Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERIPERSAMAAN

LINGKARAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII


IPS 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Farrisa Ovira Maulida1), Mardiyana2), Ikrar Pramudya3)


1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
2)3)Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)
risaovira@gmail.com,2)mardiyana@lycos.com,
3)
ikrarpramudya@yahoo.com.sg

Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada masing-
masing kelompok motivasi belajar terhadap materi persamaan lingkaran.Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode observasi,
angket, dan wawancara berbasis tugas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
XII SMA Negeri 6 Surakarta yang berjumlah 6 siswa. Identifikasi tingkat
pemahaman konsep siswa sesuai yang dikemukakan Kolomuҫ & Tekin, yaitu:
memahami konsep, memahami konsep sebagian, memahami konsep sebagian dengan
miskonsepsi, miskonsepsi, dan tidak memahami. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) pada konsep titik pusat lingkaran, jari-jari lingkaran, dan garis singgung
lingkaran, siswa pada kelompok motivasi belajar tinggi mencapai tingkat pemahaman
memahami,sedangkan pada konsep persamaan lingkaran dan diskriminan siswa
mencapai tingkat pemahaman memahami sebagian; (2) pada konsep jari-jari
lingkaran siswa pada kelompok motivasi sedang mencapai tingkat pemahaman
memahami konsep, pada konsep titik pusat lingkaran dan diskriminan, siswa
mencapai tingkat pemahaman memahami sebagian,sedangkan pada konsep
persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran siswa mencapai tingkat
pemahaman memahami sebagian dengan miskonsepsi;(3) pada konsep titik pusat
lingkaran siswa pada kelompok motivasi belajar rendah mencapai tingkat pemahaman
memahami,sedangkan pada konsep jari-jari, persamaan lingkaran, persamaan garis
singgung lingkaran, dan diskriminan siswa mencapai tingkat pemahaman memahami
sebagian dengan miskonsepsi.

Kata Kunci: miskonsepsi, tingkat pemahaman konsep, motivasi belajar

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 26
PENDAHULUAN 56,06dan standar deviasinya paling besar
Pendidikan, bagi sebagian orang di antara mata pelajaran yang lain, yaitu
dipahami sebagai pengajaran, karena se-besar 23,99. Hal ini menunjukkan
pendidikan pada umumnya selalu mem- bahwa penyebaran nilai pada mata
butuhkan pengajaran.Matematika meru- pelajaran ma-tematika yang masih
pakan salah satu mata pelajaran yang di- sangat beragam.
berikan di semua sekolah baik di jenjang Menurut Dimyati dan Mudjiono,
pendidikan dasar maupun pendidikan jika ditinjau dari dimensi siswa, perma-
menengah. Sudah barang tentu diha- salahan belajar yang dapat muncul sebe-
rapkan agar mata pelajaran matematika lum kegiatan belajar dapat berhubungan
yang diberikan di semua jenjang pen- dengan karakteristik/ciri siswa baik ber-
didikan itu akan mempunyai kontribusi kenaan dengan minat, kecakapan, mau-
dalam memajukan pendidikan bangsa di pun pengalaman-pengalaman [1].
masa depan. Namun, pada kenyataannya, Selama proses belajar, masalah belajar
mata pelajaran matematika masih di- seringkali berkaitan dengan sikap
anggap sebagai mata pelajaran yang sulit terhadap belajar, motivasi, konsentrasi,
dipelajari dan ditakuti oleh sebagian pengolahan pesan pembelajaran, me-
besar siswa di seluruh Indonesia. Hal nyimpan pesan, menggali kembali pesan
tersebut berdampak pada hasil UN siswa yang telah tersimpan dan unjuk hasil
SMA khususnya pada mata pelajaran belajar.
matematika tahun 2015 yang mengalami Selanjutnya, dilakukan observasi
penurunan. Berdasarkan aplikasi PA- mengenai proses belajar matematika di
MER UN 2015 pada Ujian Nasional SMA Negeri 6 Surakarta dan me-
SMA/MA tahun pelajaran 2014/2015 nemukan suatu permasalahan yang ber-
untuk program studi IPS, diketahui bah- akibat pada hasil belajar yang masih
wa rata-rata nilai Ujian Nasional pada rendah. Selain dari hasil observasi yang
mata pelajaran matematika menduduki telah dilakukan, berdasarkan aplikasi
peringkat tiga terendah di antara mata PAMER UN 2015, SMA Negeri 6
pelajaran yang lain, yaitu sebesar Surakarta menempati urutan dua ter-

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 27
bawah pada hasil Ujian Na-sional untuk jari dari persa-maan lingkaran yang
mata pelajaran matematika se-SMA diketahui bukan menentukan jari-jari
Negeri di Surakarta. Kemudian di- persamaan lingkaran yang ditanyakan.
lakukan observasi proses belajar pada Ditambah lagi siswa memperoleh hasil
materi persamaan lingkaran di kelas XI persamaan lingkaran yang tidak sesuai
IPS 4 SMA Negeri 6 Surakarta dan seba- konsep, terlihat pada persamaan
gian besar dari mereka tidak menguasai lingkaran yang diperoleh siswa bukan
materi tersebut. Hal tersebut diperkuat merupakan bentuk persamaan lingkaran,
dengan hasil ulangan harian mereka pada melainkan parabo-la. Hal tersebut dapat
materi persamaan lingkaran, diperoleh dijadikan indikasi pemahaman konsep
lebih dari 90% dari mereka men- siswa terhadap persa-maan lingkaran
dapatkan nilai di bawah KKM (kriteria masih kurang. Selain itu, selama dila-
ketuntasan minimal) yaitu sebesar 68. kukan observasi, terlihat hanya siswa
Selanjutnya dilakukan observasi tertentu yang mempunyai inisiatif ber-
pa-da salah satu jawaban siswa pada tanya, mengerjakan soal di depan, dan
materi persamaan lingkaran, dimana menjawab pertanyaan yang diberikan
siswa di-minta untuk menentukan oleh guru. Motivasi adalah kondisi
persamaan lingkaran yang pusatnya psikologis yang mendorong seseorang
sama dengan pusat pada lingkaran x2+y2- untuk melaksanakan sesuatu. Sehu-
4x+6y-12=0 dan melalui titik (3, 2). bungan dengan pernyataan tersebut, ini-
Pada hasil pekerjaan siswa tersebut siatifbertanya, mengerjakan soal di de-
terlihat bahwa siswa masih tidak tepat pan, dan menjawab pertanyaan merupa-
dalam menentukan titik pusat dari kan bentuk motivasi belajar yang di-
persamaan lingkaran yang diketahui. miliki siswa.
Siswa menganggap koefisien dari x dan Hampir setiap guru matematika
y sebagai pusat lingkaran, padahal pusat- setuju akan pentingnya motivasi dalam
nya seharusnya (2, -3). Siswa juga masih mengajarkan matematika. Siswa akan
tidak tepat dalam menentukan jari-jari, belajar secara efektif jika mereka benar-
terlihat bahwa siswa menentukan jari- benar tertarik terhadap pelajarannya.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 28
Peserta didik yang paham dengan materi ban yang telah dikemukakan siswa
yang diajarkan akan lebih bersemangat kemudian dianalisis dengan mengguna-
untuk belajar, karena peserta didik tidak kan kategori tingkat pemahaman yang
kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas terdiri dari memahami konsep, miskon-
atau soal yang diberikan [2]. Lain halnya sepsi, dan tidak memahami. Kategori
dengan peserta didik yang tidak pemahaman tersebut dapat digolongkan
memiliki pemahaman konsep lebih awal, dalam lima derajat pemahaman. Klasi-
akan merasa malas karena tidak mengerti fikasi derajat pemahaman tersebut disaj-
dengan maksud materi yang diajarkan, ikan dalam Tabel. 1.
sehingga peserta didik kurang termo- Tabel. 1 Klasifikasi Derajat Pemahaman
Konsep
tivasi dalam belajar. Jika motivasi bel-
Degrees of
Rating Criteria
ajar siswa semakin baik maka pema- Comprehensi
on
haman konsep siswa akan semakin baik
Full Compre- Answers covering all
pula [3]. hension aspects of correct
answer.
Pemahaman konsep matematika a-
Partial Com- Answers covering one
dalah kemampuan bersikap, berpikir, prehension aspect, but not all as-
pects ofcorrect
dan bertindak yang ditunjukkan oleh sis-
answer.
wa dalam memahami definisi, penger- Partial Com- Answers showing
tian, ciri khusus, hakikat, dan inti /isi prehension par-tial
with a Specific comprehension, but
dari materi matematika dan kemampuan Alternative coveringan al-
dalam memilih, serta menggunakan pro- Concept ternative concept at
the same time.
sedur secara efisien dan tepat.Selain itu, Alternative Scientifically in-
apabila anak memahami suatu konsep Concepts correct answers.
Lack of Com- Answers left blank,
maka ia akan dapat menggeneralisasikan prehension Question repetition,
suatu objek dalam berbagai situasi lain Irrelevant orunclear
answers, I don’t
yang tidak digunakan dalam situasi know, I don’t un-
belajar [4]. derstand.
[5]
Pemahaman konsep dalam pene-
litian ini dapat dilihat berdasarkan jawa-

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 29
Klasifikasi tersebut dapat menun- g. Mengaplikasikan konsep atau algo-
ritma pemecahan masalah, yaitu
jukkan sejauhmana tingkatan pemaham-
mampu menyajikan konsep dalam
an siswa mengenai suatu konsep mate- berbagai bentuk representasi mate-
matis sebagai suatu logaritma peme-
matika. Adapun indikator pemahaman
cahan masalah [6].
siswa terhadap suatu konsep matematika Miskonsepsi dapat merupakan (a)
menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen pengertian yang tidak akurat, (b) peng-
No. 506/C/PP/2004 adalah: gunaan konsep yang salah, (c) klasi-
a. Menyatakan ulang sebuah konsep,
fikasi contoh-contoh yang salah tentang
yaitu mampu menyebutkan definisi
berdasaran konsep esensial yang penerapan konsep, (d) pemaknaan kon-
dimiliki oleh sebuah objek.
sep yang berbeda, (e) kekacauan konsep-
b. Mengklasifikasikan objek menurut
sifat-sifat tetentu (sesuai dngan konsep yang berbeda, dan (f) hubungan
konsepnya), yaitu mampu mengana-
hierarki konsep-konsep yang tidak benar
lisis suatu objek dan mengklasi-
fikasikannya menurut sifat-sifat atau [7]. Miskosepsi yang dialami siswa di
ciri-ciri tertentu yang dimiliki sesuai
sekolah dapat berbeda satu sama lainnya
dengan konsepnya.
c. Memberi contoh dan bukan contoh dengan penyebab yang berbeda pula.
dari konsep, yaitu mampu membe-
Ada bebe-rapa faktor yang dapat
rikan contoh lain dari sebuah objek
baik untuk contoh maupun bukan menyebabkan mis-konsepsi pada siswa.
contoh.
Menurut Yuliati, aspek-aspek yang
d. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematika, mempengaruhi terjadinya miskonsepsi
yaitu mampu menyatakan suatu
pada siswa adalah (a) siswa sendiri, (b)
objek dengan berbagai bentuk
reprsentasi, misalkan dengan men- guru, (c) buku teks, dan (d) metode
daftarkan anggota dari suatu objek.
mengajar [7]. Jika aspek-aspek tersebut
e. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup suatu konsep, yaitu memberikan informasi dan pengalaman
mampu mengkaji mana syarat perlu
yang berbeda dengan pengertian ilmiah
dan syarat cukup yang terkait dengan
suatu objek. maka sangat besar kemungkinan terja-
f. Menggunakan, memanfaatkan, dan
dinya miskonsepsi pada siswa tersebut.
memilih prosedur tertentu, yaitu
kemampuan menyelesaikan soal Adapun indikator pemahaman
dengan tepat sesuai dengan prosedur.
konsep siswa tehadap materi persamaan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 30
lingkaran yang digunakan dalam peneli- d. Konsep Persamaan Garis Singgung
tian ini adalah: Lingkaran
a. Konsep Titik Pusat Lingkaran Pada konsep persamaan garis sing-
Pada konsep titik pusat lingkaran, gung lingkaran, siswa dikatakan me-
sis-wa dikatakan memahami konsep mahami konsep jika memenuhi
jika memenuhi indikator: (1) indikator: (1) menyatakan ulang
menyatakan ulang sebuah konsep; sebu-ah konsep; (2) memberi contoh
(2) mengklasi-fikasikan objek dan bukan contoh dari konsep; (3)
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai meng-gunakan, memanfaatkan, dan
dngan konsepnya); (3) memberi memi-lih prosedur tertentu.
contoh dan bukan contoh dari e. Konsep Diskriminan
konsep. Pada konsep diskriminan, siswa
b. Konsep Jari-jari Lingkaran dika-takan memahami konsep jika
Pada konsep jari-jari lingkaran, siswa meme-nuhi indikator: (1)
dikatakan memahami konsep jika menyatakan ulang sebuah konsep;
me-menuhi indikator: (1) (2) menggunakan, memanfaatkan,
menyatakan ulang sebuah konsep; dan memilih prosedur tertentu.
(2) mengklasi-fikasikan objek Selama proses belajar, masalah
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai belajar seringkali berkaitan dengan sikap
dngan konsepnya); (3) memberi terhadap belajar, konsentrasi,
contoh dan bukan contoh dari pengolahan pesan pembelajaran,
konsep. menyimpan pesan, menggali kembali
c. Konsep Persamaan Lingkaran pesan yang telah tersimpan dan unjuk
Pada konsep persamaan lingkaran, hasil belajar, serta motivasi
siswa dikatakan memahami konsep belajar.Dalam proses belajar, motivasi
ji-ka memenuhi indikator: (1) dapat dikatakan sebagai kese-luruhan
menyata-kan ulang sebuah konsep; daya penggerak di dalam diri siswa yang
(2) meng-gunakan, memanfaatkan, menimbulkan kegiatan be-lajar, yang
dan memi-lih prosedur tertentu. menjamin kelangsungan dari kegiatan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 31
belajar dan yang memberikan arah pada dalam pel-ajaran matematika; (5) merasa
kegiatan belajar sehingga tu-juan yang puas da-lam mengikuti pelajaran
dikehendaki oleh subjek bela-jar itu matematika. Se-lanjutnya, untuk
dapat tercapai [8]. Dalam proses belajar, indikator motivasi eks-trinsik sebagai
motivasi sangat diperlukan, sebab berikut: (1) adanya peng-hargaan dan
seseorang yang tidak mempunyai mo- pujian selama pembelajaran matematika;
tivasi dalam belajar, tidak akan mungkin (2) adanya hukuman atau sanksi dari
melakukan aktivitas belajar. Sebaliknya, guru; (3) lingkungan belajar yang
seseorang yang memiliki motivasi kondusif; (4) adanya dukungan dari
belajar yang kuat, akan mempunyai orang tua; (5) kegiatan pembelajaran
banyak e-nergi untuk melakukan yang menarik.
kegiatan belajar. METODE PENELITIAN
Motivasi dibedakan menjadi dua, Penelitian ini menggunakan me-
yaitu: (a) motif intrinsik, tenaga pendo- tode penelitian kualitatif dan pendekatan
rong yang sesuai dengan perbuatan yang dalam penelitian ini menggunakan pen-
dilakukan; (b) motif ekstrinsik, tenaga dekatan studi kasus. Tempat penelitian
pendorong yang ada di luar perbuatan yang dijadikan peneliti sebagai tempat
yang dilakukannya tetapi menjadi pe- diperolehnya data ini dilaksanakan di
nyerta.Dalam penelitian ini akan digu- SMA Negeri 6 Surakarta yang beralamat
nakan indikator motivasi dengan meng- di Jalan Mr. Sartono Nomor 30, Sura-
klasifikasikannya menjadi motivasi eks- karta. Data pada penelitian ini berupa ka-
trinsik dan intrinsik. Indikator motivasi ta-kata dan tindakan yang dilakukan oleh
intrinsik sebagai berikut: (1) keinginan siswa kelas XII IPS 4 SMA N 6
mengerjakan tugas-tugas matematika; Surakarta tahun ajaran 2016/2017, yaitu
(2) keinginan untuk mendalami materi berupa hasil tes kognitif dan data hasil
mate-matika; (3) adanya respon untuk wa-wancara dengan siswa yang ditunjuk
menga-jukan pertanyaan atau gagasan se-bagai subjek penelitian.Adapun
selama pembelajaran matematika; (4) teknik dalam pengumpulan data yang
keinginan untuk mendapat nilai baik dilakukan adalah dengan menggunakan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 32
wawancara berbasis tugas. Wawancara wawancara kedua dan ke-tiga untuk
berbasis tugas dilakukan peneliti dengan memilih data yang konsisten sehingga
cara siswa diberikan lembar tugas yang data yang diperoleh tersebut dikatakan
berisikan beberapa persoalan matematika valid [9].
pada materi persamaan lingkaran. Selan- Teknik analisis data yang digu-
jutnya, siswa diminta untuk mengerjakan nakan dalam penelitian ini mengikuti
soal tersebut dan diberikan pertanyaan- konsep yang diberikan Miles and Huber-
pertanyaan me-ngenai hal-hal yang man. Aktivitas dalam analisis data
berkaitan dengan apa yang dikerjakan kualitatif dilakukan secara interaktif dan
siswa tersebut untuk mengungkap pema- berlangsung secara terus menerus sam-
haman konsep siswa terhadap materi pai tuntas sehingga datanya sudah jenuh
tersebut. [10]. Tahap kegiatan dalam menganalisis
Dalam penelitian ini peneliti data kualitatif, yaitu reduksi data,
menggunakan teknik triangulasi waktu penyajian data, dan menarik simpulan
untuk menguji keabsahan data yang di- atau verifikasi [11].
peroleh selama penelitian.Dalam pene-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
litian ini, triangulasi dilakukan dengan
HASAN
cara mengecek data hasil wawancara
Dilakukan analisis data yang
per-tama dengan hasil wawancara kedua
diperoleh dari wawancara berbasis tugas
yang dilakukan pada waktu yang
pada keenam subjek untuk memperoleh
berbeda untuk setiap subjek penelitian.
data tingkat pemahaman konsep siswa.
Apabila hasil wawancara pertama dan
Berdasarkan hasil analisis data, dila-
kedua menun-jukkan data yang kon-
kukan analisis untuk menentukan tingkat
sisten maka diperoleh data yang valid,
pemahaman siswa pada masing-masing
tetapi apabila tidak ada data yang
konsep dalam soal materi persamaan
konsisten dari wawancara pertama dan
lingkaran sebagai berikut.
kedua, maka dilakukan wawancara
1. Pemahaman Konsep Siswa Kelom-
ketiga kemudian membandingkan hasil
pok Motivasi Belajar Tinggi
wawancara pertama dan ketiga dengan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 33
Pada konsep titik pusat lingkaran, menghitung jari-jari dari suatu gambar
siswa pada kelompok motivasi tinggi lingkaran pada bidang koordinat, hal ter-
dapat menentukan titik pusat dari suatu sebut terlihat dari siswa yang dapat me-
gambar lingkaran pada bidang koordinat, nuliskan jawaban mereka dengan tepat.
hal tersebut terlihat dari siswa yang Siswa juga mampu membedakan mana
dapat menuliskan jawaban mereka yang merupakan titik pusat dan mana
dengan tepat. Selanjutnya, siswa juga yang bukan, hal tersebut nampak dari ha-
mampu me-nyatakan ulang konsep sil wawancara yang telah dilakukan di
dengan bahasa mereka sendiri, hal mana peneliti menunjukkan beberapa ga-
tersebut nampak dari hasil wawancara ris yang berada di dalam lingkaran dan
yang dilakukan pada siswa di mana siswa mampu membedakan mana garis
jawaban setiap siswa ber-beda dalam yang merupakan jari-jari lingkaran dan
menyatakan konsep titik pu-sat, tetapi mana garis yang bukan merupakan jari-
memiliki makna yang sama. Siswa juga jari lingkaran. Seorang siswa memiliki
mampu membedakan mana yang kemampuan dalam memahami suatu
merupakan titik pusat dan mana yang konsep matematika apabila ia telah
bukan, hal tersebut nampak dari hasil mampu melakukan beberapa hal, salah
wawancara yang telah dilakukan di mana satunya adalah memberikan contoh (dan
peneliti menunjukkan beberapa titik bukan contoh) atau ilustrasi yang
yang berada di dalam lingkaran dan berkaitan dengan suatu konsep guna
siswa mampu membedakan mana titik memperjelas konsep tersebut [6]. Selan-
pusat dan mana titik yang bukan meru- jutnya, siswa juga mampu menyatakan
pakan titik pusat. Sehingga, sesuai deng- ulang konsep dengan bahasa mereka
an indikator pemahaman konsep dapat sendiri, hal tersebut nampak dari hasil
disimpulkan bahwa siswa telah men- wawancara yang dilakukan di mana
capai tingkat pemahaman memahami jawaban setiap siswa berbeda dalam me-
konsep. nyatakan konsep jari-jari lingkaran,
Pada konsep jari-jari lingkaran, sis- tetapi memiliki makna yang sama.
wa pada kelompok motivasi tinggi dapat Sehingga, sesuai dengan indikator

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 34
pemahaman kon-sep dapat disimpulkan dilakukan wawancara siswa pada kelom-
bahwa siswa telah mencapai tingkat pok motivasi tinggi mampumenyatakan
pemahaman memahami konsep. atau mengungkapkan konsep persamaan
Pada konsep persamaan lingkaran, lingkaran dengan cara dan kalimatnya
siswa pada kelompok motivasi tinggi sendiri tetapi tetap memenuhi ketentuan
sesuai dengan indikator pemahaman berkenaan dengan gagasan konsep ter-
kon-sep mencapai tingkat pemahaman sebut. Duffin dan Simpson
konsep memahami sebagian. Hal ter- menyatakanbahwa pemahaman konsep
sebut terlihat pada saat siswa sudah sebagai kemampuan siswa untuk
dapat menerapkan rumus persamaan mejelaskan konsep, yang artinya siswa
lingkaran dengan tepat dan juga tidak mampu untuk mengungkapkan kembali
terjadi kesalahan perhitungan pada apa yang telah dikomunikasikan
operasi hitung aljabarnya. Akan tetapi, kepadanya [12]. Siswa tersebut
saat dilakukan wawancara siswa pada merupakan siswa pada kelompok
kelompok motivasi tinggi mampumen- motivasi belajar tinggi sehingga mampu
definisikan atau mengungkapkan konsep menerima dan meng-olah informasi yang
persamaan lingkaran, tetapi tidak dapat diterimanya dengan baik.Motivasi dalam
menyatakan secara keseluruhan. belajar membe-rikan peranan penting
Pada konsep persamaangaris dalam menen-tukan hal-hal yang dapat
singgung lingkaran, siswa pada kelom- dijadikan pe-nguat belajar sehingga
pok motivasi tinggi berdasarkan dimungkinkan siswa tersebut akan
indikator pemahaman konsep mencapai mencari upaya untuk mendapatkan
tingkat pe-mahaman memahami konsep. informasi yang dibutuhkan dan juga
Hal terse-but terlihat pada saat siswa mampu menerima dan meng-olah
sudah dapat menerapkan rumus informasi yang diberikan kepada-nya
persamaan garis singgung lingkaran [13]. Hal tersebut berakibat siswa
dengan tepat dan juga tidak terjadi tersebut mampu mengkomunikasikan
kesalahan perhitungan pada operasi kembali informasi yang telah di-
hitung aljabarnya. Selain itu, saat perolehnya dengan baik.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 35
Pada konsep diskriminan, siswa Pada konsep titik pusat lingkaran,
pada kelompok motivasi belajar tinggi siswa pada kelompok motivasi sedang
berdasarkan indikator pemahaman kon- dapat menyatakan ulang konsep titik
sep mencapai tingkat pemahaman pusat lingkaran, hal tersebut terlihat saat
mema-hami sebagian konsep. Hal siswa menyebutkan bahwa titik pusat
tersebut ter-lihat pada saat siswa sudah merupakan titik yang berada di tengah
dapat meng-hitung nilai diskriminan lingkaran, tetapi dalam menentukannya
dengan tepat. Se-lain itu, saat dilakukan siswa masih bingung dalam mem-
wawancara siswa mampu mendefini- bedakan antara titik pusat dengan titik
sikan atau mengungkapkan konsep dis- singgung sehingga sesuai dengan indi-
kriminan dengan cara dan kalimatnya kator pemahaman konsep dapat disim-
sendiri,tetapisaat ditanya lebih lanjut pulkan bahwa siswa telah mencapai ting-
mengenai konsep diskriminan siswa kat pemahaman memahami sebagian
tidak bisa menjawabnya. Siswa hanya konsep dari titik pusat lingkaran. Mema-
mengetahui bahwa diskrminan un-tuk hami konsep titik pusat lingkaran meru-
mengetahui kedudukan garis terhadap pakan salah satu konsep dasar yang
lingkaran, tetapi tidak mampu menjelas- sangat penting dalam materi persamaan
kan mengapa dalam menentukan lingkaran ini. Konsep matematika sangat
kedudukan tersebut digunakan diskri- kompleks dan cukup sulit untuk dipa-
minan. Dari jawaban siswa tersebut saat hami apabila konsep yang lebih seder-
wawancara, terlihat siswa hanya me- hana belum bisa dipahami siswa [6].
ngetahui sebagian konsep yang diajarkan Dengan demikian, jika siswa tidak me-
oleh guru saja tanpa mengetahui kese- mahami titik pusat lingkaran, maka ke-
luruhan konsep dari diskriminan. Hal mungkinan siswa tersebut akan menga-
tersebut juga mungkin disebabkan pen- lami kesulitan dalam memahami konsep
jelasan konsep dari guru yang kurang yang lain.
menyeluruh. Pada konsep jari-jari lingkaran,
2. Pemahaman Konsep Siswa Kelom- tingkat pemahaman konsep siswa pada
pok Motivasi Belajar Sedang kelompok motivasi sedang sama halnya

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 36
dengan siswa pada kelompok motivasi gantung sama titik pusat dan jari-jari”.
tinggi. Hal tersebut telihat saat siswa Siswa lainnya menyatakan, “persamaan
mampu menghitung jari-jari dari suatu yang menghubungkan antara pusat, jari-
gambar lingkaran pada bidang koordinat, jari, dan xy”. Dari jawaban siswa ter-
membedakan mana yang merupakan titik sebut, siswa sebenarnya sudah menge-
pusat dan mana yang bukan, dan mampu tahui unsur-unsur yang ada di dalam
menyatakan ulang konsep dengan bahasa persamaan lingkaran, tetapi saat mende-
mereka sendiri, hal tersebut nampak dari finisikannya mereka menjawab dengan
hasil wawancara yang dilakukan di mana jawaban seadanya yang menimbulkan
jawaban setiap siswa berbeda dalam me- makna yang masih ambigu atau tidak
nyatakan konsep jari-jari lingkaran, jelas. Hal tersebut mungkin terjadi di-
tetapi memiliki makna yang sama karenakan siswa hanya memperoleh in-
sehingga sesuai dengan indikator formasi mengenai definisi persamaan
pemahaman konsep dapat disimpulkan lingkaran secara lisan saja. Menurut Yu-
bahwa siswa telah mencapai tingkat liati,guru yang hanya berbicara dan me-
pemahaman memahami konsep dari jari- nulis di papan tulis merupakan salah satu
jari lingkaran. penyebab terjadinya miskonsepsi [14].
Pada konsep persamaan lingkaran, Ditambah lagi siswa tersebut tergolong
siswa pada kelompok motivasi sedang siswa dengan motivasi belajar sedang se-
mencapai tingkat pemahaman konsep se- hingga kemungkinan siswa tidak terlalu
bagian dengan miskonsepsi. Siswa mam- tertarik untuk mecari informasi me-
pu menerapkan rumus persamaan ling- ngenai definisi tersebut dari sumber lain.
karan dengan tepat, tetapi saat dilakukan Pada konsep persamaan garis
wawancara ditemukan adanya per- singgung lingkaran, siswa pada kelom-
nyataan yang tidak jelas yang menim- pok motivasi sedang berdasarkan indi-
bulkan adanya miskonsepsi. Dari hasil kator pemahaman konsep mencapai ting-
wawancara, siswa pada kelompok ini kat pemahaman memahami sebagian
menyatakan, “pesamaan lingkaran meru- dengan miskonsepsi. Siswa mampu me-
pakan persamaan yang… pokoknya ber- nerapkan rumus persamaan garis sing-

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 37
gung lingkaran dengan tepat, tetapi saat pada kelom-pok motivasi belajar tinggi
dilakukan wawancara ditemukan adanya yaitu menca-pai tingkat pemahaman
miskonsepsi. Dari hasil wawancara, sis- memahami seba-gian konsep. Hal
wa pada kelompok ini menyatakan tersebut terlihat pada saat siswa sudah
bahwa garis menyinggung lingkaran di dapat menghitung nilai diskriminan
dua titik, siswa tersebut cenderung masih dengan tepat, walaupun salah satu siswa
ke-bingungan saat ditanya koordinat (x, terjadi kesalahan perhitungan yang
y) merupakan satu titik atau dua titik. disebabkan ketidaktelitian siswa, tetapi
Siswa lainnya mendefinisikan persamaan siswa tersebut menyadari adanya ke-
garis singgung lingkaran sebagai garis salahan pada jawabannya dan mampu
yang menyinggung lingkaran di satu titik mengoreksinya saat dilakukan wawan-
yaitu di pusat lingkaran, terlihat bahwa cara. Selain itu, saat dilakukan wa-
siswa tesebut masih kebingungan dalam wancara siswa mampu mendefinisikan
membedakan mana titik pusat dan titik atau mengungkapkan konsep diskri-
singgung. Hal tesebut dapat terjadi minan dengan cara dan kalimatnya sen-
dikarenakan siswa pada konsep titik diri,tetapisaat ditanya lebih lanjut
pusat, hanya mencapai tingkat pema- mengenai konsep diskriminan siswa
haman konsep memahami sebagian, di tidak bisa men-jawabnya. Dari jawaban
mana siswa masih bingung dalam siswa saat wa-wancara, terlihat siswa
menentukan mana titik pusat dan titik hanya mengetahui sebagian konsep yang
singgung sehingga pada konsep ini siswa diajarkan oleh guru saja tanpa
mengalami miskonsepsi. Hancock me- mengetahui keseluruhan konsep dari
mandang miskonsepsi muncul dari diskriminan.Hal tersebut dapat terjadi
penalaran yang salah, miskonsepsi juga mungkin dikarenakan penjelasan konsep
diyakini berasal dari kebingungan atau dari guru yang kurang menyeluruh,
kurangnya pengetahuan [15]. selain itu ketertarikan siswa dengan mata
Pada konsep diskriminan, tingkat pelajaran matematika yang kurang juga
pemahaman konsep siswa pada mempengaruhi motivasinya untuk mem-
kelompok sedang sama dengan siswa peroleh informasi lebih lanjut.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 38
3. Pemahaman Konsep Siswa Kelom- gunakan rumus. Miskonsepsi lain juga
pok Motivasi Belajar Rendah ditemukan saat siswa dalam menyatakan
Pada konsep titik pusat lingkaran, ulang konsep terdapat pernyataan yang
tingkat pemahaman konsep siswa pada tidak jelas maknanya, sepeti “Jari-jari
kelompok motivasi rendah sama dengan merupakan jarak titik pusat setengahnya,
siswa pada kelompok motivasi belajar setengahnya titik pusat”. Miskonsepsi
tinggi. Siswa pada kelompok ini dapat dapat merupakan pemaknaan konsep
menentukan titik pusat dari suatu gambar yang berbeda, bisa juga merupakan
lingkaran pada bidang koordinat dan pengertian yang tidak akurat tentang
mampu menyatakan ulang konsep konsep [7]. Dengan demikian, sesuai
dengan bahasa mereka sendiri. Hal dengan indikator pemahaman konsep
tersebut nampak dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa telah
yang dilakukan di mana jawaban setiap mencapai tingkat pemahaman mema-
siswa berbeda dalam menyatakan konsep hami sebagian dengan miskonsepsipada
titik pusat, tetapi memiliki makna yang jari-jari lingkaran.
sama, dan juga mampu membedakan Pada konsep persamaan lingkaran,
mana yang me-rupakan titik pusat dan tingkat pemahaman konsep siswa pada
mana yang bukan sehingga sesuai kelompok motivasi rendah sama dengan
dengan indikator pemahaman konsep siswa pada kelompok motivasi sedang,
dapat disimpulkan bahwa siswa telah yaitu mencapai tingkat pemahaman kon-
mencapai tingkat pemahaman memaha- sep sebagian dengan miskonsepsi. Siswa
mi konsep dari titik pusat lingkaran. mampu menerapkan rumus persamaan
Pada konsep jari-jari lingkaran, lingkaran dengan tepat, tetapi saat dila-
siswa mampu menentukan jari-jari ling- kukan wawancara ditemukan adanya
karan, tetapi dalam kelompok ini terjadi per-nyataan yang tidak jelas yang
miskonsepsi (salah konsep) saat siswa menim-bulkan adanya miskonsepsi. Dari
menyatakan jari-jari tidak dapat diten- hasil wawancara, siswa mengalami
tukan melalui gambar pada bidang koor- miskonsepsi, misalnya siswa menytakan
dinat, melainkan harus dihitung meng- bahwa persamaan lingkaran merupakan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 39
garis yang di titik pusat lingkaran, ada men-jawab saja tanpa mengetahui makna
juga yang menyatakan persamaan yang sesungguhnya.
lingkaran untuk menentukan garis atau Pada konsep persamaan garis
titik yang sama dengan lingkaran, dan singgung, tingkat pemahaman konsep
persamaan lingkaran merupakan titik sis-wa pada kelompok motivasi
pusat yang mengandung variabel rendahsama dengan siswa pada
lingkaran. Miskon-sepsi tersebut dapat kelompok motivasi sedang, yaitu
terjadi karena dise-babkan oleh berbagai mencapai tingkat pema-haman
aspek, yaitu dari siswa itu sendiri, guru, memahami sebagian dengan mis-
buku teks, atau metode mengajar. Pada konsepsi. Siswa pada kelompok ini
kasus ini, mis-konsepsi terjadi karena mam-pu menerapkan rumus persamaan
adanya pemikiran dari siswa yang garis singgung lingkaran dengan tepat,
berbeda mengenai suatu konsep yang tetapi saat dilakukan wawancara
diterimanya dan juga mung-kin guru ditemukan a-danya miskonsepsi. Dari
hanya memberikan rumus saja tanpa hasil wawan-cara, siswa mengalami
menjelaskan konsep dari persa-maan miskonsepsi pada saat menyebutkan
lingkaran itu sendiri. Suparno bahwa koordinat titik x dan y merupakan
menyatakan bahwa salah satu penyebab dua titik dan garis singgung
miskonsepsi yang berasal dari diri siswa menyinggung di dua titik, sedangkan
adalah adanya berbagai jalan pikiran siswa lainnya mendefinisikan persamaan
yang berbeda [14]. Rendahnya motivasi garis singgung lingkaran se-bagai garis
dari siswa juga dapat mempengaruhi yang membelah lingkaran. Siswa yang
miskonsepsi, hal ini dikarenakan dengan kurang mampu atau bersemangat dalam
motivasi belajar yang rendah siswa tidak mempelajari mate-matika akan
tertarik untuk memperdalam suatu in- mengalami kesulitan dalam menangkap
formasi. Miskonsepsi pada siswa konsep yang benar dalam proses
tersebut juga disebabkan karena siswa belajarnya. Menurut Salirawati, siswa
tidak mengerti mengenai pernyataan yang tidak tertarik atau tidak me-nyukai
yang di-ungkapkannya, siswa hanya asal matematika biasanya kurang ber-minat

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 40
untuk mempelajarnya dan kurang dalam struktur kognitif siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru, serta berdiri sendiri, tetapi mempunyai arti
mereka juga tidak mau mempelajari ba- sehingga konsepsi yang diperoleh benar.
han ajar dari buku dengan baik [15]. Di- Dalam hal ini, guru turut memegang pe-
tambah lagi cara guru dalam menyam- ranan penting dalam membentuk konsep
paikan konsep yang masih kurang. pada siswa, sehingga siswa dapat me-
Suparno menyatakan bahwa salah satu nguasai konsep dengan benar tanpa ada
sebab miskonsepsi pada siswa adalah kesalahan (miskonsepsi). Triyanto,
guru yang tidak mengungkapkan mis- Suyono, dan Sutopo menyatakan bahwa
konsepsi [14]. penyebab kurangnya pemahaman konsep
Pada konsep diskriminan, kelom- matematika pada siswa tersebut adalah:
pok motivasi belajar rendah berdasarkan (1) pembelajaran yang mekanistik, se-
indikator pemahaman konsep mencapai hingga siswa cenderung untuk
tingkat pemahaman memahami sebagian menghafal rumus matematika, (2)
dengan miskonsepsi. Hal tersebut terlihat kurangnya media yang dapat
saat siswa mampu menerapkan rumus meningkatkan kreatifitas siswa dalam
diskriminan dan mampu mendefinisikan memahami konsep dengan inkuiri, dan
atau mengungkapkan konsep (3) kurangnya variansi soal yang
diskriminan dengan cara dan kalimatnya diberikan guru [16].
sendiri,te-tapi saat ditanya lebih lanjut Dalam penelitian ini, diperoleh
siswa men-jawab dengan jawaban yang temuan yaitu hasil penelitian yang tidak
asal, seperti “ya pokoknya seperti itu” sesuai dengan hasil penelitian yang re-
atau “ya karena di buku seperti itu” levan. Seperti yang diungkapkan
sehingga menim-bulkan makna yang Murnia-wati bahwa pemahaman konsep
tidak jelas. Belajar konsep pada memiliki hubungan dengan hasil belajar
hakikatnya bukanlah untuk meng-hafal siswa, hasil belajar umumnya meningkat
konsep, tetapi perlu memper-hatikan jika pemahaman konsep meningkat [2].
hubungan antara konsep dengan konsep If the motivation level of participants
yang lain. Konsep baru yang masuk were higher, the achievement level of the

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 41
participants might have been higher, mencapai tingkat pemahaman mema-
too.[17].Motivasi belajar siswa semakin hami konsep. Kemudian, pada konsep
baik maka pemahaman konsep siswa persamaan lingkaran dan diskriminan,
akan semakin baik pula [3]. Berdasarkan siswa mencapai tingkat pemahaman me-
beberapa pendapat tersebut, diperoleh mahami konsep sebagian.
simpulan bahwa motivasi belajar me- Pemahaman konsep siswake-
miliki hubungan dengan pemahaman lompok motivasi belajar sedang pada
konsep siswa, yaitu semakin tinggi konsep jari-jari lingkaran siswa
motivasi belajar siswa maka akan mencapai tingkat pemahaman
semakin tinggi pula tingkat pemahaman memahami konsep. Kemudian, pada
konsep siswa. Temuan yang diperoleh konsep titik pusat ling-karan dan
adalah pada konsep titik pusat, siswa diskriminan, siswa mencapai tingkat
dengan motivasi rendah mencapai pemahaman memahami konsep sebagian
tingkat pemahaman lebih tinggi dan pada konsep persamaan lingkaran
dibandingkan siswa pada kelompok dan persamaan garis singgung lingkaran
motivasi belajar sedang. Hal tersebut siswa mencapai tingkat pe-mahaman
dikarenakan siswa pada kelompok memahami sebagian dengan
motivasi sedang masih kebingungan miskonsepsi.
dalam membedakan mana titik pusat dan Pemahaman konsep siswake-
mana titik singgung. lompok motivasi belajar rendah pada
konsep titik pusat lingkaran siswa men-
SIMPULAN DAN SARAN
capai tingkat pemahaman memahami
Berdasarkan hasil penelitian dan
konsep. Kemudian, pada konsep jari-jari,
pembahasan, dapat diperoleh simpulan
persa-maan lingkaran, persamaan garis
sebagai berikut.
sing-gung lingkaran, dan diskriminan
Pemahaman konsep siswake-
siswa mencapai tingkat pemahaman
lompok motivasi belajar tinggi pada
memahami sebagian dengan miskon-
konsep titik pusat lingkaran, jari-jari
sepsi.
lingkaran, dan garis singgung lingkaran

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 42
Dalam penelitian ini terdapat motivasi sedang dan rendah
temuan, yakni pada konsep titik pusat, cenderung mengalami memahami
siswa pada kelompok motivasi rendah sebagian dengan miskonsepsi
mencapai tingkat pemahaman lebih khususnya pada konsep persamaan
tinggi dibanding siswa pada kelompok lingkaran, per-samaan garis singgung,
motivasi belajar sedang. Hal tersebut dan diskri-minan. Hendaknya guru
dikarenakan siswa pada kelompok menyusun pembelajaran di mana
motivasi rendah masih kebingungan miskonsepsi tersebut tidak akan
dalam membedakan mana titik pusat dan terjadi. Mis-konsepsi terjadi karena
mana titik singgung. guru dalam mengajarkan materi ini
Dari simpulan mengenai tingkat terlalu cepat, selain itu konsep hanya
pemahaman konsep siswa pada materi diberikan melalui definisi dan
persamaan lingkaran ditinjau dari mot- langsung memberikan rumus. Hal
ivasi belajar disarankan melakukan tin- tersebut hendaknya diatasi dengan
dakan-tindakan sebagai berikut. adanya media pembelajaran yang
a. Bagi guru sebelum memberikan ma- mendukung, yaitu konsep diajarkan
teri selanjutnya hendaknya memper- dengan mengaitkan pada kehidupan
hatikan pemahaman konsep yang sehari-hari siswa atau dengan bahasa
dimiliki siswanya. Selain itu, motivasi yang mudah dimengerti agar siswa
belajar yang dimiliki siswa juga perlu mampu memahami konsep secara
diperhatikan oleh guru. Pada pene- keseluruhan.
litian ini diperoleh bahwa siswa b. Bagi siswa hendaknya berusaha me-
dengan motivasi tinggi cenderung ngetahui cara belajar yang bagaimana
memahami sebagian konsep dari yang dapat meningkatkan pemahaman
materi persamaan lingkaran, guru konsepnya agar hasil belajarnya dapat
hendaknya memberikan soal pe- meningkat dan juga tidak hanya men-
ngayaan untuk lebih meningkatkan jadikan guru dan informasi yang
pemahaman siswa. Pada penelitian ini diberikan oleh guru sebagai sumber
juga diperoleh bahwa siswa dengan belajar, tetapi hendaknya berusaha

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 43
memperkaya pengetahuannya dengan [6]Amir, A. (2015). Pemahaman Konsep
dan Pemecahan Masalah dalam
mencari sumber belajar lain dan juga
Pembelajaran Matematika. Loga-
siswa hendaknya memperbanyak ritma: Jurnal Ilmu-ilmu Kepen-
didikan dan Sains, Vol. 3, No.
latihan soal guna mengurangi ter-
01.
jadinya miskonsepsi.
[7] Wafiyah, N. (2012). Identifikasi Mis-
DAFTAR PUSTAKA konsepsi Siswa dan Faktor-faktor
Penyebab pada Materi Permutasi
[1] Dimyati & Mudjiono. (1999). dan Kombinasi di SMA Negeri 1
Belajar dan Pembelajaran. Manyar. Gamatika, Vol. II No. 2.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
[8] Sardiman, A.M. (2007). Interaksi
[2] Murniawati, N. S. & Ahmad Z. dan Motivasi Belajar Mengajar.
(2015). Hubungan Antara Jakarta: PT Rajagrafindo
Pemahaman Konsep dan Moti- Persada.
vasi Belajar dengan Hasil
Belajar Siswa. Makalah tidak [9] Ardiantoro, G. (2013). Analisis Ting-
dipublika-sikan. Universitas kat Pemahaman Siswa Berdasar-
Negeri Goron-talo. kan Eori Apos dalam Mempela-
jari Persamaan Garis Lurus
[3] Mutoharo, S.Z.R., Elok S. & Ditinjau dari Aktivitas Belajar
Mitarlis. (2015). Hubungan Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk.
Motivasi Bel-ajar Terhadap Skripsi tidak dipublikasikan.
Pemahaman Kon-sep IPA pada Uni-versitas Sebelas Maret,
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Surakarta.
Surabaya. e-Journal UNESA
(Pendidikan Sains), Vol 3, [10] Sugiyono. (2014). Memahami Pene-
No.02. litian Kualitatif. Bandung:
Alfa-beta.
[4] Nasution. (2005). Berbagai Pendeka-
tan dalam Proses Belajar Meng- [11] Arifin, Z. (2011). Penelitian Pen-
ajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. didikan-Metode dan Paradigma
Baru. Bandung: PT Remaja
[5] Kolomuҫ, A. & Tekin, S. (2011). Rosdakarya.
Chemistry Teachers’s Miscon-
ceptions Concerning of Chemical [12] Kesumawati, N. (2008). Pemaha-
Reaction Rate.Eurasian Journal man Konsep Matematik dalam
of Physics and Chemistry Pembelajaran Matematika.
Education, 3(2), 84-101. Diper- Ma-kalah dipublikasikan pada
oleh pada 3 Agustus 2016, dari Se-minar Matematika dan
http://www.eurasian- Pendi-dikan Matematika.
journals.com/index.php/ejpce. Universitas PGRI Palembang.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 44
[13] Uno, H.B. (2008). Teori Motivasi &
Pengukurannya-Analisis di Bi-
dang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
[14] Barokah, M. (2013). Analisis De-
rajat Pemahaman Siswa Kelas
VII SMP Negeri 15 Surakarta
pada Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Linier Satu
Variabel Tahun Ajaran
2011/2012.Skripsi tidak
dipublika-sikan. Universitas
Sebelas Ma-ret, Surakarta.
[15] Savitri, M. E. (2015). Analisis Mis-
konsepsi Siswa pada Materi
Pecahan dalam Bentuk Aljabar
ditinjau Dari Gaya Kognitif
Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 2 Adimulyo Kabupaten
Kebu-men Tahun Ajaran
2013/2014. Tesistidak
dipublikasikan. Uni-versitas
Sebelas Maret, Sura-karta.
[16] Triyanto, Suyono, dan Sutopo.
(2014). Analisis Pemahaman
Konsep Matematika dan Imple-
mentasinya dalam Pengem-
bangan Model Pembelajaran
Matematika Siswa Sekolah Me-
nengah Pertama di Kabupaten
Klaten. Diperoleh pada tanggal
3 Agustus 2016 dari
eprints.uns.ac.id.
[17]Tuncel, E., Saide S., & Konul M.
(2016). Statistical Reasoning of
Impact of Motivation on Stu-
dents' Achievement in Foreign
Language Learning. Procedia
Computer Science, 102 (2016),
244-250.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.4 Juli 2017 45

Anda mungkin juga menyukai