Anda di halaman 1dari 30

MATEMATIKA SEKOLAH

“SOAL-SOAL OLIMPIADE TINGKAT SMP KELAS IX SEMESTER 1”

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si.

Oleh: Kelompok 5 Kelas IV B & D

I Ketut Ardika 1813011050

Putu Ari Pratisia 1813011094

Ni Komang Savitri Dharma S. 1813011096

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berisikan soal-soal
olimpiade tingkat SMP Kelas IX Semester 1. Makalah ini disusun sebagai tugas mata
kuliah Matematika Sekolah.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat dukungan dan


bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. I Nengah Suparta, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Matematika Sekolah yang telah memberikan motivasi dalam penulisan
makalah ini.
2. Teman – teman sekelas yang telah memberi masukan, juga berperan dalam
proses pembuatan makalah.
3. Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat saya harapkan
agar nantinya dapat ditemukan hasil yang lebih baik. Harapan penulis semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Singaraja, 20 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

SEBARAN MATERI KELAS IX SEMESTER 1 ....................................................................1

Bab 1. Perpangkatan dan Bentuk Akar .............................................................................1

Bab 2. Persamaan dan Fungsi Kuadrat .............................................................................1

Bab 3. Transformasi .........................................................................................................1

RANGKUMAN MATERI KELAS VII SEMESTER 1 ...........................................................2

Bab 1. Perpangkatan dan Bentuk Akar .............................................................................2

Bab 2. Persamaan dan Fungsi Kuadrat .............................................................................6

Bab 3. Transformasi .......................................................................................................13

SOAL-SOAL OLIMPIADE ...................................................................................................25

A. Soal Geometri................................................................................................... 25

B. Soal Statistika ................................................................................................... 26

C. Soal Bilangan ................................................... Error! Bookmark not defined.

D. Soal Aljabar...................................................................................................... 29

E. Soal Kombinatorika ......................................................................................... 30

iii
SEBARAN MATERI KELAS IX SEMESTER 1

Adapun sebaran materi di kelas IX Semester 1 adalah sebagai berikut :

Bab 1. Perpangkatan dan Bentuk Akar

 Bentuk Umum Bilangan Berpangkat


 Jenis-Jenis Bilangan Berpangkat
 Definisi Bentuk Akar
 Sifat Bentuk Akar
Bab 2. Persamaan dan Fungsi Kuadrat

 Bentuk Umum Persamaan Kuadrat


 Akar-akar Persamaan Kuadrat
 Diskriminan Persamaan Kuadrat
 Jumlah dan Hasil Kali Akar-Akar Persamaan Kuadrat
 Menyusun Persamaan Kuadrat
 Grafik Fungsi Kuadrat
 Membentuk Fungsi Kuadrat
Bab 3. Transformasi

 Pencerminan (Refleksi)
 Pergeseran (Translasi)
 Perputaran (Rotasi)
 Dilatasi

1
RANGKUMAN MATERI KELAS IX SEMESTER 1

Bab 1 Perpangkatan dan Bentuk Akar

A. Bentuk Umum Bilangan Berpangkat

Bilangan berpangkat adalah bilangan yang berfungsi untuk


menyederhanakan penulisan dan penyebutan suatu bilangan yang memiliki
faktor-faktor perkalian yang sama. Perkalian bilangan-bilangan dengan
faktor-faktor yang sama seperti ini biasa disebut sebagai perkalian berulang.
Bayangkan jika yang dikalikan angkanya sangat banyak, maka kita pun juga
akan sangat ribet dalam menulisnya karena sangking banyaknya untuk satu
kali bilangan perkalian tersebut. Setiap perkalian berulang dapat dituliskan
secara ringkas dengan menggunakan notasi angka bilangan berpangkat.

Contoh:

1. 3x3x3x3x3 ini dapat kita ringkas menggunakan bilangan berpangkat


menjadi 35

2. 8x8x8x8x8x8x8x8x8x8 dapat diringkas dengan bilangan berpangkat


menjadi 810

Pangkat diatas berfungsi untuk menentukan jumlah faktor yang di


ulang. Bilangan berpangkat ini juga dapat dituliskan dalam bentuk umum
yaitu:

an=a×a×a×a…
sebanyak n kali

B. Jenis – Jenis Bilangan Berpangkat

1. Bilangan Berpangkat Positif

Bilangan berpangkat positif adalah bilangan yang memiliki pangkat


atau eksponen positif. Apa itu eksponen? eksponen ialah penyebutan lain dari
pangkat. Bilangan berpangkat positif memiliki sifat-sifat tertentu, yang mana

2
bilangan tersebut terdiri dari a, b, sebagai bilangan real dan m, n, yang
merupakan bilangan bulat positif. Ada beberapa sifat-sifat bilangan
berpangkat positif yaitu sebagai berikut:

- a m  a n  a mn
- a m : a n  a m  n , untuk m  n dan b  0
- (a m ) n  a mn
- ab  a m b m
m

m
a am
-    m , untuk b  0
b b

Adapun contoh dari pengoprasian bilangan berpangkat positif adalah:

4 8 48 12
3 3 3 3
- 2     2   2 
5 5 5 5
 a 15  a  4
-  5
 : a  (a 1515 ) : a 4  a 11 : a 4  a 7
 a 

2. Bilangan Berpangkat Negatif

Selanjutnya adalah pengertian bilangan berpangkat negatif yaitu


bilangan yang memiliki pangkat atau eksponen negatif (-). Adapun sifat-sifat
bilangan berpangkat negatif yaitu:

 Apabila a∈R, a ≠ 0, dan n ialah bilangan bulat negatif, jadi:

1 1
a n  n
atau a n   n
a a

Contoh soal:

1. Tentukan dan nyatakan dengan pangkat positif bilangan berpangkat berikut


ini:
1 1
7
 ( a  b) 7
6(a  b) 6

3. Bilangan berpangkat Nol (0)

3
Selain bilangan berpangkat positif dan bilangan berpangakt negatif
diatas, ternyata dalam ilmu matematika juga ada bilangan berpangkat nol (0).
Sebelumnya perlu diketahui bahwa sifat-sifat bilangan berpangkat, yaitu:
an
1
an

Berdasarkan sifat pembagian bilangan berpangkat positif dapat tersebut maka


an
kita peroleh:  a n  n  a 0 , maka a 0  1 .
an

Sehingga sifat untuk bilangan berpangkat nol (0) ialah “Apabila a


adalah bilangan riil dan a tidak sama dengan 0, maka a 0  1 Sederhanakan
bilangan berpangkat tersebut ini:

5( x 2  y 2 )( x 2  y 2 ) 0

Jawab:

5( x 2  y 2 )( x 2  y 2 ) 0  5( x 2  y 2 )  1  5( x 2  y 2 )

C. Definisi Bentuk Akar

Bentuk akar Adalah akar dari suatu bilangan-bilangan yang hasilnya


bukan termasuk bilangan rasional (bilangan yang mencakup bilangan cacah,
bilangan prima, dan bilangan-bilangan lain yang termasuk) atau bilangan
irasional (yaitu bilangan yang hasil baginya tidak pernah berhenti).

Bentuk akar yaitu bentuk lain untuk menyatakan suatu bilangan yang
berpangkat. Bentuk akar termasuk kedalam bilangan irasional yang mana
bilangan irasional tidak dapat dinyatakan dengan pecahan
a
, a dan b bilangan bulat a dan b ≠ 0. Bilangan bentuk akar adalah bilangan
b
yang terdapat dalam tanda yang disebut sebagai tanda akar. Beberapa

contoh bilangan irasional didalam bentuk akar yaitu 2 , 6 , 7 , 11 dan

4
lain-lain. Sedangkan 25 bukanlah bentuk akar karena 25  5 (5 adalah

bilangan rasional) sama saja angka 25 bentuk akarnya adalah 5.

Simbol akar “ ” pertama kali dikenalkan oleh matematikawan asal

Jerman yaitu Christoff Rudoff, di dalam bukunya yang berjudul Die Coss.
Simbol tersebut dipilih karena mirip dengan huruf ” r ” yang diambil dari
kata “radix”, yang merupakan bahasa latin untuk akar pangkat dua.

D. Sifat Bentuk Akar

Sebagaimana bilangan berpangkat yang memiliki beberapa sifat-sifat,


Bentuk akar pun juga memiliki sifat-sifat, yaitu:

 a2  a

 ab  a  b ; a  0 dan b  0

a a
  ;b0
b b

5
Bab 2 Persamaan dan Fungsi Kuadrat

A. Bentuk Umum Persamaan Kuadrat


Persamaan Kuadrat adalah suatu persamaan yang variabelnya mempunyai
pangkat tertinggi sama dengan 2.
Bentuk Umum:

ax 2  bx  c  0 Dengan: .

Ada beberapa bentuk khusus Persamaan Kuadrat:

: persamaan kuadrat biasa

: persamaan kuadrat murni

: persamaan kuadrat tak lengkap

B. Akar-Akar Persamaan Kuadrat


Nilai yang memenuhi persamaan kuadrat disebut akar
persamaan kuadrat dan dinotasikan dengan
Akar-akar persamaan kuadrat dapat dicari dengan beberapa cara, yaitu:
1. Faktorisasi
Bentuk diuraikan kebentuk

x  x1 ( x  x2 )  0
Contoh:

2. Melengkapkan Kuadrat Sempurna


Bentuk , dijabarkan kebentuk:

( x  p) 2  q

6
Yaitu dengan cara:

Contoh:

3. Menggunakan Rumus abc


Persamaan kuadrat , mempunyai akar-akar persamaan:

 b  b 2  4ac
x1, 2 
2a

Nilai disebut Diskriminan dari persamaan dan


ditulis dengan huruf D.

b D
x1, 2 
2a

C. Diskriminan Persamaan Kuadrat


Dari rumus tampak bahwa penyelesaian atau akar-akar persamaan kuadrat
sangat ditentukan oleh nilai . Nilai inilah yang
membedakan (mendiskriminasikan) jenis akar-akar suatu persamaan kuadrat.

7
Dengan melihat nilai D, akar-akar suatu persamaan kuadrat dapat dibedakan
menjadi 3 jenis, yakni:
1. Jika , maka persamaan kuadrat memiliki dua akar real berbeda.
2. Jika , maka persamaan kuadrat memiliki dua akar real sama.
3. Jika , maka persamaan kuadrat memiliki akar imajiner.

D. Jumlah dan Hasil Kali Akar-Akar Persamaan Kuadrat


Misal akar-akar dari persamaan kuadrat adalah .
Rumus penyelesaian tersebut, adalah:

b
x1  x 2 
a
c
x1 . x 2 
a
2 D
x1  x 2 
2a

E. Menyusun Persamaan Kuadrat


1. Menyusun persamaan kuadrat jika diketahui akar-akarnya
a. Dengan perkalian faktor
Jika akar-akar persamaan kuadrat

Dengan

b. Dengan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar

2. Menyusun persamaan kuadrat jika akar-akarnya mempunyai hubungan


dengan akar-akar persamaan kuadrat lainnya.

8
Jika akar-akar suatu persamaan kuadrat mempunyai hubungan dengan
akar-akar persamaan kuadrat lainnya, maka persamaan kuadrat itu
ditentukan dengan 2 cara,yaitu:
a. Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar
b. Penghapusan indeks, jika akar-akarnya simetri

F. Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat


Fungsi kuadrat adalah fungsi polinom dengan pangkat peubah tertingginya
adalah 2. Secara umum berbentuk:

.
Dimana a  0 dan a, b, c  R .

 Ciri-ciri Fungsi Kuadrat dan Grafiknya:


1. Memiliki sumbu simetri

2. Koordinat titik puncak

3. grafik terbuka ke atas


grafik terbuka ke bawah

4. grafik memotong sumbu y positif


grafik memotong sumbu y negatif
grafik melalui titik (0,0)

5. grafik memotong sumbu x di dus titik yang berbeda


grafik menyinggung sumbu x
grafik tidak memotong sumbu x

 Grafik Fungsi Kuadrat


Himpunan titik-titik (x,y) yang memenuhi
adalah parabola.
Untuk melukis grafik fungsi , diperlukan syarat-syarat
sebagai berikut:

9
1. Titik potong dengan sumbu x
Titik potong dengan sumbu x, maka y = 0
Jika akar-akarnya maka titik potong dengan sumbu x adalah

2. Titik potong dengan sumbu y


Titik potong dengan sumbu y, maka x = 0
Maka titik potong sumbu y adalah (0, c)
3. Sumbu Simetri

Sumbu simetrinya:

4. Titik balik/ Titik Puncak

Titik balik atauu titik puncak adalah:

Sehingga koordinat titik puncak adalah:

Parabola mencapai titik balik minimum jika dan parabola


mencapai titik balik maksimu jika .

G. Membentuk Fungsi Kuadrat


Jika sketsa grafik suatu fungsi kuadrat diketahui, maka kita dapat menentukan
rumus fungsi kuadratnya. Keterangan-keterangan yang diketahui pada sketsa
grafik fungsi kuadrat seringkali mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri- cirinya adalah
1. Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu x di dan serta
melalui sebuah titik tertentu. Fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai:

2. Grafik fungsi kuadrat menyinggung sumbu x di dan melalui sebuah


titik tertentu. Fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai :

10
3. Grafik fungsi kuadrat melalui titik puncak atau titik balik dan
melalui sebuah titik tertentu. Fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai :

4. Grafik fungsi kuadrat melalui titik-titik


Fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai :

Latihan Soal:
1. Akar-akar persamaan kuadrat , jika
. Tentukan nilai c!
Penyelesaian:
maka ... (1)

maka … (2)

… (3)

… (4)
Dengan mengeliminasi persamaan (1) dan (4):

Dari persamaan (2)

Catatan:
Ingat rumus

11
2. Tentukan nilai x dari persamaan

Jawab:

Misalkakan

Sehingga persamaan diatas menjadi:

Karena maka . Sehingga:

12
Bab 3 Transformasi

Transformasi geometri adalah proses mengubah setiap titik koordinat menjadi


titik koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi tidak hanya terhadap titik
tetapi bisa juga dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun
tertentu.. Sebelum dipindahkan, objek tersebut disebut sebagai original objek, setelah
dipindahkan disebut sebagai image. Jika sebelum dan sesudah di transformasi bentuk
dan ukuran objek tetap maka disebut transformasi isometric. Yang termasuk dalam
transformasi isometric adalah translasi, refleksi ,dilatasi dan rotasi.

Jenis-jenis transformasi :

1. Refleksi (pencerminan)

2. Translasi (Perpindahan)

3. Rotasi (perputaran)

4. Dilatasi (perbesaran)

A. Refleksi (pencerminan)

Refleksi atau pencerminan merupakan satu jenis transformasi yang


memindahkan setiap titik pada suatu bidang dengan mengggunakan sifat
bayangan cermin dari titiktitik yang dipindahkan.

Gambar di samping menunjukkan contoh


refleksi (pencerminan) bangun datar ABCDE
pada garis m. Perhatikan bahwa ruas garis
yang menghubungkan titik dan bayangannya
tegak lurus terhadap garis m. Garis m disebut
garis refleksi untuk ABCDE dan bayangannya
A’B’C’D’E’. Karena E terletak pada garis
refleksi, titik awal dan bayangannya berada di titik yang sama. Jarak antara A
terhadap garis m sama dengan jarak A’ terhadap garis m, begitu pula untuk titik
sudut yang lainnya dan bayangannya yang memiliki jarak sama terhadap garis
refleksi m.

13
 Persamaan Transformasi Refleksi pada Bidang
1. Pencerminan Terhadap Sumbu-x

Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut
:

Jadi adalah matriks pencerminan terhadap sumbu x

Contoh :
Diketahui segitiga ABC dengan koordinat titik A(2,0), B(0,-5) dan C(-3,1). Tentukan
koordinat bayangan segitiga ABC tersebut bila dicerminkan terhadap sumbu x
jawab :
Pencerminan terhadap sumbu x

14
2. Pencerminan Terhadap Sumbu-y

Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut
:

Jadi adalah matriks pencerminan terhadap sumbu y

Contoh :

Tentukan bayangan kurva oleh pencerminan terhadap sumbu y.


Jawab:
oleh pencerminan terhadap sumbu y maka:

lalu disubstitusi ke

Jadi bayangannya adalah

15
3. Pencerminan Terhadap Titik Asal O(0, 0)

Berdasarkan gambar tersebut kita misalkan A adalah titik awal dan F sebagai titik
hasil pencerminan terhadap titik asal O(0,0), maka sehingga
dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut :

Jadi adalah matriks pencerminan terhadap titik asal O(0,0)

4. Pencerminan Terhadap Garis y = x

Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai berikut :

16
Jadi adalah matriks pencerminan terhadap garis y=x

Contoh :
Bayangan garis 2x – y + 5 = 0 yang dicerminkan tehadap garis y = x adalah….
Jawab :

Matriks transformasi refleksi terhadap y = x adalah

Sehingga dan
disubstitusi ke
diperoleh:

dikali (-1) →
Jadi bayangannya adalah

5. Pencerminan Terhadap Garis y = -x

Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka
sehingga dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai
berikut :

Jadi adalah matriks pencerminan terhadap garis y=-x

17
Contoh :
Bayangan garis yang dicerminkan tehadap garis y = -x
adalah….
Jawab :

Matriks transformasi refleksi terhadap y = x adalah

Sehingga dan
disubstitusi ke
diperoleh:

Jadi bayangannya adalah

6. Pencerminan Terhadap Garis y = n

Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka

Contoh :
Tentukan bayangan kurva oleh pencerminan terhadap garis y = 3.
Jawab :

oleh pencerminan terhadap sumbu y=3 maka:

lalu disubstitusi ke

18
Jadi bayangannya adalah

7. Pencerminan Terhadap Garis x = m

Berdasarkan gambar tersebut, jika bayangan titik P(x,y) adalah P’(x’,y’) maka

Contoh :
Tentukan bayangan kurva oleh pencerminan terhadap garis
Jawab:
oleh pencerminan terhadap garis
maka:

substitusi ke diperoleh:

Jadi bayangannya adalah

19
Tabel 3.4 Koordinat Bayangan Hasil Pencerminan dari (x, y)

No. Pencerminan Terhadap Titik Koordinat Bayangan


1. Sumbu-x (x, –y)
2. Sumbu-y (–x, y)
3. Titik Asal O (0, 0) (–x, –y)
4. Garis y = x (y, x)
5. Garis y = –x (–y, –x)
6. Garis y = n (x, 2n – y)
7. Garis x = m (2m–x, y)

 Melukis Bayangan Bangun Geometri oleh Refleksi terhadap Garis


tertentu.

Prosedur yang ditempuh untuk melukis bayangan geometri oleh refleksi


terhadap garis tertentu adalah sebagi berikut;

a) Tetapkan garis yang akan berperan sebagi sumbu simetri atau sumbu
cermin
b) Buatlah garis tegak lurus yang ditarik dari titik-titik sudut bangun
geometri yang akan dilukis bayangannya, tegak lurus pada sumbu simetri
atau sumbu cermin.
c) Lukislah titik-titik sudut bangun geometri bayangan dengan cara
mengukur jarak antara titik sudut bangun geometri bayangan terhadap
sumbu cermin sama dengan jarak titik sudut bangun geometri semula
terhadap sumbu cermin
d) Hubungkan titik-titik sudut yang berdekatan yang diperoleh pada langkah
c sehingga bangun geometri bayangan yang diminta terlukis.

B. Translasi (Perpindahan)
Translasi merupakan salah satu jenis transformasi yang bertujuan untuk
memindahkan semua titik suatu bangun dengan jarak dan arah yang sama.

20
Untuk nilai yang sudah ditentukan a dan b yakni translasi memindah setiap titik P
(x, y) dari sebuah bangun pada bidang datar ke P’ (x + a, y + b).
Translasi dapat disimbolkan dengan (x, y) → (x + a, y + b). Dapat pula ditulis
dengan matriks :

Contoh :
Diketahui segitiga OAB dengan koordinat titik O(0,0), A(3,0) dan B(3,5).
Tentukan koordinat bayangan segitiga OAB tersebut bila ditranslasikan oleh

Jawab :
Titik
Titik
Titik

C. Rotasi (perputaran)
Rotasi merupakan transformasi dengan proses
memutar sebarang titik lain terhadap titik tertentu(titik
pusat rotasi). Suatu rotasi ditentukan oleh tiga unsur
berikut ini.
a) Titik Pusat Rotasi
Titik pusat rotasi adalah titik tetap yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan arah dan besar sudut rotasi.
b) Besar Sudut Rotasi
Yaitu besar atau jauh sudut rotasi menentukan jauh nya rotasi. Ukurannya
dapat dinyatakan dalam derajat,radian, atau bilangan pecahan terhadap satu
putaran yang penuh.
c) Arah Sudut Rotasi

21
Suatu rotasi dikatakan mempunyai arah positif (+), jika rotasi itu berlawanan
dengan arah jarum jam sedangkan rotasi dikatakan mempunyai arah negatif,
jika rotasi itu searah dengan arah putaran jarum jam.

Rotasi ditentukan oleh pusat rotasi dan besar sudut rotasi. Rotasi Pusat O(0,0)
Titik P(x,y) dirotasi sebesar berlawanan arah jarum jam dengan pusat O(0,0) dan
diperoleh bayangan P’(x’,y’) maka:

Sehingga dapat dituliskan dengan matriks :

Rotasi Pusat (a,b) Titik P(x,y) dirotasi sebesar berlawanan arah jarum jam
dengan pusat (a,b) dan diperoleh bayangan P’(x’,y’) maka:

Contoh :

Persamaan bayangan garis setelah dirotasikan pada pangkal


koordinat dengan sudut putaran - , adalah ..
Jawab :

R-900

Subtitusikan ke

Sehingga didapatkan

22
D. Dilatasi
Dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari koordinat tiap-tiap
titik pada suatu bangun datar dengan faktor skala sebesar k. Faktor skala
menentukan apakah suatu dilatasi merupakan pembesaran atau pengecilan.
Secara umum dilatasi dari suatu koordinat (x, y) dengan faktor skala k di titik
O(0,0) akan menghasilkan koordinat (kx, ky) atau dapat ditulis (x, y) → (kx, ky).
Atau dapat dituliskan dengan matriks :

Dilatasi dari suatu koordinat (x, y) dengan faktor skala k di titik P(a,b) akan
menghasilkan

Atau dapat dituliskan dengan matriks :

Ketika k > 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pembesaran, tetapi jika
0 < k < 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pengecilan. Untuk
memperbesar atau memperkecil bangun, letak pusat dilatasi dapat di dalam, di
luar, atau pada tepi bangun yang akan didilatasikan.
Contoh :
Garis memotong sumbu x di A dan memotong sumbu y di B.
Karena dilatasi [O,-2], titik A menjadi A’ dan titik B menjadi B’. Hitunglah luas
segitiga OA’B’
Jawab :
garis memotong sumbu x di A(3,0) memotong sumbu y di
B(0,2) karena dilatasi [O,-2] maka

Titik A’(-6,0), B’(0,-4) dan titik O(0,0) membentuk segitiga seperti pada gambar :

23
Sehingga luasnya
=
=

24
LATIHAN SOAL :

 Soal Geometri

1. Tentukanlah nilai dari ∠BCE dari gambar berikut

2. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Jika titik P di


tengah-tengah AB dan titik Q di tengah-tengah BC, maka jarak titik H dengan
garis PQ adalah … .
3. Perhatikan gambar bangun datar dibawah, bangun tersebut merupakan bangun
setengah lingkaran dengan diameter AD dan pusat lingkaran M. Misalkan B dan
C adalah titik-titik pada lingkaran sedemikian sehingga dan BD
memotong AC di titik P. Jika besar maka besar adalah….

 Soal Statistika
1. Empat belas anak membentuk 2 kelompok bermain yang masing-masing terdiri
dari 6 anak (kelompok 1) dan 8 anak (kelompok II). Rata-rata usia kelompok
yang beranggotakan 4 anak adalah 6 tahun, sedangkan rata-rata usia kelompok
lainnya adalah 6,5 tahun. Jika satu anak dari masing-masing kelompok ditukar
satu sama lain, maka rata-rata usia kedua kelompok sama. Selisih usia kedua
anak yang ditukar tersebut adalah…

25
2. Sukardi adalah seorang karyawan pada perusahaan tekstil yang bertugas
menyimpan data kenaikan produksi selama 5 periode. Setelah dicari, Sukardi
hanya menemukan empat data kenaikan, yaitu sebesar 4%,9%,7% dan 5%.
Sukardi hanya ingat bahwa rata-rata hitung dan median dari lima data itu adalah
sama. Kenaikan produksi yang mungkin pada periode kelima berkisar
antara ⋯⋅%

 Soal Bilangan
1. Diketahui bahwa P2017 Q adalah bilangan 6 angka yang habis dibagi 72,
tentukanlah nilai P!
2. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli n, B  2903 n  803 n  464 n  261n
habis dibagi 1897.

 Soal Aljabar :
1. Jika dan adalah bilangan bulat positif dengan , sehingga ,
maka nilai yang mungkin adalah…

2. Jika , maka nilai adalah…

 Soal Kombinatorika
1. Sebuah bilangan ganjil 5 angka memuat tepat 4 angka ganjil dan tidak memiliki
angka berulang, serta tidak memuat angka 0. Banyak bilangan berbeda dengan
ciri tersebut adalah ...
2. Di dalam kotak I terdapat 12 bola putih dan 3 bola merah. Di dalam kotak II
terdapat 4 bola putih dan 4 bola merah. Jika dari kotak I dan kotak II masing-
masing diambil 2 bola satu per satu dengan pengembalian, maka peluang yang
terambil adalah 1 bola merah adalah ...

26
DAFTAR PUSTAKA

Aldres, C.J. 1987. Aljabar Untuk SMTA Dan Yang Setingkat Jilid 2. Jakarta :
Pradnya Paramita.

Handayani, Isnaini, dkk. 2017. Geometri Transformasi. Bahan Ajar. Jakarta: S1


Pendidikan Matematika

Immochacha. 2014. Modul Transformasi. (Online).


https://www.slideshare.net/immochacha/modul-transformasi diakses pada
tanggal 10 Maret 2020.

Joko S., Tri. 1997. Aljabar. Pancor : STKIP Hamzanwadi Selong.

Kartini, dkk.. 2004. Matematika Untuk Kelas X. Klaten : Intan Pariwara.

Kurnianingsih Sri, dkk..1996. Matematika SMU. Jakarta : Yudhistira.

Nurdiansyah, Andi. Belajar Pangkat dan Akar. PT Balai Pustaka (Persero), 2012.

SMA Santa Angela 2016. Modul Matematika Wajib Transformasi Kelas XI Semester
2. Semarang: SMA Santa Angela.

Wirodikromo, Sartono. 2004. Matematika SMA. Jakarta : Erlangga.

27

Anda mungkin juga menyukai