1,2*Pendidikan
Matematika, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Jalan Dukuh Menanggal XII, Kec. Gayungan, Kota SBY, Jawa Timur, Indonesia
1mashita.ulil@gmail.com; 2*erna_pa@unipasby.ac.id
Abstrak
Kreativitas sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sehingga kemampuan
berfikir kreatif sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan tingkat berpikir kreatif siswa yang didasarkan pada kemampuan
matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam menyelesaikan masalah matematika.
Pendekatan pada penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini yaitu
tiga siswa kelas VIII SMP di Surabaya yang masing-masing terdiri dari siswa
berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik tes dan wawancara. Teknik analisis data meliputi tahapan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang didasarkan pada tiga indikator berpikir
kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa berkemampuan matematika tinggi memenuhi tiga indikator berpikir kreatif
sehingga memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif 4 (sangat kreatif). Siswa
berkemampuan matematika sedang memenuhi dua indikator berpikir kreatif yaitu
kefasihan (fluency) dan fleksibilitas (flexibility) sehingga memiliki tingkat kemampuan
berpikir kreatif 3 (kreatif). Adapun siswa berkemampuan matematika rendah tidak
memenuhi tiga indikator berpikir kreatif sehingga memiliki tingkat kemampuan berpikir
kreatif 0 (tidak kreatif). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kreatif
siswa ditentukan oleh kemampuan matematika siswa.
Kata Kunci: Berpikir Kreatif, Kemampuan Matematika, SPLDV.
Linier Dua Variabel (SPLDV). Tes ini III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilaksanakan pada tanggal 21 Desember Berdasarkan hasil Tes Kemampuan
2019 dimana hasil tes tersebut digunakan Matematika (TKM) yang diberikan peneliti
untuk mendapatkan gambaran pada seluruh siswa SMPN 22 Surabaya
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam kelas VIII-C yang berjumlah 37 siswa,
memecahkan masalah matematika. Soal perolehan hasil tes TKM siswa tersebut
tes yang diberikan di sini merupakan dikelompokan kedalam tiga kategori
bentuk soal terbuka yang terdiri atas dua kemampuan matematika. Terdapat 16
soal sebagaimana Gambar 2 berikut. siswa dengan kemampuan matematika
tinggi, 17 siswa dengan kemampuan
matematika sedang, dan 4 siswa dengan
kemampuan matematika rendah.
Akan tetapi, penelitian ini hanya
memilih satu subyek pada tiap-tiap kategori
untuk dilakukan penelitian secara
mendalam. Adapun alasan peneliti dalam
Gambar 2. Bentuk Soal TBKM memilih tiga siswa tersebut ialah siswa
mudah berkomunikasi baik lisan maupun
3. Wawancara
tulisan serta dapat diajak bekerjasama
Selain TKM dan TBKM, peneliti juga
selama penelitian dengan baik serta
melakukan wawancara terhadap tiga
peneliti juga berkonsultasi kepada guru
subjek penelitian. Tes wawancara
pamong terkait siswa yang dipilih. Adapun
digunakan untuk mengetahui kejelasan
subjek yang digunakan dalam penelitian ini
jawaban dalam TBKM dan untuk konfirmasi
terlihat pada Tabel 2 berikut.
keabsahan data yang diperoleh dari TBKM. Tabel 2.
Wawancara dilakukan setelah TBKM pada Subyek Penelitian
hari yang sama dengan menggunakan Nomor Inisial L/P Nilai Kelompok Kode
pedoman wawancara semi-terstruktur. Urut Nama
Siswa
Teknik analisis data pada penelitian ini 3 ARNN L 100 Tinggi SB.T
didasarkan pada analisis data deskriptif 17 KAS P 80 Sedang SB.S
kualitatif Menurut Milles dan Huberman 18 KPT L 60 Rendah SB.R
data dan penarikan kesimpulan oleh SB.T meliputi mengalikan kedua ruas
sebagaimana dijelaskan berikut. dengan bilangan yang sama, menentukan
himpunan penyelesaian terlebih dahulu
A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dan grafik. Hal ini sejalan dengan
Berkemampuan Matematika Tinggi penelitian Hanurrani & Susanah (2019)
(SB.T) bahwa siswa berkemampuan tinggi dapat
SB.T merupakan siswa berkemampuan memberikan dua alternatif penyelesaian
matematika tinggi dianalisis ketika yang berbeda dan benar.
menyelesaikan masalah matematika pada Sedangkan pada aspek kebaruan
materi Sistem Persamaan Linier Dua (novelty), berdasarkan hasil tes dan
Variabel (SPLDV). Dimana materi SPLDV wawancara subyek SB.T dapat
tersebut terdiri dari 2 soal uraian yang menunjukkan kebaruan melalui bilangan
meminta siswa untuk membuat sistem yang digunakan dalam menyelesaikan
persamaan linier yang lain dengan masalah karena pada setiap solusi yang
himpunan penyelesaian yang sama. Subjek diberikan dan cara yang digunakan tidak
SB.T memenuhi tiga indikator berpikir biasa dilakukan seperti siswa pada
kreatif yaitu fluency, flexibility dan novelty. umumnya. Hal ini sesuai dengan data
Pada aspek fluency, berlandaskan hasil penelitian Mufidah (2014) bahwa subjek
tes dan wawancara subjek SB.T bisa berkemampuan tinggi dapat menunjukkan
memberikan alternatif penyelesaian yang sebuah pemikiran yang baru yang tidak
beragam, bernilai benar, serta memiliki pernah terpikirkan atau dilakukan oleh
himpunan penyelesaian yang sama. teman sebaya dan sepengetahuannya.
