Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PTK ATAU PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA SMP

Posted by N NurulRabu, 15 Februari 20120 komentar

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabat, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini. (Puskur, 2006). Mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistimatis, kritis dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika dalam dokumen ini disusun sebagai
landasan

pembelajaran

dimaksudkan

pula

untuk

untuk

mengembangkan

mengembangkan

kemampuan

kemampuan

tersebut

menggunakan

diatas.

Selain

matematika

itu

dalam

pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan symbol,
label,

diagram

dan

media

lain.

(Puskur,

2006).

Pendekatan pemecahan masalah merupakan focus dalam pembelajaran matematika yang


mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal
dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
menyelesaikan

masalah

dan

menafsirkan

solusinya,

Dalam

setiap

kesempatan,

pembelajaranmatematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan


situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara
bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti
komputer, alat peraga atau media lainnya.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, label, diagram atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah. Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan
SMP/MTs meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri dan pengukuran
4. Statistik dan Peluang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang selalu mendapat perhatian.
Mata

pelajaran

memprihatinkan.

ini

pada

setiap

Ujian

Padahal matematika

Akhir

Semester

merupakan

sarana

selalu

menempati

angka

penunjang bagi ilmu Iain

yang
baik

pengetahuan alam maupun ilmu-ilmu sosial lainnya. Oleh karena itu masalah pernbelajaran
matematika di sekolah harus segera diatasi.
Selama ini pembelajaran matematika cenderung rnonoton, dimana guru hanya memberikan
contoh yang dilanjutkan dengan pemberian tugas oleh guru jauh lebih sukar dari pada contoh
yang diajarkan. Proses pembelajaran diatas berdampak pada semakin menurunnya pemahaman
dan hasil, serta aktivitas belajar siswa. Tugas yang rnernberatkan bagi anak justru berbalik pada
keengganan anak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berimplikasi pada
kejiwaan anak untuk selalu menghindari hal-hal atau materi pelajaran yang berhubungan dengan
menghitung.
Dari analisis hasil ulangan harian di Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang
semester ganjil untuk materi pembagian diperoleh nilai rata-rata sebesar 5,2 (64%) sedangkan
siswa yang yang memperoleh nilai 6 keatas sebesar 36 %. Dengan demikian sebagian besar siswa
Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon, Kab. Pandeglang

masih mengalami kesulitan dalam

memahami konsep pembagian dan operasinya. Ketidaktuntasan ini merupakan masalah yang
harus segera diatasi karena pemahaman konsep matematika merupakan dasar bagi kelanjutan
belajar siswa pada pelajaran matematika selanjutnya. Dari hasil observasi dan wawancara dengan
guru-guru kelas lainnya, masalah inipun dialami oleh mereka dimana para guru mengalami
kesulitan untuk menanamkan konsep pembagian terhadap siswa, sekalipun mereka sudah
mengupayakan siswa untuk menghafal dari I sampai 100 melalui tabel pembagian yang dirancang
guru. Oleh karena itu penulis termotivasi dan menganggap masalah ini sangat penting dan harus
sesegera mungkin diatasi.
Metode latihan yang disebut juga "dril"l atau metode "training" merupakan suatu cara
pembelajaran yang baik untuk menanamkan kebiasaan- kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana
untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah merupakan kenyataan. Metoda drill ini juga
dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan keterampilan
latihan tentang sesuatu yang dipelajari (Mansyur, 1981).
Dengan melakukannya secara praktis pemahaman konsep matematika, anak dapat disempurnakan
dan dikembangkan. Dengan demikian metode drill ini bukan hanya sekedar melaksanakan latihan
secara membabi buta. Secara mekanis bukan sekedar asal mengulang, melainkan melaksanakan
latihan dengan pengertian dan mempunyai tujuan yang jelas sesuai dengan perkembangan dan
permasalahan yang dihadapi anak.
Latihan dilaksanakan dengan pengertian, berarti siswa tidak asal melaksanakan latihan-latihan.
Untuk mendapatkan perkembangan dalam pengetahuan atau perkembangan dalam kecakapan,
diperlukan adanya tujuan, proses drill atau latihan harus dilaksanakan secara efektif. Sehingga
latihan (drill) yang dilaksanakan dapat :
a.

Membentuk kebiasaan, ketepatan dan kecepatan siswa dalam memahami konsep belaj ar

matematika.
b.

Memanfaatkan kebiasaan-kebiasaan dalam membentuk konsentrasi siswa dalam belajar.

c.

Membentuk kebiasaan yang komplek menjadi sederhana.

Dalam melaksanakan metode latihan kaitannya dengan pembelajaran matematika (pembagian),


guru hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a.

Memberi contoh dengan jelas materi yang akan dilatihkan.

b.

Selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam operasi pembagian.

c.

Memperhitungkan

tingkat

latihan

yang

perlu

dicapai

sesuai

dengan

tahap-tahap

perkembangan siswa serta permasalahan yang muncul.


d.

Perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan untuk merangsang aktivitas dan

pemahaman siswa.
Dari uraian diatas jelas bahwa latihan yang terstruktur bagi siswa dalam pembelajaran matematika
merupakan hal yang sangat penting. Latihan atau drill yang diorganisasikan dengan baik dapat
meningkatkan kebiasaan. ketepatan dan kecepatan siswa dalam memahami konsep belajar
matematika. Oleh karena itu peneliti mencoba memecahkan masalah ini melalui metode drill.
Metode ini dipilih karena menurut peneliti dengan metode drill ini akan memberikan kesempatan
lebih luas bagi siswa untuk memahami dan menyelesaikan operasi pembagian.

B. Perumusan Dan Pemecahan Masalah


1) Perumusan Masalah
Untuk memperrnudah dalam menganalisa hasil permasalahan, maka penjabaran permasalahan
dirumuskan sebagai berikut:
a.

Apakah metode drill dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa Kelas VII G

SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang


b.

Apakah metode drill dapat meningkatkan pemahaman Persamaan Linear Satu Variabel bagi

siswa Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang


2) Pemecahan masalah
Untuk mengatasi masalah diatas peneliti mengupayakan suatu bentuk proses belajar mengajar
yang dapat mendorong aktivitas dan sekaligus juga dapat meningkatkan hasil belajar. Peneliti
berpendapat jika siswa diberikan kesempatan untuk terus berlatih atau terus mencoba secara
berulang-ulang secara terstruktur maka akan membantu pemahamannya, sehingga siswa dapat
memecahkan masalah yang dihadapi ketika mereka menyelesaikan soal operasi pembagian.
Metode latihan atau drill yang diorganisasikan dengan baik dapat Meningkatkan kebiasaan,
ketepatan dan kebiasaan siswa dalam memahami konsep (Mansyur, 1981). Metode drill
merupakan metode yang memberikan kesempatan yang besar terhadap siswa untuk berlatih,
mencoba dan memperbaiki kesalahan yang pada akhirnya siswa akan dapat dengan sendirinya
menemukan jalan penyelesaiannya.
C. Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.

Efektiftivitas penerapan metode drill terhadap peningkatan aktivitas belajar matematika

siswa Kelas VII G-SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang


b.

Efektiftivitas penerapan metode drill terhadap peningkatkan pemahaman Persamaan Linear

Satu Variabelbagi siswa Kelas VII G SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang diselenggarakan diharapkan bermanfaat bagi :

a.

Siswa : dengan penelitian ini akan memberikan motivasi, sehingga siswa selalu senang dan

menyukai matematika, serta akan terbiasa mengerjakan soal matematika yang lain dengan
metode drill.
b.

Guru : hasil penelitian dapat memberikan penjelasan yang mendasar bagi guru-guru memilih

dan menggunakan metode drill sebagai salah satu altematif metode yang digunakan dalam
pembelajaran .
c.

Sekolah : akan mendorong peningkatan hasil belajar secara umum sehingga rata-rata hasil

belajar matematika di SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang

akan meningkat. Hasil penelitian

ini juga akan memberikan dasar arahan kebijakan kepala sekolah dalam memilih metode yang
akan digunakanoleh tenaga edukatif lain di SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang .
E. Ruang Lingkup Pbnelitian
Penelitian ini dititik beratkan pada penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode drill,
sebagai upaya dalam memperbaiki aktivitas dan hasil belajar. Batasan-batasannya adalah sebagai
berikut :
a.

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar

berlangsung.
b.

Hasil belajar adalah hasil evaluasi yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelaj aran

dengan menggunakan teknik drill.


c.

Pembelajaran

dengan

menggunakan

teknik

drill

adalah

suatu

pembelajaran

yang

dilaksanakan secara berulang-ulang dan melalui beberapa siklus.


BAB II KAJIAN TEORI
Kata matematika berasal dari bahasa Latin mathematica, yang mula-mula berasal dari kata Yunani
mathematike yang berarti pengetahuan atau ilmu, kata mathematike berkaitan pula dengan kata
mathenein yang berarti berfikir atau belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia matematika
diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Depdikbud).
Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan
sosial, ekonomi dan alam (Kline, 1973). Jika kita mengartikan matematika sebagai ilmu, maka
matematika adalah salah satu cabang ilmu yang tersusun secara sistematis dan eksak. Pengertian
eksak tersebut tidak berarti bahwa matematika eksak secara mutlak, akan tetapi matematika
sebagai ilmu lebih eksak dari pada ilmu-ilmu sosial dan lebih eksak dari pada ilmu-ilmu fisik. Oleh
karena sifatnya yang eksak ini maka matematika sering kali disebut sebagai ilmu pasti.
Jika kita menengok sejarah perkembangan dari matematika nampak matematika dikembangkan
secara tidak teratur dalam arti secara berulang dan bahkan boleh dikatakan secara serampangan,
secara sebagian-sebagian,dan secara tetus-menerus mengalami perubahan baik metode maupun
isinya. Hal ini dikarenakan adanya bermacam alasan orang dalam mengembangkan matematika,
yakni ada orang yang mengembangkan matematika untuk keperluan penggunaan diluar
matematika

dan

ada

orang

yang

mengembangkan

matematika

dalam

penggunaan

dan

pengembangan matematika itu sendiri.


A. Metode Pcmbelajaran Matematika
Matematika mulai diajarkan di sekolah dasar merupakan hal yang sangat tepat, mengingat
matematika telah telah terbukti sangat bermanfaat bagi siswa baik dalam mempelajari pelajaran
lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun perlu disadari bahwa matematika bagi sebagian
siswa merupakan pelajaran yang sangat sulit, sehingga seringkali kita temui siswa Sekolah

Menengah Pertama tidak menyenangi pelajaran matematika, dan sering pula kita temui siswa yang
pada mulanya menyenangi pelajaran matematika kemudian tidak menyenangi. Sebagai guru
hendaknya kita mampu mengantisipasi agar keadaan seperti diatas tidak terjadi. Oleh karena itu
guru harus mampu mengembangkan metode pembelajarun yang mampu mendorong minat siswa
untuk mempelajari semua mata pelajaran.
B. Aktivitas Belajar Matematika
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar. Aktivitas belajar
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa selain secara fisik maupun mental.
Aktivitas belajar menurut Sudirman (1992:95), merupakan kegiatan yang penting dalam belajar.
Aktivitas belajar mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran, bertanya pada hal-hal yang kurang jelas, mencatat, mendengarkan,
berfikir, membaca atau kegiatan yang dapat menunjang prestasi belajar. Sedangkan Djamarah dan
Zain (1996 : 44) menyatakan bahwa keaktivan anak didik tidak hanya dari segi fisik tetapi juga
dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kuiang akttf maka
kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sekolah sebagai salah satu pusat kegiatan
belajar merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat
dilakakukan oleh siswa di sekolah. paul B. Diedrich (Sardinian, 1992: 100 ) menggolongkan
aktifitas siswa ke dalam 8 jenis kegiatan, yaitu :
a.

visual activities, termasuk didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,

percobaan, dan percobaan orang lain.


b.

Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan

pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.


c.

Listening activities, misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

d.

writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

e.

Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram

f.

Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan membuat

beternak
g.

Mental activities, memecahkan soal, keputusan. konstruksi, model, mereparasi, bermain,

berkebun dan sebagai contoh misalnya menanggap, mengingat, menganalisis, melihat hubungan
dan mengambil
h.

Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,

berani, tenang, dan gugup.


Jadi dengan klasifikasi aktivitas diatas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks
dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, sekolah akan
menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan dapat memperlancar peranannya sebagai alat
transformasi kebudayaan.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran, bahwa hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
puncak proses belajar.
Ahmadi (1984 : 35) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu
usaha, dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat
dilihat pada nilai setiap mengikuti tes. walaupun telah banyak alat untuk membantu orang
melakukan perhitungan dengan cepat, namun berhitung dengan cepat dan tepat tanpa alat dalam
bela-jar matematika di sekolah tetap diperlukan drill atau latihan.

Tujuan menggunakan metode drill atau latihan dalam pembelajaran matematika adalah untuk
meningkatkan kemampuan, kecepatan dan ketepatan dalam mengingat fakta-fakta dasar serta
mengungkapkan kembali ingatannya, misalnya di Sekolah Menengah Pertama kelas 2, setelah
siswa memahami operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat I
sampai dengan 100, akhimya siswa dituntut untuk mampu mengerjakan operasi itu dengan cepat
dan tepat. Tentunya hal ini memerlukan ingatan (hafalan) dari siswa. oleh karena itu metode drill
sangat tepat digunakan disini. Jelas bahwa tujuan penggunaan metode drill atau latihan dalam
pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan kecepatan dan kecermatan siswa dalam
belajar matematika.
Yang perlu diperhatikan guru dalam penetapan metode drill adalah bila perlu saja, sebab
pembelajaran yang menekankan keterampilan saja tanpa pengertian dan sedikit aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari akan sedikit yang dapat diingat siswa. Penetapan metode drill harus tepat
waktu, artinya jika terlalu dini maka memungkinkan siswa-siswa yang belum paham fakta dan
algoritma akan menjadi lamban dalam menyelesaikan soal atau masalah, karena masih ada yang
belum dipahami. Tetapi bila pemberian drill atau latihan terlambat, maka siswa akan lambat dan
mengalami kesulitan dalam belajar materi berikutnya yang terkait. Misalnya pada pembelajaran
matematika, banyak siswa yang terampil berhitung. tetapi banyak pula siswa yang tidak
memahami konsep operasi bilangan.
Pembelajaran pada dasamya menciptakan suasana agar siswa mau belajar dan menyiapkan
substansi yang dipelajari. Keberhasilan belajar dalam mempelajari suatu materi pelajaran (subject
matter) terletak pada pembelajar, pengelola belajar, kondisi belajar (condition of learning)
membangun struktur koqnitif pada bangunan pengetahuan awal dan mempresentasikan kembali
secara benar.
Pengelolaan

belajar

dan

kondisi

belajar

seseorang

mempengaruhi

proses

pembangunan

pengetahuan dan struktur koqnitif pembelajar, kondisi belajar berkaitan dengan materi atau topik
yang

dipelajari

(content)

dan

pengelolaan

belajar

berkaitan

dengan

cara

membangun

pengetahuan. Dalam pembelajaran matematika pun pembangunan pemahaman terhadap operasioperasi matematika dan konsep-konsep matematika bergantung pada kesiapan dan kemampuan
seseorang untuk membangunnya. oleh karena itu guru harus dapat menciptakan interaksi belajar
yang dapat membantu siswa membangun kesiapan belajarnya, dalam hal ini adalah kemampuan
dalam membangun materi.
Kondisi belajar mengajar yang dibangun oleh guru harus juga dapat membangun pemahaman
siswa serta dapat mendorong aktivitas siswa. Mctode drill (Sudirrnan : 1998 : 64) merupakan
metode yang mendorong siswa untuk mengulangi beberapa kegiaian sampai dapat menemukan
jawabannya. Dalam hal ini drill dapat digunakan sebagai metode latihan. Kegiatan yang dilakukan
adalah dengan mengulang-ulang kegiatan belajar sampai siswa dapat memecahkan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN


A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 22 Ujung Kulon , Kab. Pandeglang

dengan mengambil salah

asatu kelas, yaitu Kelas VII G sebagai subyek penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Dengan demikian penelitian ini
berlangsung kurang lebih sampai dengan satu bulan ( Minggu II Agustus sampai dengan Minggu II
September 2011).
B. Jenis dan Sasaran Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas dan sasaran yang di teliti adalah
aktivitas dan hasil belajar siswa.
C. Jenis Data
Ada dua jenis data yang menjadi sumber dari penelitian ini, yaitu :
1)

Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap setiap aktivitas yang

dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran.


2)

Data kuantitatif, yaitu data yang bersumber pada evaluasi hasil belajar siswa.

D. Teknik Pengumpuian Data


Data dikumpulkan melalui observasi, calatan harian, tes kemampuan pemahaman matematika.
a.

Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan pemahaman siswa dan diukur melalui aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai pendukung untuk menuju kepada pemahaman
konsep operasi hitung campuran. Di dalam observasi diantaranya akan melihat peningkatan proses
pembelajaran yang meliputi peningkatan frekuensi dan kualitatas pertanyaan, jawaban atau
sanggahan siswa kepada guru maupun sesama temannya selama interaksi belajar mengajar. Data
aktivitas ini diperoleh dengan menggunakan lembar observasi, mengisi check list dengan tanda V.
b.

Jurnal Harian

Seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran tidak semuanya tercantum dalam lembar observasi.
oleh karena itu dilengkapi lagi dengan jurnal harian I catatan harian yang merupakan alat bantu
perekam yang paling sederhana. Perilaku khusus siswa dan guru maupun permasalahan yang
dapat dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan langkah-langkah berikutnya bisa dicatat dalam
jurnal harian tersebut. Dalam jurnal ini pun dimasukkan catatan mengenai kegiatan guru yang
berlangsung di dalam kelas.
c.

Data Test Kemampuan Pemahaman Matematika pada Konsep operasi Hitung Campuran pada

Siklus I dan II
Data ini juga memanfaatkan data kuantitatif yang diambil dari setiap siklus, baik dari siklus I
sampai siklus II. Hal ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya pelaksanaan siklus dapat diketahui
dan kemajuan perkembangan yang didapat oleh siswa dengan pembelajaran metode drill. Dengan
demikian hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan, pertimbangan, dan bahan refleksi untuk
merencanakan pelaksanaan pada siklus berikutnya.
d.

Foto.

Untuk merekam peristiwa penting seperti aspek kegiatan kelas, aktivitas kelas atau untuk
memperjelas data dan hasil observasi dari pene litian ini, digunakan foto. Foto ini juga dapat
membantu dalam evaluasi tentang data-data lainnya.
E. Instrumen Peneiitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Seperangkat soal tes pada siklus I, siklus II dan tugas rumah.
2. Lembar kegiatan siswa
3. Lembar observasi
4. Catatan lapangan
F. Analisis Data
1.

Data Observasi

Data observasi ini diambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh kolaburator sebagai observer,
yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dikelas. pengolahannya dengan
menggunakan mmus: A/Bx 100%
Dimana =
A : frekuensi aktivitas yang teramati (bertanya, menjawab, menyanggah, mengemukakan
pendapat)
B : frekuensi semua aktivitas pada lembar observasi
2.

Data Jurnal Harian

Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan. Penelitian
berlangsung baik pada siklus I dan siklus II.
3. Data Test Hasil Belajar
4. Hasil pretest dan postest pada masing-masing siklus, peneliti menentukan nilai setiap siswa
dengan pemberian nilai skala 100. Kemudian menentukan banyaknya siswa yang mendapat nilai >
60 Banyaknya siswa yang mendapat nilai > 60 dihitung persentasinya
G. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan

tindakan

penelitian

ini

akan

dilakukan

dengan

tahap-tahap

perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan refleksi yang akan membentuk siklus.


H. IndikatorKeberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah 70 % siswa

aktif dalam kegiatan

pembelajaran dan adanya peningkatan hasil belajar.


Siklus 1

Perencanaan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah

Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengaja

yaitu dengan pembelajaran metode drill

Menentukan pokok bahasan

Mengembangkan skenariopembelajaran

Menyusun bahan ajar

Menyiapkan sumber belajar seperti buku

Mengembangkan format evaluasi

Mengembangkan format observasi pembelajaran


Tindakan

Menetapkan tindakan mengacu pada skenario pembelajaran yang telah ditetapkan.

Melakukan evaluasi yaitu dalam bentuk test kemampuan pemahaman matematika

Pengamatan
Melakukan observasi dengan memakai format observasi

Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan

waktu dari tindakan yang telah dilakukan.

Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario


Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus

berikutnya
Evaluasi tindakan
Indikator keberhasilan Siklus I

Instrumen - instrument yang telah disiapkan pada siklus satu dapat terlaksana semua

Siswa mampu belajar atau berdikusi dengan teman dalam membahas tugas yang diberikan

Siswa mampu belajar dalam kelompok

Hampir > 50% siswa mendapatkan nilai sama dengan atau di atas 65 pada test kemampuan

pemahaman matematika
Selain itu berdasarkan pengamatan, siswa aktif hampir sama dengan atau di atas 50%

Siklus 2

Perencanaan

Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah Pengembangan program

tindakan Tindakan
Melaksanakan program tindakan

Pengamatan
Pengumpulan data tindakan II

Refleksi
Evaluasi tindakan II
Indikator keberhasilan Siklus II

Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada siklus I dapat terlaksana semua

Aktivitas siswa dalam belajar atau berdiskusi meningkat

Adanya peningkatan siswa mampu belajar kelompok

Hampir sama atau diatas 60% siswa mendapatkan nilai sama atau diatas 65 pada test

kemampuan pemahaman matematika


Selain itu berdasarkan pengamatan siswa aktif sama atau diatas 70%.

Anda mungkin juga menyukai