4 MFSE 100 100 100
5 AS 100 66,7 83,35
6 TVI 100 66,7 83,35
7 ONT 100 66,7 83,35
8 AA 100 66,7 83,35
9 MA 100 66,7 83,35
10 MA 100 0 50
11 MRA 100 0 50
12 MR 100 0 50
13 KA 66,7 0 33,35
14 NMZ 33,3 0 16,65
15 RGD 33,3 0 16,65
16 A 0 0 0
17 MQSM 0 0 0
18 ANA 0 0 0
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan pada tabel 4.16, dapat dilihat

peserta didik yang memiliki kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual dengan kategori tertentu dari soal pemecahan masalah yang

diperoleh oleh peserta didik. Berikut akan disajikan data tingkat

kemampuan memahami masalah matematis berbasis kontekstual peserta

didik.
105

Tabel 4.17
Tingkatan kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual peserta
didik.
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 92,5 4 12 4 8
Sedang 16,2 ≤ nilai < 92,5 11 3 5 4
Rendah Nilai ≤ 16,2 4 4 10 7

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan memahami

masalah berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa tingkat

kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dengan

jumlah peserta didik yaitu 11 orang kemudian pada kategori tinggi dan

rendah dengan jumlah peserta didik sama yaitu 4 orang. Selanjutnya, pada

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual berdasarkan butir soal

yaitu skor yang diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh

informasi bahwa tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada

kategori tinggi dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 8 kemudian

kategori sedang dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 4 dan kategori

rendah dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7.

b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor

yang diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan memahami

berbasis kontekstual.
106

Tabel 4.18
Skor peserta didik pada indikator kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual.
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 NMU 100 100 100
3 MFSE 100 100 100
4 TVI 100 100 100
5 ONT 100 100 100
6 AS 100 100 100
7 DSA 100 50 75
8 AA 100 50 75
9 MA 100 50 75
10 KA 50 50 50
11 MR 50 50 50
12 A 50 50 50
13 MA 50 0 25
14 MRA 50 0 25
15 NMZ 50 0 25
16 RGD 50 0 25
17 ANA 50 0 25
18 MQSM 0 0 0
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan pada tabel 4.18, dapat dilihat

peserta didik yang memiliki kemampuan membuat rencana penyelesaian

berbasis kontekstual dengan kategori tertentu dari soal pemecahan masalah

yang diperoleh oleh peserta didik. Berikut akan disajikan data tingkat

kemampuan membuat rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual

peserta didik.
107

Tabel 4.19
Tingkat kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual
peserta didik.
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 93,2 6 9 6 7,5
Sedang 22,4 ≤ nilai < 93,2 11 8 6 7
Rendah Nilai ≤ 22,4 2 2 7 4,5

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa

tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang

dengan jumlah peserta didik yaitu 11 orang kemudian pada kategori tinggi

dengan jumlah peserta didik yaitu 6 orang dan kategori rendah dengan

jumlah peserta didik yaitu 2 orang. Selanjutnya, pada kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual berdasarkan butir soal yaitu skor

yang diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh informasi

bahwa tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori

tinggi dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7,5 kemudian kategori

sedang dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 7 dan kategori rendah

dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 4,5.

c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor

yang diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual.


108

Tabel 4.20
Skor peserta didik pada indikator kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual.
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 66,7 83,35
3 NMU 66,7 66,7 66,7
4 MFSE 66,7 66,7 66,7
5 TVI 66,7 66,7 66,7
6 ONT 66,7 66,7 66,7
7 AS 66,7 66,7 66,7
8 AA 66,7 66,7 66,7
9 MA 100 0 50
10 MA 66,7 0 33,35
11 MRA 66,7 0 33,35
12 NMZ 66,7 0 33,35
13 RGD 33,3 0 16,65
14 A 33,3 0 16,65
15 KA 0 0 0
16 MR 0 0 0
17 MQSM 0 0 0
18 ANA 0 0 0
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan pada tabel 4.20, dapat dilihat

peserta didik yang memiliki kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual dengan kategori tertentu dari soal

pemecahan masalah yang diperoleh oleh peserta didik. Berikut akan

disajikan data tingkat kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian

matematis berbasis kontekstual peserta didik.


109

Tabel 4.21
Tingkatan kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis
kontekstual peserta didik.
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 72 2 3 1 2
Sedang 8,6 ≤ nilai < 72 12 11 7 9
Rendah Nilai ≤ 8,6 5 5 11 8

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa

tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang

dengan jumlah peserta didik yaitu 11 orang kemudian pada kategori rendah

dengan jumlah peserta didik yaitu 5 orang dan kategori tinggi dengan

jumlah peserta didik yaitu 3 orang. Selanjutnya, pada kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual berdasarkan butir

soal yaitu skor yang diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh

informasi bahwa tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada

kategori sedang dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 9 kemudian

kategori rendah dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 8 dan kategori

tinggi dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 2.

d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis

berdasarkan indikator kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual

yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini disajikan data skor yang

diperoleh peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual.
110

Tabel 4.22
Skor peserta didik pada indikator kemampuan memeriksa kembali berbasis
kontekstual.
Skor Butir Soal
No Nama Peserta Didik Rata-rata
1 2
1 MAA 100 100 100
2 DSA 100 50 75
3 TVI 100 50 75
4 NMU 50 50 50
5 MFSE 50 50 50
6 ONT 50 50 50
7 AS 50 50 50
8 AA 50 50 50
9 KA 50 50 50
10 NMZ 50 0 25
11 RGD 50 0 25
12 MQSM 0 50 25
13 MA 0 0 0
14 MA 0 0 0
15 MRA 0 0 0
16 MR 0 0 0
17 A 0 0 0
18 ANA 0 0 0
19 AHS 0 0 0

Berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan pada tabel 4.22, dapat dilihat

peserta didik yang memiliki kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual dengan kategori tertentu dari soal

pemecahan masalah yang diperoleh oleh peserta didik. Berikut akan

disajikan data tingkat kemampuan memeriksa kembali matematis berbasis

kontekstual peserta didik.


111

Tabel 4.23
Tingkatan kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual peserta
didik.
Kriteria Penilaian Jumlah Butir Soal
Rata-rata
Kategori Skala Peserta Didik 1 2
Tinggi Nilai ≥ 63,2 3 3 1 2
Sedang 2,4 ≤ nilai < 63,2 9 8 9 8,5
Rendah Nilai ≤ 2,4 7 8 9 8,5

Berdasarkan data yang telah disajikan indikator kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual, dapat diperoleh infomasi bahwa tingkat

kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori sedang dengan

jumlah peserta didik yaitu 9 orang kemudian pada kategori rendah dengan

jumlah peserta didik yaitu 7 orang dan kategori tinggi dengan jumlah

peserta didik yaitu 3 orang. Selanjutnya, pada kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual berdasarkan butir soal yaitu skor

yang diperoleh oleh peserta didik perbutir soal tes diperoleh informasi

bahwa tingkat kemampuan peserta didik mayoritas berada pada kategori

sedang dan rendah dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 8,5 kemudian

kategori tinggi dengan rata-rata skor yang diperoleh yaitu 2.

6. Deskripsi Hasil Tes dan Wawancara Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Berbasis Kontekstual Berdasarkan Indikator

a. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.7 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek MAA butir soal 1.
112

Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek

MAA pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu panjang = 19 lebar = 8 dan ditanyakan dari

soal yaitu luas. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal

nomor 1 merupakan soal yang mudah, hal ini dibuktikan dengan

subjek yang dapat menyatakan dengan benar arahan dari pertanyaan

apa yang diketahui yaitu panjang 19 cm lebar 8 cm dan ditanyakan

dari soal yaitu luas. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek MAA.

Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya


mudah, sedang atau susah?
MAA : Mudah
Peneliti : Pada soal nomor 1, bisa Kayiz ceritakan maksud soalnya
tentang apa?
MAA : Tentang yang diketahuinya
Peneliti : Ada ukuran apa disitu?
MAA : Ada ukuran panjangnya 9 cm
Peneliti : 9 cm atau 19 cm?
MAA : 19 cm
Peneliti : Terus?
MAA : Lebarnya 8 cm, yang ditanyakan kan disini sudah
diceritanya sudah diberi tahu itu luasnya. Jadi dapat
dimengerti.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.8 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek MAA butir soal 2.
113

Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek

MAA pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu sisi = 35 cm dan ditanyakan dari soal yaitu

luas. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal 2

merupakan soal yang susah namun demikiran subjek masih bisa

menjawab dengan benar arahan dari pertanyaan apa yang diketahui

yaitu sisinya 35 cm dan ditanyakan dari soal yaitu luas. Berikut

kutipan wawancara kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual untuk subjek MAA.

Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya


mudah, sedang atau susah?
MAA : Susah
Peneliti : Sekarang apakah Kayiz dapat menyebutkan kembali apa
yang Kayiz ketahui dari soal itu?
MAA : Sisinya 35 cm
Peneliti : Kalau apa yang ditanyakan dari soal tersebut?
MAA : Luas

2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.9 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek TVI butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek
114

TVI pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu panjang sisi uang kertas = 19 cm lebar

sisinya = 8 cm dan ditanyakan dari soal yaitu menghitung luas. Hasil

tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti

dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal 1 merupakan soal

yang sedang namun demikiran subjek masih bisa menjawab dengan

benar arahan dari pertanyaan apa yang diketahui yaitu panjang sisi

uang kertas 19 cm dan lebar sisinya 8 cm dan ditanyakan dari soal

yaitu menghitung luas. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek TVI.

Peneliti : Setelah membaca soalnya nih menurut Tisya sebelum


mengerjakan soalnya mudah, sedang atau susah?
TVI : Sedang
Peneliti : Sekarang coba Tisya sebutkan apa yang Tisya ketahui
dari soal tersebut?
TVI : Nomor 1 panjang sisi uang kertas.
Peneliti : Berapa?
TVI : 19 cm dan lebar sisinya 8 cm
Peneliti : Apa yang ditanyakan dari soal tadi?
TVI : Menghitung luas
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.10 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek TVI butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini dibuktikan dengan

subjek TVI pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu ubin lantai berukuran = 35 cm dan


115

ditanyakan dari soal yaitu menghitung luas. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 2 merupakan soal yang sedang, hal ini

dibuktikan subjek yang masih belum tepat menjawab arahan dari

pertanyaan apa yang diketahui yaitu ubin lantai berukuran 35 cm dan

menjawab dengan benar arahan dari apa yang ditanyakan dari soal

yaitu menghitung luas ubin lantai. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek

TVI.

Peneliti : Setelah membacanya menurut Tisa apakah soalnya masuk


kategori mudah, sedang atau susah?
TVI : Sedang sama seperti tadi
Peneliti : …Bisa Tisya ceritakan ke kakak maksud dari soalnya
bagaimana?
TVI : Bisa, bisa.
Peneliti : Iya coba.
TVI : Soalnya itu menghitung luas ubin lantai
Peneliti : … Sekarang Tisya bisa tidak menyebutkan apa yang Tisya
ketahui dari soal yang ada pada nomor 2 ini?
TVI : Hm tahu
Peneliti : Coba Tisya sebutkan?
TVI : Ubin lantai berukuran 35 cm.
3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.11 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek ONT butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek
116

ONT pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu panjang = 19 cm lebar = 8 cm dan

ditanyakan dari soal yaitu luas?. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 1 merupakan soal yang mudah, hal ini

dibuktikan dengan subjek bisa menjawab dengan benar arahan dari

pertanyaan apa yang diketahui yaitu panjangnya 19 cm dan lebarnya 8

cm dan ditanyakan dari soal yaitu luas. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek

ONT.

Peneliti : Setelah membaca soalnya menurut Olivia ini soalnya


gimana mudah, sedang atau susah?
ONT : mudah
Peneliti : … Olivia bisa tidak menyebutkan kembali apa yang
diketahui dari soal tersebut?
ONT : Diketahui dari soal itu panjangnya 19 cm dan lebarnya 8
cm
Peneliti : … Nah pertanyaannya apa disitu?
ONT : Yang ditanya luas
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.12 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek ONT butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan subjek

ONT pada indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui yaitu sisi = 35 cm dan ditanyakan dari soal yaitu

luas. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara


117

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal 2

merupakan soal yang mudah, hal ini dibuktikan subjek bisa menjawab

dengan benar arahan dari pertanyaan apa yang diketahui yaitu ukuran

sisi 35 cm dan ditanyakan dari soal yaitu dapatkah kamu membantu

Lani untuk menghitung luas ubin lantai tersebut?. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual

untuk subjek ONT.

Peneliti : Menurut Olivia soalnya gimana nih mudah, sedang atau


susah?
ONT : Mudah
Peneliti : Dari gambarnya itu berapa ukuran sisi yang diketahui itu?
ONT : 35 cm
Peneliti : … Nah apa pertanyaannya disitu?
ONT : Dapatkah kamu membantu Lani untuk menghitung luas
ubin lantai tersebut?
4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.13 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek RGD butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang mampu memahami informasi

yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek RGD pada

indikator dari langkah memahami masalah, subjek hanya menuliskan

diketahui yaitu panjang = 19 cm. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 1 merupakan soal yang susah, hal ini

dibuktikan dengan kutipan wawancara yang menyatakan bahwa

subjek tidak memahami arahan pertanyaan apa yang diketahui dan apa
118

yang ditanyakan dari soal. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek RGD.

Peneliti : Ghalih sudah membaca soal nomor 1, menurut Ghalih


setelah membaca soalnya mudah, sedang atau susah?
RGD : Susah
Peneliti : Coba Ghalih sebutkan apa yang Ghalih ketahui dari soal
nomor 1
RGD : Dari yang ditanyakan dari soal tersebut.. tidak ada.
Peneliti : …Ghalih tahu tidak apa yang ditanyakan dari soal itu?
RGD : Tidak
b) Butir Soal Nomor 2

Subjek RGD tidak mampu memahami informasi yang terdapat dalam

soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek tidak menuliskan jawaban pada

butir soal nomor 2. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan

hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir

soal 2 merupakan soal yang susah, hal ini dibuktikan dengan kutipan

wawancara yang menyatakan bahwa subjek tidak memahami arahan

pertanyaan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Berikut

kutipan wawancara kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual untuk subjek RGD.

Peneliti : Oke Ghalih sudah membaca soalnya, setelah membaca


soalnya menurut Ghalih soalnya mudah, sedang atau susah?
RGD : susah
Peneliti : Ghalih paham tidak maksud dari soal nomor 2?
RGD : Tidak paham
5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.14 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek A butir soal nomor 1.
119

Butir soal nomor 1 subjek A tidak mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek A pada

indikator dari langkah memahami masalah, subjek menuliskan

diketahui px19. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa butir soal

1 merupakan soal yang sedang, namun demikian pada kutipan

wawancara subjek menyatakan tidak mengetahui arahan pertanyaan

apa yang diketahui dan menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai

pada apa yang ditanyakan dari soal. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : … Menurut Antoni soalnya gimana mudah, sedang atau


susah?
A : Sedang
Peneliti : …Apa yang Antoni ketahui dari soal itu?
A : Hm.. tidak ada yang saya ketahui
Peneliti : …Nah di dalam soal itu apa yang ditanyakan?
A : Yang ditanyakan itu Edo diberi u.. uang jajan oleh ibu.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.15 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek A butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek A tidak mampu memahami informasi yang

terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek A pada arahan

pertanyaan indikator dari langkah memahami masalah, subjek

menuliskan diketahui px35. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan

dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan

bahwa butir soal 2 merupakan soal yang sedang, namun demikian

pada kutipan wawancara subjek menyatakan tidak memahami arahan


120

pertanyaan apa yang diketahui dan lupa dengan apa yang ditanyakan

dari soal. Berikut kutipan wawancara kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : Oke Antoni setelah membaca soalnya tadi untuk soal


nomor 2 ya apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
A : Susah sih
Peneliti : Antoni sekarang coba sebutkan apa yang diketahui dari
soal tersebut?
A : Yang diketahui tidak ada yang tahu
Peneliti : … Selanjutnya mengapa Antoni tidak menuliskan apa yang
ditanyakan dari soal itu?
A : Lupa
6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.16 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek AHS butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak mampu memahami informasi

yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek AHS pada

indikator dari langkah memahami masalah, subjek menuliskan

jawaban yang tidak sesuai yaitu sekolaheralia. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 1 merupakan soal yang agak susah, hal

ini dibuktikan pada kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek

tidak memahami arahan dari pertanyaan apa yang diketahui dan

ditanyakan dari soal. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : Azmi setelah membaca soalnya menurut Azmi soalnya


mudah, sedang atau susah?
AHS : Agak susah bu
121

Peneliti : … Sudah tidak paham sama apa yang di maksud dan tidak
paham sama apa yang dituliskan, hm alasannya boleh tidak
disebutkan alasannya mengapa?
AHS : Hm yang ini bu yang saya tidak paham bu.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.17 Hasil tes kemampuan memahami masalah berbasis


kontekstual subjek AHS butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak mampu memahami informasi

yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek AHS pada

indikator dari langkah memahami masalah, subjek menuliskan

jawaban yang tidak sesuai yaitu kerjakan. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa butir soal 2 merupakan soal yang sedang, namun

demikian pada kutipan wawancara menunjukkan bahwa subjek

menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan arahan dari langkah

memahami masalah yaitu kerjakan. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual untuk subjek

AHS.

Peneliti : Azmi setelah membaca soal nomor 2 kategori apa yang di


soal nomor 2 mudah, sedang atau susah?
AHS : Sedang
Peneliti : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal itu, Azmi
jawabanya apa?
AHS : Kerjakan eh kerjakan bu

Berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan memahami masalah

berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam menyelesaikan

soal materi luas pada butir soal nomor 1.


122

Tabel 4.24
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
matematis berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes, Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA dapat memahami Subjek MAA menyatakan bahwa
dengan baik indikator kemampuan soal 1 merupakan soal yang mudah
memahami masalah dengan hal ini dibuktikan dengan subjek
menuliskan apa yang diketahui dapat menyebutkan kembali apa
yaitu panjang = 19 dan lebar 8 dan yang diketahui dan ditanyakan dari
ditanyakan dari soal yaitu luas soal. Subjek MAA menyatakan
dengan benar. bahwa diketahui panjang 19 cm dan
lebarnya 8 cm, dan ditanyakan dari
soal yaitu menghitung luas.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI dapat memahami Subjek TVI menyatakan bahwa soal
dengan baik indikator kemampuan 1 merupakan soal yang sedang
memahami masalah dengan namun demikian subjek dapat
menuliskan apa yang diketahui menyebutkan kembali apa yang
yaitu panjang sisi uang kertas 19 diketahui dan ditanyakan dari soal.
cm dan lebar sisinya 8 cm, dan Subjek TVI menyatakan bahwa
ditanyakan dari soal yaitu diketahui panjang sisi uang kertas 19
menghitung luas. cm dan lebar sisinya 8 cm, dan
ditanyakan dari soal yaitu
menghitung luas.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT dapat memahami Subjek ONT menyatakan bahwa soal
dengan baik indikator kemampuan 1 merupakan soal yang mudah hal ini
memahami masalah dengan dibuktikan dengan subjek dapat
menuliskan apa yang diketahui menyebutkan kembali apa yang
yaitu panjang = 19 cm dan lebar = diketahui dan ditanyakan dari soal.
8 cm, dan ditanyakan dari soal Subjek ONT menyatakan bahwa
yaitu luas?. diketahui panjangnya 19 cm dan
lebarnya 8 cm dan ditanyakan dari
soal yaitu luas uang.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD kurang memahami Subjek RGD menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 1 merupakan soal yang susah hal ini
masalah, hal ini dibuktikan dibuktikan dengan subjek tidak dapat
dengan subjek yang hanya menyebutkan kembali jawaban yang
menuliskan apa yang diketahui sesuai dengan apa yang diketahui
yaitu panjang = 19 cm. dan ditanyakan dari soal.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A tidak memahami Subjek A menyatakan bahwa soal 1
indikator kemampuan memahami merupakan soal yang sedang, hal ini
masalah, hal ini dibuktikan dibuktikan dengan subjek tidak
123

dengan subjek pada apa yang mengetahui apa yang diketahui dan
diketahui dan ditanyakan dari soal pada apa ditanyakan dari soal subjek
menuliskan px19. menyebutkan jawaban yang tidak
sesuai.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS tidak memahami Subjek AHS menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 1 merupakan soal yang sedikit susah,
masalah, hal ini dibuktikan pada hal ini dibuktikan dengan subjek
apa yang diketahui dan menyebutkan jawaban yang tidak
ditanyakan dari soal subjek sesuai dengan arahan pertanyaan apa
menuliskan sekolaheralia. yang diketahui dan ditanyakan dari
soal.

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.24 maka diperoleh data valid

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.25
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
berbasis kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
apa yang ditanyakan Subjek MAA
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Terendah
apa yang ditanyakan Subjek TVI
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Sedang
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
apa yang ditanyakan Subjek ONT
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan namun kurang maksimal Kategori Sedang
dan tidak mampu menyebutkan kembali apa dengan Kriteria
yang diketahui Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek RGD
kembali apa yang ditanyakan
124

3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa


yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Tertinggi
kembali apa yang ditanyakan Subjek A
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali apa yang ditanyakan Subjek AHS
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan memahami

masalah berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 2.

Tabel 4.26
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
matematis berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA dapat memahami Subjek MAA menyatakan bahwa
dengan baik indikator kemampuan soal 2 merupakan soal yang sedang
memahami masalah dengan namun demikian subjek dapat
menuliskan diketahui yaitu sisi = menyebutkan kembali apa yang
35 dan ditanyakan dari soal yaitu diketahui dan ditanyakan dari soal.
luas. Subjek MAA menyatakan bahwa
diketahui sisinya 35 cm dan
ditanyakan dari soal yaitu luas
persegi.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI dapat memahami Subjek TVI menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 2 merupakan soal yang sedang hal
masalah namun kurang tepat, hal ini dibuktikan jawaban subjek yang
ini dibuktikan dengan subjek belum arahan pertanyaan apa yang
menuliskan diketahui yaitu ubin diketahui dan ditanyakan dari soal.
lantai berukuran = 35 cm dan Subjek TVI menyatakan bahwa
ditanyakan dari soal yaitu diketahui ubin lantai berukuran 35
menghitung luas ubin lantai. cm dan ditanyakan dari soal yaitu
menghitung luas.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT dapat memahami Subjek ONT menyatakan bahwa soal
125

dengan baik indikator kemampuan 2 merupakan soal yang mudah hal ini
memahami masalah dengan dibuktikan dengan subjek dapat
menuliskan apa yang diketahui menyebutkan kembali apa yang
yaitu yaitu sisi = 35 cm dan diketahui dan ditanyakan dari soal.
ditanyakan dari soal yaitu luas. Subjek ONT menyatakan bahwa
diketahui sisinya 35 cm dan
ditanyakan dari soal yaitu dapatkah
kamu membantu Lani untuk
menghitung luas ubin lantai
tersebut?.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD tidak memahami Subjek RGD menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 2 merupakan soal yang susah hal ini
masalah, hal ini dibuktikan dibuktikan dengan subjek tidak dapat
dengan subjek tidak menuliskan menyebutkan kembali jawaban yang
jawaban pada arahan pertanyaan sesuai dengan apa yang diketahui
apa yang diketahui dan dan ditanyakan dari soal.
ditanyakan dari soal.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A tidak memahami Subjek A menyatakan bahwa soal 2
indikator kemampuan memahami merupakan soal yang susah, hal ini
masalah, hal ini dibuktikan pada dibuktikan dengan subjek yang tidak
arahan pertanyaan apa yang tahu apa yang diketahui dan lupa
diketahui dan ditanyakan dari soal dengan apa ditanyakan dari soal.
subjek menuliskan px35.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS tidak memahami Subjek AHS menyatakan bahwa soal
indikator kemampuan memahami 2 merupakan soal yang sedang, hal
masalah, hal ini dibuktikan pada ini dibuktikan dengan subjek yang
arahan pertanyaan apa yang menyebutkan jawaban yang tidak
diketahui dan ditanyakan dari soal sesuai dengan arahan pertanyaan apa
subjek menuliskan kerjakan. yang diketahui dan ditanyakan dari
soal.
Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.26 maka diperoleh data valid

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 2 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.27
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memahami masalah
berbasis kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
126

apa yang ditanyakan Subjek MAA


3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Tinggi
apa yang diketahui namun kurang tepat dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Terendah
apa yang ditanyakan Subjek TVI
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Kategori Sedang
apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
apa yang ditanyakan Subjek ONT
3) Mampu mengaitkan hubungan antara apa yang
diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Sedang
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali apa yang ditanyakan Subjek RGD
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Tertinggi
kembali apa yang ditanyakan Subjek A
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
1) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Kategori Rendah
kembali apa yang diketahui dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali apa yang ditanyakan Subjek AHS
3) Tidak mampu mengaitkan hubungan antara apa
yang diketahui dan ditanyakan dari soal
b. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.18 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek MAA butir soal 1.
127

Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek MAA pada langkah membuat rencana

penyelesaian, subjek menggambarkan bangun datar persegi panjang

dan menuliskan penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar

persegi panjang yaitu p x l. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan

dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan

bahwa subjek membuat rencana penyelesaian dengan menggambar

bangun datar persegi panjang dan menuliskan rumus luas bangun

datar persegi panjang yaitu panjang kali lebar. Berikut kutipan

wawancara kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual untuk subjek MAA.

Peneliti : Bangun datar apa yang Kayiz gambar?


MAA : Persegi panjang
Peneliti : Apa yang Kayiz lakukan terlebih dahulu itu?
MAA : Ditulis rumusnya, kalau persegi panjang disitu tulis persegi
panjang. Kalau rumus persegi panjang itu panjang kali lebar.
Panjangnya sama dengan 19 cm dan lebarnya sama dengan 8
cm.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.19 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek MAA butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek MAA mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek MAA pada langkah membuat rencana


128

penyelesaian, subjek menggambarkan bangun datar persegi dan

menuliskan penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar

persegi yaitu s x s. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan

hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa

subjek membuat rencana penyelesaian dengan menggambar bangun

datar persegi dan menuliskan rumus luas bangun datar persegi yaitu

sisi kali sisi. Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek MAA.

Peneliti : Berarti Kayiz gambar bangun datarnya. Gambar bangun


datar apa disitu?
MAA : Persegi
Peneliti : Rumus apa tadi yang Kayiz tuliskan?
MAA : Sisi kali sisi.
2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.20 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek TVI butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu membuat rencana penyelesaian

yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan dengan

subjek TVI pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek

menggambarkan bangun datar persegi panjang dan menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi panjang

yaitu panjang x lebar. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan

hasil wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa

subjek membuat rencana penyelesaian dengan menggambar bangun


129

datar persegi panjang dan menuliskan rumus luas bangun datar persegi

panjang kali lebar. Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek TVI.

Peneliti : … Bagaimana cara Tisya untuk membuat rencana


penyelesaiannya?
TVI : Dengan menggambar persegi panjang
Peneliti : Iya?
TVI : Lalu hm dan kasi rumus luas
Peneliti : Kasi rumus luas..
TVI : Panjang kali lebar
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.21 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek TVI butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu membuat rencana penyelesaian

yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini dibuktikan dengan

subjek TVI pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek

menggambarkan bangun datar persegi dan menuliskan penggunaan

rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi yaitu sisi x sisi. Hasil

tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti

dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek membuat rencana

penyelesaian dengan menggambar bangun datar persegi dan

menuliskan rumus luas bangun datar persegi yaitu sisi kali sisi.

Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek TVI.

Peneliti : Sekarang bentuk bangun datar apa yang seharusnya


Digambar pada soal nomor 2 ini Tisya?
TVI : Persegi
130

Peneliti : Rumus luasnya apa?


TVI : sisi kali sisi
3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.22 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek ONT butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek ONT pada langkah membuat rencana

penyelesaian, subjek menggambarkan bangun datar persegi panjang

dan menuliskan penggunaan rumus luas dari bangun datar persegi

panjang yaitu panjang x lebar. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek membuat rencana penyelesaian dengan

menggambar bangun datar persegi panjang dan menuliskan rumus

luas bangun datar persegi panjang yaitu panjang kali lebar. Berikut

kutipan wawancara kemampuan membuat rencana penyelesaian

berbasis kontekstual untuk subjek ONT.

Peneliti : ...Bangun datar apa yang pertama yang Olivia gambar


disitu?
ONT : Hm persegi panjang
Peneliti : Nah rumusnya apa Olivia?
ONT : Panjang kali lebar
131

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.23 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek ONT butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT kurang mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek ONT pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek

menggambarkan bangun datar persegi panjang dan menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi yaitu sisi

x sisi. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

membuat rencana penyelesaian dengan menggambar bangun datar

persegi dan menuliskan rumus luas bangun datar persegi yaitu sisi kali

sisi. Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek ONT.

Peneliti : Tapi coba Olivia ukur yang sudah Olivia buat itu lebih
tepatnya persegi atau persegi panjang?
ONT : Persegi
Peneliti : Kakak harap Olivia kedepannya menggambar persegi itu
sama panjang. Olivia tahu tidak rumus persegi itu apa?
ONT : Rumusnya sisi kali sisi
132

4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.24 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek RGD butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek RGD pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek

menggambarkan bangun datar persegi panjang dan subjek menuliskan

penggunaan rumus luas yang tepat dari bangun datar persegi panjang

yaitu p x l = L3. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

membuat rencana penyelesaian dengan menggambar namun kurang

tepat karena pada kutipan wawancara subjek menyatakan

menggambar bangun datar persegi empat dan tidak mengetahui rumus

luas bangun datar persegi panjang. Berikut kutipan wawancara

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual

untuk subjek RGD.

Peneliti : …Tapi yang Ghalih gambar itu bangun datar apa?


RGD : Persegi empat
Peneliti : Dipanjangkan sedikit ya sisi atasnya dan bawahnya jadi
namanya persegi panjang. Ghalih tahu tidak apa rumus dari
untuk menghitung luas persegi panjang?
RGD : Tidak tahu.
b) Butir Soal Nomor 2

Subjek RGD tidak mampu membuat rencana penyelesaian yang

terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek tidak


133

menuliskan jawaban pada butir soal nomor 2. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek tidak membuat rencana penyelesaian.

5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.25 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek A butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek A kurang mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek A pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek

menggambarkan bangun datar yaitu bangun datar persegi panjang.

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek lupa nama

bangun datar yang sudah digambar pada lembar jawaban dan tidak

tahu rumus luas bangun datar persegi panjang. Berikut kutipan

wawancara kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis

kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : Gambar apa itu Antoni?


A : Hm.. apa ya? Lupa saya.
Peneliti : Nah Antoni tahu tidak rumus luas dari persegi panjang
A : Tidak tahu.

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.26 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek A butir soal 2.
134

Butir soal nomor 2 subjek A kurang mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek A pada langkah membuat rencana penyelesaian, subjek hanya

menggambarkan bangun datar yaitu bangun datar persegi. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek lupa nama bangun datar yang

sudah digambar pada lembar jawaban dan tidak tahu rumus luas

bangun datar persegi. Berikut kutipan wawancara kemampuan

membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : Hm bangun datar apa yang Antoni gambar disitu?


A : Bangun datar.. lupa lagi
Peneliti : Iya nah kalau rumus dari bangun datar persegi Antoni
tahu?
A : Tidak tahu

6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.27 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek AHS butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah membuat rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu

getukang. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan


135

arahan dari langkah membuat rencana penyelesaian yaitu getukang.

Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : Nah boleh tidak disebutkan tidak alasannya Azmi


menuliskan getukang?
AHS : Yang itu agak tidak paham makanya menuliskan seperti itu
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.28 Hasil tes kemampuan membuat rencana penyelesaian


berbasis kontekstual subjek AHS butir soal 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak mampu membuat rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah membuat rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu

dikerjakan. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan

arahan dari langkah membuat rencana penyelesaian yaitu dikerjakan.

Berikut kutipan wawancara kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : Jawabannya dikerjakan. Nah alasannya apa nih menuliskan


dikerjakan mungkin ada alasannya.
AHS : Dikerjakan nih, dikerjakan tersebut asal ada kebocoranlah
bu rumah tu
Berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan membuat rencana

penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 1.


136

Tabel 4.28
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA membuat rencana Subjek MAA menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian dengan menggambar
persegi panjang dan menuliskan bangun datar persegi panjang dan
penggunaan rumus luas yang tepat menuliskan rumus luas bangun datar
dari bangun datar persegi panjang persegi panjang yaitu panjang kali
yaitu p x l. lebar.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI membuat rencana Subjek TVI menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian dengan menggambar
yaitu bangun datar persegi bangun datar persegi panjang dan
panjang dan menuliskan menuliskan rumus luas bangun datar
penggunaan rumus luas yang tepat persegi panjang yaitu panjang kali
dari bangun datar persegi panjang lebar.
yaitu panjang x lebar.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT membuat rencana Subjek ONT menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian dengan menggambar
persegi panjang dan menuliskan bangun datar persegi panjang dan
penggunaan rumus luas yang tepat menuliskan rumus luas bangun datar
dari bangun datar persegi panjang persegi panjang yaitu panjang kali
yaitu panjang x lebar. lebar.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD membuat rencana Subjek RGD menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian dengan menggambar
persegi panjang dan menuliskan bangun datar persegi empat dan tidak
penggunaan rumus luas yang mengetahui rumus luas bangun datar
kurang tepat dari bangun datar persegi panjang.
persegi panjang yaitu p x l = L3.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A membuat rencana Subjek A menyatakan bahwa pada
penyelesaian dengan cara langkah membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian subjek tidak
yaitu bangun datar persegi mengetahui gambar bangun datar apa
panjang dan tidak menuliskan sudah dikerjakan dan tidak
penggunaan rumus luas yang tepat mengetahui rumus luas bangun datar
dari bangun datar persegi panjang. persegi panjang.
137

Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS


Subjek AHS membuat rencana Subjek AHS menyatakan bahwa
penyelesaian, namun menuliskan pada langkah membuat rencana
jawaban yang tidak sesuai penyelesaian subjek tidak memahami
berdasarkan indikator dari maksud arahan dari pertanyaan.
langkah membuat rencana
penyelesaian yaitu getukang.
Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.28 maka diperoleh data valid

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 1 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.29
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek MAA
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Terendah
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek TVI
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek ONT
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan namun tidak mampu Nilai Terendah
menyebutkan nama bangun datar yang Subjek RGD
digunakan dalam soal
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan namun tidak mampu Nilai Tertinggi
menyebutkan nama bangun datar yang Subjek A
138

digunakan dalam soal


3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
nama bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek AHS
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara

dalam menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 2.

Tabel 4.30
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA membuat rencana Subjek MAA menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian dengan menggambar
persegi dan menuliskan bangun datar persegi dan menuliskan
penggunaan rumus luas yang tepat rumus luas bangun datar persegi
dari bangun datar persegi yaitu s x yaitu sisi kali sisi.
s.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI membuat rencana Subjek TVI menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian dengan menggambar
persegi dan menuliskan bangun datar persegi dan menuliskan
penggunaan rumus luas yang tepat rumus luas bangun datar persegi
dari bangun datar persegi yaitu yaitu sisi kali sisi.
sisi x sisi.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT membuat rencana Subjek ONT menyatakan bahwa
penyelesaian dengan cara subjek membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian dengan menggambar
persegi dan menuliskan bangun datar persegi dan menuliskan
penggunaan rumus luas yang tepat rumus luas bangun datar persegi
dari bangun datar persegi yaitu panjang yaitu sisi kali sisi.
sisi x sisi.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD tidak membuat Subjek RGD menyatakan bahwa
rencana penyelesaian. subjek tidak membuat rencana
139

penyelesaian.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A membuat rencana Subjek A menyatakan bahwa pada
penyelesaian dengan cara langkah membuat rencana
menggambarkan bangun datar penyelesaian subjek lupa nama
persegi dan tidak menuliskan bangun datar apa yang sudah
penggunaan rumus luas yang tepat dikerjakan dan tidak mengetahui
dari bangun datar persegi. rumus luas bangun datar persegi.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS membuat rencana Subjek AHS menyatakan bahwa
penyelesaian, namun menuliskan subjek memahami maksud dari
jawaban yang tidak sesuai membuat rencana penyelesaian
berdasarkan indikator dari dengan pernyataan sebagai berikut
langkah membuat rencana “dikerjakan nih, dikerjakan tersebut
penyelesaian yaitu dikerjakan. asal ada kebocoranlah bu rumah tu.’’

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.30 maka diperoleh data valid

kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir soal 2 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.31
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan membuat rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek MAA
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Terendah
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek TVI
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Mengetahui cara membuat rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan nama Nilai Tertinggi
bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek ONT
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan rumus
luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
140

2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah


nama bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek RGD
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan namun tidak mampu Nilai Tertinggi
menyebutkan nama bangun datar yang Subjek A
digunakan dalam soal
3) Tidak mampu menuliskan dan mampu
menyebutkan rumus luas yang tepat
1) Tidak mengetahui cara membuat rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang digunakan dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
nama bangun datar yang digunakan dalam soal Subjek AHS
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
rumus luas yang tepat
c. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.28 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai tertinggi
subjek MAA butir soal 1.
Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal dengan tepat Hal ini dibuktikan

dengan subjek MAA pada indikator dari langkah melaksanakan

rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi yang

dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan dalam soal butir nomor 1

dengan menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu panjang x lebar

kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus

yaitu 19 x 8 dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 152 cm 2.

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara


141

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan

rencana penyelesaian dengan menggunakan rumus panjang kali lebar

kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus 19

kali 8 dan memperoleh hasil perhitungan 152 cm 2. Berikut kutipan

wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual untuk subjek MAA.

Peneliti : Selanjutnya di langkah melaksanakan rencana


penyelesaian bagaimana cara Kayiz melaksanakan
rencana penyelesaian yang sudah Kayiz buat tadi?
MAA : Panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm. kalau persegi
panjang rumusnya panjang kali lebar nah 19 sama 8 itu
dikalikan jadi sama dengan hasilnya 152 cm pangkat 2.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.29 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai tertinggi
subjek MAA butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek MAA mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek MAA pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan dalam soal butir

nomor 2 dengan menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu sisi x

sisi kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus

yaitu 35 x 35 dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225 cm 2.

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan

rencana penyelesaian dengan menggunakan rumus sisi kali sisi


142

kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus 35

kali 35 dan memperoleh hasil perhitungan 1225 cm. Berikut kutipan

wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual untuk subjek MAA.

Peneliti : Apa kali apa tu? Ada angka tidak disitu?


MAA : Ada. Sisi kali sisi sama dengan 35 kali 35
Peneliti : Hasilnya berapa?
MAA : Sama dengan 1225 cm

2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.30 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai terendah
subjek TVI butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek TVI pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan dalam butir soal

nomor 1 dengan menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu

panjang x lebar kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke

dalam rumus yaitu 19 x 8 dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu

152 cm. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

melaksanakan rencana penyelesaian dengan langsung mengalikan

yaitu mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus 19 kali


143

8 dan memperoleh hasil perhitungan 152 cm. Berikut kutipan

wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis

kontekstual untuk subjek TVI.

Peneliti :…Bagaimana cara Tisya melaksanakan rencana


penyelesaian yang sudah dibuat tadi?
TVI : Dengan kali.
Peneliti : Artinya yang Tisya kalikan ukuran sisi panjang kali apa?
TVI : 19 kali 8
Peneliti : … Berapa hasil yang Tisya tuliskan?
TVI : 152 cm

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.31 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai terendah
subjek TVI butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek TVI pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan dalam butir soal

nomor 2 dengan menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu sisi x

sisi kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus

yaitu 35 x 35 dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225.

Subjek TVI kurang menuliskan satuan cm dan pangkat 2. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menggunakan rumus sisi kali sisi kemudian

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus 35 kali 35 dan


144

memperoleh hasil perhitungan seratus dua puluh dua lima. Berikut

kutipan wawancara kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian

berbasis kontekstual untuk subjek TVI.

Peneliti :…Bagaimana cara Tisya melaksanakan rencana


penyelesaian dengan menggunakan rumus tersebut?
TVI : Dengan mengkalikan sisi kali sisi
Peneliti : Angka sisi kali sisi yang kita ketahui itu berapa?
TVI : 35 kali 35
Peneliti : Hasilnya berapa Tisya?
TVI : Seratus dua puluh dua lima
3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.32 Hasil tes kategori sedang dengan kriteria nilai tertinggi
subjek ONT butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek ONT pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan dalam butir soal

nomor 1 dengan menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu

panjang x lebar kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke

dalam rumus yaitu 19 x 8 cm dengan memperoleh hasil perhitungan

yaitu 152. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

melaksanakan rencana penyelesaian dengan menggunakan rumus

yaitu panjang kali lebar kemudian mensubstitusikan angka yang


145

diketahui ke dalam rumus yaitu 19 kali 8 dan memperoleh hasil

perhitungan 152 namun tidak mengetahui satuan yang digunakan.

Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek ONT.

Peneliti : Nah boleh disebutkan kembali tidak seperti apa itu??


ONT : Seperti panjang kali lebar sama dengan 19 kali 8 cm
hasilnya sama dengan 152
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.33 Hasil tes kategori sedang dengan kriteria nilai tertinggi
subjek ONT butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal namun kurang tepat. Hal ini

dibuktikan dengan subjek ONT pada indikator dari langkah

melaksanakan rencana penyelesaian, setelah mendapatkan informasi

yang dibutuhkan subjek menyelesaikan persoalan dalam butir soal

nomor 2 dengan menuliskan rumus yang sudah diketahui yaitu sisi x

sisi kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus

yaitu 35 x 35 cm dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225.

Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara

peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan

rencana penyelesaian dengan menggunakan rumus yaitu sisi kali sisi

kemudian mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus

yaitu 35 kali 35 dan memperoleh hasil perhitungan yaitu 1225 cm 2.


146

Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek ONT.

Peneliti : Kan kita sudah tahu rumus luasnya sisi kali sisi selanjutnya
diapakan?
ONT : Di.. kali?
Peneliti : Apa yang dikalikan itu?
ONT : 35 kali 35 cm
Peneliti : Nah hasilnya berapa?
ONT : Hasilnya 1225 cm pangkat 2
4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.34 Hasil tes kategori sedang dengan kriteria nilai terendah
subjek RGD butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek RGD pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan subjek

menyelesaikan persoalan dalam butir soal nomor 1 dengan

mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam rumus yaitu 19 x 8

cm dengan memperoleh hasil perhitungan yaitu 92. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek melaksanakan rencana

penyelesaian dengan mensubstitusikan angka yang diketahui ke dalam

rumus yaitu 19 kali 8 dan memperoleh hasil perhitungan yaitu 92.

Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek RGD.


147

Peneliti : Coba bagian bawahnya coba Ghalih sebutkan Ghalih


berapa dengan berapa angkanya?
RG : 19 kali 8 sama lebar 2 19 kali 8 sama dengan 92
b) Butir Soal Nomor 2

Butir soal nomor 2 subjek RGD tidak mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal, hal ini dibuktikan dengan

subjek tidak menuliskan jawaban pada butir soal nomor 2. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek tidak membuat rencana

penyelesaian.

5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.35 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai tertinggi
subjek A butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek A kurang mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek A pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan subjek

menyelesaikan persoalan dalam butir soal nomor 1 menuliskan rumus

yang sudah diketahui yaitu pxl dengan memperoleh hasil perhitungan

yaitu 107. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

melaksanakan rencana penyelesaian dengan menggunakan rumus

yaitu panjang kali lebar dan memperoleh hasil perhitungan yaitu 107.
148

Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : Artinya Antoni cuman menuliskan rumus langsung


menuliskan hasilnya seperti itu?
A : Iya
Peneliti : Antoni hasilnya dapat 107?
A : 170
Peneliti : Oh hasilnya 107 atau 170 Antoni?
A : Oh iya 107

b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.36 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai tertinggi
subjek A butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek A tidak mampu melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek A pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, subjek menyelesaikan persoalan dalam butir soal nomor

2 dengan menggunakan rumus luas persegi panjang yaitu pxl dan

memperoleh hasil perhitungan yaitu 255. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek tidak melaksanakan rencana penyelesaian.

Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan rencana

penyeles6ian berbasis kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : Antoni ada tidak disitu Antoni menuliskan cara


melaksanakan rencana penyelesaiannya?
A : tidak
149

6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.37 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai terendah
subjek AHS butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu

bayakolakan. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan

arahan dari langkah melaksanakan rencana penyelesaian yaitu

bayakolakan. Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : Lanjut nih di rumus tersebut Azmi menuliskan apa nih?


AHS : Bayakolakan..
Peneliti : Bayakolakan itu maksudnya seperti bagaimana?
AHS : Bagaimana menyelesaikan rumus tersebut? Bayakolakan
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.38 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai terendah
subjek AHS butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak melaksanakan rencana

penyelesaian yang terdapat dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek AHS pada indikator dari langkah melaksanakan rencana

penyelesaian, subjek menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu


150

dibetulkan. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek pada kutipan wawancara yang

menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan

arahan dari langkah melaksanakan rencana penyelesaian yaitu

dibetulkan. Berikut kutipan wawancara kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : Itu alasannya apa menuliskan dibetulkan?


AHS : Bagaimana cara menyelesaikan rumah luas tersebut?
Diibaratkan rumah yang rusak
Berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan melaksanakan rencana

penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 1.

Tabel 4.32
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan
rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA melaksanakan Subjek MAA menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l, penyelesaian dengan cara
mensubstitusikan angka ke dalam menuliskan rumus panjang kali
rumus 19 x 8 dan menuliskan lebar, mensubstitusikan angka 19 x 8
hasil yang diperoleh dari dan menuliskan hasil yang diperoleh
perhitungan yaitu 152 cm2. dari perhitungan yaitu 152 cm2.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI melaksanakan Subjek TVI menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l, penyelesaian dengan cara
mensubstitusikan angka ke dalam menuliskan rumus panjang kali
rumus 19 x 8 dan menuliskan lebar, mensubstitusikan angka 19 x 8
hasil yang diperoleh dari menuliskan hasil yang diperoleh dari
perhitungan yaitu 152 cm. perhitungan yaitu 152 cm.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT melaksanakan Subjek ONT menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l, penyelesaian dengan cara
mensubstitusikan angka ke dalam menuliskan rumus panjang kali
151

rumus 19 x 8 dan menuliskan lebar, mensubstitusikan angka 19 x 8


hasil yang diperoleh dari dan menuliskan hasil yang diperoleh
perhitungan yaitu 152. dari perhitungan yaitu 152.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD melaksanakan Subjek RGD menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l penyelesaian dengan menyebutkan
+ t=L2, mensubstitusikan angka bahwa subjek tidak memahami
ke dalam rumus 19 x 8 dan maksud dari rumus yang sudah
menuliskan hasil yang diperoleh ditulis, mensubstitusikan angka 19 x
dari perhitungan yaitu 92. 8 dan menuliskan hasil yang
diperoleh dari perhitungan yaitu 92.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A melaksanakan rencana Subjek A menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara melaksanakan rencana penyelesaian
menuliskan rumus luas yaitu p x l, dengan menyebutkan rumus pxl dan
dan menuliskan hasil yang menuliskan hasil yang diperoleh dari
diperoleh dari perhitungan yaitu perhitungan yaitu 107.
107.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS melaksanakan Subjek AHS menyatakan bahwa
rencana penyelesaian namun subjek memahami maksud dari
menuliskan jawaban yang tidak melaksanakan rencana penyelesaian
sesuai berdasarkan indikator dari dengan pernyataan sebagai berikut
langkah melaksanakan rencana “bagaimana menyelesaikan rumus
penyelesaian yaitu dikerjakan. tersebut? Bayakolakan.’’
Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.32 maka diperoleh data valid

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir

soal 1 yang diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.33
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
rumus yang digunakan Subjek MAA
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan dengan tepat
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi
152

yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria


2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Terendah
rumus yang digunakan Subjek TVI
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun kurang tepat
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
rumus yang digunakan Subjek ONT
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun kurang tepat
1) Kurang mampu melaksanakan rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Kurang mampu menuliskan dan tidak Nilai Terendah
menyebutkan kembali rumus yang digunakan Subjek RGD
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun tidak tepat
1) Kurang mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
rumus yang digunakan Subjek A
3) Tidak mampu menuliskan dan tidak
menyebutkan angka yang disubstitusikan ke
dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun tidak tepat
1) Tidak mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali rumus yang digunakan Subjek AHS
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
angka yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan dengan tepat
153

Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual antara hasil tes

dan wawancara dalam menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor

2.

Tabel 4.34
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan
rencana penyelesaian matematis berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA melaksanakan Subjek MAA menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu sisi x penyelesaian dengan cara
sisi, mensubstitusikan angka ke menuliskan rumus sisi kali sisi,
dalam rumus 35 x 35 dan mensubstitusikan angka 35 x 35 dan
menuliskan hasil yang diperoleh menuliskan hasil yang diperoleh dari
dari perhitungan yaitu 1225 cm2. perhitungan yaitu 1225 cm.
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI melaksanakan Subjek TVI menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu sisi x penyelesaian dengan cara
sisi, mensubstitusikan angka ke menuliskan rumus sisi kali sisi,
dalam rumus 35 x 35 dan mensubstitusikan angka 35 x 35 dan
menuliskan hasil yang diperoleh menuliskan hasil yang diperoleh dari
dari perhitungan yaitu 1225. perhitungan yaitu seratus dua puluh
dua lima.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT melaksanakan Subjek ONT menyatakan bahwa
rencana penyelesaian dengan cara subjek melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu sisi x penyelesaian dengan cara
sisi, mensubstitusikan angka ke menuliskan rumus sisi kali sisi,
dalam rumus 35 x 35 dan mensubstitusikan angka 35 x 35 dan
menuliskan hasil yang diperoleh menuliskan hasil yang diperoleh dari
dari perhitungan yaitu 1225. perhitungan yaitu 1225 cm2.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD tidak melaksanakan Subjek RGD tidak melaksanakan
rencana penyelesaian. rencana penyelesaian.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A melaksanakan rencana Subjek A menyatakan bahwa subjek
penyelesaian dengan cara tidak melaksanakan rencana
menuliskan rumus luas yaitu p x l, penyelesaian.
dan menuliskan hasil yang
diperoleh dari perhitungan yaitu
154

255.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS melaksanakan Subjek AHS menyatakan bahwa
rencana penyelesaian namun subjek memahami maksud dari
menuliskan jawaban yang tidak melaksanakan rencana penyelesaian
sesuai berdasarkan indikator dari dengan pernyataan sebagai berikut
langkah melaksanakan rencana “Bagaimana cara menyelesaikan
penyelesaian yaitu dibetulkan. rumah luas tersebut? Diibaratkan
rumah yang rusak.’’
Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.34 maka diperoleh data valid

kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir

soal 2 yang diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.35
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan melaksanakan rencana
penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
rumus yang digunakan Subjek MAA
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Mampu menuliskan dan menyebutkan hasil
perhitungan yang diperoleh dengan satuan dan
pangkat 2 yang digunakan namun kurang tepat
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Tinggi
yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Terendah
rumus yang digunakan Subjek TVI
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Kurang mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan namun kurang
tepat
1) Mampu melaksanakan rencana penyelesaian Kategori Sedang
yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan kembali Nilai Tertinggi
rumus yang digunakan Subjek ONT
3) Mampu menuliskan dan menyebutkan angka
yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Kurang mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
155

dan pangkat 2 yang digunakan dengan tepat


1) Tidak mampu melaksanakan rencana Kategori Sedang
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali rumus yang digunakan Subjek RGD
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
angka yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan
1) Kurang mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Mampu menuliskan dan tidak menyebutkan Nilai Tertinggi
kembali rumus yang digunakan Subjek A
3) Tidak mampu menuliskan dan tidak
menyebutkan angka yang disubstitusikan ke
dalam rumus
4) Mampu menuliskan namun tidak tepat dan
menyebutkan hasil perhitungan yang diperoleh
dengan satuan dan pangkat 2 yang digunakan
namun tidak tepat
1) Tidak mampu melaksanakan rencana Kategori Rendah
penyelesaian yang sudah dibuat sebelumnya dengan Kriteria
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Nilai Terendah
kembali rumus yang digunakan Subjek AHS
3) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
angka yang disubstitusikan ke dalam rumus
4) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan
hasil perhitungan yang diperoleh dengan satuan
dan pangkat 2 yang digunakan dengan tepat
d. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

1) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.39 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai tertinggi
subjek MAA butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek MAA mampu memeriksa kembali apa yang

sudah dikerjakan dalam soal dengan benar. Hal ini dibuktikan dengan
156

subjek MAA pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari memahami masalah,

membuat rencana penyelesaian sampai melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah benar’ kemudian

membuat kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan dari butir

soal nomor 1. Hasil tes ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek

yakin bahwa jawaban yang dituliskan sudah benar namun tidak

melakukan pemeriksaan kembali langkah-langkah yang sudah

dikerjakan dan membuat kesimpulan sebagai jawaban akhir namun

kurang menyebutkan pangkat 2 setelah satuan cm. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual

untuk subjek MAA.

Peneliti : …Apakah Kayiz sudah yakin bahwa jawaban yang Kayiz


tuliskan itu sudah benar atau salah?
MAA : Sudah yakin jawabannya benar.
Peneliti : Jadi kesimpulannya bagaimana yang Kayiz tuliskan?
MAA : Jawabannya adalah 152 cm.
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.40 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai tertinggi
subjek MAA butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek MAA mampu memeriksa kembali apa yang

sudah dikerjakan dalam soal dengan benar. Hal ini dibuktikan dengan

subjek MAA pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari memahami masalah,


157

membuat rencana penyelesaian sampai melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah benar’ kemudian

membuat kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan dari butir

soal nomor 2 yaitu ‘jadi, jawabannya 1225 cm2’. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek yakin bahwa jawaban yang

dituliskan sudah benar namun tidak melakukan pemeriksaan kembali

langkah-langkah yang sudah dikerjakan dan membuat kesimpulan

sebagai jawaban akhir. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memeriksa kembali berbasis kontekstual untuk subjek MAA.

Peneliti : Bagaimana cara Kayiz yakin kalau jawabannya benar?


MAA : Ya sudah benar ya memang.
Peneliti : Kesimpulan apa yang Kayiz tuliskan disitu?
MAA : Jadi, hmm apa ya? Jadi jawabannya 1225 cm pangkat 2.
2) Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.41 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai terendah
subjek TVI butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek TVI mampu memeriksa kembali apa yang

sudah dikerjakan dalam soal dengan benar. Hal ini dibuktikan dengan

subjek TVI pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari memahami masalah,

membuat rencana penyelesaian sampai melaksanakan rencana

penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah benar’ kemudian

membuat kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan dari butir


158

soal nomor 1 yaitu ‘jadi, jawabannya 152 cm2.’ Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek memeriksa kembali ditunjukkan dengan

subjek yakin bahwa jawaban yang dituliskan sudah benar namun

dalam membuat kesimpulan subjek tidak tahu bahwa subjek sudah

menuliskan kalimat kesimpulan. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual untuk subjek

TVI.

Peneliti : Bagaimana cara Tisya yakin kalau jawaban yang sudah


dituliskan itu sudah benar?
TVI : Karena Tisya yakin perkalian ini benar 19 kali 8. Karena
Tisya sudah tambah-tambahin dan perkalian.
Peneliti : Tisya ada tidak menuliskan kesimpulan pada soal nomor 1
TVI : Tidak
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.42 Hasil tes kategori tinggi dengan kriteria nilai terendah
subjek TVI butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek TVI mampu memeriksa kembali apa yang

sudah dikerjakan dalam soal namun kurang tepat. Hal ini dibuktikan

dengan subjek TVI pada indikator dari langkah memeriksa kembali,

subjek memeriksa kembali langkah-langkah mulai dari memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian sampai melaksanakan

rencana penyelesaian dengan menuliskan ‘iya, sudah benar’ kemudian

membuat kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan dari butir

soal nomor 2 yaitu ‘jadi, jawabannya 1225.’ Subjek TVI kurang

menuliskan satuan cm dan pangkat 2. Hasil tes ini kemudian


159

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek memeriksa kembali ditunjukkan dengan

subjek yakin bahwa jawaban yang dituliskan sudah benar namun

dalam membuat kesimpulan subjek menyebutkan kalimat memeriksa

kembali dan kalimat kesimpulan. Berikut kutipan wawancara

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual untuk subjek

TVI.

Peneliti : Bagaimana Tisya yakin kalau jawaban yang dituliskan


sudah benar?
TVI : Karena sebelumnya saya sudah mengalikan dengan cara
jadi sudah tahu dan sudah benar jadi jawabannya saya yakin
itu.
Peneliti : Baik. Tisya sudah yakin kalau jawabannya seperti ini. Cara
memeriksa kembali caranya itu seperti yang Tisya sebutkan
Tisya mengalikan ya
TVI : Iya
Peneliti : kesimpulannya apa di soalnya?
TVI : ya sudah benar jadi jawabannya 1225.
3) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.43 Hasil tes kategori sedang dengan kriteria nilai tertinggi
subjek ONT butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek ONT kurang mampu memeriksa kembali

apa yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek ONT pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

hanya menuliskan kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan

dari butir soal nomor 1 yaitu ‘jadi, luasnya 152 cm 2.’ Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek yakin bahwa jawaban yang


160

dituliskan sudah benar namun tidak menuliskan pernyataan ‘iya,

sudah benar’ dan tidak melakukan pemeriksaan kembali langkah-

langkah yang sudah dikerjakan. Selain itu subjek juga tidak

menyebutkan satuan di bagian kesimpulan. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual

untuk subjek ONT.

Peneliti : … Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah


benar, tadi jawaban Olivia apa?
ONT : jawabannya benar
Peneliti : …di bagian kesimpulan ini Olivia merasa ada yang kurang
tidak disitu?
ONT : ada
Peneliti : apa yang kurang?
ONT : kesimpulan itu..
Peneliti : Hasilnya sudah benar belum menurut Olivia?
ONT : sudah
Peneliti : satuannya ada tidak disitu?
ONT : satuannya ada
Peneliti : satuannya berapa? Cm pangkat..
ONT : pangkat 2
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.44 Hasil tes kategori sedang dengan kriteria nilai tertinggi
subjek ONT butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek ONT kurang mampu memeriksa kembali

apa yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek ONT pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

hanya menuliskan kesimpulan sebagai jawaban akhir yang ditemukan

dari butir soal nomor 2 yaitu ‘jadi, luasnya 1225.’ Subjek ONT kurang

menuliskan ‘iya, sudah benar’ sebagai bukti sudah memeriksa

langkah-langkah pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual,


161

satuan cm dan pangkat 2 di bagian kesimpulan. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek yakin bahwa jawaban yang dituliskan

sudah benar namun tidak menuliskan pernyataan ‘iya, sudah benar’

dan tidak melakukan pemeriksaan kembali langkah-langkah yang

sudah dikerjakan. Selain itu subjek juga tidak yakin sudah membuat

kalimat kesimpulan. Berikut kutipan wawancara kemampuan

memeriksa kembali berbasis kontekstual untuk subjek ONT.

Peneliti : … Kemudian Olivia periksa kembali tidak jawabannya?


ONT : Sudah
Peneliti : Disitu Olivia ada menuliskan kata benar tidak?
ONT : Tidak
Peneliti : …Kesimpulan ada Olivia buat tidak?
ONT : Kesimpulan.. tidak
4) Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.45 Hasil tes kategori sedang dengan kriteria nilai terendah

subjek RGD butir soal nomor 1.

Butir soal nomor 1 subjek RGD kurang mampu memeriksa kembali

apa yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan

subjek yang menuliskan indikator dari langkah memeriksa kembali

yaitu menuliskan ‘benar’ sebagai bukti sudah memeriksa langkah-

langkah pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual. Hasil tes

ini kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti

dengan subjek yang menyatakan bahwa subjek memeriksa kembali


162

ditunjukkan dengan subjek yakin bahwa jawaban yang dituliskan

sudah benar namun tidak memberikan alasan mengapa mengatakan

bahwa hal tersebut sudah benar dan tidak menuliskan kesimpulan.

Berikut kutipan wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual untuk subjek RGD.

Peneliti : ...Nah Ghalih ada tidak menuliskan kalau jawabannya itu


benar atau salah? Di lembar jawaban Ghalih ya
RGD : Nah ini benar
Peneliti : Dari mana Ghalih yakin kalau jawabannya benar?
RGD : Tersebut sudah benar
Peneliti : Oh seperti itu saja kah? Karena ada pertanyaan kak apakah
cara tersebut sudah benar atau salah langsunglah Ghalih
tulis jawabannya benar, seperti itu?
RGD : He’em
Peneliti : Oke sekarang Ghalih ada tidak menuliskan kesimpulam
disitu? Di soal nomor 1 lembar jawabannya. Jadi luas dari
bangun datar tersebut adalah.. ada menuliskan itu tidak?
RGD : Tidak
b) Butir Soal Nomor 2

Subjek RGD tidak mampu memeriksa kembali apa yang sudah

dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek tidak

menuliskan jawaban pada butir soal nomor 2. Hasil tes ini kemudian

dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan subjek yang

menyatakan bahwa subjek tidak mengerjakan langkah memeriksa

kembali.

5) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.46 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai tertinggi
subjek A butir soal nomor 1.
163

Butir soal nomor 1 subjek A tidak mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek

pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek menuliskan

hasil perhitungan yang diperoleh dari soal yaitu 107. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek tidak memeriksa kembali hal

ini ditunjukkan dengan subjek yang lupa cara menuliskan langkah

memeriksa kembali sehingga subjek tidak menyebutkan kalimat

memeriksa kembali dan kalimat kesimpulan. Berikut kutipan

wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual

untuk subjek A.

Peneliti : Pada lembar jawaban Antoni tidak menuliskan cara yang


dikerjakan benar atau salah dan tidak juga menuliskan
kesimpulan hanya menuliskan hasil. Boleh Antoni jelaskan
alasannya mengapa tidak menuliskan tadi?
A : Karena lupa cara menuliskan
b) Butir Soal Nomor 2

Gambar 4.47 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai tertinggi
subjek A butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek A tidak mampu memeriksa kembali apa

yang sudah dikerjakan dalam soal. Hal ini dibuktikan dengan subjek

pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek menuliskan

hasil perhitungan yang diperoleh dari soal yaitu 255. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menyatakan bahwa subjek tidak memeriksa kembali hal


164

ini ditunjukkan dengan subjek yang tidak menyebutkan kalimat

memeriksa kembali dan tidak mengetahui kalimat kesimpulan. Berikut

kutipan wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual untuk subjek A.

Peneliti : Antoni tidak menuliskan jawabannya benar atau salah.


Tidak juga menuliskan kesimpulan alasannya mengapa?
A : Karena seperti itu, seperti tidak tahu kesimpulannya
6) Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS

a) Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.48 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai terendah
subjek AHS butir soal nomor 1.
Butir soal nomor 1 subjek AHS tidak memeriksa kembali jawaban

yang sudah dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan subjek AHS yang

menuliskan pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu dikerjakan. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak

sesuai dengan arahan dari langkah memeriksa kembali yaitu

dikerjakan. Berikut kutipan wawancara kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : Oke lanjut lagi ya di bagian memeriksa kembali, bagian


terakhir ya. Azmi boleh tidak membacakan tidak
jawabannya apa itu?
AHS : Dikerjakan.
b) Butir Soal Nomor 2
165

Gambar 4.49 Hasil tes kategori rendah dengan kriteria nilai terendah
subjek AHS butir soal nomor 2.
Butir soal nomor 2 subjek AHS tidak memeriksa kembali jawaban

yang sudah dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan subjek AHS yang

menuliskan pada indikator dari langkah memeriksa kembali, subjek

menuliskan jawaban yang tidak sesuai yaitu kotaka. Hasil tes ini

kemudian dikonfirmasikan dengan hasil wawancara peneliti dengan

subjek yang menunjukkan bahwa subjek menjawab pertanyaan tidak

sesuai dengan arahan dari langkah memeriksa kembali yaitu dijual.

Berikut kutipan wawancara kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual untuk subjek AHS.

Peneliti : … di bagian memeriksa kembali yang bagian ini, ini kan


pertanyaannya apa yang Azmi kerjakan sudah benar atau
belum, kalau udah benar dibuat kesimpulan. Azmi jawab
apa ini?
AHS : Dijual
Berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan memeriksa kembali

berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam menyelesaikan

soal materi luas pada butir soal nomor 1.

Tabel 4.36
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memriksa kembali
berbasis kontekstual butir soal 1
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA memeriksa kembali Subjek MAA menyatakan bahwa
dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menyebutkan ‘iya,sudah benar’
pemecahan masalah yang sudah namun subjek tidak melakukan
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah pengecekan kembali langkah-
benar’ dan menuliskan kalimat langkah yang sudah dikerjakan
kesimpulan yaitu ‘jadi, sebelumnya dan menyebutkan
jawabannya adalah 152 cm2. kalimat kesimpulan yaitu “jadi,
jawabannya adalah 152 cm.”
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
166

Subjek TVI memeriksa kembali Subjek TVI menyatakan bahwa


dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menyebutkan ‘iya,sudah benar’
pemecahan masalah yang sudah dengan melakukan pengecekan
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah kembali langkah-langkah yang sudah
benar’ dan menuliskan kalimat dikerjakan sebelumnya dan tidak
kesimpulan yaitu ‘jadi, mengetahui kalimat kesimpulan yang
2
jawabannya adalah 152 cm . sudah dikerjakan.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT memeriksa kembali Subjek ONT menyatakan bahwa
dengan tidak menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menyebutkan ‘jawabannya
pemecahan masalah yang sudah benar’ namun subjek tidak
dikerjakan dan menuliskan melakukan pengecekan kembali
kalimat kesimpulan yaitu ‘jadi, langkah-langkah yang sudah
2
luas = 152 cm . dikerjakan sebelumnya dan tidak
menyebutkan dengan lengkap
kalimat kesimpulan yang sudah
dikerjakan.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD memeriksa kembali Subjek RGD menyatakan bahwa
dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menyebutkan ‘tersebut sudah
pemecahan masalah yang sudah benar’ namun subjek tidak
dikerjakan yaitu ‘benar’ dan tidak melakukan pengecekan kembali
menuliskan kalimat kesimpulan. langkah-langkah yang sudah
dikerjakan sebelumnya dan tidak
menyebutkan kalimat kesimpulan.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A memeriksa kembali Subjek A menyatakan bahwa pada
dengan menuliskan hasil langkah memeriksa kembali subjek
perhitungan yang diperoleh yaitu lupa menuliskan kalimat sebagai
107. bukti sudah memeriksa langkah-
langkah pemecahan masalah dan
kalimat kesimpulan.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS memeriksa kembali Subjek AHS menyatakan bahwa
namun menuliskan jawaban yang subjek memahami maksud dari
tidak sesuai berdasarkan indikator memeriksa kembali dengan
dari langkah memeriksa kembali pernyataan sebagai berikut “…hmm
yaitu dikerjakan. ini sebenarnya ibu mudah tapi saya
kira ini jawabannya tidak ada di
buku apapun bu.’’
167

Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.36 maka diperoleh data valid

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 1 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.37
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memeriksa kembali
berbasis kontekstual butir soal 1
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan namun tidak mampu Kategori Tinggi
menjelaskan cara melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek MAA
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Mampu menuliskan dan mampu menjelaskan Kategori Tinggi
bahwa subjek sudah melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Mampu menuliskan dan tidak mampu Subjek TVI
menyebutkan kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Sedang
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan tidak mampu Subjek ONT
menyebutkan kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Mampu menuliskan namun tidak mampu Kategori Sedang
menjelaskan cara melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek RGD
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek A
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek AHS
kesimpulan yang sudah dikerjakan
Selanjutnya berikut ini hasil triangulasi data pada kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual antara hasil tes dan wawancara dalam

menyelesaikan soal materi luas pada butir soal nomor 2.


168

Tabel 4.38
Triangulasi data hasil tes dan wawancara kemampuan memeriksa kembali
berbasis kontekstual butir soal 2
Hasil Tes Wawancara
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek MAA
Subjek MAA memeriksa kembali Subjek MAA menyatakan bahwa
dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menuliskan ‘iya,sudah benar’
pemecahan masalah yang sudah namun tidak melakukan pengecekan
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah kembali langkah-langkah yang sudah
benar’ dan menuliskan kalimat dikerjakan sebelumnya dan
kesimpulan yaitu ‘jadi, menyebutkan kalimat kesimpulan
jawabannya adalah 1225 cm2. yaitu “jadi, jawabannya adalah 1225
cm2.”
Kategori Tinggi dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek TVI
Subjek TVI memeriksa kembali Subjek TVI menyatakan bahwa
dengan menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menuliskan ‘iya,sudah benar’
pemecahan masalah yang sudah dengan cara melakukan pengecekan
dikerjakan yaitu ‘iya, sudah kembali langkah-langkah yang sudah
benar’ dan menuliskan kalimat dikerjakan sebelumnya dan
kesimpulan yaitu ‘jadi, menyebutkan kalimat kesimpulan
jawabannya = 1225.’ yaitu “jadi, jawabannya adalah
1225.”
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek ONT
Subjek ONT memeriksa kembali Subjek ONT menyatakan bahwa
dengan tidak menuliskan kalimat subjek memeriksa kembali dengan
memeriksa langkah-langkah cara menuliskan ‘jawabannya benar’
pemecahan masalah yang sudah namun subjek tidak melakukan
dikerjakan dan menuliskan pengecekan kembali langkah-
kalimat kesimpulan yaitu ‘jadi, langkah yang sudah dikerjakan
luas = 1225. sebelumnya dan tidak mengetahui
kalimat kesimpulan yang sudah
dikerjakan.
Kategori Sedang dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek RGD
Subjek RGD tidak memeriksa Subjek RGD tidak memeriksa
kembali. kembali.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Tertinggi Subjek A
Subjek A memeriksa kembali Subjek A menyatakan bahwa pada
dengan menuliskan hasil langkah memeriksa kembali subjek
perhitungan yang diperoleh yaitu tidak mengetahui kalimat memeriksa
255. kembali dan kalimat kesimpulan.
Kategori Rendah dengan Kriteria Nilai Terendah Subjek AHS
Subjek AHS memeriksa kembali Subjek AHS menyatakan bahwa
namun menuliskan jawaban yang subjek memahami maksud dari
tidak sesuai berdasarkan indikator memeriksa kembali dengan
169

dari langkah memeriksa kembali pernyataan sebagai berikut


yaitu kotaka. “dikerjakan nih, dikerjakan tersebut
asal ada kebocoranlah bu rumah tu.’’
Berdasarkan hasil triangulasi pada tabel 4.38 maka diperoleh data valid

kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal 2 yang

diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.39
Data valid hasil tes dan wawancara kemampuan memeriksa kembali
berbasis kontekstual butir soal 2
Data Valid Subjek
1) Mampu menuliskan namun tidak mampu Kategori Tinggi
menjelaskan cara melakukan pengecekan dengan Kriteria
kembali langkah-langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek MAA
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Tinggi
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek TVI
kesimpulan yang sudah dikerjakan namun
kurang tepat
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Sedang
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek ONT
kesimpulan yang sudah dikerjakan namun
kurang tepat
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Sedang
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek RGD
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Tertinggi
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek A
kesimpulan yang sudah dikerjakan
1) Tidak mampu menuliskan dan menjelaskan cara Kategori Rendah
melakukan pengecekan kembali langkah- dengan Kriteria
langkah yang sudah dikerjakan Nilai Terendah
2) Tidak mampu menuliskan dan menyebutkan Subjek AHS
kesimpulan yang sudah dikerjakan
170

B. Pembahasan

Setelah memperoleh hasil penelitian menggunakan instrumen tes dan

wawancara kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual,

selanjutnya peneliti akan membahas hasil penelitian sesuai dengan pertanyaan

pada rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta didik kelas IV

SD Kartika XVII-1 Pontianak?”. Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan,

peneliti memperoleh hasil yaitu skor kemampuan pemecahan masalah matematis

yang diperoleh oleh peserta didik yaitu 117 dari skor total tes 380 dengan

persentase 46,57%. Setelah memperoleh hasil skor, selanjutnya hasil tersebut

dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu kategori tinggi dengan jumlah peserta

didik adalah 5 orang, kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 10

orang dan kategori rendah dengan jumlah peserta didik adalah 4 orang.

Bedasarkan data yang telah disajikan, maka diperoleh hasil bahwa mayoritas

kemampuan peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar

52, 63% kemudian disusul kategori tinggi dengan persentase 26,31% dan kategori

rendah dengan persentase 21,05%.

Perbedaan tingkatan kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual dipengaruhi oleh banyak faktor. Siswono (2018) dalam bukunya

menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah yaitu pengalaman awal, latar belakang matematika, keinginan dan

motivasi, dan struktur masalah (h.44). Berdasarkan 4 faktor yang telah disebutkan,

maka peneliti akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan


171

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual berdasarkan tingkatan

kategori yang terdapat dalam penelitian ini. Pertama, faktor pengalaman awal

peserta didik kategori tinggi sudah memiliki pengalaman dalam mengerjakan soal

cerita kontekstual. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan

peserta didik mampu menyelesaikan soal yang diberikan dan ketika melakukan

wawancara peserta didik mampu untuk menjelaskan namun kurang maksimal

dalam menjelaskan kembali apa sudah dikerjakan. Kedua, faktor latar belakang

matematika peserta didik kategori tinggi sudah mampu untuk memahami konsep

matematika pada soal yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang

menunjukkan bahwa peserta didik mampu untuk memahami konsep matematika

yang diberikan dan mampu untuk menjelaskan konsep tersebut ketika

diwawancara oleh peneliti. Ketiga, faktor keinginan dan motivasi peserta didik

kategori tinggi mempunyai keinginan dan motivasi dalam menyelesaikan soal

yang diberikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa

peserta didik menyelesaikan soal kontekstual yang diberikan dengan menuliskan

semua jawaban pertanyaan yang diarahkan namun ketika melakukan wawancara

berdasarkan jawaban yang disampaikan peserta didik kesulitan dalam menjawab

soal karena berbentuk soal uraian. Keempat, faktor struktur masalah peserta didik

kategori tinggi bervariasi karena ada yang mengatakan soal dengan struktur

masalah berbasis kontekstual mudah sedang bahkan sulit untuk dikerjakan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik yang

menyatakan bahwa soal tersebut soal yang mudah, sedang dan sulit.
172

Pertama, faktor pengalaman awal peserta didik kategori sedang memiliki

pengalaman dalam mengerjakan soal cerita kontekstual. Hal ini dapat dibuktikan

dengan hasil tes yang menunjukkan peserta didik mampu menyelesaikan soal

yang diberikan namun ketika melakukan wawancara peserta didik mampu untuk

menjelaskan namun kurang maksimal dalam menjelaskan kembali apa sudah

dikerjakan. Kedua, faktor latar belakang matematika peserta didik kategori sedang

sudah mampu untuk memahami konsep matematika pada soal yang diberikan. Hal

ini dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa peserta didik mampu

untuk memahami konsep matematika yang diberikan dan namun kurang mampu

untuk menjelaskan konsep tersebut ketika diwawancara oleh peneliti. Ketiga,

faktor keinginan dan motivasi peserta didik kategori sedang mempunyai

keinginan dan motivasi dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa peserta didik

menyelesaikan soal kontekstual yang diberikan dengan menuliskan semua

jawaban pertanyaan yang diarahkan namun ketika melakukan wawancara

berdasarkan jawaban yang disampaikan peserta didik kesulitan dalam menjawab

soal karena berbentuk soal uraian. Keempat, faktor struktur masalah peserta didik

kategori sedang bervariasi karena ada yang mengatakan soal dengan struktur

masalah berbasis kontekstual mudah sedang bahkan sulit untuk dikerjakan. Hal ini

dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik yang

menyatakan bahwa soal tersebut soal yang mudah, sedang dan sulit.

Pertama, faktor pengalaman awal peserta didik kategori rendah kurang

memiliki pengalaman dalam mengerjakan soal cerita kontekstual. Hal ini dapat
173

dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan peserta didik kurang mampu

menyelesaikan soal yang diberikan dan ketika melakukan wawancara peserta

didik tidak mampu untuk menjelaskan kembali apa sudah dikerjakan. Kedua,

faktor latar belakang matematika peserta didik kategori rendah sudah mampu

untuk memahami konsep matematika pada soal yang diberikan. Hal ini dibuktikan

dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa peserta didik kurang mampu untuk

memahami konsep matematika yang diberikan dan mampu untuk menjelaskan

namun tidak sesuai dengan konsep tersebut ketika diwawancara oleh peneliti.

Ketiga, faktor keinginan dan motivasi peserta didik kategori rendah kurang

mempunyai keinginan dan motivasi dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

Hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa peserta didik

menyelesaikan soal kontekstual yang diberikan namun hanya sedikit menuliskan

jawaban yang sesuai dan ketika melakukan wawancara berdasarkan jawaban yang

disampaikan peserta didik menjawab tidak sesuai dengan arahan pertanyaan.

Keempat, faktor struktur masalah peserta didik kategori rendah bervariasi karena

ada yang mengatakan soal dengan struktur masalah berbasis kontekstual sedang

bahkan sulit untuk dikerjakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang

dilakukan dengan peserta didik yang menyatakan bahwa soal tersebut soal yang

mudah, sedang dan sulit.

George Polya (dalam Harmini & Roebyanto, 2017) menyatakan bahwa

langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah itu ada 4 yaitu memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan

memeriksa kembali (h.54). Berdasarkan teori di atas, dalam penelitian ini


174

menggunakan langkah-langkah kemampuan pemecahan masalah yang

dikemukakan oleh George Polya. Berikut ini adalah pembahasan sub rumusan

masalah yang terdiri atas 4 kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual yaitu kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual,

kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual, kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual dan kemampuan

memeriksa kembali berbasis kontekstual.

1. Kemampuan Memahami Masalah Berbasis Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor indikator kemampuan memahami

masalah berbasis kontekstual, skor yang diperoleh yaitu 62 dari skor total 114

dengan persentase 54,38%. Hasil persentase kemampuan yang diperoleh oleh

peserta didik ini menunjukkan bahwa kemampuan memahami masalah berbasis

kontekstual merupakan kemampuan mayoritas yang dimiliki oleh peserta didik.

Hasil skor tes ini kemudian disajikan dalam bentuk kategori sesuai dengan

tingkatan kemampuan peserta didik yaitu mayoritas kemampuan memahami

masalah berbasis kontekstual berada pada kategori sedang dengan jumlah

peserta didik adalah 11 orang. Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam

bentuk penyajian data perbutir soal dengan tingkatan kemampuan peserta didik

yaitu mayoritas kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual butir

soal 1 berada pada kategori tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 12 orang

dan butir soal 2 berada pada kategori rendah dengan jumlah peserta didik

adalah 10 orang.
175

Setelah memperoleh hasil tes selanjutnya peneliti mengkonfirmasi hasil

yang diperoleh dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik

sehingga peneliti dapat menentukan kevalidan data kemampuan peserta didik.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa

peserta didik dengan kategori tinggi bisa menjelaskan kembali apa yang

diketahui dan ditanyakan dalam soal, peserta didik dengan kategori sedang bisa

menjelaskan kembali apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal namun

kurang maksimal karena kurang memahami dengan apa yang sudah dituliskan

pada lembar jawaban, dan peserta didik kategori rendah dapat menjelaskan

kembali namun tidak sesuai dengan arahan pertanyaan.

2. Kemampuan Membuat Rencana Penyelesaian Berbasis Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor indikator kemampuan membuat

rencana penyelesaian berbasis kontekstual, skor yang diperoleh yaitu 44 dari

skor total 76 dengan persentase 57,89%. Hasil skor tes ini kemudian disajikan

dalam bentuk kategori sesuai dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual

berada pada kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang.

Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam bentuk penyajian data perbutir soal

dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu mayoritas kemampuan

membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1 berada pada

kategori tinggi dengan jumlah peserta didik adalah 9 orang dan butir soal 2

berada pada kategori rendah dengan jumlah peserta didik adalah 7 orang.
176

Setelah memperoleh hasil tes selanjutnya peneliti mengkonfirmasi hasil

yang diperoleh dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik

sehingga peneliti dapat menentukan kevalidan data kemampuan peserta didik.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa

peserta didik dengan kategori tinggi bisa menjelaskan kembali nama bangun

datar yang sudah dibuat dalam lembar jawaban dan menuliskan rumus yang

tepat untuk digunakan, peserta didik dengan kategori sedang bisa menjelaskan

kembali nama bangun datar yang sudah dibuat dalam lembar jawaban dan

menuliskan rumus yang tepat untuk digunakan namun kurang maksimal karena

kurang memahami dengan apa yang sudah dituliskan pada lembar jawaban,

dan peserta didik kategori rendah dapat menjelaskan kembali namun kurang

maksimal karena tidak mengetahui rumus yang tepat untuk digunakan dan

menjawab tidak sesuai dengan arahan dari pertanyaan.

3. Kemampuan Melaksanakan Rencana Penyelesaian Berbasis

Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor indikator kemampuan melaksanakan

rencana penyelesaian berbasis kontekstual, skor yang diperoleh yaitu 46 dari

skor total 114 dengan persentase 40,35%. Hasil skor tes ini kemudian disajikan

dalam bentuk kategori sesuai dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu

mayoritas kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual

berada pada kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 12 orang.

Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam bentuk penyajian data perbutir soal

dengan tingkatan kemampuan peserta didik yaitu mayoritas kemampuan


177

melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual butir soal 1 berada

pada kategori sedang dengan jumlah peserta didik adalah 11 orang dan butir

soal 2 berada pada kategori rendah dengan jumlah peserta didik adalah 11

orang.

Setelah memperoleh hasil tes selanjutnya peneliti mengkonfirmasi hasil

yang diperoleh dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik

sehingga peneliti dapat menentukan kevalidan data kemampuan peserta didik.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa

peserta didik dengan kategori tinggi bisa menjelaskan kembali rumus yang

digunakan, substitusi angka yang diketahui dan hasil yang diperoleh dari

perhitungan, peserta didik dengan kategori sedang bisa menjelaskan kembali

rumus yang digunakan, substitusi angka yang diketahui dan hasil yang

diperoleh dari perhitungan namun kurang maksimal karena kurang memahami

dengan apa yang sudah dituliskan pada lembar jawaban, dan peserta didik

kategori rendah dapat menjelaskan kembali namun tidak sesuai dengan arahan

dari pertanyaan.

4. Kemampuan Memeriksa Kembali Berbasis Kontekstual

Berdasarkan penyajian data hasil skor indikator kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual, skor yang diperoleh yaitu 25 dari skor total 76

dengan persentase 32,89%. Hasil persentase kemampuan yang diperoleh oleh

peserta didik ini menunjukkan bahwa kemampuan memeriksa kembali berbasis

kontekstual merupakan kemampuan minoritas yang dimiliki oleh peserta didik.

Hasil skor tes ini kemudian disajikan dalam bentuk kategori sesuai dengan
178

tingkatan kemampuan peserta didik yaitu mayoritas kemampuan memeriksa

kembali berbasis kontekstual berada pada kategori sedang dengan jumlah

peserta didik adalah 9 orang. Kemudian hasil skor tes ini disajikan dalam

bentuk penyajian data perbutir soal dengan tingkatan kemampuan peserta didik

yaitu mayoritas kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual butir soal

1 berada pada kategori sedang dan rendah dengan jumlah peserta didik sama

yaitu 8 orang dan butir soal 2 berada pada kategori sedang dan rendah dengan

jumlah peserta didik sama yaitu 9 orang.

Setelah memperoleh hasil tes selanjutnya peneliti mengkonfirmasi hasil

yang diperoleh dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan peserta didik

sehingga peneliti dapat menentukan kevalidan data kemampuan peserta didik.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa

peserta didik dengan kategori tinggi bisa menjelaskan kembali cara memeriksa

kembali dan membuat kesimpulan, peserta didik dengan kategori sedang bisa

menjelaskan kembali memeriksa kembali dan membuat kesimpulan namun

kurang maksimal karena masih ada peserta didik yang kurang memahami

dengan apa yang sudah dituliskan pada lembar jawaban, dan peserta didik

kategori rendah dapat menjelaskan kembali namun menjawab tidak sesuai

dengan arahan dari pertanyaan.

Berdasarkan pembahasan indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis berbasis kontekstual di atas maka diperoleh hasil temuan dalam

penelitian ini yaitu tingkatan kemampuan berdasarkan indikator yang

dikemukakan oleh George Polya dari yang tertinggi hingga terendah adalah
179

kemampuan membuat rencana penyelesaian dengan persentase 57,89%,

kemampuan memahami masalah dengan persentase 54,38%, kemampuan

melaksanakan rencana penyelesaian dengan persentase 40,35% dan kemampuan

memeriksa kembali dengan persentase 32,89%. Berdasarkan persentase yang telah

disajikan maka dapat diperoleh hasil temuan bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematis pada peserta didik kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak

berada pada tingkatan kategori sedang artinya peserta didik memiliki kemampuan

pemecahan masalah matematis berbasis kontekstual namun kurang maksimal.

Hasil temuan dalam penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Meilani dan

Maspupah (2019) dalam kesimpulannya yang menyatakan bahwa kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik kelas VI MI Swasta Bongas 1 masih

rendah (h.25).

Berdasarkan hasil penelian yang telah ditemukan diperoleh hasil bahwa

terdapat perbedaan hasil penelitian yang menggunakan variabel soal berbasis

kontekstual dan soal tidak berbasis kontekstual. Hasil penelitian ini menggunakan

permasalahan berbasis kontekstual yang menunjukkan bahwa peserta didik

mampu mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual namun kurang maksimal sedangkan hasil penelitian yang tidak

menggunakan permasalahan berbasis kontekstual menunjukkan bahwa peserta

didik belum mampu mencapai kemampuan pemecahan masalah matematis

berbasis kontekstual. Oleh karena itu, berdasarkan hasil temuan yang telah

diperoleh dapat dinyatakan bahwa permasalahan berbasis kontekstual dapat

meningkatkan faktor keinginan dan motivasi peserta didik dalam menyelesaikan


180

persoalan yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis. Hai

ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakakn oleh Siswono (2018)

menyatakan bahwa salah satu faktor kemampuan pemecahan masalah yaitu

keinginan dan motivasi yang menjelaskan tentang penerapan soal kontekstual

dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah peserta didik (h.44). Hasil

penelitian dengan menggunakan tes berbasis kontekstual ini membuktikan

penelitian Isharyadi (2018) dalam kesimpulannya yang menyatakan bahwa

pendekatan pemebelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematis peserta didik (h.54). Masalah kontekstual dalam

penelitian ini memiliki pengertian sebagai suatu masalah yang dapat dibayangkan

dan dekat dengan kehidupan peserta didik. Sehingga ketika memperoleh soal

berbasis kontekstual, peserta didik dapat memahami soal yang diberikan dan

mampu untuk mengerjakan dengan menggunakan langkah-langkah kemampuan

pemecahan masalah matematis.


181

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual pada peserta didik kelas IV SD Kartika

XVII-1 Pontianak maka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematis berbasis kontekstual peserta didik berada pada kategori sedang

dengan persentase 46,57%. Hasil persentase yang diperoleh menunjukkan bahwa

peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis berbasis

kontekstual namun kurang maksimal. Selanjutnya untuk menjawab sub rumusan

masalah dalam penelitian ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan memahami masalah berbasis kontekstual peserta didik dengan

persentase 54,38%. Peserta didik kategori tinggi mampu memahami

masalah yang terdapat dalam soal dan mampu untuk menjelaskan kembali

apa yang sudah dikerjakan. Peserta didik kategori sedang kurang mampu

untuk memahami masalah yang terdapat dalam soal dan kurang mampu

untuk menjelaskan kembali apa yang sudah dikerjakan. Peserta didik

kategori rendah tidak mampu untuk memahami masalah yang terdapat

dalam soal dan tidak mampu untuk menjelaskan kembali apa yang sudah

dikerjakan.

2. Kemampuan membuat rencana penyelesaian berbasis kontekstual peserta

didik dengan persentase 57,89% merupakan indikator kemampuan

mayoritas yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik kategori tinggi
182

mampu membuat rencana penyelesaian dan mampu untuk menjelaskan

kembali apa yang sudah direncanakan. Peserta didik kategori sedang

mampu membuat rencana penyelesaian namun kurang mampu untuk

menjelaskan kembali apa yang sudah direncanakan. Peserta didik kategori

rendah kurang mampu membuat rencana penyelesaian dan tidak mampu

untuk menjelaskan kembali apa yang sudah direncanakan.

3. Kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian berbasis kontekstual

peserta didik dengan persentase 40,35%. Peserta didik kategori tinggi

mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan mampu untuk menjelaskan

kembali apa yang sudah dilaksanakan. Peserta didik kategori sedang kurang

mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan kurang mampu untuk

menjelaskan kembali apa yang sudah dilaksanakan. Peserta didik kategori

rendah tidak mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan tidak mampu

untuk menjelaskan kembali apa yang sudah dilaksanakan.

4. Kemampuan memeriksa kembali berbasis kontekstual peserta didik dengan

persentase 32,89% merupakan indikator kemampuan minoritas yang

dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik kategori tinggi kurang mampu

memeriksa kembali dan kurang mampu untuk menjelaskan kembali apa

yang sudah diperiksa. Peserta didik kategori sedang kurang mampu

memeriksa kembali dan kurang mampu untuk menjelaskan kembali apa

yang sudah diperiksa. Peserta didik kategori rendah tidak mampu

memeriksa kembali dan tidak mampu untuk menjelaskan kembali apa yang

sudah diperiksa.
183

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran

yang diajukan kepada:

1. Peneliti lain

Saran dari peneliti untuk peneliti lain yaitu gunakan jenis soal yang belum

diujicobakan misalnya jenis soal realistis. Selain itu, tambahkan variabel yang

dapat digunakan sebagai bahan perbandingan kemampuan pemecahan masalah

matematis misalnya ditinjau dari gender, umur, IQ dan sebagainya. Kemudian,

penelitian berikutnya juga dapat mengubah tingkatan kelas yang digunakan,

karena peneliti sudah melakukan penelitian kemampuan pemecahan masalah

matematis pada tingkatan kelas tinggi, maka selanjutnya saran dari peneliti

kepada peneliti lain yaitu melakukan penelitian kemampuan pemecahan

masalah matematis pada tingkatan kelas rendah.

2. Sekolah

Saran dari peneliti untuk sekolah yaitu pihak sekolah lebih aktif dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik agar semua kemampuan pemecahan

masalah matematis peserta didik dapat dicapai dengan baik. Selain itu, sekolah

juga dapat memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada guru tentang

kemampuan pemecahan masalah matematis agar guru lebih berkompeten

dalam memberikan pembelajaran.

3. Guru

Saran dari peneliti untuk guru yaitu guru sebaiknya lebih memperhatikan

kemampuan peserta didik khususnya yang memiliki kemampuan pemecahan


184

masalah matematis berbasis kontekstual dengan kategori rendah. Tujuannya

agar guru dapat mengatasi dan mencari solusi sejak dini dalam menangulangi

apa yang menjadi kendala bagi peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Adlin. (2013). Metode Penelitian Sosial. Pekanbaru: Alaf Riau.


Asfar, A. M. I. T., & Nur, S. (2018). Model Pembelajaran Problem Posing &
Solving : Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Sukabumi:
Jejak.
Aspiandi, H., R, Z., & Nursangaji, A. (2020). Deskripsi Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa pada Materi Bangun Datar di SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(11), 1-8, DOI:
10.26418/jppk.v9i11.43350.
Bistari. (2015). Mewujudkan Penelitian Tindakan Kelas (Kenaikan Pangkat Bagi
Guru). Pontianak: Ekadaya Mult Inovasi.
Chairani, Z. (2016). Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika.
Sleman: Deepublish.
Creswell, J. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ekayana, S. D., Hermanto, D., & Affat, M. (2020). Profil Berpikir Kreatif Siswa
SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Kontekstual Berdasarkan
Perbedaan Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Jurnal Edukasi
Matematika dan Sains, 8(2), 165-171, DOI: 10.25273/jems.v8i2.7605.
Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: Jejak.
Gosal, M. F. E., Kimbal, M., & Rumawas, W. (2016). Kemampuan Kerja Aparat
dalam Memberikan Pelayanan Administrasi Akte Jual Beli Tanah Kepada
Masyarakat di Kecamatan Tikala Kota. Jurnal Imiah Society, 2 (20), 1-16.
Diunduh di
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnalilmiahsociety/article/view/124
20.
Hadi, S., & Radiyatul. (2014). Metode Pemecahan Masalah Menurut Polya untuk
Mengembangkan Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah
Matematis di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Matematika,
2(3), 53-61, DOI: 10.20527/edumat.v2i1.603.
Harahap, E. R., & Surya, E. (2017). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Kelas VII Dalam Menyelesaikan Persamaan Linear Satu Variabel.
Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika 7(1), 44-54, DOI:
10.22437/edumatica.v7i01.3874.
Helmon, A., & Sennen, A. (2020). Pembelajaran Matematika Melalui Pemecahan
Masalah: Urgensi dan Penerapannya. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar,
4(1), 51-56, DOI: 10.36928/jipd.v4i1.318.

185
186

Hendriana, H., & Soemarmo, U. (2019). Penilaian Pembelajaran Matematika.


Bandung: Refika Aditama.
Isharyadi, R. (2018). Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Jurnal
Program Studi Pendidikan Matematika, 7(1), 48-55, DOI:
10.24127/ajpm.v7i1.1342.
Jayanti, M. D., Irawan, E. B., & Irawati, S. (2018). Kemampuan Pemecahan
Masalah Kontekstual Siswa SMA pada Materi Barisan dan Deret. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(5), 671-678, DOI:
10.17977/jptpp.v3i5.11092.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2021). Risalah
Kebijakan Nomor 3, April 2021 tentang Meningkatkan Kemampuan
Literasi Dasar Siswa Indonesia Berdasarkan Analisis Data PISA 2018.
Jakarta: Kemdikbud. Diunduh dari https://
www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-pisa-indonesia 2018-
akses-makin-meluas-saatnya-tingkatkan-kualitas.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2022). Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran. Jakarta: Kemdikbud. Diunduh dari
https://jdih.kemdikbud.go.id/sjdih/siperpu/dokumen/salinan/salinan_20220
711_121315_Fix%20Salinan%20JDIH_Kepmen%20Perubahan%2056%2
0Pemulihan%20Pembelajaran.pdf.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2022). Keputusan
Kepala BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemdikbud.
Diunduh dari https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-
content/unduhan/CP_2022.pdf.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (2022). Keputusan
Kepala BSKAP Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas
Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemdikbud. Diunduh dari
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wpcontent/uploads/2022/06/033_H_R_
2022 - Salinan - SK - Kabadan - tentang - Perubahan - SK- 008 - tentang-
Capaian Pembelajaran.pdf.
Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
187

Lestari, K. E. & Yudhanegara, M. R. (2017). Penelitian Pendidikan Matematika.


Bandung: Refika Aditama.
Mairing, J. P. (2018). Pemecahan Masalah Matematika Cara Siswa Memperoleh
Jalan untuk Berpikir Kreatif dan Sikap Positif. Bandung: Alfabeta.
Maulana, I. M. (2021). Pendekatan Matematika Realistik (Dalam Pembelajaran
Matematika). Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani.
Mauleto, K. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau dari
Indikator NCTM dan Aspek Berpikir Kritis Matematis Siswa di Kelas 7B
SMP Kanisius Kalasan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 4(2), 125-
134, DOI: 10.26877/jipmat.v4i2.4261.
Mawaddah, S., & Anisah, H. (2015). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Generatif (Generative Learning) di SMP. Jurnal Pendidikan
Matematika, 3(2), 166-175, DOI: 10.20527/edumat.v3i2.644.
Nugraha, G. A. M., & Aini, I. N. (2021). Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Peserta Didik SMA Berdasarkan Tahapan Polya. Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 716-726.
Diunduh di
https://conference.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika/Sesiomadika2021/p
aper/view/404/84.
Nurani, D., Lanny, A., Misiyanto, & Mulia, K. R. (2022). Edisi Serba-Serbi
Kurikulum Merdeka Kekhasan Sekolah Dasar. Jakarta: Tim Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), BSKAP.
Rahman, V., A. (2017). Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa pada Soal-soal Kontekstual Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Negeri III Limboto [Skripsi].
Diperoleh dari
https://repository.ung.ac.id/skripsi/show/411413075/deskripsi-kemampuan
pemecahan-masalah-matematika-siswa-pada-soal-soal-kontekstual-materi-
sistem persamaan-linear-dua-variabel-spldv-di-kelas-viii-smp-negeri-3-
limboto.html.
Rini, C., Samijo, & Handayani, A. D. (2021). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa SMA Kelas XI pada Materi Program Linear. Jurnal
Inovasi Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Untuk Penguatan
Merdeka Belajar di Masa Pandemi, 896-910. Diunduh di
https://proceeding.unpkediri.ac.id/index.php/seinkesjar/article/download/1
491/1118/5112.
Rizki, M. (2018). Profil Pemecahan Masalah Kontekstual Matematika oleh Siswa
Kelompok Dasar. Jurnal Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Sosial
Keagamaan, 18(2), 271-286. Diunduh di http://ejournal.iain-
tulungagung.ac.id/index.php/dinamika/article/view/1507.
188

Roebyanto, G., & Harmini, S. (2017). Pemecahan Masalah Matematika untuk


PGSD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rohmah, D. I., & Rosyidi, A. H. (2022). Analisis Kegagalan Siswa SMA dalam
Pemecahan Masalah Kontekstual Materi Kesebangunan. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 11 (3). 765-778 DOI:
10.26740/mathedunesa.v11n3.p765-778.
Rosyada, A., & Rosyidi, A. H. (2018). Profil Pemecahan Masalah Matematika
Kontekstual Terbuka Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan
Impulsif. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 7(.2), 300-307. Diunduh
di https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/3/article/view/23967.
Sani, R. A., Arafah, K., Aziz, I., Tanjung, R., & Suswanto, H. (2020). Evaluasi
Proses dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Simatupang, R., Napitupulu, E., & Asmin (2020). Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Efficacy Siswa pada
Pembelajaran Problem Based Learning. Paradikma Jurnal Pendidikan
Matematika, 13(1), 29-39, DOI: 10.24114/paradikma.v13i1.22944.
Siswono, T. Y. (2018). Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan
Pemecahan Masalah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudaryono. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Tindakan Komprehensif (Untuk Perbaikan
Kinerja dan Pengembangan Ilmu Tindakan). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Teuf, Y., Utami, S., & Abdussamad. (2015). Peningkatan Hasil Belajar IPS
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Talking Stick pada Siswa SD.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(12) 1-16, DOI:
10.26418/jppk.v4i12.13069.
Tosho, T. G. (2021). Belajar Bersama Temanmu Matematika untuk Sekolah
Dasar Kelas IV Volume 2. Depok: Arya Duta.
Wahyudi & Anugraheni, I. (2017). Strategi Pemecahan Masalah Matematika.
Salatiga: Satya Wacana Unyversity Press.
Widjaja, W. (2013). The Use of Contextual Problems to Support Mathematical
Learning. Journal on Mathematics Education, 4(2), 151-159, DOI:
10.22342/jme.4.2.413.151-159.
Yusuf, A. M. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
LAMPIRAN
A

189
Lampiran A1
Hasil Wawancara Bersama Guru Kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak
A. Jadwal Wawancara
1. Tanggal, hari : Jum’at. 3 Maret 2023
2. Waktu mulai dan selesai : 09.00-09.30
B. Identitas Narasumber
1. Nama : Yusuf Habibi Harahap. S.Pd.
2. Jabatan : Wali Kelas IV
3. Sekolah : SD Kartika XVII-1 Tanjungpura Pontianak
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kurikulum apakah yang digunakan Sekarang di kelas IV SD Kartika
Bapak di kelas IV saat ini? menggunakan Kurikulum Merdeka.
2. Berapa jumlah peserta didik di kelas Di kelas IV ada 23 orang peserta
IV saat ini pak? didik.
3. Bagaimana pendapat Bapak mengenai Pendapat saya tentang kurikulum
kurikulum yang digunakan saat ini? merdeka, sebenarnya kurikulum ini
membuat saya lebih leluasa
menjelaskan materi karena tidak
dituntut mengejar-ngejar materi.
Berbeda dengan kurikulum
sebelumnya yang dalam satu semester
semua materi harus tuntas untuk
dipelajari. Namun dalam Kurikulum
Merdeka tidak demikian, karena jika
materi tidak tuntas, setuntas-tuntasnya
sampai mana nanti dapat dilanjutkan
lagi. Poin terpenting adalah anak
benar-benar paham dengan materi
yang telah dipelajari kemudian jika
sudah paham lanjut lagi pada materi
berikutnya. Saya pribadi menyukai
dengan adanya Kurikulum Merdeka.
4. Bagaimana dengan mata pelajaran Untuk SD yang namanya dasar pasti
Matematika elemen-elemen apa yang elemen pertama adalah elemen
harus dipelajari oleh peserta didik bilangan. Bilangan itu harus wajib
jenjang Sekolah Dasar (SD)? untuk anak-anak ketahui yang meliputi
operasi-operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian. Disinilah di kelas IV yang
saya tekankan adalah bilangan, benar-
benar saya tekankan karena nanti di
kelas V tetap menggunakan perkalian

190
dan pembagian. Jadi, kalau perkalian
dan pembagiannya mereka sudah
paham berikutnya pasti dapat
menyelesaikan soal-soal. Selain
elemen dasar yaitu elemen bilangan
yang sudah saya sebutkan, ada
elemen-elemen lain yang juga harus
dipelajari oleh peserta didik di jenjang
Sekolah Dasar diantaranya adalah
elemen al-jabar, elemen pengukuran,
elemen geometri, dan terakhir ada
elemen analisis data dan peluang.
5. Pada mata pelajaran Matematika Untuk yang di kelas IV saya ini,
apakah semua peserta didik sudah elemen yang saya tekankan itu adalah
mencapai capaian pembelajaran setiap elemen bilangan. Jadi di elemen
elemen yang sudah dipelajari? bilangan itu yang paling dasar saya
kuatkan supaya anak bisa untuk
tambah, kurang kali dan bagi karena
materi ini dasar untuk sampai di kelas
V dan kelas VI elemen bilanganlah
yang paling dasarnya. Untuk elemen
bilangan alhamdulillah mayoritas
peserta didik sudah bisa mencapai
capaian pembelajaran. Namun, untuk
elemen yang lain masih tetap ada
peserta didik yang belum
menguasainya terlebih di elemen al-
jabar dan elemen pengukuran. Banyak
dari peserta didik yang belum
menguasai elemen-elemen tersebut.
6. Dalam proses pembelajaran Untuk pemecahan masalah langkah-
matematika, apakah Bapak sudah langkahnya sudah saya ajarkan. Mulai
mengajarkan langkah-langkah dari menuliskan diketahuinya, ditanya,
pemecahan masalah matematis? dan sampai proses menjawabnya
sudah saya ajarkan kepada anak-anak.
7. Pada saat evaluasi pembelajaran, Soal evaluasi kalau saya menggunakan
apakah peserta didik sudah soal pilihan ganda dan esai. Bagian
menyelesaikan soal yang diberikan esai saya sudah memberikan soal yang
dengan langkah-langkah pemecahan menuntun peserta didik untuk
masalah matematis pak? menyelesaikan soal dengan
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis.
Namun dalam penyelesaiannya banyak

191
anak yang belum menyelesaikan soal
dengan langkah-langkah pemecahan
masalah matematis misalnya ada
peserta didik yang menuliskan yang
hanya diketahui tapi belum menulis
ditanyanya, ada juga di soal itu peserta
didik yang menuliskan diketahui dan
ditanya namun belum selesai
menjawab, mungkin kalau saya pikir
waktunya tidak cukup atau
kemampuan mereka hanya sampai
disitu mungkin. Ada juga yang
dikategorikan lambat dalam
memahami materi sehingga
menyebabkan langkah-angkah
penyelesaian masalah matematis yang
mereka kerjakan hanya sebatas apa
yang mereka ketahui saja misalnya
diketahui, ditanya dan dijawab ditulis
apa, ditanya kadang tidak ditulis,
dijawab juga tidak ditulis hanya
diketahui saja. Sedangkan untuk
peserta didik yang lain mereka sudah
mengerjakan secara runtun mulai dari
apa yang mereka ketahui, ditanya dan
dijawab namun demikian masih belum
dikerjakan secara lengkap langkah-
langkah pemecahan masalah
matematis tersebut masih ada juga
peserta didik yang belum sesuai
dengan apa yang diharapkan sehingga
berdasarkan apa yang telah saya
sampaikan memang pada dasarnya
saya sudah mengajarkan mereka
tentang langkah-langkah pemecahan
masalah matematis namun namanya
juga anak-anak tetap ada yang belum
paham. Tidak semua apa yang saya
ajarkan mereka cepat memahami
dengan baik sehingga pada saat
mengerjakan evaluasi pembelajaran
khususnya pada soal yang menuntun
peserta didik untuk menyelesaikan
soal dengan menggunakan langkah-
langkah pemecahan masalah
matematis soal yang dikerjakan

192
jawabannya masih kurang maksimal
karena peserta didik belum mampu
sepenuhnya dalam menyelesaikan soal
tersebut dengan menggunakan
langkah-langkah pemecahan masalah
matematis dengan baik dan benar.
8. Terdapat langkah-langkah pemecahan Berdasarkan pengalaman saya, dari 23
masalah menurut George Polya yaitu: peserta didik di kelas IV sudah
1) memahami masalah, mengerjakan langkah-langkah
2) membuat rencana penyelesaian pemecahan masalah matematis.
3) melaksanakan rencana Namun pada kenyataannya jawaban
penyelesaian yang mereka tuliskan belum
4) mengecek kembali menggunakan langkah-langkah
Dari langkah-langkah yang sudah pemecahan masalah matematis dengan
disebutkan, berdasarkan pengalaman lengkap dan benar, masih ada
Bapak mengoreksi jawaban apakah kekurangannya seperti diketahui
peserta didik sudah mengerjakan soal kemudian langsung menuliskan
matematika menggunakan langkah- jawaban ada juga yang tidak
langkah pemecahan masalah yang menuliskan diketahui langsung
sudah disebutkan? menuliskan jawaban. Untuk lebih
spesifiknya seperti peserta didik yang
lambat dalam menguasai materi
sehingga menyebabkan mereka juga
mengerjakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis hanya
sebatas apa yang mereka ketahui
sedangkan untuk sebagian besar
peserta didik yang lainnya mereka
sudah mengerjakan apa yang mereka
ketahui, dan apa yang ditanya dan
dijawab namun untuk sampai pada
langkah kesimpulan juga masih sedikit
peserta didik yang sampai pada
langkah tesebut maksudnya pada
kesimpulannya itu ada yang tidak
menggunakan kalimat ‘’jadi…’’, ada
yang langsung menjawab tanpa
menuliskan kalimat ‘’jadi…’’, ada
juga yang menuliskan jadi namun
jawabannya kurang tepat. Pada
langkah kesimpulan, tetap ada anak-
anak yang tidak menuliskan hasil akhir
sebagai jawaban yang benar. Peserta
didik itu mengerjakan hanya sebatas
sampai mana pemahaman mereka
walaupun kita merasa sudah maksimal,

193
namanya juga anak-anak daya
tangkapnya ada yang cepat dan ada
juga yang lambat. tetapi
alhamdulillah, sebagian besar peserta
didik sudah mengerti sampai pada
langkah apa yang mereka ketahui.
9. Berdasarkan langkah-langkah Lebih ke materi yang berhubungan
pemecahan masalah yang sudah dengan bangun datar. Jadi materi yang
disebutkan, materi mata pelajaran menggunakan langkah-langkah
matematika bab apakah yang pemecahan masalah matematis dalam
menuntut peserta didik mengerjakan soalnya adalah materi bangun datar
soal matematika menggunakan yang materinya lebih mengarah
langkah-langkah pemecahan masalah kepada menghitung luas. Semester 2
matematis? di kelas IV ini ada materi luas. Materi
luas ini mencangkup menghitung luas
bangun datar persegi dan menghitung
luas bangun datar persegi panjang.
10. Apakah Bapak sudah mengaitkan Jadi kontekstual ini memang sangat
materi pembelajaran Matematika membantu peserta didik sangat suka
dengan menggunakan pembelajaran belajar dengan keadaan nyata apalagi
kontekstual? hal tersebut ada di lingkungan sekitar.
Matematika ini banyak jenisnya, ada
yang abstrak sehingga ketika peserta
didik bertemu dengan matematika
yang bentuknya nyata anak-anak lebih
suka. Saya pernah mencoba anak
untuk mengukur panjang pensil
menggunakan penggaris, respon
mereka terhadap pembelajaran mereka
sangat senang. Ada anak yang
kelihatannya malas namun ketika
mngukur pensil, anak tersebut sangat
menyukai kegiatan yang
dilakukannya. Meskipun anak tersebut
tidak memiliki penggaris, anak
tersebut berinisiatif untuk meminjam
penggaris temannya dan dia juga tidak
memiliki pensil namun dia
menggunakan benda lain yaitu dengan
mengukur pulpennya sendiri. Jadi
kontekstual memang sangat
membantu, saya yakin jika semua
materi pelajaran di matematika kita
kaitkan dengan ke pembelajaran
kontekstual mereka pasti sangat

194
senang dalam belajar, motivasi mereka
juga pasti bertambah.
11. Pada saat evaluasi pembelajaran, Soalnya sudah. Pengalaman saya
apakah Bapak sudah mengaitkan soal selama mengajar pada saat materi
materi luas ke konteks kehidupan keliling dan luas saya mengaitkan soal
sehari-hari (kontekstual)? dengan konteks kehidupan mereka
contohnya pada saat mereka sedang
olahraga ketika membuat soal saya
kaitkan apa yang mereka kerjakan
dengan soal yang saya berikan. Jadi
saya sudah mengaitkan soal dengan
konteks kehidupan sehari-hari.
12. Berdasarkan pengalaman Bapak Berdasarkan pengalaman saya selama
mengajar di kelas IV SD Kartika mengajar di SD Kartika XVII-1
XVII-1 Tanjungpura Pontianak, Tanjungpura Pontianak kurang lebih
bagaimana pendapat Bapak mengenai selama 14 tahun, kebetulan juga saya
kemampuan pemecahan masalah mengajar di kelas IV dan V. Jadi
matematis berbasis kontekstual pada untuk di kelas IV ini karena perubahan
peserta didik dalam menyelesaikan dari fase kecil ke besar, yaitu kelas 1,
soal matematika khususnya pada 2 dan 3 disebut kelas rendah
materi luas yang berkaitan dengan sedangkan kelas 4, 5 dan 6 disebut
menghitung luas bangun datar persegi kelas tinggi. Jadi di kelas rendah
dan persegi panjang? memang sudah ada pembelajaran
kontekstual namun mereka belum
menyelesaikan soal dengan
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis. Jadi
untuk di kelas IV karena mereka baru
menemukan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis ini
tetap masih banyak yang belum
mampu menyelesaikan dengan
langkah-langkah pemecahan masalah
matematis. Walaupun sudah dijelaskan
namun tetap saja mereka belum belum
mampu menyelesaikan langkah-
langkah pemecahan masalah
matematis dengan benar tetap saja
langkah-langkah yang sudah
dikerjakan memiliki kekurangan. Jika
sudah menuliskan diketahui, ditanya
dan dijawab tetap saja ada yang
kekurangan baik itu diketahuinya,
tidak menuliskan diketahui dan
langsung dijawab, ada juga yang

195
sudah menuliskan secara lengkap
sampai langkah ketiga yaitu
menuliskan diketahui, ditanya dan
dijawab tetapi kesimpuannya tidak
dituliskan. Ketika berada di kelas V
mungkin mereka baru bisa
menerapkan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis.
Peserta didik dalam menjawab dengan
menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis masih
belum mampu menyelesaikan soal
dengan lengkap dan benar karena
sebagian besar peserta didik
mengerjakan hanya sampai pada
langkah apa yang mereka ketahui dan
apa yang ditanyakan dari soal. Hal ini
yang menyebabkan peserta didik
dalam menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah matematis masih
tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga langkah-langkah
pemecahan masalah matematis yang
diharapkan dapat dicapai oleh semua
peserta didik menjadi belum tercapai
sepenuhnya. Jadi, kesimpulannya
masih banyak peserta didik yang
belum paham dengan kemampuan
pemecahan masalah matematis
berbasis kontekstual.

Pontianak, 3 Maret 2023


Wali Kelas IV Peneliti

Yusuf Habibi Harahap. S.Pd. Yeti Kurnia Dewi


NUPTK. 0662767668230172 NIM. F1081191071

196
Lampiran A2

Kisi-kisi Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual Materi


Luas
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV/2 (Genap)
Materi : Luas
Jumlah Soal :5
Bentuk Soal : Uraian
Materi Pokok : Materi Luas

Capaian Submateri Aspek Pemecahan Indikator Soal Nomor


Pembelajaran Pokok Masalah Soal
Elemen
Pengukuran
Pada akhir Fase Luas Peserta didik memiliki Disajikan teks soal 1
B, peserta didik persegi kemampuan untuk berbasis kontekstual,
dapat mengukur dan memahami masalah peserta didik dapat
Panjang dan persegi matematis berbasis menghitung luas dari
berat benda panjang kontekstual dalam persegi.
menggunakan menyelesaikan soal luas Disajikan teks soal 2
satuan baku. persegi dan persegi panjang. berbasis kontekstual,
Mereka dapat peserta didik dapat
menentukan menghitung luas dari
hubungan antar- persegi panjang.
satuan baku
Panjang (cm,m). Peserta didik memiliki Disajikan teks soal 3
Mereka dapat kemampuan untuk membuat berbasis kontekstual,
mengukur dan rencana penyelesaian dalam peserta didik dapat
mengestimasi menyelesaikan soal luas menghitung luas dari
luas dan volume persegi dan persegi panjang. persegi.
menggunakan Disajikan teks soal 4
satuan tidak berbasis kontekstual,
baku dan satuan peserta didik dapat
baku berupa menghitung luas dari
bilangan cacah. Peserta didik memiliki persegi panjang.
kemampuan untuk Disajikan teks soal 5
melaksanakan rencana berbasis kontekstual,
penyelesaian dengan peserta didik dapat
melakukan perhitungan menghitung luas dari
dalam menyelesaikan soal persegi panjang dan
luas persegi dan persegi persegi.
panjang.

197
Disajikan teks soal dan 6
gambar berbasis
Peserta didik memiliki kontekstual, peserta didik
kemampuan untuk dapat menghitung luas
memeriksa kembali dari persegi panjang.
kebenaran jawaban yang
diperoleh dalam Disajikan teks soal dan 7
menyelesaikan soal luas gambar berbasis
persegi dan persegi panjang. kontekstual, peserta didik
dapat menghitung luas
dari persegi.

198
Lampiran A3
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual
Materi Luas

Nama :
Kelas :
Isilah pertanyaan di bawah ini.

1. Sekolah Tanjungpura sedang mengadakan perlombaan dalam rangka


menyambut HUT SD Tanjungpura ke-56. Salah satu perlombaan yang
diselenggarakan dan banyak diminati adalah permainan catur. Catur adalah
permainan papan strategi yang dimainkan oleh dua orang pada sebuah papan
kotak-kotak. Aufar sebagai salah satu peserta lomba permainan catur tertarik
untuk menghitung ukuran dari papan catur yang ada didepannya. Sebelum
masuk ke ruangan Aufar membawa penggaris dan mengukur ukuran papan
catur. Setelah diukur, Aufar memperoleh ukuran yang sama dari setiap sisi
papan catur yaitu 25 cm. Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di
bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi papan catur yang sama?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

2. Anita memiliki kolam renang berbentuk persegi panjang. Panjang sisi kolam
renang Anita adalah 14 m dan lebar sisi kolam renang adalah 7 m.
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar kolam
renang Anita? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

3. Hari ini di sekolah ada kegiatan kerja bakti. Semua warga sekolah
membersihkan ruangan di sekolah termasuk di ruangan kelas. Jam dinding di
ruangan kelas Nava sudah berdebu, oleh karena itu Nava meminta bantuan
kepada guru untuk menurunkan jam dinding tersebut. Setelah dibersihkan
Nava penasaran dengan ukuran sisi jam dinding. Nava mengambil penggaris

199
dan mengukur sisi pada jam dinding. Setelah diukur Nava memperoleh
ukuran sisi jam dinding sama yaitu 20 cm. Berdasarkan uraian di atas,
jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi sama pada jam dinding?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

4. Rizki diberi uang jajan oleh Ibu. Uang jajan yang diberikan Ibu merupakan
uang kertas berbentuk persegi panjang. Sesampainya di sekolah, Rizki
penasaran dengan luas dari uang kertas tersebut. Rizki langsung mengukur
panjang dan lebar uang kertas menggunakan penggaris, Setelah diukur
diperoleh ukuran panjang sisi uang kertas 15 cm dan lebar sisinya 6 cm.
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar uang Rizki?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

5. Hari ini ada jadwal mata pelajaran matematika di kelas Seka. Materi
matematika yang dipelajari hari ini adalah pengukuran. Ibu guru
mengarahkan peserta didik untuk mengukur minimal 2 benda yang ada di atas
meja. Seka memilih untuk mengukur kotak pensil yang berbentuk persegi
panjang dan mengukur sticky note yang berbentuk persegi. Setelah diukur
menggunakan penggaris diperoleh ukuran panjang dan lebar kotak pensil
adalah 20 cm dan 8 cm sedangkan ukuran sisi sticky note sama yaitu 7 cm.
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar kotak pensil
dan gambar bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama
pada sticky note? Apa rumus luas dari 2 bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

6. Hari ini di sekolah ada pelajaran olahraga materi bola voli. Guru memberikan
waktu untuk istirahat sebentar. Andi memanfaatkan waktu istirahat untuk
menghitung ukuran panjang dan lebar lapangan voli menggunakan meteran.

200
Setelah diukur diperoleh ukuran sisi panjang dan lebar lapangan voli sebagai
berikut:
18 m

9m

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar lapangan
voli? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

7. Hari ini Khalisa datang awal ke sekolah. Ia ingin membersihkan kelas karena
mendapatkan jadwal piket pada hari Jum’at. Khalisa mulai membersihkan
lantai kelas dengan menggunakan penyapu. Ketika menyapu Khalisa
memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Khalisa penasaran dengan
ukuran ubin lantai tersebut, setelah selesai piket ia langsung mengambil
penggaris dan mulai menghitung ukuran ubin lantai. Adapun ukuran ubin
yang telah diukur oleh Khalisa adalah sebagai berikut:

30 cm

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


a. Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
b. Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada ubin
lantai? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
c. Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
d. Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

201
Lampiran A4

Kunci Jawaban Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual


Materi Luas
1. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang sisi papan catur (s) = 25 cm
Ditanya : Berapakah luas papan catur tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Papan catur berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran bangun datar
persegi tersebut adalah sebagai berikut.

25 cm

Luas papan catur berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2
Memeriksa Kembali
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2 (benar)
Jadi, luas papan catur tersebut adalah 625 cm 2.

2. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang kolam renang (p) = 14 m
Lebar kolam renang (l) =7m
Ditanya : Berapa luas kolam renang Lani?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Kolam renang Lani berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar
ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai berikut.

7m

14 m
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2

202
Memeriksa Kembali
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2 (benar)
2
Jadi, luas kolam renang Lani adalah 98 m .
3. Memahami Masalah
Diketahui: Ukuran sisi jam dinding (s) = 20 cm
Ditanya : Hitunglah luas jam dinding di kelas Siti!
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Jam dinding di kelas Siti berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran
bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

20 cm

Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2
Memeriksa Kembali
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2 (benar)
Jadi, luas jam dinding di kelas Siti adalah 400 cm2.
4. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang uang yang diukur Edo (p) = 15 cm
Lebar uang yang diukur Edo (l) = 6 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Edo?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Uang yang diukur Edo berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar
ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai berikut.
15 cm

6 cm

Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm

203
= 90 cm2
Memeriksa Kembali
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm
= 90 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur oleh Edo adalah 90 cm2.

5. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang kotak pensi Dayu (p) = 20 cm
Lebar kotak pensil Dayu (l) = 8 cm
Ukuran sisi origami Dayu (s) = 7 cm
Ditanya : a. Berapa luas kotak pensil yang diukur Dayu?
b. Berapa luas origami yang diukur Dayu?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
a. Kotak pensil yang diukur Dayu berbentuk bangun datar persegi panjang.
Gambar ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai
berikut.
20 cm

8 cm

Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l


b. Origami yang diukur Dayu berbentuk bangun datar persegi. Gambar
ukuran bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

7 cm

Luas origami berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2
Memeriksa Kembali
a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s

204
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2 (benar)
Jadi, luas kotak pensil dan origami yang diukur Dayu adalah 160 cm2 dan
49 cm2.

6. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang uang yang diukur Beni (p) = 18 m
Lebar uang yang diukur Beni (l) =9m
Ditanya : Berapa luas lapangan voli yang diukur Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Lapangan voli yang diukur Beni berbentuk bangun datar persegi panjang.
Gambar ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai
berikut. 18 m

9m

Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 cm
= 162 m2
Memeriksa Kembali
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 m
= 162 m2 (benar)
Jadi, luas lapangan voli yang diukur Beni adalah 162 m2.

7. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang sisi ubin lantai (s) = 30 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin lantai tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Ubin lantai yang diukur Khalisa berbentuk bangun datar persegi. Gambar
ukuran bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

30 cm

Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s

205
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2
Memeriksa Kembali
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2 (benar)
Jadi, luas ubin lantai yang diukur Khalisa adalah 900 cm 2.

206
Lampiran A5
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual Materi Luas
No. Kunci Jawaban Skor
Maksimal
1. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang sisi papan catur (s) = 25 cm
Ditanya : Berapakah luas papan catur tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Papan catur berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran
bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

25 cm

Luas papan catur berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas papan catur berbentuk persegi = s x s
= 25 cm x 25 cm
= 625 cm2 (benar)
Jadi, luas papan catur tersebut adalah 625 cm 2.
2. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang kolam renang (p) = 14 m
Lebar kolam renang (l) =7m
Ditanya : Berapa luas kolam renang Lani?

Membuat Rencana Penyelesaian 2


Jawab
Kolam renang Lani berbentuk bangun datar persegi panjang.
Gambar ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah
sebagai berikut.

7m

14 m
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l

207
Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2
Memeriksa Kembali 2
Luas kolam renang berbentuk persegi panjang = p x l
= 14 m x 7 m
= 98 m2
(benar)
Jadi, luas kolam renang Lani adalah 98 m2.
3 Memahami Masalah 3
Diketahui: Ukuran sisi jam dinding (s) = 20 cm
Ditanya : Hitunglah luas jam dinding di kelas Siti!
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Jam dinding di kelas Siti berbentuk bangun datar persegi.
Gambar ukuran bangun datar persegi tersebut adalah sebagai
berikut.

20 cm

Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas jam dinding berbentuk persegi = s x s
= 20 cm x 20 cm
= 400 cm2 (benar)
Jadi, luas jam dinding di kelas Siti adalah 400 cm2.
4. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang uang yang diukur Edo (p) = 15 cm
Lebar uang yang diukur Edo (l) = 6 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Edo?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Uang yang diukur Edo berbentuk bangun datar persegi
panjang. Gambar ukuran bangun datar persegi panjang
tersebut adalah sebagai berikut.

208
15 cm

6 cm

Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l

Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3


Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm
= 90 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 15 cm x 6 cm
= 90 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur oleh Edo adalah 90 cm2.

5. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang kotak pensi Dayu (p) = 20 cm
Lebar kotak pensil Dayu (l) = 8 cm
Ukuran sisi origami Dayu (s) = 7 cm
Ditanya : a. Berapa luas kotak pensil yang diukur Dayu?
b. Berapa luas origami yang diukur Dayu?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
a. Kotak pensil yang diukur Dayu berbentuk bangun datar
persegi panjang. Gambar ukuran bangun datar persegi
panjang tersebut adalah sebagai berikut.
20 cm

8 cm

Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l


b. Origami yang diukur Dayu berbentuk bangun datar
persegi. Gambar ukuran bangun datar persegi tersebut adalah
sebagai berikut.

7 cm

Luas origami berbentuk persegi = s x s

209
Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2
Memeriksa Kembali 2
a. Luas kotak pensil berbentuk persegi panjang = p x l
= 20 cm x 8 cm
= 160 cm2
b. Luas origami berbentuk persegi = s x s
= 7 cm x 7 cm
= 49 cm2 (benar)
Jadi, luas kotak pensil dan origami yang diukur Dayu adalah
160 cm2 dan 49 cm2.
6. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang uang yang diukur Beni (p) = 18 m
Lebar uang yang diukur Beni (l) =9m
Ditanya : Berapa luas lapangan bola volu yang diukur
Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Lapangan voli yang diukur Beni berbentuk bangun datar
persegi panjang. Gambar ukuran bangun datar persegi
panjang tersebut adalah sebagai berikut.
18 m

9m

Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 cm
= 162 m2
Memeriksa Kembali 2
Luas lapangan voli berbentuk persegi panjang = p x l
= 18 m x 9 m
= 162 m2 (benar)
Jadi, luas lapngan voli yang diukur Beni adalah 162 m2.

7. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang sisi ubin lantai (s) = 30 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin lantai tersebut?

210
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Ubin lantai yang diukur Khalisa berbentuk bangun datar
persegi. Gambar ukuran bangun datar persegi tersebut adalah
sebagai berikut.

30 cm

Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas ubin lantai berbentuk persegi = s x s
= 30 cm x 30 cm
= 900 cm2 (benar)
Jadi, luas ubin lantai yang diukur Khalisa adalah 900 cm 2.
Skor Total 70

211
Lampiran A7

212
Lampiran A8
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual
Materi Luas

Nama :
Kelas :
Isilah pertanyaan di bawah ini.

1. Guru Matematika sedang berhalangan masuk. Anak-anak mendapatkan


tugas untuk menghitung luas benda yang ada di dalam kelas. Dayu ingin
mengukur origami berbentuk persegi. Dayu mengukur origami dan
memperoleh ukuran sisi yang sama panjang yaitu 7 cm. Dapatkah kamu
membantu Dayu untuk menghitung luas kotak pensil tersebut?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi origami yang sama? Apa
rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

2. Kelas 4 sedang melaksanakan pembelajaran olahraga voli. Guru


memberikan waktu untuk istirahat sebentar. Beni memanfaatkan waktu
istirahat untuk menghitung ukuran panjang dan lebar lapangan voli
menggunakan meteran. Setelah diukur diperoleh ukuran sisi panjang dan
lebar lapangan voli sebagai berikut:
18 m

9m

Dapatkah kamu membantu untuk menghitung luas lapangan voli sekolah


Beni?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar lapangan
voli sekolah Beni? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?

213
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

3. Edo diberi uang jajan oleh Ibu. Uang jajan yang diberikan Ibu uang kertas
berbentuk persegi panjang. Sesampainya di sekolah, Edo penasaran dengan
ukuran panjang dan lebar uang tersebut sehingga Edo langsung mengukurnya
menggunakan penggaris, Setelah diukur diperoleh ukuran panjang sisi uang
kertas 15 cm dan lebar sisinya 6 cm. Dapatkah kamu membantu untuk
menghitung luas uang yang diukur Edo?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar uang Edo?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

4. Lani piket kelas hari ini.


Lani mulai membersihkan lantai dengan menggunakan penyapu. Ketika
menyapu Lani memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani
penasaran dengan ukuran ubin lantai tersebut, setelah selesai piket ia
langsung mengambil penggaris dan menghitung ukuran ubin lantai. Adapun
ukuran ubin yang telah diukur oleh Lani adalah sebagai berikut:

30 cm

Dapatkah kamu meimbantu Lani untuk menghitung luas ubin


lantai tersebut?
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada ubin
lantai? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?

214
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

5. Sekolah sedang mengadakan kegiatan kerja bakti. Semua warga sekolah


membersihkan ruangan kelas. Jam dinding di ruangan kelas Siti sudah
berdebu, Siti meminta bantuan kepada guru untuk menurunkan jam dinding
tersebut. Setelah dibersihkan Siti penasaran dengan ukuran sisi jam dinding.
Siti mengambil penggaris dan mengukur sisi pada jam dinding. Setelah
diukur Siti mengetahui bahwa ukuran sisi jam dinding sama yaitu 20 cm.
Dapatkah kamu membantu Siti untuk menghitung luas jam dinding tersebut?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada jam
dinding? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

Semoga menjadi orang-orang yang sukses di masa depan.


☺☺☺

215
Lampiran A9
Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis
Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
Butir Soal
No. Nama Peserta Didik
1 2 3 4 5
1 AP 6 8 8 6 0
2 VA 3 4 4 3 0
3 AP 6 7 6 5 0
4 NAP 4 6 4 0 0
5 GAH 4 6 3 5 0
6 RH 8 7 7 7 0
7 MRD 6 7 7 7 0
8 NS 8 8 9 8 0
9 AQ 6 6 6 6 0
10 OCK 6 6 6 6 0
11 MFS 5 8 6 6 0
12 NA 6 8 7 7 0
13 MT 7 8 7 8 5
14 FAP 6 7 6 7 0
15 EA 5 8 7 5 0
16 KSF 6 6 7 6 3
17 R 4 6 6 6 0
18 AA 7 8 8 8 5
19 RPA 5 7 6 6 6
20 A 3 8 4 3 0
21 MIF 4 4 4 4 0
22 NG 4 8 2 1 0
23 FS 5 8 1 2 0
24 GRPB 3 7 4 3 0
25 SNM 5 8 5 6 0
26 MAFH 6 6 6 5 0

216
Lampiran A10
Uji Hasil
Validitas
UjiInstrumen TesTes
Validitas Kemampuan Pemecahan
Kemampuan Masalah matematis
Pemecahan Masalah Berbasis Kontekstual
Matematis
Berbasis KontekstualSD Negeri
di SD12Negeri
Pontianak
12 Kota
Pontianak Kota
Butir Soal
No. Nama Peserta Didik Total
1 2 3 4 5
1 AP 6 8 8 6 0 28
2 VA 3 4 4 3 0 14
3 AP 6 7 6 5 0 24
4 NAP 4 6 4 0 0 14
5 GAH 4 6 3 5 0 18
6 RH 8 7 7 7 0 29
7 MRD 6 7 7 7 0 27
8 NS 8 8 9 8 0 33
9 AQ 6 6 6 6 0 24
10 OCK 6 6 6 6 0 24
11 MFS 5 8 6 6 0 25
12 NA 6 8 7 7 0 28
13 MT 7 8 7 8 5 35
14 FAP 6 7 6 7 0 26
15 EA 5 8 7 5 0 25
16 KSF 6 6 7 6 3 28
17 R 4 6 6 6 0 22
18 AA 7 8 8 8 5 36
19 RPA 5 7 6 6 6 30
20 A 3 8 4 3 0 18
21 MIF 4 4 4 4 0 16
22 NG 4 8 2 1 0 15
23 FS 5 8 1 2 0 16
24 GRPB 3 7 4 3 0 17
25 SNM 5 8 5 6 0 24
26 MAFH 6 6 6 5 0 23
Jumlah 138 180 146 136 19 619
Kriteria Sangat Tinggi Sedang Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sedang

217
Butir Soal 1

rit = ni ∑ xi xt – (∑xi) (∑x


t
t)
t
√(n∑x 2-(∑xi)2)(n∑x 2-(∑ x )2)
rit = 26(3472) – (138) (619)
√(26(782)-(138)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 90.272 – 85.422
√(20.332-19.044)(409.266-383.161)
rit = 4.850
√(1.288)(26.105)
rit = 4.850
√33.623.246
rit = 4.850
5.198,554
rit = 0,836 (validitas sangat tinggi)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 1
Nama Pesert Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 6 28 168 36 784
VA 3 14 42 9 196
AP 6 24 144 36 576
NAP 4 14 56 16 196
GAH 4 18 72 16 324
RH 8 29 232 64 841
MRD 6 27 162 36 729
NS 8 33 264 64 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 5 25 125 25 625
NA 6 28 168 36 784
MT 7 35 245 49 1225
FAP 6 26 156 36 676
EA 5 25 125 25 625
KSF 6 28 168 36 784
R 4 22 88 16 484
AA 7 36 252 49 1296
RPA 5 30 150 25 900
A 3 18 54 9 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 4 15 60 16 225
FS 5 16 80 25 256
GRPB 3 17 51 9 289
SNM 5 24 120 25 576
MAFH 6 23 138 36 529
Jumlah (∑) 138 619 3472 782 15741
218
219
Butir Soal 2

rit = ni ∑ xi xt – (∑xi) (∑x


t
t)
t
√(n∑x -(∑xi) )(n∑x -(∑ x )2)
2 2 2

rit = 26(4373) – (180) (619)


√(26(1282)-(180)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 113.698 – 111.420
√(33.332-32.400)(409.266-383.161)
rit = 2.278
√(932)(26.105)
rit = 2.278
√24.329.860
rit = 2.278
4.932,530
rit = 0,461 (validitas sedang)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 2

220
Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 8 28 224 64 784
VA 4 14 56 16 196
AP 7 24 168 49 576
NAP 6 14 84 36 196
GAH 6 18 108 36 324
RH 7 29 203 49 841
MRD 7 27 189 49 729
NS 8 33 264 64 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 8 25 200 64 625
NA 8 28 224 64 784
MT 8 35 280 64 1225
FAP 7 26 182 49 676
EA 8 25 200 64 625
KSF 6 28 168 36 784
R 6 22 132 36 484
AA 8 36 288 64 1296
RPA 7 30 210 49 900
A 8 18 144 64 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 8 15 120 64 225
FS 8 16 128 64 256
GRPB 7 17 119 49 289
SNM 8 24 192 64 576
MAFH 6 23 138 36 529
Jumlah (∑) 180 619 4373 1282 15741

221
Butir Soal 3

rit = ni ∑ xi xt – (∑xi) (∑x


t
t)
t
√(n∑x 2-(∑xi)2)(n∑x 2-(∑ x )2)
rit = 26(3737) – (146) (619)
√(26(910)-(146)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 97.162 – 90.374
√(23.660-21.316)(409.266-383.161)
rit = 6.788
√(2.344)(26.105)
rit = 6.788
√61.190.120
rit = 6.788
7.822,411
rit = 0,867 (validitas sangat tinggi)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 3

222
Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 8 28 224 64 784
VA 4 14 56 16 196
AP 6 24 144 36 576
NAP 4 14 56 16 196
GAH 3 18 54 9 324
RH 7 29 203 49 841
MRD 7 27 189 49 729
NS 9 33 297 81 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 6 25 150 36 625
NA 7 28 196 49 784
MT 7 35 245 49 1225
FAP 6 26 156 36 676
EA 7 25 175 49 625
KSF 7 28 196 49 784
R 6 22 132 36 484
AA 8 36 288 64 1296
RPA 6 30 180 36 900
A 4 18 72 16 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 2 15 30 4 225
FS 1 16 16 1 256
GRPB 4 17 68 16 289
SNM 5 24 120 25 576
MAFH 6 23 138 36 529
Jumlah (∑) 146 619 3737 910 15741

223
Butir Soal 4

rit = n ∑ xi xt – (∑xi) (∑xt)


√(n∑x i2-(∑xi)2)(n∑x t2-(∑ x )2)
t
rit = 26(3540) – (136) (619)
√(26(824)-(136)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 92.040 – 84.184
√(21.424-18.496)(409.266-383.161)
rit = 7.856
√(2.928)(26.105)
rit = 7.856
√76.435.440
rit = 7.856
8.742,736
rit = 0,898 (validitas sangat tinggi)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 4
Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2
AP 6 28 168 36 784
VA 3 14 42 9 196
AP 5 24 120 25 576
NAP 0 14 0 0 196
GAH 5 18 90 25 324
RH 7 29 203 49 841
MRD 7 27 189 49 729
NS 8 33 264 64 1089
AQ 6 24 144 36 576
OCK 6 24 144 36 576
MFS 6 25 150 36 625
NA 7 28 196 49 784
MT 8 35 280 64 1225
FAP 7 26 182 49 676
EA 5 25 125 25 625
KSF 6 28 168 36 784
R 6 22 132 36 484
AA 8 36 288 64 1296
RPA 6 30 180 36 900
A 3 18 54 9 324
MIF 4 16 64 16 256
NG 1 15 15 1 225
FS 2 16 32 4 256
GRPB 3 17 51 9 289
SNM 6 24 144 36 576
MAFH 5 23 115 25 529
Jumlah (∑) 136 619 3540 824 15741
224
225

Butir Soal 5

rit = i
n ∑ xi xt – (∑x
t i
) (∑xt)
t
√(n∑x 2-(∑xi)2)(n∑x 2-(∑ x )2)
rit = 26(619) – (19) (619)
√(26(95)-(19)2)(26(15741)-(619)2)
rit = 16.094 – 11.761
√(2.470-361)(409.266-383.161)
rit = 4.333
√(2109)(26.105)
rit = 4.333
√55.055.455
rit = 4.333
7.419,935
rit = 0,583 (validitas sedang)
Tabel Bantu Perhitungan Butir Soal 5
226

Nama Peserta Didik xi xt xixt xi2 xt2


AP 0 28 0 0 784
VA 0 14 0 0 196
AP 0 24 0 0 576
NAP 0 14 0 0 196
GAH 0 18 0 0 324
RH 0 29 0 0 841
MRD 0 27 0 0 729
NS 0 33 0 0 1089
AQ 0 24 0 0 576
OCK 0 24 0 0 576
MFS 0 25 0 0 625
NA 0 28 0 0 784
MT 5 35 175 25 1225
FAP 0 26 0 0 676
EA 0 25 0 0 625
KSF 3 28 84 9 784
R 0 22 0 0 484
AA 5 36 180 25 1296
RPA 6 30 180 36 900
A 0 18 0 0 324
MIF 0 16 0 0 256
NG 0 15 0 0 225
FS 0 16 0 0 256
GRPB 0 17 0 0 289
SNM 0 24 0 0 576
MAFH 0 23 0 0 529
Jumlah (∑) 19 619 619 95 15741

Lampiran A11
Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
227

No Nama Peserta Didik xi1 xi2 xi3 xi4 xi5 xt xi1^2 xi2^2 xi3^2 x4^2 x5^2 xt^2
1 AP 6 8 8 6 0 28 36 64 64 36 0 784
2 VA 3 4 4 3 0 14 9 16 16 9 0 196
3 AP 6 7 6 5 0 24 36 49 36 25 0 576
4 NAP 4 6 4 0 0 14 16 36 16 0 0 196
5 GAH 4 6 3 5 0 18 16 36 9 25 0 324
6 RH 8 7 7 7 0 29 64 49 49 49 0 841
7 MRD 6 7 7 7 0 27 36 49 49 49 0 729
8 NS 8 8 9 8 0 33 64 64 81 64 0 1089
9 AQ 6 6 6 6 0 24 36 36 36 36 0 576
10 OCK 6 6 6 6 0 24 36 36 36 36 0 576
11 MFS 5 8 6 6 0 25 25 64 36 36 0 625
12 NA 6 8 7 7 0 28 36 64 49 49 0 784
13 MT 7 8 7 8 5 35 49 64 49 64 25 1225
14 FAP 6 7 6 7 0 26 36 49 36 49 0 676
15 EA 5 8 7 5 0 25 25 64 49 25 0 625
16 KSF 6 6 7 6 3 28 36 36 49 36 9 784
17 R 4 6 6 6 0 22 16 36 36 36 0 484
18 AA 7 8 8 8 5 36 49 64 64 64 25 1296
19 RPA 5 7 6 6 6 30 25 49 36 36 36 900
20 A 3 8 4 3 0 18 9 64 16 9 0 324
21 MIF 4 4 4 4 0 16 16 16 16 16 0 256
22 NG 4 8 2 1 0 15 16 64 4 1 0 225
23 FS 5 8 1 2 0 16 25 64 1 4 0 256
24 GRPB 3 7 4 3 0 17 9 49 16 9 0 289
25 SNM 5 8 5 6 0 24 25 64 25 36 0 576
26 MAFH 6 6 6 5 0 23 36 36 36 25 0 529
Jumlah 138 180 146 136 19 619 782 1282 910 824 95 15741
Kriteria Reliabilitas Baik
228
229

Lampiran A12
Hasil Uji Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Berbasis Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
230

No Nama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5


1 AP 6 8 8 6 0
2 VA 3 4 4 3 0
3 AP 6 7 6 5 0
4 NAP 4 6 4 0 0
5 GAH 4 6 3 5 0
6 RH 8 7 7 7 0
7 MRD 6 7 7 7 0
8 NS 8 8 9 8 0
9 AQ 6 6 6 6 0
10 OCK 6 6 6 6 0
11 MFS 5 8 6 6 0
12 NA 6 8 7 7 0
13 MT 7 8 7 8 5
14 FAP 6 7 6 7 0
15 EA 5 8 7 5 0
16 KSF 6 6 7 6 3
17 R 4 6 6 6 0
18 AA 7 8 8 8 5
19 RPA 5 7 6 6 6
20 A 3 8 4 3 0
21 MIF 4 4 4 4 0
22 NG 4 8 2 1 0
23 FS 5 8 1 2 0
24 GRPB 3 7 4 3 0
25 SNM 5 8 5 6 0
26 MAFH 6 6 6 5 0
Jumlah 138 180 146 136 19
Rata-Rata 5,30769 6,92307 5,61538 5,23076 0,73076
SMI 10 10 10 10 10
IK 0,53 0,69 0,56 0,52 0,073
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Terlalu sukar
231
232

Lampiran A13
Hasil Uji Daya Beda Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual di SD Negeri 12 Pontianak Kota
No Nama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5 Total Skor
1 AA 7 8 8 8 5 36
2 MT 7 8 7 8 5 35
3 NS 8 8 9 8 0 33
4 RPA 5 7 6 6 6 30
5 RH 8 7 7 7 0 29
6 AP 6 8 8 6 0 28
7 NA 6 8 7 7 0 28
8 KSF 6 6 7 6 3 28
9 MRD 6 7 7 7 0 27
10 FAP 6 7 6 7 0 26
11 MFS 5 8 6 6 0 25
12 EA 5 8 7 5 0 25
13 AP 6 7 6 5 0 24
14 AQ 6 6 6 6 0 24
15 OCK 6 6 6 6 0 24
16 SNM 5 8 5 6 0 24
17 MAFH 6 6 6 5 0 23
18 R 4 6 6 6 0 22
19 GAH 4 6 3 5 0 18
20 A 3 8 4 3 0 18
21 GRPB 3 7 4 3 0 17
22 MIF 4 4 4 4 0 16
23 FS 5 8 1 2 0 16
24 NG 4 8 2 1 0 15
25 VA 3 4 4 3 0 14
26 NAP 4 6 4 0 0 14
Jumlah 138 180 146 136 19 619
K. Atas- K. Bawah 1,84615 1,07692 2,76923 2,76923 1,46154
SMI 10 10 10 10 10
Daya Pembeda 0,18462 0,10769 0,27692 0,27692 0,14615
Kriteria Buruk Buruk Sedang Sedang Buruk
233

Tabel Bantu Perhitungan Peserta Didik Kelompok Atas


No Nama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5 Total Skor
1 AA 7 8 8 8 5 36
2 MT 7 8 7 8 5 35
3 NS 8 8 9 8 0 33
4 RPA 5 7 6 6 6 30
5 RH 8 7 7 7 0 29
6 AP 6 8 8 6 0 28
7 NA 6 8 7 7 0 28
8 KSF 6 6 7 6 3 28
9 MRD 6 7 7 7 0 27
10 FAP 6 7 6 7 0 26
11 MFS 5 8 6 6 0 25
12 EA 5 8 7 5 0 25
13 AP 6 7 6 5 0 24
Jumlah 81 97 91 86 19 374
Rata-rata 6,23077 7,46154 7 6,61538 1,46154
SMI 10 10 10 10 10

Tabel Bantu Perhitungan Peserta Didik Kelompok Bawah


NoNama Peserta Didik X1 X2 X3 X4 X5 Total Skor
14AQ 6 6 6 6 0 24
15OCK 6 6 6 6 0 24
16SNM 5 8 5 6 0 24
17MAFH 6 6 6 5 0 23
18R 4 6 6 6 0 22
19GAH 4 6 3 5 0 18
20A 3 8 4 3 0 18
21GRPB 3 7 4 3 0 17
22MIF 4 4 4 4 0 16
23FS 5 8 1 2 0 16
24NG 4 8 2 1 0 15
25VA 3 4 4 3 0 14
26NAP 4 6 4 0 0 14
Jumlah 57 83 55 50 0 245
Rata-rata 4,38462 6,38462 4,23077 3,84615 0
SMI 10 10 10 10 10
K. Atas- K. Bawah 1,84615 1,07692 2,76923 2,76923 1,46154
Daya Pembeda 0,18462 0,10769 0,27692 0,27692 0,14615
Kriteria Buruk Buruk Sedang Sedang Buruk
234
235

Lampiran A14
Kisi-kisi Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual Materi
Luas
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV/2 (Genap)
Materi : Luas
Jumlah Soal :2
Bentuk Soal : Uraian
Materi Pokok : Materi Luas

Capaian Submateri Aspek Pemecahan Masalah Indikator Soal Nomor


Pembelajaran Pokok Soal
Elemen
Pengukuran
Pada akhir Fase Luas Peserta didik memiliki Disajikan teks soal 1
B, peserta didik persegi kemampuan untuk memahami berbasis kontekstual,
dapat mengukur dan masalah matematis berbasis peserta didik dapat
Panjang dan persegi kontekstual dalam menghitung luas dari
berat benda panjang menyelesaikan soal luas persegi persegi.
menggunakan dan persegi panjang. Disajikan gambar dan 2
satuan baku. teks soal berbasis
Mereka dapat Peserta didik memiliki kontekstual, peserta
menentukan kemampuan untuk membuat didik dapat
hubungan antar- rencana penyelesaian dalam menghitung luas dari
satuan baku menyelesaikan soal luas persegi persegi panjang.
Panjang (cm,m). dan persegi panjang.
Mereka dapat
mengukur dan Peserta didik memiliki
mengestimasi kemampuan untuk
luas dan volume melaksanakan rencana
menggunakan penyelesaian dengan melakukan
satuan tidak perhitungan dalam
baku dan satuan menyelesaikan soal luas persegi
baku berupa dan persegi panjang.
bilangan cacah.
Peserta didik memiliki
kemampuan untuk memeriksa
kembali kebenaran jawaban
yang diperoleh dalam
menyelesaikan soal luas persegi
dan persegi panjang.
236

Lampiran A15
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual
Materi Luas

Nama :
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini.

1. Edo diberi uang jajan oleh Ibu. Uang jajan yang diberikan Ibu merupakan
uang kertas berbentuk persegi panjang. Sesampainya di sekolah, Edo
penasaran dengan ukuran panjang dan lebar uang tersebut sehingga Edo
langsung mengukurnya menggunakan penggaris, Setelah diukur diperoleh
ukuran panjang sisi uang kertas 19 cm dan lebar sisinya 8 cm. Dapatkah
kamu membantu untuk menghitung luas uang yang diukur Edo?

Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar uang Edo?
Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

2. Hari ini Lani melaksanakan piket kelas.


Lani mulai membersihkan lantai dengan menggunakan penyapu. Ketika
menyapu Lani memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani
penasaran dengan ukuran ubin lantai tersebut, setelah selesai piket ia
langsung mengambil penggaris dan menghitung ukuran ubin lantai. Adapun
ukuran ubin yang telah diukur oleh Lani adalah sebagai berikut:

35 cm
237

Dapatkah kamu membantu Lani untuk menghitung luas ubin


lantai tersebut?
Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.
❖ Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
❖ Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tesebut? Gambar
bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama pada ubin
lantai? Apa rumus luas dari bangun datar tersebut?
❖ Bagaimana cara menyelesaikan rumus luas tersebut?
❖ Apakah cara menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan.

Semoga menjadi orang-orang yang sukses di masa depan.


☺☺☺
238

Lampiran A16

Kunci Jawaban Tes Pemecahan Masalah Matematis Berbasis Kontekstual


Materi Luas
1. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang uang Beni (p) = 19 cm
Lebar uang Beni (l) = 8 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Uang Beni berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar ukuran
bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai berikut.

8m

19 m
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2
Memeriksa Kembali
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur Beni adalah 152 m2.
2. Memahami Masalah
Diketahui: Panjang sisi ubin (s) = 35 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian
Jawab
Ubin berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran bangun datar persegi
tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

Luas ubin berbentuk persegi = s x s


Melaksanakan Rencana Penyelesaian
Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2
239

Memeriksa Kembali
Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2 (benar)
Jadi, ubin tersebut adalah 1225 cm2.
240

Lampiran A17
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Berbasis Kontekstual Materi Luas
No. Kunci Jawaban Skor
Maksimal
1. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang uang Beni (p) = 19 cm
Lebar uang Beni (l) = 8 cm
Ditanya : Berapa luas uang yang diukur Beni?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Uang Beni berbentuk bangun datar persegi panjang. Gambar
ukuran bangun datar persegi panjang tersebut adalah sebagai
berikut.

8m

19 m
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2
Memeriksa Kembali 2
Luas uang berbentuk persegi panjang = p x l
= 19 cm x 8 cm
= 152 cm2 (benar)
Jadi, luas uang yang diukur Beni adalah 152 cm2.
2. Memahami Masalah 3
Diketahui: Panjang sisi ubin (s) = 35 cm
Ditanya : Berapakah luas ubin tersebut?
Membuat Rencana Penyelesaian 2
Jawab
Ubin berbentuk bangun datar persegi. Gambar ukuran
bangun datar persegi tersebut adalah sebagai berikut.

35 cm

Luas ubin berbentuk persegi = s x s


241

Melaksanakan Rencana Penyelesaian 3


Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2

Memeriksa Kembali 2
Luas ubin berbentuk persegi = s x s
= 35 cm x 35 cm
= 1225 cm2 (benar)
Jadi, luas ubin yang diukur Lani adalah 1225 m2.
Jumlah Skor 20
242

Lampiran A18
Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan jawaban tes
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik berbasis kontekstual
materi luas. Adapun, wawancara yang akan dilakukan terdiri atas tiga tahap yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap awal
Tahap ini bertujuan sebagai pendekatan dengan peserta didik untuk
menghindari ketegangan dalam melakukan wawancara. Adapun yang
dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perkenalan dengan peserta didik
b. Beberapa menit pertama digunakan untuk membuat peserta didik
merasa nyaman misalnya melakukan perbincangan terkait dengan
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik hari ini.
c. Peneliti menjelaskan kepada peserta didik bahwa hasil wawancara ini
tidak mempengaruhi penilaian guru terhadap peserta didik serta
diharapkan peserta didik dapat memberikan keterangan yang
sesungguhnya sesuai dengan apa yang dipikirkannya.
2. Tahap inti
Tahap ini berfokus kepada peserta didik dalam menjelaskan jawaban soal
yang telah dikerjakan. Hal-hal yang akan ditanyakan kepada peserta didik
selaku narasumber adalah seputar langkah-langkah yang digunakan
peserta didik dalam menyelesaikan tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berbasis kontekstual. Adapun, kegiatan dalam tahap ini adalah
sebagai berikut:
a. Peneliti memberikan kepada peserta tes kemampuan pemecahan
masalah matematis berbasis kontekstual beserta jawaban yang telah
dikerjakan.
b. Peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan memahami soal pada tes beserta dengan jawabannya.
c. Peneliti menanyakan dan menggali terkait dengan proses penyelesaian
masalah yang telah dikerjakan oleh peserta didik secara bertahap
sesuai dengan nomor soal yang akan ditanyakan. Berikut disajikan
beberapa pertanyaan yang dijadikan garis besar permasalahan sebagai
pedoman wawancara yang akan ditanyakan kepada peserta didik.
1) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman
wawancara pada langkah memahami masalah adalah sebagai
berikut:
a) Apakah kamu memahami masalah tersebut?
b) Dapatkah kamu menyebutkan apa saja yang diketahui dari
masalah?
c) Dapatkah kamu menyebutkan apa saja yang ditanyakan dari
masalah?
243

2) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman


wawancara pada langkah membuat rencana penyelesaian adalah
sebagai berikut:
a) Apakah ada hubungan antara apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan dalam masalah?
b) Apakah yang kamu rencanakan sebelum menjawab soal?
3) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman
wawancara pada langkah melaksanakan rencana penyelesaian
adalah sebagai berikut:
a) Seperti apa cara kamu menyelesaikan masalah?
b) Bagaimana kamu menyelesaikan masalah dengan cara
tersebut?
4) Garis besar permasalahan yang dijadikan sebagai pedoman
wawancara pada langkah memeriksa kembali adalah sebagai
berikut:
a) Setelah mengerjakan permasalahan itu, apakah kamu sudah
yakin bahwa jawabannya benar atau salah?
b) Apakah kamu memeriksa kembali jawabanmu sebelum
dikumpulkan?
c) Apakah kamu menuliskan kesimpulan?
3. Tahap penutup
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam kegiatan wawancara. Adapun,
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memberikan keterangan kepada peserta didik terkait dengan
kebenaran pada jawaban peserta didik yang kurang tepat.
b. Peneliti menyampaikan terima kasih kepada peserta didik yang
diwawancarai karena telah bersedia memberikan keterangan.
244

Lampiran A19
Hasil Perhitungan Standar Deviasi
No Nama Peserta Didik Butir Soal 1 Butir Soal 2 Total Skor Nilai (xi-x) (xi-x)2 Kategori
1 NMZ 5 0 5 25 -21,579 465,649 Sedang
2 RGD 4 0 4 20 -26,579 706,438 Sedang
3 KA 4 2 6 30 -16,579 274,86 Sedang
4 MRA 6 0 6 30 -16,579 274,86 Sedang
5 ONT 8 7 15 75 28,4211 807,759 Tinggi
6 MQSM 0 1 1 5 -41,579 1728,8 Rendah
7 NMU 8 8 16 80 33,4211 1116,97 Tinggi
8 MAA 10 10 20 100 53,4211 2853,81 Tinggi
9 AA 8 6 14 70 23,4211 548,548 Sedang
10 DSA 10 7 17 85 38,4211 1476,18 Tinggi
11 MR 4 1 5 25 -21,579 465,649 Sedang
12 ANA 1 0 1 5 -41,579 1728,8 Rendah
13 MFSE 8 8 16 80 33,4211 1116,97 Tinggi
14 MA 7 1 8 40 -6,5789 43,2819 Sedang
15 TVI 9 7 16 80 33,4211 1116,97 Tinggi
16 AS 8 7 15 75 28,4211 807,759 Sedang
17 A 2 1 3 15 -31,579 997,227 Sedang
18 AHS 0 0 0 0 -46,579 2169,59 Rendah
19 MA 7 2 9 45 -1,5789 2,49293 Sedang
Jumlah 885 18702,6
n 19
Rata-rata 46,579
Standar Deviasi 31,374
x+1 SD 77,953
x-1 SD 15,205
245

LAMPIRAN
B
246

Lampiran B1
Dokumentasi Validator 1

Dokumentasi Validator 2
247

Lampiran B2
Dokumentasi Perizinan dengan Kepala SDN 12 Pontianak Kota

Dokumentasi Uji Coba Tes Peserta Didik Kelas IV SDN 12 Pontianak Kota
248

Lampiran B3
Dokumentasi Perizinan dengan Kepala SD Kartika XVII-1 Pontianak

Dokumentasi Tes Peserta Didik Kelas IV SD Kartika XVII-1 Pontianak


249

Lampiran B4
Dokumentasi Wawancara Peserta Didik Kelas IV SD Kartika XVII-1
Pontianak
250
251

LAMPIRAN
C
252

Lampiran C1
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Tinggi
Kriteria Nilai Tertinggi
Butir Soal 1
Peneliti : Baik Kayiz, sekarang coba sebutkan nama lengkap Kayiz.
MAA : Muhammad Abdullah Al-Kayiz
Peneliti : Coba Kayiz baca dulu soal yang ada pada nomor 1
MAA : Baik kak
Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
MAA : Mudah
Peneliti : Apakah Kayiz memahami maksud dari soal yang ada pada nomor 1?
MAA : Memahami
Peneliti : Memahami bagaimana itu maksudnya Kayiz?
MAA : Memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dan apa yang dicari. Gampang sih.
Peneliti : Pada soal nomor 1, bisa Kayiz ceritakan maksud soalnya tentang apa?
MAA : tentang yang diketahuinya
Peneliti : Ada ukuran apa disitu?
MAA : Ada ukuran panjangnya 9 cm
Peneliti : 9 cm atau 19 cm?
MAA : 19 cm
Peneliti : Terus?
MAA : Lebarnya 8 cm, yang ditanyakan kan disini sudah diceritanya sudah diberi tahu itu
luasnya. Jadi dapat dimengerti.
Peneliti : Oh seperti itu. Jadi, yang ditanyakan itu soalnya minta bantuan Kayiz untuk mencari
luas? Gitu kah?
MAA : Heem dengan yang diketahui itu
Peneliti : Untuk memahami soalnya ada kesulitan tidak Kayiz dalam mengerjakannya?
MAA : Tidak
Peneliti : Baik tidak ada, sekarang kita lanjut ya. Sekarang Kayiz sudah memahami apa yang
diketahui dan ditanyakan di dalam soal. Selanjutnya bagaimana cara Kayiz membuat
rencana penyelesaiannya?
MAA : Caranya..
Peneliti : Apa yang Kayiz lakukan terlebih dahulu itu?
MAA : Ditulis rumusnya, kalau persegi panjang disitu tulis persegi panjang. Kalau rumus
persegi panjang itu panjang kali lebar. Panjangnya sama dengan 19 cm dan lebarnya
253

sama dengan 8 cm
Peneliti : Apakah Kayiz ada menggambar bentuk bangun datarnya?
MAA : Ada
Peneliti : Bangun datar apa yang Kayiz gambar?
MAA : Persegi panjang
Peneliti : Rumusnya sudah Kayiz tulis, terus Kayiz juga sudah menggambarkan bentuk
bangun datarnya artinya Kayiz sudah membuat rencana penyelesaian. Selanjutnya di
langkah melaksanakan rencana penyelesaian bagaimana cara Kayiz melaksanakan
rencana penyelesaian yang sudah Kayiz buat tadi?
MAA : Panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm. kalau persegi panjang rumusnya panjang kali
lebar nah 19 sama 8 itu dikalikan jadi sama dengan hasilnya 152 cm pangkat 2.
Peneliti : Apakah Kayiz ada kesulitan tidak melaksanakan rencana penyelesaian tadi?
MAA : Tidak
Peneliti : Apakah Kayiz ada kesulitan pada saat mengalikan?
MAA : Tidak sih
Peneliti : Setelah melaksanakan rencana penyelesaian sudah dikalikan dan mendapatkan
hasilnya, apakah Kayiz sudah yakin bahwa jawaban yang Kayiz tuliskan itu sudah
benar atau salah?
MAA : Sudah yakin jawabannya benar.
Peneliti : Bagaimana cara Kayiz memeriksa kembali hasil jawaban yang sudah dituliskan?
Kayiz memeriksa tidak jawaban yang sudah dituliskan dari awal sampai akhir?
MAA : Tidak, langsung tulis seperti ini saja.
Peneliti : Artinya Kayiz langsung menulis benar di lembar jawabannya?
MAA : Iya benar sudah yakin
Peneliti : Tanpa benar-benar memeriksa kembali ya?
MAA : Iya
Peneliti : Kayiz sudah menuliskan kesimpulan belum sebagai jawaban akhir?
MAA : Kesimpulannya sudah.
Peneliti : Jadi kesimpulannya bagaimana yang Kayiz tuliskan?
MAA : Jawabannya adalah 152 cm.
Peneliti : Benar. Lebih tepatnya itu kalau kesimpulannya itu seperti ini, ‘jadi luas dari uang
tersebut adalah 152 cm pangkat dua’. Jadi lain kali kalau membuat kesimpulan Kayiz
harus lebih spesifik. Yang ditanyakan adalah berapa luas uang? Kesimpulan kita
menulisnya luas uang adalah …
MAA Baik.

Butir Soal 2
Peneliti : Sekarang Kayiz baca dulu soal yang ada pada nomor 2
MAA : Baik kak
Peneliti : Setelah membacanya menurut Kayiz apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
MAA : Susah
Peneliti : Boleh dijelaskan susahnya bagaimana?
MAA : :dari apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut itu susahnya.
Peneliti : Oh susahnya disitu, kalau dilihat dari soalnya susah atau tidak?
254

MAA : Tidak sebenarnya, cumin belum ngerti jak waktu itu


Peneliti : Sekarang apa yang Kayiz pahami dari soal nomor 2?
MAA : hm…
Peneliti : Disitu soalnya menceritakan tentang apa?
MAA : Tentang Lani piket kelas dia melihat ubin lantai tu dia mau menghitung luas ubin
lantai tersebut jadi seperti itu ceritanya.
Peneliti : Kalau dilihat dari gambarnya bentuk ubin lantai berbentuk bangun datar apa Kayiz?
MAA : Persegi
Peneliti : Sekarang apakah Kayiz dapat menyebutkan kembali apa yang Kayiz ketahui dari
soal itu?
MAA : Sisinya 35 cm
Peneliti : Kalau apa yang ditanyakan dari soal tersebut?
MAA : Luas
Peneliti : Luas apa yang dicari
MAA : Luas persegi
Peneliti : Luas persegi, luas dari ubin lantai berbentuk persegi tadi ya. Kayiz ada kesulitan
tidak pada saat mengerjakan soal ini?
MAA : Iya
Peneliti : Kesulitan seperti yang Kayiz sudah sebutkan sebelumnya ya. Kakak lihat biarpun
Kayiz ini kesulitan, Kayiz masih bisa mengerjakannya itu termasuk pencapaian yang
luar biasa bagus.
Peneliti : Selannjutnya di bagian membuat rencana penyelesaian. Kayiz ini meskipun soalnya
susah tapi tetap paham dan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
dari soal tersebut. Selanjutnya bagaimana cara Kayiz membuat rencana
penyelesaiannya?
MAA : Pertama tulis rumusnya terlebih dahulu. Rumus persegi itu sisi kali sisi.
Peneliti : Iya
MAA : Tulis 35 cm. Jadi 35 kali 35 seperti itu
Peneliti : Kalau bangun datarnya ada Kayiz gambarkan?
MAA : Ada
Peneliti : Berarti Kayiz gambar bangun datarnya. Gambar bangun datar apa disitu?
MAA : Persegi
Peneliti : Gambar bangun datar persegi. Setelah itu Kayiz juga menuliskan rumus dari bangun
datar tersebut?
MAA : Tulis
Peneliti : Rumus apa tadi yang Kayiz tuliskan?
MAA : Sisi kali sisi.
Peneliti : Selanjutnya setelah Kayiz tuliskan rumuskan dan Kayiz juga menggambar bentuk
bangun datarnya. Bagaimana cara Kayiz melaksanakan rencana penyelesaiannya?
MAA : Hm..
Peneliti : Angkanya Kayiz bagaimanakan tadi? Kan udah tahu luas persegi itu sisi kali sisi.
Setelah itu nilainya digimanakan? Sisi kali sisinya di apakan?
MAA : Sisi kali sisinya di kali setelah itu di..
Peneliti : Apa kali apa tu? Ada angka tidak disitu?
MAA : Ada. Sisi kali sisi sama dengan 35 kali 35
255

Peneliti : Hasilnya berapa?


MAA : Sama dengan 1225 cm
Peneliti : Cm apa?
MAA : Cm pangkat 2 kali.
Peneliti : Sekarang kakak mau nanya ada kesulitan tidak saat menghitung 35 kali 35
karena seperti yang kita tahu ini bilangannya besar.
MAA : Ada, sedikit.
Peneliti : Tapi hebatnya lagi Kayiz ini bisa menuliskan jawaban yang benar. Selanjutnya
setelah Kayiz melaksanakan rencana penyelesaian. Kayiz sudah yakin tidak kalau
jawabannya benar?
MAA : Yakin
Peneliti : Bagaimana cara Kayiz yakin kalau jawabannya benar?
MAA : Ya sudah benar ya memang.
Peneliti : Oh seperti itu saja ya, ada memeriksa tidak jawabannya? Kalau di nomor 1 kan
Kayiz hanya yakin jak kak tapi tidak memeriksa. Kalau Kayiz gimana?
MAA : Ini juga tidak, cuma yakin jak kalau jawabannya benar seperti di nomor 1.
Peneliti : Menurut Kayiz ad acara lain tidak untuk mengerjakan soal nomor 1 dan 2 ini?
MAA : Hm ndak tahu sih.
Peneliti : Oh jadi cuma ada 1 cara saja?
MAA : Kali.
Peneliti : Apakah Kayiz di nomor terakhir ini menuliskan kesimpulan?
MAA : Ada.
Peneliti : Kesimpulan apa yang Kayiz tuliskan disitu?
MAA : Jadi, hmm apa ya? Jadi jawabannya 1225 cm pangkat 2.
Peneliti : Baik jawabannya dari Kayiz sudah benar seperti yang sudah kakak sebutkan pada
soal nomor 1 namun kurang spesifik saja ya. Kayiz sudah tahap memeriksa kembali,
Kayiz juga sudah bisa membuat kesimpulan. Itu sudah masuk di langkah memeriksa
kembali. Artinya Kayiz sudah paham sampai di langkah tersebut. Sebelumnya untuk
nomor 2 itu susah ya?
MAA : Lumayan.
Peneliti : Kalau soal nomor 1 itu mudah ya?
MAA : Ya
Peneliti : Baik terima kasih Kayiz karena sebelumnya sudah bersedia diwawancara oleh
kakak.
MAA : sama-sama.
256

Lampiran C2
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Tinggi
Kriteria Nilai Terendah
Butir Soal 1
Peneliti : Tisya, bisa disebutkan nama lengkapnya apa?
TVI : Tisya Viola Isabel, itu saja.
Peneliti : Sekarang silahkan Tisya untuk membaca soal yang ada pada nomor 1 dulu.
Membacanya dalam hati saja ya.
TVI : Baik kak
Peneliti : Setelah membaca soalnya nih menurut Tisya sebelum mengerjakan soalnya mudah,
sedang atau susah?
TVI : Sedang
Peneliti : Menurut Tisya soalnya sedang tidak susah dan tidak mudah. Tisya paham tidak
maksud soal yang ada pada nomor 1?
TVI : Paham
Peneliti :Apa yang Tisya pahami dari soal tersebut?
TVI : Karena panjang sisi uang kertas 19 ada angkanya dan ada apa yang ditanyakan dan
diketahui.
Peneliti : Oke sebelum masuk kesitu, kakak mau nanya dari soalnya soal uang. Tisya paham
tidak uang itu berbentuk bangun datar apa di kehidupan Tisya?
TVI : Persegi
Peneliti : Persegi apa?
TVI : Persegi panjang
Peneliti : Di soal ada disebutkan ukurannya sekian sama sekian. Ada?
TVI : Ada
Peneliti : Sekarang coba Tisya sebutkan apa yang Tisya ketahui dari soal tersebut?
TVI : Nomor 1 panjang sisi uang kertas.
Peneliti : Berapa?
TVI : 19 cm dan lebar sisinya 8 cm
Peneliti : Setelah Tisya ketahui, di soalnya ada yang ditanyakan tidak?
TVI : Ada
Peneliti : Apa yang ditanyakan dari soal tadi?
TVI : Menghitung luas
Peneliti : Sekarang dari yang sudah Tisya sebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan. Ada
tidak yang belum Tisya tidak pahami dari soal tersebut?
TVI : Hm tidak
257

Peneliti :Tisya sudah paham apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Bagaimana cara
Tisya untuk membuat rencana penyelesaiannya?
TVI : Dengan menggambar persegi panjang
Peneliti : Iya?
TVI : Lalu hm dan kasi rumus luas
Peneliti : Kasi rumus luas.
TVI : Panjang kali lebar
Peneliti : Itu rumus luas dari bangun datar apa?
TVI : Persegi panjang
Peneliti : Tisya sudah menggambar bentuk bangun datar dan menuliskan rumus bangun datar.
Tisya bisa dijelaskan bagaimana cara Tisya melaksanakan rencana penyelesaian yang
sudah dibuat tadi??
TVI : Dengan kali.
Peneliti : Apa yang Tisya kalikan?
TVI : Sisi sisi
Peneliti : Baik sisi sisi. Ada ukuran apa di persegi panjang?
TVI : Lebar sama panjang
Peneliti : Artinya yang Tisya kalikan ukuran sisi panjang kali apa?
TVI : 19 kali 8
Peneliti : Ya panjang kali lebar dimasukkan angkanya. Tisya sudah menyebutkan 19 kali 8 itu
sudah benar. Berapa hasil berapa yangTisa tuliskan?
TVI : 152 cm
Peneliti : Cm apa yang seharusnya digunakan untuk mencari rumus luas?
TVI : Cm pangkat dua
Peneliti : Tisya ada kesulitan tidak dalam menghitung rumus luas tadi?
TVI : Tidak
Peneliti : Artinya Tisya sudah tahu menghitung perkaliannya
TVI : Iya, sudah
Peneliti : Baiklah Tisya, Tisya sudah melaksanakan rencana penyelesaian apakah Tisya yakin
jawabannya sudah benar?
TVI : Sudah benar
Peneliti : Bagaimana cara Tisya yakin kalau jawaban yang sudah dituliskan itu sudah benar?
TVI : Karena Tisya yakin perkalian ini benar 19 kali 8. Karena isya sudah tambah-
tambahin dan perkalian.
Peneliti : Tisya ada memeriksa kembali tidak jawabannya yang tadi?
TVI : Sudah bisa
Peneliti : Caranya dengan cara mengalikan yang tadi ya dengan cara menambah-nambahkan?
TVI : Dikali-kalikan kak
Peneliti : Menurut Tisya ad acara lain tidak untuk menyelesaikan soal pada nomor 1 ini?
TVI : Mungkin tidak
Peneliti : Tisya ada tidak menuliskan kesimpulan pada soal nomor 1
TVI : Tidak
Peneliti : Tidak ada menuliskan kesimpulan? Baik Tisya, sebenarnya Tisya ada menuliskan
kalimat kesimpulan tapi sepertinya Tisya lupa. Coba Tisya lihat-lihat lagi jawabannya
gimana. Ada tidak kalimat kesimpulan?
258

TVI : Ada
Peneliti : Sudah ingat belum?
TVI : Sudah
Peneliti : Coba sebutkan sama kakak apa kesimpulan nomor 1 yang sudah Tisya tuliskan?
TVI : Jadi jawabannya 152 cm pangkat 2.
Peneliti : Baik terima kasih Tisya.
TVI : Sama-sama.

Butir Soal 2
Peneliti : Tisya kita lanjut untuk nomor 2, sekarang sebelum lanjut baca dulu di dalam hati
lanjut kamu baca dulu soal yang ada pada nomor 2
TVI : Oke
Peneliti : Setelah membacanya menurut Tisa apakah soalnya masuk kategori mudah, sedang
atau susah?
TVI : Sedang sama seperti tadi
Peneliti : Oke lanjut lagi ya Tisya. Tisya paham tidak maksud dari soal nomor 2? Bisa Tisya
ceritakan ke kakak maksud dari soalnya bagaimana?
TVI : Bisa, bisa.
Peneliti : Iya coba.
TVI : Soalnya itu menghitung luas ubin lantai
Peneliti : Menghitung ubin lantai artinya disitu ada cerita tentang apa tu?
TVI : Hm tentang Lani mulai membersihkan Lantai dengan menggunakan penyapu karena
Lani melaksankaan piket kelas.
Peneliti : Hm terus?
TVI : Ketika menyapu Lani memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani
penasaran dengan ukuran ubin lantai tersebut. Setelah selesai piket ia langsung
mengambil penggaris Adapun ukuran ubin lantai yang telah diukur oleh Lani adalah
sebagai berikut. Dapatkah kamu membantu Lani menghitung ubin lantai tersebut?
Peneliti :Seperti itu ya yang Tisya pahami. Sekarang Tisya bisa tidak menyebutkan apa yang
Tisya ketahui dari soal yang ada pada nomor 2 ini?
TVI : Hm tahu
Peneliti : Coba Tisya sebutkan?
TVI : Ubin lantai berukuran 35 cm.
Peneliti : Itu ubin lantai atau pertanyaan seperti ini sekarang coba perhatikan gambarnya.
Yang Tisya ketahui itu ukuran ubin lantai 35 cm atau ukuran sisi pada ubin lantai 35
cm.
TVI : Ukuran ubin lantai 35 cm
Peneliti : Yakin?
TVI : Yakin
Peneliti : Sekarang kalau kak yeti nanya kalau dari sini ke sini itu namanya apa di persegi?
(sambal menunjuk gambar ubin lantai pada soal)
TVI : Sisi
Peneliti : Nah sisi. Yang diberi keterangan ini ukuran apa?
TVI : Sisi
259

Peneliti : Berarti yang lebih tepatnya itu ukuran apa?


TVI : Sisi lantai
Peneliti : Nah ukuran sisi lantai Jadi sampai sini paham maksudnya gimana?
TVI : Paham
Peneliti : Dari apa yang sudah Tisya yang sudah sebutkan tadi ada yang kurang Tisya
pahami?
TVI : Ada
Peneliti : Ada?
TVI : Ada
Peneliti : Berarti yang tadi ya. Tapi sudah diluruskan kan? Ternyata yang kita ketahui itu
adalah ukuran sisi yang ada pada ukuran ubin lantainya.
TVI : Iya
Peneliti : Oke lanjut lagi ya Tisya
TVI : Oke
Peneliti : Tisa sudah memahami apa yang Tisya ketahui dan apa ditanyakan dari soal.
Selanjutnya bagaimana cara Tisya membuat rencana penyelesaian yang digunakan
dalam soal tersebut?
TVI : Dengan menghitung luas sisi lantai
Peneliti : Nah kalau ini bukan menghitung luas sisi lantai tapi menghitung luas..
TVI : Ubin hehe
Peneliti : Ubin lantai. Tidak apa-apa Tisya karena ini bukan pertanyaan wawancaranya harus
benar. Jadi ini hanya semampu Tisya saja, sepengatahuan Tisya. Oke tadi tadi sudah
diluruskan bahwa yang seharusnya dihitung itu adalah ukuran luas ubin lantai.
Sekarang bentuk bangun datar apa yang seharusnya Digambar pada soal nomor 2 ini
Tisya?
TVI : Persegi
Peneliti : Persegi ini kita menghitung uasnya ya yang tadi ya. Kalau boleh kakak tahu Tisya
tahu tidak rumus luas persegi ini?
TVI : Tahu
Peneliti : Rumus luasnya apa?
TVI : Sisi kali sisi
Peneliti : Oke lanjut ya Tisya. Tisya ini sudah menggambarkan bentuk bangun datarnya.
Tisaya juga sudah mengetahui rumus luas dari bangun datar tersebut. Selanjutnya
bagaimana cara Tisya melaksanakan rencana penyelesaian dengan menggunakan
rumus tersebut?
TVI : Dengan mengkalikan sisi kali sisi
Peneliti : Angka sisi kali sisi yang kita ketahui itu berapa?
TVI : 35 kali 35
Peneliti : Oke untuk hasilnya apakah Tisya tahu berapa?
TVI : Tahu
Peneliti : Hasilnya berapa Tisya?
TVI : Seratus dua puluh dua lima
Peneliti : Oke Tisya kakak coba luruskan kembali untuk seratus dua puluh dua lima yang
Tisya sebutkan tadi hasilnya kurang tepat seharusnya Tisya itu menyebutkan..
TVI : Seribu
260

Peneliti : Nah coba disebutkan Tisya seribu berapa?


TVI : Seribu dua ratus dua lima
Peneliti : Nah seribu dua ratus dua puluh lima. Tisya mengetahui tidak satuan yang digunakan
untuk rumus luas tersebut?
TVI : Tidak
Peneliti : Tidak tahu.. ini ukuran apa disini?
TVI : Sisi
Peneliti : Sisinya berapa
TVI : 35
Peneliti : Berarti disini ukurannya 35 cm
TVI : Cm pangkat dua
Peneliti : Yang lebih tepatnya itu cm pangkat 2 untuk hasil perkalian rumus luas dari 35 kali
35. Nah sekarang Tisya ada kesulitan tidak dalam menghitung dengan menggunakan
rumus luas tadi yang sudah Tisya sebutkan?
TVI : Tidak
Peneliti : Tisya sudah melaksanakan rencana penyelesaian tadi, apakah Tiysa sudah yakin
bahwa jawabannya benar atau salah?
TVI : Benar sudah yakin
Peneliti : Bagaimana Tisa yakin kalau jawaban yang dituliskan sudah benar?
TVI : Karena sebelumnya saya sudah mengalikan dengan cara jadi sudah tahu dan sudah
benar jadi jawabannya saya yakin itu.
Peneliti : Baik. Tisya sudah yakin kalau jawabannya seperti ini. Cara memeriksa kembali
caranya itu sseperti yang Tisya sebutkan Tisya mengalikan ya
TVI : Iya
Peneliti : Mengalikan kembali. Menurut Tisya ad acara lain tidak untuk menyelesaikan soal
nomro 2?
TVI : Tidak
Peneliti : Apakah Tisa menuliskan kesimpulan?
TVI : sudah
Peneliti : Kesimpulannya apa di soalnya?
TVI : Ya sudah benar jadi jawabannya 1225.
Peneliti : Cm?
TVI : Pangkat 2
261

Lampiran C3
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Sedang
Kriteria Nilai Tertinggi
Butir Soal 1
Peneliti : Olivia boleh disebutkan nama lengkap Olivia apa?
ONS : Olivia Nindya Sakilah
Peneliti : Sebelum melakukan wawancara, kakak mau Olivia untuk membaca dulu soal pada
nomor 1. Bacanya bolrh dalam hati saja.
ONS : Baik kak
Peneliti : Sudah dibaca ya Olivia ya?
ONS : sudah kak
Peneliti : Setelah membaca soalnya menurut Olivia ini soalnya gimana mudah, sedang atau
susah?
ONS : mudah
Peneliti : Menurut Olivia ni kan mudah nih
ONS : Hm
Peneliti : Olivia bisa menjelaskan tidak maksud soalnya?
ONS : Maksud soalnya ini..
Peneliti : Maksud soalnya dulu ya sebelum masuk ke sini (sambal menunjuk ke pertanyaan
kemampuan pemecahan masalah matematis?
ONS : ,Maksud soalnya ini kita disuruh bantu menghitung luas uang
Peneliti : Menghitung luas uang ya? Seperti itu ya?
ONS : Mengangguk
Peneliti : Nah kalau disitu ada ukuran apa ya Olivia? di dalam soal itu.
ONS : Ukuran 19 cm dan lebar sisinya 8 cm
Peneliti : Olivia dapat tidak menyebutkan kembali apa yang Olivia ketahui dari soal itu?
ONS : (bingung)
Peneliti : Apa yang Olivia ketahui di dalam soal itu? Kan ada pertanyaan arahan di bawah
soalnya. Apa yang diketahui dari soal tersebut? Olivia bisa tidak menyebutkan
kembali apa yang diketahui dari soal tersebut?
ONS : Diketahui dari soal itu panjangnya 19 cm dan lebarnya 8 cm
Peneliti : Nah setelah Olivia tahu nih, bahwa disitu ada yang Olivia ketahui. Selanjutnya ada
tidak yang ditanyakan dari soal itu? Pasti kan setiap soal itu punya pertanyaan. Nah
pertanyaannya apa disitu?
ONS : Yang ditanya luas
Peneliti : Kalau boleh ditahu itu luas apa?
262

ONS : Luas uang


Peneliti : Nah Olivia setelah dari apa yang sudah Olivia sebutkan ada yang Olivia kurang
pahami dari apa yang diketahui dan ditanyakan? Ada yang kurang dipahami?
ONS : Tidak ada
Peneliti : Olivia sudah memahami apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Selanjutnya
bagaimana cara Olibia untuk membuat rencana penyelesaiannya?
ONS : Rencana penyelesaiannya itu panjang kali lebar sama dengan 19 kali 8 sama degan
152.
Peneliti : Itu yang Olivia sebutkan sudah benar, namun kalaun membuat rencana penyelesaian
biasanya kita ada arahannya itu. Kalau disitu arahannya ada disuruh buat bangun
datar. Bangun datar apa yang pertama yang Olivia gambar disitu?
ONS : Hm persegi panjang
Peneliti : Kalau rumus luas dari persegi panjang Olivia tahu?
ONS : iya
Peneliti : Nah rumusnya apa Olivia?
ONS : Panjang kali lebar
Peneliti : Nah sekarang kita lanjut di bagia melaksanakan rencana penyelesaian yang sudah
kakak sebutkan tadi. Olivia sudah menyebutkan kalau panjang kali lebar itu 19 kali 8
benar seperti itu?
ONS : Iya
Peneliti : Nah boleh disebutkan kembali tidak seperti apa itu??
ONS : Seperti panjang kali lebar sama dengan 19 kali 8 cm hasilnya sama dengan 152
Peneliti : Untuk satuan yang digunakan rumus luas itu Olivia tahu tidak?
ONS : Tidak tahu
Peneliti : Olivia luas itu mempunyai satua. Pernah lihat misalnya luas lapangan bola itu
adalah 100 cm pangkat 2.
ONS : Pernah
Peneliti : Sudah ingat belum kalau luas itu menggunakan satuan apa?
ONS : Luas menggunakna satuan.. sisi kali sisi?
Peneliti : Itu rumus kak. Satuan itu seperti cm, terus m nah seperti itu satuan.
ONS : Cm
Peneliti : Ya benar cm tapi lebih tepatnya itu kalau luas itu menggunakan pangkat 2. Tapi
kelau belum dikali masih seperti panjang, masih seperti ukuran lebar saja misalnya
ukuran panjang 9 cm tulisnya 9 cm saja tap kalau sudah dikalkan dusah rumus
dituliskan luas sama dengan panjang kali lebar berarti 29 kali 8 kan udah bertemu itu
cm sama cmnya berarti ditambahkan pangkat 2 nya, seperti itu. Sudah paham sampai
disitu kak?
ONS : Sudah
Peneliti : Ada kesulitan tidak waktu Olivia menghitung perkaliannya yang 19 kali 8
ONS : Nggak
Peneliti : Nggak ada ya? Berarti Olivia sudah bisa ya perkaliannya
ONS : Hm
Peneliti : Alhamdulillah
Peneliti : Olivia sudah melaksanakan rencana penyelesaiannya, sudah menuliskan hasilnya.
Sekarang menurut Olivia jawabannya sudah yakin belum benar?
263

ONS : Sudah
Peneliti : Bagaimana cara Olivia memeriksa jawabannya itu sudah yakin benar?
ONS : Kan diketahui panjang 19 cm lebarnya 8 cm ditanya luas panjang kali lebar sama
dengan 19 kali 8 cm hasilnya sama dengan 152.
Peneliti : Olivia tadi sudah memeriksa kembali soalnya, Olivia ada tidak menuliskan kalau
disitu jawabannya benar. Benar langkah-langkahnya sudah benar. Apakah cara
menyelesaikan rumus luas tersebut sudah benar, tadi jawaban Olivia apa?
ONS : Jawabannya benar
Peneliti : Nah lain kali kalau di bagian memeriksa kembali itu kalau Olivia sudah merasa dari
awal sampai sini langkah-langkahnya sudah benar ni kak sudah sampai melaksanakan
rencana penyelesaian sudah benar nanti langsung tulis jawaban disitu benar karena
kita sudah memeriksa karena kalau kalau kita sudah memeriksa jawaban disitu sudah
benar berarti kita sudah menuliskan disitu benar langsunglah kita buat kesimpulan
kita. Nah di bagian kesimpulan ini Olivia merasa ada yang kurang tidak disitu?
ONS : Ada
Peneliti : Apa yang kurang?
ONS : Kesimpulan itu..
Peneliti : Hasilnya sudah benar belum menurut Olivia?
ONS : Sudah
Peneliti : Satuannya ada tidak disitu?
ONS : Satuannya ada
Peneliti : Satuannya berapa? Cm pangkat..
ONS : Pangkat 2
Peneliti : Nah lain kali cm pankat 2 juga situliskan di bagian sini ya
ONS : Hm
Peneliti : Olivia sudah tahu nih ternyata sekarang dia itu cm pangkat 2. Menurut Olivia ada
cara lain tidak untuk menyelesaikannya? Ada rumus lain tidak?
ONS : Tidak
Peneliti : Artinya cuma ada 1 rumus saja?
ONS : Iya.

Butir Soal 2
Peneliti : Olivia sudah menjawab pertanyaan di soal nomor 1. Sekarang kita lanjut lagi nih.
Kakak mau kamu baca dulu soal yang ada pada nomor 2.
ONS : Sudah
Peneliti : Setelah membacanya menurut Aqila apakah soalnya mudah, sedang atau susah?
ONS : ….
Peneliti : Menurut Olivia soalnya gimana nih mudah, sedang atau susah?
ONS : mudah
Peneliti : Alhamdulillah mudah ya 2 soal mudah. Olivia bisa tidak Olivia kan bilang kalau
soal ini mudah Olivia bisa tidak menjelaskan nih maksud dari soal itu, bisa tidak kira-
kira?
ONS : Maksud dari soal itu hm.. kita disuruh membantu Lani untuk menghitung luas dari
ubin lantai tersebut.
264

Peneliti : Ada gambarnya ya disitu ya?


ONS : Iya
Peneliti : Dari gambarnya itu berapa ukuran sisi yang diketahui itu?
ONS : 35 cm
Peneliti : Nah kalau apa yang ditanyakan dari soal itu apa Olivia?
ONS : Apa yang ditanyakan dari soal itu? Soal yang nomor 2?
Peneliti : Iya soal nomor 2
ONS : Ditanyakan?
Peneliti : iya apa yang ditanyakan.
ONS : Yang ditanyakan itu Adapun hm ukuran ubin yang telah diukur oleh Lani adalah
sebagai berikut yaitu 35 cm.
Peneliti : Yang ditanyakan itu artinya apa yang menjadi hal yang harus kita kerjakan di situ.
Nah pertanyaannya apa?
ONS : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
Peneliti : Soal itu yang di bagian kotak ini kak, kalau yang ini arahan buat mengerjakan. kalau
disini (sambal menunjuk soal yang dimaksud) pertanyaan apa? Yang kira-kira
diujungnya ada tanda tanya? Nah apa pertanyaannya disitu?
ONS : Dapatkah kamu membantu Lnai untuk menghitung luas ubin lantai tersebut?
Peneliti : Nah benar pertanyaannya kita membantu Lani ya seperti itu ya. Olivia dari apa yang
sudah Olivia sebutkan Olovia sudah mengetahui apa yang ada di dalam soal, Olivia
sudah mengetahui apa pertanyaan dari soal itu. Kira-kira ada yang kurang Olivia
pahami?
ONS : Ada
Peneliti : Apa yang kurang Olivia pahami, boleh diceritakan?
ONS : Yang kurang paham itu.. yang dapatkah kamu membantu Lani untuk menghitung
ubin lantai tersebut?
Peneliti : Oh kurang paham ya sama pertanyaan yang seperti itu, kalau misalnya
pertanyaannya diubah hitunglah luas ubin lantai tersebut? Lebih mudah yang seperti
gimana?
ONS : Hitunglah luas ubin lantai tersebut.
Peneliti : Oh lebih mudah yang seperti itu ya.
ONS : Hm..
Peneliti : Artinya kalau dapatkah kamu itu lebih membuat kita berpikir seperti itu ya
mencarinya?
ONS : (mengangguk)
Peneliti : Olivia sekarang udah paham apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal.
Selanjutnya bagaimana cara Olivia untuk membuat rencana penyelesaian yang
digunakan dalam soal tersebut?
ONS : Caranya itu.. sisi kali sisi sama dengan 35 kali 35 cm hasilnya sama dengan 1225
cm pangkat 2.
Peneliti : Olivia ini kan di buat rencana penyelesaian ya. Coba Olivia baca dulu arahan dari
langkah yang kedua membuat rencana penyelesaian.
ONS : Udah
Peneliti : Diminta untuk apa disitu?
ONS : Apa rumus luas dari bangun tersebut?
265

Peneliti : Sebelum apa rumus luas dari bangun datar tersebut ada pertanyaan lain tidak?
ONS : ada
Peneliti : Apa?
ONS : Bagaimana cara membuat eh gambar bangun datar apa yang tepat untuk uluran sisi
yang sama pada ubin lantai>
Peneliti : Nah bangun datar apa yang Olivia gambar disitu?
ONS : Gambar bangun datar persegi.
Peneliti : Menurut Olivia gambar bangun datranya sudah tepat atau belum?
ONS : Iya
Peneliti : Yakin?
ONS : Iya
Peneliti : Kalau bangun datar persegi itu semua sisinya sama panjang atau seperti gimana?
ONS : semu sisinya harus sama panjang
Peneliti : Tapi coba Olivia ukur yang sudah Olivia buat itu lebih tepatnya persegi atau
persegi panjang?
ONS : Persegi
Peneliti : Tapi ya kak kalau buat persegi itu misalnya nih disininya Olivia buat 3 cm artinya
disisi kirinya juga Olivia buat 3 cm , disini juga 3 cm dan disini juga disini 3 cm.
paham sampai disitu?
ONS : Paham
Peneliti : Dari yang Olivia lihat ini gambarnya ini masih kurang tepat masih kurang sedikit
saja. Masih kurang oanjang sedangkan yang ini lebih pendek jadi kesannya itu seperti
bangun datar persegi panjang. Nah tidak apa, tapi lain kai kita perbaiki oke?
ONS : Oke
Peneliti : Kakak harap Olivia kedepannya menggambar persegi itu sama panjang. Olivia tahu
tidak rumus dpersegi itu apa?
ONS : Rumusnya sisi kali sisi
Peneliti : Benar
Peneliti : Olivia sudah tahu bentuk bangun datarnya gimana rumus luasnya juga sudah tahu.
Sekarang kaka mau bertanya bagaimana cara Olivia untuk menyelesaikan rumus
tersebut?
ONS : Maksudnya?
Peneliti : Kan kita sudah tahu rumus luasnya sisi kali sisi selanjutnya diapaka?
ONS : Di.. kali?
Peneliti : Apa yang dikalikan itu?
ONS : 35 kali 35 cm
Peneliti : Nah hasilnya berapa?
ONS : Hasilnya 1225 cm pangkat 2
Peneliti : Alhamdulillah berarti sudah dapat pengetahuan dari soal nomor 1 tadi bahwa kalau
rumus luas itu menggunakan cm pangkat 2. Oke lain kali kalau ada rumus luas lagi
itu satuannya menggunakan cm pangkat 2 lagi ya. Nah dari menghitung tadi in ikan
bilangannya besar nih 35 kali 35, waktu Olivia mengerjakannya ada kesulitan tidak?
ONS : Tidak
Peneliti : Alhamdulillah Masya Allah, matematikanya mantap. Benar perkaliannya sudah
bisa?
266

ONS : Bisa
Peneliti : Oke bagus ya. Nanti terus dilatih lagi perkaliannya biar bisa mengerjakan lebih
banyak soal.
Peneliti : Olivia, disini Olivia sudah sampai di langkah melaksankan rencana penyelesaian.
Nah setelah Olivia kerjakan semua nih dari apa yang diketahui sampai ketemu
hasilnya. Kemudian Olivia periksa kembali tidak jawabannya?
ONS : Sudah
Peneliti : Disitu Olivia ada menuliskan kata benar tidak?
ONS : Tidak
Peneliti : Ndak ada lagi ya? Berarti lain kali kalau memeriksa itu untuk buktilah y akita
memeriksa Olivia menuliskan kata benar sebelum kesimpulan. Kesimpulan ada
Olivia buat tidak?
ONS : Kesimpulan.. tidak
Peneliti : Kesimpulannya tidak ada Olivia buat. Yakin nih kesimpulannya tidak ada Olivia
buat?
ONS : Yakin
Peneliti : Nah Olivia, Olivia itu sebenarnya ada menuliskan kesimpulan. Kalau sudah ada kata
jadi ini itu namanya kalimat kesimpulan Olivia. Nah seperti itu. Ada yang kurang
tidak dari kesimpulan ini apa?
ONS : Kesimpulannya kurang pangkat
Peneliti : Nah masya Allah berarti sudah paham ya ada kekurangannya disitu satuannya cm
pangkat 2. Nah menurut Olivia ini ada cara lain atau rumus lain tidak
mengerjakannya?
ONS : Tidak
Peneliti : Tidak ada, berarti hanya menggunakan rumus ini kak benar seperti itu?
ONS : Heem.
Peneliti : Oke Olivia terima kasih sudah bersedia untuk diwawancara hari ini.
ONS : Sama-sama
267

Lampiran C4
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Sedang
Kriteria Nilai Terendah
Butir Soal 1
Peneliti : Ghalih boleh disebutkan nama lengkap Ghalih apa?
RGD : Raditya Ghalih
Peneliti : Ghalih sebelum kita wawancara, coba Ghalih baca dulu soal yang ada pada nomor 1
tapi membacanya dalam hati saja.
RGD : Baik kak
Peneliti : Ghalih sudah membaca soal nomor 1, menurut Ghalih setelah membaca soalnya
mudah, sedang atau susah?
RGD : susah
Peneliti : Kalau boleh kakak tahu soalnya dimana itu? Soalnya susah kak atau gimana?
RGD : hm.. jawabannya harus cari juga
Peneliti : Kalau dilihat sepintas seperti itu soalnya susah tidak?
RGD : Susah
Peneliti : Kalau dibandingkan soal seperti ini dengan pilhan ganda lebih mudah yang mana?
RGD : Pilihan ganda
Peneliti : Berarti kalau ini soalnya agak susah karena soalnya terlalu panjang, benar tidak?
RGD : Iya
Peneliti : Berarti kurang suka sama soal yang terlalu panjang ya ceritanya?
RGD : Iya
Peneliti : Baik Ghalih kakak coba-coba tanya dulu ya.
RGD : Iya
Peneliti : Ghalih, paham tidak apa yang dimaksud pada soal nomor 1?
RGD : Tidak sih
Peneliti : Oke karena Ghalih tidak paham, kalau yang Ghalih ketahui ada tidak pada nomor 1?
RGD : Ada
Peneliti : Coba Ghalih sebutkan apa yang Ghalih ketahui dari soal nomor 1
RGD : Dari yang ditanyakan dari soal tersebut.. tidak ada.
Peneliti : Ghalih ada melihat angka-angka tidak di nomor 1
RGD : Ada
Peneliti : Angka berapa dengan angka berapa Ghalih?
RGD : 19 sama 8
Peneliti : Kalau Ghalih lihat lagi ukuran apa yang 19 itu?
RGD : Uang kertas
268

Peneliti : Sekarang coba Ghalih bayangkan uang kertas itu berbentuk bangun datar apa
Ghalih?
RGD : Segi panjang
Peneliti : Lebih tepatnya itu persegi panjang. Persegi panjang itu ada ukuran apa?
RGD : Ukuran..
Peneliti : Panjang sama..
RGD :Llebar
Peneliti : Sekarang ada 2 angka disitu, ada 2 yang disebutkan. Yang pertama itu dia
menyebutkan sisi apa pada persegi panjang. Yang kita ketahui ukurannya ada panjang
sama lebar. Kalau yang 19 itu apa?
RGD : Lebar uang kertas.
Peneliti : Lebar uang kertas atau panjang uang kertas?
RGD : Panjang
Peneliti : Sekarang kalau untuk lebar sisinya berapa Ghalih?
RGD : 8 cm
Peneliti : Lanjut ya Ghalih ya, yang kakak lihat disitu Ghalih hanya menuliskan angka 19.
Alasannya karena Ghalih bilang soalnya susah. Ghalih tahu tidak apa yang
ditanyakan dari soal itu?
RGD : Tidak
Peneliti : Coba Ghalih baca di ujung soal dia minta bantu apa sama Ghalih. Dapatkah..
RGD : Dapatkah kamu membantu untuk menghitung luas uang yang diukur Edo?
Peneliti : Dari yang Ghalih baca berarti dia minta bantu apa disitu?
RGD : Panjang lebar uang kertas
Peneliti : Lebih tepatnya itu soal ini minta bantu Ghalih untuk menghitung luas.
RGD : Oh..
Peneliti : Nah menghitung luas ya Ghalih. Dari apa yang sudah disebutkan tadi, ada yang
Ghalih kurang pahami?
RGD : Nomor 2?
Peneliti : Tidak nomor 1 masih Ghalih.
RGD : Oh
Peneliti : Iya, yang tadi Ghalih sudah sebutkan diketahuinya seperti ini yang ditanyanya
seperti ini. Yang belum Ghalih ketahui juga sudah kakak luruskan kalau panjangnya
segini bang lebarnya segini dan yang ditanyakan juga ini. Dari apa yang sudah
disebutkan tadi masih ada yang Ghalih kurang pahami tidak?
RGD : Udah paham semua
Peneliti : Ghalih bagaimana cara untuk membuat rencana penyelesaiannya?
RGD : Haa?
Peneliti : Bagaimana cara untuk membuat rencana penyelesaiannya 1?
RGD : Rencana penyelesaiannya..
Peneliti : Oke kakak bantu ya. Bangun datar apa yang harusnya Ghalih gambar di nomor 1
ini?
RGD : Nomor 1..
Peneliti : Uang itu berbentuk bangun datar apa?
RGD : Persegi
Peneliti : Persegi apa?
269

RGD : Panjang
Peneliti : Seharusnya yang kita gambar di nomor 1 itu adalah persegi panjang. Tapi yang
Ghalih gambar itu bangun datar apa?
RGD : Persegi empat
Peneliti : Udah benar atau belum gambarnya?
RGD : Belum
Peneliti : Berarti yang benarnya itu persegi..
RGD : Persegi panjang
Peneliti : Dipanjangkan sedikit ya sisi atasnya dan bawahnya jadi namanya persegi panjang.
Ghalih tahu tidak apa rumus dari untuk menghitung luas persegi panjang?
RGD : Tidak tahu
Peneliti : Oke kakak beri tahu lagi ya kalau rumus persegi panjang itu adalah panjang kali
lebar.
RGD : (mengangguk)
Peneliti : Nah Ghalih sudah mengetahui rumus dan sudah menggambar yang tadi ini (sambil
menujuk gambar bangun datar perserta didik) yang tadi ini, meskipun salah juga
sudah diluruskan sudah diberi tahu. Sekarang bagaimana cara Ghalih untuk
menyelesaikannya?
RGD : Mencari jawaban
Peneliti : Nah bagaimana cara mencari jawabannya itu?
RGD : Menghitung …
Peneliti : Yang Ghalih tuliskan disitu apa?
RGD : Jawabannya
Peneliti : Jawabannya gimana yang Ghalih tuliskan?
RGD : 4p panjang kali lebar sama dengan luas 3
Peneliti : Luas 3 itu Ghalih dapat dari mana?
RGD : Mencari-cari saja.
Peneliti : Oke lanjut nih dibaagian bawahnyasudah Ghalih tuliskan rumusnya. Sekarang
bagian bawahnya coba?
RGD : (nampak berpikir)
Peneliti : Coba Ghalih sebutkan.
RGD : Panjang kali lebar sampai tambah 1 sama dengan lebar 2
Peneliti : Oke lanjut lagi. Tapi sebelum lanjut Ghalih paham tidak rumusnya ini sampai ini?
Paham tidak?
RGD : Tidak sih
Peneliti : Coba bagian bawahnya coba Ghalih sebutkan Ghalih berapa dengan berapa
angkanya?
RGD : 19 kali 8 sama lebar 2 19 kali 8 sama dengan 92
Peneliti : Oh. Ghalih menemukan jawaban 19 kali 2 itu adalah 92. Menurut Ghalih
jawabannya sudah benar atau salah?
RGD : Benar
Peneliti : Tapi di kunci jawabannya, mohon maaf ya Ghalih jawabannya kurang tepat.
Seharusnya itu 19 kali 8 itu adalah 152. Nah untuk satuan yang digunakan untuk
satuan rumus luas ini adalah cm pangkat 2. Harus ada pangkat 2 nya, itu juga harus
Ghalih tuliskan. Nah ada kesulitasn tidak dalam menghitung luas tadi? Karena
270

jawaban Ghalih sebelumnya kurang tepat. Ada kesulitan kah dalam menghitung
perkalian?
RGD : Mengangguk
Peneliti : Setelah Ghalih melaksanakan rencana penyelesaian, dan diperolehlah jawabannya
berapa tadi?
RGD : 902
Peneliti : 902?
RGD : Eh 92
Peneliti : Ternyata jawabannya kurang tepat. Yang tepat adalah 152. Nah Ghalih ada tidak
menuliskan kalau jawabannya itu benar atau salah? Di lembar jawaban Ghalih ya
RGD : Nah ini benar
Peneliti : Dari mana Ghalih yakin kalau jawabannya benar?
RGD : Tersebut sudah benar
Peneliti : Oh seperti itu saja kah? Karena ada pertanyaan kak apakah caa tersebut sudah benar
atau salah langsunglahh Ghalih tulis jawabannya benar, seperti itu?
RGD : He’em
Peneliti : Oke sekarang Ghalih ada tidak menuliskan kesimpulam disitu? Di soal nomor 1
lembar jawabannya. Jadi luas dari bangun datar tersebut adalah .. ada menuliskan itu
tidak?
RGD : Tidak
Peneliti : Menurut Ghalih soal nomor 1 ini ada cara lain tidak dalam menyelesaikannya? Ada
rumus lain tidak dalam menyelesaikannya?
RGD : Ada
Peneliti : Kalau ada coba Ghalih sebutkan apa?
RGD : Itu ada tapi tidak tahu.
Peneliti : Baik kalau tidak tahu tidak apa-apa.

Butir Soal 2
Peneliti : Ghalih kita lanjut lagi ya untuk soal nomor 2 nya. Ghalih coba kamu baca dulu soal
yang ada pada nomor 2
RGD : Lani mulai membersihkan lantai dengan menggunakan penyapu. Ketika menyapu
Lani memperhatikan ubin lantai yang berbentuk persegi. Lani penasaran dengan
ukuran ubin lantai tersebut, setelah selesai piket ia langsung mengambil penggaris
dan menghitung ukuran ubin lantai. Adapun ukuran ubin yang telah diukur oleh Lani
adalah sebagai berikut.
Peneliti : Oke Ghalih sudah membaca soalnya, setelah membaca soalnya menurut Ghalih
soalnya mudah, sedang atau susah?
RGD : Susah
Peneliti : Ghalih paham tidak maksud dari soal nomor 2?
RGD : Tidak paham
Peneliti : Oke yang kakak lihat ini ya pada lembar jawaban Ghalih, Ghalih tidak menuliskan
jawaban pada soal nomor 2. Kalau boleh tahu Ghalig kenapa tidak menuliskan
jawaban?
271

RGD : Karena waktu sudah terlambat


Peneliti : Oh waktunya tidak cukup ya? Selain itu soalnya juga susah untuk dipahami ya
makanya tidak dikerjakan. yang dikerjakan hanya soal nomor 1. Seperti itu?
RGD : (mengangguk)
Peneliti : Oke kalau dari yang Ghalih lihat bisa tidak Ghalih mengerjakan soalnya ini, kalau
waktunya cukup?
RGD : Juga tidak
Peneliti : Juga tidak bisa..
RGD : Soalnya susah
Peneliti : Baik terima kasih ya Ghalih.
272

Lampiran C5
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Rendah
Kriteria Nilai Tertinggi
Butir Soal 1
Peneliti : Antoni, boleh Antoni sebutkan nama lengkap Antoni apa?
A : Antoni saja kak, tidak ada nama lengkap.
Peneliti : Sebelum wawancara, Antoni boleh dibaca dulu soalnya. Bacanya di dalam hati saja
ya Antoni.
A : Baik kak
Peneliti : Oke soalnya sudah dibaca, setelah Antoni baca ni soalnya hanya dibaca ni ya
menurut Antoni soalnya gimana mudah, sedang atau susah?
A : sedang
Peneliti : Antoni paham tidak maksud dari soal nomor 1?
A : hm sedikit paham
Peneliti : Boleh Antoni sebutkan coba sebutkan dimana sedikit pahamnya itu?
A : Sedikit pahamlah..
Peneliti : Hm seperti bagaimana, Antoni lihat oh ini maksudnya seperti ini nih soalnya seperti
itu. Ada tidaka?
A : Apa ya..
Peneliti : Hm gimana?
A : Dia itu seperti.. dia itu seperti ini kali.
Penliti : Oh dikali?
A : Dikali panjang sama p kali 19
Peneliti : Oh seperti itu, baik. Antoni sekarang Antoni bisa tidak sebutkan kembali apa yang
Antoni ketahui dari soal itu?
A : hm.. tidak ada yang saya ketahui
Peneliti : Di lembar jawaban Antoni, Antoni menuliskan p dikali 19. Boleh kakak tahu
alasannya mengapa Antoni menuliskan p dikali 19?
A : Apa?
Peneliti : Boleh diberi tahu alasannya mengapa Antoni menuliskan p kali 19??
A : Itu karena ini, makanya memilih jawaban seperti itu
Penliti : Yang Antoni lihat itu Cuma tuliskan itu 19 saja kah, 8 nya tidak dituliskan?
A : Tidak
Peneliti : 8 nya tidak dituliskan karena Antoni merasa itu bukan jawaban seperti itu?
A : Merasa seperti jawaban, tapi saya merasa itu seperti bukan jawaban.
273

Peneliti : Baiklah dari apa yang sudah diketahui, pasti kalau soal dia ada pertanyaan kan? Nah
di dalam soal itu apa yang ditanyakan?
A : Yang ditanyakan itu Edo diberi u.. uang jajan oleh ibu.
Peneliti : Oh itu pertanyaannya? Baiklah. Dari apa yang Antoni sebutkan ada yang Antoni
kurang pahami?
A yang belum tahu yang ini (sambil menunjuk soal)
Peneliti :Oh itu masih kurang ya. Antoni kakak luruskan dulu ya, untuk di nomor 1 itu yang
kita ketahui itu ukurannya sama dengan bukan menggunakan kali tapi ukuran
panjangnya panjang sama dengan 19 cm. 8 ini jjuga disebutkan itu namanya ukuran
lebar. Lebarnya 8 cm. apa yang ditanyakan dari soal itu ada di bawah ini. Dapatkah
kamu membantu Edo untuk menghitung ukuran luas uang yang dikasi oleh ibu? Nah
artinya disitu kita diminta untuk membantu Edo untuk menghitung ukuran luas.
Sampai disitu paham?
A : Paham
Peneliti : Antoni sudah memahami apa yang sudah diketahui dan apa yang sudah ditanyakan
dari soal dari apa yang sudah kakak luruskan tadi. Nah selanjutnya bagaimana cara
Antoni untuk membuat rencana penyelesaian untuk menyelesaikan soal ini?
A : Hm tinggal dicari jawabannya
Peneliti : Kalau disitu ada tidak gambar bangun datar yang seharusnya digambar?
A : Ada
Peneliti : Gambar apa itu Antoni?
A : Hm.. apa ya? Lupa saya.
Peneliti : Kalau dilihat dari soalnya Antoni ingat tidak?
A : Ingat
Peneliti : Nah itukan dia bilang uang. Uang itu berbentuk bangun datar Antoni?
A : Bangun datar hm.. lupa terus saya
Peneliti : Kakak coba luruskan kembali ya kalau bangun datarnya bangun datar persegi
panjang.
A : Oh gitu
Peneliti : Nah Antoni tahu tidak rumus luas dari persegi panjang
A : Nidak tahu
Peneliti : nah kakak coba sebutkan kembali untuk rumus luasnya adalah panjang kali lebar.
Oke sampai disitu saja ya. Antoni sudah tahu nih rumusnya udah juga menggambar
bangun datarnya. Sekarang Antoni bisa tida menuliskan angka yang ada di
pertanyaan tadi?
A : Tidak bisa
Peneliti : Oke di lembar jawaban pada saat melaksankan rencana penyelesaian itu Antoni
menuliskan panjang kali lebar sama dengan 107. Bisa dijelaskan mengapa Antoni
menuliskan itu?
A : Ini seperti dikali
Peneliti : Artinya Antoni cumin menuliskan rumus langsung menuliskan hasilnya seperti itu?
A : Iya
Peneliti : Antoni hasilnya dapat 107?
A : 170
Peneliti : Oh hasilnya 107 atau 170 Antoni?
274

A : Oh iya 107
Peneliti : Oke dalam menghitung hasilnya ada kesulitan tidak dalam menghitung perkaliana
A : Tidak ada
Peneliti : Antoni sudah melaksanakan rencana penyelesaian sudah dapat hasilnya nih. Antoni
yakin belum kalau jawabannya benar atau salah?
A : Yakin kalau jawabannya benar
Peneliti : Pada lembar jawaban Antoni tidak menuliskan cara yang dikerjakan benar atau
salah dan tidak juga menuliskan kesimpulan hanya menuliskan hasil. Boleh Antoni
jelaskan alasannya mengapa tidak menuliskan tadi?
A : Karena lupa cara menuliskan
Peneliti : Oh berarti cuma lupa ini bukan karena tidak paham?
A : Tidak
Peneliti : Artinya Antoni lupa cara menuliskannya seperti itu ya?
A : Iya
Peneliti : Sebelumnya Antoni ada merasakan kesulitan?
A : Ada
Peneliti : Selain lupa?
A : Hm selain lupa..itu..
Peneliti : Tidak ada? Oke terima kasih ya Antoni

Butir Soal 2
Peneliti : Antoni sekarang kita akan lanjut pada nomor 2, Antoni baca soalnya dulu
membacanya di dalam hati saja ya.
A : Baik kak. Sudah
Peneliti : Oke Antoni setelah membaca soalnya tadi untuk soal nomor 2 ya apakah soalnya
mudah, sedang atau susah?
A : sudah sih
Peneliti : Antoni paham tidak maksud dari soal nomor 2?
A : Sedikit paham
Peneliti : Sedikit paham itu coba Antoni sebutkan ke kakak seperti bagaimana
A : Sebutkan ya..
Penliti : Tidak apa-apa sedikit saja?
A : Yang saya paham itu luas kali lebar
Peneliti : Antoni sekarang coba sebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut?
A : Yang diketahui tidak ada yang tahu
Peneliti : Bisa disebutkan tidak alasan mengapa di bagaian ketahui Antoni menuliskan p kali
35?
A : Itu seperti yang dikalikan itu. Ini bah seperti itu kan..
Peneliti : Oh seperti dikalikan gitu ya? Selanjutnya mengapa Antoni tidak menuliskan apa
yang ditanyakan dari soal itu?
A : Lupa
Penliti : Oh lupa, bisa diterima ya. Dari apa yang sudah Antoni sampaikan ada yang Antoni
kurang pahami?
A : Ada
275

Peneliti : Apa?
A : Yang…
Peneliti : Yang di bagian diketahui dan ditanyakan. Itu ada yang kurang dipahami tidak?
A : yang kurang dipahami itu tidak tahu rumusnya.
Peneliti : Antoni bagaimana cara Antoni untuk membuat rencana penyelesaian yang ada pada
soal nomor 2 ini?
A : Nomor b cara menyelesaikannya..
Peneliti : Hm bangun datar apa yang Antoni gambar disitu?
A : Bangun datar.. lupa lagi
Peneliti : Coba Antoni lihat ini supaya diingat kembali itu bangun datar ap aitu yang ada pada
gambar (sambal menunjuk soal)?
A : Persegi empat
Peneliti : Tapi yang lebih tepatnya itu di dalam matematika itu namanya bukan persegi empat
Antoni yang lebih tepatnya itu bangun datar persegi.
A : Oh bangun datar persegi
Peneliti : Iya nah kalau rumus dari bangun datar persegi Antoni tahu?
A : Tidak tahu
Peneliti : Kalau dilihat dari ukurannya yang diketahui juga tidak tahu?
A : Tahu sedikir sepertinya
Peneliti : Coba apa?
A : Tang kita ketahui itu seperti hitung-hitung
Peneliti : Tapi tidak tahu nama yang dihitung itu tadi?
A : Tidak
Peneliti : Kakak kembali pada soal nomor 1, soal nomor 1 itu kita menghitung panjang kali
lebar. Kalau di omor 2 ini kira-kira kita menghitung apa ya? di persegi itu kita
menghitung apa?
A : Hitung ini saja
Peneliti : Namanya Antoni tidak tahu?
A : Namanya tidak tahu
Peneliti : Baik, kakak beri tahu ya. Kalau ini Antoni namanya sisi. Nah yang kita hitung sisi
A : Sisi
Peneliti : Sisi kali..
A : Lebar
Peneliti : Bukan Antoni, tapi kalau di persegi itu rumus luasnya adalah sisi kali sisi. Dia tidak
ada lebarnya Antoni. Beda dengan persegi panjang ada panjang ada lebar, tapi kalau
di persegi itu hanya ada sisi. Jadi untuk rumus luas persegi itu sisi kali sisi makanya
misalnya sisi dari persegi ini adalah 7 sisinya. Maka luasnya 7 kali 7. Tapi kalau ini
luasnya adalah?
A :4
Peneliti : Oke seperti ini Antoni. Kita menuliskan ini 35 dikalikan dengan..
A : Panjang..
Peneliti : Dikalikan dengan 35
A : Dikalikan 35..
Peneliti : Iya dia harus sisi kali sisi artinya sisi yang kita ketahui itu kita tuliskan.
A : Oh seperti itu
276

Peneliti : Antoni ada tidak disitu Antoni menuliskan cara melaksanakan rencana
penyelesaiannya?
A : Tidak
Peneliti : Yakin tidak ada nulis disitu?
A : Tidak
Peneliti : Tapi di lembar jawaban kakak ada lihat Antoni menuliskan panjang kali lebar itu
sama dengan 255, nah bisa tidak Antoni jelaskan alasannya mengapa langsung nulis
panjang kali lebar sama dengan 255?
A : Ya karena itu sering dikalikan kalau yang ditulis sering dikalikan
Peneliti : Oh ini langsung dikalikan ya Antoni seperti nomor 1. Hasilnya Antoni dapatnya dua
ratus..
A : Lima puluh lima
Peneliti : Nah saat menghitung ada kesulitan tidak Antoni?
A : Tidak sih
Peneliti : Oke Antoni sudah melaksanakan rencana penyelesaian udah dapat nih hasilnya,
Antoni yakin tidak jawabannya benar atau salah?
A : Tidak yakin sih benar, kalau salah salahlah.
Peneliti : Eh benar nih tidak yakin sama jawaban sendiri?
A : Tidak yakin
Peneliti : Dari mana Antoni mengatakan tidak yakin kak sama jawaban saya, bisa dijelaskan
tidak, bagaimana tidak yakinnya?
A : Karena saya itu seperti takut salah
Peneliti : Tapi mneurut Antoni hasilnya ini sudah benar atau salah?
A : Benar
Peneliti : Pada lembar jawaban sayangnya Antoni tidak lagi menuliskan cara yang dikerjakan
benar atau salah sama seperti di nomor 1 dan tidak juga menuliskan kesimpulannya.
Boleh tidak Antoni beri tahu ke kakak alasan mengapa Antoni tidak menuliskan apa
yang ada di pertanyaan nomor ini?
A : Ini?
Peneliti : Antoni tidak menuliskan jawabannya benar atau salah. Tidak juga menuliskan
kesimpulan alasannya mengapa?
A : Karena seperti itu, seperti tidak tahu kesimpulannya
Peneliti : Itu tidak tahu kesimpulannya dalam artian Antoni tidak paham atau kalimatnya?
A : Tidak tahu kalimatnya sih
Peneliti : Tapi Antoni paham harus menuliskan kesimpulan?
A : (mengangguk)
Peneliti : Sekarang pertanyaan terakhir ya, Antoni ada merasa kesulitan tidak saat memeriks
kembali nih menuliskan kesimpulan dan menuliskan kalau ini benar atau salah. Sulit
tidak rasanya?
A : Sulit
Peneliti : Letak sulitnya seperti bagaimana itu Antoni?
A : Seperti ini, saya menulis seperti itu tu bah..
Peneliti : Pokoknya sulit untuk dijelaskan gitu ya?
A : Iya sulit untuk dijelaskan
Peneliti : Oke terima kasih Antoni atas kesediaannya untuk diwawancarai.
277

Lampiran C6
Transkip Wawancara Peserta Didik Kategori Rendah
Kriteria Nilai Terendah
Butir Soal 1
Peneliti : Azmi, benar namana Azmi?
AHS : Benar
Peneliti : Boleh disebutkan nama lengkap Azmi apa?
AHS : Nama saya Azmi Hail Safrizen kelas 4B
Peneliti : Memangnya ada kelas 4A?
AHS : Apa?
Peneliti : Memangna ad akelas 4A?
AHS : 4A tidak ada
Peneliti : Oke B itu maksudnya semester 2 kali ya. Azmi, sebelum kita wawancara baca dulu
soal yang ada pada nomor 1 ya
AHS : Iya. Soal nomor 1 yang ini atau yang ini?
Peneliti : Soal nomor 1 itu ini sama ini
AHS : Oh itu
Peneliti : Ini soalnya, ini arahan untuk mengerjakan soalnya. Jadi bacannya dalam hati saja.
Kalau sudah bilang sama kakak.
AHS : Oke.. hm sudah
Peneliti : Azmi setelah membaca soalnya menurut Azmi soalnya mudah, sedang atau susah?
AHS : agak susah bu
Peneliti : Azmi paham tidak maksud dari soal nomor 1? Maksunya bagaimana?
AHS : Hm tidak bu
Peneliti : Boleh dijelaskan tidak letak tidak pahamnya itu dimana?
AHS : Yang.. yang disini bu yang soal nomor 1 itu yang kan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal tersebut,
Peneliti : Eh apa yang Azmi jawab ini?
AHS : Ini ndak salah r..
Peneliti : Coba lihat dulu r atau h itu
AHS : Sekolah hera lia..
Peneliti : Oh seperti itu ya?
AHS : Iya
Peneliti : Azmi yang kakak lihat ini Azmi ada jawab soal ini tapi Azmi sendiri tidak paham
sama apa yang dituliskan dimaksud pun Azmi tidak paha. Sudah tidak paham sama
apa yang di maksud dan tidak paham sama apa yang dituliskan, hm alasannya boleh
278

tidak disebutkan alasannya mengapa?


AHS : Hm yang ini bu yang saya tidak paham bu.
Peneliti : Yang bagian pertanyaan apa?
AHS : Bagaimana cara membuat rencana penyelesaian tersebut. Gambaran..
Peneliti : Gambar bangun datar apa?
AHS : Bangunan datar apa yang tepat untuk ukuran panjang dan lebar luas.. ini tidak
dijawab ni..
Peneliti : Azmi jawabnya apa tadi nih?
AHS : Yang mana ini atau ini?
Peneliti : Yang ini
AHS : Getukang..
Peneliti : Nah boleh tidak disebutkan tidak alasannya Azmi menuliskan getukang?
AHS : Yang itu agak tidak paham makanya menuliskan seperti itu
Peneliti : Oh makanya menuliskan seperti itu
AHS : Iya
Peneliti : Lanjut nih di rumus tersebut Azmi menuliskan apa nih?
AHS : Bayakolakan..
Peneliti : Bayakolakan itu maksudnya seperti bagaimana?
AHS : Bagaimana menyelesaikan rumus tersebut? Bayakolakan
Peneliti : Kakak itu nanyanya seperti ini tapi Azmi jawabannya seperti itu. Jadi bagaiana itu?
AHS : Salah
Peneliti : Bukan, bukan maksud kakak salah. Maksud kakak mengapa Azmi menuliskan itu,
alasannya saja.
AHS : Karena agak susah benar bu
Peneliti : Oh gitu
AHS : Saya menjawabanya dapat dari buku yang saya pinjam
Peneliti : Oh dapat jawabannya dari buku?
AHS : Iya
Peneliti : Kalau ini dapat dari mana ini?
AHS : Mana? Ini dari buku Bahasa Indonesia bu
Peneliti : Kalau yang ini?
AHS : IPAS
Peneliti : Oke lanjut lagi ya di bagian memeriksa kembali, bagian terakhir ya. Azmi boleh
tidak membacakan tidak jawabannya apa itu?
AHS : Dikerjakan.
Peneliti : Nah itu bagaimana tu maksudnya?
AHS : Hm. Apakah cara menyelesaikan rumah luas tersebut sudah benar? Jika sudah
tulislah kesimpuan dari soal yang telah dikerjakan. hmm ini sebenarnya ibu mudah
tapi saya kira ini jawabannya tidak ada di buku apapun bu.
Peneliti : Oh jadi Azmi menjawab meurut pemikiran sendiri seperti itu?
AHS : Iya
Peneliti : Oke sebelum lanjut ini terlalu campur-campur ini mau manggil ibu atau kakak?
AHS : Kakak
Peneliti : Yakin?
AHS : Yakin
279

Peneliti : Oke kakak. Nih kakak mau nanya, ini mungkin pertanyaan nomor 1 yang terakhir.
Azmi waktu mengerjakan ini Azmi tidak focus atau waktunya sudah tidak cukup?
AHS : Waktunya sudah tidak cukup lagi
Peneliti : Tidak cukup lagi makanya langsung menulsikan sesuai dengan pemikiran Azmi
seperti itu ya?
AHS : Mengangguk
Peneliti : Menururt berdasarkan buku yang pernah Azmi baca seperti itu ya?
AHS : Iya
Peneliti : Oke kalau misalnya diberi waktu yang cukup, Azmi mengerjakannya seperti
bagaimana?
AHS : Mengerjakannya agak… mikir dulu sebentar ibu.
Peneliti : Tapi kalau dipikir dulu sebentar. Azmi menyebutnya ini soal yang susah atau
mudah?
AHS : Yang kita pikir ni soalnya susah bu tapi dibilang sama teman itu sedang saja.
Peneliti : Oh sedang. Oke terima kasih ya Azmi.

Butir Soal 2
Peneliti : Azmi, sekarang kita lanjut pada nomor 2. Coba Azmi baca dulu soal yang ada pada
nomor 2
AHS : Baik kak
Peneliti : Azmi setelah membaca soal nomor 2 kategori apa yang di soal nomor 2 mudah,
sedang atau susah?
AHS : Sedang
Peneliti : Azmi bilang soal nomor 2 sedang artinya lebih mudah dari soal nomor 1?
AHS : Benar
Peneliti : Oke, Azmi bisa jelaskan tidak maksud dari soal nomor 2 ini?
AHS : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
Peneliti : Apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal itu, Azmi jawabanya apa?
AHS : Kerjakan eh kerjakan bu
Peneliti : Oke kalau kakak boleh tahu alasan Azmi menuliskan kocahkan itu apa?
AHS : Macam agak susah bu
Peneliti : Ini kalau boleh tahu dapat dari mana jawabannya?
AHS : Mikir
Peneliti : Berarti ini hasil dari pemikiran sendiri ya?
AHS : Waktu tidak cukup itu bu, saya jawab itu saja bu takut ibu tidak ada udah pergi dah.
Peneliti : Ternyata di soal berikutnya ini dikerjakan ya. Ini alasan menuliskan dikerjakan apa
ni di bagian rencana penyelesaiannya
AHS : Yang nomor 2 ini bagaimana cara membuat rencana penyelesaian soal tersebut,
gambar bangun datar apa yang tepat untuk ukuran sisi yang sama panjang pada ubin
lantai tadi? Apa rumH luas dari bangunan datar tersebut?
Peneliti : Jawabannya dikerjakan. Nah alasannya apa nih menuliskan dikerjakan mungkin ada
alasannya.
AHS : Dikerjakan nih, dikerjakan tersebut asal ada kebocoranlah bu rumah tu
Peneliti : Oh..
280

AHS : Jadi dikerjakan


Peneliti : Oh seperti itu. Lanjut lagi di bagian sudah Azmi buat rencana penyelesaian,
katamya dikerjakan nih rencana penyelesaiannya. Di bagian melaksanakan rencana
penyelesaian nah ini coba Azmi bacakan ke kakak itu jawabannya apa?
AHS : Yang mana bu?
Peneliti : Sebutkan kembali yang ini.
AHS : Ini?
Peneliti : Heem
AHS : Dibetulkan
Peneliti : Itu alasannya apa menuliskan dibetulkan?
AHS : Bagaimana cara menyelesaikan rumah luas tersebut? Diibaratkan rumah yang rusak
Peneliti : Setelah Azmi in ikan menyelesaikan rencana penyelesaian Azmi bilang dibetulkan.
Terus yang terakhir di bagian memeriksa kembali yang bagian ini, in ikan
pertanyaannya apa yang Azmi kerjakan sudah benar atau belum, kalau udah benar
dibuat kesimpulan. Azmi jawab apa ini?
AHS : Dijual
Peneliti : Boleh disebutkan alasan menuliskan dijual apa?
AHS : Apa cara menyelesaikan rumah luas tersebut sudah benar? Jika sudah tuliskan
disimpulin dari soal yang telah dikerjakan. dijual
Peneliti : Alasannya mengapa bilang dijual
AHS : Kan rumahnya belum juga betul diselesaikan dijual saja bu
Peneliti : Oh oke. Sampai disini Azmi ada kesulitan tidak dalam menjawab soal nomor 2 ini?
AHS : Ada
Peneliti : Kesulitannya apa?
AHS : Yang sulit ini yang ini bu
Peneliti : Oh kesulitannya yang di bagian apa tadi tu?
AHS : Yang apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal tersebut?
Peneliti : Oh oke. Itu yang Azmi kurang pahami ya.
AHS : Iya
Peneliti : Menurut Azmi kategorinya sedang kak. Yang Azmi pahami kalau iii orang lagi
betulkan rumah ya,
AHS : Iya
Peneliti : Betulkan rumah terus nanti langsung dijual.
AHS : Iya
Peneliti : Baiklah kalau itu pemahaman dari Azmi soal nomor 2 kakak mau mengucapkan
terima kasih nih karena Azmi sudah melaksanakan menuliskan butir soal nomor 2.
Tapi kakak mau meluruskan kembali kalau di soal nomor 2 ini Azmi sebenarnya
soalnya seperti ini ya. Ini apa namanya tadi, ubin lantai kan?
AHS : Iya
Peneliti : Ubin lantai ini berbentuk bangun datar persegi
AHS : Persegi kotak
Peneliti : Persegi saja bukan persegi kotak Azmi tapi persegi. Dalam matematika itu hanya
ada persegi atau persegi panjang. Tapi kita nyebutnya kalau sisinya sama semua
namanya persegi bukan persegi empat atau persegi kotak. Paham sampai disini?
AHS : Paham
281

Peneliti : Ini Azmi ini namanya sisi yang Azmi tulis ini namanya 35, sisinya 35 cm. nah
bangun datarnya yang harus yang kita gambar adalah bangun datar persegi. Karena
ubin lantai ini berbentuk bangun datar persegi
AHS : Hem..
Peneliti : Rumus luas dari bangun datar persegi ini adalah sisikali sisi. Sisi yang kita ketahui
tadi 35 berarti dikalikan 35 dapatlah hasilnya 1225 cm pangkat 2.
AHS : Oh..
Peneliti : Nah itu cara menghitung luasnya. Terus untuk bagian memeriksa kembalinya, kalau
Azmi sudah yakin jawabannya benar atau salah dari penghitungan itu misalnya Azmi
tadi jawabanya 1225 jawabannya benar atau salah ya. Azmi yakin nih jawabannya
adalah benar. Kesimpulannya seperti ini jadi luas dari ubin lantai tersebut atau luas
dari persegi tersebut 1225 cm pangkat 2. Jangan lupa untuk menuliskan cm pangkat 2
nya karena itu satuan dari luas. Nah begitu juga dengan nomor 1. Nomor 1 ini
mencari bangun datar persegi panjang. Karena uang itu bangun datar persegi panjang.
Ada panjangnya ada lebarnya.
AHS : Hem..
Peneliti : Nah panjangnya kita ketahui 19 cm dan lebarnya 8 cm langsunglah Azmi kalikan 19
kali 8 itu 152 cm harus pangkat 2 nya jangan lupa. Kalau Azmi sudah yakin
jawabannya benar atau salah tinggal Azmi tuliskan jawabannya benar dengan
kesimpulannya Azmi tuliskan jadi luas dari uang yang diukur Edo adalah 152 cm
pangkat 2 atau Azmi menuliskan jadi luas dari persegi panjang tersebut adalah 152
cm pangkat 2. Oke dari apa yang sudah kakak jelaskan, ada yang mau ditanyakan?
AHS : Tidak
Peneliti : Berarti udah pahamkan sama jawabannya gimana?
AHS : Udah
Peneliti : Kedepannya kakak harap ketika Azmi menghadapi atau dapat lagi nih soal seperti
ini Azmi tahu cara menyelesaikannya ya.
AHS : Hem..
Peneliti : Oke belajar betul-betul kakak harapkan nanti bisa jadi anak yang baik, anak yang
sukses terus ngajinya nanti kalau Azmi belajar terus bisa sampai Qur’an. Aamiin
AHS : Aamiin

Anda mungkin juga menyukai