Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991

Vol 12 No 1 Juni 2018

KECAKAPAN MATEMATIS (MATHEMATICAL


PROFICIENCY) SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPEN-
ENDED DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Bayu Putra Irawan


Politeknik Raflesia Curup
Email: bayumatematika@gmail.com

ABSTRACT

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecakapan


matematis siswa pada pembelajaran konvensional dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan Open-Ended. Jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu. Subjek penelitian terdiri dua kelas, kelas VII E sebagai kelas
kontrol dan VII F sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan
instrumen yang berupa lembar tes kecakapan matematis yang terdiri dari tes awal
(pre-test) dan tes akhir (post-test). Kecakapan matematis yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup 5 indikator, yaitu: Conceptual understanding
(pemahaman konsep); Procedural fluency (kelancaran prosedur); Strategic
competency (kompetensi strategis); Adaptive reasoning (penalaran adaptif); dan
Productive disposition (disposisi produktif). Perbedaan kecakapan matematis
siswa dilihat melalui pengujian hipotesis, statistik yang digunakan adalah uji t.
Sebelum melakukan pengujian statistik uji t maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas dan homogenitas varian. Pada tes awal dapat dilihat bahwa
nilai signifikansi t-test for equality of means untuk data tes awal adalah 0,554 atau
lebih dari 0,05. Dengan demikian maka terima H0 dan tolak H1 yang menyatakan
tidak ada perbedaan kecakapan matematis yang menggunakan pendekatan Open-
Ended dengan Pembelajaran Konvensional, sedangkan pada tes akhir diperoleh
nilai signifikansi t-test for equality of means 0,000 < 0,005, dengan demikian
maka tolak H0 dan terima H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan kecakapan
matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan Open–Ended
dengan pembelajaran konvensional.
http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
60
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

Kata Kunci : Pembelajaran Open-Ended, Kecakapan Matematis

A. PENDAHULUAN
Visi pendidikan matematika pada saat ini memiliki dua arah
pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa
datang. Visi pertama dari pendidikan matematika adalah mengarahkan
pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan ide matematika yang
kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu
pengetahuan lainnya. Sedangkan visi kedua dalam arti yang lebih luas dan
mengarah ke masa depan, pendidikan matematika akan memberikan peluang
berkembangnya kemampuan menalar yang logis, sistematis, kritis dan cermat,
kreatif, menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan
sifat matematika, serta mengembangkan sifat, obyektif dan terbuka yang sangat
diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah.
Sejalan dengan visi pendidikan matematika, menurut Soedjadi (2000:43)
Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola
pikir dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan Mempersipakan siswa
meggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari dan
dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, untuk mencapai visi dan tujuan
pembelajaran matematika seharusnya pembelajaran matematika itu diarahkan agar
dapat melatih suatu kemampuan berpikir secara matematis. Salah satu cara
melatih kemampuan berpikir secara matematis ini dapat dilakukan melalui
pengembangan lima komponen kecakapan matematis yang dinamakan dengan
mathematicals proficiency.
Kecakapan matematis menurut Kilpatrick (2001: 103) terdiri dari lima
jenis, yaitu: Conceptual understanding (pemahaman konsep); Procedural fluency
(kelancaran prosedur); Strategic competency (kompetensi strategis); Adaptive
reasoning (penalaran adaptif); dan Productive disposition (disposisi produktif).
Kelima komponen (strands) kecakapan matematis merupakan suatu kesatuan yang
tidak terpisah–pisah, melainkan saling jalin–menjalin menjadi satu kecakapan

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
61
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

yang mewakili aspek–aspek yang berbeda dalam sesuatu yang kompleks.


Kecakapan matematis ini bukanlah sesuatu kecakapan “bawaan” dari siswa
semata, tetapi merupakan suatu gabungan pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan keyakinan yang diperoleh siswa dengan bantuan guru,
kurikulum dan lingkungan belajar (kelas) yang dapat diandalkan.
Pengembangan kecakapan matematis dalam pembelajaran matematika
dapat dilakukan dengan menerapkan model–model atau pendekatan–pendekatan
yang dapat membantu siswa untuk memunculkan kecakapan matematis. Salah
satu pendekatan tersebut adalah pendekatan Open–Ended. Pendekatan Open–
Ended adalah suatu pembelajaran matematika yang mengembangkan nalar siswa
dalam belajar, dimana siswa akan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya
untuk membangun suatu kecakapan matematis.
Pendekatan Open–Ended menyajikan dan memberikan masalah pada
siswa dengan metode penyelesaian lebih dari satu. Dengan demikian pendekatan
Open–Ended dapat membuat siswa memperlihatkan pemikiran dan pemahaman
konsep yang beragam. Dalam pembelajaran matematika, misalkan ketika siswa
diberikan soal Open–Ended yang membutuhkan banyak cara penyelesaian, siswa
tersebut haruslah memahami dahulu konsep yang beragam pula dari permasalahan
tersebut. Hal ini akan menjadi awal bagaimana siswa selanjutnya dapat
mengembangkan kecakapan matematis siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa secara teori pendekatan Open-Ended dapat
mengembangkan kecakapan matematis. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu
penelitian untuk membuktikan bahwa pendekatan Open–Ended dapat
mengembangkan kecakapan matematis.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kecakapan matematis siswa SMPN 7 kelas VII dalam sub pokok
bahasan segitiga pada pendekatan pembelajaran konvensional?
2. Bagaimana kecakapan matematis siswa SMPN 7 kelas VII dalam sub pokok
bahasan segitiga pada pendekatan Open–Ended?

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
62
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

3. Adakah perbedaan kecakapan matematis siswa SMPN 7 kelas VII dalam sub
pokok bahasan segitiga yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan
Open–Ended dengan siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran
konvensional?
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana kecakapan matematis siswa SMPN 7 kelas VII
dalam sub pokok bahasan segitiga pada pendekatan pembelajaran
konvensional.
2. Untuk mengetahui bagaimana kecakapan matematis siswa SMPN 7 kelas VII
dalam sub pokok bahasan segitiga pada pendekatan Open –Ended.
3. Untuk mengetahui adakah perbedaan kecakapan matematis siswa SMPN 7
kelas VII dalam sub pokok bahasan segitiga yang mendapat pembelajaran
pada pendekatan Open–Ended dengan siswa yang mendapat pembelajaran
pada pendekatan pembelajaran konvensional.
Penelitian ini dihaapkan akan memeberikan manfaat bagi pihak-pihak
terkait yaitu Pendekatan Open–Ended dapat menjadi salah satu alernatif dalam
pembelajaran matematika untuk melatih kecakapan matematis yang dimiliki oleh
siswa. Siswa dapat menyadari kecakapan matematis yang dimilikinya, hal tersebut
salah satu dapat terlihat dari kesadarannya dalam menyelesaikan masalah
matematika dan sikap positifnya terhada matematika.

B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu, hal ini dikarenakan di dalamnya tidak mungkin untuk
mengontrol semua variabel kecuali beberapa variabel saja. Sampel dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas sampel yaitu satu kelas eksperimen dan satu
kelas kontrol. kelas VII.F sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.E sebagai kelas
kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah mengambil sampel
kelas sederhana yaitu mengambil kelas dari anggota populasi yang dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Hal ini dilakukan setelah
memperhatikan ciri-ciri reltif yang dimiliki. Setelah mendapat dua kelas smpel,

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
63
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

maka dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan data pre-test untuk


membuktikan bahwa sampel yang diambil berasal dari keaadaan (kondsi) awal
yang sama (homogen) sebelum diberikan perlakuan.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah lembar tes dan nontest lembear test digunakan untuk
mengumpulkan data kecakapan matematis siswa. Tes dalam penelitian ini adalah
test dalam bentuk soal uraian. Soal test merupakan soal tes kecakapan matematis
yang dinyatakan valid dan layak digunakan dengan terlebih dahulu divalidasi
isinya oleh para ahli yaitu dosen dan guru mata pelajaran matematika. Dimana
soal-soal pre-test dan post-test adalah ekivalen (sama/seharga) maksudnya bentuk
soal boleh saja bereda tetapi indikator dari setiap nomor soal harus sama.
Pemberian skor pada tiap soal berdasarkan pensekoran kecakapan matematis
siswa, dan instrumen non tes terdidri atas lembar observasi, dan angket yang
berbentuk skala sikap.
Sebelum data dianalisis leih lanjut, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi dalam mengelola data test yaitu mencari nilai rata-rata tes kecakapan
matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas non eksperimen. Kemudian
dicari apakah kedua data kelompok berdistribusi normal dan memiliki varian yang
sama (homogen) yaitu dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogennitas
varians. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
menurut walpole, Ronald E, (1992:305). Data non tes diolah secara
deskriptifnmeliputi lembar observasi guru, lembar obervasi siswa dan angket.

C. Hasil dan Pembahasan


Penelitian telah dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kota Bengkulu pada kelas
VII. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru memberikan tes awal (pre- test)
yang sama pada kelas VII.F (kelas eksperimen) dan kelas VII.E (kelas kontrol)
masing-masing berjumlah 32 siswa. Namun demikian dikarenakan pada tes awal
dan tes akhir ada beberapa siswa tidak mengikuti tes maka jumlah VII.F (kelas
eksperimen) menjadi 28 siswa dan kelas VII.E (kelas kontrol) menjadi 30 siswa.
Tes yang akan diberikan mengenai materi yang akan diajarkan yaitu pokok

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
64
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

bahasan segitiga. Tes ini berfungsi untuk mengetahui kecakapan matematis awal
siswa terhadap materi yang akan diberikan.
Setelah tes awal selesai dilaksanakan, kedua kelas diberikan pelajaran
matematika dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen
menggunakan pendekatan pembelajaran Open-Ended, proses pembelajaran
dimulai dengan guru mebagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian
memberikan masalah berupa soal berbentuk LKS yang berhubungan dengan
indikator pembelajaran yang ingin dicapai. LKS tersebut diselesaikan oleh siswa
secara individul kemudian mendiskusikannya dengan teman sekelompok lalu
dengan kawan sekelas, sedangkan guru memberikan arahan dan bimbingan
kepada siswa.
Pada kelas kontrol pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran
konvensional. Pembelajaran konvensional biasanya merupakan pembelajaran
langsung yang dalam pelaksanaannya lebih banyak menggunakan metode
ceramah. Pada pembelajaran ini, guru memberikan materi-materi pelajaran secara
langsung yang kemudian diiringi dengan pemberian contoh soal yang
penyelesaiannya diselesaikan bersama-sama oleh guru dan siswa.
Soal-soal dalam LKS yang diberikan pada kelas eksperimen juga diberikan
pada kelas kontrol. Setelah pemberian contoh soal, guru kemudian memberi
latihan soal yang terdapat dalam buku cetak yang dimiliki para siswa. Setelah
selesai, penyelesaian soal-soal tersebut dibahas secara bersama-sama.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan, kedua kelas baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes akhir (post-test) yang sama.
Deskripsi Data Kecakapan Matematis Siswa. Data kecakapan matematis
siswa pada penelitian ini diperoleh dari pelaksanakan tes awal (pre-test) dan tes
akhir (post-test) diberikan kepada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Data tersebut digunakan untuk menentukan perbedaan kecakapan
matematis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran
dengan pendekatan Open-ended dan kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Hasil dari tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
65
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

Tabel 1. Data Tes Awal dan Tes Akhir Untuk Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen


Data Tes Tes Tes Tes
awal akhir awal akhir
Jumlah 30 30 28 28
sampel
Jumlah skor 61 191 57 428
Skor tertinggi 7 12 5 20
Skor terendah 0 2 0 11
Simpangan 1,608 2,659 1,598 2,651
baku
Rata-rata 2,03 6,37 2,04 15,29
Varian 2,585 7,068 2,554 7,026

Berdasarkan dari tabel di atas, terlihat bahwa perbandingan rata-rata dan


varian skor tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan dan kesiapan siswa tes awal sama dan
homogen. Selain itu, pada tes akhir diperolah rata-rata pada kelas eksperimen
adalah 15,29 dengan varian 7,026, sedangkan pada kelas kontrol rata-rata yang
diperoleh adalah 6,37 dengan varian 7,068. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan kedua kelas adalah
homogen.

D. Hasil Uji Hipotesis


Telah dibicarakan pada bab sebelumnya bahwa teknik analisis data seperti
normalitas, homogenitas dan uji t pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS
for windows 16 dimana untuk melihat normalitas data dapat dilihat pada nilai
signifikasi Z berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov, untuk melihat homogenitas
data dapat dilihat pada nilai signifikasi Levene's Test for Equality of Variances
dan untuk uji hipotesis tes dapat dilihat dari nilai signifikansi (sig (2-tailed)) pada
t-test for equality of means. Hasil dari analisis data tes awal dan tes akhir dapat
anda lihat pada tabel dibawah sebagai berikut:

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
66
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

Tabel 2. Hasil Analisis Tes Awal dan Tes Akhir


Data Pre-test Data Post-test
Uji Kelas Kelas Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
1. Normalitas Sig.= 0,148 Sig.= 0,186 Sig.= 0,334 Sig.= 0,858
(Nilai signifikansi
Kolmogorov-
Smirnov)
2. Homogenitas
(Nilai signifikansi F = 0,355 F = 0,64
Levene's Test for Sig.= 0,554 Sig.= 0,802
Equality of
Variances)
3. Uji t (Nilai
signifikansi t-test t= 0,06 t= 12,785
for equality of Sig.= 0,996 Sig.= 0,000
means)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa uji normalitas untuk kelas
kontrol dan eksperimen pada tes awal dan tes akhir berdistribusi normal,
dikarenakan nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05. Pada data tes
awal dan tes akhir dapat dilihat kedua varian kelompok sampel mendekati sama.
Selain itu, nilai signifikansi Levene's Test for Equality of Variances lebih dari 0,05
sehingga terima H0. Dengan demikian disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk data tes awal mempunyai varians yang homogen (varians
kelas eksperiment dan kelas kontrol sama).
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi t-test for
equality of means untuk data tes awal lebih dari 0,05. Dengan demikian maka
terima H0 dan tolak H1 yang menyatakan tidak ada perbedaan kecakapan
matematis yang menggunakan pendekatan Open-Ended dengan Pembelajaran
Konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa keccakapan matematis dan
kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa tidak jauh berbeda. Sedangkan pada
data tes akhir diperoleh nilai signifikansi t-test for equality of means 0,000 <
0,005, dengan demikian maka tolak H0 dan terima H1 yang menyatakan bahwa
“ada perbedaan kecakapan matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan
pendekatan Open–Ended dengan pembelajaran konvensional

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
67
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

E. Pembahasan
Pada analisis pada tes awal dan tes akhir diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan
mempunyai varians yang sama. Hal ini berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol
berasal dari kondisi atau keadaan yang sama yaitu kemampuan yang sama
mengenai aspek kecakapan matematis baik sebelum maupun setelah dilakukan
pembelajaran.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan Uji-t pada tes awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kecakapan
matematis siswa pada proses pembelajaran antara pendekatan Open-Ended dengan
pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa kecakapan matematis
awal yang dimiliki siswa masih berada pada kondisi atau keadaan yang sama.
Sedangkan pengujian dengan Uji-t pada tes akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat disimpulkan ada perbedaan kecakapan matematis siswa pada proses
pembelajaran antara pendekatan Open-Ended dengan pembelajaran konvensional.
Pada pengujian hipotesis tes awal dengan Uji-t diperoleh nilai signifikansi
0,974 atau lebih dari signifikasi 0,05 dengan demikian terima H0 dan tolak H1
(tidak ada perbedaan kecakapan matematis siswa yang diajarkan melalui
pendekatan Open-Ended dengan pembelajaran konvensional dikelas VII SMP
Negeri 7 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012). Kemudian berdasarkan
pengujian hipotesis pada tes akhir diperoleh nilai signifikansi 0,000 atau
signifikansi kurang dari 0,05 dengan demikian tolak H0 dan terima H1 (ada
perbedaan kecakapan matematis siswa yang diajarkan melalui pendekatan Open-
Ended dengan pembelajaran konvensional dikelas VII SMP Negeri 7 Kota
Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012), perbedaan ini dikarenakan perbedaan
perlakuan yang diberikan pada kedua kelas, pada kelas eksperimen diberikan
dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional diberikan pada
kelas kontrol.
Menurut Shimada (1997: 1) pendekatan Open-Ended adalah pendekatan
pembelajaran yang dimulai dengan menyajikan suatu permasalahan dan memiliki
metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Pendekatan Open-Ended

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
68
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan,


pengalaman, menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa
teknik. Dalam pendekatan Open-Ended siswa diharapkan mempunyai sikap
terbuka terhadap suatu pengalaman baru, keinginan untuk menemukan dan
meneliti, mencari jawaban yang memuaskan, menanggapi perkembangan dan
kebiasaan untuk mencari jawaban yang lebih banyak serta kemampuan membuat
analisis dan sentesis, sehingga dengan pendekatan Open-Ended ini siswa biasa
diharapkan memiliki kemampuan matematika yang lebih baik
Dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended dapat dilakukan
dengan dua tahap. Tahap pertama siswa bekerja individual dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan guru di awal pembelajaran untuk seluruh siswa di kelas.
Siswa dapat menuliskan jawaban mereka masing-masing pada kertas atau lembar
kerja siswa (LKS) yang disediakan. LKS tersebut dikumpulkan agar guru dapat
menyimpulkan respon individu. Siswa dalam kelompok yang terdiri dari empat
orang, mereka mendiskusikan hasil pekerjaan individunya dan perwakilan
kelompok menuliskan hasil diskusi kelompoknya. Tahap kedua hasil dari masing-
masing kelompok dipresentasikan dan didiskusikan, kemudian pembelajaran
disimpulkan.
Kecakapan matematis diartikan sebagai aspek atau komponen yang
merangkum apa yang seharusnya dikuasai siswa agar berhasil dalam belajar
matematika (Kilpatrick, 2001). Berdasarkan hasil penelitian, Kilpatrick dan
Findell (Adding it Up : 2001) menyimpulkan bahwa terdapat lima jenis komponen
kecakapan matematis yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika
di sekolah, diantaranya adalah: Conceptual understanding (pemahaman konsep);
Procedural fluency (kelancaran prosedural); Strategic competency (kompetensi
strategis; Adaptive reasoning (penalaran adaptif); dan Productive disposition
(disposisi produktif). Kelima komponen (strands) kecakapan matematis ini bukan
sesuatu yang terpisah–pisah, melainkan saling jalin–menjalin menjadi satu
kecakapan yang mewakili aspek–aspek yang berbeda dalam sesuatu yang
kompleks.

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
69
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

Oleh karena itu,dalam pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended ini


siswa dilatih agar dapat mengembangkan lima kecakapan matematis yang
dimilikinya tersebut sebab pendekatan Open-Ended yang menyajikan masalah
terbuka pada siswa merangsang munculnya kecakapan matematis siswa. Soal-soal
terbuka pada pendekatan Open-Ended menuntut siswa pada awalnya harus
memahami konsep dari masalah tersebut yang merupakan salah satu dari
kecakapan matematis, selain itu soal Open-Ended yang memiliki lebih dari satu
cara penyelesaian menjadikan siswa harus dapat menentukan cara yang sesuai
untuk menyelesaikan soal tersebut dengan demikian dalam hal ini siswa harus
memiliki kompetensi strategis dalam memecahkan masalah Open-Ended.
Kompetensi strategis yang dimiliki siswa diatas dapat dilihat mulai dari
bagaimana siswa tersebut mengumpulkan informasi dan bagaimana
pemahamannya tentang masalah yang dihadapi. Kemudian menyajikan infomasi
tersebut dalam berbagai bentuk yang mempermudah siswa dalam penyelesaian
soal. Setelah itu memilih meteode atau cara yang tepat untuk menyelesaikan
masalah. Pada penyelesaian soal di atas dapat dilihat bahwa siswa mampu
menyelesaikan masalah dikarenakan siswa telah memahami terlebih dahulu
pemahaman tentang masalah yang dihadapi dan mampu menyusun informasi yang
didapat ke dalam beberapa bentuk, hal ini akan mempermudah siswa menentukan
langkah selanjutnya yang harus dikerjakan. Dari soal di atas terlihat juga bahwa
siswa mampu menentukan metode atau cara yang harus digunakan, dimana siswa
tersebut terlebih dahulu mencari panjang sisi yang tidak diketahui dengan
menggunakan informasi yang telah ada. Selanjutnya apabila pemahaman dan
metode penyelesaian telah diketahui maka siswa hanya melaksanakan prosedur
selanjutnya, dengan demikian maka kelima kecakapan matematis dengan secara
tidak langsung dapat dikembangkan pada soal tersebut.
Dari masalah uraian di atas dapat dilihat bahwa masalah Open-Ended
dapat mengembangkan kecakapan matematis dalam menyelesaikan masalah
dengan baik. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa perkembangan
kecakapan matematis siswa pada kelas ekspeimen lebih baik dibandingkan pada
kelas kontrol.

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
70
Jurnal Perspektif Pendidikan P-ISSN 0216-9991
Vol 12 No 1 Juni 2018

F. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1) Kecakapan matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional pada tes akhir diperolah skor total adalah 191 dengan rata-
rata 6,37 simpangan baku 2,659 dan varians 7,068. skor tertinggi pada
kelas kontrol adalah 12 dan skor terendah adalah 2.
2) Kecakapan matematis siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
dengan pendekatan Open-Ended pada tes akhir diperoleh skor total adalah
428 dengan rata-rata 15,29 simpangan baku 2,651 dan varians 7,026 skor
tertinggi pada kelas eksperimen adalah 20 dan skor terendah adalah 11.
3) Ada perbedaan kecakapan matematis siswa yang mendapat pembelajaran
pada pendekatan Open–Ended dengan pembelajaran konvensional. Hal ini
terlihat pada pengujian hipotesis uji-t SPSS 16.0 For Windows data post-
test diperoleh nilai signifikansi 0,000 atau kurang dari dari signifikasi 0,05.
Dengan demikian maka tolak H0 dan terima H1 yang menyatakan bahwa
ada perbedaan kecakapan matematis siswa yang mendapat pembelajaran
dengan pendekatan Open–Ended dengan pembelajaran konvensional

DAFTAR PUSTAKA
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (2001). Adding It Up: Helping Children
Learn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press.

R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi, 2000).

https://www.google.co.id/search?q=tujuan+pembelajaran+matematika+menurut+p
ara+ahli&oq=tujuan+pembeajaran+matematika+&aqs=chrome.2.69i57j0l5.10380
j1j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8. Diakses 30 Juni 2018, Pukul 20.00 Wib.

Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

http://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP
71

Anda mungkin juga menyukai