Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN TEKNIK JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PERKALIAN


VINA RIANASARI
NIM 857455243
rianasarivina752@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang penelitian adalah guru memperoleh fakta siswa yang mencapai nilai
KKM hanya sekitar 30% pada materi perkalian pelajaran matematika kelas II SDN
Singkup. Tujuan dalam perbaikan penelitian pembelajaran ini adalah untuk
mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam pelajaran perkalian dengan
penerapan teknik jarimatika. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK yang
dilaksanakan dua siklus. Subjek penelitian ini terdiri dari 12 siswa kelas II SDN
Singkup dengan tes individu untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa serta
pengamatan keaktifan siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
teknik jarimatika salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas II untuk menguasai materi perkalian. Pada siklus I persentase siswa yang
di atas KKM 66,67%. Pada siklus 2 Hasil persentase siswa mencapai KKM 83,3%
dengan nilai rata-rata 84,6%.

Kata Kunci: pembelajaran matematika , Teknik jarimatika

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan matematika sangat penting dalam menunjang pembangunan di bidang
pendidikan matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting yang
harus dipelajari oleh siswa pada setiap jenjang pendidikan. Di samping itu,
matematika merupakan sarana penunjang untuk memahami berbagai ilmu ilmu-ilmu
lain yang dapat membantu siswa berpikir logis dan praktis dalam ilmu-ilmu sosial.
Matematika juga dapat dipergunakan secara praktis untuk permasalahan sehari-hari.
Eman Suherman menyatakan bahwa “Matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak
yang diberi simbol-simbol tersusun secara umum dan penalarannya deduktif sehingga
belajar matematika termasuk kegiatan mental yang tinggi”. Sehingga dalam
mempelajari matematika, diperlukan kemampuan dan pemahaman siswa dalam
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, ilmu dalam matematika bisa dikatakan sebagai salah satu
dasar yang harus dikuasai oleh setiap individu. Karena setiap manusia tidak akan
terlepas dengan permasalahan yang berkenaan dengan Ilmu Matematika dalam
kehidupan sehari-hari, apalagi materi yang ada di SD.
Berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran dapat diukur melalui penilaian

1
hasil belajar. Penilaian menurut Gronlund & Linn (1990:5) dalam Kusaeri (2014 :16)
merupakan sebuah proses yang mencakup berbagai kegiatan seperti mengumpulkan,
menganalisis, serta menjabarkan data-data dan informasi mengenai hasil belajar
siswa untuk mengetahui apakah siswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran
atau belum.
Menurut hasil pengamatan mengenai hasil belajar siswa di kelas II SDN
Singkup pada mata pelajaran Matematika materi operasi bilangan perkalian, peneliti
menemukan fakta lapangan berupa data yang menunjukkan bahwa nilai ulangan mata
pelajaran tersebut belum memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
sebanyak 75% dari seluruh siswa masih di bawah KKM dan sisa nya sebanyak
25% sudah mampu mencapai nilai kriteria minimum, tentu saja fakta ini merupakan
suatu permasalahan yang harus segera ditemukan solusinya. Melalui serangkaian
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa penyebab belum
tercapainya nilai hasil belajar siswa secara optimal, diantaranya adalah siswa belum
berpartisipasi secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru pun masih
sering menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan teknik yang menarik
seperti jarimatika. Padahal, Penggunaan teknik jarimatika sangatlah penting untuk
mendukung proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian secara langsung guna mengetahui peningkatan keterampilan
berhitung siswa dengan judul “Penerapan Teknik Jarimatika Untuk Meningkatkan
Kemampuan siswa Pada Pembelajaran Perkalian”.

1. Identifikasi Masalah
Siswa kurang tertarik pada saat guru menyampaikan materi perkalian,
sehingga siswa lebih banyak mengobrol dengan temannya dan bahkan mondar
mandir dalam kelas ketika guru menyampaikan materi perkalian. Keaktifan dalam
mengerjakan soal-soal latihan pada materi perkalian masih sangat kurang.

2. Analisis Masalah
Ketidak berhasilan pembelajaran matematika di kelas II SDN Singkup
berdasarkan hasil diskusi dengan guru yang lebih senior disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:Guru jarang menggunakan teknik dalam mata pelajaran matematika ,
termasuk perkalian, Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam

2
menjelaskan materi perkalian,Guru kurang bisa mengarahkan siswa agar bisa lebih
memperhatikan penjelasannya

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Kegiatan belajar mengajar perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam
proses pembelajaran matematika pada materi perkalian. Teknik, metode, model,
pendekatan, dan strategi pembelajaran matematika merupakan bagian terpenting
untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Saat ini telah berkembang
macam-macam teknik untuk berhitung perkalian. Pada intinya semua teknik adalah
baik, semua anak berhak untuk mempelajari teknik-teknik yang ada, sehingga
mereka kaya akan suatu teknik. Salah satu teknik yang telah berkembang untuk
pembelajaran Matematika khususnya dalam berhitung perkalian adalah teknik
jarimatika.
Sebagai upaya meningkatkan kemampuan berhitung siswa, maka perlu
dikembangkan teknik yang tepat untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dan
mempercepat proses penulis sekaligus sebagai guru kelas berinisiatif untuk
menerapkan teknik jarimatika.
Jarimatika adalah salah satu cara berhitung dengan menggunakan alat bantu
jari. Dengan teknik jarimatika ini siswa dilatih untuk menghafal perkalian dasar.
Keterlibatan siswa untuk memperagakan jarimatika dapat membuat pembelajaran
menjadi bermakna. Mereka dapat menggunakan jari-jari tangan mereka untuk
menyelesaikan permasalahan berhitung berdasarkan aturan formasi tangan dan
penyelesaian jarimatika. Teknik jarimatika ini selain fleksibel juga tidak
memberatkan memori otak dan dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat
keakuratan yang tinggi.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan
kemampuan siswa setelah pembelajaran penerapan teknik jarimatika untuk
meningkatkan hasil belajar perkalian kelas II SDN Singkup?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan dalam perbaikan penelitian pembelajaran ini adalah untuk mengetahui
peningkatan kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika materi perkalian

3
penerapan teknik jarimatika untuk meningkatkan hasil belajar perkalian kelas II SDN
Singkup

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
Bagi siswa, siswa dapat lebih memahami materi perkalian. Meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika materi perkalian.
Membangun dan meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar. Bagi guru, guru dapat lebih percaya diri dalam memberikan pelajaran.
Guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri.Guru dapat meningkatkan kinerjanya
sehingga menjadi tenaga pendidik yang profesional dan berkualitas.Memudahkan
guru untuk mengatasi berbagai macam hambatan dan masalah dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan
pengetahuan yang dapat digunakan sebagai alternatif cara untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Sekolah dapat lebih maju dan berprestasi.
Tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara optimal. Dan dapat
memanfaatkan sumber daya di lingkungan sekolah secara optimal.

II. TEKNIK JARIMATIKA DAN PERKALIAN


Pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan sekedar
pandai berhitung. Berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu, seperti kalkulator dan
komputer, namun menyelesaikan masalah perlu logika berpikir dan analisis. Oleh
karena itu, anak-anak dalam belajar matematika harus memiliki pemahaman yang
benar dan lengkap sesuai dengan tahapan, melalui cara yang menyenangkan dengan
menjalankan prinsip pembelajaran (Fatimah, 2009:8).
Menurut Gagne belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak
langsung. Objek-objek langsung adalah objek-objek yang dari segi wujudnya secara
nyata merupakan objek-objek yang pertama-tama dipelajari. Objek-objek langsung
dalam pembelajaran matematika terdiri dari Fakta-fakta matematika, konsep-konsep
matematika, prinsip-prinsip matematika. Objek-objek tak langsung adalah objek-
objek yang dari segi wujudnya secara nyata (secara operasional) tidak segera nampak
bahwa objek-objek tersebut merupakan hal-hal yang dipelajari; tetapi hal-hal itu
dipelajari sebagai dampak (akibat) dari pembelajaran objek-objek langsung.
Gagne mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan yang dapat diamati

4
sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan-kemampuan atau disebut juga
kapabilitas. Gagne mengemukakan 5 macam hasil belajar sebagai berikut: Informasi
verbal atau kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya
tentang fakta-fakta, keterampilan intelektual atau kemampuan untuk dapat
membedakan, menguasai konsep aturan, dan memecahkan masalah, strategi kognitif
atau kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berpikir
dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis, sikap atau kecenderungan
untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar penilaian terhadap stimulus
tersebut, dan keterampilan motorik yang dapat dilihat dari segi kecepatan, ketepatan,
dan kelancaran gerakan otot-otot serta anggota badan yang diperlihatkan.

a. Teknik Jarimatika
Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai. Jarimatika
adalah suatu teknik atau cara berhitung matematika yang menggunakan alat bantu
hitung jari tangan kanan maupun kiri dan bersifat praktis, efisien, cepat serta akurat
untuk menghitung operasi aritmatika seperti perkalian. (Operasi Kali- Bagi-Tambah-
Kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika merupakan salah satu
teknik menghitung cepat dan akurat yang paling berkembang pesat dan sangat
diminati (Tetty, 2005:50).
Keunggulan Jarimatika
Ada beberapa keunggulan dari jarimatika, yaitu: (a) Memberikan visualisasi
dalam proses berhitung. (b) Menggembirakan anak saat menggunakannya. (c) Tidak
memberatkan memori otak. (d) Alatnya adalah jari tangan yang tidak perlu membeli,
tidak pernah ketinggalan, selalu dibawa ke mana saja, dan tidak bisa disita pada
saat ujian. (e). Membentuk mental berhitung yang cemerlang karena secara nyata
mengedepankan proses mendapatkan hasil (f).Merangsang potensi otak sehingga
berkembang dan mencapai fungsi yang optimal. (g). Meningkatkan kecepatan,
ketepatan, dan ketelitian dalam berpikir.

Formasi Jarimatika Perkalian


Formasi jarimatika perkalian enam sampai sepuluh adalah sebagai berikut: (a)
Jari kelingking ditutup, jari yang lain dibuka nilainya adalah enam. (b).Kelingking
dan jari manis ditutup, jari yang lain dibuka nilainya adalah tujuh. (c). Kelingking,
jari manis dan jari tengah dibuka, jari lain ditutup nilainya adalah delapan.

5
(d)Kelingking, jari manis, jari tengah dan telunjuk ditutup, ibu jari dibuka nilainya
adalah sembilan. (e) Semua jari ditutup nilainya adalah sepuluh.
Untuk perkalian enam sampai dengan sepuluh semua jari tangan berfungsi.
Jari tangan yang tertutup dijadikan puluhan (ditambahkan), jari tangan yang terbuka
dijadikan satuan (dikalikan) (Jafar, 2001:1). Contoh perkalian bilangan yang
hasilnya bilangan dua angka dengan menggunakan perkalian bilangan enam sampai
sembilan serta teknik penghitungannya. Dalam hal ini yang dilakukan adalah
perkalian bilangan enam sampai sembilan, berikut hal-hal yang dapat diperhatikan
dalam perkalian bilangan enam sampai sembilan serta cara perhitungannya.

b. Pembelajaran Matematika dengan Teknik Jarimatika


Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas atau sekolah) yang
memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika sekolah. Unsur-unsur
pembelajaran matematika antara lain guru, proses pembelajaran, siswa, dan
matematika sekolah.
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana harus dilakukan
agar suatu metode yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. Jarimatika adalah
sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar kepada anak-
anak menurut kaidah: (a). Dimulai dengan memahamkan secara benar terlebih dahulu
tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan operasi hitung dasar. (b). Kemudian
mengajarkan cara berhitung dengan jari tangan. (c). Prosesnya diawali, dilakukan dan
diakhiri dengan gembira.
Belajar jarimatika dapat membantu anak dalam pelajaran matematika sehingga
anak tidak phobia/alergi terhadap matematika atau pelajaran lain yang berbasis ganda
(hitung-hitungan). Di samping itu, anak yang belajar jarimatika biasanya menjadi
lebih percaya diri, lebih tekun, dan lebih kreatif dalam menciptakan ide-idenya
(Syaiful, 2006:86).
Pembelajaran matematika perkalian dengan menggunakan teknik jarimatika
dapat membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang matematika perkalian. Berikut ini akan dipaparkan tahap-
tahap pembelajaran konsep matematika perkalian dengan menggunakan pembelajaran
berhitung jarimatika.
Tahap Pendahuluan

6
Tahap pendahuluan merupakan tahap awal dari proses pembelajaran. Pada
tahap ini guru merancang dan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan atau
diperlukan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru mempersiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS),
merancang pembagian kelompok, memilih media yang akan digunakan dan dapat
membantu siswa dalam memahami konsep matematika perkalian.
Tahap pelaksanaan merupakan bagian inti dari pembelajaran. Adapun
kegiatan inti pembelajaran konsep matematika perkalian dengan menggunakan
pembelajaran berhitung jarimatika sebagai berikut. (a). Guru menjelaskan dan
mendemonstrasikan cara berhitung perkalian dengan menggunakan jarimatika.
Sedangkan siswa mendengarkan dan memperagakan ap yang telah diperagakan oleh
guru. (b) Guru membentuk kelompok berhitung jarimatika yaitu menentukan
kelompok dengan mengusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok relatif
heterogen antara kelompok yang lainnya. (c) Setiap kelompok mempunyai tugas
yang sama, kekompakan, kecepatan dan kerja sama saat mengerjakan tugas
kelompok sangat diperhatikan oleh guru. (d) Pengaturan tempat duduk, hal ini
dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran. (e) Presentasi kelompok
untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja itu benar dan tidak menurut pandangan
orang lain. Dengan presentasi siswa saling saling mendapat tanggapan.
Evaluasi digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam
pembelajaran. Evaluasi dapat bersumber dari penilaian pelaksanaan yang telah
dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran yang dilakukan. Dalam
pembelajaran pemahaman konsep matematika perkalian ini dapat terlihat dari hasil
kuis, pretest, LKS, kuis dan posttest yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana peningkatan keterampilan berhitung siswa dalam belajar. Adapun untuk
mengetahui aktifitas selama prose pembelajaran berlangsung, guru menggunakan
lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya.

c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya, artinya hasil belajar adalah hasil dari
selama siswa melakukan proses pembelajaran (Sudjana, 2009:3) dalam Saputro
(2017, 932). Senada dengan pernyataan diatas, Moedjiono dan Dimyati (2006: 34
dalam Saputro, 2017:932) mengatakan bahwa setelah siswa belajar dan guru
mengajarkan sebuah materi pelajaran maka akan terjadi interaksi di antara kedua

7
proses yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar memiliki beberapa bentuk,
yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengarahan, serta sikap dan cita-
cita. Setiap macam dari hasil belajar tersebut dapat diperoleh melalui serangkai
kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah proses penyampaian pembelajaran
dilakukan.

Salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar yang siswa
dapatkan adalah dengan melakukan pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan
yang dilaksanakan dengan cara memberikan angka-angka pada suatu peristiwa,
ataupun benda (Sulistya, dkk, 2012:47). Hasil dari pengukuran akan dibandingkan
dengan hasil standar pencapaian nilai kompetensi dasar (KD) yang merupakan dasar
daripada penilaian. Hal serupa juga diungkapkan oleh Sugihartono (2007:130) dalam
Nugraheni (2014:23)pengukuran adalah perwujudan dari hasil belajar siswa untuk
mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang dituangkan dalam angka atau
pernyataan.
Indonesia memiliki peraturan tersendiri mengenai standar penilaian hasil
belajar. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, menyatakan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
merupakan kriteria ketuntasan belajar yang harus ditentukan oleh satuan pendidikan.
Oleh karena itu, penilaian hasil belajar siswa yang diperoleh dengan melakukan
pengukuran harus mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan
oleh setiap satuan pendidikan, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
berkualitas (BNSP, 2007 : 12).

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek, Waktu dan Tempat Penelitian, Pihak yang Membantu
Subjek penelitian dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus
II adala siswa kelas II (dua) SDN Singkup tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah
siswa 12 orang yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa
perempuan.Pelaksanaan penelitian perbaikan dilaksanakan dalam dua siklus, adapun
waktu dan tempat dari pelaksanaanya yaitu siklus I, Jumat, 12 November 2021 (Pukul
08.00-08.35 WIB); siklus II Selasa, 23 November 2021 (Pukul 08.00-08.35 WIB).
Pelaksanaan penelitian ini bertempat di SDN Singkup yang beralamatkan di Jl.

8
Ciwarumulya, Desa Singkup, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
45555.
Pihak-pihak yang membantu dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu
pengelola Pokjar Kuningan UPBJJ-UT Bandung (Ibu Hj. Eli Suciati, MPd dan Bapak
Ilham), Kepala sekolah beserta dewan guru SDN Singkup, Supervisor 1 (Bapak
Dr.Nugraha Suharto, S. Sos., M.Pd), Supervisor 2 (Bapak Iskandar,S.Pd), Penilai
(Ibu Wina Fajar Wati,S.Pd), Tutor artikel karya ilmiah (Bapak H. Dr. Prana Dwija
Iswara).

B. Desain Prosedur Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan
tindakan berupa penerapan teknik jarimatika dalam mendukung penjelasan guru
materi perkalian. Model dari Kurt Lewin dalam Saur (2014:21-22) adalah model jenis
penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam satu siklus perbaikan terdapat
empat langkah, yaitu:

Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang akan dilakukan adalah membuat
rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPP Perbaikan), mempersiapkan
sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas dan
membuat instrumen untuk mengamati dan menganalisis data dari proses dan
hasil kegiatan ini.
Pada tahap pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dirumuskan
dalam RPP Perbaikan yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup yang disesuaikan dengan fokus perbaikan pembelajaran untuk
selanjutnya akan dipergunakan oleh peneliti dalam proses berlangsungya
perbaikan pembelajaran.
Pada tahap pengamatan, ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, antara
lain mengamati keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, memantau kegiatan
siswa dalam menggunakan teknik jarimatika, mengamati pemahaman siswa
secara individual terhadap materi pembelajaran yang telah direncanakan sesuai
dengan fokus tujuan perbaikan pembelajaran ini. Selain itu, kinerja guru dalam
proses pembelajaran pun diamati langsung oleh supervisor II agar memperoleh
data apakah terjadi peningkatan dalam kinerja guru tersebut.

9
Adapun pada tahap refleksi, hal-hal yang perlu dilaksanakan yaitu mencatat
hasil pengamatan, kemudian mengevaluasi hasil pengamatan, menganalisis hasil
pembelajaran yang telah dilakukan, serta mencatat kekurangannya untuk
dijadikan acuan dalam merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran pada
siklus berikutnya.

C. Teknik Analisis Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan
yang terdiri dari lembar kinerja guru diamati oleh supervisor 2 dan lembar
pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan tes dalam
penelitian ini adalah tes tulis, yang terdiri dari lima butir soal objektif dan lima butir
soal isian. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analis data, dengan indikator
keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah 80% dari jumlah siswa yang
telah mencapai nilai KKM dengan kategori indikator keberhasilan (Baihaqi, 2008:13-
14 dalam Adawiyah,2018:54)seperti tercantum di bawah ini.
86-100 = A (sangat baik)
76-85 = B (baik)
60-75 = C (cukup)
55-59 = D (kurang)
≤54 = E (kurang sekali)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Singkup yang berjumlah 12 siswa dan
menghasilkan data tingkat pemahaman siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi dari
kedua siklus dan data tentang penerapan teknik jarimatika pada materi perkalian yang
diperoleh dari proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran yaitu dari lembar
pengamatan guru dan juga siswa. Selanjutnya, peneliti akan menguraikan secara
singkat dan sederhana mengenai langkah-langkah perbaikan yang terdiri dari siklus I,
dan siklus 2.

1. Deskripsi Siklus 1
a. Perencanaan

10
Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran matematika pada siswa kelas II
SDN Singkup pada materi perkalian yang memiliki tujuan memperbaiki
pembelajaran dan kinerjanya dengan sasaran hasil belajar siswa, ada beberapa
kegiatan yang dilakukan, diantaranya: Hal-hal yang tertuang dalam RPP Perbaikan
siklus I, yaitu menerapkan teknik jarimatika pada materi perkalian agar siswa lebih
tepat dan cepat menyelesaikan masalah perkalian dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pembahasan yang akan digunakan diambil dari Buku tema siswa dan guru
serta buku pendamping tematik terpadu prisma kelas 2.
Teknik penilaian yang akan diberlakukan yaitu dengan pengamatan dan tes
tertulis (lembar kerja, soal objektif, dan isian) yang dibuat sesuai dengan materi
yang akan diajarkan. Hal-hal yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan perbaikan
pembelajaran adalah guru akan melakukan kegiatan seperti biasanya, seperti
berdoa dan mengisi daftar kelas serta melakukan apersepsi. Dalam kegiatan inti,
guru memberikan penjelasan perkalian menggunakan teknik jarimatika
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa serta membimbing siswa agar
dapat mempraktekan cara menghitung perkalian menggunakan jari. Dalam
kegiatan penutup, guru memberikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa,
dan terakhir guru akan memberikan tugas rumah. Semua kegiatan tersebut
dilakukan secara daring.

b. Pelaksanaan
Dalam kegiatan pembelajaran siklus 1, siswa sudah lebih fokus dalam
memperhatikan penjelasan dari guru. Dilihat dari foto siswa saat menonton video
pembelajaran yang dikirim oleh guru. guru memulai pembelajaran dengan berdo’a
kemudian mengabsen kehadiran siswa. Dalam kegiatan awal, guru kurang dapat
menghubungkan materi yang telah diajarkan dengan yang akan diajarkan dan
belum sepenuhnya berhasil dalam menggali pengetahuan siswa tentang materi
yang akan diajarkan yaitu perkalian.
Kemudian, dalam kegiatan inti guru mulai memberikan sedikit penjelasan
mengenai materi perkalian dengan menggunakan jari tangan serta memberikan
beberapa contoh cara menjawab soal perkalian menggunakan jari. Sayangnya, guru
lupa memberi contoh yang lebih jelas seperti gambar yang konkrit dan trik agar
siswa mengingat teknik jarimatika tersebut. Hal ini akan diperbaiki pada siklus II
nanti. Terakhir, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa yang dikerjakan
secara individu.

11
c. Pengamatan
Ada dua jenis pengamatan pada proses perbaikan pembelajaran yang
dilakukan pada siklus 1, yaitu pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa.
Pengamatan pada kinerja guru oleh supervisor 2 yang difokuskan pada kegiatan guru
dalam menerapkan teknik jarimatika. Dengan dilakukannya pengamatan ini, dapat
diketahui bahwa dalam proses pembelajaran masih ada beberapa hal yang harus
ditingkatkan oleh guru. Pada lembar pengamatan kinerja guru, terdapat 4 aspek yang
termasuk kedalam kategori penilaian berdasarkan penggunaan teknik jarimatika v
yang memperoleh skor 37,5 dan skor 40 untuk 10 aspek penilaian berdasarkan
penerapan teknik jarimatika. Sedangkan skor maksmilah yang dapat diperoleh pada
kegiatan ini adalah 100. Berdasarkan perolehan skor tersebut, maka dapat diperoleh
nilai persentase pengamatan terhadap kinerja guru sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perolehan persentase diatas, dapat dikategorikan bahwa
kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 termasuk
dalam kriteria cukup (77,5 %). Akan tetapi, idealnya, guru dapat memperoleh nilai
persentase maksimal dalam kinerjanya, atau setidaknya harus bisa mencapai indikator
kinerja yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, pengamatan terhadap aktivitas siswa oleh guru itu sendiri yang
dilihat dari jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan perbaikan pembelajaran
yang nantinya akan diperoleh hasil persentase keaktifan siswa sesuai kategori yang
telah ditetapkan. Pada lembar pengamatan siswa, terdapat 12 aspek yang diamati.
Pada kegiatan awal pembelajaran terdapat 3 aspek yang memperoleh skor 10 dengan
tingkat keaktifan 100 %, sedangkan dalam kegiatan inti mendapat skor 45 dengan
persentase keaktifan 63, 1 % yang terdiri dari 10 aspek pengamatan. Pada kegiatan
akhir skor yang diperoleh adalah 10 dari 2 aspek dengan 92 % tingkat keaktifan dari 1
aspek tersebut.
Dari perhitungan hasil persentase di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas
siswa pada proses pembelajaran termasuk dalam kriteria cukup yaitu 65 %. Sehingga
diharapkan, pada siklus II nanti siswa dapat memperoleh skor maksimal atau
mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti.

d.Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran dan pengamatan
tindakan kelas pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi sebagai berikut:

12
Penerapan teknik jarimatika materi perkalian
Jarimatika adalah suatu teknik atau cara berhitung matematika yang
menggunakan alat bantu hitung jari tangan kanan maupun kiri dan bersifat praktis,
efisien, cepat serta akurat untuk menghitung operasi aritmatika seperti perkalian.
(Operasi Kali- Bagi-Tambah-Kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan.
Jarimatika merupakan salah satu teknik menghitung cepat dan akurat yang paling
berkembang pesat dan sangat diminati siswa karena lebih mudah dalam pembelajaran,
siswa juga lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I
Pada saat siklus I berlangsung, ada beberapa langkah pembelajaran yang tidak
dilakukan oleh guru, hal ini harus menjadi perhatian guru untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya. Bagaimana cara membuat semua siswa aktif dan dapat
terlibat langsung dalam menggunakan anggota tubuh yaitu jari tangan dalam
berhitung agar bisa lebih meningkatkan jumlah siswa yang memahami materi
perkalian sehingga akan diperoleh nilai yang bisa mencapai KKM. Berikut ini, hasil
dari tes evaluasi siswa pada siklus 1: Jumlah siswa yang tuntas 8 siswa yang belum
tuntas 4 siswa jumlah seluruh siswa 12 nilai rata-rata siswa 69,1 sedangkan
persentasenya 66,67%.
Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran siklus I berjalan dengan baik,
terbukti dari hasil nilai siswa.Sedangkan untuk materi perkalian 6 keatas masih
banyak siswa yang menjawab soal kurang tepat, sehingga membuat nilainya belum
memenuhi KKM. Hal ini yang menjadi dasar guru untuk mengulangi pada siklus 2
nantinya guna mendapatkan peningkatan hasil belajar siswa sehingga tujuan dari
penelitian ini dapat tercapai pula. Singkatnya, siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM sudah mengalami peningkatan yang signifikan (66,67%) siswa sudah mencapai
KKM).

2.Deskripsi Siklus 2
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, disusunlah perencanaan untuk
melakukan perbaikan pembelajaran siklus II. Dalam tahap ini hanya ada beberapa hal
yang diubah, yaitu sebagai berikut: Menambahkan contoh konkret berupa gambar
teknik jarimatika.Memberikan trik khusus tentang jarimatika . Guru memberikan
contoh banyak perkalian 6 ke atas
b. Pelaksanaan

13
Kegiatan siklus II dilaksanakan setelah siklus I. ada beberapa kemajuan baik
dalam dari cara guru mengajar, perilaku siswa pada saat kegiatan perbaikan
pembelajaran dan dari hasil nilai siswa itu sendiri, di antaranya siswa mengikuti
berdoa sesuai arahan di video dan mengabsen siswa. Guru mulai melakukan apersepsi
dengan menghubungkan materi sebelumnya dengan yang akan dipelajari dan guru
memberikan pertanyaan yang sama. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang
materi didukung dengan gambar tangan untuk menjelaskan perkalian. Guru
menerangkan teknik cepat perkalian menggunakan jari dengan cara mencatatnya di
tangan.Guru memberikan kesempatan bertanya untuk mengecek pemahaman.Guru
memberikan beberapa contoh penggunaan teknik jarimatika di perkalian 6 ke atas.

c. Pengamatan
Dalam siklus II, terdapat lembar pengamatan kinerja guru dimana aspek-aspek
yang akan dinilai disesuaikan dengan langkah pembelajaran yang telah disusun guru.
Dalam lembar pengamatan kinerja guru siklus II, terdapat 3 aspek yang memperoleh
skor 38,5 pada kategori penggunaan media video animasi dan pada bagian penerapan
metode eksperimen memperoleh skor 45. Sehingga, dalam pembelajaran siklus II
kinerja guru sudah mengalami peningkatan dan termasuk dalam kriteria baik.Hal ini
diperoleh berdasarkan hasil perhitungan persentase nilai pengamatan kinerja guru
83,3%.Selain hal di atas, guru juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung ada beberapa peningkatan aktivitas yang
siswa lakukan baik pada kegiatan awal, inti, dan akhir pembelajaran dari siklus I, data
tentang aktivitas belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
Persentase keaktifan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung mendapat
skor 15 dengan tingkat keaktifan 100% (sangat aktif) pada kegiatan awal (terdapat 3
aspek), 55 pada kegiatan inti (terdapat 8 aspek) dengan tingkat keaktifan 90,5%
(sangat aktif), dan skor 15 dengan tingkat keaktifan 100% (sangat aktif) pada kegiatan
akhir (terdapat 2 aspek). Sehingga akan diperoleh nilai persentase keaktifan siswa dari
seluruh aktivitas pembelajaran siklus II yang telah dilaksanakan.
Dilihat dari hasil penghitungan nilai persentase pengamatan aktivitas siswa
diatas, diperoleh skor 85% dengan tingkat keaktifan siswa sebesar 96,83 %. Hal ini
berarti bahwa aktivitas siswa sudah masuk dalam kriteria baik dan mencapai kriteria
yang telah ditetapkan.

d. Refleksi

14
Hasil dari kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, lembar pengamatan guru
dan siswa, serta capaian nilai hasil belajar siswa mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru. Atas dasar hal-hal tersebut, maka refleksi yang dilakukan guru, yaitu:
1. Penerapan teknik jarimatika materi perkalian
Dengan ditambahnya media gambar dalam menjelaskan perkalian siswa
menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran, serta diberikan trik khusus perkalian
menggunakan tangan siswa tidak perlu lagi menghapal perkalian siswa hanya harus
memahami trik perkalian menggunakan tangan saja dengan cepat siswa bisa
menjawab pertanyaan masalah perkalian. Hal ini memudahkan siswa dalam
mengerjakan soal matematika serta mengefektifkan waktu dalam menghitung
perkalian.
2. Aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus II
Langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dari mulai kegiatan awal
sampai kegiatan penutup dilakukan oleh guru secara runtut, siswa juga sudah terlihat
lebih aktif dan bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.
Terlihat hasilnya dari hasil penilain individu, 12 siswa sudah mencapai nilai
KKM, meskipun 2 siswa belum mendapat mendapat nilai 75 (sesuai dengan nilai
KKM) tetapi nilai keduanya sudah ada peningkatan. Hasil persentase ketuntasan
siswa mencapai 83,3% dengan nilai rata-rata 84,6% dan sudah mencapai kriteria yang
diharapkan oleh peneliti, sehingga penelitian tindakan kelas ini tidak perlu dilanjutkan
pada siklus berikutnya karena lebih dari 80% siswa sudah mencapai ketuntasan dalam
pembelajaran matematika materi perkalian.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Penerapan Teknik Jarimatika Materi Perkalian
Penerapan teknik jarimatika dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas
II SDN Singkup telah menunjukan bahwa proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan baik dan menghasilkan nilai yang diharapkan melalui perbaikan yang
dilaksanakan pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil pengamatan-pengamatan yang
dilakukan pada siklus I dan siklus II maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Data Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Kinerja guru dalam proses kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan.
Nilai akhir dari kinerja guru meningkat dari 77,5 pada siklus I meningkat di siklus II
menjadi 83,5. Hasil peningkatan yang dihasilkan pada kinerja guru dikarenakan guru
telah melaksanakan perbaikan-perbaikan, terutama pada siklus ke II. Hal-hal yang

15
diperbaiki diantaranya: menggunakan gambar untuk membantu guru dalam
menjelaskan materi ajar, menerapkan teknik jarimatika sehingga siswa dapat
menggunakan tangan memperoleh mengalami langsung apa yang dipelajari. Guru
juga menjalankan tugasnya dengan baik pada saat apersepsi, semua hal yang
dilakukan dihubungkan dengan materi ajar, siswa merasa sangat antusias, karena
mereka dilibatkan dalam pembelajaran. Setiap langkah-langkah pembelajaran
dilakukan secara runtut oleh guru pada siklus II karena guru sudah terbiasa dengan
suasana kelas dengan segala perubahan cara mengajar sehingga rasa gugup,
kurangnya penguasaan materi ajar dan dalam menggunakan pembuatan video
pembelajaran seperti pada siklus I.

b) Data Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II


Dilihat dari hasil presentasi pengamatan aktivitas siswa, terjadi peningkatan
dengan nilai akhir 85 % pada siklus II, sebelumnya hanya 65% pada siklus I. Pada
siklus II, terlihat jelas bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan 20% dari hasil
perhitungan presentasi. Hal ini terjadi karena peneliti memperhatikan kekurangan
yang terjadi pada siklus I dan membuat perencanaan yang lebih matang sehingga
perbaikan pembelajaran siklus II bisa lebih optimal dalam pelaksanaanya.. Berikut ini
tabel perbandingan hasil penelitian aktivitas guru dan siswa.
Perbandingan kinerja guru dan aktivitas siswa yang meningkat pada setiap
siklusnya. Pada awal siklus I hasil pengamatan kinerja guru mendapat nilai 77,5 %
dan naik sebesar 6% pada siklus II menjadi 83,3%. Sedangkan aktivita siswa juga
meningkat 20% menjadi 85% pada siklus II, yang sebelumnya hanya 65% pada siklus
I.
2. Pembahasan Hasil Peningkatan Belajar Siswa
Berdasarkan dari hasil kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dengan menerapkan teknik jarimatika untuk mendukung penjelasan guru
dapat meningkatkan pemahaman siswa dari setiap siklusnya. Peningkatan tersebut
dapat dilihat dari nilai rata-rata dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa selama
pelaksanaan siklus I dan siklus II
Pemahaman siswa telah mengalami peningkatan, yaitu dari yang tadinya
69,1% pada siklus I, dan terus bertambah baik persentasenya pada siklus II yaitu
sebesar 80,83%. Pada siklus II ini, nilai persentase ketuntasan hasil belajar siswa telah
memenuhi presentasi yang telah ditetapkan sebelumnya yakni 80%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada tiap siklusnya, persentase ketuntasan hasil belajar pada

16
siswa kelas II SDN Singkup mengalami peningkatan. Yang artinya, hampir seluruh
siswa bisa mencapai KKM minimal 75, karena nilai KKM yang ditetapkan di SDN
Singkup pada mata pelajaran Matematika di kelas II adalah 75, sebagaimana
tercantum dalam Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian
pendidikan, dikemukakan bahwa KKM itu ditentukan oleh masing-masing sekolah
sesuai situasi dan kondisi pada sekolah tersebut.
Selain berpengaruh dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa
penerapan teknik jarimatika dalam mendukung penjelasan guru juga meningkatkan
nilai rata-rata siswa. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh (Sudjana,
2009:3) dalam Saputro (2017, 932) bahwa hasil belajar itu akan diperoleh siswa
setelah ia menerima pengalamannya belajarnya dengan hasilnya yaitu kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya. Pengalaman belajar siswa akan dengan mudah
diperoleh ketika siswa tersebut mengalami dan terlibat langsung dalam proses
pembelajaran tersebut, hal ini salah satunya dihasilkan dari penggunaan teknik
jarimatika.
Selanjutnya, dapat ditunjukkan juga oleh tabel 4.5 Setelah pembelajaran siklus
I, dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil dari kegiatan perbaikan pembelajaran
dan didapat data bahwa nilai tertinggi 90 dan terendah 60, serta rata-rata kelas 69,1.
Data nilai tersebut menggambarkan bahwa sudah ada peningkatan yang cukup
signifikan dari hasil kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan, tetapi masih
ada sejumlah siswa masih berada dibawah nilai KKM. Dengan demikian, perencanaan
perbaikan pembelajaran siklus II perlu dilakukan dan disusun dengan lebih baik.
Dengan perencanaan dan persiapan yang lebih matang, hasil dari kegiatan
pelaksanaan siklus II diperoleh data bahwa 10 siswa sudah mencapai nilai KKM, nilai
tertinggi 90 dan terendah 60 dengan rata-rata kelas 83,33. Meskipun masih ada 2
siswa yang belum mencapai nilai KKM tetapi nilai rata-rata siswa yang diperoleh
pada pra siklus dan siklus I tersebut belum mencapai nilai KKM yang telah sekolah
yaitu 75, tetapi berbeda dengan yang terjadi pada siklus II, nilai rata-ratanya sudah
mencapai standar nilai KKM.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan teknik
jarimatika untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas II SDN Singkup pada mata

17
pelajaran matematika materi perkalian dimana penelitian ini dilaksanakan berdasarkan
prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang sistematis dengan menggunakan
beberapa tahap, diantaranya perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
sehingga dihasilkan kesimpulan bahwa penerapan metode eksperimen dan
penggunaan media video animasi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya gravitasi.
Kesimpulan diatas didapatkan dari hasil tes evaluasi siswa yang dilihat dari
nilai rata-rata siswa yang pada setiap siklusnya mengalami peningkatan dimana siklus
I 66,67% (kriteria keberhasilan: “cukup”), dan mendapatkan kriteria keberhasilan
dengan “sangat baik” pada siklus II dengan nilai 83,3% yang berarti proses dan
pembelajaran pada siklus II sudah mencapai kriteria yang diharapkan peneliti.
Adapun hasil dari lembar pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa juga
mengalami kenaikan masing-masing sebesar 6% untuk kinerja guru dan 20% untuk
aktivitas siswa serta sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Hal ini
menunjukan bahwa teknik jarimatika sangat menarik perhatian dan memudahkan
siswa dalam belajar materi perkalian, membuat siswa berpartisipasi aktif, dan
memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah perkalian dalam kehidupan sehari-
hari.

B. SARAN TINDAK LANJUT


Adapun saran tindak lanjut dari penelitian tindakan kelas ini, di antaranya
sebagai berikut. (a) Bagi kepala sekolah, agar merencanakan pengadaan fasilitas dan
peralatan yang dibutuhkan dalam penerapan teknik jarimatika sebagai salah satu
metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika di SD. (b) Bagi guru,
dapat menerapkan teknik jarimatika agar dapat meningkatkan keterampilan berhitung
siswa. (c) Guru diharapkan agar dapat menggunakan teknik jarimatika dengan
membuat perencanaan dan pengelolaan waktu yang baik sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Robiatul. 2018. Peningkatan Pemahaman Siswa Materi Gaya Mata
Pelajaran IPA Melalui Media Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas
IV Waru Sidoarjo (Skripsi). Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Chintya, Nelly. 2019. Penerapan Metode Eksperimen Dan Media Video Animasi
Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi
Gaya Gravitasi Pada Siswa Kelas V Sdn 2 Japara . Kuningan: UT

18
Fatimah. 2009. Matematika Asyik dengan Metode Pemodelan. Bandung: Dari Mizan.
Muhammad Jafar. 2012. Metode Arithmetic Jarimatika. Yogyakarta: PT Wiyata
Karya Pustaka.
Kusaeri. 2014. Acuan Dan Teknik Penilaian Proses Hasil Belajar dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nasution Tetty Khairani Nasution dan Surya Edy. 2015. Penerapan Teknik
Jarimatika dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung
Perkalian Bilangan, Edumatica Vol.V. No.02.
Purwanto. 2012. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Hasil Belajar.
Rahim, Rika. 2017. Penerapan Teknik Jarimatika Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berhitung Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IV Min lampisang Aceh
Besar (Skripsi). Aceh: UIN Ar-Raniry Darussalam
Sagala Syaiful. 2006. Konsep Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
Sulistya,Naniek. Dkk.2017. Asesmen Pembelajaran SD.Salatiga: Widyasari Press.
Saputro, BirawanCahyo. 2017. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode
Inkuiri Pada Kelas V Semester II SD Negeri Sumogawe 04” Jurnal JMP
Online Vol. 1 No. 9.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Pendidik Dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai