Anda di halaman 1dari 8

Yulius, Irwan, & Yerizon p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA


BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN DENGAN MASALAH
OPEN ENDED UNTUK PESERTA DIDIK SMA KELAS X SEMESTER 2

DEVELOPING MATHEMATICAL LEARNING BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL


WITH OPEN ENDED PROBLEMS FOR HIGH SCHOOL STUDENTS CLASS X 2ND SEMESTER

Benti Yulius1, Irwan2 dan Yerizon3


1 Mahasiswa Program Pascasarjana, Universitas Negeri Padang
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
bentiyulius91@yahoo.co.id

2,3 Staf Program Pascasarjana, Universitas Negeri Padang


Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Abstrak
Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan pokok dari pembelajaran matematika.
Penyajian masalah matematika terbuka, merupakan alternatif untuk menumbuhkembangkan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Agar proses pembelajaran berlangsung efektif,
perlu didukung dengan perangkat pembelajaran yang relevan. Hal tersebut yang mendasari
untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika berupa
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model
pembelajaran penemuan dengan masalah open ended, yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik dalam keterampilan, menyelidiki, dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan dunia nyata serta menyelesaikan masalah-masalah terbuka. Jenis penelitian
adalah penelitian pengembangan menggunakan model Plomp yang terdiri dari tiga fase yaitu
preliminary research, prototype, dan asessment phase. Pada fase preliminary research dilakukan
analisis berupa analisis kebutuhan, analisis peserta didik, analisis kurikulum, serta analisis
konsep. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh informasi bahwa perlunya
pengembangan perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik. Pada fase prototype dilakukan perancangan produk yaitu RPP dan LKPD
berbasis model pembelajaran penemuan dengan masalah open ended untuk kelas X semester 2.
Pada fase asessment phase dilakukan uji praktikalitas dan uji efektivitas. Penelitian
pengembangan yang akan dilaksanakan ini, diharapkan dapat memperoleh perangkat
pembelajaran matematika berbasis model pembelajaran penemuan dengan masalah open
ended untuk kelas X SMA yang memiliki karakteristik valid, praktis dan efektif.
Kata Kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran, model pembelajaran penemuan, masalah
open ended.

Abstract
Problem solving skills are the main objectives of mathematics learning. Presentation of open
math problems, is an alternative to develop the problem solving ability of learners. In order for
the learning process to be effective, it needs to be supported with relevant learning tools. This is
the basis for conducting research on the development of mathematics learning tools in the form
of Learning Implementation Plan (RPP) and Student Learning Sheet (LKPD) based on discovery

Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017 279


Yulius, Irwan, & Yerizon http://e-mosharafa.org/

learning model with open ended problem, which can provide learners experience in skills,
investigate, and solve Problems related to the real world and solving open problems. The type of
research is a development study using a Plomp model consisting of three phases: preliminary
research, prototype, and asessment phase. In the preliminary research phase, analysis is done in
the form of needs analysis, learner analysis, curriculum analysis, and concept analysis. From the
results of the analysis has been obtained information that the need for the development of
learning tools that can improve students' problem solving skills. In the prototype phase, the
product design is RPP and LKPD based on discovery learning model with open ended problem for
class X semester 2. In the phase phase phase, it is tested by practicality and effectiveness test. The
development research that will be carried out is expected to be able to obtain the learning device
of mathematics based on discovery learning model with open ended problem for class X high
school that has valid, practical and effective characteristics.
Keyword: Development, learning device, discovery learning model, open ended problem.

I. PENDAHULUAN diajarkan kepada peserta didik pada setiap


Matematika merupakan salah satu ilmu jenjang pendidikan mulai dari sekolah
dasar yang memiliki peranan penting dasar sampai perguruan tinggi. Hal
dalam perkembangan berbagai disiplin tersebut diperlukan untuk membekali
dan teknologi modern serta memajukan peserta didik dengan kemampuan berpikir
daya pikir manusia. Perkembangan pesat logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan
di bidang teknologi informasi dan kreatif, serta kemampuan untuk
komunikasi dewasa ini dilandasi oleh memecahkan masalah-masalah yang
perkembangan matematika di bidang teori muncul dalam kehidupan sehari-hari.
bilangan, aljabar, analisis, teori peluang Kemampuan-kemampuan tersebut dapat
dan matematika diskrit. Untuk menguasai ditumbuhkembangkan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan pembelajaran matematika yang
teknologi maka diperlukan pemahaman menitikberatkan pada sistem, struktur,
terhadap matematika sebagai konsep, prinsip, serta kaitan antara suatu
landasannya. National Council of Teacher unsur dengan unsur lainnya yang
Mathematics (NCTM, 2000) menyatakan aplikasinya sangat diperlukan dalam
pentingnya pelajaran matematika yaitu kehidupan sehari-hari.
seseorang yang mampu memahami dan Ada beberapa tujuan pembelajaran
dapat menggunakan matematika akan matematika yang harus dicapai oleh
memiliki kesempatan dan pilihan yang peserta didik yang dituangkan dalam
berarti dalam membentuk masa depan. Permendikbud Nomor 59 tahun 2014,
Seluruh peserta didik seharusnya memiliki salah satunya yaitu agar peserta didik
kesempatan dan dukungan untuk memiliki kemampuan pemecahkan
mempelajari matematika secara masalah yang meliputi kemampuan
mendalam dan menyeluruh. memahami masalah, membangun model
Mengingat pentingnya matematika, matematika, menyelesaikan model dan
maka pelajaran matematika perlu menafsirkan solusi yang diperoleh
termasuk dalam rangka memecahkan

280 Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017


Yulius, Irwan, & Yerizon p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

masalah dalam kehidupan sehari-hari rendah. Oleh karena itu, peserta didik
(dunia nyata). Penting kiranya untuk masih perlu mendapat perhatian dan
memperkenalkan dan membiasakan pengembangan dalam program
peserta didik mengasah kemampuan pembelajaran di sekolah.
mereka dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil tes kemampuan
Dalam NCTM dinyatakan bahwa pemecahan masalah yang diberikan pada
kemampuan pemecahan masalah peserta didik SMA kelas X, diperoleh
merupakan salah satu tujuan utama dalam bahwa kemampuan peserta didik dalam
program pembelajaran matematika di menyelesaikan soal-soal pemecahan
sekolah. Sejalan dengan itu, Russeffendi masalah masih rendah. Ada beberapa hal
(2006) berpendapat bahwa kemampuan yang diperkirakan menjadi penyebab
pemecahan masalah amatlah penting rendahnya kemampuan pemecahan
dalam pembelajaran matematika, bukan masalah matematis peserta didik yaitu:
saja bagi mereka yang dikemudian hari proses pembelajaran yang belum
akan mendalami atau mempelajari maksimal dalam meningkatkan
matematika, melainkan juga bagi mereka kemampuan pemecahan masalah peserta
yang akan menerapkannya dalam bidang didik, peserta didik tidak terbiasa
studi lain dan dalam kehidupan sehari- mengerjakan soal-soal pemecahan
hari. Oleh karena itu, pemecahan masalah masalah dan peserta didik belum
menjadi fokus penting dalam difasilitasi untuk melakukan kegiatan yang
pembelajaran matematika sekolah mulai dapat meningkatkan kemampuan
jenjang sekolah dasar sampai sekolah pemecahan masalah mereka. Oleh karena
menengah. itu, guru sebagai seseorang yang memiliki
Hasil penelitian yang dilakukan The peran besar dalam proses pembelajaran,
National Assesment of Education Progress perlu melakukan suatu upaya untuk
(NAEP) (Suherman, 2003) menunjukkan menciptakan pembelajaran yang efektif
bahwa sekitar 30% peserta didik Indonesia guna meningkatkan kemampuan
berhasil dengan baik menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis peserta
pemecahan masalah berkaitan dengan didik.
penjumlahan/pengurangan dengan dua Salah satu usaha guru yang dapat
langkah penyelesaian. Namun, tingkat dilakukan untuk membantu peserta didik
keberhasilan peserta didik menurun dalam mencapai tujuan pembelajaran
manakala soal diganti dengan hal yang matematika yaitu dengan
tidak dikenal atau tidak biasa mereka mengembangkan perangkat
kerjakan. Hal tersebut menunjukkan pembelajaran. Perangkat pembelajaran
bahwa kemampuan peserta didik untuk merupakan alat bantu dalam
menyelesaikan soal yang tidak biasa atau memperlancar proses belajar yang
soal-soal pemecahan masalah masih penyusunannya berdasarkan pada

Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017 281


Yulius, Irwan, & Yerizon http://e-mosharafa.org/

kreatifitas guru itu sendiri. mendasari pemilihan model penemuan


Mengembangkan perangkat pembelajaran sebagai dasar pengembangan perangkat
merupakan salah satu persiapan yang pembelajaran yaitu, selain model
harus dilakukan guru sebelum memulai penemuan merupakan anjuran dari
proses pembelajaran. Perangkat kurikulum 2013, dalam pembelajaran
pembelajaran yang dikembangkan harus dengan model penemuan, guru tidak
sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan menyajikan konsep dalam bentuk final,
karakteristik peserta didik serta tetapi peserta didik dituntut untuk
mengandung semua komponen- mengorganisasikan sendiri cara belajarnya
komponen yang telah disyaratkan oleh dalam menemukan suatu konsep.
peraturan menteri pendidikan. Perangkat Penggunaan model pembelajaran
pembelajaran yang dikembangkan dapat penemuan dalam pembelajaran
berupa Rencana Pelaksanaan matematika diperkirakan akan dapat
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja meningkatkan kemampuan pemecahan
Peserta Didik (LKPD). masalah matematis peserta didik.
RPP adalah rencana kegiatan Menurut Markaban (2008) sebagai suatu
pembelajaran tatap muka untuk satu model pembelajaran yang berpusat pada
pertemuan atau lebih yang dikembangkan siswa, model pembelajaran penemuan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan mendukung kemampuan pemecahan
pembelajaran peserta didik dalam upaya masalah peserta didik. Pembelajaran
mencapai Kompetensi Dasar (KD) dengan model penemuan tidak dirancang
(Kemdikbud, 2016). LKPD merupakan untuk membantu guru memberikan
panduan yang digunakan peserta didik informasi sebanyak-banyaknya kepada
untuk melakukan kegiatan penyelidikan peserta didik, namun dikembangkan untuk
atau pemecahan masalah yang berupa membantu peserta didik mengembangkan
kumpulan dari lembaran yang berisi kemampuan berpikir, pemecahan masalah
kegiatan peserta didik. Perangkat dan keterampilan intelektual serta
pembelajaran (RPP dan LKPD) akan kreativitas dalam menemukan
optimal untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan sendiri.
peserta didik jika berlandaskan pada suatu Kreativitas peserta didik dalam
model, pendekatan, metode, atau strategi menemukan pengetahuan dan
pembelajaran. Terdapat berbagai macam menyelesaikan permasalahan mereka
model atau pendekatan yang bisa tidaklah sama. Salah satu cara yang
digunakan untuk mengembangkan dibutuhkan untuk menampung perbedaan
kemampuan pemecahan masalah pada karakteristik peserta didik dalam
peserta didik, salah satunya adalah menyelesaikan permasalah adalah dengan
penggunaan model pembelajaran menggunakan masalah open ended atau
penemuan (discovery learning). Hal yang pertanyaan-pertanyaan open ended.

282 Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017


Yulius, Irwan, & Yerizon p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

Masalah open ended dapat membantu pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
peserta didik untuk meningkatkan kurikulum, kegiatan pembelajaran di kelas,
kreativitas dalam menyelesaikan soal. Jika dan penggunaan perangkat pembelajaran
peserta didik terbiasa dalam yang biasa digunakan. Informasi yang
menyelesaikan soal yang memiliki karakter didapatkan dari observasi kelas yaitu
solusi atau strategi yang tidak tunggal, berkaitan dengan keterlaksanaan
maka peserta didik diharapkan akan perangkat pembelajaran dan proses
terbiasa untuk menyelesaikan soal-soal pembelajaran yang biasanya dilakukan di
pemecahan masalah. Dengan terbiasanya kelas. Informasi yang didapatkan dari
peserta didik dalam menyelesaikan soal angket respon peserta didik berupa
yang memiliki karakter solusi atau strategi karakteristik pembelajaran yang diinginkan
tidak tunggal maka diharapkan seperti tampilan dan desain yang
kemampuan pemecahan masalah mereka diinginkan, warna yang disukai, serta
akan meningkat. mengenai ilustrasi gambar dan animasi.
Informasi yang didapatkan dari tes
II. METODE kemampuan pemecahan masalah yaitu
Jenis penelitian ini adalah penelitian kemampuan peserta didik dalam
pengembangan dengan menggunakan menyelesaikan soal-soal pemecahan
model pengembangan Plomp. Model masalah.
pengembangan Plomp terdiri dari 3 fase Pada tahap analisis kurikulum dilakukan
yaitu fase investigasi awal (preliminary telaah terhadap kurikulum 2013 untuk
research), fase pengembangan atau mata pelajaran matematika SMA kelas X di
pembuatan prototipe (prototyping stage) semester II. Analisis ini diperlukan untuk
dan fase penilaian (assessment stage). mempelajari cakupan materi, indikator
Fase investigasi awal (preliminary pencapaian kompetensi, tujuan
research) terdiri dari analisis kebutuhan, pembelajaran dan alokasi waktu belajar.
analisis kurikulum, analisis konsep dan Analisis konsep dilakukan untuk
analisis peserta didik. Analisis kebutuhan menentukan isi dan materi pelajaran yang
dilaksanakan dengan cara melakukan diperlukan, sehingga dapat membantu
wawancara dengan guru matematika, peserta didik dalam meningkatkan
melakukan observasi kelas, pemberian kemampuan pemecahan masalah mereka.
angket respon peserta didik dan Analisis peserta didik dilakukan untuk
pemberian tes kemampuan pemecahan mengetahui karakteristik peserta didik,
masalah peserta didik. Informasi yang sehingga dapat dijadikan sebagai petunjuk
didapatkan dari wawancara dengan guru rancangan dari kualitas perangkat
mengenai proses pembelajaran yang pembelajaran. Kegiatan ini untuk
berlangsung selama ini, baik dari aspek mengetahui tingkat kognisi peserta didik,
tercapai atau tidaknya tujuan serta jenis tulisan dan warna yang disukai

Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017 283


Yulius, Irwan, & Yerizon http://e-mosharafa.org/

untuk merancang media pembelajaran. pemecahan masalah untuk peserta didik


Pada fase ini juga peneliti memperoleh serta observasi kelas.
gambaran sementara dari perangkat Informasi yang diperoleh dari hasil
pembelajaran matematika yang akan wawancara dengan guru, yaitu
dikembangkan. kemampuan peserta didik memahami
Pada prototyping stage, pembuatan konsep matematika sudah cukup bagus,
prototipe ini dilakukan evaluasi formatif. namun dalam menyelesaikan soal cerita
Fase pengembangan atau pembuatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
prototype (prototyping stage) terdiri atas hari masih belum cukup baik. Apalagi jika
prototype 1, yaitu evaluasi diri sendiri (self diberikan soal-soal tidak biasa, mereka
evaluation); prototype 2 yaitu expert akan kesulitan untuk menyelesaikannya.
review; prototype 3 yaitu evaluasi satu- Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan
satu; prototype 4, yaitu evaluasi kelompok peserta didik mengerjakan soal-soal rutin
kecil. Validasi perangkat dilakukan oleh yang diambil dari buku teks, sehingga
tiga orang dosen yaitu dosen Matematika, mereka tidak terbiasa untuk
Bahasa Indonesia, dan Teknologi menyelesaikan soal-soal non-rutin. Jika
Pendidikan. dilihat minat peserta didik dalam belajar
Pada fase penilaian (assessment stage), menggunakan bahan ajar misalnya LKPD,
dilakukan uji lapangan pada kelas X SMAN mereka memang terlihat lebih
7 Padang untuk melihat praktikalitas dan bersemangat, mereka akan berusaha
efektivitas. Data penelitian dikumpulkan menyelesaikan permasalahan, baik itu
melalui lembar self evaluation, lembar sendiri, dengan teman sebangku atau
validasi, lembar observasi dan pedoman berkelompok.
wawancara, lembar angket respon guru Berdasarkan hasil observasi di kelas,
dan peserta didik, lembar observasi proses pembelajaran sudah mengikuti
keterlaksanaan RPP, dan tes kemampuan metode pembelajaran yang dianjurkan
pemecahan masalah. dalam kurikulum 2013, namun
penerapannya belum maksimal. Guru
III. HASIL DAN PEMBAHASAN memberi penjelasan materi di depan kelas
Hasil analisis pendahuluan yang kemudian memberikan latihan yang sesuai
dilakukan di SMAN 7 Padang, diperoleh dengan yang dicontohkan. Guru sudah
beberapa informasi yang berkaitan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai
kemampuan pemecahan masalah peserta dengan RPP yang digunakan, namun RPP
didik serta keadaan proses pembelajaran tersebut masih bisa dikembangkan lagi
di kelas. Informasi tersebut diperoleh guna membantu meningkatkan
dengan melakukan wawancara terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta
guru, memberikan angket dan soal didik. Selain itu, RPP yang dikembangkan
di sekolah masih belum mencakup

284 Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017


Yulius, Irwan, & Yerizon p-ISSN: 2086-4280; e-ISSN: 2527-8827

keseluruhan komponen-komponen yang bahwa peserta didik belum mampu


disyaratkan dalam peraturan pemerintah. menyelesaikan soal-soal kemampuan
Bahan ajar yang digunakan yaitu Lembar pemecahan masalah dengan baik.
Kerja Peserta Didik (LKPD), masih dalam Pada tahap analisis kurikulum dilakukan
bentuk kumpulan latihan, bersifat statis, telaah terhadap Kurikulum 2013 untuk
belum mencakup keseluruhan kompetensi mata pelajaran matematika kelas X SMA.
dan umumnya bukan merupakan hasil Menganalisis kurikulum bertujuan untuk
karya pendidik yang bersangkutan. mengetahui apakah materi yang diajarkan
Berdasarkan hasil angket yang sudah sesuai dengan kompetensi yang
diberikan pada peserta didik diperoleh diharapkan. Analisis kurikulum difokuskan
data, sekitar 64,8% peserta didik pada analisis KI dan KD. Analisis kurikulum
menyatakan kesulitan dalam mempelajari bertujuan sebagai pedoman dalam
matematika, sebagian dari mereka pengembangan perangkat pembelajaran
mengeluhkan bahwa matematika terlalu matematika berbasis penemuan
abstrak, pembelajaran yang membosankan terbimbing untuk peserta didik kelas X
dan terlalu banyak rumus. Akan tetapi, jika SMA. Hasil analisis KI dan KD yang terdapat
diberikan soal yang rumit atau non-rutin, pada standar isi dijabarkan menjadi
maka sebanyak 82,34% peserta didik akan indikator-indikator pencapaian
merasa tertantang dan memiliki kemauan pembelajaran. Berdasarkan analisis
untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal ini tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
membuktikan bahwa peserta didik materi yang akan digunakan dalam rangka
memiliki motivasi untuk menyelesaikan pengembangan perangkat pembelajaran
permasalahan matematika. Hanya saja yaitu seluruh materi matematika kelas X
mereka belum difasilitasi atau dibiasakan SMA yaitu Trigonometri yang meliputi:
untuk menyelesaikan soal non-rutin, Perbandingan trigonometri, perbandingan
karena selama ini mereka terbiasa trigonometri sudut berelas, perbandingan
menyelesaikan soal rutin yang sudah ada trigonometri di semua kuadran, aturan
pada buku teks, dimana penyelesaian soal sinus dan cosinus, dan grafik fungsi
rutin ini tidak memerlukan algoritma trigonometri.
khusus untuk menyelesaikannya. Analisis peserta didik dilakukan untuk
Hasil tes kemampuan pemecahan mengetahui karakteristik peserta didik
masalah yang diberikan pada peserta kelas X di SMAN 7 Padang yang terdaftar
didik, diperoleh skor rata-rata kelas yang pada tahun ajaran 2016/2017, sehingga
masih jauh dari skor ideal yang dapat dijadikan sebagai petunjuk
diharapkan. Adapun rata-rata skor ideal rancangan dari kualitas perangkat
untuk tes tersebut adalah 27,00, pembelajaran. Informasi yang diperoleh
sedangkan rata-rata kelas yang diperoleh dari analisis peserta didik yaitu peserta
hanya 11,36. Hal tersebut menunjukkan didik membutuhkan bahan ajar dalam

Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017 285


Yulius, Irwan, & Yerizon http://e-mosharafa.org/

memahami materi pelajaran, seperti LKPD. penemuan dengan masalah open ended
Kegiatan ini untuk mengetahui tingkat berupa RPP dan LKPD. Hasil dari analisis
kognisi peserta didik, visualisasi dan kurikulum yaitu terdapat perubahan
tampilan LKPD yang diinginkan, serta jenis urutan KD dengan tujuan. Hasil dari
tulisan dan warna yang disukai peserta analisis peserta didik adalah karakteristik
didik untuk merancang LKPD untuk perangkat pembelajaran yang disesuaikan
pembelajaran. dengan karakteristik peserta didik.
Sedangkan hasil analisis konsep berupa
IV. PENUTUP urutan materi pelajaran yang dibutuhkan
Penelitian ini merupakan penelitian dalam pengembangan agar indikator
pengembangan untuk menghasilkan pencapaian kompetensi bisa tercapai.
perangkat pembelajaran berupa LKPD dan
RPP berbasis model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
penemuan dengan masalah open ended Kemdikbud. 2016. Peraturan Menteri
yang valid, praktis dan efektif. Berdasarkan Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
penelitian yang akan dilakukan, maka 22 tahun 2016 tentang Standar
diharapkan pengembangan perangkat Proses. Jakarta: Kemdikbud.
pembelajaran matematika dengan Markaban. 2008. Model Penemuan
berbasis pada model penemuan Terbimbing pada Pembelajaran
terbimbing dan masalah-masalah open Matematika SMK. Yogyakarta:
ended dapat meningkatkan meningkatkan Departemen pendidikan nasional
kemampuan pemecahan masalah peserta direktorat jenderal peningkatan mutu
didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian pendidikan dan tenaga kependidikan.
pengembangan dengan model Plomp yang NCTM. 2000. Principles and Standars for
terdiri dari tiga fase yaitu fase investigasi School Mathematics. Reston, VA:
awal, fase pengembangan atau NCTM.
pembuatan prototipe dan fase penilaian. Ruseffendi, ET. 2006. Pengantar Kepada
Pada fase investigasi awal dilaksanakan Membantu Guru Mengembangkan
analisis kebutuhan, analisis kurikulum, Kompetensinya dalam Pengajaran
analisis peserta didik dan analisis konsep Matematika untuk Meningkatkan
sebagai langkah awal untuk melakukan CBSA. Bandung: Tarsito.
penelitian pengembangan perangkat Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi
pembelajaran. Hasil pada analisis Pembelajaran Matematika
kebutuhan berupa karakteristik perangkat Kontemporer. Bandung: UPI.
pembelajaran yang diinginkan yaitu
perangkat pembelajaran berbasis model

286 Jurnal “Mosharafa”, Volume 6, Nomor 2, Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai