OLEH
RAHMAT
170102040546
1
Hasratuddin, Mengapa Harus Belajar Matematika, (Medan: Perdana Publishing, 2015),
h. 55.
3
B. Rumusan Masalah
soal Perbandingan ?
Perbandingan ?
C. Tujuan Penelitian
Perbandingan.
a. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Sebagai alat pengukur yang mempunyai standar objektif sehingga dapat
dan keadaan psikologi individu. Sebagai prosedur yang sistematis untuk mengamati
standar numerik atau sistem kategori. Tes dapat juga digunakan untuk mengukur
banyaknya pengetahuan yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang
terbatas pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak
dipergunakan dalam dunia pendidikan. Hal ini karena orang masih memandang
seberapa banyak orang menguasai materi yang telah dipelajari dalam suatu jenjang
pendidikan tertentu.3
b. Penalaran Proporsional
yang merupakan kelanjutan dari keterangan lain yang diketahui lebih dulu. 4
Penalaran proporsional dapat diartikan sebagai berpikir secara logis dalam situasi
perbandingan.5
soal pemecahan masalah, karakteristik setiap level dalam penalaran proporsional dan
dikolaborasikan dengan tingkatan soal serta materi perbandingan yang senilai dan
berbalik nilai. Indikator dan karakteristik soal tersebut terdapat dalam Lampiran 2.
3
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014),
hal 100.
4
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), hal. 17
5
Nugraha, Y., Sujadi, I., and Pangadi, P. (2016). Penalaran Proporsional Siswa
KelasVII.Beta Jurnal Tadris Matematika9, 34–34. doi: 10.20414/betajtm.v9i1.2.
6
rendah sampai tinggi yaitu penalaran kualitatif, penalaran aditif, penalaran pra
F. Pembatasan Masalah
sebagai berikut:
G. Penelitian Terdahulu
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu siswa berpikir kritis,
memiliki penalaran yang kuat pada soal-soal yang diberikan oleh guru.
I. Spesifikasi Produk
memilih salah satu dari lima opsi jawaban yang dianggap benar
dipilih.
g. Paket tes terdiri dari 2 bagian yaitu paket tes 1 memuat 5 level
soal
Problem
2 10
3 10
4 10
5 10
2 5
3 5
4 5
5 5
11
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin mathenneim atau mathema yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam Bahasa Belanda disebut
“wiskunde” atau ilmu pasti yang keseluruhan berkaitan dengan penalaran.6 Menurut
para ahli pendidikan matematika, matematika adalah ilmu yang membahas pola atau
6
Tim, Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika, (Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem
dan Pengendalian Program SLTP, 2004), h. 17.
7
Fadjar Shadiq, Pembelajaran Matematika Cara meningkatkan kemampuan Berpikir Siswa.
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014), h 2
8
Leonard Mangunsong, “Matematika dalam Kehidupan Nyata”, http/leorist.
Blogspot.Com/2009/01/Matematika-dalam-kehidupan-nyata.html ( 17 Desember 2019).
12
B. Tes
a. Pengertian Tes
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus
memenuhi persyaratan tes menurut Suharsimi Arikunto, yaitu memiliki 1)
validitas, 2) reliabilitas, 3) objektivitas, 4) praktikabilitas dan 5) ekonomis.
9
Sutisna, “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada
Siswa Kelas IV MI YAPIA- Parung-Bogor”, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2016),
h. 27.
10
Ratnawulan, Elis & Rusdiana, “ Evaluasi Pembelajaran Pengantar Prof. Dr. H. Sutaryat
Trisnamansyah”, ( Bandung : CV PUSTAKA SETIA), h.192
13
Urutan langkah yang dilakukan dalam penyusunan tes adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan mengadakan tes.
2) Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan dijadikan tes.
3) Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan.
4) Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan yang memuat pula
aspek tingkah laku terkandung dalam indikator itu. Tabel ini digunakan untuk
mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak
terlewati.
5) Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir
yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut. Uraian secara terinci
tentang tabel spesifikasi, akan disajikan pada bab berikutnya.
6) Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas indikator-indikator yang sudah
dituliskan pada tabel indikator dan aspek tingkah laku yang dicakup.11
d. Tujuan Tes
Tujuan tes yang penting adalah untuk 1) mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik, 2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik, 3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, 4) mengetahui
hasil pengajaran, 5) mengetahui hasil belajar, 6) mengetahui pencapaian
kurikulum, 7) mendorong peserta didik belajar, dan mendorong pendidik
mengajar yang lebih baik dan peserta didik belajar lebih baik. Seringkali tes
digunakan untuk beberapa tujuan, namun tidak akan memiliki keefektifan
yang sama untuk semua tujuan.12
Penalaran dapat dikatakan sebagai suatu proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Kemampuan penalaran berarti kemampuan
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), h. 57.
12
Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, h. 68.
14
menarik konklusi atau kesimpulan yang tepat dari bukti-bukti yang ada dan menurut
aturan-aturan tertentu. Sebagai kegiatan berpikir, maka penalaran mempunyai ciri-
ciri tertentu, yaitu pertama, adanya suatu pola berpikir logis yang merupakan
kegiatan berpikir menurut pola, alur dan kerangka tertentu (frame of logic) dan
kedua, adanya proses berpikir analitik yang merupakan konsekuensi dari adanya pola
berpikir analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkah tertentu. Terdapat dua macam
penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif
merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus, penarikan kesimpulan menggunakan silogisme (konstruksi
penalaran). Silogisme terdiri atas kalimat kalimat pernyataan yang dalam
logika/penalaran disebut proposisi. Proposisi yang menjadi dasar penyimpulan
disebut premis, sedangkan kesimpulannya disebut konklusi. Silogisme berfungsi
sebagai proses pembuktian benar-salahnya suatu pendapat, tesis atau hipotesis
tentang masalah tertentu. Deduksi berpangkal dari suatu pendapat umum berupa
teori, hukum atau kaedah dalam menyusun suatu penjelasan tentang suatu kejadian
khusus atau dalam menarik kesimpulan.13
D. Penalaran Proporsional
Lamon memberikan pendapat bahwa penalaran proporsional adalah
kemampuan untuk mengenal, menjelaskan, memikirkan, membuat dugaan, membuat
grafik, mengubah, membandingkan, membuat penilaian, mewakili atau
melambangkan hubungan dari dua jenis perbandingan baik perbandingan senilai dan
perbandingan berbalik nilai. Penalaran proporsional adalah penalaran yang
melibatkan penggunaan hubungan perkalian untuk membandingkan suatu kuantitas
dan memprediksi suatu nilai dari suatu nilai yang telah diketahui.14
13
Widayanti Nurma Sa’adah, “Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 3 Banguntapan dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI)”, skripsi, ( Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
Indonesia, 2010) h. 14.
14
Ratna Eka Iswahyuni, Skripsi, “Penalaran Proporsional Siswa Kelas VII SMP Negeri II
Beji Pasuruan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika”, (Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya, 2012), 14-15.
15
15
Purnomo, Wahyu Yoppy. Pembelajaran Matematika Untuk PGSD Bagaimana Guru
Mengembangkan Penalaran Proporsional Siswa. Jakarta : PT Erlangga, 2015) h.2
16
jam. Jika ia menambah kecepatan menjadi 80 km/jam, berapa waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak kota Jember ?
Level 5. Penalaran multiplikatif
Penalaran siswa didasarkan pada hubungan multiplikatif, baik untuk
menyelesaikan masalah mencari satu nilai yang belum diketahui, maupun untuk
menyelesaikan masalah membandingkan rasio.
Contoh:
Neni dan Kiki ingin membuat sirup. Jika Neni mencampur 3 gelas air putih
dengan 2 gelas sirup lemon dan Kiki mencampur 5 gelas air putih dengan 4 gelas
sirup lemon. Minuman siapakah yang paling terasa lemon?
E. Perbandingan
Perbandingan adalah istilah matematika untuk membandingkan dua
(b) Perbandingan : a1 =
20
METODE PENELITIAN
yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Plomp.
16
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), cet ke-9, h. 5.
17
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), cet. Ke-18, h. 3
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung : Alfabeta), h.407
21
yang ada.
1. Populasi Penelitian
objek, atau individu yang sedang dikaji. Pengertian populasi dalam statistik tidak
ukuran atau kualitas yang menjadi fokus penelitian suatu kejadian. 19 Sedangkan
populasi dalam penelitian ini adalah Siswa KELAS VIII MTSN 4 HSU.
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang menjadi sasaran yang dituju oleh
peneliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 145). Subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah
MTSN 4 HSU Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Peneliti
akan mengambil ruang sampel salah satu kelas yang mewakili. Jenjang yang dipilih
adalah siswa kelas VIII sebagai subyek penelitian. Peneliti memilih siswa sekolah
19
Harinaldi, Prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 2.
22
C. Rancangan Penelitian
dalam PISA, Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara dengan skor rata-
rata 375, padahal skor rata-rata OECD sebesar 494. Hasil PISA yang rendah salah
Pada tahap ini juga dilakukan analisis teori tentang kemampuan penalaran.
Kemampuan penalaran formal siswa SMP yang paling mendasar adalah penalaran
nilai erat kaitannya dengan penalaran proporsional. Sehingga ruang lingkup kegiatan
format dan desain awal soal tes yang akan dikembangkan. Uraian tahap tersebut
sebagai berikut:
23
Pada tahap ini disusun rumusan butir-butir soal yang akan dikembangkan pada
level penalaran proporsional. Pada tahap ini terdapat beberapa instrumen yang
disusun, yaitu:
- Tujuan Tes
buku paket tes terdapat pada Lampiran 2. Secara umum kisi-kisi dan
karakteristik dalam soal tes terdapat pada Tabel 3.1 dan tabel 3.2
Tes
bilangan pecahan
5. - Menggunakan 9-10
Multiplika hubungan
bilangan bulat
- menggunakan
hubungan
multiplikatif pada
bilangan pecahan.
Soal
(menambah diketahui.
atau
mengurangi
26
terhadap
masalah yang
diberikan.
bulat.
penjumlahan pecahan
pada bilangan
27
pecahan.
penjumlahan, pecahan
pengurangan,
perkalian atau
pembagian
pada bilangan
pecahan.
pembagian
pada bilangan
bulat dan
pecahan.
- Bentuk tes
Bentuk tes pada paket tes dan pada paket soal tes masing-masing level
awalnya sebanyak 105 soal yang terdiri dari 2 tipe yaitu tipe A
Soal tes tersebut akan dianalisis tentang kelayakan soal dalam setiap
beberapa soal dalam tes tersebut diambil dan dibuat sebuat paket tes
29
dikembangkan.
bagian 1 Problem
Perbandingan 1-5 10
berbalik nilai
3 10
4 10
5 10
3 10
4 10
5 10
30
menggunakan rumus :
Skor = ( )
Keterangan :
diketahui.
bagian 2
Di dalam paket soal terdapat saran rekomendasi terhadap hasil tes. Saran
ditampilkan. Media yang digunakan dalam pengembangan paket tes ini adalah
media non elektronik berupa buku yang berisi paket soal tes.
merancang isi dari buku paket soal tes penalaran proporsional. Karena paket soal tes
digunakan dalam hal ini berdasarkan tipe dan level dalam penalaran proporsional.
Untuk desain awal soal tes kegiatan pada tahap ini adalah penulisan paket tes
penalaran proporsional. Hasil rancangan tersebut pada tahap ini dinamakan Draft 1.
Pada tahap ini dilakukan penilaian oleh para ahli terhadap hasil konstruksi
pengembangan paket soal tes. Pada tahapan ini, rumusan soal-soal sebagai draft
pertama divalidasi untuk diuji coba. Terdapat 3 validator yaitu satu orang dosen, satu
kriteria soal yang baik. Indikator penilaian validasi terdapat pada Tabel 3.5.
A Materi 1 2 3 4 5
soal
33
penalaran proporsional
benar
yang benar
B. Konstruk
berlaku setempat
baca
baik.
interpretasi besarnya koefisien validitas > 6. Apabila pada tahapan ini soal tes belum
memenuhi kriteria yang ditetapkan , maka dilakukan revisi hingga memenuhi kriteria
Pada tahapan ini, soal-soal tes pemecahan masalah yang telah divalidasi diuji
cobakan terhadap 5 orang siswa SMP. Dari 105 buah soal akan dipilih sesuai dengan
kriteria soal yang baik sehingga menghasilkan 100 soal penalaran proporsional yang
sesuai dengan level soal tersebut. Pada analisis kuantitatif ini terdapat beberapa
indikator yang diuji, yaitu validitas butir soal, daya beda, tingkat kesukaran soal, dan
reliabilitas soal. Tingkat kesukaran soal digunakan untuk menjadi acuan penilaian
karakteristik soal tersebut mudah, sedang atau sukar. Sehingga akan diketahui
kelayakan soal-soal penalaran proporsional pada setiap levelnya. Soal tersebut juga
harus menjadi soal tes yang reliabel dan digunakan sebagai media tes standar. Dari
beberapa indikator soal tersebut, apabila masih belum memenuhi kriteria yang telah
35
ditentukan, maka akan dilakukan revisi dan kembali melalui uji analisis kuantitatif
Setelah soal valid kemudian dilakukan analisis tentang kualitas model praktis
dan efektif. Kepraktisan adalah suatu kualitas yang menunjukkan kemungkinan dapat
penilaian guru matematika dan mengacu pada lembar kepraktisan dan keefektifan
soal pada setiap tes. Indikator penilaian kepraktisan dan keefektifan terdapat pada
A Teknik Penilaian 1 2 3 4 5
instrumen penilaian
penskoran
36
penskoran.
C. Instrumen Penilaian
penilaian
memecahkan masalah
proporsional siswa
mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah .
proporsional.
37
tinggi, maka akan dilakukan revisi berdasarkan masukan para ahli dan
praktisi.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan menerapkan paket soal yang digunakan
dalam skala yang lebih luas. Tahapan ini bertujuan menguji efektivitas penggunaan
HSU. Rancangan penelitian pengembangan paket soal ini secara ringkas dapat dilihat
Prototipe 1i
i = 1,2, ... n
Validasi uji
Revisi
coba
Prototipe 1 + j
j = 1,2, ... n
Apakah model
Revisi
praktis
: Proses kegiatan
: Urutan
: siklus jika
39
adalah menggunakan lembar validasi ahli dan angket respon Siswa. Lembar validasi
E. Instrumen Penelitian
a. Instrumen tes
sependapat dengan apa yang di maksud dengan tes itu sendiri, walaupun
20
Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2012), h. 226
40
Tes yang baik harus mampu mengukur apa yang diukur (aspek
validitas) dan konsisten atau stabil dalam mengukur apa yang diukur
(aspek reliabilitas). 21
validasi isi yang bertujuan untuk melihat kesesuaian isi tes yang disusun
c. Angket
tahap one-to-one dan small group angket dibagikan kepada siswa setelah
pada angket ini dijadikan salah satu acuan ketercapaian instrumen tes
21
Yusuf, Muri, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri),
h. 93
22
Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung : PT
REMAJA ROSDAKARYA, 2012), h. 228
41
dari segi bahasa, tampilan atau format yang menarik serta tingkat
Analisis validasi isi soal menggunakan metode Content Validity Ratio (CVR).
Menurut Lawshe, CVR merupakan sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui
kesesuaian item dengan domain yang diukur berdasarkan pertimbangan para ahli.
Validasi melibatkan Satu dosen dan satu guru yang ahli dalam bidang matematika di
MTsN 4 HSU. Untuk mengukur Content Validity Ratio (CVR), sejumlah ahli (panel)
Validity Ratio (CVR) untuk setiap komponen. Hasil validasi dari seluruh validator
berikut:
23
Lawshe, C.H, “A Quantitative Approach to Content Validity”, Personnel Psychology,
Purdue University 28, (1975), h. 563-575.
42
Kriteria Skor
Ya 1
Tidak 0
( )
total respons
CVR = -.
=0
Hasil perhitungan CVI adalah berupa rasio angka 0-1. Angka tersebut
Rentang Kategori
0,34-0,67 Sesuai
Dalam Abdul Majid data respons siswa diperoleh melalui instrumen angkat
pernyataan dari setiap aspek, dengan kategori “negatif” yaitu kriteria 1 dan 2 dan
persentase dengan kriteria yang ditetapkan. Jika hasil analisis menunjukkan bahwa
respons siswa belum positif, maka dilakukan revisi terhadap instrumen tes terkait
c) Jika hasil analisis menunjukkan bahwa respons siswa belum positif, maka
∑
( )( )
( )
Keterangan :
= varians total.
(∑ )
(∑ )
Keterangan :
= varians total
X = skor total
24
Abdul Majid, “Pengembangan Modul Matematika pada Materi Garis dan Sudut Setting
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Siswa Kelas VII SMP”, Tesis tidak di
publikasikan (Makassar : UNM, 2014), h.81.
25
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Cet.V; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.
258.
26
Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan (Cet.III; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), h. 160.
45
Matematis Siswa
Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dikatakan sebagai butir item
yang baik apabila butir-butir tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula
terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukaran tes tersebut adalah
indeks kesukaran soal maka semakin mudah soal tersebut. Soal yang baik
adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.27
Siswa
27
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Cet.XIII; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 137.
46
berikut:29
Penalaran
28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 141.
29
Intan Saputri, dkk. “Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Menggunakan Pendekatan
Metaphorical Thinking pada Materi Perbandingan Kelas VIII di SMPN 1 Indralaya Utara” Jurnal
Elemen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sriwijaya. vol. 3, no. 1, (Januari
2017), 15-24.
47
Matematis Siswa
Matrix Penelitian
Judul Permasalahan Variabel Indikator Sumber data
Pengembanga 1.Bagaimana 1. Proses 1. Tingkat 1. buku
n Paket Tes proses pengembangan kevalidan pustaka/Literat
Pengukuran pengembangan Paket tes soal: Daya ur
Kemampuan Paket tes untuk terdiri atas 5 beda soa,
Penalaran mengukur fase : tingkat 2. validator : 1
Proporsional kemampuan Investigasi kesukaran, dosen
Siswa Kelas penalaran awal, Desain, validitas matematika, 1
VIII MTSN 4 Proporsional Realisasi/konst soal, guru bidang
HSU Pada siswa VIII MTSN ruksi, Tes, realibilitas matematika
Materi 4 HSU dalam evaluasi dan soal. mtsn 4 HSU
Perbandingan menyelesaikan revisi,
soal Perbandingan Implementasi. 2. Tingkat 3. Subyek
? kepraktisan penelitian :
2. Kualitas soal. siswa MTSN 4
2.Bagaimana pengembangan HSU
kualitas Paket tes paket tes 3. Tingkat
untuk mengukur meliputi kefektifan
kemampuan tingkat soal.
penalaran kevalidan,
matematis siswa kepraktisan,
kelas VIII MTSN dan kefektifan.
4 HSU dalam
menyelesaikan
soal Perbandingan
?
49
Sistematika Pembahasan
Hasil dari penelitian ini yang berjudul “Pengembangan Perangkat Tes Pengukuran
Kemampuan Penalaran Proporsional Siswa Kelas VIII MTSN 4 HSU Pada Materi
sistematika penelitian
BAB I PENDAHULUAN
BAB ini berisi tentang latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan
BAB ini memuat uraian tentang Hakikat matematika, uraian tentang instrument tes,
BAB ini memuat secara rinci metode penelitian yang berisi jenis penelitian
BAB ini memuat hasil Gambaran Umum Lokasi Penelitian, hasil penelitian
BAB V PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
2. Definisi Operasional
3. Rumusan Masalah
5. Penelitian Terdahulu
1. Hakikat Matematika
2. Instrumen Tes
3. Penalaran Matematis
1. Pendekatan Penelitian
2. Jenis Penelitian
4. Variabel Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul, “Pengembangan Modul Matematika pada Materi Garis dan Sudut
Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Siswa Kelas VII
SMP”, Tesis Makassar : UNM, 2014
As’ari dkk. Matematika SMP/MTS Kelas VIII Semester 1. Jakarta : Pusat Kurikulum
dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017
Ina V.S. Mullis, Michael O. Martin, dkk. TIMSS (The Trends in International
Mathematics and Science Study) 2011 International Results in Mathematics (Boston
College Chestnut Hill, MA,USA: TIMSS & PIRLS International Study Center,
Lynch School of Education, and International Association for the Evaluation of
Educational Achievement (IEA) IEA Secretariat Amsterdam, the Netherlands.
Jurnaidi, J., & Zulkardi, Z. (2015). “Pengembangan Soal Model Pisa pada Konten
Change and Relationship untuk Mengetahui Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, No. 1,
2015.
52
Karnita, nia dan nova yuniarti. Bank Soal Superlengkap matematika SMA kelas 1,2,
dan 3. Jakarta : Cmedia, 2014.