Anda di halaman 1dari 8

Analisis Minat Belajar Peserta Didik Terhadap Mata Pelajaran Fisika Berdasarkan

Tingkatan Kelas

Aufi Arya Nur Arif, Sayyidah Mahtari, dan Mustika Wati


Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia

Abstrak
Minat pada dasarnya merupakan keinginan yang kuat berasal dari diri sendiri agar bisa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran,
Kata Kunci:

Abstract
Fisika merupakan pembelajaran yang sistematis, selain untuk melatihkan berpikir kritis dan
penalaran maka dari itu fisika harus handal dalam matematika serta logika dalam berpikir
(Supardi, et al, 2015). Pelajaran fisika dinilai penting diajarkan di sekolah karena dengan
mempelajari fisika dapat membangkitkan daya berfikir yang berfungsi untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Chodijah, et al, 2012). Indonesia masih
dikatagorikan mempunyai pendidikan yang rendah. Peristiwa ini dikarenakan beberapa faktor
seperti masih banyak siswa yang membolos ketika waktu pembelajaran, Kecurangan seperti
mencontek saat diberikan tugas serta minat akan siswa pada mata pelajaran fisika yang rendah,
juga guru yang mengajar yang terkesan mononton sehingga siswa tidak tertarik (Yolviansyah, et
al , 2020). berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Sari (2009), saat guru sedang
menjelaskan suatu materi bisa terlihat bahwa ada beberapa siswa yang mengantuk, mengobrol
bahkan ada yang mengantuk pada saat peroses belajar mengajar berlangsung sehingga
mempengaruhi proses belajar mengajar.
Minat pada dasarnya merupakan keinginan yang kuat berasal dari diri sendiri agar bisa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, Minat merupakan daya atau kemauan dari dalam diri
siswa agar bisa melakukan yang terbaik dan terarah dalam proses pembelajaran (Ricardo &
Meilani, 2017). Minat belajar juga adalah salah satu dari sekian faktor yang mampu
mengkatagorikan siswa yang mempunyai nilai akedemik yang tinggi dan siswa yang kurang
dalam nilai akedemiknya (Keller, 2016). Minat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar
pada pembelajaran, karena jika suatu pelajaran kurang diminati, siswa akan cenderung tidak
akan tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan kurang dalam semangat belajarnya (Husna, et al
, 2022). Sehingga bisa disimpulkan minat belajar suatu keinganan yang kuat demi
memaksimalkan potensi diri. Model Rasch merupakan model dari IRT yang sudah tidak asing
dilakukan pada penelitian. Pada model ini berpendapat bahwa dari segala item didiskriminasikan
secara kolektif juga tidak akan bisa diperoleh jawabannya jika hanya menggunakan tebakan
(Nurcahyo, 2016). Kelebihannya yaitu : dapat memprediksi data yang miss, yang berdasar
dengan pola respon yang teratur; dapat memperoleh hasil pengukuran standar error untuk
instrument yang digunakan yang mampu menambah keakuratan data; dan kalibrasi yang
dilakukan sekaligus dalam tiga hal yaitu skala pengukuran, responden, dan butir soal (Sumintono
& Widhiarso, 2015). Kelebihan ini sangat tepat digunakan pada penelitian ini sebab dapat
memperkirakan kemampuan butir soal EBAS mata pelajaran fisika terhadap siswa. Model Rasch
dinilai lebih baik diterapkan daripada menggunakan analisis klasik (Palimbong & Mujasam,
2018)
Berdasarkan penelitian Husna, Kurniawan, & Maison, (2022), terlihat bahwa siswa yang
menjadi peserta uji coba di sekolah mempunyai katagori minat belajar fisika yang cenderung
rendah, yaitu hanya sebesar 55,7% dari semua peserta yang diuji coba. Sedangkan penelitian dari
Fatonah, Dkk (2020) diperoleh siswa mempunyai minat terhadap pembelajaran Fisika dengan
kategori yang kurang, yaitu hanya sebanyak 45%. Hasil penelitian yang didapatkan
menggunakan metode yang sama yaitu menggunakan metode wawancara dan angket akan tetapi
hasil yang yang diperoleh berkebalikan yang mana perolehan hasil minat siswa terhadap
pembelajaran Fisika berbeda-beda sehingga hal ini menarik untuk dikaji kembali apalagi dengan
metode yang lain, yaitu dengan mensurvey tempat terlabih dahulu lalu meyebarkan angket
dengan tingkatan kelas yang berbeda dan hasil akan diuji menggunakan Model Rasch untuk
mengetahui lebih detail permasalahan yang lebih mendetail tentang minat belajar fisika.
Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti memiliki hal yang bermaksud
untuk melakukan penelitian yang berlandaskan kepada analisis minat belajar peserta didik
terhadap mata pelajaran fisika berdasarkan tingkatan kelas.
METODE
Metode yang digunakan yaitu dengan metode survey dimana instrumennya merupakan
angket yang bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa pada pelajaran Fisika berdasarkan
tingkatan kelas. Jenis data yaitu data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan hasil dari angket
respon siswa/i. Teknik pengumpulan data yakni angket minat belajar siswa yang sudah divalidasi
oleh 2 orang dosen sebagai validator dan sudah di uji cobakan kepada beberapa orang
mahasiswa. Instrumen terdiri dari 15 pertanyaan berupa pertanyaan positif dan pertanyaan
negatif yang mana skala likert digunakan sebagai tolak ukur penilaian siswa.
Objek penelitian berupa angket minat belajar siswa untuk mengetahui minat belajar siswa
pada pelajaran Fisika berdasarkan tingkatan kelas di sekolah menengah atas. Sedangkan subjek
uji coba penelitian yaitu siswa/i kelas X, XI, dan XII MAN 1 Banjarmasin yang berjumlah 82
orang. Berdasarkan jumlah siswa tersebut, hanya 72 data yang di analisis dengan masing-masing
24 data di setiap kelasnya, karena terdapat beberapa data dimana banyak butir item tidak
direspon/dijawab oleh siswa. Data tersebut tidak dianalis karena dapat mempengaruhi kualitas
data.
Tingkat kesukaran soal
Angket yang sudah divalidasi kemudian dianalisis statistik untuk mengetahui nilai
validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui nilai validitas suatu angket
dan layak atau tidaknya disebarkan. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan
aplikasi winstep. Sedangkan reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
angket yang akan disebarkan bersifat reliabel. Angket dapat dikatakan reliabel jika angket
dengan data sama namun digunakan berkali-kali pada waktu berbeda tetap menghasilkan nilai
yang sama/konstan. Uji reliabilitas ini dapat dilakukan menggunakan aplikasi winstep dengan
Person Measure
Teknik analisis data menggunakan model Rasch. Model ini digunakan karna dapat
memberikan informasi kepada peneliti kualitas dari data respon peserta didik dan hubungan
antara responden dengan item butir soal. Analisis item butir menggunakan model ini juga dapat
menampilkan item yang bias. Kriteria ketercapaian item MNSQ (Outfit Mean Square) adalah
0,5< MNSQ <1,5 , dan nilai ZTSD (Outfit Z-Standard) adalah : −2,0< ZTSD <+2,0.
Tabel 1. Kriteria minat belajar siswa terhadap Mata Pelajaran Fisika

Skor (%) Kategori


0-39 Sangat Kurang
40-55 Kurang
56-65 Cukup
66-79 Baik
80-100 Sangat Baik

HASIL DAN PEMBAHASAN


Salah satu keistimewaan dari analisa menggunakan Rasch dengan menggunakan winstep yaitu
ada fitur peta yang bisa mendiskripsikan persebaran kemampuan siswa dan soal yang diberikan.
Peta ini disebut dengan Wright Map yang merupakan peta person-item.

Gambar 1 Data variable maps


keterangan:
1) nilai median (M)
2) satu deviasi standar , SD (S)
3) dua deviasi standar (T)
Pada sisi kiri adalah pesebaran kemampuan subjek, sedangkan pada sisi kanan adalah pesebaran item
(Untary, Risdianto, & Kusen, 2020)
Berdasarkan data yang diperoleh dari data yang diolah menggunakan peta Wright
(Person-item Map). Pada sisi kiri merupakan pesebaran siswa yang ingin diuji cobakan
sedangkan pada data yang sebelah kanan merupakan soal yang diujicobakan. Soal yang paling
susah untuk di jawab setuju yaitu soal no 8 yang posisinya berada pada posisi yang paling atas.
Secara teori soal no 8 merupakan soal yang sangat sukar untuk disetujui, hal ini dikerenakan
pada soal yang diberikan siswa cenderung menyetujui bahwa mereka selama belajar mereka
bersemangat saat belajar fisika. Pada Siswa yang cenderung lebih mudah menyetejui pada setiap
pernyataan adalah siswa 2P (Siswa perempuan kelas 2) hal ini dikerenakan beberapa faktor salah
satunya siswa tidak membaca pernyataan dengan baik dan benar dengan nilai logit yang
diperoleh sebesar -2,58

Tingkat minat siswa terhadap fisika


Data minat siswa diperoleh dan diurutkan pada person measure,data diperoleh dari siswa
yang cenderung memilih pernyataan yang tidak setuju sampai siswa yang memilih pernyataan
yang mudah dalam menyetujui pernyataan, seperti tabel berikut ini :
Kolom measure menyatakan tingkat abilitas dalam satuan logit. Pada tabel diatas abilitas yang
paling tinggi dimiliki oleh 3P yaitu (-0,34) hingga siswa yang memiliki abilitas paling rendah dalam
menjawab pernyataan yaitu siswa kelas 2 perempuan yang memiliki nilai abilitas (-2,58). Jika dalam data
memiliki nilai logit yang sama maka nilai abilitas dalam menjawab pernyataaan juga sama. Untuk
mendeteksi jika terdapat siswa yang tidak bekesesuaian dengan pola respon yang dijawab siswa. Untuk
memunculkan tabel kesesuian ini maka harus menggunakan Fit Order. Tabel ini akan memunculkan
secara berurutan individu yang tidak memiliki kesusaian pola yang diurutkan pada bagian atas:
Pada tabel di atas rerdapat beberapa siswa yang mempunyai pola tespons tidak sesuai (misfit), dalam
hal ini kriteria untuk indikator item fir, yaitu Oufit: Means square (0.5 <MNSQ< Pt Measure Corr < 0.85),
menunjukkan adanya beberapa masalah. Misalnya, siswa 1 P tidak memenuhi dua kriteria (outfit mnsq
lebih dari 1,5 dan point measure corr dengan nilai yang negatif), hal yang sama juga terdapat pada siswa

Anda mungkin juga menyukai