Abstrak
Kemampuan pemecahan masalah siswa di sekolah masih dalam kategori rendah.hal ini
terlihat dari lemahnya kemampuan siswa untuk memahami masalah matematika yang
terkait dengan kehidupan nyata di sekitar mereka. Salah satu penyebab masalah ini adalah
perkembangan bahan ajar matematika dan pemanfaatannya oleh guru belum optimal.
Untuk mengatasi masalah ini, guru matematika harus mengembangkan bahan ajar
matematika berdasarkan pembelajaran discovery learning untuk siswa kelas V di SD yang
memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Ini merupakan penelitian
pengembangan dengan model 4D yang terdiri dari Define, Design, Develop, dan
Disseminate. Penelitian pendahuluan pada tahap define, peneliti mengambil analisis
kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis konsep-konsep matematika. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara dengan guru matematika, angket peserta didik,
analisis kurikulum. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa siswa membutuhkan suatu
model pembelajaran baru selain yang mampu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlukan bahan ajar
matematika berdasarkan pembelajaran discovery learning.
Abstract
Students’ problem solving ability at any school is still in low category. That is due to student
weakness to understand any mathematical problems that linked to the real life around them.
One of any cause of this problem is mathematics lesson equipments development and its
utilization by teacher are not optimal yet. To solve this problem, mathematics teachers
should develop mathematics lesson equipments based on discovery learning for class V
student at Elementary school that sutisfied validity, practicality, and efectiveness criteria.
This is a development research with 4D models consisting of Define, Design, Develop, and
Disseminate. In preliminary research for Define stage, researcher takes analysis of needs,
analysis of curiculum, and analysis of mathematic concepts. Techniques of data collection
through interview with teacher mathematics, questionnaire learners, curriculum analysis.
Based on the analysis found that the needs of learners in the form of new learning model
in addition to conventional learning are better able to increase problem solving ability of
able to improve students' problem solving abilities to achieve desired goals and then
designed a mathematics teaching material based on discovery learning.
78
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
masalah, dapat disimpulkan bahwa banyak siswa memadai, akan membantu guru dalam
kesulitan dalam menentukan langkah-langkah melaksanakan proses pembelajaran sehingga
yang mesti dilakukan dalam menyelesaikan tujuan dan sasaran belajar yang diharapkan dapat
masalah. Kesulitan siswa menentkan langkah tercapai.
penyelesaian diduga karena kurangnya Berdasarkan observasi yang dilakukan
pemahaman konsep siswa terkait soal pada SD Angkasa I Padang dan SD 46 Kuranji
pemecahan masalah tersebut. Padang diperoleh informasi bahwa bahan ajar
Kurangnya pemahaman konsep yang digunakan guru SD adalah buku yang telah
berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan disediakan sekolah dan Lembar kerja siswa
pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hal (LKS). Pada prinsipnya buku tersebut
tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang sesungguhnya telah memaparkan materi dengan
melibatkan siswa secara aktif mengembangkan lengkap, namun sajian materi yang berupa
ide dan pola pikirnya dalam membangun sendiri kalimat-kalimat yang membentuk paragraf yang
konsep sehingga siswa memahami konsep panjang sering kali membuat siswa bingung
materi yang dipelajari. Guru sebaiknya sehingga malas mempelajarinya. Teknik
menggunakan model pembelajaran yang dapat penyajian materi pada bahan ajar belum mampu
mengaktifkan siswa dalam mengembangkan melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan
pola pikirnya sehingga hasil belajar siswa bisa penemuan-penemuan guna membangun konsep
menjadi baik. terhadap materi yang dipelajarinya.
Proses belajar mengajar merupakan inti Mengatasi permasalahan dalam
dari peningkatan mutu pendidikan. Guru harus pembelajaran matematika tersebut, maka
mengarahkan siswa ke arah tujuan pembelajaran dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang
yang diharapkan sehingga tujuan tersebut bisa memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep
dicapai secara maksimal. Semakin banyak siswa dari materi yang dipelajari secara bermakna. Hal
dapat mencapai tingkat pemahaman dan ini dapat dilakukan guru dengan merancang
penguasaan materi, maka semakin tinggi suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
keberhasilan dari pembelajaran tersebut. Untuk mendorong siswa dalam menggunakan pola
mencapai tujuan pembelajaran maka seorang pikirnya. Salah satu model pembelajaran yang
guru bertanggung jawab membuat perangkat dapat diadopsi oleh guru yakni discovery
pembelajaran. Perangkat pembelajaran learning.
berfungsi untuk memandu jalannya proses Discovery learning merupakan proses
pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri belajar yang di dalamnya tidak disajikan suatu
atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran konsep dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa
(RPP), Bahan Ajar, dan Lembar Penilaian. dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara
Ketersediaan perangkat pembelajaran yang belajarnya dalam menemukan konsep [beel].
81
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
Model discovery learning lebih menekankan mengarahkan dan membimbing siswa dalam
peran aktif siswa baik fisik maupun mental melakukan penemuan-penemuan, sehingga
dalam proses pembelajaran. Guru berperan aktivitas dan pemahaman konsep siswa dapat
sebagai pembimbing dengan memberikan meningkat. Discovery learning method is a
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara method of learning that focuses on the students’
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat activity in learning. In this method, the teacher
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar is not only the manager in the class, but
siswa. Kondisi seperti ini ingin merubah moreover the teacher acts as a mentor and
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented facilitator who direct the students in building
menjadi student oriented. Discovery learning their own knowledge by giving the problems to
merupakan kegiatan pembelajaran yang be solved through scientific steps , (Kistian,
menuntut guru kreatif menciptakan situasi yang 2017:1).
dapat membuat peserta didik belajar aktif Hal ini senada dengan yang disebutkan
menemukan pengetahuan sendiri, Ahsanul dalam penelitiannya yakni “Discovery
(Mulyatiningsih, 2011:1). learning is proven to improve the quality of
Discovery learning is a method that learning compared to conventional methods,
encourages students to arrive at a conclusion and learners can improve their knowledge
based upon their own activities and during the learning process”, (A. Dari uraian
observations. Inclusion of activities based on pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
discovery learning in science teaching in Turkey dalam pembelajaran yang menggunakan model
is important for meaningful and lifelong discovery learning peserta didik terlibat secara
learning. The activities in science teaching raise aktif dalam melakukan penemuan dan guru aktif
the curiosity of students and drive them to memberikan bimbingan secara bertahap dan
inquire their priorities and perceive the natural menciptakan lingkungan yang memungkinkan
phenomena from different aspects. Such peserta didik melalui proses penemuan.
activities help to correct the conceptual errors of Berdasarkan hal tersebut, peneliti
students, (Balim, 2009:1). tertarik melakukan pengembangan Perangkat
Discovery learning merupakan kegiatan pembelajaran dalam bentuk bahan ajar berbasis
penyajian materi pelajaran untuk memperoleh discovery learning pada pembelajaran
pengetahuan yang dilakukan dengan cara matematika yang disesuaikan dengan kondisi
menyelidikinya sendiri. Penggunaan perangkat dan kebutuhan siswa dengan judul
berbasis discovery learning diharapkan mampu “Pengembangan bahan ajar matematika berbasis
menuntun siswa untuk terlibat aktif dalam discovery learning untuk meningkatkan
melakukan penemuan-penemuan terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa Sekolah
konsep. Guru berperan sebagai orang yang Dasar”.
82
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
bahan ajar tersebut juga berpotensi dan memfasilitasi siswa untuk menemukan
menimbulkan kebingungan dan kebosanan, hal sendiri konsep yang dipelajari. Hal inilah yang
ini dikarenakan jarak antara baris terlalu rapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan
dan tatanan bahasa yang kurang jelas perangkat pembelajaran berbasis discovery
maksudnya. Kemudian dilakukan diskusi learning dalam penelitian ini.
dengan guru sekaligus menunjukkan contoh Pada tahap analisis kurikulum dilakukan
rancangan bahan ajar berbasis discovery telaah terhadap Kurikulum 2013 untuk mata
learning untuk materi luas dan keliling persegi. pelajaran matematika kelas V SD. Menganalisis
Ternyata guru sangat mengapresiasi bahan ajar kurikulum bertujuan untuk mengetahui apakah
berbasis discovery learning ini. materi yang diajarkan sudah sesuai dengan
Guru sangat mendukung tentang kompetensi yang diharapkan. Analisis
pemilihan discovery learning sebagai model kurikulum difokuskan pada analisis Standar
pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
pembelajaran matematika, khususnya pada kelas (KD). Analisis kurikulum bertujuan sebagai
V SD. Hal ini menunjukkan bahwa discovery pedoman dalam pengembangan perangkat
learning merupakan model pembelajaran yang pembelajaran matematika berbasis discovery
cocok dipilih sebagai landasan dalam learning untuk siswa kelas V SD. Hasil analisis
mengembangkan bahan ajar matematika untuk KI dan KD yang terdapat pada standar isi
kelas V SD. Berdasarkan analisis tersebut dijabarkan menjadi indikator-indikator
didapatlah gambaran mengenai kriteria bahan pencapaian pembelajaran. Berdasarkan hasil
ajar yang dibutuhkan untuk mendukung proses analisis silabus mata pelajaran matematika kelas
pembelajaran adalah bahan ajar yang dapat VIII SMP, dirumuskan beberapa indikator yang
mengaitkan materi dengan permasalahan nyata dapat dilihat pada tabel1.
3.2.Menjelaskan dan melakukan perkalian dan 3.2.1.Mengubah bentuk pecahan desimal ke pecahan biasa
pembagian pecahan dan desimal 3.2.2.Menemukan Perkalian Pecahan
3.2.3.Menemukan Pembagian Pecahan
3.2.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian dan
pembagian pecahan dan desimal.
85
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
siswa dilakukan wawancara pada siswa dan karena itu, dikembangkanlah bahan ajar berbasis
pengamatan pada saat pembelajaran. Pertama, discovery learning yang berisi kegiatan siswa
hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa dalam menemukan konsep yang di awali dengan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kedua, sebuah permasalahan. Bahasa dan penggunaan
selama pembelajaran sebagian siswa tidak fokus kalimat pada bahan ajar disesuaikan dengan
memperhatikan penjelasan guru. Hal ini terlihat tingkat perkembangan siswa kelas V SD,
ketika guru menjelaskan pelajaran. Beberapa sehingga siswa lebih mudah mempelajari bahan
siswa melihat-lihat ke jendela, minta izin ke luar ajar. Penyajian bahan ajar juga didesain
kelas, berbicara dengan teman, dan sebagainya. menggunakan warna-warna yang cerah, yang
Ketiga, siswa suka berdiskusi. Pada saat guru membuat siswa lebih bersemangat.
menjelaskan pelajaran, siswa yang tidak fokus,
terlihat berdiskusi dengan temannya. Diskusi SIMPULAN
yang dilakukan oleh siswa adalah hal di luar Penelitian ini merupakan penelitian
materi yang diajarkan. Keempat, siswa mudah pengembangan yang menghasilkan perangkat
lupa terhadap konsep yang telah dipelajari. Hal pembelajaran berbasis pendekatan pemecahan
ini terlihat pada saat guru menggali ingatan masalah berupa RPP dan LKS. Berdasarkan
siswa tentang materi pada pertemuan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh
sebelumnya, banyak siswa yang diam atau tidak kesimpulan bahwa Proses pengembangan
menjawab. perangkat pembelajaran berbasis discovery
Hasil wawancara yang dilakukan learning pada pythagoras untuk meningkatkan
kepada tiga orang siswa kelas V SD Angkasa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
Lanud Padang menunjukkan informasi, yang VIII SMP berupa RPP dan LKS dilaksanakan
pertama siswa menyukai gambar-gambar, dan dengan model pengembangan Plomp yang
lebih menyukai warna-warna yang terang seperti terdiri atas tiga fase yaitu fase investigasi awal,
biru, hijau, merah muda. Kedua, siswa sering fase pengembangan dan fase penilaian. Pada fase
merasa bosan, dan untuk menghilangkan pendahuluan dilaksanakan analisis kebutuhan,
kebosananannya meqreka izin keluar, bicara analisis kurikulum, analisis konsep dan analisis
dengan teman sebangku, melihat keluar dan siswa sebagai dasar pengembangan perangkat
mencoret-coret bukunya. Kemungkinan hal pembelajaran. Hasil pada analisis kebutuhan
tersebut juga disebabkan karena metode yang berupa karakteristik perangkat pembelajaran
digunakan guru masih monoton dan yang diinginkan yaitu perangkat pembelajaran
membosankan untuk siswa.Berdasarkan berbasis discovery learning berupa RPP dan
karakteristik tersebut, diperlukan perangkat LKPD. Hasil dari analisis kurikulum yaitu
pembelajaran yang dapat memfasilitasi terdapat perubahan indikator pencapaian
kebiasaan siswa ke arah yang lebih positif. Oleh kompetensi untuk menyesuaikan keterkaitan
87
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
88
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd
PROFIL SINGKAT
Sherlyane Hendri adalah dosen
matematika di jurusan PGSD FIP UNP.
89
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.