Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia

Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017. Halaman 72-77


p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia is licensed under


A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License

ANALISIS KELANCARAN PROSEDURAL MATEMATIS SISWA PADA MATERI


PERSAMAAN EKSPONEN KELAS X SMA NEGERI 2 SINGKAWANG
Uray Windi Haryandika 1) Citra Utami 2) Nindy Citroresmi Prihatiningtyas3)
1)
Prodi Pendidikan Matematika STKIP Singkawang, Indonesia
E-mail: uraywindi14@gmail.com
2)
Prodi Pendidikan Matematika STKIP Singkawang, Indonesia
E-mail: citrautami1990@gmail.com
3)
Prodi Pendidikan Matematika STKIP Singkawang, Indonesia
E-mail: nindy.citroresmi@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelancaran prosedural matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 2 Singkawang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, bentuk penelitian yang digunakan deskriptif. Subjek
penelitian adalah siswa kelas Xa SMA Negeri 2 Singkawang. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes essay yang
disesuaikan dengan karekteristik kelancaran prosedural matematis dan telah diujikan dengan validasi isi, validasi konstruk, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda. Hasil penelitian menunjunkan kelancaran prosedural matematis siswa; (1) kelompok atas yaitu
64% dengan kategori rendah, khususnya pada indikator fleksibel yaitu 74% dengan kategori sedang, indikator efisien yaitu 78%
dengan kategori sedang dan indikator efektif yaitu 41% dengan kategori sangat rendah; (2) kelompok tengah yaitu 53% dengan
kategori sangat rendah, khususnya pada indikator fleksibel yaitu 90% dengan ketegori sangat tinggi, indikator efisien yaitu 36%
dengan kategori sangat rendah dan pada indikator efektif yaitu 33% dengan kategori sangat rendah; (3) kelompok bawah yaitu 34%
dengan kategori sangat rendah, khususnya pada indikator fleksibel yaitu 48% dengan kategori sangat rendah, indikator efisien yaitu
33% dengan kategori sangat rendah dan pada indikator efektif yaitu 22% dengan kategori sangat rendah

Kata Kunci: Kelancaran Prosedural Matematis, Persamaan Eksponen

yang kompeten, kurikulum yang menjanjikan


I. PENDAHULUAN kesempatan kepada siswa untuk mempelajari
Matematika merupakan disiplin ilmu yang konsep-konsep dan prosedur-prosedur matematis
mempunyai sifat khas. Kekhasan itu berkenaan yang penting dan bermakna, lingkungan atau kelas
dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang yang mendukung proses pembelajaran. Faktor
tersusun secara hirarkis (Rosmaiyadi, 2017). yang sangat berperan dalam menunjang
Matematika merupakan ilmu yang mendasari kesuksesan belajar matematika siswa adalah
perkembangan teknologi modern, mempunyai kecakapan matematis (mathematical profeciency)
peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan (Kilpatrick, Swafford, & Findell, 2001).
memajukan daya pikir manusia (Sari, Wahyuni, & Kecakapan matematis siswa terdiri dari lima
Rosmaiyadi, 2016). Matematika adalah ilmu yang komponen, satu diantara lima komponen tersebut
membahas angka-angka dalam perhitungannya, adalah kelancaran prosedural matematis (Stott,
membahas masalah-masalah numerik, mengenai 2013).
kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, Kelancaran prosedural didefinisikan sebagai
bentuk dan sarana berpikir, kumpulan sistem, keterampilan dalam melaksanakan prosedur secara
struktur dan alat (Hamzah & Muhlisrarini, 2014). fleksibel, efisien dan efektif (Sullivan, 2011).
Untuk sukses dalam belajar matematika siswa Kelancaran prosedural mengacu pada pengetahuan
memerlukan banyak hal diantaranya adalah guru tentang prosedur, pengetahuan saat dan bagaimana

72
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017. Halaman 72-77
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

menggunakannya dengan tepat, dan keterampilan Namun pada kenyataanya siswa SMA Negeri
dalam melakukan fleksibel, efisien dan efektif 2 Singkawang diduga belum sepenuhnya memiliki
dalam menyelesaikan suatu (Kilpatrick, Swafford, kelancaran prosedural matematis yang baik atau
& Findell, 2001). Russel membagi tiga aspek ada kecendrungan bahwa siswa di dalam belajar
kelancaran prosedural matematis, yaitu fleksibel, matematika kurang memiliki kelacaran prosedural
efisien dan efektif (Aprianti, 2014). Pertama, matematis. Hal ini teramati selama peneliti
fleksibel memerlukan pengetahuan pendekatan melaksanakan tugas Program Pengalaman
yang lebih dari satu untuk menyelesaikan suatu Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2 Singkawang.
masalah tertentu. Fleksibel yang dimaksud adalah Seringkali siswa menanyakan langkah-langkah
saat siswa menyelesaikan suatu masalah, siswa apa yang dilakukan untuk menyelesaikan soal
dapat memilih satu diantara strategi maupun yang mereka kerjakan. Sejalan dengan hal itu,
metode yang ada dan sesuai untuk mengecek untuk mengetahui kelancaran prosedural
ulang hasilnya. Kedua, efisien secara tidak matematis siswa peneliti melakukan wawancara
langsung menyatakan bahwa siswa tidak terhenti kepada beberapa siswa. Hasil wawancara dapat
pada langkah-langkah yang banyak dan tidak disimpulkan bahwa siswa masih tidak tahu kapan
kehilangan arah dalam strategi berlogika. Ketiga, dan bagaimana menggunakan prosedur secara
efektif tergantung pada beberapa aspek dari proses fleksibel, efisien dan efektif, mereka hanya dapat
pemecahan masalah, termasuk perekaman yang mengerjakan soal yang sama dengan contoh soal
hati-hati, pengetahuan kombinasi bilangan, dan yang guru jelaskan dipapan tulis.
memperhatikan hasil dari pengecekan yang Untuk mengetahui lebih jelas kelancaran
berulang dengan tepat. Dapat disimpulkan bahwa prosedural matematis siswa, peneliti melakukan
kelancaran prosedural matematis siswa merupakan wawancara secara tidak terstruktur atau hanya
keterampilan siswa tentang cara untuk berupa garis besar mengenai prosedur siswa dalam
memperkirakan hasil menggunakan langkah- meyelesaikan soal kepada seorang guru
langkah dalam menyelesaikan soal. matematika di SMA Negeri 2 Singkawang. Dari
Kelancaran prosedural matematis memiliki hasil wawancara secara keseluruhan masih banyak
pengaruh yang penting terhadap kompetensi siswa yang mendapat nilai rendah pada ulangan
matematika siswa di sekolah (Kilpatrick, Swafford, harian yaitu memecahkan masalah yang berkaitan
& Findell, 2001). Tanpa kelancaran prosedural dengan bentuk pangkat dan akar atau hanya
matematis yang cukup, siswa sulit dalam beberapa siswa yang dapat mencapai ketuntasan.
memehami pemahaman mereka tentang Pada ulangan harian tersebut banyak siswa yang
matematika atau memecahkan masalah tidak mampu menjawab soal khususnya pada
matematika dalam pembelajaran. Siswa harus materi persamaan eksponen, sehingga nilai
fleksibel,efisien dan efektif dalam melakukan ulangan siswa pada banyak yang rendah. Siswa
perhitungan, tanpa selalu harus mengacu pada alat juga belum mampu menguasai atau bahkan
bantu. Siswa juga perlu tahu cara yang fleksibel, memahami langkah-langkah dari suatu materi
efisien dan efektif dalam melakukan persamaan eksponen. Siswa hanya mengerti apa
pengoperasian matematika, misalnya menambah, yang dijelaskan dan dicontohkan oleh guru dan
mengurangi, mengalikan, dan membagi tanpa contoh di dalam buku paket LKS dengan tipe soal
mengguakan alat bantu seperti kalkulator. Dalam yang sama. Pada saat guru memberikan latihan
menyelesaikan masalah dalam matematika siswa tipe soal yang berbeda, siswa mulai menanyakan
tidak hanya diminta untuk memberikan hasil akhir lagkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk
yang benar. Tetapi siswa dituntut lebih kreatif menyelesaikan soal tersebut.
menggunakan keterampilan mereka untuk mencari Dari data hasil belajar matematika siswa yang
hasil akhir yang benar dan tepat menggunakan didapat peneliti selama melaksanakan tugas PPL,
prosedur atau langkah-lagkahnya tanpa berpatokan hasil nilai UTS siswa rata-rata hanya mencapai 54
pada alat bantu. yang tentunya jauh dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang menjadi ketetapan SMA

73
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017. Halaman 72-77
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

Negeri 2 Singkawang yaitu 65. Dari soal UTS adalah memperoleh data tentang status sesuatu
tersebut menuntut siswa untuk lebih kreatif dibandingkan dengan standar atau ukuran yang
menggunakan prosedur dalam upaya mendapatkan telah ditentukan, dengan mengadakan pengukuran
hasil akhir yang benar. Untuk lebih jelas mengenai (Arikunto, 2010). Metode tes ini digunakan untuk
jawaban satu diantara siswa kelas X SMA Negeri mengukur dan mendapatkan data tingkat
2 Singkawang dalam menyelesaikan soal UTS. kelancaran prosedural matematis siswa kelas X
Permasalahan yang dibahas di atas SMA Negeri 2 Singkawang. Data yang
menunjukan bahwa begitu pentingnya kelancaran dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
prosedural matematis siswa dalam pembelajaran kuantitatif yang kemudian akan dideskripsikan
matematika, membuat peneliti tertarik untuk secara kualitatif dalam bentuk kata-kata. Selain
mengungkapkan lebih jauh mengenai kelancaran itu, peneliti menggunakan metode wawancara.
prosedural matematis siswa. Martinez-pons Metode ini digunakan sebagai pelengkap data,
menyatakan bahwa, upaya pembelajaran sangat untuk menilai atau mengetahui keadaan subjek
penting bagi seorang pendidik untuk dalam menyelesaikan tes kelancaran prosedural
melaksanakan fase awal pada pembelajaran matematis siswa pada materi persamaan eksponen.
(Aprianti, 2014). Fase ini merupakan tahap Peneliti juga menggunakan metode dokumentasi.
seorang pendidik untuk mengetahui dan Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan bukti
memahami bekal awal yang dimiliki siswanya. otentik dan pemahaman tentang kejadian atau
Bekal awal yang termasuk dalam tahap tersebut peristiwa yang telah dan akan terjadi (Aliyansah,
adalah mengetahui kemampuan siswa dalam 2013).
belajar. Pendapat menurut para ahli ini Instrumen pengumpulan data dalam penelitian
mendukung untuk dilakukannya penelitian ini adalah tes kelancaran procedural matematis.
mengenai kelancaran prosedural matematis siswa. Tes digunakan untuk mengukur kelancaran
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas prosedural matematis siswa dalam materi
pada paragraf sebelumnya, maka peneliti tertarik persamaan eksponen adalah dengan memberikan
untuk melakukan penelitian dengan judul “analisis tes tertulis bentuk essay berjumlah 3 soal yang
kelancaran prosedural matematis siswa pada mencangkup 3 indikator kelancaran prosedural
materi persamaan eksponen kelas X SMA Negeri matematis siswa pada materi pokok persamaan
2 Singkawang.” eksponen. Tes essay merupakan tes yang
menghendaki testee (peserta tes) memberikan
II. METODE jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat
Metode pengumpulan data adalah suatu proses yang disusun sendiri (Nawawi, 2015). Selain itu,
pengumpulan data primer dan sekuder dalam suatu instrument yang digunakan adalah pedoman
penelitian (Siregar, 2014). Metode penelitian ini wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik
adalah metode deskriptif dengan pendekatan pengumpulan data apabila peneliti ingin
kualitatif. Subjek penelitian adalah benda, hal, melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
atau orang yang padanya melekat data tentang permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono,
objek penelitian (Silalahi, 2009). Subjek yang 2010). Wawancara digunakan hanya untuk
akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa kelas memperoleh informasi secara langsung mengenai
Xa SMA Negeri 2 Singkawang berjumlah 31 garis-garis besar permasalahan dalam
orang, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 18 menyelesaikan soal tes kelancaran prosedural
siswa perempuan. Objek penelitian adalah apa matematis pada materi persamaan eksponen.
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Instrumen pengumpulan data berupa tes terlebih
(Arikunto, 2010). Objek dalam penelitian ini dulu di uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan
adalah kelancaran prosedural matematis siswa tingkat kesukarannya.
pada materi persamaan eksponen. Validitas bertujuan agar tes yang digunakan
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini benar-benar untuk mengukur kemampuan siswa
dengan menggunakan metode tes. Metode tes dalam menyelesaikan soal persamaan eksponen,

74
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017. Halaman 72-77
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

maka instrumen yang telah disusun diukur dengan matematis terendah dengan angka persentase 48%
validitas tes. Adapun hasil perhitungan validitas yaitu kelompok bawah, dengan kategori sangat
dapat dilihat pada Tabel 1. Perhitungan Validitas rendah. Sedangkan untuk kelompok atas berada
Uji Coba Soal berikut ini. pada tingkat kelancaran prosedural matematis
TABEL I yang kedua dengan angka persentase 74%, dengan
PERHITUNGAN UJI COBA SOAL kategori sedang.
Soal Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Sedangkan tingkat kelancaran prosedural
Validitas 0,52 0,71 0,80 matematis siswa kelas X SMA Negeri 2
Kriteria Sedang Tinggi Tinggi Singkawang pada indikator efisien tertinggi
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pegertian dengan angka persentase sebesar 78% dengan
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya kategori sedang, yaitu berada pada kelompok atas.
untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data Sedangkan tingkat kelancaran prosedural
karena instrumen tersebut sudah baik. Berdasarkan matematis terendah dengan angka persentase 33%
hasil perhitungan uji coba soal diperoleh bahwa dengan kategori sangat rendah, yaitu berada pada
reliabilitas sebesar 0,46 dengan kriteria sedang. kelompok bawah. Sedangkan untuk kelompok
Sedangkan daya pembeda adalah kemampuan dari tengah berada pada tingkat kelancaran prosedural
tes tersebut dalam memisahkan antara subjek yang matematis yang kedua dengan angka persentase
pandai dengan subjek yang kurang pandai. 36% dengan kategori sangat rendah.
Adapun hasil perhitungan daya pembeda dapat Tingkat kelancaran prosedural matematis siswa
dilihat pada Tabel II sebagai berikut. kelas X SMA Negeri 2 Singkawang pada indikator
TABEL II
efisien tertinggi dengan angka persentase sebesar
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA UJI COBA SOAL 41% dengan kategori sangat rendah, yaitu berada
Soal Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 pada kelompok atas. Sedangkan tingkat
Daya 0,26 0,53 0,48 kelancaran prosedural matematis terendah dengan
Pembeda angka persentase 32% dengan kategori sangat
Kriteria Cukup Baik Baik
rendah, yaitu berada pada kelompok bawah.
Tingkat kesukaran bertujuan untuk mengkaji Sedangkan untuk kelompok tengah berada pada
soal-soal soal tes yang diuji cobakan dari sisi tingkat kelancaran prosedural matematis kedua
kesulitannya, sehingga dapat diperoleh soal-soal dengan angka persentase 33% dengan kategori
yang termasuk dalam kategori mudah, sedang dan sangat rendah.
sukar. Adapun hasil perhitungan tingkat kesukaran Berdasarkan hasil analisis data, persentase
dapat dilihat pada Tabel III. Perhitungan Tingkat kelacaran prosedural matematis siswa kelompok
Kesukaran Uji Coba Soal sebagai berikut. atas yang berjumlah 9 siswa yaitu 64% dengan
kategori rendah. Sedangkan persentase kelacaran
TABEL III
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN UJI COBA SOAL prosedural matematis siswa kelompok tengah yang
Soal Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3
berjumlah 13 siswa yaitu 53% dengan kategori
Tingkat 0,71 0,68 0,65 sangat rendah dan persentase kelacaran prosedural
Kesukaran matematis siswa kelompok bawah yang berjumlah
Kriteria Mudah Sedang Sedang
9 siswa yaitu 34% dengan kategori sangat rendah.
Sehingga dapat disimpulkan kelancaran prosedural
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
matematis siswa kelas X SMA Negeri 2
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui Singkawang masih tergolong rendah. Rendahnya
yaitu tingkat kelancaran prosedural matematis kelancaran prosedural matematis siswa, diduga
siswa kelas X SMA Negeri 2 Singkawang pada saat pembelajaran matematika berlangsung,
indikator fleksibel tertinggi dengan angka latihan kelancaran prosedur belum diberikan
persentase sebesar 90% dengan kategori sangat kepada siswa. Rendahnya kelancaran prosedural
tinggi yaitu berada pada kelompok tengah. matematis siswa merupakan suatu masalah dalam
Sedangkan tingkat kelancaran prosedural pembalajaran matematika disekolah yang harus

