15
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
siswa belum mampu menyelesaikan masalah rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
klasifikasi tanpa adanya data konkrit. Anak- dalam mempelajari matematika, serta
anak pada periode formal sudah dapat sikap ulet dan percaya diri dalam
memberikan alasan dengan menggunakan pemecahan masalah. (Wardhani, 2008)
lebih banyak simbul atau gagasan dalam Berdasarkan uraian diatas
cara berpikirnya. Anak sudah dapat pembelajaran matematika disekolah baik
mengoperasikan argumen-argumen tanpa dalam hal penyajian, pola pikir,
berkaitan dengan benda-benda empirik. keterbatasan semesta, dan tingkat
Anak mampu menyelesaikan masalah keabstrakannya disesuaikan dengan
dengan cara yang lebih baik dan kompleks perkembangan intelektual perseta didik.
dari pada anak yang masih berada dalam Tujuan matematika diajarkan di sekolah
periode operasi konkrit. yaitu agar siswa memiliki kemampuan
Tujuan mata pelajaran matematika di memahami konsep matematika,
sekolah menengah pertama adalah agar menggunakan penalaran, memecahkan
siswa memiliki kemampuan: masalah, mengkomunikasikan gagasan dan
1. Memahami konsep matematika, memiliki sikap menghargai kegunaan
menjelaskan keterkaitan matematika dalam kehidupan.
antarkonsep, dan mengaplikasikan Hal tersebut sesuai dengan
konsep atau algoritma secara luwes, pentingnya kemampuan literasi matematis
akurat, efisien, dan tepat dalam dimiliki oleh siswa. Literasi Matematika
pemecahan masalah. adalah pengetahuan matematika, metode,
2. Menggunakan penalaran pada pola dan dan proses yang diterapkan dalam berbagai
sifat, melakukan manipulasi matematika konteks dalam wawasan dan cara reflektif.
dalam membuat generalisasi, Menurut de Lange (Ronda, 2011), literasi
menyusun bukti, atau menjelaskan matematika adalah keaksaraan menyeluruh
gagasan dan pernyataan matematika. yang meliputi berhitung, kesadaran
3. Memecahkan masalah yang meliputi terhadap literasi kuantitatif dan literasi
kemampuan memahami masalah, spasial. Dengan literasi matematika, siswa
merancang model matematika, akan mampu melakukan, memahami, dan
menyelesaikan model, dan menafsirkan menerapkan matematika, tidak hanya di
solusi yang diperoleh. dalam kelas tetapi juga dalam kehidupan
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan sehari-hari, selain itu siswa diajak untuk
simbol, tabel, diagram, atau media berpikir kritis terhadap instruksi yang
lain untuk memperjelas keadaan atau diberikan. Kesempatan untuk
masalah. mengembangkan literasi matematika dapat
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan sekaligus memperdalam pengetahuan
matematika dalam kehidupan, yaitu mereka terhadap matematika, pemahaman
17
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
18
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
19
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
dari lembar observasi guru dan lembar observasi guru dan siswa serta tes
observasi siswa, angket motivasi belajar dan kemampuan literasi matematis pada materi
tes. Data tersebut diambil pada setiap siklus yang diajarkan.
penelitian tindakan kelas. Sebelum Tahap pelaksanaan pada kegiatan
melakukan penelitian siklus 1, peneliti awal diawali dengan guru mengucapkan
terlebih dahulu mengadakan pengamatan salam dan doa, pengkondisian kelas,
awal (Base Line) untuk melihat motivasi menyampaikan apersepsi, menyampaikan
belajar siswa dan kemampuan literasi tujuan pembelajaran, menyampaikan
matematis sebelum diterapkannya PBL yang informasi kegiatan pembelajaran, pada
dipadukan dengan TGT. Dari pengamatan kegiatan inti beberapa siswa diminta
awal tersebut diperoleh data bahwa untuk mengingat kembali tentang materi
persentase motivasi belajar siswa adalah membandingkan bilangan pecahan, guru
49,58% dan rata-rata kemampuan literasi menjelaskan aturan permainan, guru
matematis siswa sebesar 38,17. Setelah mengorganisasikan siswa untuk berdiskusi
mengadakan pengamatan awal kemudian berkelompok dan presentasi hasil diskusi.
dilaksanakan penelitian siklus 1. Pada kegiatan akhir guru
Pada tahap perencanaan peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan
bersama guru kolaborasi merancang dan memberikan penghargaan serta siswa
pembelajaran dengan menyusun RPP, diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
disesuaikan dengan kompetensi dasar yang materi yang belum dimengerti. Hasil
telah disepakati bersama guru kolaborator observasi siklus I terhadap kemampuan guru
dan media pembelajaran yang akan dalam melaksanakan PBL yang dipadukan
digunakan pada siklus 1 serta menyiapkan TGT adalah sebagai berikut:
alat pengumpul data berupa lembar
Tabel 1. Kemampuan Guru Dalam Pelaksanaan PBL yang dipadukan TGT pada
Siklus 1
No Langkah-langkah Rata-rata
1 Pra pembelajaran 4,00
2 Kegiatan awal 3,67
3 Kegiatan inti 3,00
4 Kegiatan akhir 3,25
Skor total 3,30
No Indikator Persentase
20
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
No Langkah-langkah Rata-rata
1 Pra pembelajaran 4,00
No Langkah-langkah Rata-rata
2 Kegiatan awal 3,83
3 Kegiatan inti 3,30
4 Kegiatan akhir 3,50
Skor total 3,60
No Indik Persentase
1 Siswa aktif menyimak penjelasan guru 85,30%
2 Siswa mencatat materi pelajaran 97,06%
3 Secara mandiri siswa menjawab pertanyaan 73,52%
4 Keberanian siswa mengerjakan soal dipapan tulis 52,94%
5 Keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum 38,23%
dipahami
6 Keinginan siswa bekerja sama dengan teman sebangku 88,23%
7 Siswa menyimak materi saat guru stimulus 94,11%
8 Siswa mencatat materi pembelajaran saat guru stimulus 100%
9 Dengan ditunjuk guru siswa menjawab pertanyaan 47,06%
10 Dengan diperintah guru siswa mengerjakan soal dipapan tulis 50%
11 Dengan ajakan guru siswa bertanya mengenai materi 35,30%
12 Siswa bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok 88,23%
Rata-Rata 70,83 %
21
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
22
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
23
JBES
Journal of Basic Education Studies
Journal of Basic Education Studies Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018
dengan pendapat Slavin (2009) bahwa ada Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan Edisi 2.
langkah-langkah atau komponen utama Jakarta: PT. Bumi Aksara.
yang dilakukan dalam Model Pembelajaran
Apriyanto, Bejo. 2015. Pengaruh Model
Kooperatif Teams Games-Tournament Pembelajaran Problem Based
(TGT) yaitu sebagai berikut. a. Presentasi Learning terhadap Hasil Belajar
Geografi Siswa SMA. Tesis tidak
Kelas; b. Belajar Kelompok (Tim); c. Game; diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang.
d. Turnamen dan e. Rekognisi Tim. Devries. 1976. Teams-GamesTournament:
Berdasarkan kelebihan-kelebihan di A Gaming Technique That Fosters
Learning.
atas, pelaksanaan PBLyang dipadukan Simulation Gaming 1976 7: 21. DOI :
dengan pembelajaran kooperatif TGT dapat 10.1177/104687817600700102.(onli
ne)
menghasilkan sinergi yang kuat dan hasil http://sag.sagepub.com/content/7/1/21.
yang positif. Kegiatan pembelajaran yang Diakses 15 Agustus 2018.
Ehlers, Valerie. 2004. Teaching Aspects of
menyenangkan mampu menumbuhkan Health Care. South Africa: Juta
Academic. Hudojo, Herman. 1990.
semangat dan motivasi belajar siswa Strategi Belajar Mengajar
sehingga juga mampu meningkatkan Matematika. Malang: IKIP Malang.
kemampuan literasi matematis siswa. Mirza, M. 2009. Peningkatan Hasil Belajar
Biologi Pokok Bahasan Pencemaran
Lingkungan dengan PTK Melalui
SIMPULAN Perpaduan Metode Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Turnamen
Berdasarkan analisis data dapat Permainan Tim pada Siswa Kelas X
diperoleh kesimpulan bahwa penerapan SMA Al-Islam 2 Surakarta. Jurnal.
Surakarta: Universitas
Problem Based Learning yang dipadukan Muhammadiyah Surakarta.
dengan Team Games Tournament dapat
Ronda, Erlina. 2011. What is Mathematical
meningkatkan motivasi belajar dan Literacy, (online),
(http://math4teaching.com/2010/03/
kemampuan literasi matematis siswa kelas 12/what-is-mathematical-literacy.
VII.E di SMP Negeri 1 Langsa. Diakses 28 Agustus 2018)
Peningkatan rata-rata persentase motivasi Sardiman A. M. 2011. Interaksi dan
belajar siswa pada siklus pertama Motivasi Belajar Mengajar. Penerbit
: RajaGrafindo Persada (Rajawali
sebesar 54,17%, dan pada siklus kedua Perss).
mencapai 70,83%. Hasil belajar siswa
Slavin, R.E. 2009. Cooperative Learning:
pada siklus I memperoleh nilai rata-rata Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media. Soemanto, Wasty.
64,14 dengan kategori belum tuntas, 2006. Psikologi Pendidikan:
meningkat sebesar 20 pada siklus II menjadi Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan (Cetakan Ke 5). Jakarta:
84,14 dengan kategori tuntas. Rineka Cipta.
25
JBES
Journal of Basic Education Studies