Dimana subjek SB.T pada soal nomor satu Selain itu, hasil tersebut selaras dengan
dapat memberikan 7 solusi penyelesaian hasil penelitian yang dilakukan oleh
dan pada nomor dua dapat memberikan 4 Puspitasari, In’am, & Syaifuddin (2018)
solusi penyelesaian yang berbeda-beda dan bahwa siswa dengan kemampuan tinggi
bernilai benar. Hal ini sejalan dengan tidak memiliki kesulitan dalam memenuhi
pendapat Laduni (2017) bahwa siswa indikator fluency dan flexibility.
berkemampuan tinggi dapat memberikan Berdasarkan pemaparan di atas dapat
dua alternatif atau kemungkinan jawaban disimpulkan bahwa SB.T siswa
bernilai benar serta dapat menentukan berkemampuan matematika tinggi
alternatif jawaban yang lain dengan mempunyai kriteria berpikir kreatif 4
memperhatikan pola yang dihasilkan (sangat kreatif) dalam memecahkan
dengan cara sebelumnya dan bernilai masalah matematika pada materi SPLDV.
benar.
Kemudian pada aspek fleksibilitas B. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
(flexibility), berdasarkan hasil tes dan Berkemampuan Matematika Sedang
wawancara subyek SB.T bisa menyelesaikan (SB.S)
masalah matematika dengan menggunakan SB.S merupakan siswa berkemampuan
cara yang berbeda-beda serta memiliki matematika sedang dianalisis ketika
penyelesaian benar. Cara yang digunakan menyelesaikan masalah matematika pada
materi Sistem Persamaan Linier Dua wawancara subjek SB.S tidak dapat
Variabel (SPLDV). Dimana materi SPLDV menujukkan kebaruan karena tidak mampu
tersebut terdiri dari 2 soal uraian yang menjelaskan dan memberikan
meminta siswa untuk membuat sistem penyelesaian yang tidak biasa dari siswa
persamaan linier yang lain dengan pada umumnya dan hanya dapat
himpunan penyelesaian yang sama. Subjek menyelesaikan suatu masalah berdasarkan
SB.S memenuhi dua indikator berpikir pemahamannya. Hal ini sesuai dengan
kreatif yaitu fluency serta flexibility. penelitian Isna & Kurniasari (2018) bahwa
Pada aspek kefasihan (fluency), siswa berkemampuan sedang tidak dapat
berdasarkan hasil tes dan wawancara menujukkan konsep lain yang belum
subjek SB.S dapat memberikan alternatif diajarkan disekolah dan cara yang
jawaban yang beragam, bernilai benar, digunakan masih sering digunakan oleh
serta memiliki himpunan penyelesaian yang siswa seusianya.
sama. Dimana subjek SB.S pada soal nomor Berdasarkan penjelasan di atas dapat
satu dan dua dapat memberikan 4 solusi disimpulkan bahwa SB.S siswa dengan
penyelesaian yang berbeda-beda dan kemampuan matematika sedang
bernilai benar. Sejalan dengan penelitian mempunyai kriteria berpikir kreatif 3
yang dilakukan oleh Isna & Kurniasari (kreatif) dalam menyelesaikan masalah
(2018) dan Prihatiningsih & Ratu (2020) matematika pada materi SPLDV.
bahwa subyek berkemampuan sedang
dapat menyelesaikan dengan memberikan C. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
tiga penyelesaian yang berbeda dan Berkemampuan Matematika Rendah
bernilai benar. (SB.R)
Kemudian pada aspek fleksibilitas SB.R merupakan siswa berkemampuan
(flexibility), berdasarkan hasil tes dan matematika rendah dianalisis ketika
wawancara subjek SB.S dapat memecahkan menyelesaikan masalah matematika pada
masalah dengan menggunakan cara yang materi Sistem Persamaan Linier Dua
berbeda-beda dan memiliki penyelesaian Variabel (SPLDV). Dimana materi SPLDV
bernilai benar. Cara yang digunakan oleh tersebut terdiri dari 2 soal uraian yang
SB.S meliputi mengalikan kedua ruas meminta siswa untuk membuat sistem
dengan bilangan yang sama, dan persamaan linier yang lain dengan
menentukan himpunan penyelesaian himpunan penyelesaian yang sama. Subjek
terlebih dahulu. Hal tersebut sesuai dengan SB.R tidak memenuhi tiga indikator berpikir
pendapat Laduni (2017) dan Murtafiah kreatif yaitu fluency, flexibility, dan novelty.
(2017) bahwa siswa dengan kemampuan Pada aspek kefasihan (fluency),
sedang dapat menyelesaikan masalah berdasarkan hasil tes dan wawancara
dengan menggunakan dua cara yang subjek SB.R tidak dapat memberikan
berbeda-beda disetiap penyelesaiannya. alternatif jawaban yang beragam, tetapi
Sedangkan pada aspek kebaruan pada hasil akhir atau solusi yang diberikan
(novelty), berdasarkan hasil tes dan tetap bernilai benar, dan memiliki