Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM


PEMBELAJARAN SKI Kelas IX DI MTs Daarrul
Maarif Tahun Ajaran 2023/2024
Irma Anggraeni
Irmaanggraeni8731@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
demonstrasi terhadap peningkatan minat siswa dalam belajar SKI di MTs Daarul
Maarif Pasawahan. Karena penelitian ini dilatarbelakangi dengan kurangnya
kurangnya minat belajar SKI dan disebabkan karena metode yang di gunakan
kurang menarik bagi anak sehingga proses pembelajaran SKI kurang efektif.
Selanjutnya, metode yang di gunakan yaitu menggunakan metode demostrasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen,
desain penelitian pre-eksperimental dengan tipe one group pretest-postest design.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa di MTs Daarul Maarif
Pasawahan, dan sampel yang diambil terdiri dari 26 siswa. Dengan demikian
dilihat dari hasil penelitian peserta didik yaitu efektif dengan menggunakan
metode demostrasi dalam meningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran
SKI di MTs Daarul Maarif Pasawahan.

Kata kunci: Minat Belajar, Metode Demonstrasi.

Pendahuluan

Minat belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam


proses pembelajaran. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri. Sehingga minat dapat diekspresikan melalui
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatuhal
daripada hal lainya. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh
kemudian. Sedangkan menurut Pasaribu dan Simanjuntak minat diartikan
sebagi “suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara
aktif dengan sesuatu yang menariknya”. Selanjutnya menurut Darajat,
dkk, minat adalah “kecendrungan jiwa yang tetap kejurusan sesuatu hal
yang berharga bagi orang“.

Minat belajar tergambarkan dari motivasi siswa merupakan suatu


kondisi di dalam diri siswa yang mampu mendorong dan mengarahkan
perilaku mereka kepada pencapaian yang ingin dicapainya dalam
mengikuti pendidikan di sekolah. Dalam hal ini selagi mencari identitas
diri diharapkan siswa dapat membentuk konsep dirinya yang positif
karena akan berpengaruh terhadap pemikirannya, perilakunya, serta
pendidikan dalam pencapaian prestasi belajar.

Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih dan tidak
mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Tanpa adanya minat
belajar yang tinggi, sebaik apapun fasilitas yang ada di sekolah, maka
siswa akan tetap malas untuk belajar. Rata-rata siswa kurang mampu
menjawab degan tepat terhadap soal yang diberikan pada kegiatan
evaluasi pembelajaran. seperti yang ditemukan pada observasi dan
wawancara di MTs Daarul Maarif Pasawahan, jum’at 26 Mei 2023, pada saat
evaluasi hasil belajar ada 10 siswa kelas IX yang mengikuti pembelajaran
SKI memiliki nilai baik diatas nilai KKM pembelajaran SKI yaitu 75.
Sedangkan 16 lainnya memiliki nilai di bawah KKM yang artinya kurang
dari 75, jadi total dalam satu kelas terdiri dari 26 siswa. Dan ini
menunjukan nilai yang dicapai siswa juga kurang memuaskan. Untuk itu
perlu diciptakan model pembelajaran yang mampu menjembatani jurang
pemisah antara teori dengan praktek agar mampu memecahkan salah satu
permasalahan yang dihadapi pendidikan di Indonesia seperti yang
dituangkan dalam propenas 2000-2004, yaitu rendahnya kualitas dan
relevansi pendidikan.

Terkait dengan permasalahan yang ditemukan dalam proses


pembelajaran serta adanya tuntutan kualitas proses pembelajaran, maka
perlu dicoba metode pembelajaran dengan menerapkan metode
demonstrasi dengan menggunakan media video. Metode demonstrasi
adalah metode penyajian pelajaran dengan memeragakan dan
menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode
penyajian tidak terlepas juga dari penjelasan guru, walaupun metode
demonstrasi siswa hanya sekedar memperhatikan.

Adapun langkah-langkah dalam metode demonstrasi menurut


Yamin (2009 153-154 terdiri dari tiga langkah yaitu : a) Tahap pertama
adalah tahap persiapan meliputi : merumuskan tujuan yang akan dicapai
oleh siswa setelah demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa
aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan. tertentu
mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan dan melakukan uji coba demonstrasi. b) Tahap kedua adalah
tahap pelaksanaan meliputi : mengatur tempat duduk yang
memungkinkan semua dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di
demonstrasikan mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
dan mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa. c)
Tahap pelaksanaan metode demonstrasi meliputi : memulai demonstrasi
dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir,
misalnya melalui pertanyaan pertanyaan yang mengandung teka-teki,
menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan, meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalanya
metode demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. d)
Tahap ketiga adalah tahap mengakhiri demonstrasi adalah dengan
memberikan tugas-tugas yang ada kaitanya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Selain
tugas, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang
jalanya proses pembelajaran demonstrasi untuk perbaikan selanjutnya.
Setelah itu siswa di beri kesempatan untuk melakukan latihan-latihan
keterampilan seperti yang sudah di peragakan oleh guru atau pelatih.
Adapun indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu menurut
Lestari dan Mokhammad (2017 : 93-94) : 1) Adanya perasaan senang
terhadap pembelajaran, 2) Adanya ketertarikan dalam belajar, 3)
Menunjukan perhatian penuh saat belajar dan 4) Adanya keterlibatan
dalam belajar. Serta tujuan dari menggunakan metode demonstrasi adalah
untuk memperlihatkan terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara
pencapaian dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam
pembelajaran di kelas. Dengan demikian diharapkan siswa memilliki
kemampuan yang memadai dalam memahami materi yang diberikan oleh
guru.

Dari uraian diatas, peneliti merasa penting untuk melakukan suau


penelitian menyangkut masalah belajar siswa dan pelaksaan pembelajaran
di sekolah, dengan mengangkat judul penelitian “Penerapan Metode
Demonstrasi Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajar Ski
Kelas IX Di MTs Daarul Maarif Pasawahan Tahun Ajaran 2023/2024”.

Metodologi

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan


kelas dengan menggunakan model penelitian Kemmis & Mc. Taggart
dimana sejumlah siklus dalam pelaksanaan penelitiannya menggunakan
metode yang sama namun dengan tindakan yang berbeda. Tahapan yang
dilakukan pada penelitian ini mencakup perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Menurut Wina Sanjaya, (2013: 13-14) Penelitian
Tindakan Kelas merupakan kegiatan ilmiah yakni proses berfikir yang
sistematis dan empiris dalam upaya memecahkan masalah yaitu masalah
proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru itu sendiri dalam
melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah berupa observasi, lembar angket dan dokumentasi. Observasi
yaitu penelitian menggunakan pengamatan langsung terhadap objek dan
aktivias. Disini peneliti sebagai guru/pengajar dan sebagai observer.
Observer dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah di
sediakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data
selanjutnya berupa angket. Angket digunakan untuk memperoleh
informasi terkait hasil dari pre-test dan post test. Pre test dilakukan untuk
mengetahui kemampuan/keadaan awal siswa sebelum dilakukan
pembelajaran sedangkan post test dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrati.

Tabel. 1 Indikator angket


Nomor Instrumen
No. Indikator Pertanyaan Jumlah
Positif Negatif
1 Perasaan senang saat 2,4 7 3
pembelajaran
2 Ketertarikan dalam belajar 6,8 3 3
3 Perhatian penuh saat belajar 10,12 1 3
4 Keterlibtan dalam belajar 9,11 5 3

Teknik analisis data pada angket minat belajar siswa, data minat yang diambil
setiap akhir siklus selanjutnya di hitung skor totalnya untuk setiap peserta didik sesuai
skala yang digunakan. Selanjutnya skor diubah menjadi persentase (%). Untuk
mengetahui meningkat minat tidaknya, maka persentase minat setiap peserta didik
dibandingkan dari siklus 1-2 sedangkan untuk mengetahui peningkatan minat secara
keseluruhan, maka dihitung rerata % minat untuk setiap siklus. Peneliti menggunakan
pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif untuk melihat kriteria minat tersebut
sangat baik atau sebaliknya. (Robert Ebel L., 1972: 266)
Persentase Minat (Kuantitatif) Kriteria Minat (kualitatif)
80%-100% Sangat tinggi
60%-79% Tinggi
40%-59% Sedang
20%-39% Rendah
0%-19% Sangat rendah

Hasil Dan Pembahasan

Hasil analisis data minat belajar siswa pada pembelajaran sebelum


dilakukan tindakan atau pra siklus, serta siklus I dan siklus II setelah
menggunakan metode demonstrasi ditunjukkan pada 1. Pada hasil
observasi awal diperoleh masalah yang terjadi dalam pembelajaran SKI
yaitu siswa merasa tidak focus dan kesulitan dalam memahami materi
yang disampaikan oleh guru kelas yang hanya menggunakan metode
konvensional atau ceramah, selain itu kurangnya sumber belajar siswa
membuat siswa kesulitan mendapat informasi dalam proses belajar
mengajar. Kondisi didukung oleh hasil angket pra siklus. Adapun hasil
analisis hasil observasi menggunakan angket yang di beri tanggapan oleh
siswa adalah sebagai berikut:

Tabel. 2 RESPONDEN ANGKET SISWA


JUMLAH SKOR JUMLAH SKOR JUMLAH
NO NAMA LENGKAP
PRA SIKLUS SIKLUS I SKOR SIKLUS II
1 Afarwan Mulyana 37 50 50
2 Asep Muhammad 32 46 47
3 Dita Sari 36 43 48
4 Fatma Alika Dewi 37 45 47
5 Fitri Usmayanti 36 43 52
6 Ghagit Salta 36 49 46
7 Hafidz Rabbani Aifah 32 42 44
8 Handika Muhammad R 39 51 52
9 Juwita Tri Utami 39 45 48
10 Lintang Naila gcs 30 38 45
11 Mega Ayu Sulistyowati 31 38 49
12 M. Naufal Herryanto 45 49 47
13 M. Raihan Azhar 38 50 46
14 M. Zaki Ramadhani 33 45 43
15 Nanda Aulia 36 45 49
16 Reza Sanjaya 37 45 53
17 Risma Rifana 36 38 44
18 Siti Agisna Alfiana 42 42 52
19 Siti Nabibah 36 42 45
20 Siti Nurlatifah Sukarya 33 40 50
21 Siti Nuraeni 32 39 49
22 Syakila Amelia Frizka 38 47 50
23 Tri Mulyani 38 40 46
24 Windo Adjie Ramadhan 40 45 51
25 Zidan Saputra 36 48 53
26 Zulpa Awalyatul P 30 36 48

Tabel. 3 Hasil analisis angket minat belajar siswa pra siklus, siklus I
dan siklus II
No Tahapan Presentase Kriteria
1 Pra siklus 59,93% Sedang
2 Siklus I 73,14% Tinggi
3 Siklus II 80,38% Sangat tinggi
Berdasarkan pengamatan awal sebelum menggunakan
metode demonstrasi (Pra Siklus), bahwa minat belajar siswa pada
mata pelajaran SKI tergolong sedang. Hal ini ditunjukan bahwa
persentase sebesar 59,93% dari data angket minat belajar.
Permasalahan yang diperoleh peneliti bahwa siswa kurang
aktif dalam proses pembelajaran berlangsung dan selama
pembelajaran siswa lebih banyak mendengar serta tidak
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Selain itu siswa
merasa bosan, sehingga siswa tidak bersemangat dalam belajar. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa kurang berminat untuk
memperhatikan pelajaran.
Pada pembelajaran siklus I minat belajar siswa baru
dibangkitkan dengan pemanfaatan metode demonstrasi. Dari
permasalahan yang dialami oleh siswa, maka pada siklus I melalui
pemanfaatan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran SKI.
Pada siklus I materi yang disampaikan adalah pembaharun
perkembangan masuknya islam ke Indonesia. Tindakan pada
siklus I menerapkan metode demonstrasi dengan penggunaan
media pembelajaran yaitu power point. Pada awal pembelajaran
guru memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Guru menyampaikan materi dengan menarik
perhatian siswa serta memperhatikan keadaan siswa. Guru
melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru
memberi pertanyaan kepada siswa terkait materi yang
disampaikan dan memberi kesempatan untuk mengungkapkan hal
yang mereka ketahui terkait materi tersebut.
Dari hasil data angket minat belajar siswa pada
pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi,
menunjukan bahwa minat belajar siswa mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dengan ditunjukkan dari persentase
(59,93%) sebelum tindakan menjadi (73,14%) setelah tindakan.
Namun pada siklus I ini, selama proses pembelajaran masih
banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan
berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Karenanya siswa
perlu diberi bimbingan dan dorongan motivasi agar siswa
mempunyai semangat mengikuti pembelajaran mata pelajaran SKI.

Berdasarkan hasil analisis, maka peneliti melakukan perbaikan dalam


menerapkan metode demonstrasi dengan pemanfaatan media
pembelajaran berupa power point + video pada tindakan siklus II. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada siswa dalam tindakan siklus II
dari refleksi siklus I, yaitu sebagai berikut: a) Motivasi belajar siswa lebih
ditingkatkan agar minat belajar siswa juga meningkat, dengan cara
memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah aktif bertanya dan
menjawab, b) Meningkatkan kemampuan dan percaya diri dalam
berinteraksi selama kegiatan belajar berlangsung, dan c) Meningkatkan
kemampuan pengetahuan dengan cara memberi tugas/pekerjaan rumah
yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Pada siklus II materi yang disampaikan yaitu tentang organisasi
islam di Indonesia. Tindakan pada siklus II tidak jauh beda dengan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Guru memulai pembelajaran
dengan memberikan apersepsi dan mneyampaikan tujuan pembelajaran.
Kemudian guru menyampaikan materi dengan memanfaatkan power
point dan video serta melibatkan siswa pada kegiatan pembelajaran. Guru
memberikan pertanyaan dan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan hal yang mereka ketahui terkait materi pembelajaran.
Pembelajaran pada siklus II dengan penerapan metode demonstrasi
serta pemanfaatan media pembelajaran power point + video,
meningkatkan minat belajar siswa dengan baik. Dari data angket minat
siswa menunjukkan dengan persentase dari 73,14% pada siklus I menjadi
80,38% pada siklus II. Hal ini dikarenakan siswa telah menunjukkan
antusiasme yang cukup tinggi dalam penerapan metode demonstrasi
yang meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi yang telah
disampaikan.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan
tentang minat belajar siswa melalui metode demonstrasi di MTs Daarul
Maarif Pasawahan, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat
meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran SKI.
Dengan demikian persentase minat belajar siswa sebelum
menggunakan metode demonstrasi sekitar 59,93% yang dianggap sedang
atau cukup minat. Adapun setelah menggunakan metode demonstrasi,
anak mengalami peningkatan mencapai 80,38%, meskipun masih ada
beberapa anak yang masih dikategorikan sedang akan tetapi sebuah
peningkatan yang lumayan signifikat sebagian besar siswa minat
belajarnya meningkat baik. Artinya dari kegiatan pretest dan post test ini
terdapat selisih peningkatan yaitu sekitar 20,45%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi
dapat meningkatkan minat belajar siswa dan mengefektifkan kegiata
pembelajaran SKI, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan
guru dan penulis menjadikan peserta didik mampu meningkatkan
minatnya dalam belajar SKI.

Daftar Pustaka
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, (2009). Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung : PT Refika Aditama.
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Paja Grafindo
Persada.
Arko Pujadi, 2007, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Mahasiswa, Jurnal Universitas Bunda Mulia Jakarta.
Jaali, Haji. 2012. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi aksara.
Martinis, Yamin, 2009. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Putra Grafika.
Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai