Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN: 2086-4280

Syahara & Astutik e-ISSN: 2527-8827

Analisis Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan


Masalah SPLDV ditinjau dari Kemampuan Matematika
Masita Ulil Syahara1, Erna Puji Astutik2*

1,2*Pendidikan
Matematika, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Jalan Dukuh Menanggal XII, Kec. Gayungan, Kota SBY, Jawa Timur, Indonesia
1mashita.ulil@gmail.com; 2*erna_pa@unipasby.ac.id

Artikel diterima: 23-11-2020, direvisi: 26-05-2021, diterbitkan: 31-05-2021

Abstrak
Kreativitas sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sehingga kemampuan
berfikir kreatif sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa yang didasarkan pada kemampuan
matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikan masalah matematika.
Pendekatan pada penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini yaitu
tiga siswa kelas VIII SMP di Surabaya yang masing-masing terdiri dari siswa
berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik tes dan wawancara. Teknik analisis data meliputi tahapan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang didasarkan pada tiga indikator berpikir
kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa berkemampuan matematika tinggi memenuhi tiga indikator berpikir kreatif
sehingga memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif 4 (sangat kreatif). Siswa
berkemampuan matematika sedang memenuhi dua indikator berpikir kreatif yaitu
kefasihan (fluency) dan fleksibilitas (flexibility) sehingga memiliki tingkat kemampuan
berpikir kreatif 3 (kreatif). Adapun siswa berkemampuan matematika rendah tidak
memenuhi tiga indikator berpikir kreatif sehingga memiliki tingkat kemampuan berpikir
kreatif 0 (tidak kreatif). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kreatif
siswa ditentukan oleh kemampuan matematika siswa.
Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Kemampuan Matematika, SPLDV.

Profile of Students’ Creative Thinking in Solving ‘Two Variables Linear


Equation Systems’ Problems Based on Mathematical Ability
Abstract
Creativity is needed to solve problems so that the ability to think creatively is very
important for students to have. The purpose of this study was to describe the level of
creative thinking of students based on high, medium, and low mathematical abilities. The
approach of this research was descriptive qualitative. The subjects in this study were three
students of class VIII SMP in Surabaya, each consisting of students with high, medium, and
low math abilities. Data collection was carried out by test and interview techniques. The
data analysis techniques used include the stages of data reduction, data presentation, and
drawing conclusions based on three indicators of creative thinking, namely fluency,
flexibility, and novelty. The results of the study, it shows that students with high
mathematical abilities meet the three indicators of creative thinking so that they have a
creative thinking ability level of 4 (very creative). Students with medium mathematical
abilities are meeting two indicators of creative thinking, namely fluency and flexibility so
that they have a creative thinking ability level 3 (creative). Students with low
mathematical abilities do not meet the three indicators of creative thinking so they have a
creative thinking ability level of 0 (not creative). These results indicate that students
'creative thinking abilities are determined by students' mathematical abilities.
Keywords: Creative Thinking, Mathematical Ability, Two Variables Linear Equation
Systems.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 201


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

I. PENDAHULUAN permasalahan yang memerlukan logika


Pendidikan merupakan usaha sadar berpikir (Uno dalam Ayuni, Firmansyah,
untuk mewujudkan suasana pembelajaran Senjayawati, & Maya, 2018). Selain itu,
yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa matematika juga menekankan pada kriteria
untuk mengembangkan potensi dirinya berpikir kreatif siswa. Hal tersebut sejalan
(Undang-Undang Republik Indonesia dengan Marchis (dalam Huriyah, 2017:50)
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem bahwa komponen penting dari kompetensi
Pendidikan Nasional). Salah satu tujuan pemecahan masalah matematika ialah
pendidikan adalah membentuk siswa mampu berpikir secara kreatif dan kritis,
peserta didik yang kreatif (Sujana, 2019; yang berarti berpikir dapat membantu
Dwiputri & Anggraeini, 2021). Hal tersebut menyelesaikan masalah, dan banyaknya
sesuai dengan Peraturan Pemerintah masalah membutuhkan penyelesaian yang
Nomor 17 Tahun 2010. Selain itu, tujuan baru bagi sekelompok orang dan sebaliknya
pendidikan pada kurikulum 2013 pemecahan masalah dapat menghasilkan
sebagaimana yang tertuang dalam sesuatu yang tidak biasa.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Menurut Johnson dan Rising (dalam
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Amala & Ekawati, 2016:302), pada
Tahun 2013 yaitu mempersiapkan peserta dasarnya pembelajaran di dalam kelas
didik agar memiliki kemampuan sebagai sangat memerlukan pemecahan masalah
individu yang kreatif. Terlihat kemampuan matematika. Berikut alasan yang
yang ingin dicapai pada kedua tujuan mendasarinya, adalah: (1) pemecahan
pendidikan di atas ialah kemampuan masalah adalah suatu proses seseorang
berpikir kreatif. Oleh sebab itu, mempelajari konsep-konsep baru; (2)
kemampuan berfikir kreatif sangat penting pemecahan masalah dapat berupa langkah-
untuk dimiliki oleh siswa (Zubaidah, Fuad, langkah untuk melatih keterampilan
Mahanal, & Suarsini, 2017; Fitriani & komputasi atau perhitungan; (3) melalui
Yarmayani, 2018). pemecahan masalah, seseorang belatih
Mata pelajaran yang sangat penting di mentransfer konsep serta keterampilan
sekolah ialah matematika (Markovits & dalam situasi yang modern; (4) pemecahan
Forgasz, 2017; Akbayir, 2019; Sari & masalah adalah alat untuk menstimulasi
Afriansyah, 2020). Matematika tidak hanya keingintahuan seseorang; dan (5)
memberikan kemampuan kuantitatif saja, pengetahuan baru dapat ditemukan
melainkan memberikan proses berpikir melalui pemecahan masalah. Pemecahan
terutama dalam berpikir HOTS seperti masalah matematika biasanya
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta menggunakan prosedur penyelesaian rutin
hingga memiliki kemampuan problem (Saygılı, 2017; Parrot & Leong, 2018), akan
solving (Sofyan, 2019; Rafiqoh, 2020). tetapi hal ini dapat mengakibatkan siswa
Aktivitas dalam pembelajaran matematika cenderung tidak kreatif dalam
tersebut sangat identik dengan kegiatan menyelesaikan masalah matematika. Hal
berpikir, dimana matematika digunakan tersebut sesuai dengan pendapat
sebagai alat untuk menyelesaikan Yusmanida (dalam Mulyaningsih & Ratu,

202 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Syahara & Astutik e-ISSN: 2527-8827

2018:65) bahwa prosedur penyelesaian yang ditemukan oleh siswa ketika


rutin yang diajarkan guru kepada siswa memecahkan masalah (Siswono dalam
mengakibatkan siswa tidak kreatif dalam Putri & Ratu, 2018).
memecahkan masalah matematika Siswono (2018:40) menyebutkan kriteria
akibatnya siswa tidak bisa memberikan pada tingkat kemampuan berpikir kreatif
alternatif jawaban yang berbeda-beda pada siswa didasarkan pada produk berpikir
soal matematika. kreatif yang meliputi aspek fluency,
Usaha yang mendasar untuk bisa flexibility, dan novelty. Adapun kriteria
mengembangkan kemampuan berpikir kemampuan berpikir kreatif siswa dapat
kreatif dalam pembelajaran matematika dilihat pada Tabel 1 berikut.
ialah dengan pemecahan masalah (Apino & Tabel 1.
Retnawati, 2017; Nurhikmayati & Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif
Kriteria Ciri - Ciri
Sunendar, 2020). Guru tidak hanya
Kriteria 4 Peserta didik mampu
menjelaskan teori dan rumus matematika (Sangat menunjukkan fluency,
saja, melainkan siswa diajak untuk Kreatif) flexibility, dan novelty dalam
memecahkan maupun
memecahkan masalah utamanya yang mengajukan masalah.
berhubungan dengan dunia nyata sehingga Kriteria 3 Peserta didik mampu
pemahaman siswa terhadap suatu konsep (Kreatif) menunjukkan fluency, dan
novelty atau fluency dan
akan lebih bermakna (Siswono dalam Putri flexibility dalam
& Ratu, 2018:103). Pengetahuan memecahkan maupun
mengajukan masalah.
matematika yang baik dapat meningkatkan
Kriteria 2 Peserta didik mampu
siswa dalam berpikir kreatif (Faturohman & (Cukup Kreatif) menunjukkan novelty atau
Afriansyah, 2020). Berpikir kreatif flexibility dalam
memecahkan maupun
merupakan suatu kebiasaan dari pikiran mengajukan masalah.
yang terlatih dengan memperhatikan Kriteria 1 Peserta didik mampu
intuisi, menghidupkan imajinasi, (Kurang Kreatif) menunjukkan fluency, dalam
memecahkan maupun
mengungkapkan kemungkinan- mengajukan masalah.
kemungkinan baru, membuat sudut Kriteria 0 Peserta didik tidak mampu
pandang yang menarik dan membangkitkan (Tidak Kreatif) menujukkan ketiga aspek
indikator berpikir kreatif.
ide-ide yang tak terduga (Usman dalam
Putri & Ratu, 2018:103). Setiap kemampuan berpikir siswa
Berpikir kreatif dalam memecahkan bermacam-macam, salah satunya
masalah matematika meliputi tiga aspek diakibatkan oleh kemampuan matematika
(Fitriyani & Yarmayani, 2018) yaitu fluency (Widodo & Ikhwanudin, 2018). Hal tersebut
mengacu pada keberagaman jawaban yang sesuai dengan penelitian Mufidah (2014)
mampu diberika oleh siswa, flexibility yang menyatakan kemampuan matematika
mengacu pada kemampuan siswa saat dapat mempengaruhi bepikir kreatif
menyelesaikan masalah tidak hanya satu seseorang dalam menyelesaikan masalah
cara tetapi juga dapat memberikan cara matematika. Semakin tinggi kemampuan
lain, dan novelty mengacu pada kebaruan matematika siswa maka semakin tinggi

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 203


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

pemikiran dalam merencanakan II. METODE


penyelesaian dengan baik dan hati-hati Penelitian ini menggunakan pendekatan
serta siswa yang berkemampuan tinggi kualitatif (Sugiyono, 2017; Fahrudi,
cenderung sangat kreatif (Tohir & Abidin, Maharani, & Fauzi, 2021). Penelitian ini
2018. Berbeda dengan siswa dilaksanakan di kelas VIII SMP di Surabaya
berkemampuan matematika sedang, siswa tahun ajaran 2019/2020. Pemilihan subyek
dapat memecahkan masalah matematika menggunakan teknik purposive sampling
dengan tepat tetapi tidak mampu yaitu peneliti memilih tiga siswa dengan
menunjukkan cara penyelesaian yang masing-masing siswa memiliki kategori
berbeda-beda sehingga siswa kemampuan matematika tinggi, sedang,
berkemampuan matematika sedang dan rendah (Ardhiyanti, Sutriyono, &
cenderung kreatif. Sedangkan siswa yang Pratama, 2019).
mempunyai kemampuan matematika Teknik pengumpulan data dalam
rendah, hanya bisa menyelesaikan masalah penelitian ini melalui metode Tes dan
matematika tetapi hasil dari penyelesaian Wawancara yang dijelaskan sebagai
tersebut tidak maksimal dan tidak mampu berikut:
memberikan alternatif jawaban yang 1. Tes Kemampuan Matematika (TKM)
berbeda, sehingga siswa berkemampuan Tes Kemampuan Matematika (TKM)
matematika rendah cenderung kurang digunakan peneliti untuk memilih 3 subyek
kreatif. dengan kemampuan matematika tinggi,
Salah satu materi dalam pembelajaran sedang dan rendah. TKM dilaksanakan
matematika yang memerlukan kemampuan pada awal penelitian yaitu pada tanggal 4
berpikir kreatif dalam pemecahannya November 2019. Adapun instrumen yang
adalah Sistem Persamaan Linier Dua digunakan berupa lembar soal TKM yang
Variabel (SPLDV). Hal tersebut dikarenakan terdiri atas 5 soal essay sebagaimana
materi SPLDV sangat relevan dengan Gambar 1 berikut.
permasalahan kehidupan sehari-hari dan
memerlukan cara pemecahan masalah
yang beragam (Wulandari, Sujadi, &
Aryuna, 2016; Rasnawati, Rahmawati,
Akbar, & Putra, 2019).
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, penelitian ini difokuskan pada profil
berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan
masalah SPLDV ditinjau dari kemampuan Gambar 1. Bentuk Soal TKM

matematika. Adapun tujuan dari penelitian


2. Tes Berpikir Kreatif Matematika
ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat
(TBKM)
berpikir kreatif siswa dengan kemampuan
Tes Berpikir Kreatif Matematika (TBKM)
matematika tinggi, sedang, dan rendah
diberikan kepada tiga subyek penelitian
dalam menyelesaikan masalah SPLDV.
terpilih dengan materi Sistem Persamaan

204 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Syahara & Astutik e-ISSN: 2527-8827

Linier Dua Variabel (SPLDV). Tes ini III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilaksanakan pada tanggal 21 Desember Berdasarkan hasil Tes Kemampuan
2019 dimana hasil tes tersebut digunakan Matematika (TKM) yang diberikan peneliti
untuk mendapatkan gambaran pada seluruh siswa SMPN 22 Surabaya
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam kelas VIII-C yang berjumlah 37 siswa,
memecahkan masalah matematika. Soal perolehan hasil tes TKM siswa tersebut
tes yang diberikan di sini merupakan dikelompokan kedalam tiga kategori
bentuk soal terbuka yang terdiri atas dua kemampuan matematika. Terdapat 16
soal sebagaimana Gambar 2 berikut. siswa dengan kemampuan matematika
tinggi, 17 siswa dengan kemampuan
matematika sedang, dan 4 siswa dengan
kemampuan matematika rendah.
Akan tetapi, penelitian ini hanya
memilih satu subyek pada tiap-tiap kategori
untuk dilakukan penelitian secara
mendalam. Adapun alasan peneliti dalam
Gambar 2. Bentuk Soal TBKM memilih tiga siswa tersebut ialah siswa
mudah berkomunikasi baik lisan maupun
3. Wawancara
tulisan serta dapat diajak bekerjasama
Selain TKM dan TBKM, peneliti juga
selama penelitian dengan baik serta
melakukan wawancara terhadap tiga
peneliti juga berkonsultasi kepada guru
subjek penelitian. Tes wawancara
pamong terkait siswa yang dipilih. Adapun
digunakan untuk mengetahui kejelasan
subjek yang digunakan dalam penelitian ini
jawaban dalam TBKM dan untuk konfirmasi
terlihat pada Tabel 2 berikut.
keabsahan data yang diperoleh dari TBKM. Tabel 2.
Wawancara dilakukan setelah TBKM pada Subyek Penelitian
hari yang sama dengan menggunakan Nomor Inisial L/P Nilai Kelompok Kode
pedoman wawancara semi-terstruktur. Urut Nama
Siswa
Teknik analisis data pada penelitian ini 3 ARNN L 100 Tinggi SB.T
didasarkan pada analisis data deskriptif 17 KAS P 80 Sedang SB.S
kualitatif Menurut Milles dan Huberman 18 KPT L 60 Rendah SB.R

(dalam Sugiyono, 2017:338) yang melalui


Setelah terpilih ketiga subyek tersebut,
tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian
kemudian dilakukan TBKM dan wawancara
data dan penarikan kesimpulan. Kemudian
dimana kemudian data yang diperoleh dari
untuk mengetahui keabsahan data dalam
kedua teknik tersebut direduksi dengan
penelitian. Peneliti menggunakan
cara memilih data yang sesuai dengan
triangulasi teknik yakni menganalisis data
indikator berpikir kreatif yaitu fluency,
berdasarkan hasil Tes Pemecahan Masalah
flexibility dan novelty. Setelah dilakukan
Matematika (TPMM) dan wawancara.
reduksi data kemudian dilakukan penyajian

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 205


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

data dan penarikan kesimpulan oleh SB.T meliputi mengalikan kedua ruas
sebagaimana dijelaskan berikut. dengan bilangan yang sama, menentukan
himpunan penyelesaian terlebih dahulu
A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dan grafik. Hal ini sejalan dengan
Berkemampuan Matematika Tinggi penelitian Hanurrani & Susanah (2019)
(SB.T) bahwa siswa berkemampuan tinggi dapat
SB.T merupakan siswa berkemampuan memberikan dua alternatif penyelesaian
matematika tinggi dianalisis ketika yang berbeda dan benar.
menyelesaikan masalah matematika pada Sedangkan pada aspek kebaruan
materi Sistem Persamaan Linier Dua (novelty), berdasarkan hasil tes dan
Variabel (SPLDV). Dimana materi SPLDV wawancara subyek SB.T dapat
tersebut terdiri dari 2 soal uraian yang menunjukkan kebaruan melalui bilangan
meminta siswa untuk membuat sistem yang digunakan dalam menyelesaikan
persamaan linier yang lain dengan masalah karena pada setiap solusi yang
himpunan penyelesaian yang sama. Subjek diberikan dan cara yang digunakan tidak
SB.T memenuhi tiga indikator berpikir biasa dilakukan seperti siswa pada
kreatif yaitu fluency, flexibility dan novelty. umumnya. Hal ini sesuai dengan data
Pada aspek fluency, berlandaskan hasil penelitian Mufidah (2014) bahwa subjek
tes dan wawancara subjek SB.T bisa berkemampuan tinggi dapat menunjukkan
memberikan alternatif penyelesaian yang sebuah pemikiran yang baru yang tidak
beragam, bernilai benar, serta memiliki pernah terpikirkan atau dilakukan oleh
himpunan penyelesaian yang sama. teman sebaya dan sepengetahuannya.
Dimana subjek SB.T pada soal nomor satu Selain itu, hasil tersebut selaras dengan
dapat memberikan 7 solusi penyelesaian hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan pada nomor dua dapat memberikan 4 Puspitasari, In’am, & Syaifuddin (2018)
solusi penyelesaian yang berbeda-beda dan bahwa siswa dengan kemampuan tinggi
bernilai benar. Hal ini sejalan dengan tidak memiliki kesulitan dalam memenuhi
pendapat Laduni (2017) bahwa siswa indikator fluency dan flexibility.
berkemampuan tinggi dapat memberikan Berdasarkan pemaparan di atas dapat
dua alternatif atau kemungkinan jawaban disimpulkan bahwa SB.T siswa
bernilai benar serta dapat menentukan berkemampuan matematika tinggi
alternatif jawaban yang lain dengan mempunyai kriteria berpikir kreatif 4
memperhatikan pola yang dihasilkan (sangat kreatif) dalam memecahkan
dengan cara sebelumnya dan bernilai masalah matematika pada materi SPLDV.
benar.
Kemudian pada aspek fleksibilitas B. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
(flexibility), berdasarkan hasil tes dan Berkemampuan Matematika Sedang
wawancara subyek SB.T bisa menyelesaikan (SB.S)
masalah matematika dengan menggunakan SB.S merupakan siswa berkemampuan
cara yang berbeda-beda serta memiliki matematika sedang dianalisis ketika
penyelesaian benar. Cara yang digunakan menyelesaikan masalah matematika pada

206 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Syahara & Astutik e-ISSN: 2527-8827

materi Sistem Persamaan Linier Dua wawancara subjek SB.S tidak dapat
Variabel (SPLDV). Dimana materi SPLDV menujukkan kebaruan karena tidak mampu
tersebut terdiri dari 2 soal uraian yang menjelaskan dan memberikan
meminta siswa untuk membuat sistem penyelesaian yang tidak biasa dari siswa
persamaan linier yang lain dengan pada umumnya dan hanya dapat
himpunan penyelesaian yang sama. Subjek menyelesaikan suatu masalah berdasarkan
SB.S memenuhi dua indikator berpikir pemahamannya. Hal ini sesuai dengan
kreatif yaitu fluency serta flexibility. penelitian Isna & Kurniasari (2018) bahwa
Pada aspek kefasihan (fluency), siswa berkemampuan sedang tidak dapat
berdasarkan hasil tes dan wawancara menujukkan konsep lain yang belum
subjek SB.S dapat memberikan alternatif diajarkan disekolah dan cara yang
jawaban yang beragam, bernilai benar, digunakan masih sering digunakan oleh
serta memiliki himpunan penyelesaian yang siswa seusianya.
sama. Dimana subjek SB.S pada soal nomor Berdasarkan penjelasan di atas dapat
satu dan dua dapat memberikan 4 solusi disimpulkan bahwa SB.S siswa dengan
penyelesaian yang berbeda-beda dan kemampuan matematika sedang
bernilai benar. Sejalan dengan penelitian mempunyai kriteria berpikir kreatif 3
yang dilakukan oleh Isna & Kurniasari (kreatif) dalam menyelesaikan masalah
(2018) dan Prihatiningsih & Ratu (2020) matematika pada materi SPLDV.
bahwa subyek berkemampuan sedang
dapat menyelesaikan dengan memberikan C. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
tiga penyelesaian yang berbeda dan Berkemampuan Matematika Rendah
bernilai benar. (SB.R)
Kemudian pada aspek fleksibilitas SB.R merupakan siswa berkemampuan
(flexibility), berdasarkan hasil tes dan matematika rendah dianalisis ketika
wawancara subjek SB.S dapat memecahkan menyelesaikan masalah matematika pada
masalah dengan menggunakan cara yang materi Sistem Persamaan Linier Dua
berbeda-beda dan memiliki penyelesaian Variabel (SPLDV). Dimana materi SPLDV
bernilai benar. Cara yang digunakan oleh tersebut terdiri dari 2 soal uraian yang
SB.S meliputi mengalikan kedua ruas meminta siswa untuk membuat sistem
dengan bilangan yang sama, dan persamaan linier yang lain dengan
menentukan himpunan penyelesaian himpunan penyelesaian yang sama. Subjek
terlebih dahulu. Hal tersebut sesuai dengan SB.R tidak memenuhi tiga indikator berpikir
pendapat Laduni (2017) dan Murtafiah kreatif yaitu fluency, flexibility, dan novelty.
(2017) bahwa siswa dengan kemampuan Pada aspek kefasihan (fluency),
sedang dapat menyelesaikan masalah berdasarkan hasil tes dan wawancara
dengan menggunakan dua cara yang subjek SB.R tidak dapat memberikan
berbeda-beda disetiap penyelesaiannya. alternatif jawaban yang beragam, tetapi
Sedangkan pada aspek kebaruan pada hasil akhir atau solusi yang diberikan
(novelty), berdasarkan hasil tes dan tetap bernilai benar, dan memiliki

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 207


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

himpunan penyelesaian sama. Dimana diperoleh profil berfikir kreatif yang


subjek SB.R pada soal nomor satu dan dua berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
hanya dapat memberikan 1 solusi kemampuan matematika siswa dimana
penyelesaian saja. Serupa dengan hasil siswa dengan kemampuan matematika
penelitian Putri & Ratu (2018) yang tinggi menunjukkan tingkat berfikir kreatif
menyebutkan siswa dengan kemampuan yang tinggi pula. Sebagaimana hasil
rendah hanya bisa memberikan satu penelitian dari Anwar dkk. (2012) dimana
alternatif jawaban saja yang hasil akhirnya terdapat hubungan antara kemampuan
benar. Kemudian pada aspek fleksibilitas berfikir kreatif dan hasil belajar siswa.
(flexibility), berdasarkan hasil tes dan Selain itu hasil penelitian Saragih &
wawancara subjek SB.R hanya bisa Napitupulu (2015) juga menyatakan bahwa
menyelesaikan masalah dengan kemampuan akademik siswa dapat
menggunakan satu cara saja. Cara yang diperkirakan dari kemampuan berfikir
digunakan oleh SB.R juga yang sering kreatif.
dilakukan yakni menentukan himpunan Untuk mengembangkan kemampuan
penyelesaian terlebih dahulu. Cukup berfikir kreatif siswa, guru dapat
berbeda dengan Laduni (2017) menyatakan membiasakan siswa dengan pemberian
siswa berkemampuan matematika rendah masalah yang bersifat terbuka (Sumartini,
dapat menujukkan cara penyelesaian yang 2019; Januariawan, Wijaya, Supadmini, &
hampir sama dengan cara sebelumnya, Dewi, 2020). Selain itu juga dapat
tetapi metode penyelesaian dan hasil akhir menggunakan pembelajaran yang berbasis
tidak menghasilkan kebenaran. teknologi dan permainan (Sanusi, Septian,
Sedangkan pada aspek kebaruan & Inayah, 2020).
(novelty), berdasarkan hasil tes dan Berdasarkan penyajian data hasil analisis
wawancara subjek SB.R tidak dapat kemampuan berfikir kreatif siswa di atas
memberikan kebaruan karena pada setiap diperoleh profil berfikir kreatif yang
penyelesaian yang dilakuakn sama seperti berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
siswa pada umumnya. Seperti yang kemampuan matematika siswa dimana
diutarakan Krisnawati (2012) dan Putri & siswa dengan kemampuan matematika
Mampouw (2018) bahwa subjek dengan tinggi menunjukkan tingkat berfikir kreatif
kemampuan rendah tidak mempunyai yang tinggi pula. Sebagaimana hasil
strategi khusus untuk mendapatkan penelitian dari Anwar dkk. (2012) dan
penyelesaian yang dihadapinya. Eftafiana, dkk. (2018), terdapat hubungan
Berdasarkan pemaparan di atas dapat antara kemampuan berfikir kreatif dan
disimpulkan bahwa SB.R Siswa hasil belajar siswa. Selain itu hasil
berkemampuan matematika rendah penelitian Saragih & Napitupulu (2015) dan
mempunyai tingkat berpikir kreatif 0 (tidak Siskawati, Mustaji, & Bachri (2020),
kreatif) dalam menyelesaikan masalah menyatakan bahwa kemampuan akademik
matematika pada materi SPLDV. siswa dapat diperkirakan dari kemampuan
Berdasarkan penyajian data hasil analisis berfikir kreatif.
kemampuan berfikir kreatif siswa di atas

208 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Syahara & Astutik e-ISSN: 2527-8827

Untuk mengembangkan kemampuan Permasalahan Open-Ended. EDU-MAT:


berfikir kreatif siswa, guru dapat Jurnal Pendidikan Matematika, 7(2).
membiasakan siswa dengan pemberian Anwar, M., Muhammad Aness, Asma
masalah yang bersifat terbuka (Sumartini, Khizar, Muhammad Naseer, & Gulam
2019; Amalia, Fajriah, & Sari, 2019). Selain Muhammad. (2012). Relationship of
itu juga, dapat menggunakan pembelajaran Creative Thinking with the Academic
yang berbasis teknologi dan permainan Achievements of Secondary School
(Artobatama, 2018; Sanusi, Septian, & Students. International
Inayah, 2020). Interdisciplinary Journal of Education,
1(3), 1–4.
IV. PENUTUP Apino, E., & Retnawati, H. (2017, February).
Dari hasil analisis data dan pembahasan Developing instructional design to
dapat disimpulkan bahwa kemampuan improve mathematical higher order
berfikir kreatif siswa ditentukan oleh thinking skills of students. In Journal of
kemampuan matematika siswa dimana Physics: Conference Series (Vol. 812,
siswa berkemampuan matematika tinggi No. 1, p. 012100). IOP Publishing.
memiliki tingkat berpikir sangat kreatif, Artobatama, I. (2018). Pembelajaran Stem
siswa berkemampuan matematika sedang Berbasis Outbound Permainan
memiliki tingkat berpikir kreatif, sedangkan Tradisional. Indonesian Journal of
siswa berkemampuan matematika rendah Primary Education, 2(2), 40-47.
memiliki tingkat berpikir tidak kreatif. Ayuni, R., Firmansyah, D., Senjayawati, E., &
Maya, R. (2018). Analisis Tingkat
DAFTAR PUSTAKA Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Akbayir, K. (2019). An Investigation about Dalam Menyelesaikan Permasalahan
High School Students' Mathematics Pada Materi Lingkaran. Jurnal
Anxiety Level According to Matematics Paedagogic, II(2), 139–
Gender. Journal of Education and 148.
Training Studies, 7(7), 62-70. Dwiputri, F. A., & Anggraeni, D. (2021).
Amala, M. A., & Ekawati, R. (2016). Profil Penerapan Nilai Pancasila dalam
Proses Matematisasi Horizontal Dan Menumbuhkan Karakter Siswa Sekolah
Vertikal Siswa SMP Dalam Dasar yang Cerdas Kreatif dan
Menyelesaikan Masalah Kontekstual Berakhlak Mulia. Jurnal Pendidikan
Pecahan Ditinjau dari kemampuan Tambusai, 5(1), 1267-1273.
Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Eftafiyana, S., Nurjanah, S. A., Armania, M.,
Matematika, 3(5), 300–309. Sugandi, A. I., & Fitriani, N. (2018).
Amalia, N. R., Fajriah, N., & Sari, A. (2019). Hubungan antara kemampuan berpikir
Pengaruh Pendekatan Scientific kreatif matematis dan motivasi belajar
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif siswa SMP yang menggunakan
Siswa SMP Menggunakan pendekatan creative problem

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 209


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

solving. Teorema: Teori dan Riset Tingkat Tinggi Melalui Pendekatan


Matematika, 2(2), 85-92. Open-Ended. Cetta: Jurnal Ilmu
Fahrudi, R., Maharani, A., & Fauzi, A. Pendidikan, 3(2), 125-140.
(2021). Pelatihan Tenaga Pendidikan di Krisnawati, E. (2012). Kreativitas Siswa
Sekolah Esa Sejahtera Pekanbaru: dalam Memecahkan Masalah
Sebuah Pendekatan Kualitatif. Jurnal Matematika Divergen Berdasarkan
Ilmiah Mandala Education, 7(2). Kemampuan Matematika Siswa. Jurnal
Faturohman, I., & Afriansyah, E. A. (2020). Pendidikan Matematika, 1(1), 1–8.
Peningkatan Kemampuan Berpikir Laduni, M. (2017). Kreativitas Siswa SMP
Kreatif Matematis Siswa melalui Dalam Menyelesaikan Masalah
Creative Problem Solving. Mosharafa: Matematika Terbuka Ditinjau Dari
Jurnal Pendidikan Matematika, 9(1), Kemampuan Matematika. Matematika
107-118. Dan Pendidikan Matematika, 6(1), 55–
Fitriani, S., & Yarmayani, A. (2018). 67.
Pengembangan Rubrik Berpikir Kreatif Markovits, Z., & Forgasz, H. (2017).
Siswa Menengah Atas dalam “Mathematics is like a lion”:
Menyelesaikan Masalah Elementary students’ beliefs about
Matematika. Mosharafa: Jurnal mathematics. Educational Studies in
Pendidikan Matematika, 7(1), 33-38. Mathematics, 96(1), 49-64.
Hanurrani, C. A., & Susanah. (2019). Mufidah, I. (2014). Identifikasi Kemampuan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berpikir Kreatif Siswa Dalam
Dalam Menyelesaikan Masalah Pemecahan Masalah Matematika
Matematika Open-Ended Ditinjau Dari Materi Segiempat dan Segitiga Ditinjau
Kemampuan Matematika. Jurnal Ilmiah Dari Kemampuan Matematika Siswa Di
Pendidikan Matematika, 8(2), 7–14. Kelas VII SMPN 1 Driyorejo. Jurnal
Huriyah, N. M. (2017). Proses Berpikir Ilmiah Pendidikan Matematika, 3(2),
Kreatif Siswa SMA Dalam Memecahkan 113–119.
Masalah Matematika Open-Ended Mulyaningsih, T., & Ratu, N. (2018). Analisis
Ditinjau Dari Kemampuan Matematika. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, SMP Dalam Memecahkan Masalah
2(6), 49–56. Matematika Pada Materi Pola Barisan
Isna, N. N., & Kurniasari, I. (2018). Bilangan. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Identifikasi Tingkat Berpikir Kreatif Matematika, 3(1), 1–10.
Siswa Dalam Menyelesaikan Open Murtafiah, W. (2017). Profil kemampuan
Ended Problem Materi Aritmatika berpikir kreatif mahasiswa dalam
Sosial Smp Ditinjau Dari Kemampuan mengajukan masalah persamaan
Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan diferensial. JIPM (Jurnal Ilmiah
Matematika, 7(3), 607–613. Pendidikan Matematika), 5(2), 73-81.
Januariawan, I. W., Wijaya, I. K. W. B., Nurhikmayati, I., & Sunendar, A. (2020).
Supadmini, N. K., & Dewi, D. N. (2020). Pengembangan Project Based Learning
Pengembangan Keterampilan Berpikir Berbasis Kearifan Lokal Berorientasi

210 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Syahara & Astutik e-ISSN: 2527-8827

pada Kemampuan Berpikir Kreatif dan Menyelesaikan Soal Luas Gabungan


Kemandirian Belajar. Mosharafa: Pada Materi Bangun Datar Di SMP
Jurnal Pendidikan Matematika, 9(1), 1- Negeri 8 Salatiga Kelas VII. Jurnal
12. Pendidikan Berkarakter, 1(1), 103–109.
Parrot, M. A. S., & Leong, K. E. (2018). Rafiqoh, S. (2020). Arah Kecenderungan
Impact of Using Graphing Calculator in dan Isu Dalam Pembelajaran
Problem Solving. International Matematika Sesuai Pembelajaran Abad
Electronic Journal of Mathematics 21 Untuk Menghadapi Revolusi
Education, 13(3), 139-148. Industri 4.0. Jurnal MathEducation
Peraturan Menteri Pendidikan dan Nusantara, 3(1), 58-73.
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor Rasnawati, A., Rahmawati, W., Akbar, P., &
69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Putra, H. D. (2019). Analisis
Dasar dan Strukrur Kurikulum kemampuan berfikir kreatif matematis
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah siswa SMK pada materi sistem
Kejuruan. persamaan linier dua variabel (SPLDV)
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun di kota Cimahi. Jurnal Cendekia: Jurnal
2010 Tentang Pengelolaan dan Pendidikan Matematika, 3(1), 164-177.
Penyelenggaraan Pendidikan. Sanusi, A. M., Septian, A., & Inayah, S.
Prihatiningsih, M., & Ratu, N. (2020). (2020). Kemampuan Berpikir Kreatif
Analisis Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Matematis dengan Menggunakan
Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Education Game Berbantuan Android
Dependent dan Field pada Barisan dan Deret. Mosharafa:
Independent. Jurnal Cendekia: Jurnal Jurnal Pendidikan Matematika, 9(3),
Pendidikan Matematika, 4(1), 353-364. 511–520.
Putri, A. S., & Mampouw, H. L. (2018). Profil Saragih, S., & Napitupulu, E. (2015).
berpikir reflektif siswa dalam Developing Student-Centered Learning
menyelesaikan soal tipe-tipe perkalian Model to Improve High Order
ditinjau dari perbedaan kemampuan Mathematical Thinking Ability.
matematika dan gender. Math International Education Studies, 8(6),
Didactic: Jurnal Pendidikan 104–112.
Matematika, 4(1), 34-46. https://doi.org/10.5539/ies.v8n6p104
Puspitasari, L., In’am, A., & Syaifuddin, M. Sari, H. M., & Afriansyah, E. A. (2020).
(2018). Analysis of Students’ Creative Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada
Thinking in Solving Arithmetic Materi Operasi Hitung Bentuk
Problems. International Electronic Aljabar. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Journal of Mathematics Education, Matematika, 9(3), 439-450.
14(1), 49–60. Saygılı, S. (2017). Examining the problem
https://doi.org/10.12973/iejme/3962 solving skills and the strategies used by
Putri, M. W. T., & Ratu, N. (2018). Analisis high school students in solving non-
Tingkat Berpikir Kreatif Siswa Dalam routine problems. E-International

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 211


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Journal of Educational Research, 8(2), solving skills through visual media.


91-114. In Journal of Physics: Conference
Siskawati, G. H., Mustaji, M., & Bachri, B. S. Series (Vol. 948, No. 1, p. 012004). IOP
(2020). Pengaruh Project Based Publishing.
Learning Terhadap Kemampuan Wulandari, S. P., Sujadi, I., & Aryuna, D. R.
Berfikir Kreatif Siswa Pada (2016). Profil Pemecahan Masalah
Pembelajaran Online. Educate: Jurnal SPLDV dengan Langkah Polya Ditinjau
Teknologi Pendidikan, 5(2), 31-42. dari Kecerdasan Logis Matematis
Siswono, T. Y. E. (2018). Pembelajaran Siswa. PRISMA, Prosiding Seminar
Matematika Berbasis Pengajuan dan Nasional Matematika, 724–732.
Pemecahan Masalah. Bandung: Retrieved from
Remaja Rosdakarya. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
Sofyan, F. A. (2019). Implementasi HOTS hp/prisma/article/view/21778
pada kurikulum 2013. INVENTA: Jurnal Zubaidah, S., Fuad, N. M., Mahanal, S., &
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1), Suarsini, E. (2017). Improving creative
1-9. thinking skills of students through
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian differentiated science inquiry
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, integrated with mind map. Journal of
Kualitatif dan R&D). Bandung: Turkish Science Education, 14(4), 77-
Alfabeta. 91.
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi dan tujuan
pendidikan Indonesia. Adi Widya: RIWAYAT HIDUP PENULIS
Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 29-39. Masita Ulil Syahara.
Sumartini, T. S. (2019). Kemampuan Lahir di Surabaya, 29 Juli 1997.
Berpikir Kreatif Mahasiswa melalui Studi S1 Pendidikan
Pembelajaran Mood, Understanding, Matematika Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya, lulus
Recall, Detect, Elaborate, and Review. tahun 2020.
Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 8(1), 13–24.
Tohir, M., & Abidin, Z. (2018, April).
Erna Puji Astutik.
Students creative thinking skills in
solving two-dimensional arithmetic Lahir di Lamongan, 29 Agustus
1986. Dosen Program Studi S1
series through research-based Pendidikan Matematika
learning. In Journal of Physics: Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya. Studi S1 Matematika
Conference Series (Vol. 1008, No. 1, p.
di Universitas Negeri Surabaya,
012072). IOP Publishing. lulus tahun 2008; S2 Dual
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Degree Pendidikan Matematika
di Universitas Negeri Surabaya
20 Tahun 2003 tentang Sistem dan Science and Mathematics Education di Curtin
Pendidikan Nasional. University, Perth, lulus tahun 2013.
Widodo, S. A., & Ikhwanudin, T. (2018).
Improving mathematical problem-

212 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 10, Nomor 2, Mei 2021
Copyright © 2021 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Anda mungkin juga menyukai