Anda di halaman 1dari 4

Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa dalam menyelesaikan soal

cerita berbasis Kemaritiman Pada Materi SPLDV Kelas VIII SMP


Febriana Dery Shinta*, Nur Izzati
Program studi pendidikan matematika
2003020036@student.umrah.ac.id
Latar belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terjadi antara guru dan siswa dimana
siswa memperoleh pengetahuan,keterampilan,pengalaman melalui interaksi yang terjadi
dalam kegiatan belajar mengajar. Dari proses interaksi selama kegiatan pembelajaran
bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Keberhasilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran matematika dapat diukur melalui tingkat pemahaman terhadap materi dalam
hasil belajar. Semakin banyak siswa memahami dan menguasai materi, semakin besar
keberhasilan pembelajaran.
Kemampuan siswa untuk memahami konsep matematika adalah salah satu tujuan
pembelajaran matematika yang diharapkan dari kurikulum 2013. NCTM (2014:7)
menyatakan bahwa pemahaman konsep adalah salah satu dari lima kompetensi standar yang
harus dimiliki siswa. Memahami konsep berarti memahami bagaimana konsep berhubungan
satu sama lain, dan menggunakan pengetahuan yang didapatkan untuk memecahkan masalah
yang ada pada kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian Radiusman bahwa pemahaman
konsep matematika yang tepat akan membantu siswa dalam pelajaran selanjutnya. Sehingga
perlu adanya keterlibatan langsung oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Hal serupa juga
diungkapkan Russefendi dalam bukunya tahun 1988 (Asri, 2019) bahwa terdapat banyak
peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami konsep dasar
matematika. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sulit, ruwet, dan banyak menjebak
karena banyak kesalahan dalam memahami konsep.
Untuk mempelajari konsep-konsep matematika dengan baik, siswa perlu memiliki
kemampuan pemahaman konsep matematis. Menurut Sengkey (2023) kemampuan
pemahaman konsep matematis ialah sebuah kemampuan untuk menyerap dan menafsirkan
suatu konsep matematika, mengaitkannya dengan konsep lainnya, menyatakannya kembali ke
dalam bentuk matematis, dan membuat sistem penyelesaian masalah dengan menggunakan
bahasa sendiri secara tepat, akurat, dan efisien. Tingkat pemahaman matematis siswa dapat
dilihat dari beberapa indikator yaitu: 1) kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep, 2)
kemampuan mengklasifikasikan objek-objek, 3) kemampuan memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep, 4) kemampuan menggunakan,memanfaatkan, dan memilih
prosedur /operasi tertentu. Dalam penelitian Tria wulandari (2019) dalam menyelesaikan soal
cerita , masih banyak siswa yang berdasarkan indikator tingkat pemahaman matematis masih
sangat rendah. Dari 4 indikator , 3 diantaranya masih berkategori sangat rendah seperti dalam
menyatakan ulang definisi suatu konsep, kemampuan memberikan contoh dari suatu konsep
dan kemampuan mengkaitkan berbagai konsep. Pada penelitian Vivi oktoviani (2019) , siswa
dapat mendefinisikan dengan menggunakan bahasanya sendiri. Namun siswa masih belum
dapat memberikan contoh, masih keliru dalam mengoperasikan soal dan masih belum dapat
menginterpretasikan soal.
Soal cerita adalah soal yang disajikan menggunakan konteks yang berkaitan dalam
kehidupan sehari-hari. Soal cerita biasanya memuat informasi tentang beberapa variabel dan
hubungan antar variabel tersebut. Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal matematika
yang sering dijumpai dalam ujian sekolah atau tes seleksi. Soal cerita bertujuan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika dan menerapkannya
dalam menyelesaikan masalah kontekstual
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel merupakan salah satu materi dalam
matematika yang sering menggunakan soal cerita . Hal ini karena SPLDV merupakan materi
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sebelum mempelajari materi SPLDV, siswa
perlu paham konsep dasar seperti operasi hitung, operasi aljabar dan persamaan linier satu
variabel. Sehingga dalam mempelajari SPLDV diperlukan pemahaman konsep yang baik.
Seperti dalam penelitian (Oktoviani, dkk. 2019) bahwa dari hasil penelitian tersebut masih
banyak siswa yang belum memahami konsep SPLDV dengan baik seperti masih belum
memahami contoh bentuk persamaan yang merupakaan SPLDV, keliru dalam
mengoperasikan dan kemampuan dalam mengaplikasikan konsep terhadap masalah masih
rendah. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum memahami konsep dengan benar.
Sehingga siswa merasa SPLDV merupakan materi yang sulit. Dalam penelitian Desti (2020)
mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV yaitu masih belum
paham apa yang ditanyakan dalam soal, kesulitan dalam mengubah soal cerita ke dalam
model matematika, kesulitan dalam mengklasifikasikan objek sehingga masih kurang mampu
dalam memisalkan istilah dan kesulitan dalam menerapkan konsep dengan metode yang tepat
dalam penyelesaian soal. Hal tersebut juga terdapat dalam penelitian Diana (2021) bahwa
masih tingginya kesalahan siswa dalam membuat model matematika dalam menyelesaikan
soal cerita. Sehingga diperlukan upaya guru agar dapat meminimalisir banyaknya kesalahan
siswa dalam memahami materi SPLDV.
Untuk memperkuat konsep dalam belajar matematika, guru dapat mengkaitkan
pembelajaran dengan kebudayaan. Hal ini akan membuat siswa mendapat pembelajaran
bermakna dan dapat mengenal budaya dari daerahnya. Salah satu budaya yang dapat
dikaitkan yaitu kebudayaan kemaritiman. Kemaritiman adalah istilah yang digunakan untuk
mengacu pada segala hal yang berhubungan dengan laut. Ini mencakup aktivitas seperti
penangkapan ikan, pariwisata laut, dan kegiatan ekonomi lainnya yang terkait dengan laut
dan perairan. Pembelajaran matematika dapat dikaitkan dalam konteks kemaritiman dengan
melibatkan penggunaan konsep matematika dan penerapannya dalam soal yang berkaitan
dengan laut, dan sumber daya laut. Hal tersebut penting bagi siswa sebagai pendekatan agar
selain dapat memahami materi tetapi juga dapat mengenalkan pada siswa tentang
kemaritiman. Guru dapat mengenalkan tentang kemaritiman dengan menerapkan
pembelajaran dengan konteks kemairitman. Dalam penelitian Prawira (2021)
mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan konteks kemaritiman lebih tinggi
dari pada pembelajaran konvensional. Selain dalam pembelajaran, konteks kemaritiman juga
dapat diterapkan dalam media pembelajaran. Seperti dalam penelitian Saputri (2023), bahwa
dengan pengembangan media pembelajaran berupa video dengan konteks kemaritiman,
efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Sehingga dengan menerapkan konteks
kemaritiman dapat membangun dan meningkatkan pemahaman siswa terkait materi yang
dipelajari.
Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti atau menganalisis kemampuan
pemahaman matematis siswa dalam menyelesaikan soal cerita berbasis kemaritiman pada
materi SPLDV kelas VIII SMP Al- Barkah Batam.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan analisa data secara deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bermaksud menggambarkan atau
menjelaskan sifat-sifat, kondisi atau peristiwa yang sedang diteliti. Metode deskriptif tidak
bertujuan untuk menguji hipotesis atau mengambil kesimpulan yang bersifat umum,
melainkan bertujuan untuk memberikan gambaran yang spesifik dan akurat mengenai subjek
penelitian. Tujuan penelitian ialah untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan
pemahaman matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal cerita konteks kemaritiman
dengan materi SPLDV yang mengacu pada indikator kemampuan pemahaman matematis.
Populasi dalam penelitian ialah siswa kelas VIII SMP Al-Barkah Batam Tahun ajaran
2023/2024. Subjek penelitian yaitu 3 siswa yang mewakili setiap kategori kecerdasan
(tinggi,sedang,rendah) yang dilihat dari hasil belajar siswa sebelumnya . Teknik pengambilan
data yaitu (1) tes kemampuan pemahaman matematis; (2) Observasi; (3) Dokumentasi.
Instrumen tes kemampuan pemahaman matematis yang digunakan berupa tes tertulis berupa
uraian/essay terdiri dari 4 soal yang masing-masing soal memuat indikator kemampuan
pemahaman matematis dan wawancara tidak terstruktur. Data hasil penelitian ini akan
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa pada materi SPLDV di SMP Al-Barkah Batam. Teknik analis data dengan
menilai jawaban dari tes yang telah dilakukan, dengan menggunakan rumus:
skor yang diperoleh siswa
S= x 100 %
skor maksimal
Skor kemampuan pemahaman siswa tersebut mengacu pada pendapat (Huda & Kencana,
2013), dapat dilihat pada tabel berikut :
Skor (dalam persen) Kategori
86 – 100 Sangat Baik
76 – 85 Baik
60 – 75 Cukup
55 – 59 Kurang
Kurang dari 54 Sangat Kurang

Prosedur penelitian terdiri dari tahap perencanaan penelitian, penyusunan instrument


penelitian,pelaksanaan penelitian,analisis data,dan penarikan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai