Anda di halaman 1dari 10

“PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

(RME) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA”

Oleh :
Yohana Oktaviani Sitepu

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
SEPTEMBER 2017
Latar Belakang Masalah
URGENSI
PENYEBAB
1. Kurangnya perhatian pada pendidikan mengenai
1. Kemampuan berpikir matematis siswa masih
kemampuan berfikir siswa.
tergolong rendah.
2. Permasalahan yang ditemukan siswa dalam soal-
soal matematika hanya menggunakan rumus-
2. Siswa belum mampu mengembangkan
rumus umum atau secara algoritmik.
kemampuan berpikir tingkat tingginya.
3. Tidak tersedianya strategi atau model
pembelajaran yang sistematis yang berorientasi
3. Kemampuan siswa berfikir hanya sebatas apa
pada peningkatan kreativitas siswa dalam belajar
yang sudah disampaikan guru dan bersifat
matematika
ritunitas.

TAWARAN SOLUSI

“Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”.

ALASAN

1. Mengkaji penyebab masalah yang terjadi serta langkah yang tepat untuk mengatasi masalah
2. Mengkaji pengaruh pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berfikir kreatif
siswa
Rumusan Masalah, tujuan penelitian dan hipotesis

1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education?

2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics


Education terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan
pendekatan Realistic Mathematics Education.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Ada pengaruh pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan berpikir
kreatif siswa
Realistic Mathematics Education pertama kali berkembang di Belanda sejak awal tahun 70-an. Adapun orang
yang mengembangkannya adalah Freudenthal dan kawan-kawan dari Fruedenthal Institute. Dalam pandangan
Fruedenthal, agar matematika memiliki nilai kemanusiaan (human value) maka pembelajarannya harus
dikaitkan dengan realita, dekat dengan pengalaman anak serta relevan untuk kehidupan masyarakat. Selain
itu Freudenthal juga berpandangan bahwa matematika sebaiknya tidak dipandang sebagai suatu bahan ajar
yang harus ditransfer secara langsung sebagai matematika siap pakai, melainkan harus dipandang sebagai
suatu aktivitas manusia.

Pendekatan Realistic Mathematics Education merupakan pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi siswa
untuk berpikir lebih tinggi yakni pembelajaran yang awalnya hanya sampai pada tingkat kognitif rendah, bisa
ditingkatkan pada proses berpikir matematika tingkat tinggi. Diawali dengan masalah yang berkaitan dengan
dunia nyata, mengaitkan konsep matematika yang satu dengan konsep yang lainnya, menerjemahkan masalah
dunia nyata kedalam masalah matematika yang representatif, serta menuju kedalam perhitungan matematika
yang sebenarnya.

Pembelajaran realistik adalah konsep belajar yang membantu siswa untuk melihat makna dari materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan cara menkaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata serta mendorong
siswa untuk aktif dalam menemukan makna dari pelajaran yang dipelajarinya. RME menggunakan prinsip
matematisasi realitas yang artinya mengawali belajar matematika dengan proses matematisasi realitas. Dalam
pengembangan kemampuan menemukan solusi informal yang berkaitan dengan konsep pada pembelajaran
realistik diperlukannya kemampuan berpikir tingkat tinggi serta siswapun memiliki kesempatan untuk
menerapkan berbagai konsep, rumus, prinsip, serta pemahaman terpadu dan saling berkaitan.
Realistic Mathematics Education mencerminkan suatu pandangan tentang matematika sebagai
sebuah subject matter, bagaimana anak belajar matematika, dan bagaimana matematika seharusnya diajarkan.
Pandangan ini terurai dalam enam prinsip RME yang meliputi: Prinsip Aktivitas, Prinsip Realitas, Prinsip
Tahap Pemahaman, Prinsip Intertwinement, Prinsip Interaksi, serta Prinsip Bimbingan.
Kemampuan berpikir kreatif adalah pemikiran yang tiba-tiba muncul, tak terduga, dan diluar kebiasaan, selain
itu merupakan kemampuan menemukan dan menyelesaikan soal-soal atau masalah matematika secara
langsung dan merupakan hasil asli pemikiran sendiri serta menghasilkan produk baru (keorisinilan). Selain
itu, siswa juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan ide, menambah atau merinci secara detail suatu
objek, ide, atau situasi. Berpikir kreatif tidak didasarkan pada pemikiran yang logis tetapi lebih sebagai
pemikiran yang tiba-tiba muncul, tak terduga, dan diluar kebiasaan.

Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis


1. Berfikir Lancar
2. Berfikir Luwes
3. Berfikir Orisinil
4. Berfikir rinci

Tahap Pembelajaran RME

1. Guru memberikan siswa masalah kontekstual


2. Guru merespon secara positif jawaban siswa, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memikirkan strategi yang efektif.
3. Guru mengarahkan siswa pada masalah yang kontekstual dan meminta siswa mengerjakan masalah
dengan menggunakan pengalaman mereka.
4. Guru berjalan mengelilingi siswa sambil memberikan bantuan seperlunya
5. Guru mengenalkan istilah konsep.
6. Guru memberikan tugas dirumah yaitu membuat masalah cerita beserta jawabannya sesuai dengan
matematika formal.
KEUNGGULAN RME

1. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan
matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia.

2. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika
adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh
mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut.

3. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara
penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan
orang yang lain. Setiap orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri, asalkan orang itu
sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau masalah tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan
cara penyelesaian yang satu dengan cara penyelesaian yang lain, akan bisa diperoleh cara penyelesaian
yang paling tepat, sesuai dengan tujuan dari proses penyelesaian masalah tersebut.

4. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa dalam
mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan sesuatu yang utama dan orang harus
menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan
pihak lain yang sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses
tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan tercapai.
Kelemahan RME

1. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal, misalnya
mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah kontekstual, sedangkan perubahan
itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya RME.

2. Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam


pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan
matematika yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus bisa
diselesaikan dengan bermacam-macam cara.

3. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara
dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah.

4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat melakukan
penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
Metode Penelitian
Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki karakteristik atau ciri-
cirinya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 4 Minas di kelas VII.
Sampel

Adapun sampel penelitian adalah sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi yang ciri-ciri atau
karakteristiknya benar-benar diselidiki. Sampel dalam penelitian ini diambil secara acak dengan
menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan satu kelas dari empat kelas yang ada.
Sehingga sampel yang diambil adalah kelas VII-1.

Desain Penelitian

Kelas Treatment Test


Eksperimen RME (XE) Tes berpikir kreatif (Y)

Instrumen Penelitian

Test dan Lembar Observasi Untuk guru dan siswa


Teknik Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif data

Yang didapat Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Analisis Statistik :

a. Uji Normalitas Data


b. Pengaruh x terhadap y dengan :
* Persamaan Regresi Linier
* Uji Liniearitas
* Uji Keberartian Regresi
* Uji Keberartian Korelasi
* Koefisien Determinasi
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai