Makalah Penelitian
Abstrak
Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti yang menemukan bahwa kemampuan matematika siswa dalam
menyelesaikan masalah kontekstual masih rendah, hal ini tentunya akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Tujuan penelitian ini
adalah (1) Untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME), (2)
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan matematika siswa pada cerita setelah menggunakan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics
Education (RME), (3) peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME). RME
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman, peristiwa, atau sesuatu yang mendekati keadaan nyata yang dibayangkan
siswa sebagai sarana untuk memberikan wawasan terhadap permasalahan matematika. Kemampuan matematisasi adalah kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi permasalahan dunia nyata kemudian menerjemahkannya ke dalam kalimat (model matematika) dan memecahkan model tersebut untuk
mendapatkan solusi dari permasalahan nyata tersebut. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMP Negeri 2 Lumajang kelas VIII A Tahun
Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa (1) Implementasi Realistic Mathematics Education (RME)
terdiri dari pemahaman masalah kontekstual, penyelesaian masalah, membandingkan dan mendiskusikan jawaban, dan menyimpulkan. Persentase ketercapaian pada s
meningkat pada siklus II menjadi 92%, (2) kemampuan matematisasi siswa meningkat dari siklus I menjadi 77% kemudian pada siklus II mencapai 79%, (3)
Persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I mencapai 62,5% meningkat pada siklus II menjadi 81,25%. Rata-rata hasil belajar siklus I sebesar
78,71 meningkat pada siklus II menjadi 83,21. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
mampu meningkatkan kemampuan matematisasi dan hasil belajar siswa di kelas VIII A SMP Negeri 2 Lumajang.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa agar hasil belajar dapat maksimal dengan menerapkan pembelajaran
Realistic Mathematics Education (RME).
rasa percaya diri siswa yang kurang dalam mengerjakan soal, misalnya
1. Perkenalan siswa sering menanyakan terlebih dahulu hal – hal yang diketahui dan
ditanyakan pada soal tersebut kepada guru kemudian mengubahnya ke
Kurikulum 2013 berpandangan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dalam model matematika dan menyelesaikannya sesuai dengan konsep
dari guru kepada peserta didik tetapi memberikan stimulan kepada peserta matematika yang telah dipelajari. Berdasarkan informasi yang diperoleh
didik untuk mampu berpikir kritis dan menjadi pemecah masalah. dari guru mata pelajaran matematika, siswa juga mengalami kesulitan
[1]. Peserta didik tidak lagi dianggap sebagai objek, tetapi sebagai subjek ketika proses pembelajaran matematika tidak dilakukan praktik terkait materi
belajar yang harus mencari dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. yang diajarkan, mereka lebih memilih penyajian materi dengan menggunakan
Pandangan ini membawa pada perubahan paradigma dari teacher centered media atau benda nyata yang dapat dijadikan sebagai penyampaian
menjadi student centered. Proses pembelajaran hendaknya merangsang materi. . Oleh karena itu, peneliti melakukan pre test sebelum pelaksanaan
siswa untuk mengeksplorasi dirinya dengan proses belajarnya sendiri. guru penelitian dilakukan. Hasil pre-test memang menunjukkan bahwa
harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuan siswa dalam memodelkan soal kontekstual masih tergolong
pemikiran matematisnya [2, 3]. Proses belajar berlangsung karena siswa rendah, hal ini tentunya akan berdampak pada hasil belajar siswa yang
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungannya. Sedangkan peran guru kurang maksimal. Materi peluang merupakan salah satu materi yang
dalam proses pembelajaran tidak mendominasi tetapi membimbing dan banyak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Materi ini sering menyajikan
mengarahkan siswa untuk memperoleh pemahaman berdasarkan segala cerita-cerita yang menuntut siswa untuk mampu membuat pemodelan
informasi yang siswa temukan dari lingkungannya. Berdasarkan hasil matematika dan memecahkan masalah.
observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas VIII A SMP Negeri 2
Lumajang, ditemukan beberapa kendala dalam proses pembelajaran
karena siswa belum memahami penggunaan konsep matematika yang Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang menggunakan
telah dipelajari beserta penerapannya pada permasalahan matematika masalah kontekstual sebagai titik tolak pembelajaran matematika adalah
yang berkaitan dengan Realistic Mathematic Education (RME) [5, 6]. Penggunaan kata “realistis”
sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti
kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan matematika, guru tidak cukup “membayangkan atau “membayangkan” [7]. Menurut Gravemeijer, Realistic
hanya mengajarkan cara memecahkan masalah saja. Hal ini terlihat dari Mathematics Education (RME) berakar pada
Hak Cipta © 2018 Penulis. Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons, yang mengizinkan
penggunaan, distribusi, dan reproduksi tanpa batas dalam media apa pun, asalkan karya asli dikutip dengan benar.
Machine Translated by Google
Pandangan Freudenthal bahwa matematika sebagai aktivitas manusia. Jika pengumpulan dalam penelitian ini yaitu 1) Lembar observasi Realistic
diterapkan, filosofi dasar RME membawa perubahan mendasar dalam Mathematic Education (RME), 2) Lembar observasi observasi matematis
proses belajar-mengajar matematika di kelas. Guru dalam kegiatan belajar siswa, 3) Tes akhir siklus. Data yang dianalisis adalah 1) analisis data
mengajar tidak lagi secara langsung memberikan informasi kepada siswa, penerapan pembelajaran, 2) analisis data kemampuan matematika siswa,
tetapi ia memberikan serangkaian masalah dan kegiatan yang dapat 3) analisis data hasil belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu siswa,
digunakan siswa untuk membangun pemahaman konsep matematika yang ketuntasan klasikal hasil belajar, dan rata-rata hasil belajar.
mengarah pada terbentuknya konsep matematika formal. pengetahuan [8].
Dengan pendekatan ini, siswa akan mempelajari konsep-konsep matematika
berdasarkan kenyataan atau lingkungan disekitarnya. Hal ini tentunya dapat
menekankan keterampilan proses (of doing Mathematics), berdiskusi dan 3. Hasil dan Pembahasan
berkolaborasi, berdebat dan berkomunikasi dengan teman sekelas sehingga
mereka dapat menemukan diri mereka sendiri (student inventing)
Pengumpulan data berupa hasil observasi pelaksanaan Realistic Mathematic
dibandingkan dengan guru yang menyuruh dan pada akhirnya siswa
Education (RME) pada setiap pertemuan, data hasil kemampuan kemampuan
menggunakan matematika tersebut untuk memecahkan masalah baik secara
matematisasi setiap pengerjaan tes akhir siklus, dan data hasil belajar siswa
individu maupun kelompok. . Penerapan pembelajaran Realistic Mathematics
berupa rata-rata klasikal dan persentase ketuntasan materi. siklus 1 dan
Education (RME) terdiri dari 4 aspek yaitu memahami masalah kontekstual,
siklus 2 Berikut hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
menyelesaikan masalah, membandingkan dan mendiskusikan jawaban, dan
terakhir menyimpulkan.
Realistic Mathematic Education (RME). Tahapan pelaksanaan penelitian Kemampuan Matematika Siklus I Siklus II
Matematisasi Horisontal 83 % 87%
terdiri dari empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah
Matematisasi Vertikal 70 % 71%
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Selanjutnya keempat
Rata-rata 77% 79%
komponen tersebut dihubungkan dalam satu siklus kegiatan [12] [6] Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Lumajang
tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-
laki. dan 16 siswi. Instrumen datanya ada 3
Machine Translated by Google
Tabel 4 Data Kualitatif Kemampuan Matematis Siswa Siklus I dan 2. Secara klasikal persentase ketercapaian kemampuan matematika
Siklus II siswa siklus I mencapai 77% dengan kategori baik meningkat sebesar 2% pada
Siklus I Siklus II siklus II menjadi 79% dengan kategori baik.
1. Masih terdapat siswa dengan 1. Tidak ada siswa yang
3. Pada hasil belajar yang menggunakan penerapan pembelajaran
kategori kemampuan kategori kemampuan
Realistic Mathematics Education (RME) juga mampu meningkatkan hasil belajar
matematika kurang. matematikanya kurang.
siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I klasikal I sebesar 78,71
2. Masih ada pelajar 2. Siswa mampu memberi meningkat pada siklus II menjadi 83,21. Persentase ketuntasan klasikal juga
yang belum mampu unsur-unsur yang diketahui meningkat dari siklus I sebesar 62,5% menjadi 81,25% pada siklus II.
memberikan informasi dari materi ke dalam
yang diketahui dari variabel secara tepat.
permasalahan ke dalam variabel.
3. Masih adanya siswa yang kurang 3. Sebagian besar siswa pernah mengalaminya
Penelitian ini telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, meskipun
tepat dalam menyusun mampu menyusun
masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang
pemodelan matematika model matematika sesuai
sesuai dengan dengan informasi yang maksimal. Saran peneliti adalah sebagai berikut.
informasi yang diperoleh diperoleh dalam
A. Bagi guru matematika, untuk meningkatkan kemampuan matematika
pada soal, sehingga permasalahan dan
kurang tepat juga dalam menyelesaikannya dengan siswa salah satunya dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematic
proses penyelesaian konsep dan keterampilan matematika. Education (RME) untuk membantu kesulitan siswa dalam pemodelan matematika
soal. pada permasalahan kontekstual sehingga hasil belajar siswa lebih maksimal.
Kesimpulan: Secara keseluruhan kemampuan matematika siswa siklus II lebih baik
dibandingkan siklus I. B. Bagi siswa disarankan untuk terus memperdalam kemampuan
matematikanya dengan terus belajar dan berlatih soal-soal kontekstual, karena
keterampilan tersebut akan terus digunakan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tabel 5. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Secara Siklus
I dan Siklus II C. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa disarankan untuk
Penyelesaian Pembelajaran Siklus I Siklus II memperbaiki dan melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik lagi agar dapat
meningkatkan kemampuan matematika dan hasil belajar siswa dapat lebih meningkat.
Studi Lengkap 62,5 % 81,25 %
Referensi
Penelitian tindakan kelas telah dilaksanakan di kelas VIII A [11] Yilmaz, S & Tekin Dede, A (2016), Kompetensi Mathematisasi Guru
SMP Negeri 2 Lumajang tahun ajaran 2016/2017. Penelitian yang berupaya untuk Matematika SD Prajabatan Dalam Proses Pemodelan Matematika.
meningkatkan kemampuan matematika dan hasil belajar siswa pada materi peluang
ini menerapkan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME). Jurnal Internasional Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi 4(4),
284 – 298.
Berikut beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut.
[12] Perminov, Evgeniy A (2016), Tentang Penelitian Metodologi Mathematisasi
Ilmu Pedagogis.
1. Penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) terdiri Jurnal Internasional Pendidikan Lingkungan & Sains 11(16), 9339 – 9347.
dari 4 aspek yaitu memahami masalah kontekstual, menyelesaikan masalah,
membandingkan dan mendiskusikan jawaban, dan terakhir menyimpulkan.
Persentase ketercapaian yang diperoleh dari observasi penerapan pembelajaran
pada siklus I adalah 72%, meningkat sebesar 20% pada siklus II menjadi 92%.