Anda di halaman 1dari 12

JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069


Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

ANALISIS PENDAHULUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS


DISCOVERY LEARNING PADA MATERI PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS V SD

Sherlyane Hendri 1), Ary Kiswanto Kenedi 2)


1,2)
Universitas Negeri Padang, Indonesia

*Korespodensi Penulis. E-mail: sherlyaneane@fip.unp.ac.id, Telp: +6285274575710

Abstrak
Kemampuan pemecahan masalah siswa di sekolah masih dalam kategori rendah.hal ini
terlihat dari lemahnya kemampuan siswa untuk memahami masalah matematika yang
terkait dengan kehidupan nyata di sekitar mereka. Salah satu penyebab masalah ini adalah
perkembangan bahan ajar matematika dan pemanfaatannya oleh guru belum optimal.
Untuk mengatasi masalah ini, guru matematika harus mengembangkan bahan ajar
matematika berdasarkan pembelajaran discovery learning untuk siswa kelas V di SD yang
memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Ini merupakan penelitian
pengembangan dengan model 4D yang terdiri dari Define, Design, Develop, dan
Disseminate. Penelitian pendahuluan pada tahap define, peneliti mengambil analisis
kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis konsep-konsep matematika. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara dengan guru matematika, angket peserta didik,
analisis kurikulum. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa siswa membutuhkan suatu
model pembelajaran baru selain yang mampu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlukan bahan ajar
matematika berdasarkan pembelajaran discovery learning.

Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah, Discovery Learning, Model 4-D

ANALYSIS OF THE INTRODUCTION OF DEVELOPMENT OF MATHEMATICAL


TEACHING MATERIALS BASED ON DISCOVERY LEARNING IN MATERIALS TO
IMPROVE THE ABILITY OF SOLVING PROBLEM OF VOCATIONAL SCHOOL STUDENTS

Abstract
Students’ problem solving ability at any school is still in low category. That is due to student
weakness to understand any mathematical problems that linked to the real life around them.
One of any cause of this problem is mathematics lesson equipments development and its
utilization by teacher are not optimal yet. To solve this problem, mathematics teachers
should develop mathematics lesson equipments based on discovery learning for class V
student at Elementary school that sutisfied validity, practicality, and efectiveness criteria.
This is a development research with 4D models consisting of Define, Design, Develop, and
Disseminate. In preliminary research for Define stage, researcher takes analysis of needs,
analysis of curiculum, and analysis of mathematic concepts. Techniques of data collection
through interview with teacher mathematics, questionnaire learners, curriculum analysis.
Based on the analysis found that the needs of learners in the form of new learning model
in addition to conventional learning are better able to increase problem solving ability of
able to improve students' problem solving abilities to achieve desired goals and then
designed a mathematics teaching material based on discovery learning.

Keywords : Problem solving ability, Discovery Learning, 4-D model

78

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

PENDAHULUAN Trends Interational Mathematics and Science


Matematika merupakan suatu mata Study (TIMSS) dan hasil tes Programme for
pelajaran yang berperan penting dalam International Student Assessment (PISA).
menyongsong masa depan dan dunia kerja Hasil studi TIMSS pada tahun 2007
nantinya untuk berfikir dan berinisiatif serta menempatkan Indonesia pada peringkat 36 dari
melatih dalam menyelesaikan suatu 49 negara dalam kemampuan matematika.
permasalahan. Matematika diajarkan kepada Selanjutnya pada tahun 2011, peringkat
peserta didik karena selalu digunakan dalam Indonesia semakin turun ke posisi 38 dari 42
segala segi kehidupan, semua bidang studi negara. Skor Indonesia pada tahun 2011 adalah
memerlukan keterampilan matematika yang 386, turun 11 poin dari tahun 2007 yang
sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, memperoleh skor 397, (Efendi, 2012:1).
singkat dan jelas. Selain itu matematika juga Kerangka penilaian bidang matematika pada
dapat digunakan untuk menyajikan informasi TIMSS 2007 terbagi atas dua dimensi, dengan
dalam berbagai cara, meningkatkan kemampuan memperhatikan berbagai kurikulum di negara
berpikir logis, ketelitian dan kesadaran peserta. Dimensi konten terdiri dari lima
keruangan serta memberikan kepuasan terhadap domain, yakni bilangan, aljabar, pengukuran,
pemecahan masalah yang menantang, geometri dan data. Dimensi kognitif terdiri dari
(Risnawati, 2008:6). Mengingat pentingnya empat domain, yakni mengetahui fakta dan
matematika, maka pelajaran matematika prosedur, menggunakan konsep, memecahkan
diajarkan kepada siswa mulai dari bangku masalah rutin, dan bernalar, (Tjalla, 2010:1).
sekolah dasar sampai bangku perkuliahan. Sementara itu, hasil tes PISA tahun 2009
Banyak usaha yang telah dilakukan tentang matematika, Indonesia hanya
pemerintah demi meningkat dan berkembangnya menduduki rangking 61 dari 65 negara peserta.
mutu pendidikan Indonesia, diantaranya adalah Pada tahun 2012 peringkat Indonesia semakin
meningkatkan kualitas guru dengan diadakannya turun menjadi peringkat 64 dari 65 negara
seminar-seminar pendidikan, mengembangkan peserta, dan pada tahun 2015 indonesia
dan memperbaharui kurikulum, perbaikan menempati peringkat 64 dari 72 negara peserta,
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah- (Hendri, 2018:10). Aspek yang dinilai dari PISA
sekolah, dan pemberian kesempatan kepada guru adalah kemampuan pemecahan masalah,
untuk mengikuti pendidikan lanjut. Usaha kemampuan penalaran, dan kemampuan
pemerintah tersebut diharapkan dapat komunikasi.
meningkatkan mutu pendidikan matematika, Hasil TIMSS dan PISA tersebut
namun faktanya peningkatan mutu pendidikan memberi informasi bahwa mutu pendidikan
masih belum optimal, termasuk pendidikan matematika Indonesia belum menunjukkan
matematika. hal ini terlihat dari hasil studi peningkatan yang optimal. Selain itu
79

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

kemampuan pemecahan masalah siswa masih mengkontruksikan konsep-konsep tersebut


rendah, banyak siswa yang tidak biasa menjawab dalam menyelesaikan masalah matematis.
materi ujian matematika yang berstandar Rendahnya tingkat pemahaman dan
international. Jika dilihat dari materi yang penguasaan materi siswa menyebabkan
diujikan, materi tes yang diujikan adalah soal rendahnya hasil belajar siswa. Pemecahan
yang tidak rutin, yaitu soal dengan masalah masalah merupakan bagian kurikulum
matematis yang membutuhkan penalaran dan matematika yang sangat penting dalam proses
pemahaman konsep. pembelajaran maupun penyelesaian, siswa
Tes kemampuan pemecahan masalah dimungkinkan memperoleh pengalaman
matematis menuntut peserta didik untuk menggunakan pengetahuan serta keterampilan
memahami masalah, menyusun rencana yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
mengecek kembali yang meliputi pembuktian Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan
jawaban itu benar dan menyimpulkan hasil matematika penting seperti penerapan aturan
jawaban. Penilaian untuk setiap butir soal tes pada masalah tidak rutin, penemuan pola,
pemecahan masalah mengacu pada indikator. penggeneralisasian, komunikasi matematika dan
Beberapa indikator kemampuan pemecahan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik
masalah matematika menurut Sumarmo adalah [suherman erman]. Berdasarkan hal tersebut,
sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi unsur-unsur dapat disimpulkan bahwa kemampuan
yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan memecahkan masalah seyogyanya merupakan
unsur yang diperlukan; 2) Merumuskan masalah hasil utama atau target dari pembelajaran
matematika atau menyusun model matematika; matematika. Guru dituntut menggali kreativitas
3) Menerapkan strategi untuk menyelesaikan dalam pembelajaran di kelas agar kemampuan
berbagai masalah dalam atau luar matematika; 4) berpikir siswa senantiasa terbangun, sebaiknya
Menjelaskan atau menginterprestasikan hasil guru menggunakan model pembelajaran yang
sesuai permasalahan asal; 5) Menggunakan dapat mengaktifkan siswa dalam
matematika secara bermakna, (Sumarmo, mengembangkan pola pikirnya sehingga hasil
2003:1). belajar siswa bisa menjadi baik.
Peningkatkan kemampuan pemecahan Berdasarkan hasil wawancara pada
masalah siswa sangat bergantung pada seorang guru SD Angkasa I Padang dan SD 09
pemahaman konsep, oleh karena itu dibutuhkan Padang juga diperoleh informasi bahwa
pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa kemampuan pemecahan masalah siswa masih
dalam menemukan sendiri konsep-konsep rendah, hal ini terlihat dari kesulitannya siswa
sehingga siswa dapat mengingat dan dalam mengidentifikasi masalah. Selain itu, hasil
analisis jawaban siswa terhadap soal pemecahan
80

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

masalah, dapat disimpulkan bahwa banyak siswa memadai, akan membantu guru dalam
kesulitan dalam menentukan langkah-langkah melaksanakan proses pembelajaran sehingga
yang mesti dilakukan dalam menyelesaikan tujuan dan sasaran belajar yang diharapkan dapat
masalah. Kesulitan siswa menentkan langkah tercapai.
penyelesaian diduga karena kurangnya Berdasarkan observasi yang dilakukan
pemahaman konsep siswa terkait soal pada SD Angkasa I Padang dan SD 46 Kuranji
pemecahan masalah tersebut. Padang diperoleh informasi bahwa bahan ajar
Kurangnya pemahaman konsep yang digunakan guru SD adalah buku yang telah
berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan disediakan sekolah dan Lembar kerja siswa
pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hal (LKS). Pada prinsipnya buku tersebut
tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang sesungguhnya telah memaparkan materi dengan
melibatkan siswa secara aktif mengembangkan lengkap, namun sajian materi yang berupa
ide dan pola pikirnya dalam membangun sendiri kalimat-kalimat yang membentuk paragraf yang
konsep sehingga siswa memahami konsep panjang sering kali membuat siswa bingung
materi yang dipelajari. Guru sebaiknya sehingga malas mempelajarinya. Teknik
menggunakan model pembelajaran yang dapat penyajian materi pada bahan ajar belum mampu
mengaktifkan siswa dalam mengembangkan melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan
pola pikirnya sehingga hasil belajar siswa bisa penemuan-penemuan guna membangun konsep
menjadi baik. terhadap materi yang dipelajarinya.
Proses belajar mengajar merupakan inti Mengatasi permasalahan dalam
dari peningkatan mutu pendidikan. Guru harus pembelajaran matematika tersebut, maka
mengarahkan siswa ke arah tujuan pembelajaran dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang
yang diharapkan sehingga tujuan tersebut bisa memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep
dicapai secara maksimal. Semakin banyak siswa dari materi yang dipelajari secara bermakna. Hal
dapat mencapai tingkat pemahaman dan ini dapat dilakukan guru dengan merancang
penguasaan materi, maka semakin tinggi suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
keberhasilan dari pembelajaran tersebut. Untuk mendorong siswa dalam menggunakan pola
mencapai tujuan pembelajaran maka seorang pikirnya. Salah satu model pembelajaran yang
guru bertanggung jawab membuat perangkat dapat diadopsi oleh guru yakni discovery
pembelajaran. Perangkat pembelajaran learning.
berfungsi untuk memandu jalannya proses Discovery learning merupakan proses
pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri belajar yang di dalamnya tidak disajikan suatu
atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran konsep dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa
(RPP), Bahan Ajar, dan Lembar Penilaian. dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara
Ketersediaan perangkat pembelajaran yang belajarnya dalam menemukan konsep [beel].
81

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

Model discovery learning lebih menekankan mengarahkan dan membimbing siswa dalam
peran aktif siswa baik fisik maupun mental melakukan penemuan-penemuan, sehingga
dalam proses pembelajaran. Guru berperan aktivitas dan pemahaman konsep siswa dapat
sebagai pembimbing dengan memberikan meningkat. Discovery learning method is a
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara method of learning that focuses on the students’
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat activity in learning. In this method, the teacher
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar is not only the manager in the class, but
siswa. Kondisi seperti ini ingin merubah moreover the teacher acts as a mentor and
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented facilitator who direct the students in building
menjadi student oriented. Discovery learning their own knowledge by giving the problems to
merupakan kegiatan pembelajaran yang be solved through scientific steps , (Kistian,
menuntut guru kreatif menciptakan situasi yang 2017:1).
dapat membuat peserta didik belajar aktif Hal ini senada dengan yang disebutkan
menemukan pengetahuan sendiri, Ahsanul dalam penelitiannya yakni “Discovery
(Mulyatiningsih, 2011:1). learning is proven to improve the quality of
Discovery learning is a method that learning compared to conventional methods,
encourages students to arrive at a conclusion and learners can improve their knowledge
based upon their own activities and during the learning process”, (A. Dari uraian
observations. Inclusion of activities based on pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
discovery learning in science teaching in Turkey dalam pembelajaran yang menggunakan model
is important for meaningful and lifelong discovery learning peserta didik terlibat secara
learning. The activities in science teaching raise aktif dalam melakukan penemuan dan guru aktif
the curiosity of students and drive them to memberikan bimbingan secara bertahap dan
inquire their priorities and perceive the natural menciptakan lingkungan yang memungkinkan
phenomena from different aspects. Such peserta didik melalui proses penemuan.
activities help to correct the conceptual errors of Berdasarkan hal tersebut, peneliti
students, (Balim, 2009:1). tertarik melakukan pengembangan Perangkat
Discovery learning merupakan kegiatan pembelajaran dalam bentuk bahan ajar berbasis
penyajian materi pelajaran untuk memperoleh discovery learning pada pembelajaran
pengetahuan yang dilakukan dengan cara matematika yang disesuaikan dengan kondisi
menyelidikinya sendiri. Penggunaan perangkat dan kebutuhan siswa dengan judul
berbasis discovery learning diharapkan mampu “Pengembangan bahan ajar matematika berbasis
menuntun siswa untuk terlibat aktif dalam discovery learning untuk meningkatkan
melakukan penemuan-penemuan terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa Sekolah
konsep. Guru berperan sebagai orang yang Dasar”.
82

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

METODE PENELITIAN perangkat pembelajaran berupa bahan ajar serta


Jenis Penelitian materi yang dianggap sulit.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Informasi yang didapatkan dari wawancara
pengembangan (research and the development). siswa berupa karakteristik bahan ajar yang
“Depelopmental research, asopposed to simple diinginkan seperti ukuran kertas yang
instructional development, has been defined as diinginkan, warna yang disukai dan mengenai
the systematic study of designing, developing, ilustrasi gambar. Dari observasi pembelajaran
and evaluating instructionalnprograms, juga dilakukan analisis siswa. Analisis siswa
processes and products that must meet the dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa
criteria of internal consistency and yang sesuai dengan rancangan dan
effectiveness”, (Setyosari, 2016:1). pengembangan, meliputi tingkat kognitif, usia,
Model pengembangan yang digunakan dan motivasi terhadap mata pelajaran.
dalam penelitian ini adalah model Pada tahap analisis kurikulum dilakukan
pengembangan 4-D (four D models). Tahap- telaah terhadap Kurikulum 2013 untuk mata
tahap model 4-D antara lain: pendefinisian pelajaran matematika kelas V SD. Analisis ini
(define), perancangan (design), pengembangan diperlukan untuk mempelajari cakupan materi,
(develop), dan penyebaran (disseminate), tujuan pembelajaran. Analisis ini berupa
(Haryati, 2012:15). Akan tetapi, karena penentuan indikator dari materi Pecahan kelas V
keterbatasan tenaga, biaya, dan waktu penulis, SD semester ganjil yang akan dikembangkan
tahap penyebaran (disseminate) hanya dilakukan perangkat pembelajarannya. Penjabaran KI, KD
pada skala terbatas yaitu kelas lain atau sekolah dan KI menjadi pertimbangan untuk menentukan
lain yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. konsep-konsep yang diperlukan dalam
pembelajaran matematika dan mengukur
Teknik Analisis Pendahuluan pencapaian KI dan KD. Hasil analisis SK dan
Pada tahap Define dilakukan analisis KD dijabarkan menjadi indikator-indikator
pendahuluan terdiri dari analisis kebutuhan, pencapaian kompetensi. Berdasarkan penjabaran
analisis kurikulum, analisis konsep dan analisis SK, KD dan indikator inilah nantinya disusun
siswa. Analisis kebutuhan dilaksanakan dengan perangkat pembelajaran matematika berbasis
cara melakukan observasi dan wawancara. pendekatan pemecahan masalah pada materi
Informasi yang didapatkan dari wawancara Pecahan berupa RPP dan Bahan Ajar.
dengan guru mengenai proses pembelajaran Analisis konsep merupakan identifikasi
yang berlangsung selama ini, baik dari aspek materi-materi yang akan dibahas pada
tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang pembelajaran. Materi-materi ini disusun secara
telah ditetapkan dalam kurikulum, kegiatan sistematis dengan mengaitkan suatu konsep
pembelajaran di kelas, dan penggunaan dengan konsep lain yang relevan sehingga
83

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

membentuk suatu konsep. Analisis ini bertujuan Kebutuhan dalam melaksanakan


untuk menentukan isi dan materi pelajaran yang pembelajaran adalah bahan ajar agar proses
dapat disajikan pada bahan ajar berbasis pembelajaran berjalan secara sistematis untuk
discovery learning. Isi dan materi pelajaran mencapai tujuan yang diinginkan. Bahan ajar
dijelaskan dengan peta konsep. yang memerlukan dampingan Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mampu
HASIL DAN PEMBAHASAN memfasilitasi siswa mengembangkan ide dan
Analisis Kebutuhan dilakukan dengan pola pikirnya dalam membangun sendiri konsep
pengumpulan informasi dilakukan dengan cara materi dan mengggali kemampuan pemecahan
mewawancarai 3 orang guru matematika kelas V masalah siswa, sehingga perlu dikembangkan
SD, yakni SD N 46 Kuranji, SD Angkasa lanud RPP dan bahan ajar yang mampu
dan SD N 09 Padang dan wawancara kepada 5 mengoptimalkan kemampuan pemecahan
orang siswa di dua sekolah berbeda yakni tiga masalah siswa.
orang siswa SD Angkasa Lanud Padang dan dua Berdasarkan pengamatan diperoleh
orang siswa SD N 46 Kuranji Padang serta fakta bahwa siswa tidak menggunakan bahan
melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran ajar yang ada dalam mempelajari materi dan
matematika di kelas dan penggunaan perangkat hasil wawancara menyatakan bahwa guru
pembelajaran oleh guru dan siswa. Berdasarkan memang hanya menggunakan bahan ajar dalam
observasi pelaksanaan pembelajaran, terlihat pembelajaran sebagai latihan di sekolah dan
bahwa guru lebih mendominasi pembelajaran. pekerjaan rumah. Selain itu, guru tidak mampu
Penyampaian pelajaran melalui metode ceramah membuat bahan ajar sendiri. Guru berkeberatan
dan pemberian tugas. Siswa hanya membuat bahan ajar karena waktu dan biaya
memperhatikan guru menerangkan pelajaran yang digunakan untuk membuat bahan ajar
sehingga siswa kurang aktif dalam cukup besar sedangkan sekolah tidak
pembelajaran, belum terlihat adanya kegiatan menyediakan dana lebih untuk menunjang
yang memfasilitasi siswa dalam membangun pembiayaan tersebut. Hal tersebut yang
sendiri konsep. Berdasarkan hasil wawancara menyebabkan guru belum membuat bahan ajar
siswa juga diperoleh informasi bahwa siswa sendiri.
seringkali bosan memperhatikan penjelasan Bahan ajar yang digunakan siswa berisi
guru. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu ringkasan materi pelajaran, contoh soal dan soal
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif latihan. Peneliti menemui hanya sedikit materi
dalam membangun sendiri konsep sehingga pada bahan ajar matematika untuk kelas V SD
konsep materi lebih melekat dalam ingatan yang dapat menyebabkan siswa aktif dalam
siswa. menemukan sendiri konsep materi yang
dipelajari. Tampilan penyajian materi pada
84

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

bahan ajar tersebut juga berpotensi dan memfasilitasi siswa untuk menemukan
menimbulkan kebingungan dan kebosanan, hal sendiri konsep yang dipelajari. Hal inilah yang
ini dikarenakan jarak antara baris terlalu rapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan
dan tatanan bahasa yang kurang jelas perangkat pembelajaran berbasis discovery
maksudnya. Kemudian dilakukan diskusi learning dalam penelitian ini.
dengan guru sekaligus menunjukkan contoh Pada tahap analisis kurikulum dilakukan
rancangan bahan ajar berbasis discovery telaah terhadap Kurikulum 2013 untuk mata
learning untuk materi luas dan keliling persegi. pelajaran matematika kelas V SD. Menganalisis
Ternyata guru sangat mengapresiasi bahan ajar kurikulum bertujuan untuk mengetahui apakah
berbasis discovery learning ini. materi yang diajarkan sudah sesuai dengan
Guru sangat mendukung tentang kompetensi yang diharapkan. Analisis
pemilihan discovery learning sebagai model kurikulum difokuskan pada analisis Standar
pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
pembelajaran matematika, khususnya pada kelas (KD). Analisis kurikulum bertujuan sebagai
V SD. Hal ini menunjukkan bahwa discovery pedoman dalam pengembangan perangkat
learning merupakan model pembelajaran yang pembelajaran matematika berbasis discovery
cocok dipilih sebagai landasan dalam learning untuk siswa kelas V SD. Hasil analisis
mengembangkan bahan ajar matematika untuk KI dan KD yang terdapat pada standar isi
kelas V SD. Berdasarkan analisis tersebut dijabarkan menjadi indikator-indikator
didapatlah gambaran mengenai kriteria bahan pencapaian pembelajaran. Berdasarkan hasil
ajar yang dibutuhkan untuk mendukung proses analisis silabus mata pelajaran matematika kelas
pembelajaran adalah bahan ajar yang dapat VIII SMP, dirumuskan beberapa indikator yang
mengaitkan materi dengan permasalahan nyata dapat dilihat pada tabel1.

Tabel 1. Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah Dilakukan Analisis


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan 3.1.1.Menemukan Penjumlahan Pecahan
pengurangan dua pecahan dengan penyebut 3.1.2.Menentukan cara menyamakan penyebut pada dua atau lebih
berbeda pecahan
3.1.3.Menemukan Pengurangan Pecahan

3.1.4.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan


dan pengurangan pecahan

3.2.Menjelaskan dan melakukan perkalian dan 3.2.1.Mengubah bentuk pecahan desimal ke pecahan biasa
pembagian pecahan dan desimal 3.2.2.Menemukan Perkalian Pecahan
3.2.3.Menemukan Pembagian Pecahan
3.2.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian dan
pembagian pecahan dan desimal.

85

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

Pengembangan perangkat pembelajaran dibutuhkan dalam pengembangan perangkat


berpedoman pada KI dan KD yang terdapat di pembelajaran. Adapun materi dalam pecahan
dalam silabus yang digunakan guru. Pada silabus yaitu Penjumlahan pecahan, menyamakan
yang digunakan guru, indikator 3.1.1 ditulis penyebut pecahan, penguranan pecahan,
menyamakan penyebut pada pecahan sedangkan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
tujuan pada indikator ini adalah siswa mampu penjumlahan dan pengurangan pecahan,
menyamakan penyebut dari dua atau lebih mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa,
pecahan. Sehingga untuk indikator 3.1.1 diubah perkalian pecahan, pembagian pecahan, dan
menjadi menentukan cara menyamakan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penyebut pada dua atau lebih pecahan. Selain itu, perkalian dan pmbagian pecahan. Berikut ini
menyamakan penyebut diletakkan pada KD digambarkan peta konsep dari Teorema
pertama, sedangkan tujuan pembelajaran adalah Pythagoras.
siswa mampu menjumlahkan pecahan. Melalui
kegiatan menemukan siswa dibimbing untuk
menemukan sendiri bagaimna cara
menjumlahkan pecahan. Hasil yang diperoleh
pada gegiatan penemuan penjumlahan pecahan
adalah dengan menyamakan penyebut.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengganti
urutan indikator sehingga KD 3.1.1 Menemukan
Penjumlahan Pecahan, barulah KD 3.1.2
Menentukan cara menyamakan penyebut pada
dua atau lebih pecahan. KD 3.2 dikembangkan
peneliti menjadi empat indikator seperti terlihat
pada tabel 1. Indikator pencapaian kompetensi
dipertimbangan untuk menentukan konsep-
konsep yang diperlukan dalam proses
Gambar 2. Peta konsep Pecahan
pembelajaran. Setelah mempelajari KI, KD, dan
merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Analisis siswa dilakukan untuk
serta tujuan pembelajaran pada materi
mengetahui karakteristik siswa, yang meliputi
pythagoras, diperoleh bahwa materi ini bisa
usia, kesukaan peserta didik, aktivitas peserta
ditemukan siswa melalui pembelajaran dengan
didik dalam pembelajaran, dan kesulitan-
sintaks discovery learning.
kesulitan yang ditemui siswa dalam memahami
Analisis konsep bertujuan untuk
bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran
menentukan isi dan materi pelajaran yang
matematika. Untuk mempelajari karakteristik
86

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

siswa dilakukan wawancara pada siswa dan karena itu, dikembangkanlah bahan ajar berbasis
pengamatan pada saat pembelajaran. Pertama, discovery learning yang berisi kegiatan siswa
hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa dalam menemukan konsep yang di awali dengan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kedua, sebuah permasalahan. Bahasa dan penggunaan
selama pembelajaran sebagian siswa tidak fokus kalimat pada bahan ajar disesuaikan dengan
memperhatikan penjelasan guru. Hal ini terlihat tingkat perkembangan siswa kelas V SD,
ketika guru menjelaskan pelajaran. Beberapa sehingga siswa lebih mudah mempelajari bahan
siswa melihat-lihat ke jendela, minta izin ke luar ajar. Penyajian bahan ajar juga didesain
kelas, berbicara dengan teman, dan sebagainya. menggunakan warna-warna yang cerah, yang
Ketiga, siswa suka berdiskusi. Pada saat guru membuat siswa lebih bersemangat.
menjelaskan pelajaran, siswa yang tidak fokus,
terlihat berdiskusi dengan temannya. Diskusi SIMPULAN
yang dilakukan oleh siswa adalah hal di luar Penelitian ini merupakan penelitian
materi yang diajarkan. Keempat, siswa mudah pengembangan yang menghasilkan perangkat
lupa terhadap konsep yang telah dipelajari. Hal pembelajaran berbasis pendekatan pemecahan
ini terlihat pada saat guru menggali ingatan masalah berupa RPP dan LKS. Berdasarkan
siswa tentang materi pada pertemuan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh
sebelumnya, banyak siswa yang diam atau tidak kesimpulan bahwa Proses pengembangan
menjawab. perangkat pembelajaran berbasis discovery
Hasil wawancara yang dilakukan learning pada pythagoras untuk meningkatkan
kepada tiga orang siswa kelas V SD Angkasa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
Lanud Padang menunjukkan informasi, yang VIII SMP berupa RPP dan LKS dilaksanakan
pertama siswa menyukai gambar-gambar, dan dengan model pengembangan Plomp yang
lebih menyukai warna-warna yang terang seperti terdiri atas tiga fase yaitu fase investigasi awal,
biru, hijau, merah muda. Kedua, siswa sering fase pengembangan dan fase penilaian. Pada fase
merasa bosan, dan untuk menghilangkan pendahuluan dilaksanakan analisis kebutuhan,
kebosananannya meqreka izin keluar, bicara analisis kurikulum, analisis konsep dan analisis
dengan teman sebangku, melihat keluar dan siswa sebagai dasar pengembangan perangkat
mencoret-coret bukunya. Kemungkinan hal pembelajaran. Hasil pada analisis kebutuhan
tersebut juga disebabkan karena metode yang berupa karakteristik perangkat pembelajaran
digunakan guru masih monoton dan yang diinginkan yaitu perangkat pembelajaran
membosankan untuk siswa.Berdasarkan berbasis discovery learning berupa RPP dan
karakteristik tersebut, diperlukan perangkat LKPD. Hasil dari analisis kurikulum yaitu
pembelajaran yang dapat memfasilitasi terdapat perubahan indikator pencapaian
kebiasaan siswa ke arah yang lebih positif. Oleh kompetensi untuk menyesuaikan keterkaitan
87

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

antar konsep dan pencapaian tujuan yang DAFTAR RUJUKAN


diharapkan. Hasil analisis konsep berupa urutan
A. G. Balım. (2009). The Effects of Discovery
materi pelajaran yang dibutuhkan dalam Learning on Students' Success and Inquiry
Learning Skills. Eurasian Journal of
pengembangan agar indikator pencapaian
Educational Research (EJER).
kompetensi bisa tercapai. Hasil anasisis siswa
A. In'am and S. Hajar. (2017). Learning
yaitu mengetahui karakteristik siswa, kesukaan
Geometry through Discovery Learning
peserta didik, aktivitas peserta didik dalam Using a Scientific Approach.
International Journal of Instruction, vol.
pembelajaran. Berdasarkan karakteristik
10, pp. 55-70.
tersebut, diperlukan perangkat pembelajaran
A. Kistian, D. Armanto, and A. Sudrajat. (2017).
yang dapat memfasilitasi kebiasaan siswa ke
The effect of discovery learning method
arah yang lebih positif. Oleh karena itu, on the math learning of the V SDN 18
Students of Banda Aceh, Indonesia.
dikembangkanlah LKS berbasis discovery
British Journal of Education, vol. 5.
learning yang berisi kegiatan siswa dalam
A. Tjalla. (2010). Potret mutu pendidikan
menemukan konsep yang di awali dengan
indonesia ditinjau dari hasil-hasil studi
sebuah permasalahan dengan bahasa dan internasional.
penyajian yang sesuai karakteristik siswa kelas
H. P. Setyosari. (2016). Metode penelitian
VIII SMP. pendidikan & pengembangan: Prenada
Media

L. A. Effendi. (2012). Pembelajaran matematika


dengan metode penemuan terbimbing
untuk meningkatkan kemampuan
representasi dan pemecahan masalah
matematis siswa SMP. Jurnal Penelitian
Pendidikan, vol. 13.
Mulyatiningsih, Dr.Endang. (2011). Metode
Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: ALFABETA

Risnawati. (2008). Strategi Pembelajaran


Matematika. Pekanbaru: Suska Press.

S. Haryati. (2012). "Research and Development


(R&D) sebagai salah satu model
penelitian dalam bidang pendidikan,"
Majalah Ilmiah Dinamika, vol. 37, p. 15

S. Hendri and A. Kenedi. (2018). Pengembangan


Perangkat Pembelajaran Matematika
Berbasis Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal
inspirasi pendidikan universitas

88

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR
E-ISSN: 2579-3403, P-ISSN: 2622-5069
Volume 2, Nomor 2, Desember 2018
Available online at: http://e-journal.unp.ac.id/index.php/jippsd

kanjuruhan malang, vol. volume 8, pp. 10-


24.

Sumarmo. (2003). Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi
Aksara.

PROFIL SINGKAT
Sherlyane Hendri adalah dosen
matematika di jurusan PGSD FIP UNP.

89

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Anda mungkin juga menyukai