75
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017. Halaman 72-77
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

ditindaki bagi seorang pendidik, hal ini guna untuk Persentase kelancaran prosedural matematis siswa
memperbaiki prestasi belajar dan hasil belajar kelompok atas yaitu 64% dengan kategori rendah,
matematika siswa disekolah. persentase kelancaran prosedural matematis pada
Dalam memperbaiki rendahnya kelancaran indikator fleksibel yaitu 74% dengan kategori
prosedural matematis siswa, perlunya teori-teori sedang berada pada tingkat kedua, persentase
belajar dalam upaya meningkatkan rendahnya kelancaran prosedural matematis pada indikator
kelancran prosedural matematis siswa. Teori efisien yaitu 78% dengan kategori sedang berada
belajar yang mendukung kelancaran prosedural pada tingkat pertama, dan persentase kelancaran
diantaranya adalah teori belajar Bruner dan teori prosedural matematis pada indikator efektif yaitu
belajar Gagne. Teori belajar Bruner memusatkan 41% dengan kategori sangat rendah berada pada
perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan tingkat ketiga; (b) Persentase kelancaran
manusia dengan informasi yang diterimanya dan prosedural matematis siswa kelompok tengah
apa yang dilakukannya sesudah memperoleh yaitu 53% dengan kategori sangat rendah,
informasi yang diskret itu mencapai pemahaman persentase kelancaran prosedural matematis pada
yang memberikan kemampuan kepadanya. Bruner indikator fleksibel yaitu 90% dengan ketegori
mengemukakan empat tema pedidikan yaitu; (1) sangat tinggi berada pada tingkat pertama,
pentingnya struktur pengetahuan; (2) kesiapan persentase kelancaran prosedural matematis pada
belajar; (3) nilai intuisi dalam proses pendidikan; indikator efisien yaitu 36% dengan kategori sangat
(4) motivasi untuk (Dahar, 2006). rendah berada pada tingkat kedua, dan persentase
Sedangkan menurut teori belajar Gagne lima kelancaran prosedural matematis pada indikator
kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar efektif yaitu 33% dengan kategori sangat rendah
yaitu; (1) keterampilan intelektual; (2) strategi berada pada tingkat ketiga; (c) Persentase
kognitif; (3) sikap; (4) informasi verbal; (5) kelancaran prosedural matematis siswa kelompok
keterampilan motorik (Dahar, 2006). bawah yaitu 34% dengan kategori sangat rendah,
Keterampilan intelektual memungkinkan persentase kelancaran prosedural matematis pada
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya indikator fleksibel yaitu 48% dengan kategori
dengan penggunaan simbol-simbol atau gagasan- sangat rendah berada pada tingkat pertama,
gagasan. Strategi kognitif merupakan keterampilan persentase kelancaran prosedural matematis pada
khusus yang mempunyai kepentingan bagi belajar indikator efisien yaitu 33% dengan kategori sangat
dan berpikir. Invormasi verbal disimpan sebagai rendah berada pada tingkat kedua, dan persentase
jaringan-jaringan proposisi-proposisi. Sikap kelancaran prosedural matematis pada indikator
merupakan pembawaan yang dapat mempengaruhi efektif yaitu 22% dengan kategori sangat rendah
prilaku seseorang terhadap kejadian. Keterampilan berada pada tingkat ketiga.
motorik tidak hanya mencangkup kegiatan fisik, SARAN
tetapi juga kegiatan motorik yang digabung Dalam menyelesaikan soal tes kelancaran
dengan keterampilan intelektual. prosedural matematis pada materi persamaan
Dengan adanya teori belajar Bruner dan Gagne eksponen, sebaiknya siswa teliti dan memahami
diharapkan dapat memperbaiki rendahnya kalimat perintah soal, teliti dalam menghitung dan
kelancaran posedural matematis siswa pada materi menguasai prosedur pada materi persamaan
persamaan eksponen kelas X SMA Negeri 2 eksponen serta materi prasyarat seperti materi
Singkawang, sehingga siswa memeliki prestasi bentuk pangkatan dan akar. Guru diharapkan dapat
belajar dan hasil belajar matematika yang baik menekankan kelancaran prosedural matematis
siswa dalam menyelesaikan masalah. Selain itu
IV. KESIMPULAN DAN SARAN diharapkan guru ketelitian siswa dalam
melaksanakan perhitungan dan memahami soal
KESIMPULAN yang diberikan, sehingga siswa dapat
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian menyelesaikan soal dengan benar dan hasil yang
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa; (a) maksimal. Untuk penelitian lanjutan agar mecari

76
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia
Volum 2 Nomor 2 bulan September 2017. Halaman 72-77
p-ISSN: 2477-5967 e-ISSN: 2477-8443

pendekatan atau model pembelajaran yang tepat DAFTAR PUSTAKA


dalam meningkatkan keterampilan kelancaran
prosedural matematis siswa pada materi Aliyansah. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Singkawang: STIT SA
Singkawang.
persamaan eksponen. Sehingga siswa mempunyai Aprianti, Rini. (2014). Kelancaran Prosedural Matematis Siswa dalam
keterampilan kelancaran prosedural matematis Materi Operasi Hitung Pecahan Aljabar Kelas VII SMP. Skripsi:
Universitas Tanjungpura Pontianak.
yang baik dalam menyelesaikan masalah pada Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
materi persamaan eksponen. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dahar, Ratna Wilis. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Erlangga.
Hamzah, Ali & Muhlisrarini. (2014). Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.
UCAPAN TERIMAKASIH Kilpatrick, Jeremy. Swafford, Jane. & Findell, Bradford. (2001). Adding It
Up: Helping Children Learn Mathematics. England: National Academy
of Sciences.
Nawawi, Hadari. (2015). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Gadjah Mada University Press.
Andi Mursidi, M.Si selaku Ketua STKIP Rosmaiyadi. (2017). ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA DALAM LEARNING CYCLE 7E
Singkawang, dosen pembimbing yaitu Citra Utami, BERDASARKAN GAYA BELAJAR. Jurnal Aksioma, 6(1), 12–19.
M.Pd dan Nindy Citroresmi P, M.Pd yang telah Sari, A. N., Wahyuni, R., & Rosmaiyadi. (2016). Penerapan Pendekatan
Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
membimbing, memberikan saran, masukan serta Siswa Pada Materi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 10 Pemangkat.
pengarahan penulis, sehingga penulis dapat Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 1(1), 20–24.
Sembiring, Suwah dkk. (2012). Matematika Kelas X. Bandung: Yrama
menyelesaikan jurnal ini. Kemudian penulis juga Widya.
mengucapkan terima kasih kepada STKIP Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama
Siregar, Syofian. (2014). Statistik Parametrik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Singkawang yang telah mendukung dan Stott, Debbie. (2013). Learning & Teaching Mathematics. Afrika Selatan:
mamfasilitasi penulis dalam menyelesaikan jurnal Rhodes University.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif dan R&D.
ini. Bandung: Alfabeta.
Sullivan, Peter. (2011). Teaching Mathematics: Using Research-Informed
Strategies. Australia: Australian Council for Educational Research.

77

Anda mungkin juga menyukai