Anda di halaman 1dari 5

Penggunaan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Siswa Tentang Pembagian di Kelas II Semester 1


SD Negeri Cipanyarang Tahun Pelajaran 2021/2022

Oleh:
Evi Nurdiana, S.Pd.

A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu yang banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, baik secara umum maupun secara khusus. Hampir disetiap
aspek kehidupan, ilmu matematika dipergunakan. Itu sebabnya matematika dijuluki
sebagai ratu segala ilmu. Berhitung itu penting, minimal untuk kehidupan praktis
sehari-hari. Karena matematika itu penting, itulah sebabnya matematika harus
dipelajari sejak dini, minimal matematika-matematika dasar yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
Realitas menunjukkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika
khususnya tentang Pembagian di kelas II SD Negeri Cipanyarang sangat rendah. Hal
itu tercermin dari penilaian harian tentang pembagian yang menunjukan hanya
20,83% siswa yang mencapai nilai KKM. Penulis menduga bahwa rendahnya nilai
tersebut terjadi karena siswa kurang paham tentang konsep pembagian sebagai
pengurangan berulang. Oleh karena itu pembelajaran matemaika pada materi
pembagian harus ditingkatkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan perbaikan mutu pembelajaran dengan Penggunaan Model Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Tentang Pembagian di Kelas II Semester 1 SD Negeri Cipanyarang.

B. Landasan Teori
1. Sejarah Model Pembelajaran Matematika Realistik
Pada tahun 1973, Freudental memperkenalkan suatu model baru dalam
pembelajaran matematika yang akhirnya dikenal dengan nama RME (Realistic
Mathematic Education) atau diistilahkan sebagai Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR). PMR awalnya dikembangkan di Negara Belanda
(https://mediapustaka.com). Model ini dilandasi oleh teori belajar
konstruktivisme. Ciri Pembelajaran konstruktivisme adalah mengutamakan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif
berdasarkan pengetahuan terdahulu dan juga pengalaman belajar yang
bermakna. PMR bertolak dari masalah-masalah kontekstual, siswa aktif, dan
guru berperan sebagai fasilitator. Anak bebas mengeluarkan dan
mengkomunikasikan ide-idenya. Sedangkan guru membantu membandingkan
ide-ide tersebut serta membimbing siswa mengambil keputusan tentang ide
terbaik untuk mereka.
Model pembelajaran matematika realistik diketahui sebagai model yang
telah berhasil di Nederland. Ada suatu hasil yang menjanjikan dari penelitian
kuantitatif dan kualitatif yang telah menunjukan bahwa siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan PMR mempunyai skor yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
tradisional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam aplikasi (
Beeker dan Selter, dalam Tresna, 2008).
Pengembangan pembelajaran matematika dengan PMR merupakan salah
satu usaha meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran
matematika, terutama di Negara asalnya yaitu Belanda.
2. Pengertian Model Pembelajaran Matematika Realistik
Berikut ini beberapa definisi tentang Model Pembelajaran Matematika
Realistik (https://www.kajianpustaka.com):
a. Hadi (2005) menyatakan Model Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) adalah ”pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami
peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika,
sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik
daripada yang lalu”.
b. Menurut Suyitno (Ariyanti, 2008) Model Pembelajaran Matematika
Realistik adalah ’model pembelajaran matematika di sekolah yang bertitik
tolak dari hal-hal yang real bagi kehidupan peserta didik’.
c. Menurut Zulkardi (Ariyanti, 2008) Model Pembelajaran Matematika
Realistik adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal real
bagi siswa, menekankan keterampilan ’process of doing mathematics’
berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas
sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing) sebagai
kebalikan dari teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan
matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik individual maupun
kelompok.
Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan
realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar
proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan
matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan
realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami
peserta didik, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan
tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun
masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini
disebut juga kehidupan sehari-hari.
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Matematika Realistik
Langkah-langkah di dalam proses pembelajaran matematika dengan
Model PMR (https://www.rijal09.com) sebagai berikut:
a. Langkah pertama: memahami masalah kontekstual, yaitu guru
memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan
meminta siswa untuk memahami masalah tersebut.
b. Langkah kedua: menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam
memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan
situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk
atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari
permasalahan yang belum dipahami.
c. Langkah ketiga: menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara
individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri.
Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan
menggunakan lembar kerja, siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi
siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.
d. Langkah keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu
guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk
membandingkan dan mendiskusikan jawaban masalah secara
berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka
miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk
mengoptimalkan pembelajaran.
e. Langkah kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
C. Pembahasan
Pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) dilaksanakan di Kelas II Semester 1 Tema 2 (Bermain di lingkunganku) Sub
Tema 3 (Bermain di lingkungan Sekolah), tepatnya hari Selasa, 13 September 2021.
Penggunaan model PMR fokus pada pelajaran Matematika tentang pembagian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran dengan model PMR. Pembelajaran berjalan tertib, lancar dan
menyenangkan.
Pada kegiatan awal, seperti hari-hari biasanya guru mengucapkan salam
kepada siswa, dilanjutkan dengan membaca do’a yang dipimpin oleh ketua murid
(KM). Guru melaksanakan apersepsi dengan menanyakan pembelajaran yang telah
dipelari sebelumnya. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, yaitu siswa harus mampu
menyelesaikan operasi hitung pembagian dengan benar.
Pada kegiatan Inti, pertama guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, tiap
kelompok beranggotakan 8 orang, kemudian tiap kelompok diberi LKPD sebagai
pedoman kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru memberi penjelasan
kepada siswa supaya dapat memahami masalah sehari-hari seperti yang ada pada
LKPD dengan cara membaca dengan teliti. Selanjutnya siswa diajak ke luar kelas
menuju halaman belakang sekolah. Secara berkelompok siswa menyelesaikan LKPD
dengan pemahamannya masing-masing. Beberapa siswa mengalami kesulitan, maka
guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-
petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari
permasalahan yang belum dipahami. Guru terus memotivasi supaya siswa dapat
menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. Setelah setiap kelompok
menyelesaikan LKPD nya, guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa
untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban secara berkelompok. Siswa
dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan
interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Pada kegiatan akhir, Guru membimbing siswa menarik kesimpulan tentang
suatu konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Setelah itu siswa diajak ke
dalam kelas untuk menyelesaikan evaluasi pembelajaran berupa soal cerita sebanyak
dua soal.
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan, 91,67%
siswa mencapai KKM. Data tersebut menunjukan adanya peningkatan hasil belajar
matematika siswa dari 20,83% menjadi 91,67% yang mencapai KKM. Peningkatan
hasil belajar ini menunjukkan bahwa penggunaan model Pembelajaran Matematika
Realistik sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Matematika adalah salah satu ilmu yang banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga harus dipelajari sejak dini. Penggunaan Model
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) yang dirancang dan dilaksanakan
dengan tepat, dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada para guru adalah sebagai
berikut:
a. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat penting dilakukan untuk
memaksimalkan hasil pembelajaran.
b. Teruslah berkarya, berinovasi untuk dunia pendidikan yang lebih baik,
selaras dengan kata-kata bijak seorang sahabat penulis, Bapak Asep Mumu
Muhammad, M.Pd., “ Hidup Hanya Sekali, maka Hiduplah yang Berarti”.

E. Daftar Pustaka
https://mediapustaka.com/1252/pengertian-dan-sejarah-model.html

https://www.rijal09.com/2016/12/model-pembelajaran-matematika-di-sd.html

https://www.kajianpustaka.com/2017/10/pembelajaran-realistic-mathematics-
education.html Oleh Muchlisin Riadi  Oktober 31, 2017

Anda mungkin juga menyukai